Disusun Oleh:
LATIFAH AZ – ZAHRA
PRODI PAI B
Dosen Pembimbing:
H. Ismail, S.Ag, M.Si
LATIFAH AZ ZAHRA
ii
DAFTAR ISI
Cover .....................................................................................................i
KATA PENGANTAR ..........................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................1
A. Latar Belakang ...........................................................................1
B. Rumusan Masalah ......................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................3
A. Program Sertifikasi .....................................................................3
B. Prosedur Sertifikasi ....................................................................7
C. Penilaian Portofolio Dalam Sertifikasi .......................................8
D. Instrument Penilaian Sertifikasi..................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia pendidikan tidak pernah lepas dari yang namanya guru.
Sertifikasi guru merupakan terobosan dunia pendidikan dalam meningkatkan
kualitas guru, sehingga ke depan semua guru harus memiliki sertifikasi
sebagai lisendi sebagai ijin mengajar. Dengan demikian upaya
profesioanalisme guru akan menjadi kenyataan sehingga tidak semua orang
dapat menjadi guru, dan tidak pula banyak orang menjadikan pekerjaan ini
sebagai batu loncatan. Hal ini merupakan konsekuensi logis dari Undang-
Undang Sisdiknas, Standar Pendidikan Nasional (SNP) serta Undang-Undang
Guru dan Dosen (UUGD), yang di realisasikan dalam berbagai Peraturan
Pemerintah (PP), termasuk PP tentang guru.
Sebagai di kemukakan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidikan dan
Tenaga Kependidikan (PMPTK) Depdiknas Fasli Jalal (PR. 6 Oktober 2006),
bahwa kenaikan gaji akan di berikan kepada guru yang sudah mendapatkan
sertifikasi. Dengan cara meningkatkan besaran satu gaji pokok, di tambah
tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan fungsional, tunjangna profesi,
dan tunajangan guru khusus untuk guru-guru yang berada di daerah tertentu
(khusus).
Lebih lannjut di kemukakan bahwa anggara yang akan di gunakan
untuk kenaikan gaji tersebut di ambil dari APBN di bantu sharing oleh
pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. Adapaun jumlah guru yang akan
menerima kenaikan gaji menurut Fasli sesuatu spesifikasi teknis kompetensi
yang bakukan (BSN, 2001) yang di susun berdasarkan konsensus semua pihak
yang terbaik dengan memperhatikan keselamatan, kesehatan, keamanan
perkembangan IPTEK, pekembangan masa kini dan masa akan datang untuk
mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya.
Era globalisasi yang di tandai dengan persaingan kualitas atau mutu,
menuntut semua pihak dalam berbagai bidang sektor pembangunan uuntuk
senantiasa meningkatkan kompetensinya. Hal tersebut mendudukkan
1
pentingnya upaya peningkatan kualitas pendidikan baik secara kuantitatif dan
kualitatif yang harus di lakukan terus menerus, sehingga pendidikan dapat di
gunakan sebagai wahana dalam membangun watak bangsa (nation character
building). Untuk itu, guru sebagai main person harus di tingaktakan
kompetensinya melalui sertifikasi sesuai xengan pekerjaan yang di embannya.
Dalam kerangka inilah pemerintah merasa perlu mengembangkan sertifikasi
guru, sebagai bagian dari Standar Pendidikan Nasional (SPN) dan Standar
Nasioanl Indonesia (SNI).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan sertifikasi?
2. Apa dasar hukum yang melandasi program sertifikasi?
3. Apa tujuan serta manfaat sertifikasi?
4. Bagaimana prosedur dalam program sertifikasi?
5. Bagaimana penilaian yang di lakukan dalam portofolio?
6. Bagaimana instrumen penilaian dalam portofolio?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Program Sertifikasi
1. Pengertian Sertifikaasi
Dalam undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen, di kemukakanbahwa sertifikasi adalah proses pemeberian
sertifikasi pendidik untuk guru dan dosen. Sertifikat pendidik adalah
bukti formal sebagai pengakuan yang di berikan kepada guru dan
dosen sebagai tenaga profesional.
Berdasarkan pengertian tersebut, sertifikasi guru dapat sebagai
suatu proses pemberian pengakuan bahwa seorang telah memiliki
kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan
pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang di
selenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Dengan kata lain, sertifikasi
guru adalah proses uji kompetensi yang di rancang untuk
mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan
pemberian sertifikasi pendidik.1
National Comission on Educatioanl Services (NCES),
memberikan pengertian sertifikasi secara lebih umum,
yaitu “certification is a procedure whereby the state evaluates abd
reviews teacher candidates’s credentials and provides him or her a
license to teach”. Dalam hal ini, sertifikasi merupakan prosedur untuk
menentukan apakah seorang calon guru layak di berikan izin dan
wewenang untuk mengajar. Hal ini, di perlukan karna lulusan lembaga
pendidikan tenaga kehuruan sangat bervariasi, baik di kalangan
perguruan tinggi msupun swasta.
Sertifikasi guru merupakan pemenuhan kebutuhan untuk
meningkatkan kompetensi profesioanl. Oleh karena itu, proses
sertifikasi di pandang bagian esensial dalam upaya memperoleh
sertifikat kompetensi sesuai dengan standar yang telah di tetapkan.
Sertifikasi guru merupakan proses uji kompetensi bagi calon atau guru
3
yang ingin memperoleh pengakuan dan atau resentasi pemenuhan
standar kompetensi yang telah di tetapkan dalam sertifikasi kompetensi
adalah sertifikasi kompetensi pendidik. Sertifikat sebagai bukti
pengakuan atas kompetensi guru atau calon guru yang memenuhi
standar untuk melakukan pekerjaan profesi guru pada jenis dan
jenajang pendidikan tertentu2.
4
diploma empat (D-IV). Sertifikasi guru dalam jabatan sebagaiman di
maksud pada ayat (1) di selenggarakan oleh perguruan tinggi yang
menyelenggarakan program pengadaan tenaga kependidikan yang
terakreditasi dan di tetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasioanal
(Peraturan Mendiknas RI No.18 Tahun 2007)
3. Tujuan Sertifikasi
Program sertifikasi guru di berikan kepada para guru yang
menenuhi standar profesional guru karna hal ini merupakan syarat
mutlak untuk mencapai sistem dan praktik pendidikan yang
berkualitas. Sebenarnya yang menjadi tujuan utama sertifikasi guru
adalah3:
a. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai
agen pemebelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
b. Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan.
c. Meningkatkan martabat guru.
d. Meningkatkan profesionalitas guru.
e. Merangsang guru untuk bersaing dan meningkatkan keterampilan
sehingfa menjadi guru yang berkualitas.
4. Manfaat Sertifikasi
Lebih lanjut di kemukan bahwa sertifikasi pendidk dan tenaga
kependidikan mempunyai manfaat sebagai berikut:
a. Pengawasan Mutu
- Lembaga sertifikasi yang telah mengidentifikasi dan
menetukan seperangkat kompetensi yang bersifat unik.
- Untuk setiap jenis profesi dapat mengarahkan pada praktisi
untuk mengembangkan tingkat kompetensinya secara
berkelanjutan.
3Nini Subini. 2012. AWAS, JANGAN JADI GURU KARBITAN! Jakarta: Buku Kita. Hlm
159.
5
- Peningkatan profesionalisme melalui meknisme seleksi, baik
pada waktu awal masuk organisasi profesi maupun
pengembangan karier berikutnya.
- Proses seleksi yang lebih baik, program pelatihan yang lebih
bermutu maupun usaha belajar secara mandiri unruk mencapai
peningkatan profesionalisme.
b. Penjamin Mutu
- Adanya proses pengembangan profesionalisme dan evaluasi
terhadap kinerja praktisi akan menimbulkan persepsi
masyararakat dan pemerintah menjadi lebih baik terhadap
organisasi profesi beserta anggotanya.
- Sertifikasi menyediakan informasi yang berharga bagi para
pelanggan / pengguna yang ingin memperkerjakan orang dalam
bidang keahlian dan keterampilan tertentu.
6
c. Sistem rekrutmen guru dan penempatannya memerlukan kebijakan
yang tepat mengingat banyak calon guru yang sering memilih tugas di
tempat yang di inginkannya.
B. Prosedur Sertifikasi
Sertifikasi guru merupakan amanat Undang-Undang Repulik Indonesia
No.20 Tahun 2003 tentang sisdiknas. Pasal 61 menyatakan bahwa sertifikasi
dapat berbentuk ijazah atau sertifikasi kompetensi, tetapi bukan sertifikasi
yang di peroleh melalui pertemuan ilmiah seperti seminar, diskusi panel,
lokakarya dan simposium. Sertifikasi guru merupakan kegiatan bersama
antara Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga
kependidikan (Ditjen PMPTK) Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota
sebagai pengelolaan guru dan Ditjen Dikti/ perguruan Tinggi sebagai
penyelenggara sertifikasi4.
Prosedur atau kerangka pelaksanaan sertifikasi kompetensi guru, baik
untuk lulusan S1 kependidikan maupun lulusan non kependidikan dapat di
jelaskan sebagai berikut:
1. Lulusan program sarjan kependidikan sudah mengalami Pembentukn
Kompetensi Mengajar (PKM). Oleh karena itu, mereka hanya memerlukan
uji kompetensi yang di laksanakan oleh kependidikan tinggi yang
memiliki PPTK terakreditasi dan di tunjuk oleh Dikjen Dikti.Depdiknas.
2. Lulusan program sarjana non kependidikan harus terlebih dahulu
mengikuti proses Pembentukan Kompetensi Mengajar (PKM) pada
perguruan tinggi yang memiliki Program Pengadaan Tenaga Kependidikan
(PPTK) secara terstruktur. Setelah di nyataka lulus dalam pembentukan
kompetensi mengajar, baru lulusan S1 non kependidikan boleh mengikuti
uji sertifikat. Sedangkan lulusan sarjana kependidikan tentu sudah
mengalami proses pembentukan kompetensi mengajar (PKM), tetapi tetap
wajib mengikuti uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat kompetensi.
3. Program peyelenggaraan PKM di persyaratkan adanya status lembaga
LPTK yang terakreditasi. (Depdiknas,2004)
7
4. Peserta uji kompetensi yang telah di nyatakan lulus, baik yang berasal dari
lulusan program sarjana pendidikan maupun non pendidikan di berikan
sertifikasi kompetensi sebagai bukti yang bersangkuta memiliki wewenang
utnuk melakukan peraktik dalam bidang profesi guru pada jenis dan
jenjang pendidikan tertentu.
5. Peserta ui kompetensi Yng berasal dari guru yang sudah melaksanakan
tugas dalam interval (10-15) tahun sebagai bentuk kegiatan penyegaran
dan pemutakhiran kemabali sesuai dengan tuntutan kemajuan IPTEK serta
persyaratan dunia kerja.
8
Komponen partofolio, sesuai peraturan materi pendidikan nasional RI
Nomor 18 tahun 2007 tentang sertifikasibagi guru dan jabatan, secara detail
terbagi dalam 10 butir, yakni:
1. Kualifikasi akademik;
2. Pendidikan dan pelatihan;
3. Pengalaman belajar
4. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
5. Penilaan dari atasan dan pengawas
6. Prestasi akademik
7. Karya pengembangan profesi
8. Keikutsertakan dalam forum ilmiah
9. Pengalaman organisasi dibidang pendidikan dan social
10. Penghargaan dan relevan dengan bidang pendidikan.
9
Prestasi akademik, yakni perstasi yang dicapai seorang guru, terutama
yang terkait dengan bidang keahliannya yang mendapat pengakuan dari
lembaga/penitia penyelengara, baik tingkat kecematan, kabupaten/kota
propinsi, nasional maupun internasional.
Karya pengembangan profesi, yaitu suatu karya yang menujukkan
adanya upaya dan hasil pengembangan profesi yang dilakukan oleh guru.
Pengalaman organisasi dibidang pendidikan dan sosial, yaitu
pengalaman guru menjadi pengurus organisasi pendidikan, organisasi sosial,
dan atau mendapat tugas tambahan.
Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidkan, yaitu
penghrgaan yang diperoleh karna guru menujukkan dedikasi yang baik dalam
melaksanakan tugas dan memenuhi kriteria kuantilatif ( lama waktu, hasil,
lokasi/geografis), kualitas ( komitmen, etos kerja), dan relevan (dalam
bidang/rumpun bidang), baik tingkat kabupaten/kota, propinsi, nasional,
maupun internasional.
10
untuk menilai kinerja guru dalam membuat persiapan pembelajaran, dan IPKG
II untuk kinerjaguru dalam melaksanakan pembelajaran.
Materi tes tulis mencakup dimensi kometensi pedagogik dan
kompetensi profesional, sedangkan tes kinerja berbentuk penilaian kinerja
guru dalam pengelolaan pembelajaran, yang mencakup keempat kompetensi
secara terintergrasinya. Selfappraisal yang dipadukan dengan portofolio
merupakan penilaian terhadap kegiatan dan prestasi guru disekolah, dalam
kegiatan profesional atau dimasyarakat, sepanjang relevan dengan tugasnya
sebagai guru. Peer appraisal dalam bentuk penilaian atasan dimaksud kan
untuk memperoleh penilaian dari kinerja seharu-hari, yang mencakup keempat
kompetensi. Dengan empat bentuk penilaian tersebut, diharapkan penilaian
kompetensi guru dilakukan secara comprehensif.
Sesuai dengan cangkupan uji kompetensi tersebut, maka intrumen
sertifikasi guru dikelompokkan kedalam intrumen tes dan intrumen non-tes.
Kelompok intrumen tes meliputi tes tulisdan tes kinerja. Tes tulis dalam
bentuk pilihan ganda yang meliputi kompetensi padagogik ( umum dan khusus
) dan profisional. Tes kinerja dalam bentuk real teaching dengan mengunakan
intrumen penilaian kinerja giri (IPKG), yang terdiri atas IPKG I dan IPKG I
dan IPKG II. IPKG I untuk menilai kinerja guru dalam melaksanakan
pembenlajaran di kelas.
Kelompok instrumen non tes meliputi selfappraisal yang di madukan
dengan portofolio. Instrumen ini memberikan kesempatan guru untuk menilai
diri sendiri dalam aktifitasnya sebagai guru. Setiap pertanyaan dalam
melakukan sesuatu atau berkarya harus dapat di buktikan dengan bukti fisik
berupa dokumen yang relevan.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sertifikasi guru adalah proses uji kompetensi yang di rancang untuk
mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan
pemeberian sertifikasi pendidik. Dasar hukum pelaksanaan sertifikasi guru
adalah Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD).
Program sertifikasi guru di berikan kepada para guru yang menenuhi standar
profesional guru karna hal ini merupakan syarat mutlak untuk mencapai
sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas. Manfaat Sertifikasi adalah
Pengawasan Mutu, Penjamin Mutu.
Sertifikasi guru merupakan amanat Undang-Undang Repulik Indonesia
No.20 Tahun 2003 tentang sisdiknas. Pasal 61 menyatakan bahwa sertifikasi
dapat berbentuk ijazah atau sertifikasi kompetensi, tetapi bukan sertifikasi
yang di peroleh melalui pertemuan ilmiah seperti seminar, diskusi panel,
lokakarya dan simposium. Portofolio adalah bukti fisik atau dokumen yang
mencerminkan prestasi dan yang mencerminkan prestasi dan pengalaman
berkarya, yang di capai seorang guru dala kurun waktu tertentu.
Sertifikasi guru berbentuk uji kompetensi, yang terdiri atas dua tahap,
yaitu tes tulis dan tes kinerja yang di barengi dengan selfappraisal dan
portofolio serta appraisal (penilaian atasan). Materi tes tulis, tes kinerja dan
selfappraisal yang di padukan dengan portofolio, di dasarkan pada indikator
esensial kompetensi guru sebagai agen pembelajaran.
B. Saran
Bagi seorang guru ataupun calon guru hendaklah benar-benar memiliki
kompetensi yang sesuai dengan tujuan sertifikasi. Dan juga saran untuk
pemerintah adalah bahwa dalam memilih guru yang akan di sertifikasi benar-
benar karna kemampuan yang di miliki guru tersebut yang sesuai dengan
kompetensi yang seharusnya bagi seorang guru sertifikasi.
12
Daftar Pustaka
Remaja Rosdakarya.
Subini, Nini. (2012). Awas, Jangan Jadi Guru Karbitan. Jakarta: Buku Kita.
13