Anda di halaman 1dari 11

HN 4 desember 2023

Interviewer: Ini ada beberapa ini terkait dengan (00:09) yaitu terkait dengan efektivitas atau
keberhasilan. Kemudian menyangkut efisiensi kecakupan (00:51). Kalau yang terkait dengan
efektivitas atau pencapaian suatu ukuran dari suatu sekolah yaitu macam (01:23). Kemudian
yang termasuk bagaimana (01:44). Kemudian bagaimana (01:52) di SMP Negeri 1 untuk
(02:00). Kemudian perbandingan (02:29). Kemudian juga apakah (03:37) strategi dari
sekolah ini (03:43). Kemudian juga pernahkah guru-guru ini dilatih, ada pelatihan-pelatihan
khusus terkait dengan bagaimana memampukan seorang guru untuk (04:09) kemudian juga
bagaimana partisipasi siswa (04:47) tugas dan tanggung jawab dia sebagai siswa.
(05:01). Kalau saya pikir (05:07) terkait dengan keberhasilan (05:51).
Narasumber: Itu terkait dengan efisiensi atau memaksimalkan. Sekalipun dalam kondisi dan
situasi (06:39) kita harus bagaimana bisa melakukan suatu proses ini supaya dia bisa tetap
optimal, jalan dengan baik. Jadi ini kan berkaitan kalau seandainya itu kalau dana otsus
berarti bagaimana sekalipun kecil tapi harus kita optimalkan supaya kan dana itu bisa
digunakan dengan baik. Tapi kan ini kan tidak ada dana otsus buat sekolah, (07:17) bangunan
to, belanja modal. Kemudian memang dari pertanyaan-pertanyaan (07:47) bahwa dana otsus
kan tidak masuk ya.
Interviewer: Iya.
Narasumber: (07:52) dijelaskan. Jadi kan lebih kepada (07:59). Ya rata-rata memang di
sekolah (08:06).
Interviewer: Kemudian juga kecakupan. Kecakupan ini terkait dengan bagaimana kita
mengevaluasi kebijakan yang mencakup penggunaan dana otsus. Itu tadi saya sudah sedikit
jelaskan. Yang berikut juga pemerataan. Pemerataan dapat digunakan untuk mengevaluasi
kebijakan terkait yang berfokus pada pemerataan (09:04).
Narasumber: Apa itu nanti dinas pendidikan lebih jelas.
Interviewer: (09:15) tadi di poin pertama. Kemudian yang berikut itu respons, (09:25)
bagaimana menanggapi. Dan yang berikut itu ketepatan. Ketepatan ini terkait dengan dana
otsus. Mereka gunakan dana itu sesuai dengan kebutuhan, kemudian apakah dana ini benar-
benar sampai kepada (10:11) menjelaskan sedikit terkait dengan efektivitas atau (10:38) ke
depan. Atau memang (10:44).
Narasumber: Oke. (11:03) mungkin saya bisa jelaskan, (11:10) berkaitan dengan pertanyaan
yang disampaikan kepada kami sebagai kepala sekolah, memang hal ini terkait beberapa hal.
Yang pertama terkait dengan inovasi atau (11:36) untuk kemajuan sekolah ini.
Interviewer: Keberhasilan, keberhasilan.
Narasumber: Iya. Bahwa sekolah ini sejak saya masuk tahun 2021 memang banyak
kekurangan-kekurangan yang ada di dalam sekolah dari berbagai aspek, terutama terkait
dengan keamanan, yang mana baik keamanan peserta didik, guru, maupun fasilitas-fasilitas
sekolah. Yang mana sekolah ini tidak ada penjaga sekolah, ketika libur banyak terjadi
kerusakan, orang masuk merusak fasilitas sekolah. Akhirnya banyak fasilitas sekolah yang
rusak. Sekolah juga banyak mengeluarkan dana untuk melakukan perbaikan-perbaikan. Dan
dampaknya siswa maupun guru merasa tidak nyaman untuk melakukan proses belajar-
mengajar di dalam lingkungan kita. Sudah banyak upaya yang kami lakukan setelah saya
masuk, pertama kita pekerjakan petugas keamanan sekolah atau penjaga sekolah yang
berjumlah satu, ada dua orang, ditambah dengan kebersihan. Nah setelah ada petugas
keamanan, sekolah ini bersyukur sudah mulai aman, terjaga, dan murid merasa nyaman untuk
masuk ke sekolah. Banyak aktivitas---.
Interviewer: Kenyamanan di sekolah, (13:33.)
Narasumber: Ini yang kita upayakan. Karena ketika tidak nyaman kita tidak akan fokus
belajar, tidak akan nyaman. Banyak instalasi listrik yang dicuri, kabel-kabel, akhirnya untuk
melakukan proses belajar-mengajar yang membutuhkan jaringan listrik itu tidak bisa.
Interviewer: Listrik, internet.
Narasumber: Iya.
Interviewer: Sekarang kan kurikulum (14:13) internet.
Narasumber: Iya.
Interviewer: (14:17) bagaimana kita bisa (14:21) efektivitas atau keberhasilan di (14:26).
Narasumber: Iya.
Interviewer: (14:30).
Narasumber: Jadi masalah pertama memang keamanan. Namun itu sudah saya upayakan
untuk tahun ini kita bersyukur sekolah sudah aman, ada penjaga, murid tidak berkeliaran di
jalan-jalan, semua sudah terkendali. Yang berikut terkait dengan (14:57).
Interviewer: Iya Pak, perbandingan.
Narasumber: Setiap tahun anak-anak ada kemajuan karena mereka sudah fokus karena
sudah disiplin, mereka sudah terapkan disiplin, selalu apel setiap pagi, tepat waktu,
masuk tepat waktu, kita mendisiplinkan juga guru untuk aktif dalam mengajar setiap
kegiatan-kegiatan, apalagi ditambah dengan ada Kurikulum Merdeka yang seperti mereka ini
lebih kita memberi kesempatan kepada anak untuk dia mengembangkan dia punya bakat dan
minat, kita ikuti perkembangan anak. Jadi kita tidak memaksa anak untuk ikuti kegiatan
tersebut, tapi memberikan penyuluhan kepada anak untuk bagaimana dia lebih---.
Interviewer: (15:56) diri sendiri.
Narasumber: Iya, berkembang. Dia lebih suka dibidang ini silakan dia berkembang dengan
(16:03) anak yang bakat-bakat terpendam ini bisa muncul. Akhirnya dengan ini tingkat rasio
anak-anak sudah mulai berkembang. Baik itu anak-anak Papua maupun anak-anak pendatang
ini sudah mulai sama-sama bersaing. Terkait dengan ketersediaan guru---.
Interviewer: Ya, perekrutan atau pelatihan atau (16:300) terhadap guru supaya guru (16:32).
Narasumber: Iya. Untuk ketersediaan guru memang kita ada 57 guru dan dari 57 ada 30
ASN, 32 ASN, dan selebihnya itu guru kontrak atau guru honor sekolah. Dilihat dari
ketersediaan guru memang kurang, dari jumlah siswa yang mencapai 826 dengan 27 rombel.
Akhirnya kalau dilihat dari ketersediaan kurang, karena guru ASN hanya sekitar 30-an. Ini
tidak memadai untuk dalam proses mengajar. Akhirnya sekolah berinisiatif untuk menerima
guru-guru honor, guru honor sekolah yang awalnya memang kita bayar dengan dana BOS
atau data komite.
Interviewer: Berarti yang pegawai (17:37).
Narasumber: Yang lain-, iya.
Interviewer: (17:44).
Narasumber: Yang lainnya kita usulkan ke dinas untuk diangkat sebagai guru kontrak, untuk
mengurangi beban sekolah.
Interviewer: Yang guru-guru di sekolah (17:52).
Narasumber: Kalau (17:55) sekolah kita ada 30% dari dana BOS itu yang kita anggarkan
untuk pembayaran guru-guru sekolah dengan komite. Selebihnya kita usulkan untuk ke Dinas
Pendidikan untuk diangkat sebagai guru kontrak. Ada 11 guru honor sekolah yang masih
tanggungan sekolah dibayar oleh dana BOS. Yang berikut terkait dengan pernahkah ada
pelatihan-pelatihan atau (18:25) terhadap guru-guru, sudah beberapa kali kita melakukan ini.
Terlebih lagi masuk mulai berlakunya kurikulum baru, Kurikulum Merdeka, kita sudah
pernah melakukan pelatihan Kurikulum Merdeka. Di bulan Juni kemarin semua guru
dilibatkan untuk melakukan pelatihan itu. Ada beberapa pelatihan lagi, pelatihan terkait
dengan penggunaan (18:55) sosialisasi, sosialisasi yang lain juga pernah kita lakukan. Ini
tujuannya untuk meningkatkan kualitas atau tingkat pemahaman guru terkait dengan proses
belajar mengajar. Keaktifan siswa ini memang sudah saya sampaikan tadi siswa ini mulai
aktif karena kita sudah mulai jalankan itu disiplin masuk sekolah. Dan setiap siswa ketika
tidak 3 hari tanpa keterangan akan dilakukan surat untuk pemanggilan, diberikan surat
panggilan kepada orang tua untuk mengklarifikasi atau mengecek kenapa siswa tidak hadir.
Akhirnya dengan ada aturan seperti ini, orang tua lebih siap untuk bagaimana mendukung
anaknya untuk aktif sekolah. Dan siswa dari tahun ke tahun, dari tahun 2021 sampai sekarang
ini mulai aktif. Merasa peduli mulai bersaing. Karena kunci untuk keberhasilan atau naik
kelas minimal kehadiran, kehadiran ya absen. Yang berikut efektivitas kinerja guru
(20:32) rata-rata guru yang ada di SMP 1 punya kemampuannya masing-masing dalam hal
beberapa hal. Ada yang dibagian IT, bagian kurikulum, dan masing-masing.
Interviewer: Bidang-bidang masing-masing.
Narasumber: Iya. Kendala yang kami hadapi memang pada guru-guru yang wanita, ada
yang mungkin melahirkan atau dalam keadaan mengandung. Itu yang biasa kendala guru
tidak masuk karena memang itu bagian dari kodratnya.
Interviewer: Iya.
Narasumber: Jadi kalau ada guru yang sedang mengandung atau hamil biasa ini yang tidak
bisa kita-, tidak bisa kita pungkiri karena memang guru yang sudah izin terkait dengan cuti
hamil tetap kita izinkan. Memang di situ kendalanya, karena pasti ada jam yang kosong
karena guru izin.
Interviewer: Kemudian adakah keberpihakan guru terhadap siswa yang memang tidak
mampu?
Narasumber: Iya.
Interviewer: Itu ada atau tidak dalam (21:59). Karena tidak mungkin semua siswa mampu.
Apalagi siswa yang ada di SMP 2 yang jumlahnya banyak, rata-rata dari kampung.
Narasumber: SMP 1 ya.
Interviewer: Apalagi kampung juga yang tingkat mutu pendidikannya sangat rendah, itu
kira-kira ada atau tidak?
Narasumber: Setiap bulan ada namanya pembayaran uang komite. Komite ini kita bagi, bagi
(22:23) itu ada anak yang orang tuanya dibawah standar (22:32). Ada juga yang anak yang-,
sebelum kita memberikan kartu SPP memang kita sudah guru-guru sudah melakukan---.
Interviewer: (22:42).
Narasumber: Iya, sudah mendata siswa mana yang keluarga tidak mampu.
Interviewer: Tidak mampu dan mampu.
Narasumber: Dan mampu. Jadi dibedakan pembayaran komite. Dan juga ketika ada anak-
anak yang memang tidak mampu atau memang akan ke sekolah sepatunya rusak atau
(23:04) tidak diganti-ganti biasa sekolah bantu. Guru-guru kita ambil kebijakan untuk
membelikan.
Interviewer: Kalau terkait dengan pelajaran, (23:15) matematika, nah itu apakah ada
tindakan lain (23:23) secara khusus atau (23:28) karena itu memang sudah kewajiban guru
untuk membantu itu.
Narasumber: Memang kita penerimaan secara kemarin kita lebih selektif. Dari tahun 2021
memang kita pengalaman pernah kita menjumpai anak-anak yang memang dari kampung,
tamatan SD. Bukan dari kampung sih, bahkan dari dalam kota juga ada yang belum bisa
membaca. Akhirnya kalau 2022 kemarin kita lebih ketat. Ketika dengan anak yang belum
bisa baca memang ada pembinaan khusus dari guru pendamping, dan memang kita
(24:11) yang nanti setiap jam kegiatan perpustakaan anak-anak itu digiring ke sana untuk
belajar literasi atau membaca.
Interviewer: Berarti mereka tetap (24:24).
Narasumber: Iya, tetap ada pembinaan khusus.
Interviewer: Iya.
Narasumber: Dan juga yang kurang-kurang dalam pemahaman pelajaran lain seperti bahasa
Inggris sampai-, ada kursus yang dibuka oleh salah satu guru yang untuk libatkan juga guru-
guru SMP 1 untuk mengajar. Jadi anak-anak yang memang ini khusus.
Interviewer: Les-les ya?
Narasumber: Les-les, iya.
Interviewer: Untuk membantu mendorong kemampuan anak untuk bisa (24:56). Kemudian
juga kita sudah tahu apakah tentang kebijakan pemerintah terhadap (25:08) SMP 2 untuk
membiayai anak yang memang tidak mampu.
Narasumber: SMP 1 ya. Untuk mulai dari 2021 sampai sekarang ini belum---.
Interviewer: Ada?
Narasumber: Pernah ada dana otsus yang masuk. Namun kemarin untuk pendaftaran siswa
baru tahun, ya tahun kemarin, Dinas Pendidikan ada membantu sekitar 108 anak untuk
membantu membayar uang pendaftaran.
Interviewer: (25:47)
Narasumber: Iya, awal masuk. Terus kita 108 siswa saja.
Interviewer: Yang dapat itu?
Narasumber: Yang dapat bantuan. Dan ini memang ada beberapa sekolah yang dapat dan
SMP 1. Itu membantu sekaligus membayar uang komite selama 6 bulan.
Interviewer: Lalu kalau (26:12)
Narasumber: Ya kami---.
Interviewer: Berarti sering ada pertemuan-pertemuan bagaimana meningkatkan
(26:36) pendidikan daerah ini atau (26:37) pelanggaran atau apa dan lainnya? Sering adakah
pertemuan antara perwakilan orang tua siswa dengan guru-guru?
Narasumber: Kalau komite sudah dibentuk dari tahun kemarin dan sudah-. Komite kan di
SMP 1 aktif.
Interviewer: Aktif.
Narasumber: Selalu kita perkumpulan atau rapat terkait bagaimana perkembangan sekolah.
Komite juga lebih banyak juga membantu lobi-lobi keluar untuk bagaimana menunjang
sekolah ini biar ada peningkatan. Dalam hal keterlibatan dengan orang tua dalam menangani
masalah-masalah di sekolah, masalah anak-anak, kita selalu panggil. Dan anak-anak yang
bermasalah, sekolah berikan surat panggilan dan selalu kita sharing bagaimana solusinya
untuk anak ini bisa lebih baik. Dan itu selalu ada.
Interviewer: (27:350) kira-kira strategi apa untuk SMP 2 (27:43).
Narasumber: SMP 1.
Interviewer: SMP 1.
Narasumber: Strategi kami---.
Interviewer: (27:52)
Narasumber: Ya. Memang ini sekolah yang besar, jumlah murid-murid yang banyak dan
guru yang banyak, jadi banyak juga yang harus kita siapkan untuk menunjang kemajuan
sekolah, terutama dalam hal fasilitas-fasilitas.
Interviewer: Fasilitas.
Narasumber: Iya, fasilitas penunjang. Memang di sini memang banyak kekurangan. Namun
kami sudah beberapa ini dan ada beberapa kemajuan-kemajuan. Yang pertama memang kita
berusaha sebenarnya untuk meningkatkan beberapa fasilitas. Jadi keberhasilan sekolah ini
bukan dari hanya prestasi pengajaran dalam kelas, tapi prestasi diluar itu, seperti olahraga,
(29:04) dan lain-lain. Dan ini sudah banyak kita ini SMP 1 mulai dari bidang olahraga
maupun prestasi dalam bidang pelajaran ataupun pendidikan formal. Strategi kami memang
kita guru, terutama guru, kita banyak melakukan sosialisasi atau pelatihan-pelatihan.
Interviewer: Untuk guru?
Narasumber: Iya. Dia harus lebih banyak belajar, banyak terutama dalam Kurikulum
Merdeka ini lebih paham, terus lebih banyak tugas guru yang harus menggunakan komputer
atau IT. Karena 29:52 lebih banyak menggunakan internet. Pengisian raport saja sudah tidak
kurikulum ini (29:52) banyak menggunakan internet. Pengisian raport saja sudah tidak seperti
dulu menggunakan bolpen disilang (30:04) sudah ditulis dalam aplikasi, guru sudah harus
masing-masing menggunakan laptop. Nah ini yang kita sudah (30:16)
Interviewer: Sudah komputer semua?
Narasumber: Iya.
Interviewer: Lab (30:19)
Narasumber: Lab komputer kita mungkin perbaharui lagi direnovasi yang baik, terus
ditambah lagi perangkat-perangkat komputer. Untuk persiapan ujian nasional, kemudian
akhir sekolah ini. Biar kita tidak menggunakan kertas lagi.
Interviewer: (30:40.)
Narasumber: KIta sudah upayakan untuk bagaimana besok kita sudah menggunakan dari
laptop atau tab, biar anak-anak semua bisa. Karena itu meminimalisir dana. Selama ini kan
kita gunakan kertas ini banyak penggunaan kertas---.
Interviewer: (30:57)
Narasumber: Nah kita berharap mungkin pemerintah juga bisa membantu kami dalam
pengadaan komputer.
Interviewer: (31:08) sarana dan prasarana. Yang berikut kira-kira apa keberpihakan
pemerintah, Dinas Pendidikan terhadap khusus SMP 1 ini bagaimana? Yang khusus dengan
dana otus. Apakah ada, tidak ada, (31:31)
Narasumber: Ya pernah, tahun kalau tidak salah 2018 atau 2017, waktu itu bantuannya
berupa tas dan sepatu, dan juga berupa seragam.
Interviewer: Dalam bentuk barang?
Narasumber: Dalam bentuk barang. Dan kami pihak sekolah merasa itu tidak istilahnya
memberikan maksimal.
Interviewer: Iya. (32:0)
Narasumber: Iya. Karena mereka tidak tahu ukuran-ukuran pakaian atau sepatu, pakaian
anak. Rata-rata sepatu yang datang itu semua tidak muat dengan anak-anak sepatu.
Interviewer: Berarti mereka (32:15)
Narasumber: Banyak sepatu yang tidak muat di kaki. Jadi kalau memang kemarin dana
otsus itu (32:28) ke anak Papua, pakai yang anak itu tidak pas dengan anak Papua pung kaki.
Akhirnya banyak sepatu yang tidak dipakai.
Interviewer: Kalau dalam (32:40)
Narasumber: Dana belum pernah kita dikasih dana otsus.
Interviewer: (32:46) tidak pernah?
Narasumber: Iya. Hanya berupa barang.
Interviewer: (32:48).
Narasumber: Iya.
Interviewer: Tapi memang selama ini (32:56)
Narasumber: Kami sering mengusulkan itu, terutama kami sekarang ini untuk memasuki
tahun ajaran baru untuk tahun 2024 kekurangan sarana bangunan kelas dan itu sudah saya
usulkan.
Interviewer: Iya.
Narasumber: Saya sudah usulkan dari tahun kemarin. Tapi tahun ini tidak dapat itu
bangunan. Kami perkirakan kalau memang tahun depan ini tahun ajaran baru tidak ada
bantuan bangunan kelas berarti ini kita akan kekurangan kelas.
Interviewer: Ruang kelas.
Narasumber: Ruang kelas belajar.
Interviewer: (33:51) tenaga guru sudah (33:53) masih kurang?
Narasumber: Tenaga guru khusus ASN yang kurang. Karena yang kurang itu mungkin dari
dinas membantu kita mengangkat guru-guru honor sekolah menjadi---.
Interviewer: Oh, ada P3K.
Narasumber: Iya, atau menjadi kontrak dinas biar digaji oleh dinas. Karena ada 11 guru
yang masih tanggungan sekolah. Kita pakai dana-dana BOS, dana komite, untuk bayar gaji
mereka.
Interviewer: Bagaimana dengan kecakupan atau (34:47)
Narasumber: Terkait dana otsus atau?
Interviewer: Ya, (34:58) evaluasi tingkat pendidikan khusus SMP 2.
Narasumber: SMP 1.
Interviewer: Iya, SMP 1.
Narasumber: Ya, setelah kita evaluasi dari 3 tahun sekolah ini berjalan ada beberapa hal
yang harus kita lengkapi, terutama terkait dengan perangkat-perangkat mengajar.
Interviewer: (35:29).
Narasumber: Iya. Perangkat-perangkat mengajar ini kurang untuk menunjang proses
belajar-mengajar KBM di SMP 1. Kita mau bersaing dengan sekolah-sekolah yang maju
diluar kabupaten atau diluar Papua kita banyak kekurangan perangkat.
Interviewer: (35:53) Bapak Kepala Sekolah katakan bahwa (36:29) untuk anak Papua yang
memang punya prestasi (36:32).
Narasumber: Betul sekali. Kita sekarang kan prioritaskan anak-anak Papua. Karena setiap
event-event memang yang harus ditonjolkan anak-anak Papua. Banyak yang memang di
sekolah kita dorong, kita berikan motivasi, tapi ketika di rumah keluarga tidak mendukung,
keluarga tidak mendukung. Dan harus kita larang jangan merokok, jangan minum, terus
jangan kenakalan atau kelahi, tapi di rumah orang tua minum depan anak, merokok di depan
anak, judi, berkelahi depan anak, jadi anak tetap dia akan mengikuti itu. Ada keterkaitan juga
dengan instansi lain.
Interviewer: (37:50)
Narasumber: Betul. Selama ini memang kami nggak, karena terkait dengan dana otsus
mungkin evaluasinya ketika ada dana atau bantuan dari otsus berupa barang atau berupa
uang---. Interviewer: Uang langsung---.
Narasumber: Kami berharap sebelum jadi barang itu kalau memang dari dinas lain
yang pengadaan barang, tolong berkoordinasi dengan pihak sekolah. Memang kalau memang
alangkah baiknya diserahkan ke sekolah, sekolah yang mengatur sesuai dengan ketentuan
anak-anak.
Interviewer: (38:51)
Narasumber: Kami mulai merasakan (39:17) itu sebelum masuk 2021. Memang menurut
kami kurang efektif, kurang maksimal dinas menyalurkan dana otsus ke sekolah-sekolah.
Karena bantuan yang disalurkan itu banyak yang tidak sesuai dengan kebutuhan anak-anak di
sekolah, berupa pakaian dan lain-lain. Dan kami kan melihat bahwa dinas kurang koordinasi
dengan kami, terutama dari pihak ketiga yang pengadaan-pengadaan barang itu.
Interviewer: (40:01). Kemudian apakah dia berpihak ke pendidikan? Karena kalau sumber
daya orang asli Papua ini lebih fokus kepada pendidikan, berarti persoalan-persoalan di
Papua khusus OAP ini bisa teratasi. Nah kalau lebih banyak ke fisik atau gedung bangunan
atau (40:24) belum bisa maksimal. Kalau orang (40:32) pendidikan susah, (40:34) bahasanya
seperti itu.
Narasumber: Iya. Memang anak-anak di-, anak kita anak-anak Papua rata-rata mereka dari
kampung langsung datang. Apalagi yang dari kampung datang yang memang tidak ada
tempat tinggal di kota, akhirnya tinggal dengan keluarga atau di asrama yang memang tidak
steril, akhirnya kadang ada mau sekolah belum makan atau sekolah tidak ada sepatu
(41:07). Dan pernah kita jumpai anak yang tidak masuk selama 1 bulan. Setelah dicek ke
rumahnya ternyata dia sedang bekerja, kerja bangunan. (41:20).
Interviewer: (41:22).
Narasumber: Karena orang tua semua di kampung, mereka di sini---.
Interviewer: Iya. (41:34)
Narasumber: Dari kampung. Khusus anak-anak Papua itu?
Interviewer: Iya.
Narasumber: Ada juga orang tua yang pegawai, anak-anak Papua. Dan setelah kami
buktikan, selidiki, ternyata anak-anak yang dari kampung yang lebih bagus. Mereka ini aktif,
banyak tanya, dan berkelakuan baik. Sedangkan anak-anak Papua yang memang tinggal
dalam kota yang orang tuanya memang mampu, pegawai, tapi anak-anaknya tidak diurus
baik, malah mereka yang nakal, pengaruh dengan (42:11), orang tua sibuk dengan kerja, lupa
dengan anak. Jadi setelah kami ambil kesimpulan memang anak-anak dari atas, dari
kampung, dari atas rata-rata mereka itu rajin dan berkelakuan baik. Namun itu sudah
kekurangannya di biaya hidup mereka di dalam kota ini. Dan memang itu banyak yang buru-
buru pakai mereka.
Interviewer: (42:43)
Narasumber: Untuk bantu-bantu di rumah, (42:46) itu kita biasa bantu. Rajin bekerja. Ini
yang saya sampaikan, anak rajin sekolah, jujur, tetap naik kelas. Memang dengan pintar, tapi
berkelakuan yang buruk.
Interviewer: Jadi (43:19) biasa kalau di sekolah ini kalau ketika (43:31) rapat orang tua atau
(43:34) orang tua, guru, siswa, untuk membuat (43:39) supaya itu bisa (43:44) orang tua
murid, guru, dan (43:56) tapi memang dia basic-nya bukan di situ. (44:16) Kemudian
karena indikator daripada suatu sekolah sukses itu ada di beberapa (44:25), bukan hanya
kepala sekolah (44:28) bagaimana kita mendorong sekolah ini menjadi sekolah yang (44:41)
ada tipe C, tipe B, artinya dia dorong. (44:50).
Narasumber: Ya kita sampai saat ini akreditasi B.
Interviewer: B.
Narasumber: Dan untuk meningkatkan atau naik ke peringkat berikut itu memang banyak
penilaian. Dalam hal ini termasuk perangkat.
Interviewer: Iya.
Narasumber: Perangkat-perangkat mengajar itu semua harus lengkap.
Interviewer: (45:20).
Narasumber: Jadi absen, kehadiran, semua. Ini ada 8 standar itu dilengkapi semua. Lengkapi
dan nanti ada pemeriksaan. Ketika semua memenuhi syarat. Memang ini keterlibatan orang
tua. Biasa kita memberikan penjelasan secara umum kalau ke orang tua itu pas penerimaan
raport.
Interviewer: (45:53).
Narasumber: Iya. Atau kelulusan. Dan ini mungkin nanti terima kami (46:01) terima raport
tanggal 16, undang orang tua semua untuk langsung terima raport dan berurusan dengan wali
kelas. Nah di situ kan nanti wali kelas menjelaskan orang tua setiap anak punya karakter
masing-masing dalam kelas.
Interviewer: (46:24).
Narasumber: Iya, yang mulai dari 2020, 2019 sampai sekarang ini sudah 4-5 tahun belum
pernah ada---.
Interviewer: Ada---.
Narasumber: Belum pernah ada bantuan dana otsus.
Interviewer: Yang berpihak kepada (46:47).
Narasumber: Iya.
Interviewer: (46:48) pakai dana BOS dan?
Narasumber: Dana komite.
Interviewer: Komite. (46:54) harus ada perhatian dari dinas karena satu-satunya (47:11).
Oke, terima kasih Bapak Kepala Sekolah. Nanti kalau ada kurang kita (47:31).
Narasumber: Baik. Nanti bisa lewat telepon.

Anda mungkin juga menyukai