Anda di halaman 1dari 16

ACUAN MUTU PENDIDIKAN

MAKALAH KELOMPOK

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Penjaminan Mutu


Pada Semester V ( Lima ) Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI)

Dosen Pengampu: Yulan Triani Legistia, S.Pd.I., M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 7 (Tujuh)
Nur Alya Febriani : (1211030276)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

SYAMSUL ‘ULUM GUNUNG PUYUH SUKABUMI

TAHUN AKADEMIK 2023-2024


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang
telah memberikan Taufiq dan Hidayah-Nya. Sholawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada pahlawan revosional Islam Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa risalah kepada kita semua.

Berkat rahmat dan inayah-Nya yang selalu tercurahkan kepada kita selaku
hambanya, dan senantiasa memberikan kelancaran dan kesehatan sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas Makalah ini pada Mata Kuliah Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan berjudul “ACUAN MUTU PENDIDIKAN ”

Dalam kesempatan ini, tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Ibu
Yulan Triani Legistia, S.Pd.I,M.Pd sebagai Dosen Pengampu yang telah
memberikan tugas dan pengalaman, dan bantuan rekan mahasiswa sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu.

Kami selaku penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun


makalah ini, dan kami sepenuhnya menyadari manusia tidak luput dari
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami ucapkan maaf kepada pembaca
atas kesalahan penulisan ataupun pembahasan makalah ini.

Semoga kita semua selalu mendapat Rahmat dan inayah-Nya agar dapat
menyusun makalah lebih baik lagi.

Sukabumi,13 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3

A. Mutu Pendidikan ....................................................................................... 3

B. Standar Nasional Pendidikan (SNP) Sebagai Acuan Mutu Pendidikan ....... 5

C. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) Sebagai Acuan Mutu

Pendidikan ................................................................................................ 8

BAB III PENUTUPAN ...................................................................................... 12

Kesimpulan .................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional menggariskan, bahwa pendidikan dilaksanakan melalui satu system
pendidikan nasional yaitu untuk mengembangkan kemampuan serta
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia.
Implikasinya dari berlakunya undang-undang ini diantaranya adalah perlu
adanya suatu standar mutu pendidikan yang bersifat nasional. Diantara
upaya menentukan standar secara nasional adalah adanya Standar Nasional
Pendidikan (Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan) untuk berbagai jenis dan jenjang satuan pendidikan.
Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional, pada tanggal 25
September 2009 yang lalu, pemerintah melalui Mendiknas telah
menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009
tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan.

Dalam peraturan ini disebutkan bahwa “Penjaminan mutu


pendidikan adalah kegiatan sistemik dan terpadu oleh satuan atau program
pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah
daerah, Pemerintah, dan masyarakat untuk menaikkan tingkat kecerdasan
kehidupan bangsa melalui pendidikan”. Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan yang selanjutnya disebut SPMP adalah “subsistem dari Sistem
Pendidikan Nasional yang fungsi utamanya meningkatkan mutu
pendidikan”.

Mutu pendidikan merupakan standar yang harus dijaga oleh lembaga


pendidikan di Indonesia. Penjaminan mutu sekolah merupakan usaha
pengelola pendidikan dalam menjaga proses penetapan dan pemenuhan
standar mutu pengelolaan secara berkelanjutan sehingga konsumen

1
produsen dan pihak lain yang berkepentingan memperoleh kepuasan.
Dengan adanya pelaksanaan penjaminan mutu diharapkan akan dapat
menciptakan lulusan yang berkualitas.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Mutu Pendidikan ?


2. Bagaimana SNP sebagai Acuan Mutu Pendidikan Nasional?
3. Bagaimana SPMP sebagai Acuan Mutu Pendidikan Nasional?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk memahami Apa yang dimaksud Mutu Pendidikan ?


2. Untuk mengidentifikasi Bagaimana SNP sebagai Acuan Mutu
Pendidikan Nasional?
3. Untuk mengidentifikasi Bagaimana SPMP sebagai Acuan Mutu
Pendidikan Nasional?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Mutu Pendidikan

1. Pengertian Mutu Pendidikan


Mutu merupakan kemampuan (ability) yang dimiliki oleh suatu
produk atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan atau harapan dan
kepuasan pelanggan, dalam pendidikan yang dimaksud dengan
pelanggan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu internal customer
(siswa atau mahasiswa sebagai pembelajar sekaligus input) dan
eksternal customer (masyarakat dan dunia industri).1
Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu dalam hal ini
mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dalam”proses
pendidikan” yang bermutu terlibat berbagai input seperti bahan ajar
(kogniti, efektif, atau psikomotorik), metodologi (bervariasi sesuai
kemapuan guru), sarana sekolah, dukungan administrasi sarana
prasarana, sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif.
Mutu dalam konteks “hasil pendidikan” mengacu pada prestasi yang
dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu (apakah tiap akhir
semester, akhir tahun, 2 tahun atau 5 tahun, bahkan 10 tahun). Prestasi
yang dicapai atau hasil pendidikan (student achievement) dapat berupa
hasil tes kemampuan akademis (misalnya tes formatif, sumatif, dan
UN). Dapat pula prestasi di bidang lain, seperti prestasi di suatu cabang
olahraga, seni, atau ketrampilan tambahan tertentu, misalnya: komputer,
beragama jenis teknik, jasa. Bahkan prestasi sekolah dapat berupa
kondisi yang tidak dapat dipegang (intangible), seperti suasana, disiplin,
keakraban, saling menghormati, kebersihan, toleransi, emosional, dan
sebagainya. 2

1
Nanang Fatah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. , 2
2
Edward Sallis, Total Quality Management in Education: Managemen Mutu Pendidikan
(Jogjakarta: IRCisod, 2008), 50.

3
Adapun menurut Sudarwan Danim, mutu pendidikan mengacu
pada masukan, proses, luaran, dan dampaknya. Mutu masukan dapat
dilihat dari beberapa sisi. Pertama, kondisi baik atau tidaknya masukan
sumber daya manusia, seperti kepala sekolah, guru, staf tata usaha, dan
siswa. Kedua, memenuhi atau tidaknya kriteria masukan material berupa
alat peraga, buku-buku, kurikulum, prasarana, sarana sekolah, dan
lainlain. Ketiga, memenuhi atau tidaknya kriteria masukan yang
perangkat lunak, seperti peraturan, struktur organisasi, dan deskripsi
kerja. Keempat, mutu masukan yang bersifat harapan dan kebutuhan,
seperti visi, motivasi, ketekunan, dan cita-cita.
Mutu proses pembelajaran mengandung makna bahwa kemampuan
sumber daya sekolah mentransformasikan beragam jenis masukan dan
situasi untuk mencapai derajat nilsi tambah tertentu dari peserta didik.
Apabila diliht dari hasil pendidikan, mutu pendidikan dipandang
bermutu jika mampu melahirkan keunggulan akademik dan
ekstrakulikuler pada peserta didik yang dinyatakan lulus untuk satu
jenjang pendidikan atau menyelesaikan program pembelajaran tertentu.3
Dapat disimpulkan bahwa mutu pendidikan adalah derajat
keunggulan dalam pengeloaan pendidikan secara efektif dan efisien
untuk melahirkan keunggulan akademik dan ekstrakulikuler pada
peserta didik yang dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidikan atau
menyelesaikan program pembelajaran tertentu.
2. Tujuan dan Manfaat Mutu Pendidikan
Mutu sangat bermanfaat bagi dunia pendidikan yaitu:
a) Meningkatkan pertanggungjawaban (akuntabilitas) sekolah
kepada masyarakat dan atau pemerintah yang telah memberikan
semua biaya kepada sekolah.
b) Menjamin mutu lulusannya
c) Bekerja lebih profesional
d) Meningkatkan persaingan yang sehat.

3
Sri Minarti, Managemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri
(Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2016), 329-330

4
e) Secara umum Tujuan dari penjaminan mutu pendidikan adalah
untuk merencanakan, mencapai, memelihara, Dan meningkatkan
mutu pendidikan secara berkelanjutan pada satuan pendidikan
tertentu.4

Dalam Permendiknas No 63 Tahun 2009 Pasal 2 menyatakan


bahwa tujuan akhir dari penjaminan mutu pendidikan adalah tingginya
kecerdasan kehidupan manusia dan bangsa sebagaimana dicita-citakan
oleh Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesi Tahun
1945 yang dicapai melalui penerapan SPMP.

B. Standar Nasional Pendidikan (SNP) Sebagai Acuan Mutu


Pendidikan

Pemerintah RI (2005) menjelaskan upaya peningkatan mutu


pendidikan dan daya saing sumber daya manusia Indonesia perlu senantiasa
memperhatikan perubahan masyarakat dan dinamika global. Untuk itu,
pemantapan Standar Nasional Pendidikan dan upaya pemenuhannya
merupakan hal penting dan mendesak untuk dilakukan.

Pelaksanaan sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan


menengah mengacu pada standar sesuai peraturan yang berlaku. Acuan
utama sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah adalah
Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang ditetapkan oleh pemerintah pusat
melalui Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). SNP adalah standar
minimal yang ditetapkan pemerintah dalam bidang pendidikan yang harus
dipenuhi oleh satuan pendidikan dan semua pemangku kepentingan dalam
mengelola dan menyelenggarakan pendidikan, yang terdiri atas:

1. Standar Kompetensi Lulusan;


Adapun indikator standar di atas adalah:
a) Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME, berkarakter, jujur, dan peduli,

4
Rusman, 560

5
bertanggungjawab, pembelajar sejati sepanjang hayat, dan sehat
jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan sesuai ruang lingkup jenjang pendidikan;
b) Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat dasar berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya serta mampu
mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks sesuai ruang
lingkup jenjang pendidikan;
c) Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kreatif, produktif,
kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif melalui pendekatan
ilmiah sesuai dengan perkembangan siswa pada setiap jenjang
pendidikan.
2. Standar Isi;
Adapun indikator standar di atas adalah:
a) Perangkat pembelajaran sesuai rumusan kompetensi lulusan;
b) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dikembangkan sesuai
prosedur;
c) Sekolah melaksanakan kurikulum sesuai ketentuan.
3. Standar Proses;
Adapun indikator standar di atas adalah:
a) Sekolah merencanakan proses pembelajaran sesuai ketentuan;
b) Proses pembelajaran dilaksanakan dengan tepat;
c) Pengawasan dan penilaian otentik dilakukan dalam proses
pembelajaran.
4. Standar Penilaian;
Adapun indikator standar di atas adalah:
a) Aspek penilaian sesuai ranah kompetensi;
b) Teknik penilaian obyektif dan akuntabel;
c) Penilaian pendidikan ditindaklanjuti;
d) Instrumen penilaian menyesuaikan aspek;
e) Penilaian dilakukan mengikuti prosedur.
5. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan;

6
Adapun indikator standar di atas adalah:
a) Ketersediaan dan kompetensi guru sesuai ketentuan;
b) Ketersediaan dan kompetensi kepala sekolah sesuai ketentuan;
c) Ketersediaan dan kompetensi tenaga administrasi sesuai
ketentuan;
d) Ketersediaan dan kompetensi pustakawan sesuai ketentuan;
e) Ketersediaan dan kompetensi laboran sesuai ketentuan.
6. Standar Pengelolaan;
Adapun indikator standar di atas adalah:
a) Kapasitas daya tampung sekolah memadai;
b) Sekolah memiliki sarana dan prasarana pembelajaran yang
lengkap dan layak;
c) Sekolah memiliki sarana dan prasarana pendukung yang lengkap
dan layak.
7. Standar Sarana dan Prasarana;
Adapun indikator standar di atas adalah:
a) Sekolah melakukan perencanaan pengelolaan;
b) Program pengelolaan dilaksanakan sesuai ketentuan;
c) Kepala sekolah berkinerja baik dalam melaksanakan tugas
kepemimpinan;
d) Satuan pendidikan mengelola sistem informasi.
8. Standar Pembiayaan.
Adapun indikator standar di atas adalah:
a) Sekolah memberikan layanan subsidi silang;
b) Biaya operasional non-personil minimal sesuai ketentuan;
c) Pengelolaan dana yang masuk ke satuan pendidikan dilakukan
secara transparan dan akuntabel (laporan, dapat diakses dan
dapat diaudit).

7
C. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) Sebagai Acuan
Mutu Pendidikan

Secara kelembagaan, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP)


diposisikan sebagai bagian dari keseluruhan fungsi manajemen pendidikan.
SPMP sebagai salah satu fungsi manajemen pendidikan mengemban tugas
dan tanggung jawab dalam mengukur dan menilai pemenuhan standar mutu
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam kebijakan dan regulasi. SPMP
dalam kegiatannya fokus terhadap peningkatan mutu secara berkelanjutan
dengan cara mengukur dan menilai mutu sistem pendidikan, kinerja institusi
pendidikan, dan mutu program studi. SPMP dapat dipandang sebagai
instrumen kebijakan dalam mengefektifkan implementasi kebijakan untuk
mencapai akuntabilitas satuan pendidikan terhadap masyarakat atau publik. 5

Secara umum penjaminan mutu satuan pendidikan/sekolah


merupakan proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan
satuan pendidikan/sekolah secara konsisten dan berkelanjutan sehingga
seluruh pemakai lulusan (stakeholders) memperoleh kepuasan (stakeholders
satisfaction). Berkenaan dengan konsep penjaminan mutu di atas, maka
satuan pendidikan (sekolah) harus mampu merencanakan, melaksanakan,
dan mengendalikan mutu, baik untuk setiapa satuan kegiatan pada setiap
butir mutu maupun untuk seluruh kegiatan dalam kegiatan pendidikan yang
diselenggarakan.6

Penjaminan mutu pendidikan formal, nonformal, dan informal


sebagaimana tersurat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
63 Tahun 2009 tentang sistem penjaminan Mutu Pendidikan, merupakan
kegiatan yang sistematik dan terpadu pada penyelenggaraan pendidikan
untuk meningkatkan tingkat kecerdasan kehidupan bangsa. Pelaksanaan
penjaminan mutu pendidikan terutama berada pada satuan/program
pendidikan. Penyelenggara satuan/program pendidikan berkewajiban

5
Nanang Fatah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, 3
6
Rusman, Manajemen Kurikulum, 559-560.

8
menyediakan dan memberikan bantuan dalam pemenuhan standar yang
diharapkan. 7

Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar Dan Menengah adalah


suatu kesatuan unsur yang terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses
terpadu yang mengatur segala kegiatan untuk meningkatkan mutu
pendidikan Dasar dan Menengah secara sistematis, terencana dan
berkelanjutan. Sistem penjaminan mutu pendidikan berfungsi sebagai
pengendali penyelenggaraan pendidikan oleh satuan pendidikan untuk
mewujudkan pendidikan yang bermutu.

Sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah terdiri atas


dua komponen yaitu Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sistem
Penjaminan Mutu Eksternal (SPME). Sistem Penjaminan Mutu Eksternal
yaitu sistem penjaminan mutu yang dilakasanakan oleh pemerintah daerah,
lembaga akreditasi dan lembaga standarisasi pendidikan.

Ada tiga tahap konsep manajemen mutu pendidikan menurut


Muhaimin (2012) yaitu:

Tahap 1 : Infentarisasi, penetapan, stakeholder dan kegiatan utama


lembaga pendidikan ( infentarisir dan penetapan kebutuhan stakehol- der,
mengidntifikasi stakeholder potensial, menganalisis stakeholder potensial);

Tahap 2 :Memformulasi strategi lembaga pendidikan


(mengembangkan visi dan misi, penetapan tujuan strategis, meng- analisis
SWOT, melakukan pengukuran kinerja, mengidentifikasi fokus strategi,
evaluasi portofolio, )

Tahap 3 : Mengembangkan rencana kegiatan utama (penentuan


sasaran, pengembangan rencana program, penetapan rencana aktifitas,
seleksi teknis analisis)

Berdasarkan konsep Muhaimin manajemen mutu ada tiga tahap


yaitu pertama adalah infentarisasi kebutuhan-kebutuhan stakeholder,

7
Permendiknas No 63 Tahun 2009 Tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan

9
memilih dan menganalisis stakeholder yang potensial. Tahap kedua adalah
merumuskan visi, misi, tujuan, analisis peluang dan tantangan, melakukan
pengukuran kinerja menetapkan strategi. Tahap ketiga yaitu menetapkan
sasaran, mengembangkan rencana program, penetapan aktifitas, dan seleksi
teknis analisis.

Dalam petunjuk pelaksanaan penjaminan mutu dijelaskan langkah-


langkah penjaminan mutu dalam siklus terdiri atas:

a. Penetapan Standar Memiliki standar mutu sebagai landasan


dalam melaksanakan penjaminan mutu pendidikan. Sesuai
dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, SNP adalah kriteria
minimal dalam menyelenggarakan pendidikan. Satuan
Pendidikan dapat menetapkan standar di atas SNP apabila
penyelenggaraan pendidikan telah memenuhi seluruh kriteria
dalam SNP.
b. Pemetaan Mutu Memetakan mutu pendidikan pada satuan
pendidikan berdasarkan standar mutu yang telah ditetapkan
melalui kegiatan evaluasi diri yang menghasilkan peta mutu
(capaian standar), masalah yang dihadapi dan rekomendasi;
c. Penyusunan Rencana Pemenuhan Membuat perencanaan
pemenuhan mutu berdasarkan hasil pemetaan mutu, dokumen
kebijakan pendidikan pada level nasional, daerah dan satuan
pendidikan serta rencana strategis pengembangan satuan
pendidikan. Hasil perencanaan dituangkan dalam dokumen
perencanaan satuan pendidikan serta rencana aksi kegiatan;
d. Pelaksanaan Pemenuhan Mutu Melaksanakan pemenuhan mutu
dalam pengelolaan satuan pendidikan dan kegiatan proses
pembelajaran sesuai hasil perencanaan sehingga standar dapat
tercapai;
e. Evaluasi/Audit Mutu Melakukan pengendalian terhadap proses
pelaksanaan pemenuhan mutu yang telah dilakukan sesuai

10
dengan perencanaan yang disusun untuk menjamin kepastian
terjadinya peningkatan mutu yang berkelanjutan.

11
BAB III

PENUTUPAN

Kesimpulan
Mutu pendidikan adalah derajat keunggulan dalam pengeloaan pendidikan
secara efektif dan efisien untuk melahirkan keunggulan akademik dan
ekstrakulikuler pada peserta didik yang dinyatakan lulus untuk satu jenjang
pendidikan atau menyelesaikan program pembelajaran tertentu. Tujuan akhir dari
penjaminan mutu pendidikan adalah tingginya kecerdasan kehidupan manusia dan
bangsa sebagaimana dicita-citakan oleh Pembukaan Undang-undang Dasar
Negara Republik Indonesi Tahun 1945 yang dicapai melalui penerapan SPMP.

Acuan utama sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah


adalah Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang ditetapkan oleh pemerintah pusat
melalui Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang terdiri atas Standar
Kompetensi Lulusan Standar Isi; Standar Proses; Standar Penilaian; Standar
Pendidik dan Tenaga Kependidikan; Standar Pengelolaan; Standar Sarana dan
Prasarana; Standar Pembiayaan.

SPMP sebagai salah satu fungsi manajemen pendidikan mengemban tugas


dan tanggung jawab dalam mengukur dan menilai pemenuhan standar mutu
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam kebijakan dan regulasi. SPMP dalam
kegiatannya fokus terhadap peningkatan mutu secara berkelanjutan dengan cara
mengukur dan menilai mutu sistem pendidikan, kinerja institusi pendidikan, dan
mutu program studi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Edward Sallis, Total Quality Management in Education: Managemen Mutu

Pendidikan (Jogjakarta: IRCisod, 2008), 50.

Nanang Fatah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. , 2

Permendiknas No 63 Tahun 2009 Tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan

Rusman, Manajemen Kurikulum, 559-560.

Sri Minarti, Managemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara

Mandiri (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2016), 329-330

13

Anda mungkin juga menyukai