Anda di halaman 1dari 13

AK 4 DESEMBER 2023

Interviewer: (00:00) terkait dengan (00:10) saya akan wawancara terkait dengan bagaimana
efektivitas di (00:42).
Narasumber: Aktivitas?
Interviewer: Ya, efektivitas itu keberhasilan.
Narasumber: Oh, keberhasilan.
Interviewer: Iya, di sekolah ini. Jadi nanti saya ada beberapa (00:56). Nanti saya singkat
saja, nanti (01:04) bagaimana sekolah ini bisa ya (01:22) terkait dengan bagaimana efisiensi
atau efektivitas penggunaan sumber daya pendidikan (01:38) bagaimana kita bisa tingkat
pendidikan itu baik, sarana yang sangat kurang, guru-guru yang memang masih kurang.
Akhirnya kita coba untuk mendorong sekolah ini menjadi sukses ini.
Narasumber: (01:53).
Interviewer: Iya, susah. Jadi kita butuh---.
Narasumber: Butuh (01:56).
Interviewer: Ya. Jadi ya apalagi dana otsus ini kan banyak anak-anak Papua di SMP Negeri
2.
Narasumber: Iya.
Interviewer: Maka seharusnya harus dana otsus ini berpihak supaya untuk pendidikan untuk
kita orang-orang asli Papua (02:10). Yang kedua yaitu bagaimana dengan tenaga---.
Narasumber: Pendidik?
Interviewer: Ya, pendidik. Apa mereka sudah punya standardisasi khusus di sekolah,
pendidikan ini, sudah ada pelatihan-pelatihankah? Apalagi sekarang masuk dengan
Kurikulum Merdeka. Ini yang nanti Ibu Kepala Sekolah boleh jelaskan terkait dengan
efektivitas (02:44) poin-poin yang mungkin-. Kemudian untuk di sekolah ini kan
(03:33) sekolah yang memang nanti kedepan lebih baik.
Narasumber: (03:55) lagi ke depan. Jadi kalau bisa ada penambahan-penambahan ruang,
fasilitasi ya. Masalahnya kita punya ruang belajar ini dari sejak saya ke sini tahun 2018
sampai dengan hari ini tidak ada penambahan ruang belajar. Sedangkan anak-anak itu
(04:30)
Interviewer: Memilih di sini.
Narasumber: Karena keterbatasan gedung ya kami juga membatasi.
Interviewer: Bukan kita menolak.
Narasumber: Bukan kita menolak, tapi kita membatasi karena kita mau taruh mereka di
mana. Kan (04:47)
Interviewer: Berarti intinya bahwa bagaimana supaya sekolah ini minimal harus ada
fasilitas-fasilitas yang memadai, ruang belajar, laboratorium, atau apa, lab-lab, tenaga guru
yang harus sudah terfokus pada (05:19) jurusan begitu. Supaya jangan guru ini mengajar
(05:26) memang di dalam standardisasi (05:29).
Narasumber: (05:33) memang kekurangannya ini, ruangan. Terus kami punya lab komputer
itu, itu juga ada, tetapi kecil. Kalau bisa itu harus (05:48) lab komputer. Kalau lab kita sudah
pas, (05:57) setiap kelas yang masuk, kalau lab komputer minimal itu harus (06:03) supaya
bisa kita (06:05). Kita punya (06:12) komputer ada, tapi daya tampungnya ini yang tidak---.
Interviewer: Masih, masih kurang.
Narasumber: Iya.
Interviewer: Tidak sesuai dengan jumlah.
Narasumber: Tidak sesuai dengan jumlah.
Interviewer: Jumlah siswa-siswi di---.
Narasumber: Iya, jumlah komputer sudah lebih, tetapi yang ruangan ini masih, iya, masih
dibatasi karena (06:30).
Interviewer: Kalau terkait dengan anggaran itu ada dana otsus yang (06:48) atau memang
sama sekali tidak ada?
Narasumber: (06:57) untuk anggaran dana otsus kita (07:03). Namun sasarannya (07:09) ke
siswa langsung. Tetapi (07:15).
Interviewer: Berarti itu biaya yang pendaftara awal masuk?
Narasumber: Biaya pendaftaran awal masuk.
Interviewer: Jadi bukan---.
Narasumber: Sasarannya---.
Interviewer: Bukan beasiswa?
Narasumber: Bukan beasiswa. Jadi bukan---.
Interviewer: Itu hanya sifatnya bantuan?
Narasumber: Sifatnya ini bantuan. Dan uang itu dia masuk di (07:30)
Interviewer: Jadi tidak ke sekolah?
Narasumber: Tidak ke sekolah. Kalau tahun 2023 ini uangnya dia masuk ke sekolah.
Interviewer: Sesuai data yang---.
Narasumber: Sesuai data yang dimasukkan, sekolah (07:44) ke dinas, itu yang dinas
bayarkan ke sekolah. (07:48) yang kami serahkan kepada anak, dan anak kembalikan kepada
(07:53).
Interviewer: Bayar dia---.
Narasumber: Membayar dia yang---.
Interviewer: Awal masuk?
Narasumber: Awal masuk.
Interviewer: Jadi bukan beasiswa memang tidak, Bu?
Narasumber: Beasiswa---.
Interviewer: Dari dana otsus.
Narasumber: Dari dana otsus sementara belum ada.
Interviewer: Izin, berarti (08:07)
Narasumber: Iya, dari BOS.
Interviewer: Dengan apa?
Narasumber: Dengan komite.
Interviewer: Komite.
Narasumber: Orang tua, partisipasi orang tua.
Interviewer: Selama ini tidak ada?
Narasumber: Selama ini tidak ada. Jadi macam (08:23) komite yang tetap masih (08:25)
Interviewer: Kemudian bagaimana proses belajar-mengajar di (08:33).
Narasumber: Kalau (08:41) dari Dinas Pendidikan, itu wajib Pak. Apalagi kalau Kurikulum
Merdeka kan suatu bentuk yang kita tidak tahu. Dan memang kami lihat ini ada paket tapi
didalamnya itu apa. Sehingga kita kan mengetahui isi dalamnya (09:06).
Interviewer: Kurikulum Merdeka itu bagaimana membuat murid itu mandiri.
Narasumber: Iya. Jadi kalau bisa tidak boleh (09:16) kalau bisa---.
Interviewer: Langsung tatap muka.
Narasumber: Langsung tatap muka, langsung tatap muka. Supaya (09:22) itu setiap guru
(09:23) cepat atau lambat itu ada perbedaan. Kan tergantung usia juga. (09:32) kita tatap
muka supaya lebih cepat dipahami, jika ada kekurangan-kekurangan lebih banyak bertanya.
Interviewer: Sekarang rata-rata kurikulum ini kan mereka lebih banyak di internet.
Narasumber: Iya.
Interviewer: Untuk fasilitas internet di sini kan sangat memadai.
Narasumber: Fasilitas internet ini kadang ada, kadang tidak. (09:56) Kadang lancar, kadang
tidak. Jadi itu banyak---.
Interviewer: (10:00).
Narasumber: Lebih banyak tidaknya daripada lancarnya.
Interviewer: Iya.
Narasumber: Kita sudah (10:05) satu, eh tiba-tiba jaringan ini lemot.
Interviewer: Berarti memang untuk mendukung (10:13) pendidikan dan mutu guru di
sekolah SMP Negeri 2---.
Narasumber: Masih kurang.
Interviewer: Ya. Bagaimana harus dinas dia harus selalu update ya.
Narasumber: Iya.
Interviewer: Selalu buat kegiatan-kegiatan yang bagaimana bisa (10:24).
Narasumber: Betul, Pak. Harus banyak pelatihan.
Interviewer: Kemudian dinas ada evaluasi terhadap guru, kepala sekolah, (10:42).
Narasumber: Untuk evaluasinya kami punya bahan setiap bulan, iya, setiap bulan. Nanti di
awal bulan kami evaluasi. Nanti setiap bulan kami ada evaluasi, (11:02) evaluasi kita punya
kegiatan, kurangnya di mana, baik guru maupun siswa, kita sama-sama (11:10) evaluasi.
Interviewer: Kemudian terkait dengan indikator (11:20) atau rasio murid, guru,
perbandingan (11:25).
Narasumber: Iya.
Interviewer: Atau kembali juga bagaimana anak itu benar-benar dia (11:36).
Narasumber: Kalau (11:39). rata-rata kok OAP. (11:56). Sehingga kita sudah bisa menebak,
menebak (12:04). Jadi memang ada kalau saya bilang (12:11) dengan yang sekarang itu
memang ada perbedaan, itu ada perbedaan. Tapi kami bilang (12:20). Tapi kalau tingkat
malasnya ya mereka yang malas.
Interviewer: (12:29).
Narasumber: Iya.
Interviewer: Berarti maju mundurnya suatu sekolah itu jadi yang pertama sarana-prasarana,
mutu guru.
Narasumber: Mutu guru.
Interviewer: Dan siswa sendiri.
Narasumber: Dan siswa sendiri. Juga---.
Interviewer: Tiga komponen inilah yang bisa---.
Narasumber: Iya. Ditambah (12:46).
Interviewer: Iya. Kemudian kira-kira apa (12:55) ada indikator untuk Ibu menilai suatu guru
dan berapa (12:59)
Narasumber: Saya biasa kirim---.
Interviewer: (13:04).
Narasumber: Saya biasa (13:11) guru sampai di mana.
Interviewer: Sesuai dengan (13:29).
Narasumber: Ya itu (13:36).
Interviewer: Kalau mereka tidak mengajar sesuai mapel (13:40).
Narasumber: Hanya itu sudah begitu, (13:47)
Interviewer: Kemudian apa strategi sekolah ini ke depan dan inovasi-inovasi apa yang nanti
ke depan? Karena tidak mungkin sekolah ini hanya seperti ini, tapi dia akan berkembang
terus, (14:15). Jadi kita memang harus (14:19) strategi atau inovasi itu yang pertama ya
(14:24) Kalau sudah (14:26) sekolah ini kan didorong oleh ini sudah.
Narasumber: (14:32) ujian, ujian semester (14:55).
Interviewer: Ada tingkatan.
Narasumber: Iya.
Interviewer: Ada prestasi.
Narasumber: Iya.
Interviewer: Dia (15:06). Kemudian terkait dengan manajemen sekolah (15:13).
Narasumber: Ya, kami punya manajemen sekolah ini sudah berjalan, tapi pasti
ada kekurangan-kekurangan pasti ada.
Interviewer: Kemudian terkait dengan (15:37) atau kita sudah menggunakan sistem apa
namanya---.
Narasumber: Android.
Interviewer: Iya. (15:45) sekalipun jatuh bangun.
Narasumber: Sekalipun jatuh bangun (15:52)
Interviewer: (15:52).
Narasumber: Mudah-mudahan kita mengharapkan ke depannya seperti itu.
Interviewer: Karena salah satu kalau sekolah ini dia sudah akreditasi A. Maka dia bisa buka
sekolah khusus (16:07).
Narasumber: Betul. Sedikit banyak kalau kita mau (16:12) kita punya sekolah ini
(16:14) akreditasi A. Cuma saja kalau kita (16:21) akreditasi A berarti kita harus kerja keras.
Interviewer: Kerja keras ya, harus membenahi semua.
Narasumber: Iya. Karena itu (16:28) punya data semua, karena kalau kita dapat akreditasi A
berarti (16:36) sehingga itu kita pelan-pelan (16:40). Jadi kemarin kita punya (16:43). Itu
memang kami sengaja untuk (16:54). Kalau kita sekaligus (16:56).
Interviewer: Kemudian ini lagi, apakah (17:07) guru terhadap siswa yang memang dia tidak
mampu belajar atau dia memang sangat kurang, itu kira-kira langkah-langkahnya apa yang
dilakukan khusus orang asli Papua.
Narasumber: Khusus OAP yang kami temukan di lapangan itu ada siswa yang tidak
(17:26). Cara kita di sekolah sini kita tidak membedakan, tetap kita samakan, tetapi ada cara
khusus yang siswa tidak tahu, yang siswa lain tidak tahu. Tapi dia dengan guru (17:43).
Dijaga dia punya psikologis tidak terganggu dengan-. Jadi sudah, kami (17:52) gitu, sehingga
anak tidak punya rasa minder. Dia tetap hadir ke sekolah dan itu terbukti memang katanya
dari tidak bisa menjadi bisa.
Interviewer: Menjadi mampu.
Narasumber: Menjadi mampu.
Interviewer: Ya memang (18:05).
Narasumber: Iya, betul.
Interviewer: Maka (18:14) mereka pindah ke kota (18:16).
Narasumber: Betul.
Interviewer: (18:18) penunjuk arah, jalan.
Narasumber: Dia punya pedoman itu.
Interviewer: Iya.
Narasumber: (18:31).
Interviewer: Betul. Makanya---.
Narasumber: Dia punya sikap saja itu beda sekali dengan anak yang (18:39) dia lebih
cenderung (18:43).
Interviewer: Karena dia tidak (18:47).
Narasumber: Karena dia belum dibentuk untuk menyerap dari apa yang disampaikan.
Interviewer: Nah kemudian apakah ada anak Papua yang, ataupun ada dana otsus yang
membiayai bagi anak-anak asli Papua yang memang punya kemampuan ataupun dia tidak
mampu di sekolah (19:15).
Narasumber: Tidak ada Bapak, tidak ada bantuan.
Interviewer: Selama ini tidak ada bantuan?
Narasumber: Tidak ada bantuan.
Interviewer: Untuk beasiswa bagi---.
Narasumber: Tidak ada bantuan. Seperti yang tadi saya kan sudah sampaikan bahwa di
awal masuk saja. Selebihnya itu---.
Interviewer: Tidak ada?
Narasumber: Tidak ada. Semuanya tanggung jawab orang tua.
Interviewer: (19:35) dana otsus dikelola oleh Dinas Pendidikan.
Narasumber: Iya.
Interviewer: Kalau gedung-gedung yang dibangun dari otsus juga?
Narasumber: Kalau gedung-gedung saya sendiri tidak paham (19:47) setelah saya masuk
bangunan yang baru ini (19:50).
Interviewer: Dari pusat?
Narasumber: Dari pusat.
Interviewer: Dana alokasi khusus?
Narasumber: Iya. Dari situ, kemudian ada perubahan di sana, kemudian ya (20:03) baru
masuk itu, kemudian kami dapat satu rumah guru, itu pemberian---.
Interviewer: (20:13)
Narasumber: Iya.
Interviewer: (20:15).
Narasumber: Iya.
Interviewer: (20:16).
Narasumber: (20:17) batas itu sudah.
Interviewer: Dan kemudian bagaimana (20:24) partisipasi orang tua dengan guru supaya
siswa ini selalu tetap sekolah. Karena kita tahu bahwa siswa ini kan harus perlu diatur.
Narasumber: Iya, betul.
Interviewer: Karena tanpa dukungan orang tua juga di rumah, hanya guru saja (20:45).
Narasumber: Iya.
Interviewer: Nah itu kira-kira biasa ada pertemuan atau (20:50)
Narasumber: Kita ada pertemuan di awal masuk dengan di akhir semester. Di awal masuk
kami menjelaskan aturan-aturan sekolah, (21:01). Kemudian ketika ada masalah-masalah
khusus kami panggil orang tua, kami panggil orang tua, kami sampaikan kalau di sekolah ada
mau kegiatan begini. Jadi nanti ada kegiatan yang-, anak-anak tidak belajar itu kami panggil
orang tua. Sedangkan yang terencana itu awal masuk dengan akhir semester itu kami panggil
orang tua. Sama kelas 9 mau ujian kami panggil orang tua murid.
Interviewer: Pertemuan bersama.
Narasumber: Pertemuan bersama, untuk keputusan bersama.
Interviewer: Supaya tidak (21:38) keputusan satu pihak.
Narasumber: Iya, bukan keputusan sepihak, tapi selalu ada keputusan bersama orang tua
dengan guru.
Interviewer: Iya. Yang berikutnya itu efisiensi atau (21:53) kita memang kekurangan guru,
sarana prasarana, tapi kami selalu bagaimana untuk optimis, untuk sekolah ini tetap maju.
Karena ini juga bagaimana kita membangun Indonesia yang ya dari pendidikanlah bisa
berubah semua. (22:16) Tapi kan orang tahu berilmu dulu baru dia bicara (22:23)
sekolah SMP 2 ini bagaimana?
Narasumber: Baik. Kita tahu bahwa kami semua mata pelajaran itu semua ada guru, kecuali
yang (22:43).
Interviewer: Bisa membantu.
Narasumber: Bisa membantu.
Interviewer: Dengan dia punya---.
Narasumber: Dengan dia punya kelebihan.
Interviewer: Kelebihan-kelebihan (23:35).
Narasumber: (23:37) bapak ibu guru yang mungkin punya talenta tersendiri, yang punya
talenta tersembunyi, itu yang kita (23:44) yang membantu (23:48) tetapi sedikit itu kami
sudah lakukan.
Interviewer: Kemudian (24:00) sudah bagaimana memaksimalkan (24:07).
Narasumber: Memaksimalkan yang ada untuk tidak kosong.
Interviewer: Ya, tidak kosong. Tapi selalu tetap (24:13).
Narasumber: Jadi selalu---.
Interviewer: (24:15).
Narasumber: Iya, (24:17) seperti itu.
Interviewer: Kemudian pernah tidak (24:22)
Narasumber: Dinas Pendidikan biasanya datang melalui pengawas.
Interviewer: Melalui pengawas (24:34).
Narasumber: Iya, ada pengawas sekolah yang sudah ditunjuk, itu yang nanti mereka datang.
Interviewer: (24:42)
Narasumber: Iya, he'e. Ada dinas datang (24:47).
Interviewer: Kemudian terkait dengan apakah di SMP Negeri 2 ini (25:04) dalam proses
belajar-mengajar itu tidak ada (25:11) tapi kan tetap sama.
Narasumber: Iya, tetap sama.
Interviewer: Soal dia pintar, soal dia tidak, itupun tidak (25:19) bagaimana supaya mereka
sama-sama punya kekuatan untuk bisa belajar?
Narasumber: Jadi istilahnya tidak ada kelas khusus (25:29) kelas pintar dengan kelas tidak
pintar tidak ada.
Interviewer: Iya. Itu kerahasiaan guru?
Narasumber: Kerahasiaan guru. Jadi guru tahu anak ini dia pintar, dia tidak.
Interviewer: Bagaimana memberikan motivasi supaya dia juga mempunyai kemampuan.
Narasumber: Artinya yang pintar itu kita bisa buat dia sebagai teman belajar, merangkul. Ya
karena tutor sebaya.
Interviewer: Iya.
Narasumber: Istilahnya tutor sebaya.
Interviewer: Iya. (26:14)
Narasumber: (26:28) yang banyak anak Papua di sini.
Interviewer: Tidak tahu kenapa mereka (26:33) supaya memberikan motivasi khusus
(26:42).
Narasumber: Kita di sini kalau dibilang (26:49) memang kurang (26:51) di sini. Di sini
kami ada punya drumband, kami punya (27:07). Jadi di dalam kita (27:10) punya talenta
bakat itu (27:12) anak-anak punya talenta itu kita tidak (27:15) tapi kita utamakan dulu yang
anak asli Papua. Terus (27:22) dengan yang luar. Nah tidak terkesan bahwa itu sekolah OAP,
tidak. Tetapi tetap ada sekolah nasional.
Interviewer: Sekolah nasional.
Narasumber: Sekolah nasional.
Interviewer: Jadi siapapun boleh.
Narasumber: Siapapun boleh. Hanya itu (27:40) ruang belajar saja.
Interviewer: Masih kurang (27:44).
Narasumber: (27:45) karena rencananya saya itu kita harus pengembangan diatas. (27:57)
untuk yang depan ini (28:00) anginnya kurang sejuk di dalam.
Interviewer: Iya. Itu bagian dari (28:04).
Narasumber: Iya, itu bagian (28:05). Jadi kalau bisa itu kita---.
Interviewer: Perlu ada penambahan.
Narasumber: Penambahan. Jadi kita ratakan---.
Interviewer: (28:15).
Narasumber: Iya, ratakan dulu baru tambah lagi. Jadi tambah, naik, tambah, naik begitu.
Karena bangunan yang ini kan (28:23) sudah hancur, sudah keropos.
Interviewer: Sudah harus (28:31) renovasi.
Narasumber: Jadi kita harus renovasi, ratakan dulu, baru bangun baru. Saya sedang (28:39)
Interviewer: Ada satu-dua sekolah yang (28:55) laboratorium. Tapi (28:57) supaya yang lain
juga termotivasi, iya. Ini yang harus kita lakukan. Jadi (29:04). Memang selama ini dana
otsus tidak ke sekolah sama sekali.
Narasumber: Jadi tidak ke sekolah.
Interviewer: Dikelola langsung oleh dinas.
Narasumber: Oleh dinas.
Interviewer: Tapi bahwa sebenarnya (29:25) supaya mereka lebih fokus kepada apa yang
harus dilakukan.
Narasumber: Iya, (29:31).
Interviewer: Lanjut.
Narasumber: Iya. Ini (29:41) dana otsus ini kita tahu misalnya saja kita gunakan untuk siswa
punya belajar dan kita (29:54).
Interviewer: Sepatu ada rusak.
Narasumber: Sepatu sudah rusak, (30:08). guru juga kan dari dana otsus itu.
Interviewer: (30:28) mutu guru.
Narasumber: Mutu guru.
Interviewer: Iya. Karena kalau guru tidak di update, susah. Bagaimana (30:37).
Narasumber: Iya. Kalau kita harapkan dana BOS kan jumlahnya kecil.
Interviewer: Harus, setiap (30:43) harus ada pelatihan-pelatihan.
Narasumber: Minimal kalau bisa macam (30:46) kita buat pelatihan untuk guru dulu. Nanti
pada saat anak-anak (30:51) mungkin 1 minggu kita pakai untuk pelatihan atau (30:59) kita
pakai untuk pelatihan. Dari penggunaan dananya dari dana otsus.
Interviewer: Karena dana otsus ke pendidikan (31:07).
Narasumber: Iya. Itu kan guru dan siswa harus, bukan cuma hana siswa saja. Tapi saya
bingung, selama ini dana otsus itu (31:17) siapa, diperuntukkan untuk siapa. (31:22) untuk
pendidikan tapi pendidikan yang ke mana? Dari siswa siswa yang mana? Kalau kita guru juga
itu punya kerinduan untuk (31:32) Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka itu kita guru
(31:37) tapi kemarin itu kita siasati caranya bagaimana supaya kita bisa jalan.
Interviewer: Berarti memang---.
Narasumber: Ya kalau cari jalan dengan lewat ini paling tidak ya ada 30% yang kita bisa
dapat untuk kita (31:54). Nanti kita pelatihan lagi berarti ada tambah 30% lagi. Pelan-pelan
kan dia naik terus.
Interviewer: Memang (32:01) adalah pendidikan.
Narasumber: (32:07).
Interviewer: Harapannya memang tidak sampai ke (32:12)
Narasumber: Iya, Bapak.
Interviewer: (32:18) seragam itu pengadaan itu---.
Narasumber: Iya, pengadaan pelatihan.
Interviewer: (32:24)
Narasumber: Sekolah-sekolah lain itu mereka (32:30) kami di sini---.
Interviewer: Tidak ada?
Narasumber: Tidak ada.
Interviewer: (32:34).
Narasumber: Belum, belum, belum (32:37).
Interviewer: (32:38) yang pertama itu sarana prasarana, beasiswa bagi anak (32:44) bagi
anak yang berprestasi maupun anak yang tidak mampu. Itu kan---.
Narasumber: Iya, yang tidak mampu itu wajib dana otsus diberikan. Yang prestasi itu wajib
dana otsus sama pendidikan. Terus mereka punya (33:00).
Interviewer: Kemudian juga apa namanya pelatihan bagi guru-guru (33:07) pakai dana otsus
itu kan tidak masalah. Yang berikut juga kan di pemda itu sekarang ada dana yang khusus
untuk guru OAP.
Narasumber: Guru OAP.
Interviewer: Iya.
Narasumber: (33:19)
Interviewer: Jadi yang ada sekarang hanya tinggal 9 orang, dari sekian miliar mereka tidak
bisa kasih habis. (33:25) Maka kemarin kita (33:28).
Narasumber: Sekarang itu jadi pertanyaan itu to, (33:34) kita itu tidak tahu (33:37) namanya
dana apa ya.
Interviewer: Itu kan dari (33:40)
Narasumber: Oh, pemerintah pusat. (33:44)
Interviewer: Itu yang kemarin. Yang sekarang ada di pemerintah, dikelola oleh (33:50).
Narasumber: Berarti kita yang diluar dari (33:53) tidak terima itu.
Interviewer: Iya.
Narasumber: Itu mereka yang ada diluar saja.
Interviewer: Iya.
Narasumber: Tapi---.
Interviewer: Untuk orang asli Papua yang (34:00).
Narasumber: (34:05) memang kalau bilang dana otsus itu (34:07).
Interviewer: Mereka pung ganti semua (34:09) tapi mereka dari jumlah uang dan jumlah
guru---.
Narasumber: Tidak seimbang?
Interviewer: Tidak seimbang.
Narasumber: (34:15).
Interviewer: (34:15) karena yang ada sekarang di data cuma 9 orang, 9 yang (34:22) supaya
kan kalau memang ada itu kan otsus itu bagaimana, (34:35) bagaimana. Karena
memang banyak sekolah juga yang kurang guru.
Narasumber: Banyak sekolah kurang guru.
Interviewer: Nah ini yang---.
Narasumber: (34:45) Bahkan sampai pulang jam sekian, langsung jam sekian, pulang jam
sekian. Jadi kita punya itu kita tidak tuntas, jadi tidak---.
Interviewer: Tidak imbang.
Narasumber: Iya, tidak imbang. (35:10).
Interviewer: Kerja di sini lebih---.
Narasumber: Kita di sini kerjanya lebih berat, tetapi (35:13).
Interviewer: Tidak seimbang.
Narasumber: Tidak seimbang.
Interviewer: Memang ini yang menjadi polemik. Indikator kita membayar guru untuk gaji
dan lain ini kan harus dilihat (35:25).
Narasumber: Iya.
Interviewer: Tapi di kampung-kampung tidak jalan dengan baik semua, (35:31) sesuai zona.
Narasumber: Sesuai zona.
Interviewer: (35:39) bisa belasan juta.
Narasumber: Iya, belasan.
Interviewer: Sedangkan kami di sini hanya berapa.
Narasumber: Kita cuma dapat berapa, lima, enam. Itu kita 3 bulan.
Interviewer: Saya kepala bidang saya 7 juta (36:00).
Narasumber: (36:08).
Interviewer: Kita (36:11)
Narasumber: Kalau (36:16) Mungkin ada evaluasi.
Interviewer: Iya. Supaya (36:24).
Narasumber: Setiap bulan (36:33) kalau dia keluar itu kembali itu sukses.
Interviewer: (37:14) bagaimana SMA, ini yang jadi masalah.
Narasumber: Iya.
Interviewer: (37:17) Mampu bersaing.
Narasumber: Mampu bersaing dengan (38:21) mampu bersaing, disiplin, dan bentuk
karakter yang baik. Harapan-harapan itu yang kita harapkan untuk sekolah kami (38:35).
Interviewer: Baik.
Narasumber: Itu garis-garis besar itu.
Interviewer: Iya. Terima kasih. (38:44)

Anda mungkin juga menyukai