Anda di halaman 1dari 5

HASIL WAWANCARA

Biodata Responden
Nama :N
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Usia : 30 Tahun

Keterangan
P : Pewawancara
N : Narasumber

Tempat dan Waktu Wawancara


1. Hari/Tanggal :
2. Tempat Wawancara :
3. Waktu Wawancara :

HASIL WAWANCARA
Hasil wawancara dengan narasumber yang berisi kutipannya sebagai berikut:

P : “Assalamualaikum bu, saya mohon izin mau memulai wawancara ya bu.. ada beberapa
pertanyaan mengenai penerapan manajemen pendidikan ramah anak. Apa bisa saya mulai ya
bu?”
N : “Iya mbak, silahkan..”
P : “Baik bu, jadi saat ini kan ada kebijakan pemerintah mengenai gerakan sekolah ramah anak.
Lalu menurut ibu sendiri, bagaimana pengertian sekolah ramah anak itu bu?”
N : “iya mbak, menurut sepemahaman saya sekolah ramah anak itu dapat dikatakan ketika anak
merasa diberikan kenyamanan, rasa aman dan rasa menyenangkan oleh sekolah. Dimana sekolah
itu perduli terhadap peserta didik, entah memberikan hak yang sama buat semua siswa atau bisa
juga memberikan fasilitas yang memadai untuk siswa untuk mendukung kegiatan belajarnya, ya
begitulah... jadi anak itu merasa aman dan nyaman misalkan ada pelajaran yang bagi dia anggap
baru dan mengalami kesulitan, ia tetap diperlakukan dengan ramah sehingga anak jadi tidak
tertekan tetap merasa nyaman dan terdorong dalam kegiatan pembelajarannya”
P : “Lalu, menurut ibu bagaimana pembelajaran atau penerapan sekolah ramah anak di sekolah
ini? Apakah sudah memenuhi kriteria untuk disebut sekolah ramah anak?”
N : “Implementasi sekolah ramah anak ini sudah ada pada kegiatan pembelajaran dan kegiatan
ekskul atau ekstrakurikulernya yang ada di sekolah ini. Pada kegiatan pembelajaran disini kita
para guru sudah membuat kondisi pembelajaran dimana siswa tidak merasa terbebani, guru
berinteraksi langsung dalam pembelajaran. Dimana tetap ada batasan etika tetapi tetap
menciptakan suasana kekeluargaan begitu mbak, jadi anak juga tetap merasa nyaman dalam
pembelajarannya. Apabila mengalami kesulitan anak juga tidak takut untuk bertanya. Kalau di
bagian ekstrakurikulernya anak juga dilibatkan dimana mereka bisa di sekolah sendiri
menyediakan macam-macam kegiatan yang dapat dipilih anak sesuai dengan minat bakatnya
masing-masing. Tapi menurut saya masih belum terlaksana secara optimal mbak karena ada
beberapa hal.. misalnya kalau saya ada urusan kegiatan dari kepala sekolah, mau tidak mau saya
meninggalkan kelas dan tidak mengajar di kelas tapi ya tetap saya berikan tugas agar anak-anak
tetap diberi tanggungjawab. Lalu juga terkadang ada beberapa acara yang diselenggarakan anak
anak dari OSIS belum bisa terlaksanakan karena adanya hambatan biaya dari sekolah sehingga
usulan acara dari anak-anak itu harus kita tunda dulu..Lalu Kipas angin di beberapa kelas juga
sudah ada beberapa yang tidak layak digunakan sehingga kadang anak kepanasan ketika
pembelajaran”
P : “Ooh begitu ya bu.. lalu untuk menciptakan dan menerapkan sekolah ramah anak ini apakah
Langkah-langkah yang diambil ya bu? Atau mungkin ada program tertentu begitu bu?”
N : “Kalau untuk program tertentu sih tidak ada ya mbak, tapi ya itu tadi kita mengambil
langkah-langkah untuk menciptakan kondisi sekolah ramah anak ini dengan kebutuhan siswa-
siswa kita penuhi lalu juga kita berikan rasa aman ke mereka jadi merasa terlindungi ketika
berada di sekolah misalnya seperti tadi mbak kita para guru ketika kegiatan pembelajaran tetap
menciptakan suasana yang nyaman jadi anak tidak takut untuk bertanya. Dan juga kita beri anak
kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan atau berperan aktif lah bisa juga melalui
kegiatan sekolah seperti ekstrakurikuler atau ketika pembelajaran. Kita juga terus memberikan
pemahaman pada anak-anak dalam berinteraksi dengan orang lain secara harmonis sehingga
ketika anak-anak di luar sekolah maupun di dalam akan terhindar dari situasi yang mengandung
kekerasan atau perilaku yang menyimpang lainnya”
P : “ Kalau begitu, apa saja ya bu sarana dan prasarana yang diberikan sekolah dalam menunjang
terbentuknya sekolah ramah anak disini?”
N : “Kalau dilihat dari sarana prasaranya disini di setiap kelas kita sudah memberikan fasilitas
yang dirasa cukup memadai mbak untuk menunjang kegiatan pembelajaran anak juga.. kita
sediakan LCD di setiap kelas jadi ketika pembelajaran para guru bisa memanfaatkan LCD
tersebut sebagai media untuk menunjukan apa yang dipelajari sehingga anak tidak hanya
membayangkan atau mengira-ngira sendiri dan dapat melihat secara langsung melalui gambar
yang ditayangkan melalui LCD tersebut. Lalu hal lainnya kita juga menciptakan lingkungan
yang bersih mbak, dengan selalu mengingatkan dan menerapkan tidak membuang sampah
sembarangan di lingkungan sekolah maupun di luar. Lalu kita juga ada perpustakaan yang
menyediakan cukup banyak buku untuk memenuhi kebutuhan literasi anak”
P : “Menurut ibu faktor atau hal-hal apa yang menjadi penghambat dalam menciptakan atau
membangun sekolah ramah anak ini bu?”
N : “Salah satu kendala dalam menciptakan sekolah ramah anak ini ya biasanya terdapat pada
kurangnya dukungan atau partisipasi dari orang tua peserta didik. Dimana orang tua dari peserta
didik ini juga memiliki pengaruh dalam terbentuknya dan lancarnya pelaksanaan sekolah ramah
anak, terkadang ada bebebrapa orang tua peserta didik yang kurang berpartisipasi dalam
membangun sekolah ramah anak ini sehingga kurangnya terjalin hubungan atau interaksi yang
baik dan lancar antara orang tua dan guru di sekolah. Lalu seperti yang sudah saya jelaskan tadi
mbak, kendalanya di finansial.. karena kurangnya dana untuk melaksanakan acara usulan dari
OSIS jadi ada beberapa acara yang harus kita tunda. Karena masalah finansial ini juga kita tidak
bisa langsung serentak mengganti kipas angin yang sudah tidak layak pakai di beberapa kelas,
padahal apabila suasana kelas panas dan tidak nyaman itu akan berpengaruh pada semangat
siswa di kelas”
P : “Jadi kendala-kendala yang dialami ini lebih ke bagian fasilitas ya bu?”
N : “Benar mbak yang saya rasakan begitu.. Dari kendala fasilitas yang ada ini juga jadi
berpengaruh ke kualitas belajarnya anak-anak juga mbak, misalnya kipas angin yang sudah tidak
ada terasa anginnya itu bikin anak jadi panas jadi risih kalau di dalam kelas jadi kurang
konsentrasi karena kepanasan siang-siang di dalam kelas tidak ada kipas angin”
P : “Lalu bu, untuk faktor pendukung dalam menciptakan atau membangun sekolah ramah anak
ini apa saja bu?”
N : “Tentu saja faktor pendukungnya sendiri dari partisipasi orang-orang yang terlibat dalam
menciptakan sekolah ramah anak ini ya.. ya kepala sekolah, guru di sekolah, para orang tua juga
ikut terlibat. Dimana dalam proses penerapan sekolah ramah anak ini dari orang-orang yang
terlibat itu memberikan respon yang positif dan juga memiliki komitmen dalam mencitptakan
sekolah yang ramah anak sehingga harapan yang ingin dicapai seperti anak yang memiliki
perilaku positif, bertanggung jawab dan cerdas akan dapat tercapai sesuai tujuan dari penerapan
konsep sekolah ramah anak ini. Selanjutnya juga ada sarana prasarana sebagai faktor pendukung,
kalau sarana prasarana yang disediakan cukup memadai maka kegiatan belajar mengajar juga
akan berjalan lancar sehingga anak dapat belajar dengan nyaman”
P: “Mengenai komitmen dari pihak-pihak yang terlibat dalam penerapan dan terciptanya sekolah
yang ramah anak, bagaimana komitmen ibu sendiri mengenai hal ini dan apa harapan ibu?”

N : “Saya sebagai guru yang merupakan salah satu pihak yang terlibat dalam penerapan konsep
sekolah ramah anak ini sangat berkomitmen untuk terus dapat memenuhi kebutuhan dari peserta
didik. Dimana saya bertugas untuk menciptakan kondisi belajar yang aman, nyaman serta
menyenagkan sehingga dapat memberikan dorongan atau dukungan pada anak dalam mencapai
keberhasilan belajar anak dan berperilaku baik. Yang ke depannya dari penerapan konsep ini
akan tercipta generasi-generasi penerus yang cerdas dan memiliki sopan santun. Maka dari itu
komitmen saya untuk selalu memberikan kegiatan yang ramah anak di sekolah ini.”
HASIL OBSERVASI

Subjek Penelitian Tanggal Observasi : 24 Mei 2021


N Waktu

HASIL OBSERVASI

Pada hari Senin, 24 Mei 2021, N selaku guru memasuki kelas 11-1 di sekolah SMKN 1
Balikpapan untuk melanjutkan mengajar dari kelas yang diajar pada waktu sebelumnya. Ketika
memasuki kelas dapat terlihat bahwa N mulai menyapa peserta didik dengan ramah dan sopan.
Setelah N selaku guru menyapa peserta didik, ia mulai melanjutkan pada penyampaian materi
mengenai materi pembelajaran yang akan dipelajari pada hari itu.

Selama penyampaian materi, anak-anak atau peserta didik dilibatkan dalam sebuah
diskusi. Dimana anak dengan bebas menyampaikan pendapatnya mengenai sesuatu yang
berkaitan dengan materi yang sedang diberikan oleh N selaku guru. Setelah dilakukannya
diskusi, guru memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan. Ketika ada anak yang
mengalami kesulian untuk mengerjakan soal, ia tidak segan untuk bertanya langsung kepada
guru. Dan N selaku guru juga tidak membeda-bedakan murid, ia menanggapi setiap pertanyaan
yang diajukan oleh murid.

Berdasarkan pengamatan dari lingkungan kelas tempat kegiatan pembelajaran telah di


sediakan LCD sebagai media pembelajaran anak, jadi ketika guru menyampaikan materi ia
memanfaatkan alat LCD ini untuk menampilkan materi yang sedang dipelajari dan anak pun
terlihat tertarik untuk menyimak pembelajaran. Namun suasana kelas yang dilakukan pada sianh
hari terasa cukup panas di dalam kelas dikarenakan kipas angin yang berada di ruang kelas tidak
layak pakai sehingga tidak cukup memadai untuk dipakai untuk satu kelas.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan, sekolah masih memiliki beberapa kendala dalam
penerapan konsep sekolah ramah anak baik dari lingkungan maupun permasalahan internal.
Maka dari itu dalam penerapan konsep sekolah ramah anak pada sekolah ini masih dirasa belum
cukup optimal.

Anda mungkin juga menyukai