Anda di halaman 1dari 16

SERTIFIKASI GURU

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Makalah


Pada Mata Kuliah Etika Profesi Guru

Disusun Oleh:
LATIFAH AZ – ZAHRA

PRODI PAI B

Dosen Pembimbing:
H. Ismail, S.Ag, M.Si

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
TEBING TINGGI DELI
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur dengan mengucapkan Alhamdulillah rahmat, taufiq serta


hidayah Allah Subhanahu wata’ala penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dalam waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam semoga sanantiasa
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam beserta
keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti jejaknya.
Dan tak lupa penulis ucapkan banyak terima kasih kepada Semua pihak
yang selalu membantu penulis dalam penyusunan makalah ini.
Tanpa bantuannya saya tidak akan pernah bisa menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik dan saran konstruktif penulis terima
dengan terbuka. Semoga karya ini bermanfaat dan menjadi motivasi bagi pembaca
yang budiman

Sei Rampah, 04 April 2023


Pemakalah

LATIFAH AZ ZAHRA

ii
DAFTAR ISI

Cover .....................................................................................................i
KATA PENGANTAR ..........................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................1
A. Latar Belakang ...........................................................................1
B. Rumusan Masalah ......................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................3
A. Program Sertifikasi .....................................................................3
B. Prosedur Sertifikasi ....................................................................7
C. Penilaian Portofolio Dalam Sertifikasi .......................................8
D. Instrument Penilaian Sertifikasi..................................................10

BAB III PENUTUP...............................................................................12


A. Kesimpulan..................................................................................12
B. Saran ...........................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia pendidikan tidak pernah lepas dari yang namanya guru.
Sertifikasi guru merupakan terobosan dunia pendidikan dalam meningkatkan
kualitas guru, sehingga ke depan semua guru harus memiliki sertifikasi
sebagai lisendi sebagai ijin mengajar. Dengan demikian upaya
profesioanalisme guru akan menjadi kenyataan sehingga tidak semua orang
dapat menjadi guru, dan tidak pula banyak orang menjadikan pekerjaan ini
sebagai batu loncatan. Hal ini merupakan konsekuensi logis dari Undang-
Undang Sisdiknas, Standar Pendidikan Nasional (SNP) serta Undang-Undang
Guru dan Dosen (UUGD), yang di realisasikan dalam berbagai Peraturan
Pemerintah (PP), termasuk PP tentang guru.
Sebagai di kemukakan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidikan dan
Tenaga Kependidikan (PMPTK) Depdiknas Fasli Jalal (PR. 6 Oktober 2006),
bahwa kenaikan gaji akan di berikan kepada guru yang sudah mendapatkan
sertifikasi. Dengan cara meningkatkan besaran satu gaji pokok, di tambah
tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan fungsional, tunjangna profesi,
dan tunajangan guru khusus untuk guru-guru yang berada di daerah tertentu
(khusus).
Lebih lannjut di kemukakan bahwa anggara yang akan di gunakan
untuk kenaikan gaji tersebut di ambil dari APBN di bantu sharing oleh
pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. Adapaun jumlah guru yang akan
menerima kenaikan gaji menurut Fasli sesuatu spesifikasi teknis kompetensi
yang bakukan (BSN, 2001) yang di susun berdasarkan konsensus semua pihak
yang terbaik dengan memperhatikan keselamatan, kesehatan, keamanan
perkembangan IPTEK, pekembangan masa kini dan masa akan datang untuk
mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya.
Era globalisasi yang di tandai dengan persaingan kualitas atau mutu,
menuntut semua pihak dalam berbagai bidang sektor pembangunan uuntuk
senantiasa meningkatkan kompetensinya. Hal tersebut mendudukkan

1
pentingnya upaya peningkatan kualitas pendidikan baik secara kuantitatif dan
kualitatif yang harus di lakukan terus menerus, sehingga pendidikan dapat di
gunakan sebagai wahana dalam membangun watak bangsa (nation character
building). Untuk itu, guru sebagai main person harus di tingaktakan
kompetensinya melalui sertifikasi sesuai xengan pekerjaan yang di embannya.
Dalam kerangka inilah pemerintah merasa perlu mengembangkan sertifikasi
guru, sebagai bagian dari Standar Pendidikan Nasional (SPN) dan Standar
Nasioanl Indonesia (SNI).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan sertifikasi?
2. Apa dasar hukum yang melandasi program sertifikasi?
3. Apa tujuan serta manfaat sertifikasi?
4. Bagaimana prosedur dalam program sertifikasi?
5. Bagaimana penilaian yang di lakukan dalam portofolio?
6. Bagaimana instrumen penilaian dalam portofolio?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Program Sertifikasi
1. Pengertian Sertifikaasi
Dalam undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen, di kemukakanbahwa sertifikasi adalah proses pemeberian
sertifikasi pendidik untuk guru dan dosen. Sertifikat pendidik adalah
bukti formal sebagai pengakuan yang di berikan kepada guru dan
dosen sebagai tenaga profesional.
Berdasarkan pengertian tersebut, sertifikasi guru dapat sebagai
suatu proses pemberian pengakuan bahwa seorang telah memiliki
kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan
pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang di
selenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Dengan kata lain, sertifikasi
guru adalah proses uji kompetensi yang di rancang untuk
mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan
pemberian sertifikasi pendidik.1
National Comission on Educatioanl Services (NCES),
memberikan pengertian sertifikasi secara lebih umum,
yaitu “certification is a procedure whereby the state evaluates abd
reviews teacher candidates’s credentials and provides him or her a
license to teach”. Dalam hal ini, sertifikasi merupakan prosedur untuk
menentukan apakah seorang calon guru layak di berikan izin dan
wewenang untuk mengajar. Hal ini, di perlukan karna lulusan lembaga
pendidikan tenaga kehuruan sangat bervariasi, baik di kalangan
perguruan tinggi msupun swasta.
Sertifikasi guru merupakan pemenuhan kebutuhan untuk
meningkatkan kompetensi profesioanl. Oleh karena itu, proses
sertifikasi di pandang bagian esensial dalam upaya memperoleh
sertifikat kompetensi sesuai dengan standar yang telah di tetapkan.
Sertifikasi guru merupakan proses uji kompetensi bagi calon atau guru

1 Yunus Abu Bakar, dkk. 2009. Profesi Keguruan. Hlm. 6

3
yang ingin memperoleh pengakuan dan atau resentasi pemenuhan
standar kompetensi yang telah di tetapkan dalam sertifikasi kompetensi
adalah sertifikasi kompetensi pendidik. Sertifikat sebagai bukti
pengakuan atas kompetensi guru atau calon guru yang memenuhi
standar untuk melakukan pekerjaan profesi guru pada jenis dan
jenajang pendidikan tertentu2.

2. Dasar Hukum Sertifikasi


Dasar hukum pelaksanaan sertifikasi guru adalah Undang-
Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD). Yang di
sahkan tanggal 30 Desember 2005. Pasal yang tekait langsung yakni
pasal 8: guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pasal
lainnya adalah pasal 11, ayat ( 1 ) menyebutkan bahwa sertifikasi
pendidik sebagaimana dalam pasal 8 di berikan kepada guru yang telah
memenuhi persyaratan, ayat ( 2 ) sertifikasi pendidik di selenggarakan
oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga
kependidikan yang terakreditasi dan di tetapkan oleh pemerintah, ayat
( 3 ) sertifikasi pendidik di laksanakan secara objektif, transparan, dan
akuntabel, ayat ( 4 ) ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikasi
pendidik sebagaimana di maksud pada ayat (2) dan ayat (3) di atur
dengan peratuaran pemerintah (Undang-Undang RI No.14/2005).
Landasan hukum lainnya adalah Undang-Undang No 20 Tahun
2003 tentang sistem Pendidikan Nasional dan Pearaturan Menteri
Pendidikan Nasional No.18 Tahun 2007 tentang sertifikasi bagi guru
dalam jabatan yang di tetapkan pada tanggal 4 Mei 2007, sebagaimana
bunyi pada pasal 1, sertifikasi bagi guru dalam jabatan adalah proses
pemeberian sertifikat pendidik untuk guru dalam jabatan. Sertifikata
sebagaimana di maksud pada ayat (1) dapat di ikuti oleh guru dalam
jabatan yang telah memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau

2 Mulyasa. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja


Rosdakarya . Hlm. 34.

4
diploma empat (D-IV). Sertifikasi guru dalam jabatan sebagaiman di
maksud pada ayat (1) di selenggarakan oleh perguruan tinggi yang
menyelenggarakan program pengadaan tenaga kependidikan yang
terakreditasi dan di tetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasioanal
(Peraturan Mendiknas RI No.18 Tahun 2007)

3. Tujuan Sertifikasi
Program sertifikasi guru di berikan kepada para guru yang
menenuhi standar profesional guru karna hal ini merupakan syarat
mutlak untuk mencapai sistem dan praktik pendidikan yang
berkualitas. Sebenarnya yang menjadi tujuan utama sertifikasi guru
adalah3:
a. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai
agen pemebelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
b. Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan.
c. Meningkatkan martabat guru.
d. Meningkatkan profesionalitas guru.
e. Merangsang guru untuk bersaing dan meningkatkan keterampilan
sehingfa menjadi guru yang berkualitas.

4. Manfaat Sertifikasi
Lebih lanjut di kemukan bahwa sertifikasi pendidk dan tenaga
kependidikan mempunyai manfaat sebagai berikut:
a. Pengawasan Mutu
- Lembaga sertifikasi yang telah mengidentifikasi dan
menetukan seperangkat kompetensi yang bersifat unik.
- Untuk setiap jenis profesi dapat mengarahkan pada praktisi
untuk mengembangkan tingkat kompetensinya secara
berkelanjutan.

3Nini Subini. 2012. AWAS, JANGAN JADI GURU KARBITAN! Jakarta: Buku Kita. Hlm
159.

5
- Peningkatan profesionalisme melalui meknisme seleksi, baik
pada waktu awal masuk organisasi profesi maupun
pengembangan karier berikutnya.
- Proses seleksi yang lebih baik, program pelatihan yang lebih
bermutu maupun usaha belajar secara mandiri unruk mencapai
peningkatan profesionalisme.
b. Penjamin Mutu
- Adanya proses pengembangan profesionalisme dan evaluasi
terhadap kinerja praktisi akan menimbulkan persepsi
masyararakat dan pemerintah menjadi lebih baik terhadap
organisasi profesi beserta anggotanya.
- Sertifikasi menyediakan informasi yang berharga bagi para
pelanggan / pengguna yang ingin memperkerjakan orang dalam
bidang keahlian dan keterampilan tertentu.

Melengakapi uraian di atas, Jalal dan Tilar, mengungkapkan bahwa


proses sertifikasi guru menuju profesionalisasi pelaksanaan tugas dan
fungsinya harus di barengi dengan kenaikan kesejahteraan guru.
a. Kesejahteraan guru dapat di ukur dari gaji dan insentif yang di peroleh.
Gaji guru di Indonesia masih relatif rendah di bandinkan dengan
negara-negara lain. Rendahnya gaji guru bisa memengaruhi kinerja
guru, semangat pengabdiannya, dan juga upaya mengembangkan
profesionalismenya. Kenaikan gaji di laksanakan bersamaan dengan
perbaikan pada aspek-aspek kesejahteraan lain yaitu prosedur kenaikan
pangkat, jaminan rasa aman, kondisi kerja, kepastian karir,
penghargaan terhadap tugas atau peran keguruan.
b. Tunjangan fungsioanal yang merupaka insentif bagi guru sebaiknya di
berikan dengan mempertimbangkan; (1) kesulitan tempat bertugas, (2)
kemampuan, keterampilan, dan kreatifitas guru (3) fungsi, tugas, dan
peranan guru di sekolah, (4) prestasi guru dalam mengajar,
menyiapkan bahan ajar, menulis, meneliti, dan membimbing serta
berhubungan dengan stakeholder.

6
c. Sistem rekrutmen guru dan penempatannya memerlukan kebijakan
yang tepat mengingat banyak calon guru yang sering memilih tugas di
tempat yang di inginkannya.

B. Prosedur Sertifikasi
Sertifikasi guru merupakan amanat Undang-Undang Repulik Indonesia
No.20 Tahun 2003 tentang sisdiknas. Pasal 61 menyatakan bahwa sertifikasi
dapat berbentuk ijazah atau sertifikasi kompetensi, tetapi bukan sertifikasi
yang di peroleh melalui pertemuan ilmiah seperti seminar, diskusi panel,
lokakarya dan simposium. Sertifikasi guru merupakan kegiatan bersama
antara Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga
kependidikan (Ditjen PMPTK) Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota
sebagai pengelolaan guru dan Ditjen Dikti/ perguruan Tinggi sebagai
penyelenggara sertifikasi4.
Prosedur atau kerangka pelaksanaan sertifikasi kompetensi guru, baik
untuk lulusan S1 kependidikan maupun lulusan non kependidikan dapat di
jelaskan sebagai berikut:
1. Lulusan program sarjan kependidikan sudah mengalami Pembentukn
Kompetensi Mengajar (PKM). Oleh karena itu, mereka hanya memerlukan
uji kompetensi yang di laksanakan oleh kependidikan tinggi yang
memiliki PPTK terakreditasi dan di tunjuk oleh Dikjen Dikti.Depdiknas.
2. Lulusan program sarjana non kependidikan harus terlebih dahulu
mengikuti proses Pembentukan Kompetensi Mengajar (PKM) pada
perguruan tinggi yang memiliki Program Pengadaan Tenaga Kependidikan
(PPTK) secara terstruktur. Setelah di nyataka lulus dalam pembentukan
kompetensi mengajar, baru lulusan S1 non kependidikan boleh mengikuti
uji sertifikat. Sedangkan lulusan sarjana kependidikan tentu sudah
mengalami proses pembentukan kompetensi mengajar (PKM), tetapi tetap
wajib mengikuti uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat kompetensi.
3. Program peyelenggaraan PKM di persyaratkan adanya status lembaga
LPTK yang terakreditasi. (Depdiknas,2004)

4Martinis Yamin & Maisah . 2010. STANDARISASI KINERJA GURU. Jakarta: Gaung


Persada. Hlm. 155-156.

7
4. Peserta uji kompetensi yang telah di nyatakan lulus, baik yang berasal dari
lulusan program sarjana pendidikan maupun non pendidikan di berikan
sertifikasi kompetensi sebagai bukti yang bersangkuta memiliki wewenang
utnuk melakukan peraktik dalam bidang profesi guru pada jenis dan
jenjang pendidikan tertentu.
5. Peserta ui kompetensi Yng berasal dari guru yang sudah melaksanakan
tugas dalam interval (10-15) tahun sebagai bentuk kegiatan penyegaran
dan pemutakhiran kemabali sesuai dengan tuntutan kemajuan IPTEK serta
persyaratan dunia kerja.

Prinsip uji kompetensi guru di selenggaraka secara komperehensif,


terbuka, kooperatif, bertahap dan mutakhir (Depdiknas, 2004). Komperhensif
maksudnya adalah bahwa penyelenggaraan uji kompetensi perlu di lakukan
secara ututh, mencakup ranah dan standar yang berlaku pada masing-masing
studi. Terbuka adalah uji kompetensi yang di selenggarakan dengan
fleksibilitas pilihan profesi, materi uji, proses dan waktu pelaksanaan ujuan.
Kooperatif adalah terbukanya kerjasama, baik antara lembaga penyelenggara
uji kompetensi dan lembaga yang melakuka pembentukan kemampuan antara
lembaga uji kompetensi dan lembaga lain yang mempunyai fasilitas untuk uji
kerja terkait. Bertahap adalah bahwa peserta menempuh uji kompetensi secara
baian demi bagian sesuai dengan kesiapannya. Mutakhir adalah bahwa peserta
yang telah mendapat sertifikasi kompetensi harus mengikuti uji kompetensi
baru apabila tidak melaksanakan tugas dalam bidannya selama minimal 10
tahun atau adanya tuntutan kinerja baru sesuai perkembangan IPTEK, seni dan
tuntutan dunia kerja.

C. Penilaian Portofolio Dalam Sertifikasi    


Portofolio adalah bukti fisik atau dokumen yang mencerminkan
prestasi dan yang mencerminkan prestasi dan pengalaman berkarya, yang di
capai seorang guru dala kurun waktu tertentu. Fungsi portofolio dalam
sertifikasi guru yakni untuk menilai kompetensi guru dalam menjalankan
tugas sehari-hari serta peran guru sebagai agen pembelajaran.

8
Komponen partofolio, sesuai peraturan materi pendidikan nasional RI
Nomor 18 tahun 2007 tentang sertifikasibagi guru dan jabatan, secara detail
terbagi dalam 10 butir, yakni:
1. Kualifikasi akademik;
2. Pendidikan dan pelatihan;
3. Pengalaman belajar
4. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
5. Penilaan dari atasan dan pengawas
6. Prestasi akademik
7. Karya pengembangan profesi
8. Keikutsertakan dalam forum ilmiah
9. Pengalaman organisasi dibidang pendidikan dan social
10. Penghargaan dan relevan dengan bidang pendidikan.

Kualifikasi akademik, tingkat pendidikan formal yang telah dicapai


oleh seorang guru yang mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar (S1, S2,
S3) mau pun gelar (D4), didalam ma pun diluar negri.
Pendidikan dan pelatihan, pengalaman dalam mengikuti kegiatan
pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan dan/atau peningkatan
kopetensi dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik.
Pengalaman mengajar, yakni masa kerja guru dalam melaksanakan
tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat
tugas dari lembaga yang berwenang.
Perencanaan pembelajaran, persiapan mengelola pembelajaran yang
akan dilaksanakan dalam kelas pada setiap tatap muka.
Pelaksanaan pembelajaran, yaitu kegitan guru dalam mengelola
pembelajaran dikelas dan pembelajaran individual.
Penilaian dari atasan dan pengawas, yaitu penilaian atasan terhadap
kopetensi kepribadian dan sosial, yang meliputi aspek-aspek: ketaatan dalam
menjalankan ajaran agama, tanggung jawan, kejujuran, kedisiplinan,
keteladanan, etos kerja, enovasi, dan kreatifitas, kemampuan menerima kritik
dan saran, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan kerja sama.

9
Prestasi akademik, yakni perstasi yang dicapai seorang guru, terutama
yang terkait dengan bidang keahliannya yang mendapat pengakuan dari
lembaga/penitia penyelengara, baik tingkat kecematan, kabupaten/kota
propinsi, nasional maupun internasional.
Karya pengembangan profesi, yaitu suatu karya yang menujukkan
adanya upaya dan hasil pengembangan profesi yang dilakukan oleh guru.
Pengalaman organisasi dibidang pendidikan dan sosial, yaitu
pengalaman guru menjadi pengurus organisasi pendidikan, organisasi sosial,
dan atau mendapat tugas tambahan.
Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidkan, yaitu
penghrgaan yang diperoleh karna guru menujukkan dedikasi yang baik dalam
melaksanakan tugas dan memenuhi kriteria kuantilatif ( lama waktu, hasil,
lokasi/geografis), kualitas ( komitmen, etos kerja), dan relevan (dalam
bidang/rumpun bidang),  baik tingkat kabupaten/kota, propinsi, nasional,
maupun internasional.

D. Instrumen Penilaian Sertifikasi


Sertifikasi guru berbentuk uji kompetensi, yang terdiri atas dua tahap,
yaitu tes tulis dan tes kinerja yang di barengi dengan selfappraisal dan
portofolio serta appraisal (penilaian atasan). Materi tes tulis, tes kinerja dan
selfappraisal yang di padukan dengan portofolio, di dasarkan pada indikator
esensial kompetensi guru sebagai agen pembelajaran.
Selfappraisal adalah instrumen yanng memberikan kesempatan kepada
guru untuk menilai didi sendiri atau mengintropeksi diri secara tertulis dan
harus mampu mengatakan iya atau tidak atas kemampuan keguruan yang di
milikinya.
Peer appriasial dalam bentuk penilaian atasan di maksudkan untuk
memeroleh penilaian dari kinerja sehari-hari, yang mencakup keempat
kompetensi. Self appraisaldan peer appraisal dan peer appraisal termasuk
dalam kelompok intrumen non-tes.
Tes kinerja dalam bentuk real teaching mengunakan Intrumen
Penilaian Kinerja Guru (IPKG), yang terdiri atas IPKG I dan IPKG II. IPKG I

10
untuk menilai kinerja guru dalam membuat persiapan pembelajaran, dan IPKG
II untuk kinerjaguru dalam melaksanakan pembelajaran.
Materi tes tulis mencakup dimensi kometensi pedagogik dan
kompetensi profesional, sedangkan tes kinerja berbentuk penilaian kinerja
guru dalam pengelolaan pembelajaran, yang mencakup keempat kompetensi
secara terintergrasinya. Selfappraisal yang dipadukan dengan portofolio
merupakan penilaian terhadap kegiatan dan prestasi guru disekolah, dalam
kegiatan profesional atau dimasyarakat, sepanjang relevan dengan tugasnya
sebagai guru. Peer appraisal dalam bentuk penilaian atasan dimaksud kan
untuk memperoleh penilaian dari kinerja seharu-hari, yang mencakup keempat
kompetensi. Dengan empat bentuk penilaian tersebut, diharapkan penilaian
kompetensi guru dilakukan secara comprehensif.
Sesuai dengan cangkupan uji kompetensi tersebut, maka intrumen
sertifikasi guru dikelompokkan kedalam intrumen tes dan intrumen non-tes.
Kelompok intrumen tes meliputi tes tulisdan tes kinerja. Tes tulis dalam
bentuk pilihan ganda yang meliputi kompetensi padagogik ( umum dan khusus
) dan profisional. Tes kinerja dalam bentuk real teaching dengan mengunakan
intrumen penilaian kinerja giri (IPKG), yang terdiri atas IPKG I dan IPKG I
dan IPKG II. IPKG I untuk menilai kinerja guru dalam melaksanakan
pembenlajaran di kelas.
Kelompok instrumen non tes meliputi selfappraisal yang di madukan
dengan portofolio. Instrumen ini memberikan kesempatan guru untuk menilai
diri sendiri dalam aktifitasnya sebagai guru. Setiap pertanyaan dalam
melakukan sesuatu atau berkarya harus dapat di buktikan dengan bukti fisik
berupa dokumen yang relevan.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sertifikasi guru adalah proses uji kompetensi yang di rancang untuk
mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan
pemeberian sertifikasi pendidik. Dasar hukum pelaksanaan sertifikasi guru
adalah Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD).
Program sertifikasi guru di berikan kepada para guru yang menenuhi standar
profesional guru karna hal ini merupakan syarat mutlak untuk mencapai
sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas. Manfaat Sertifikasi adalah
Pengawasan Mutu, Penjamin Mutu.
Sertifikasi guru merupakan amanat Undang-Undang Repulik Indonesia
No.20 Tahun 2003 tentang sisdiknas. Pasal 61 menyatakan bahwa sertifikasi
dapat berbentuk ijazah atau sertifikasi kompetensi, tetapi bukan sertifikasi
yang di peroleh melalui pertemuan ilmiah seperti seminar, diskusi panel,
lokakarya dan simposium. Portofolio adalah bukti fisik atau dokumen yang
mencerminkan prestasi dan yang mencerminkan prestasi dan pengalaman
berkarya, yang di capai seorang guru dala kurun waktu tertentu.
Sertifikasi guru berbentuk uji kompetensi, yang terdiri atas dua tahap,
yaitu tes tulis dan tes kinerja yang di barengi dengan selfappraisal dan
portofolio serta appraisal (penilaian atasan). Materi tes tulis, tes kinerja dan
selfappraisal yang di padukan dengan portofolio, di dasarkan pada indikator
esensial kompetensi guru sebagai agen pembelajaran.

B. Saran
Bagi seorang guru ataupun calon guru hendaklah benar-benar memiliki
kompetensi yang sesuai dengan tujuan sertifikasi. Dan juga saran untuk
pemerintah adalah bahwa dalam memilih guru yang akan di sertifikasi benar-
benar karna kemampuan yang di miliki guru tersebut yang sesuai dengan
kompetensi yang seharusnya bagi seorang guru sertifikasi.

12
Daftar Pustaka

Bakar, Yunus Abu. (2009). Profesi Keguruan. Jakarta: Gaung Persada.

Mulyasa. (2008). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (cet.3).  Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Subini, Nini. (2012). Awas, Jangan Jadi Guru Karbitan. Jakarta: Buku Kita.

Yamin, Martinis & Maisah. (2010). Standarisasi Kinerja Guru (Cetakan 1).

13

Anda mungkin juga menyukai