Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ETIKA PROFESI KEGURUAN

PROGAM SERTIFIKASI DAN PENDIDIKAN PROFESI GURU

Diajukan guna memenuhi tugas Matakuliah Etika Profesi Keguruan

Dosen Pengampu : Dr. H. Abd. Muis Thabrani, MM.

Kelompok 13

Disusun Oleh :

Mokhamad Khabib Alwi T20182083

Himmati Karima I.D. T20182121

PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berisikan tentang “Progam Sertifikasi dan
Pendidikan Profesi Guru”. Shalawat serta salam tetap tercurah limpahkan kepada Rasulullah
SAW. yang telah membawa kita dari zaman jahiliyyah menuju zaman ilmu pengetahuan yang
menjadikan manusia cerdas dan berwawasan luas.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, serta
tidak terlepas dari berbagai macam kendala, keterbatasan ilmu, dan referensi. Oleh karena itu,
penulis masih mengharapkan saran dari berbagai pihak sehingga makalah ini menjadi lebih
baik lagi.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat serta menambah
wawasan bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Aamiin.

Jember, 14 Desember 2020

Penyusun.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN........................................................................................... i

KATA PENGANTAR......................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
C. Tujuan ....................................................................................................... 4

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Pengertian Sertifikasi Guru ....................................................................... 5


B. Tujuan dan Manfaat Sertifikasi Guru ....................................................... 5
C. Dasar Hukum Sertifikasi Guru.................................................................. 6
D. Mekanisme Pelaksanaan Sertifikasi Guru ................................................ 7
E. Pendidikan Profesi Guru ........................................................................... 8
F. Jaminan Mutu............................................................................................ 10

BAB 3 PENUTUP

A. KESIMPULAN ............................................................................................... 12
B. SARAN ........................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................13

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru merupakan ujung tombak dalam meningkatkan kualitas pendidikan,


di mana guru akan melakukan interaksi langsung dengan peserta didik dalam
pembelajaran di ruang kelas. Melalui proses belajar dan mengajar inilah berawalnya
kualitas pendidikan. Artinya, secara keseluruhan kualitas pendidikan berawal dari
kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di ruang kelas.
Sejauh ini pemerintah telah memiliki berbagai strategi sebagai upaya
peningkatan kualitas pendidik (guru) dalam bentuk program pendidikan dan
pelatihan serta program non pendidikan.Kenyataannya strategi yang dilakukan oleh
Indonesia belum terintegrasi secara baik sehingga diperlukan suatu program khusus
profesi yang berfungsi untuk meningkatkan profesionalisme guru yaitu melalui
pendidikan profesi guru (PPG). Program PPG yang diupayakan oleh pemerintah
akan menghasilkan guru-guru profesional yang memiliki kompetensi lulusan tinggi
dan mampu berdaya saing dengan asing.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Sertifikasi Guru?


2. Apa Tujuan dan Manfaat Sertifikasi Guru?
3. Apa Dasar Hukum Sertifikasi Guru?
4. Bagaimana Mekanisme Pelaksanaan Sertifikasi Guru?
5. Apa yang dimaksud Pendidikan Profesi Guru?
6. Apa yang dimaksud dengan Jaminan Mutu ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui maksud dari Sertifikasi Guru
2. Untuk mengetahui Tujuan dan Manfaat Sertifikasi Guru
3. Untuk mengetahui Dasar Hukum Sertifikasi Guru
4. Untuk mengetahui Mekanisme Pelaksanaan Sertifikasi Guru
5. Untuk mengetahui maksud dari Pendidikan Profesi Guru
6. Untuk mengetahui Jaminan Mutu

4
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sertifikasi Guru

Menurut UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen seperti yang
dikutip oleh E. Mulyasa (2007:33), “Sertifikasi adalah proses pemberian
sertifikat pendidik untuk guru dan dosen”. Sedangkan menurut Martinis Yamin
(2006:3) “Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru
dan dosen atau bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan
dosen sebagai tenaga profesional”. Menurut E.Mulyasa (2007:34) “Sertifikasi
guru adalah proses uji kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan
penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan pemberian sertifikat
pendidik. Sedangkan menurut Kunandar (2009:79) "Sertifikasi profesi guru
adalah proses untuk memberikan sertifikat kepada guru yang telah memenuhi
standar kualifikasi dan standar kompetensi".
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sertifikasi
guru adalah proses pemberian sertifikat kepada guru yang telah memenuhi
standar sebagai bukti atau pengakuan atas kemampuan profesionalnya sebagai
tenaga pendidik.

B. Tujuan dan Manfaat Sertifikasi Guru

Sertifikasi profesi guru ini mempunyai banyak sekali tujuan yang hendak
dicapai. Suyanto (2009), mengungkapkan bahwa tujuan utama sertifikasi guru
adalah:

1. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen


pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2. Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan.
3. Meningkatkan martabat guru.
4. Meningkatkan profesionalisme guru.
Wibowo (2004), mengungkapkan bahwa sertifikasi bertujuan untuk hal-
hal sebagai berikut:
1. Melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan.
2. Melindungi masyarakat dari praktek-praktek yang tidak kompeten,
sehingga merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan.
3. Membantu dan melindungi lembaga penyelenggara pendidikan, dengan
menyediakan rambu-rambu dan instrumen untuk melakukan seleksi
terhadap pelamar yang kompeten.

5
4. Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga
kependidikan.
5. Memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidik dan
tenaga kependidikan.
Suyanto (2009), mengungkapkan manfaat sertifikasi guru adalah sebagai
berikut:
1. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten,
yang dapat merusak citra profesi guru.
2. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak
berkualitas dan tidak profesional.
3. Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan tenaga kependidikan
(LPTK) dari keinginan internal dan tekanan eksternal yang
menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.
C. Dasar Hukum Sertifikasi Guru

Menurut Dirjen PMPTK Departemen Pendidikan Nasional tahun 2007,


dasar hukum sertifikasi profesi guru adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang


Sistem Pendidikan Nasional
a. Pasal 42 ayat (1), Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum
dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
b. Pasal 43 ayat (2), Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh
perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga
kependidikan yang terakreditasi.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen:
a. Pasal 8, Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
b. Pasal 11 ayat (1), Sertifikat pendidik sebagaimana dimaksud
dalam pasal 8 diberikan kepada guru yang telah memenuhi
persyaratan, ayat (2) Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh
perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga
kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Pemerintah,
ayat (3) Sertifikasi pendidik dilaksanakan secara objektif,
transparan, dan akuntabel, ayat (4) Ketentuan lebih lanjut
mengenai sertifikasi pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

6
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 16 tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 18 tahun 2007 tentang
Sertifikasi bagi Guru dalam jabatan.
D. Mekanisme Pelaksanaan Sertifikasi Guru
Peraturan Menteri Pendidikan (Permendiknas) Nomor 18 Tahun
2007 menyatakan bahwa sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilaksanakan
melalui uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik. Uji
kompetensi tersebut dilakukan dalam bentuk penilaian portofolio.

Menurut Kunandar (2009: 23),”Portofolio adalah bukti fisik


(dokumen) yang menggambarkan pengalaman berkarya atau prestasi yang
dicapai dalam menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam interval waktu
tertentu”. Jadi portofolio merupakan pengakuan atas pengalaman
profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap dokumen yang
mencerminkan rekam jejak profesionalisme guru selama mengajar.
dokumen penilaian portofolio mencakup :

a. Kualifikasi mengajar. Yaitu tingkat pendidikan formal yang telah


dicapai sampai dengan guru mengikuti sertifikasi.
b. Pendidikan dan pelatihan. dalam rangka pengembangan atau
peningkatan kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai
pendidik. berupa sertifikat, piagam, atau surat keterangan dari
lembaga penyelenggara diklat.
c. Pengalaman mengajar. dapat berupa surat keputusan atau surat
keterangan yang sah dari lembaga yang berwenang.
d. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. dapat berupa dokumen
perencanaan pembelajaran (RPP) yang diketahui dan disahkan oleh
atasan. RPP yang dilampirkan adalah RPP ynag terbaik. Sedangkan
pelaksanaan pembelajaran yaitu kegiatan guru dalam mengelola
pembelajaran di kelas.
e. Penilaian dari atasan dan pengawas. Yaitu penilaian atasan terhadap
kompetensi kepribadiana dan sosial
f. Prestasi akademik. Yaitu prestasi yang pernah dicapai oleh guru,
utamanya yang berkaitan dengan keahliannya yang mendapat
penghargaan dari lembaga atau pihak penyelenggara.
g. Karya pengembangan profesi. Yaitu suatu karya yang dihasilkan
oleh guru sebagai upaya dalam rangka pegembangan profesi.
h. Keikutsertaan dalam forum ilmiah. Yaitu partisipasi dalam kegiatan
ilmiah yang relevan dengan bidang tugasnya

7
i. Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial. Yaitu
pengalaman seorang guru menjadi pengurus di suatu bidang
kependidikan dan sosial.
j. Penghargaan yang relevan dalam bidang pendidikan. Yaitu
penghargaan yang diperoleh guru menunjukkan dedikasi yang baik
dalam melaksanakan tugas.
E. Pendidikan Profesi Guru.
Suyatno (2007), mengemukakan bahwa Pendidikan dan pelatihan
profesi guru (Diklat Profesi Guru/DPG) adalah Program pendidikan dan
pelatihan yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki
otoritas untuk melaksanakan sertifikasi guru bagi peserta sertifikasi yang
belum lulus penilaian portofolio.

Menurut Suyatno (2007: 15-17),” Pelaksanaan dan pelatihan profesi


guru diakhiri dengan ujian yang mencakup empat kompetensi antara lain
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan
kompetensi professional” Suyatno (2007), menjabarkan empat kompetensi
tersebut sebagai berikut:

a. Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran


dan peserta didik.
1. Memahami peserta didik secara mendalam, memiliki indikator
esensial: memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-
prinsip perkembangan kognitif, memahami peserta didik dengan
memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian, dan mengidentifikasi
bekal ajar awal peserta didik.
2. Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan
pendidikan untuk kepentingan pembelajaran, memiliki indikator
esensial: memahami landasan kependidikan, menerapkan teori
belajar dan pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran
berdasarkan karakteristik peserta didik kompetensi yang ingin
dicapai, dan materi ajar, serta menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) berdasarkan strategi yang dipilih.
3. Melaksanakan pembelajaran, memiliki indikator esensial: menata
latar (setting) pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran yang
kondusif.
4. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran, memiliki
indicator esensial: merancang dan melaksanakan evaluasi
(assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan
dengan berbagai metode; menganalisis hasil evaluasi proses dan

8
hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery
learning); dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran.
5. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensinya, memiliki indikator esensial: memfasilitasi peserta didik
untuk pengembangan berbagai potensi akademik dan nonakademik.
b. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal


yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif,
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
Secara rinci subkompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut.

1) Kepribadian yang mantap dan stabil.


2) Kepribadian yang dewasa.
3) Kepribadian yang arif.
4) Kepribadian yang berwibawa.
5) Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan.
c. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk


berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/ wali peserta didik,
dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini memiliki subkompetensi
dengan indikator esensial sebagai berikut.

1) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan


peserta didik.
2) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
sesama pendidik dan tenaga kependidikan.
3) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang
tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar
d. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara


luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata
pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan, serta penguasaan terhadap
stuktur dan metodologi keilmuannya. Setiap sub kompetensi tersebut
memiliki indikator esensial sebagai berikut.

1) Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi.


2) Menguasai struktur dan metode keilmuan.

9
F. Jaminan Mutu

Ada beberapa hal yang perlu untuk dikaji secara mendalam untuk
memberikan jaminan bahwa sertifikasi guru akan meningkatkan mutu
pendidikan.

Pertama dan sekaligus yang utama, sertifikasi merupakan sarana


atau instrumen untuk mencapai suatu tujuan, bukan tujuan itu sendiri. Perlu
ada kesadaran dan pemahaman dari semua fihak bahwa sertifikasi adalah
sarana untuk menuju mutu. Sertikasi bukan tujuan itu sendiri. Kesadaran
dan pemahaman ini akan melahirkan aktivitas yang benar. Kalau seorang
guru kembali masuk kampus untuk kualifikasi, maka belajar kembali ini
untuk mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan dan ketrampilan, sehingga
mendapatkan ijazah S-1 bukan melainkan konsekuensi dari telah belajar dan
telah mendapatkan tambahan ilmu dan ketrampilan baru. Demikian pula
kalau guru mengikuti uji sertifikasi, tujuan utama bukan untuk mendapatkan
tunjangan profesi, melainkan untuk dapat menunjukkan bahwa yang
bersangkutan telah memiliki kompetensi.

Kedua, konsistensi dan ketegaran pemerintah. Sebagai suatu


kebijakan yang bersentuhan dengan berbagai kelompok masyarakat akan
mendapatkan berbagai tantangan dan tuntutan. Demikian juga, akan muncul
tuntutan dari berbagai LPTK negeri khususnya di daerah luar jawa akan
menuntut dengan alasan demi keseimbangan geografis..

Ketiga, tegas dan tegakkan hukum. Dalam pelaksanaan sertifikasi,


akan muncul berbagai penyimpangan dari aturan main yang sudah ada.
Adanya penyimpangan ini tidak lepas dari adanya upaya berbagai fihak,
khususnya guru untuk mendapatkan sertifikat profesi dengan jalan pintas.
Penyimpangan yang muncul dan harus diwaspadai adalah pelaksanaan
sertifikasi yang tidak benar. Oleh karenanya, begitu ada gejala
penyimpangan, pemerintah harus segera mengambil tindakan tegas. Seperti
mencabut hak melaksanakan sertifikasi dari lembaga yang dimaksud, atau
menetapkan seseorang tidak boleh menjadi penguji sertifikasi, dan lain
sebagainya .

Keempat, pelaksanakan Undang-Undang secara konsekuen..


Pemerintah harus konsekuen bahwa sertifikasi merupakan standard nasional
yang harus dipatuhi. Toleransi bisa diberikan dalam pengertian waktu
transisi. Misalnya, untuk Jawa Tengah transisi 5 tahun, tetapi untuk daerah
yang terpencil transisi 10 tahun. Tetapi standard tidak mengenal toleransi.

10
Kelima pemerintah pusat dan pemerintah daerah menyediakan
anggaran yang memadai, baik untuk pelaksanaan sertifikasi maupun untuk
pemberian tunjangan profesi.

Pembinaan guru harus berlangsung secara berkesinambungan,


karena prinsip mendasar adalah guru harus merupakan a learning person,.
Sebagai guru profesional dan telah menyandang sertifikat pendidik, guru
berkewajiban untuk terus mempertahankan prosionalitasnya sebagai guru.
Pembinaan profesi guru secara terus menerus (continuous profesional
development) menggunakan wadah guru yang sudah ada, yaitu kelompok
kerja guru (KKG) untuk tingkat SD dan musyawarah guru mata pelajaran
(MGMP) untuk tingkat sekolah menengah. Aktifitas guru di KKG/MGMP
tidak saja untuk menyelesaikan persoalan pengajaran yang dialami guru dan
berbagi pengalaman mengajar antar guru, tetapi dengan strategi
mengembangkan kontak akademik dan melakukan refleksi diri.

Desain jejaring kerja (networking) peningkatan profesionalitas guru


berkelanjutan melibatkan instansi Pusat, Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK), Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) dan Dinas Pendidikan
Propinsi/Kabupaten/Kota serta Perguruan Tinggi setempat.

KKG dan MGMP sebagai wadah pengembangan profesi guru


melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi profesi guru. Selain itu perlu
adanya pemberdayaan (empowerment) guru yang telah memperoleh
sertifikat. Hal ini dapat dilakukan dengan adanya pemberian tugas yang
sesuai dengan kompetensi guru maupun adanya dorongan dari fihak
manajemen sekolah yang mampu menumbuhkan motivasi kerja bagi para
guru. Meningkatnya kompetensi guru yang didukung adanya motivasi kerja
yang tinggi akan dapat meningkatkan kinerja guru. Meningkatnya kinerja
guru akan meningkatkan kualitas pembelajaran, yang pada akhirnya akan
meningkatkan mutu pendidikan secara keseluruhan.

BAB 3

PENUTUP

11
A. KESIMPULAN

Sertifikasi Guru adalah proses pemberian sertifikat kepada guru yang


telah memenuhi standar sebagai bukti atau pengakuan atas kemampuan
profesionalnya sebagai tenaga pendidik, tujuan dan manfaat dari adanya
sertifikasi guru diantaranya untuk Menentukan kelayakan guru dalam
melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan
pendidikan nasional,Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan,
Meningkatkan martabat guru, dan Meningkatkan profesionalisme guru.
Dasar Hukum Sertifikasi Guru Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan
Kompetensi Guru, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 18 tahun
2007 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam jabatan

Pendidikan Profesi Guru adalah Program pendidikan dan pelatihan yang


diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki otoritas untuk
melaksanakan sertifikasi guru bagi peserta sertifikasi yang belum lulus
penilaian portofolio, Pelaksanaan dan pelatihan profesi guru diakhiri dengan
ujian yang mencakup empat kompetensi antara lain kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi professional.
B. SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
pembahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahan karena keterbatasan pengetahuan dan kekurangan rujukan atau
referensi yang berhubungan dengan judul makalah yang kami susun. Kami
Selaku penulis banyak berharap para pembaca berkenan memberikan kritik dan
saran yang membangun demi tercapainya kesempurnaa makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

12
Departemen Pendidikan Nasional (2006) Undang-undang Republik Indonesia, No.
14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Direktoran Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional. (2008).


Pedoman Penyelenggaraan Program Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Melalui
Jalur Pendidikan. Jakarta.

Fasli Jalal. (2007). Sertifikasi Guru Untuk Mewujudkan Pendidikan Yang


Bermutu?. Makalah disampaikan pada seminar pendidikan yang diselenggarakan
oleh Program Pascasarjana Unair, tanggal 28 April 2007 di Surabaya

Muchlas Samani. (2008). Sertifikasi Guru Sebagai Bagian Peningkatan Kualitas


Pendidikan. Makalah disampaikan pada seminar Strategi Peningkatan Kualitas
Pendidikan. Program Pascasarjana UNY, 22 Maret di Yogyakarta

13

Anda mungkin juga menyukai