Anda di halaman 1dari 15

SERTIFIKASI GURU DALAM BIDANG PROFESI KEPENDIDIKAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Telaah Kurikulum

Dosen Pengampu: Mahariah, M.Ag

Disusun Oleh:

Kelompok X/PAI-6/Semester V

M. Fery Fadly (0301173469)

Nurhasanah Pohan (0301173466)

Rika Fauziah (0301182199)

Isra Mulia Fahma (0301182165)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUMATERA UTARA

TA 2020-2021
KATA PENGANTAR

‫بِس ِْم هّللا ِ الرَّحْ َم ِن ال َّر ِحي ِْم‬

Puji dan syukur pemakalah ucapkan kehadirat Allah Swt. Atas limpahan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya  sehingga  pemakalah  dapat  menyelesaikan  tugas
kelompok mata kuliah Telaah Kurikulum dengan judul “Sertifikasi Guru dalam
Bidang Profesi Kependidikan".

Sholawat  serta  salam  senantiasa  tercurahkan  kepada nabiyuna Muhammad
SAW. “Allahumma sholli wasallim wabarik ‘alaih”. Semoga dengan bersholawat
kepadanya, akan senantiasa mendapatkan kebahagiaan fiddunya wal akhiroh.  

Pemakalah  menyadari  bahwa  makalah  ini  masih  jauh  dari kata sempurna.  
Oleh karena,  itu,  kritik  dan  saran  dari  semua  pihak  yang  bersifat  membangun
selalu diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, pemakalah sampaikan
terima kasih. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Medan, Februari 2021

Pemakala
h

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................3
A. Latar Belakang.............................................................................................................3
B. Rumusan Msalah.........................................................................................................3

BAB II Sertifikasi Guru dalam Bidang Profesi Kependidikan..................................4


A. Sertifikasi Guru............................................................................................................4
B. Dasar Hukum Sertifikasi.............................................................................................7
C. Alur Sertifikasi Guru Dalam Jabatan...........................................................................7
D. Peserta Sertifikasi.........................………………………………………………….10
E. Penyelenggara Sertifikasi..........................................................................................11

BAB III PENUTUP.......................................................................................................13


A. Kesimpulan ...............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu fakor penting untuk mewujudkan pendidikan yang menghasilkan
dan meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas yaitu guru.
Sejatinya, seorang guru merupakan satu dari sekian banyak komponen proses
pembelajaran yang ikut dan berperan dalam pembentukan potensi, pengenbangan
fitrah serta sumber daya anak didik. Untuk itu, sudah seyogyanyalah seorang guru
bertindak dan bekerja profesional pada bidang profesinya untuk mencapai tujuan
mulia tersebut.
Guru memegang kendali dan memiliki fungsi yang begitu strategis dalam
pembangunan pendidikan di negeri ini. Keberhasilan dan kemajuan pendidikan dalam
suatu negara memang sangat ditentukan oleh mutu dan kualitas gurunya. Maka tidak
heran, salah satu persoalan yang perlu dikaji dalam dunia pendidikan ialah mutu
seorang guru yang juga berkaitan dengan kinerja seorang guru.
Melalui Kementrian Pendidikan Nasional tahun 2007, pemerintah Republik
Indonesia melaksanakan sertifikasi guru demi peningkatan mutu dan kesejahteraan
seorang guru. Oleh karenanya diharapkan pulalah hal tersebut dapat meningkatkan
kinerja seorang guru sehingga berdampak pada pembangunan dan pembenahan
terhadap dunia pendidikan di indonesia dan menghasilkan sumber daya manusia yang
potensial yang dimiliki oleh anak didik nantinya.

3
BAB II
SERTIFIKASI GURU DALAM BIDANG PROFESI KEPENDIDIKAN
A. Pengertian Tujuan dan Manfaat Sertifikasi Guru
1. Sertifikasi Guru
a. Pengertian sertifikasi guru
Sertifikasi guru merupakan suatu proses pemberian pengakuan bahwa
seseorang sudah memiliki kompetensi dalam menjalankan pelaksanaan pendidikan
pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan
oleh lembaga sertifikasi. Dengan kata lain, sertifikasi guru merupakan suatu proses
pengujian kompetensi yang memang dirancang untuk mengungkapkan penguasaan
kompetensi seseorang sebagai landasan pemberian sertifikat pendidik. Sertifikasi guru
merupakan proses uji kompetensi bagi calon atau guru yang ingin memperoleh
pengakuan atau peningkatan kompetensi yang dipilihnya.1
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 yakni
tentang Guru dan Dosen, dikemukakan bahwasanya sertifikasi ini adalah proses
pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sedangkan sertifikat pendidik
adalah suatu bukti formal yang digunakan sebagai pengakuan yang diberikan kepada
guru dan dosen sebagai tenaga professional.
Sertifikasi gurumerupakan amanat Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 yaitu tentangsistem pendidikan nasional. Pada pasal 61
menyatakan bahwa sertifikat dapat berbentuk ijazah dan berbentuk sertifikat
kompetensi, tetapi bukan sertifikat yang diperoleh melalui pertemuan ilmiah seperti
seminar, diskusi panel, lokakarya dan juga simposium. Namun sertifikat akan
diperoleh dari penyelenggaraan pendidikan dan lembaga pelatihan setelah berhasil
lulus uji kompetensi yang diselenggarakan  satuan pendidikan terakreditasi atau
lembaga sertifikasi. Ketentuan ini bersifat umum, baik itu untuk tenaga kependidikan
maupun non kependidikan yang ingin memasuki profesi guru.2
Istilah sertifikasi ini dapat diartikan sebagai surat keterangan (sertifikat) dari
lembaga berwenang yang diberikan kepada profesi sekaligus sebagai pernyataan
(lisensi) dan pengkuan terhadap kelayakan profesi untuk melaksanakan tugas.
1
E. Mulyasa, Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru. (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007), 33-34.
2
Ibid, 39

4
Sertifikasi pada dasarnya mengacu pada sebuah proses pemberian pengakuan
terhadap suatu profesi tertentu sebagai bukti kelayakan yang bersangkutan untuk
melakukan praktik profesinya. Bagi pendidik, maka sertifikasi merupakan pengakuan
terhadap profesi pendidik sekaligus pemberian ijin untuk melaksanakan praktik
mendidik. berdasarkan definisi dari National Commission on Educational
Services (NCES), “certification is a procedure whereby the states evaluates and
reviews a teacher candidate’s credentials and provides him or her a license to teach.”
Dalam hal ini, sertifikasi diartikan sebagai prosedur untuk menentukan apakah
seorang calon guru layak diberikan ijin dan wewenang untuk mengajar.
Secara yuridis, sertifikasi merupakan “proses pemberian sertifikat pendidik
untuk guru dan dosen.”Sertifikat pendidik itu sendiri merupakan bukti formal
pengakuan yang diberikan kepada seorang guru/dosen sebagai tenaga profesional.
Adapun sertifikasi pendidik ini hanya diberikan kepada seorang guru yang telah
memenuhi persyaratan tertentu, yakni memiliki kualifikasi pendidikan minimal dan
mempunyai kompetensi yang diharapkan. Maka, sertifikasi guru adalah proses untuk
memberikan sertifikat kepada guru yang telah memenuhi standar kualifikasi dan
standar kompetensi.
a. Manfaat sertifikasi guru
Lebih lanjut dikemukakan bahwa sertifikasi guru dan tenaga kependidikan
mempunyai manfaatsebagai berikut:
1) Pengawasan Mutu.
a) Lembaga sertifikasi telah mengidentifikasi dan menentukan seperangkat kompetensi-
kompetensi yang bersifat unik.
b) Untuk setiap jenis kompetensi tersebut dapat mengarahkan para praktisi untuk
mengembangkan kompetensinya secara berkelanjutan.
c) Peningkatan profesionalisme melalui mekanisme seleksi, baik pada waktu awal masuk
organisasi profesi maupun pengembangan karakter selanjutnya.
d) Proses seleksi yang lebih baik, program pelatihan yang lebih bermutu maupun usaha
belajar secara mandiri untuk mencapai peningkatan profesionalisme.
2) Penjaminan Mutu.
a) Adanya proses pengembangan profesionalisme dan evaluasi terhadap kinerja guru
akan menimbulkan persepsi masyarakat dan pemerintah lebih baik terhadap organisasi
profesi beserta anggotanya. Dengan demikian, maka pihak yang
berkepentingankhususnya pelanggan/pengguna bisa lebih menghargai organisasi

5
profesi, pun sebaliknya organisasi profesi akan memberikan jaminan atau melindungi
para pelanggan atau pengguna.
b) Sertifikasi menyediakan informasi berharga bagi para pelanggan/pengguna yang ingin
mempekerjakan orang dalam bidang keahlian dan ketrampilan tertentu.3
Memang harus diakui, bahwa sertifikasi guru dalam dunia pendidikan kita
adalah hal yang masih sangat baru. Tetapi istilah sertifikasi sendiri sering kita dengar,
semisal untuk menyatakan kelayakan produk hasil suatu perusahaan yang dikenal
dengan istilah sertifikasi produk atau ISO, terlebih lagi untuk urusan sertifikat tanah
dan rumah sudah jamak dikenal oleh masyarakat luas. Namun, pada negara-negara
maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Korea Selatan, dan Singapura
sertifikasi guru bukanlah hal yang baru. Sama halnya sertifikasi guru di negara-negara
maju tersebut, di Singapura dilakukan dengan tujuan untuk dua hal. Pertama, untuk
memperoleh penghargaan guru yang bagus atau guru yang efektif sehingga
memperoleh kenaikan gaji, melalui jalur threshold. Kedua, demi pengembangan diri
guru sebagai pengajar profesional tanpa dibebani tugas-tugas manajemen yang
dilakukan melalui jalur sertifikasi lanjutan yang dikenal dengan the advanced skills
teacher.4
Selanjutnya Jalal mengemukakan, tujuan dari sertifikasi guru antara lain:
1) Dapat sebagai penentu kelayakan guru didalam melakukan tugas sebagai agen
pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan Nasional
2) Peningkatan proses dan mutu hasil pendidikan
3) Peningkatan martabat guru
4) Peningkatan profesionalitas guru
Sedangkan menurut Wibowo dalam bukunya E. Mulyasa, tujuan dari sertifikasi
adalah sebagai berikut:
a) Melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan
b) Melindungi masyarakat dari praktik yang kurang berkompeten, sehingga akan
merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan di kemudian hari
c) Membantu dan melindungi segenap lembaga penyelenggara pendidikan, dengan
memberikan rambu-rambu dan instrumen untuk melaksanakan seleksi terhadap
pelamar yang berkompeten
d) Membangun citra di masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga kependidikan

3
Ibid, 35-36
4
Ibid, 37-38

6
e) Memberikan jalan keluar dalam rangka peningkatan mutuk pendidik dan tenaga
kependidikan.

1. Dasar Hukum Sertifikasi

Dasar hukum pelaksanaan sertifikasi guru adalah Undang-Undang No.14


Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD). Yang di sahkan tanggal 30 Desember
2005. Pasal yang tekait langsung yakni pasal 8 : guru wajib memiliki kualifikasi
akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pasal lainnya adalah
pasal 11, ayat (1) menyebutkan bahwa sertifikasi pendidik sebagaimana dalam pasal 8
di berikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan, ayat (2) sertifikasi pendidik
di selenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga
kependidikan yang terakreditasi dan di tetapkan oleh pemerintah, ayat (3) sertifikasi
pendidik di laksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel, ayat ( 4 ) ketentuan
lebih lanjut mengenai sertifikasi pendidik sebagaimana di maksud pada ayat (2) dan
ayat (3) di atur dengan peratuaran pemerintah (Undang-Undang RI No.14/2005).

Landasan hukum lainnya adalah Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang


sistem Pendidikan Nasional dan Pearaturan Menteri Pendidikan Nasional No.18
Tahun 2007 tentang sertifikasi bagi guru dalam jabatan yang di tetapkan pada tanggal
4 Mei 2007, sebagaimana bunyi pada pasal 1, sertifikasi bagi guru dalam jabatan
adalah proses pemeberian sertifikat pendidik untuk guru dalam jabatan. Sertifikata
sebagaimana di maksud pada ayat (1) dapat di ikuti oleh guru dalam jabatan yang
telah memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat ( D-IV).
Sertifikasi guru dalam jabatan sebagaiman di maksud pada ayat (1) di selenggarakan
oleh perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pengadaan tenaga
kependidikan yang terakreditasi dan di tetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional
( Peraturan Mendiknas RI No.18 Tahun 20075.

2. Alur Sertifikasi Guru Dalam Jabatan

Sesuai dengn Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Gueu Pasal
65 huruf b dan Peraturan Menteri pendidikan Nasional Nomor 10 Tahun 2009 tentang

Kemendikbud, Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sertifikasi Guru Tahun 2017, (Jakarta: KONSORSIUM
5

SERTIFIKASI GURU KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN RISET,


TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI 2017, 2017), h. 24

7
Sertifikasi Guru Dalam Jabatan, sertifikasi bagi guru dalam jabatan untuk memperoleh
sertifikat pendidik dilaksanakan melalui pola:

1. Uji Kompetensi Dalam Bentuk Penilaian Portofolio (PF)

Penilaian portofolio dilakukan melalui penilaian terhadap kumpulan berkas yang


mencerminkan kompetensi guru. Komponen penilaian portofolio, mencakup:

a. Kualifikasi akademik
b. Pendidikan dan pelatihan
c. Pengalaman mengajar
d. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
e. Penilaian dari atasan dan pengawas
f. Prestasi akdemik
g. Karya pengembangan profesi
h. Keikutsertaan dalam forum ilmih
i. Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan social.
j. Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.

Adapun alur kompetensi dalam bentuk penilaian portofolio adalah sebagai berikut:

a. Guru dalam jabatan peserta sertifikasi guru yang memenuhi persyaratan,


menyususn portofolio dengan mengacu pada pedoman penyusunan portofolio.
b. Portofolio yang telah disusun kemudian diserahkan kepada Dinas Pendidikan
kabupaten/kota atau Dinas Pendidikan provinsi untuk diteruskan kepada Rayon
LPTK Penyelenggara Sertifikasi Guru untuk dinilai.
c. Penilaian portofolio dilakukan oleh 2 asesor yang relevan dan memiliki Nomor
Induk Asesor (NIA) dengan mengacu pada rubric penilaian portofolio.
d. Apabila hasil penilaian portofolio peserta sertifikasi guru dapat mencapai angka
minimal kelulusan dan memenuhi persyaratan kelulusan, dinytakan lulus dan
memperoleh sertifikat pendidik.
e. Apabila skor hasil penilaian portofolio peserta sertifikasi guru telah dapat
mencapai angka minimal kelulusan dan memenuhi persyaratan kelulusan, tetapi
secara administrasi masih ada kekurangan peserta harus melengkapi
kekurangan tersebut.
f. Apabila hasil penilaian portofolio peserta sertifikasi guru belum mencapai
angka minimal kelulusan, maka LPTK menetapkan alterntif.

8
2. Pemberian Sertifikat Pendidik Secara Langsung (PSPL)

Pemberian sertifikat pendidik secara langsung dilakukan melalu verifikasi


dokumen. Adapun alur pemberian sertifikat secara langsung adalah sebagai berikut.

a. Guru yang berkualifikasi akademi S-2/S-3 dan sekurang-kurangnya golongan


IV/B atau guru yang memiliki golongan serendah-rendahnya IV/C
mengumpulkan dokumen.
b. Dokumen yang telah disusun kemudian diserahkan kepada Dinas Pendidikan
kabupaten/kota atau Dinas Pendidikan provinsi untuk diteruskan ke LPTK
penyelenggara sertifikasi guru sesuai wilayah rayon dengan surat pengantar
resmi.
c. LPTK penyelenggara sertifikasi guru melakukan verifikasi dokumen.
Verifikasi dokumen dilakukan oleh 2 asesor yang relevan dan memiliki
Nomor Induk Asesor (NIA) dengan mengacu pada rubric verifikasi dokumen
d. Apabila dokumen yang dikumpulkan oleh peserta dinyatakan memenuhi
persyaratan, kepada peserta diberikan sertifikat pendidik. Sebaliknya, apabila
dokumen yang dikumpulkan tidak memenuhi persyaratan, peserta
dikembalikan ke Dinas Pendidikan di wilayahnya dan diberi kesempatan
untuk mengikuti sertifikasi guru melalui uji kompetensi dalam bentuk
penilaian portofolio.

Uji kompetensi dalam bentuk penilaian portofolio dan pemberian sertifikat


pendidik secara langsung kepada peserta sertifikasi guru dilaksanakn oleh Rayon
LPTK Penyelenggara Sertifikasi Guru yang terdiri dari LPTK Induk dan LPTK Mitra.
Dikoordinasikan oleh Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG).6

3. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)

Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) merupakan polasertifikasi dalam


bentuk pelatihan yang diselenggarakan oleh RayonLPTK untuk memfasilitasi
terpenuhinya standar kompetensi guru pesertasertifikasi. Beban belajar PLPG sebanyak
90 jam pembelajaran selama10 hari dan dilaksanakan dalam bentuk perkuliahan dan
workshopmenggunakan pendekatan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektifdan
menyenangkan (PAIKEM). Perkuliahan dilaksanakan untukpenguatan materi bidang
studi, model-model pembelajaran, dan karya ilmiah.
6
Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.:2016) hal. 228-231

9
Workshop dilaksanakan untuk mengembangkan, mengemasperangkat
pembelajaran dan penulisan karya ilmiah. Pada akhir PLPGdilaksanakan uji kompetensi.
Peserta sertifikasi pola PLPG adalah guruyang bertugas sebagai guru kelas, guru mata
pelajaran, guru bimbingandan konseling atau konselor, serta guru yang diangkat dalam
jabatanpengawas satuan pendidikan yang memilih: (1) sertifikasi pola PLPG, (2)pola PF
yang berstatus tidak mencapai passing grade penilaian portofolioatau tidak lulus verifikasi
portofolio (TLVPF), dan (3) PSPL tetapiberstatus tidak memenuhi persyaratan (TMP)
yang lulus UKA

Sertifikasi guru Pola PSPL, PF dan PLPG dilakukan oleh RayonLPTK


Penyelenggara Sertifikasi Guru yang ditunjuk oleh MenteriPendidikan dan Kebudayaan.
Rayon LPTK Penyelenggara terdiri atasLPTK Induk dan LPTK Mitra. Bagi Rayon LPTK
yang ditugasi oleh. KSG untuk mensertifikasi mata pelajaran khusus dapat didukung
olehperguruan tinggi yang memiliki program studi yang relevan dengan matapelajaran
yang disertifikasi. Penyelenggaraan sertifikasi gurudikoordinasikan oleh Konsorsium
Sertifikasi Guru (KSG)7.

3. Peserta sertifikasi

Guru dalam jabatan peserta sertifikasi melaksanakan aktivitas sebagai berikut

1. Mengikuti sosialisasi sertifikasi guru yang diselengarakan oleh dinas pendidikan


kabupaten/kota. Dengan meteri minimal, mengikuti (a) presedur dan tata cara
pendaftaran : (b) prosedur dan tata cara sertifikasi guru dalam jabatan: (c) syarat
mengikuti sertifikasi: (d) prosedur penyusunan portofolio/dokumen dan penjelasan
tentang pendaftaran (e) jadwal penyerahan portofolio/dokumen
2. Mempelajari berbagai persaratan peserta sertifikasi
a. Persyaratan umum
1) Guru yang masih aktif mengajar disekolah dibawah binaan derpatemen
pendidikan nasional, yaitu guru yang mengejar disekolah umum, kecuali guru
agama. Sertifikasi guru bagi guru agama(termasuk guru agama yang memili
NIP 13) dan semua guru yang mengajar dimadrasah (termasuk guru dibidang
studi umum yang memiliki NIP 13) diselengarakan derpatemen agama dengan
kuota dan aturan penatapan peserta dari derpetemen agama.

7
Supriadi Rustad, dkk. Buku 2 Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sertifikasi Guru Di Rayon LPTK,(Jakarta;
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012) hal.7-8

10
2) Guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pebdidikan pormal yang
di angkat sebelum berlakunya peraturan pemerintah no 74 tahun 2008 tentang
guru,satu desember 2008 (pasal 67).
3) Guru bukan PNS harus memiliki SK sebagai guru tetap dari penyelengara
pendidikan sedangkan guru bukan PNS pada sekolah negri harus memiliki SK
dari dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota.
4) Pada tanggal 1 januari 2011 belum memasuki usia 60 tahun.
5) Memiliki no unik pendidikan tenaga kependidikan(NUPTK).
3. Persyaratan khusus untuk uji kompetensi melalui penilaiaan portofolio.
a. Memiliki kualifikasi akademik sarjana(S-1) atau diploma empat( D-IV) dari program
studi yang memiliki izin peneyelenggaraan.
b. Memilik masa kerja sebagai guru(PNS atau bukan PNS) minimal 5 tahun pada satu
satuan pendidikan dan pada saat Undamg-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru
dan dosen terbit yang bersangkutan sudah menjadi guru.
c. Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang belum
memiliki kualifikasi akademik S-1 ./D-lV apabila sudah, memenuhi syarat sebagai
berikut
1) Pada 1 januari 2010 menjapai usia 50 tahun dan mempunyai pengalam kerja
20 tahun sebagai guru.
2) Mempunyai golongan lV /a atau memiliki memenuhi angka kridit komulatif
setara dengan golongan IV/a.
Studi yang relavan dengan mata pelajaran atau rumpun mata pelajaran yang
diampunya.atau guru kelas dan guru bimbingan dan konseling atau
konselor,dengan golongan sekurang-kurangnya lV/b atau yang memenuhi
angka kredit kumulatif secara dengan golongan lV/b.
3) Mengisi formulir pendaftaran dan menyerahkan ke dinas pendidkan kabupaten
/kota atan dinas pendidikan provinsi(guru SLB) sesuai dengan jawaban yang
diterapkan .
4) Peserta dengan pola penilaian portofolio,sebanyak dua rangkap kemudian
menyerahkan ke dinas pendidikan kabupaten /kota atau dinas pendidikan
provinsi bagi peserta guru SLB.8
4. Penyelenggara Sertifikasi

8
Ibid hal. 235-237

11
Lembaga penyelenggara Sertifikasi telah diatur oleh Undang- Undang Nomor
14 Tahun 2005, pasal 11 (ayat2) yaitu; perguruan tinggiyang memiliki program
pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasidan ditetapkan oleh pemerintah.
Maksudnya penyelenggaraan dilakukanoleh perguruan tinggi yang memiliki fakultas
keguruan, seperti FKIP danFakultas Tarbiyah UIN, IAIN, STAIN, STAIS yang telah
terakreditasi olehBadan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Departemen
PendidikanNasional Republik Indonesia dan ditetapkan oleh pemerintah.20
Dengandemikian jelaslah, bahwa kualifikasi kesejanaan calon guru atau guru
dpatberasal dari S-1/D-4 kependidikan yang dihasilkan olah lembaga
pengadaantenaga kependidikan [LPTK] seperti IKIP,FIKIPdan STIKIP untuk
jenjangpendidikan tinggi umumserta Tarbiyah Institut Agama Islam [IAI]
atauSekolah Tinggi Agalam Islam [STAI] pada jenjang pendidikan tinggi Agama9.
Pelaksanaan Sertifikasi diatur oleh penyelenggara, yaitu kerjasamaantara
Diknas Pendidikan Nasional daerah atau Departemen AgamaProvinsi dengan
Perguruan Tinggi yang ditunjuk. Kemudian pendanaanSertifikasi ditanggung oleh
pemerintah dan pemerintah daerah sebagaimanaUndang-Undang Nomor 14 Tahun
2005, pasal 13 (ayat 1) Pemerintah danpemerintah daerah wajib menyediakan
anggaran untuk peningkatankualifikasi akademik dan Sertifikasi pendidik bagi guru
dalam jabatan yangdiangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
Pemerintah,Pemerintah Daerah, dan masyarakat10.

BAB III
KESIMPULAN

9
Trianto dan titik tri wulan tutik. Sertifikasi guru dan upaya peningkatan kuwalifiksi, kopetensi dan
kesejahtaan. (Jakarta; Prestasi Pustaka, 2011) cet. 3 hal. 46
10
Martinis, Yamin. Sertifikasi Profesi keguruan di Indonesia. (Jakarta: Gaung Persada Press,2006),
hlm. 3

12
1. Sertifikasi merupakansuatu proses pemberian sertifikat pendidik baik kepada guru dan
dosen setelah lulus dari uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan
ataaupun lembaga sertifikasi.
2. Manfaat yaang diperoleh dari sertifikasi adalah pengembangan dan peningkatan
kompetensi dan profesionalitas seorang guru dalam mengajar.
3. Tujuan dari sertifikasi ini pada hakikatnya ialah menyejahterakan para guru-guru ataupun
dosen, kemudian hal inilah yang akan memengaruhi kinerja dalam mengajar.
4. Ada 3 pola untuk mengikuti sertifikasi yaitu :
a. Pola Portofolio (PF)
b. Pemberian Sertifikat Secara Langsung (PSPL)
c. Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)
5. Lembaga penyelenggara Sertifikasi telah diatur oleh Undang- Undang Nomor 14 Tahun
2005, pasal 11 (ayat2) yaitu; perguruan tinggiyang memiliki program pengadaan tenaga
kependidikan yang terakreditasidan ditetapkan oleh pemerintah. Maksudnya
penyelenggaraan dilakukanoleh perguruan tinggi yang memiliki fakultas keguruan, seperti
FKIP danFakultas Tarbiyah UIN, IAIN, STAIN, STAIS yang telah terakreditasi
olehBadan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Departemen PendidikanNasional
Republik Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

13
E. Mulyasa, 2005. Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Hasbullah, H, M,2015. Kebijakan Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kemendikbud, 2017. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sertifikasi Guru Tahun 2017. Jakarta:
Konsorsium Sertifikasi Guru Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Kementerian Riset,
Teknologi Dan Pendidikan Tinggi 2017.

Mulyasa E. 2007.Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Martinis, Yamin.2006. Sertifikasi Profesi keguruan di Indonesia. Jakarta: Gaung Persada


Press.

Sudarmayanti, 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, Bandung: Mandar
maju

Supardi, 2014. Kinerja guru. Jakarta: Grafindo.

Supriadi Rustad, dkk. 2012. Buku 2 Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sertifikasi Guru Di Rayon
LPTK, Jakarta; Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Suprihatiningrum, Jamil, 2016. Guru Profesional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Trianto dan tutik titik tri wulan. 2011Sertifikasi guru dan upaya peningkatan kuwalifiksi,
kopetensi dan kesejahtaan. Jakarta; Prestasi Pustaka,

14

Anda mungkin juga menyukai