Anda di halaman 1dari 20

Vol.2 No.

11 April 2022 3745


……………………………………………………………………………………………………...
PENGEMBANGAN SYSTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIK UNTUK
MENCIPTAKAN SEORANG PENDIDIK YANG PROFESSIONAL

Oleh
M. Nugroho Adi Saputro1), Bachtiar Hadi2)
1,2Mahasiswa Program Pascasarjana Studi Manajemen Pendidikan Islam Univesitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta


E-mail: 1Saputro1610@gmail.com, 2bachtiarhadi@gmail.com

Abstract
Artikel ini bertujuan untuk 1)menilisik pengembangan system penjaminan mutu pendidikan dalam
meningkatkan mutu pendidik 2) peran penjaminan mutu pendidikan dalam lembaga pendidikan
dan 3) memahami esensi system penjaminan mutu pendidikan serta output yang ditawarkan oleh
penjaminan mutu. Adapun metode dalam penulisan artikel ini menggunakan studi litelatur. Hasil
dari penelitian ini adalah 1) pengembangan penjaminan mutu dalam suatu organisasi bisa
dikatakan sebagai ruh dalam sebuah organisasi, termasuk pendidikan. khususnya seorang
pendidik yang memiliki peranan penting sebagai penggerak utama. Pengembangan dari system
penjaminan mutu terkhusus pendidik dapat diarahkan kepada pembangunan konsep pendidik
professional yang lebih luas 2) sistem penjaminan mutu dapat dikatakan sebagai suatu instrumen
metodologis yang digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan dianggap mampu
menyelesaikan persoalan-persoalan pendidikan. 3) esensi dari penjaminan mutu ialah mutu itu
sendiri, sedangkan yang menjadi tolak ukur adalah pelanggan sebagai focus utama dari
penjaminan mutu, sedangkan output yang ditawarkan ialah produk atau pun jasa yang tentunya
sesuai dengan pemangku kepentingan atas produk atau jasa yang ditawarkan. Sehingga kemudian
dengan konsep pendidik professional yang tawarkan lebih mengarah pada pandangan yang lebih
luas dengan menuntut keprofesionalan secara totalitas bukan hanya sekedar syarat. Meskipun
terlihat samar sama, namun sejatinya konsep keprofesionalan ini memaparkan tingkat kejelasan
yang lebih berarti yakni dengan memiliki jiwa pendidik sebagai landasan utamanya.
Keywords: Pengembangan Penjaminan Mutu, Pendidik.

PENDAHULUAN bahwa kemakmuran suatu bangsa berkaitan erat


Mutu pendidikan di Indonesia di tingkat dengan kualitas mutu pendidikannya. Lebih
ASEAN masih terbilang belum mencapai apa spesifik, dewasa ini, bangsa-bangsa yang
yang di harapkan, bahkan dengan Negara mencapai kemakmuran dan kesejahteraan ialah
tetangga yakni Malaysia dan Brunai bangsa yang melaksanakan pembangunan
Darussalam. Berdasarkan data yang dilansir nasional dengan menekankan pada aspek
Programme for International Student kemanusian yakni dengan pendidikan2. Mutu
Assesment (PISA) di tahun 2018, pendidikan pendidikan selalu menjadi salah satu isu yang
Indonesia berada di posisi ke-lima ASEAN.1 dianggap urgen dalam kehidupan bangsa. Mutu
Sebab demikian, dengan mutu pendidikan yang pendidikan haruslah bersifat kualitas juga
baik sebagaimana pendapat umum dikatakan kuantitas. Artinya, pendidikan kualitas ialah

1 2
Kusnandi, “Konsep Dasar dan Stategi
https://malangtimes.com/baca/46876/20191206/090800/ Penjaminan Mutu Pendidikan: Sebagai Review
kualitas-pendidikan-indonesia-peringkat-5-asean- Kebijakan Mutu Pendidikan”, Dalam Jurnal IJEMAR
warganet-20-tahun-reformasi-masih-kalah-dengan- Vol. 1 No. 1 2017, h. 107
malaysia-miris-jiwa di akses 23-10-2020

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
3746 Vol.2 No.11 April 2022
………………………………………………………………………………………………………
sekolah haruslah meningkatkan dengan menimbang salah satu nilai yang terkandung
berbagai aspeknya dari waktu ke waktu dalam pembukaan Undang-undang dasar 1945
sehingga akan terlihat perkembangan serta yakni “mencerdaskan kehidupan bangsa”, tidak
kemajuan suatu sekolah, dan pendidikan lain dan tidak bukan adalah untuk
kuantitas ialah sekolah haruslah menyebar mengembangkan serta meningkatkan mutu
kesegala penjuru negeri agar masyarakat dapat kehidupan serta martabat manusia juga bangsa.
mengeyam pendidikan sehingga mampu Disisi lain, dengan diberlakukannya Undang-
meningkatkan sumber daya manusia. Undang No. 32 tahun 2004 tentang
Demikian dengan Indonesia, mutu pemerintahan daerah atau otonomi daerah,
pendidikan dianggap menjadi tolak ukur dalam Undang-Undang tersebut memberi dampak
menilai tercapainya tujuan pendidikan positif pada pengelolaan pendidikan di daerah.
Nasional. Namun apa daya, nyatanya potret Salah satunya ialah sekolah sebagai lembaga
pendidikan Indonesia saat ini masih terbilang pendidikan dapat berfokus pada kebutuhan
memiliki mutu yang rendah, meski pemerintah serta persoalan yang dihadapi di daerah
dalam kiat kali waktu selalu berusaha tersebut. Walaupun demikian, bukan berati tak
melakukan yang terbaik demi memajukan mutu memiliki dampak negatif.
pendidikan Indonesia. Pada dasarnya persoalan Melalui Permendiknas No. 63 Tahun
mutu pendidikan sangatlah kompleks dan 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu
rumit, persoalan tersebut saling terkait satu Pendidikan (SPMP), pemerintah melakukan
dengan yang lain. Dimana mutu tidak hanya suatu upaya untuk menyikapi dampak negatif
mengenai output melainkan juga input. Salah terbitnya Undang-undang No. 32 tahun 2004
satu persoalan yang tidak kalah penting adalah dengan melakukan sebuah standarisasi mutu
pentingnya mutu dari pelaku pendidikan, dalam baik yang bersifat regional maupun nasional
konteks ini yakni sumber daya manusia itu sebagai bentuk perhatian dalam upaya
sendiri terkhusus ialah pendidik. Tak jarang peningkatan dan penjaminan mutu suatu
seorang pendidik (guru) dan tenaga pendidikan3. Keberhasilan dan kegagalan
kependidikan tidak professional dalam pendidikan dalam konteks Undang-undang No.
menjalani bidangnya. Sebagai imbasnya ialah 32 tahun 2004 mengenai otonomi daerah yang
sekolah tidak dapat melahirkan peserta didik juga berdampak pada pendidikan, bergantung
yang utuh sebagai dirinya dan terkadang pada tiga faktor utama yakni guru, kepala
berimbas pada mutu lulusan. Tak jarang pula sekolah dan pengawas, sebab ketiga komponen
anak didik ketika lulus masih kebingungan akan inilah yang menjadi penentu serta penggerak
siapakah dirinya? Artinya pendidikan dewasa utama demi tercapainya mutu pendidikan yang
ini mengalami degradasi makna akan berkualitas (Mulyasa, 2012)4. Hal tersebut
pendidikan itu sendiri. mengingatkan bahwa mutu pendidikan
Berdasar amanat Undang-Undang berkaitan erat dengan martabat bangsa dan
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun mutu pendidikan merupakan aspek penting
2003 yang menyatakan bahwa Sistem untuk terus dikaji terutama berkenaan dengan
Pendidikan Nasional merupakan keseluruhan input (terkhusus guru) sebagai peran pelayanan
komponen pendidikan yang secara terpadu dan output (peserta didik) dapat menjadi
terkait dengan tujuan pendidikan nasional. Dan
3 4
Haryono dan Budiyono, dkk, “Sistem Kusnandi, “Konsep Dasar Sistem Penjaminan
Penjaminan Mutu Pendidikan Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan: Sebagai Review Kebijakan Mutu
Mutu Pendidikan Sekolah Dasar di Kecamatan Gajah Pendidikan,” Jurnal IJEMAR 1, no. 1 (Desember 2017):
Mungkur Kota Semarang,” Jurnal PANJAR 1, no. 1 h.108.
(2019): h. 18.
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.11 April 2022 3747
……………………………………………………………………………………………………...
manusia seutuhnya dan pelaku pengguna negara lewat pemerintah baik di kancah
pendidikan yang lain. regional maupun nasional. Penjaminan mutu
5
Darmaji dkk dalam artikelnya pada dasarnya berkaitan erat dengan fungsi
mengatakan implementasi penjaminan mutu menajemen, sebab dengan optimalnya suatu
internal sekolah memberikan dampak positif fungsi menajemen akan sangat berpengaruh
pada sekolah. Salah satunya sekolah mampu pada pengembangan serta penjaminan mutu
memperoleh beberapa predikat prestasi baik dalam suatu bidang jasa seperti pendidikan,
dalam kancah nasional maupun internasional. sehingga dapat memberikan pelayanan secara
Hal demikian dilakukan dengan pola optimal. Oleh karena itu perlu adanya sebuah
pengelolaan sekolah yang unggul dalam proses upaya untuk mengendalikan mutu agar semua
(best process) sekolah berhasil mendapatkan aspek yang terkait terkelola dengan baik. Oleh
output dan outcome yang diinginkan. sebab itu diperlukan suatu konsep yang terkait
Kemudian Nyoman Sridana6 memberi dengan manajemen mutu yakni Quality
penekanan bahwa pengetahuan penjaminan Assurance.
mutu haruslah dipahami oleh pelaku Manajemen mutu bukan lagi konsep
pendidikan, khususnya kepala sekolah sebagai baru dalam pendidikan, manajemen mutu yang
seorang supervisor dan diikuti oleh komponen mulanya digunakan dalam dunia industry kini
pelaku pendidikan yang lain. Kembali diadopsi dalam dunia pendidikan, khususnya
ditekankan oleh Abdul Hadi7 bahwa dengan Indonesia. Dengan adanya manajemen mutu ini
menerapkan system penjaminan mutu kemudian dimaksudkan sebagai salah satu cara
khususnya Total Quality Management (TQM). untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di
TQM dalam satuan pendidikan sebagai bentuk dunia pendidikan.
upaya peningkatan mutu pendidikan, lembaga 1. Teori dan Hakikat Penjaminan Mutu
pendidikan akan lebih terfokus pada Pendidikan
memberikan layanan pendidikan yang tinggi, Definisi mutu pada dasarnya memiliki
memusatkan perhatiaan pada pelanggan, dan definisi yang bervariasi. Dalam pendidikan
sebagai sarana pemecahan masalah. sendiri, mutu merupakan sebuah jaminan
Berdasarkan tulisan-tulisan tersebut penulis kepuasan layanan pendidikan. Baik di sekolah,
tergerak untuk melakukan sebuah proses belajar mengajar dan lain sebagainya.
pengembangan penjaminan mutu khususnya Yang jelas secara keseluruhan dalam proses
terhadap pendidik sehingga dapat pendidikan. Sallis, 2007;Kambey, 2004
memunculkan suatu konsep ataupun inovasi mengatakan kepuasan layanan pendidikan
baru terhadap penjaminan mutu khususnya diukur dari kepentingan pelanggan pendidikan
pendidik yang berkualitas. yang terdiri dari pelanggan internal dan
eksternal.8 Pelanggan internal meliputi para
LANDASAN TEORI pendidik dan staf pendukung, atau dengan kata
Sistem penjaminan mutu merupakan lain komponen pengelola pendidikan. Sedang
bentuk tanggung jawab bersama. Terutama pelanggan eksternal meliputi orang tua, serta
5
Darmaji, Achmad Supriyanto, dan Agus Magister Pendidikan IPA 1, no. 1 (22 Desember 2018),
Timan, “Sistem Penjaminan Mutu Internalsekolah https://doi.org/10.29303/jpmpi.v1i1.212.
7
Untuk Meningkatkan Mutu Lulusan,” Jurnal Abdul Hadi, “Konsepsi Manajemen Mutu
Manajemen dan Supervisi Pendidikan 3, no. 3 (28 Juli Dalam Pendidikan,” Idaarah: Jurnal Manajemen
2019): 130–36, Pendidikan 2, no. 2 (31 Desember 2018): 269,
https://doi.org/10.17977/um025v3i32019p130. https://doi.org/10.24252/idaarah.v2i2.5260.
6 8
Nyoman Sridana, Sudirman Wilian, dan Dadi Sitti Roskina Mas, Pengelolaan Penjaminan
Setiadi, “Sistem Penjaminan Mutu Internal Di Satuan Mutu Pendidikan (Yogyakarta: ZAHIR publishing, 2017),
Pendidikan Menengah (SMA),” Jurnal Pengabdian h. 11.
……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
3748 Vol.2 No.11 April 2022
………………………………………………………………………………………………………
pelanggan tersier yakni pasaran kerja, dikaitkan dalam suatu lembaga atau organisasi
pemerintah dan masyarakat (stakeholder). maka artinya ialah cara yang dipergunakan
Oleh sebab itu, lembaga pendidikan harus untuk mencapai suatu titik lebih baik.
menggunakan berbagai cara untuk Mengingat lembaga atau organisasi khususnya
menterjemahkan kedalam produk atau suatu pendidikan saat ini menghadapi persaingan
layanan baru yang inovatif. Mengingat bahwa yang semakin kompleks, baik yang bersifat
mutu memiliki peranan penting terhadap suatu actual maupun potensial. Actual berarti
produk ataupun jasa serta para pelanggan. persoalan-persoalan yang bersifat nyata, sedang
Sebagaimana dijelaskan Goets dan Davis potensial berkenaan dengan persoalan-
(dalam Tjiptono, 2001) bahwa mutu atau persoalan SDM yang sifatnya lebih kompleks
kualitas merupakan suatu yang dinamis yang dan mengarah pada proses visi misi kedepan.
berhubungan dengan produk, jasa, manusia, Dengan demikian, lembaga pendidikan
proses dan lingkungan yang memenuhi atau khususnya dalam menghadapi persoalan tanpa
melebihi harapan9. mengabaikan hal-hal yang actual, hal yang
Kusnandi10 (2017) dalam artikelnya paling dasar adalah hal-hal yang berkenaan
menjelaskan bahwa proses pendidikan dengan sumber daya manusia sebagai prioritas.
merupakan seperangkat upaya input menjadi Para pakar mengatakan, peran SDM
ouput yang diharapkan. Yang artinya dipandang lebih penting dalam proses
pendidikan menjadi suatu proses yang berjalan kemajuan lembaga atau organisasi11. Sanusi
secara terus menerus yang meliputi pengelolaan dalam pengantar buku konsep pengambangan
kelembagaan, pengambilan keputusan, proses organisasi pendidikan mengatakan
pengelolaan program, belajar-mengajar, proses pengembangan SDM merupakan prasyarat bagi
monitoring dan evaluasi. Untuk itulah dalam pengembangan organisasi12. Artinya, tanpa
pelaksanaan kesemuanya berkenaan dengan adanya SDM yang memadai organisasi tidak
pelayanan. Penjaminan mutu dimulai pada saat akan mampu bertahan di dalam era kompetisi
input dan output, dimana output akan dinilai ini dan demikian sebaliknya.
secara langsung oleh stakeholder. Lebih lenjut Kaitannya dengan pengembangan
kusnandi menjelaskan output tidak hanya organisasi lembaga pendidikan Iskandar (1982)
berupa lulusan, melainkan juga mengenai pengembangan lembaga pendidikan ialah
kinerja, prestasi sekolah, efektivitas, upaya lembaga baik formal maupun nonformal
produktifitas, efisiensi, inovasi serta kehidupan yang dilaksanakan secara sadar, terencana,
kerja SDM yang ada. Hal ini sekali menunjukan terarah, teratur dan bertanggung jawab dalam
bahwa hakikat penjaminan mutu menjadi suatu rangka membawa nama lembaga kearah yang
keharusan dalm proses pendidikan. lebih baik dan bermutu13 Senada dengan hal di
2. Teori pengembangan lembaga atas H.M. Arifin (1998) mengatakan bahwa
pendidikan pengembangan pendidikan ialah proses
Menurut kamus besar bahasa Indonesia perubahan secara bertahap ke arah tingkat yang
(KBBI) kata pengembangan berarti proses, berkecenderungan lebih tinggi dan lebih luas
cara, perbuatan mengembangkan. Jika serta mendalam, yang secara menyeluruh dapat

9 12
Roskina Mas, h. 15. h 6.
10 13
“Konsep Dasar Sistem Penjaminan Mutu Iskandar Wiryokusumo, Dasar-Dasar
Pendidikan: Sebagai Review Kebijakan Mutu Pengembangan Kurikulum (Jakarta: Bina Aksara, 1982),
Pendidikan.” h. 93.
11
Rusdiana, Pengembangan Organisasi
Lembaga Pendidikan, 1 (Bandung: PUSTAKA SETIA,
2016), h. 5.
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.11 April 2022 3749
……………………………………………………………………………………………………...
tercipta kesempurnaan atau kematangan pada kepentingan pembangunan bangsa dan tujuan
peserta didik14. pendidikan nasional.
Dari definisi di atas, dapat pula diartikan Nana Syaodih dalam Mulyasa (2003)
pengembangan organisasi merupakan suatu mengatakan, betapapun bagusnya suatu
proses terencana untuk mengembangkan kurikulum, tetapi hasilnya sangat bergantung
kemampuan organisasi di dalam kondisi dan pada apa yang dilakukan oleh seorang pendidik
tuntutan lingkungan yang bersifat dinamis, oleh dan peserta didik di kelas16. Kemudian
sebab itu untuk mencapai hal tersebut perlu ditegaskan oleh Sardiman (2001) peranan guru
adanya SDM yang memadai agar kinerja dalam di sini sebagai motivator sangat penting, hal ini
organisasi dapat berjalan secara optimal dan menyangkut esensi pekerjaan guru sebagai
organisasi dapat mempertahankan pendidik yang membutuhkan kemahiran social,
eksistensinya. menyangkut performance dalam arti
3. Peran penting pendidik dan tenaga personalisasi dan sosialisasi diri17.
kependidikan Senada dengan hal di atas, Erni
Profesi pendidik merupakan profesi yang Munastiwi18 mengatakan bahwa pendidik atau
sangat penting khususnya dalam pendidikan guru merupakan salah satu orang terdekat
dan kehidupan suatu bangsa. Pendidik sebagai dengan anak didik setelah orang tua, oleh
unsur yang dominan dalam proses pendidikan, karena itu pendidik atau guru memiliki posisi
sehingga tidak lain kualitas pendidikan sedikit strategis dalam mengupayakan perkembangan
banyak ditentukan oleh kualitas pendidik dan kreativitas anak didik. selain itu pendidik atau
tenaga kependidikan sebagai lapis kedua. Oleh guru ialah seorang motivator bagi peserta
sebab itu profesi pendidik menjadi syarat didiknya. Tidak jarang dengan
mutlak bagi kemajuan suatu bangsa, dengan keprofessionalan seorang pendidik banyak dari
meningkatkan kualitas pendidik akan peserta didik yang termotivasi. Lantas
mendorong pada kualitas pendidikan sebagai kemudian di simpulkan bahwa seorang guru
proses dan hasilnya15. haruslah berperan sebagai pendidik sejati,
Sebagaimana kita tahu bahwa tugas motivator, teladan, pengajar, pembimbing,
pendidik tidak lain adalah membantu peserta pelatih, pengevaluasi.
didik agar mampu beradaptasi terhadap Berdasarkan hal di atas setidaknya
berbagai tantangan kehidupan serta mampu menggabarkan bahwa sejatinya peran seorang
mengembangkan kepribadian yang ada di pendidik dalam mensukseskan pendidikan juga
dalam dirinya. Atas dasar tugas yang diemban pembangunan nasional ilah sangat
oleh pendidik yang cukup berat, pendidik sudah berpengaruh. Khususnya sumber daya manusia
semestinya berupaya untuk selalu Indonesia
mengembangkan diri sendiri agar dapat
menjalankan perannya secara optimal sehingga METODE PENELITIAN
mampu memberikan konstrubusi nyata demi 1. Jenis pendekatan Penelitian

14
H.M Arifin, Pedoman Pelaksanaan Pendidikan 2, no. 1 (2 Maret 2012): h. 70,
Bimbingan dan Pengarahan Agama (Jakarta: Citra https://doi.org/10.21831/jep.v2i1.656.
17
Mandala Pratama, 1998), h. 208. Suwarno, h. 72.
15 18
- Mustofa, “Upaya Pengembangan Sartika M Taher dan Erni Munastiwi, “Peran
Profesionalisme Guru di Indonesia,” Jurnal Ekonomi Guru Dalam Mengembangkan Kreativitas Anak Usia
dan Pendidikan 4, no. 1 (29 Februari 2012): h. 80, Dini Di TK Islam Terpadu Salsabila Al-Muthi’in
https://doi.org/10.21831/jep.v4i1.619. Yogyakarta,” . . Juni 4, no. 2 (2019): h. 39.
16
- Suwarno, “Peran Guru dalam Keberhasilan
Implementasi Kurikulum 2004,” Jurnal Ekonomi dan
……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
3750 Vol.2 No.11 April 2022
………………………………………………………………………………………………………
Jenis pendekatan yang digunakan dalam data deskriptif hanya dianalisis isinya dan
penelitian ini adalah penelitian kualitatif. karena itu analisis yang digunakan dalam
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang penelitian ini adalah content analysis, sebagai
mengkaji data dan menggambarkan realita yang metode tafsir teks. Sebagaimana diungkapkan
konkrit dan kompleks. Penelitian kualitatif Fraenkel dan Wallen bahwa content analysis
digunakan karena penelitian ini mengkaji atau atau analisa isi adalah teknik yang dapat
mengumpulkan data yang berbentuk kata-kata, digunakan penulis untuk mengkaji perilaku
atau kalimat yang dipisahkan menurut kategori manusia secara tidak langsung melalui analisis
untuk memperoleh simpulan.19 terhadap komunikasi mereka seperti teks, buku,
Dengan demikian laporan penelitian akan artikel, jurnal, koran amajalah dan semua jenis
berisi kutipan-kutipan data yang memberikan komunikasi yang dapat dianalisis.22
gambaran penyajian laporan secara jelas terkait Analisis data dilakukan dengan
dengan masalah yang diangkat dalam penelitian mengorganisasikan data,
ini. menjabarkannya ke dalam unit-unit,
2. Teknik Pengumpulan Data melakukan sintesa, menyusun ke dalam
Teknik pengumpulan data dalam penelitian pola, memilih mana yang penting dan
ini adalah studi pustaka (Library Research) yang akan dipelajari dan membuat
yaitu dengan cara melihat-lihat dokumen dan kesimpulan yang dapat dipahami orang
buku-buku yang berkaitan dengan masalah lain. Proses analisis daya adalah sebagai
yang akan diteliti. Dokumen merupakan bahan berikut:
tertulis atau benda yang berkaitan dengan suatu a. Reduksi data diartikan sebagai
peristiwa atau aktivitas tertentu, bisa berwujud proses pemilihan, pemusatan perhatian
rekaman atau dokumen tertulis seperti arsip pada penyederhanaan dan transformasi
data, surat-surat, rekaman gambar, maupun “kasar” yang muncul dan catatan-
benda-benda yang berkaitan dengan catatan tertulis di lapangan. Reduksi
20
peristiwa. data dilakukan dengan membuang data
Pengumpulan data yang dilakukan dengan yang tidak berhubungan dengan
mengumpulkan data dari berbagi sumber masalah penelitian. Reduksi data
seperti : Buku, Artikel, Jurnal yang di dalamnya berlangsung terus-menerus selama
mengkaji persoalan yang diteliti yaitu peran penelitian berlangsung.
penting seorang pendidik (guru) sebagai salah b. Penarikan kesimpulan dan
satu penompang penjaminan mutu dan esensi verifikasi. Proses verifikasi dalam hal
konsep penjaminan mutu dalam pendidikan ini adalah tinjauan ulang terhadap
serta output yang ditawarkan. catatan lapangan, tukar pikiran dengan
3. Analisis Data teman sejawat untuk mengembangkan
Analisis data dari pengumpulan hasil kesepakatan intersubjektivitas. Jadi,
pengumpulan data, merupakan tahapan yang setiap makna budaya yang muncul diuji
penting dalam penyelesaian suatu kegiatan kebenarannya, kekokohannya dan
ilmiah. Dalam penelitian ini penulis
menganalisa data dengan cara non statistic
untuk data deskriptif atau tekstual.21 Artinya

19 21
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian,
Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 6 (Jakarta: Rajawali, 1983), hal 85.
20 22
Imam Suprayogo dan Tabrani, Metodologi Rachmat Kriyantono, Teknik Riset
dalam Penelitian Sosial Agama, (Bandung: Remaja Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
Rosdakarya, 2001), hal 164 2010), hal 232-233
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.11 April 2022 3751
……………………………………………………………………………………………………...
kecocokannya yakni merupakan pendidik dalam mengajar dan kurangnya jiwa
vasiliditasnya.23 pendidik dalam diri pendidik.
Analisis data ini adalah cara untuk Kembali ditegaskan oleh Nana Surya
mengolah data yang diperoleh selama Permana26 bahwa salah satu sebab rendahnya
penelitian yang dilakukan sehingga dari situ mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya
kita dapat menarik sebuah kesimpulan. Data kualitas pendidik (kompetensi, wawasan)
yang dianalisis dilakukan dengan sehingga berdampak tidak mampunya
menggunakan pencarian fakta yang mengahasilkan proses pembelajaran yang
diinterpretasikan dengan tepat, kemudian data berkualitas. Dengan rendahnya kualitas
tersebut dipaparkan dari teori umum menuju pembelajaran di dalam maupun diluar kelas hal
kesimpulan yang merupakan jawaban dari tersebut secara implisif akan berdampak pada
permasalahan penelitian tersebut. peserta didik. Dimana peserta didik tidak
mampu mengait materi yang diajarkan dan
HASIL DAN PEMBAHASAN cenderung bersikap acuh tak acuh.
Sebagaimana dilansir kompasiana (18 Senada dengan hal di atas dikutip
juni 2015), dikatakan ada beberapa penyebab Mustofa atas Dahrin, 2000 bahwa professional
rendahnya mutu pendidikan di Indonesia, salah guru dan tenaga kependidikan masih belum
satunya adalah rendahnya kualitas pendidik memadai utamanya dalam bidang keilmuan.
atau pengajar. Dijelaskan bahwa pendidik yang Misalnya guru Biologi dapat mengajar Kimia
seharusnya mempunyai motivasi untuk atau Fisika. Ataupun guru IPS dapat mengajar
mengembangkan dan memperbaharui bahasa Indonesia. Hal ini menunjukan bahwa
keilmuanya dengan melakukan berbagai hal mutu dan profesionalisme guru jauh dari
seperti membaca dan mempelajari metode dan harapan. Banyak diantaranya yang tidak
media pembelajaran, tidak dilakukan oleh berkualitas dan penyampaian materi yang
pendidik yang terbilang senior. Sehingga tidak keliru sehingga mereka tidak atau kurang
heran bila pendidik senior terbilang cenderung mampu menyajikan dan menyelenggarakan
stagnan tidak berkembang. Secara implisif hal pendidikan yang benar berkualitas.
tersebut berdampak pada kemajuan Dari beberapa temuan tersebut, dapat
pendidikan24. disimpulkan bahwa pendidik di Indonesia
Selain itu Media Mahasiswa Indonesia masih memliki nilai yang jauh dari harapan.
(4 april 2020)25 menegaskan selain hal di atas, Sebagaimana kita tahu bahwa pendidik
lemahnya pendidik dalam menggali potensi memiliki peran yang cukup esensial dan
peserta didik menjadi salah satu point yang memberikan kontrubusi yang cukup nyata
cukup actual. Tak jarang pendidik hanya dalam kemajuan bangsa khususnya sumber
sekedar melakukan transfer of knowledge tidak daya manusia. Oleh sebab demikian penting
melakukan transfer of value. Sehingga hal ini kiranya untuk kembali menggali mengenai
berdampak pada mutu lulusan yang tidak professionalism pendidik sebagai salah satau
kompeten dan hanya sekadar lulus, peserta upaya pengembangan konsep professionalism
didik tidak menemukan siapa jati dirinya. Hal pendidik.
ini disebabkan oleh tidak kreatifnya seorang

23 25
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan https://mahasiswaindonesia.id/rendahnya-
R & D, (Bandung: Alfabeta, 2008), hal 44 kualitas-pendidikan/ di akses 19 januari 2021
24 26
Nana Surya Permana, “Peningkatan Mutu
https://www.kompasiana.com/yunitamn/54f99080a3331 Tenaga Pendidik Dengan Kompetensi dan Sertifikasi
140548b496d/penyebab-rendahnya-mutu-pendidikan- Guru,” Studia Didaktika : Jurnal Ilmiah Bidang
di-indonesia di akses 19-januari 2021 Pendidikan 11, no. 1 (2017): 8.
……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
3752 Vol.2 No.11 April 2022
………………………………………………………………………………………………………
Pembahasan 1. Pengembangan Penjaminan
Sebagaimana dijelaskan di atas, terkait Mutu Pendidik
dengan mutu pendidikan pemerintah telah Sebagaimana kita ketahui, ada berbagai
melakukan sebuah standarisasi sebagai upaya factor yang mempengaruhi keberhasilan suatu
peningkatan mutu pendidikan, hal demikian pendidikan, antara lain ialah : guru, siswa,
terkandung dalam Peraturan Pemerintah No. 19 sarana dan prasarana, lingkungan pendidikan,
Tahun 2005 tentang Standar Nasional kurikulum dan lain sebagainya. Dari sekian
Pendidikan (SNP). Sebagaimana dijelaskan factor tersebut, factor utama yang memberikan
dalam pasal 1 ayat (1) bahwa standar nasional kontrubusi secara penuh terhadap pendidikan
pendidikan adalah kriteria minimal tentang ialah pendidik (guru). Pengertian guru menurut
sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum UU No. 14 Tahun 2005 (guru dan dosen) ialah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Adapun pendidik professional dengan tugas utama
yang menjadi ruang lingkup SNP dalam pasal 2 mendidik, mengajar, membimbing,
ayat (1) yakni a) standar isi; b) standar proses; mengarahkan, melatih, menilai dan
c) standar kompetensi lulusan; d) standar mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
pendidik dan tenaga kependidikan; e) standar anak usia dini jalur pendidikan formal,
sarana dan prasarana; f) standar pengelolaan; g) pendidikan dasar dan pendidikan menengah28.
standar pembiayaan; h) standar penilaiaan Selain factor utama, UU guru dan dosen
pendidikan27. Untuk itulah mengapa digunakan sebagai landasan hukum dalam
penjaminan mutu pendidikan menjadi sesuatu pengembangan mutu pendidik.
yang sangat esensial untuk terus Dalam islam sendiri dijelaskan pendidik
dikembangkan. ialah orang-orang yang bertanggung jawab
Dalam penulisan artikel ini, penulis dalam pengembangan peserta didik dengan
membatasi terkait persoalan mengenai mengembangkan seluruh potensinya, baik
penjaminan mutu pendidikan, sebab spiritual, afektif, kognitif, psikomotorik ke arah
sebagaimana telah diungkap, persoalan mutu yang lebih baik secara optimal dan seimbang
pendidikan merupakan persoalan yang pelik yang dibingkai dengan nilai-nilai Islam29.
nan sulit. Penulis dalam penulisan artikel ini Studi yang dilakukan Heyneman
berupaya untuk melakukan pengembangan &Loxley pada tahun 1983 di 29 negara
penjaminan mutu khususnya pendidik dari menemukan bahwa diantara berbagai masukan
sudut pandang pemahaman dan arti yang lebih (input) yang menentukan mutu pendidikan
luas, selain itu penulis juga menjelaskan peran (yang ditunjukan oleh prestasi belajar siswa)
penting sistem penjaminan mutu untuk sepertiganya ditentukan oleh guru30.
meningkatkan mutu pendidikan, esensi serta Berdasarkan temuan tersebut tidak diragukan
output yang ditawarkan sistem penjaminan lagi bahwa guru memiliki peranan penting
mutu. Adapun penjelasan sebagai berikut: dalam proses pendidikan khususnya
pembelajaran dan tentunya memiliki
keterkaitan dengan mutu pendidikan itu sendiri.
Sebagai salah satu contoh, Negara Singapore

27 30
“Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Eko Putro Widoyoko, “Peranan Sertifikasi
Tentang Standar Nasioanal Pendidikan,” t.t. Guru dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan,” dalam
28
“Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Seminar Nasional Peningkatan Mutu Pendidikan
Tentang Guru dan Dosen,” t.t. Melalui Sertifikasi Guru (Universitas Muhammadiyah
29
Maragustam, Filsafat Pendidikan Islam Purworejo, 2008), 9.
Menuju Pembentukan Karakter (Yogyakarta: FITK UIN
Sunan Kalijaga, 2018), h. 206.
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.11 April 2022 3753
……………………………………………………………………………………………………...
yang menduduki peringat pertama pendidikan ✓ Konsep pendidik professional
terbaik ditingkat ASEAN dan menjadi salah sebagai pengembangan penjaminan mutu
satu Negara yang memiliki kualitas pendidikan pendidik
baik ditingkat internasional, salah satu yang Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun
menjadi sorotan adalah tenaga pendidik dan 2005 (guru dan dosen) pasal 10 ayat (1) ada
tenaga kependidikan yang kompeten, beberapa kompetensi yang harus ada dalam diri
Singapore telah mengembangkan suatu seorang guru yakni kompetensi pedagogik,
kebijakan yang mendorong keberadaan guru kompetensi kepribadian, kompetensi social,
yang bermutu. Yakni dengan kebijakan dan kompetensi professional yang diperoleh
intervensi langsung menunju peningkatan mutu melalui pendidikan profesi. Keempat
dan memberikan jaminan serta kesejahteraan kompetensi tersebut merupakan suatu pondasi
hidup para guru. dasar yang harus ada dalam diri seorang guru.
Pemerintah telah berupaya untuk Kompetensi pedagogik ialah kemampuan
meningkatkan kualitas seorang pendidik, salah dimana seorang guru haruslah mampu
satunya pada tahun 2005 Indonesia telah mengelola pembelajaran dengan baik dan tepat
memiliki Undang-undang Guru dan Dosen. sasaran. Kompetensi kepribadian ialah
Secara umum maksud dan tujuan adanya UU kemampuan yang secara khusus melekat secara
Guru dan Dosen tidak lain adalah untuk individual, seperti seorang guru haruslah
meningkatkan kualitas pendidikan sehingga memiliki budi pekerti yang baik, berakhlak
mutu pendidikan Indonesia dapat mencapai mulia, berkepribadian mantap, arif dan
tujuan pendidikan nasional. Dengan adanya berwibawa serta mampu menjadi teladan bagi
sebuah standarisasi seorang pendidik tentunya anak didiknya. Kompetensi sosial ialah suatu
apa yang menjadi tujuan pendidikan nasional kemampuan untuk berinteraksi, baik dengan
akan tercapai, yakni lahirnya manusia yang peserta didik dalam proses pembelajaran,
unggul, beriman, bertaqwa, professional, sesama guru, orang tua wali dan masyarakat
berkarakter dan yang lebih penting adalah sekitar secara umum32. Dan kompetensi
menjadi dirinya sendiri.31 professional secara umum diartikan seorang
Berbicara persoalan pendidik yang guru haruslah menguasai bahan ajar secara luas
dianggap memiliki peran sangat penting dalam dan mendalam terkait materi bahan ajarnya.
pengembangan pendidikan dan mutu Berdasarkan paparan di atas, poin penting
pendidikan, penulis beranggapan bahwa menurut penulis yang dianggap
setidaknya hal utama yang menjadi dasar mengakomodasi peran penting seorang
adalah konsep pendidik professional. Konsep pendidik dalam penjaminan mutu ialah konsep
pendidik professional merupakan suatu keprofesionalan seorang guru. Dengan dalih
komitmen dasar yang harus ada dalam diri bahwa professional secara makna memiliki arti
seorang guru. Dengan komitmen sebagai kunci ahli dalam penguasaan bidang tertentu sehingga
utama seiring berjalannya waktu apa yang dalam praktiknya dapat menunjang suatu
menjadi tujuan pendidikan nasional lambat laun keberhasilan.
akan tercapai dan tidak terlepas dari hakikat Sebagaimana dikatakan sebelumnya
pendidikan itu sendiri yakni pendidikan yang seorang pendidik yang professional tentu
memanusiakan manusia atau dalam islam memiliki suatu kompetensi. Istilah kompetensi
disebut sebagai insan ulum albab. setidaknya memiliki berbagai makna, Broke

31 32
Agus Wibowo, Pendidikan Karakter: Srategi Fitri Mulyani, “Konsep Kompetensi Guru
Membangun Karakter Bangsa Berperadaban, 1 ed. Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang
(Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR, 2012), h. 23. Guru Dan Dosen (Kajian Ilmu Pendidikan Islam),” Jurnal
Pendidikan Universitas Garut 03, no. 01 (2009): h. 2.
……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
3754 Vol.2 No.11 April 2022
………………………………………………………………………………………………………
dan Stone (1995) mengemukakan bahwa acivities. A school system is only as good as the
kompetensi guru sebagai (descriptive of people make it. Oleh karena itu, dalam
kualitative nature of teacher behavior appears membangun pembelajaran yang berkualitas di
to be entirely meaningful) yang artinya sekolah, guru professional mutlak diperlukan36.
kompetensi guru merupakan gambaran Bafadal (2004) mengemukakan guru yang
kualitatif tentang hakikat perilaku guru yang professional adalah guru yang mampu
penuh arti (Mulyasa, 2008 :25). Pengertian lain mengelola dirinya sendiri dalam melaksanakan
yang senada disampaikan oleh Sarima tugasnya sehari-hari. Mengingat perkembangan
(2009:17) kompetensi guru merupakan dan tuntutan zaman serta sebagai bentuk upaya
seperangkat pengetahuan, keterampilan dan peningkatan pendidikan mempersyaratkan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai bahwa guru haruslah seorang yang professional
dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan yakni seseorang yang memiliki pengetahuan
tugas keprofesionalannya33. Ditegaskan oleh luas, kematangan keimanan, serta mampu
(Kessler 2011) bahwa kompetensi merupakan menggerakan dirinya sendiri dalam rangka
karakteristik utama yang dimiliki individu memajukan pendidikan. Dengan kata lain
dalam setiap bidang profesi yang dapat seorang guru haruslah memiliki jiwa pendidik
membantunya ke arah keberhasilan34. dan kesadaran akan perannya untuk memajukan
Kemudian istilah kompetensi kembali bangsa.
dijabarkan oleh (Palan, 2007) setidaknya ada Senada dengan hal di atas, Erni
dua istilah atau aliran yang berbeda tentang Munastiwi beranggapan bahwa pendidik
konsep kompetensi yang dilihat dari kesesuaian professional ialah seseorang yang memiliki
dalam pekerjaan yakni competency setidaknya pengelaman mengajar, lebih dari itu
(kompetensi) yang berati deskripsi mengenai seorang pendidik professional haruslah
perilaku dan competence (kecakapan) yang memiliki kemampuan intelektual, moralitas,
berarti deskripsi tugas atau hasil suatu imanm jiwa pengabdian, disiplin, tanggung
pekerjaan tertentu35. Kemudian pepatah jawa jawab, berpandangan luas tentang dunia
mengatakan, “Guru iku teges e digugu lan pendidikan, kemampuan manajerial,
ditiru”, jika dijabarkan setidaknya memiliki arti berkualitas, kreatif, berpikiran terbuka,
seorang guru ialah seorang teladan yang baik professional dibidang potensi, membawa
dan patut dicontoh untuk anak didiknya. Hal pengaruh terhadap perkerbangan siswa37.
demikiannya yang kemudian menjadi dalih Berdasarkan paparan di atas, dapat ditarik
kuat bahwa kosep pendidik professional sebuah konsep bahwa seorang guru yang
memiliki tempat yang special dalam upaya professional ialah seorang yang memiliki
peningkatan mutu pendidikan. kompetensi sebagaimana dijelaskan di atas
Guru merupakan unsur manusiawi yang serta mampu merancang dan menerapkan
sangat menentukan keberhasilan pendidikan pembelajaran sesuai dengan perkembangan
(Imron, 1995). Lebih-lebih guru yang unggul pendidikan dan perkembangan zaman. Oleh
(the excellent teacher) merupakan critical karena itu seorang guru yang professional
resource in any excellent teaching learning haruslah menguasai pelbagai disiplin ilmu,

33 36
Mulyani, h. 2. Nur Ainiyah, “Identitas Diri dan Makna Guru
34
Koswara Koswara dan Rasto Rasto, Profesional sebagai Komunikator Pendidikan
“KOMPETENSI DAN KINERJA GURU BERDASARKAN (Perspektif Fenomenologis),” Jurnal Pendidikan Islam
SERTIFIKASI PROFESI,” Jurnal Pendidikan Manajemen Indonesia 1, no. 1 (2 Oktober 2016): h. 3
37
Perkantoran 1, no. 1 (18 Agustus 2016): h. 63 Ade Lisna dan Erni Munastiwi, “PERAN KEPALA
35
Koswara dan Rasto, h. 63. SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR MENINGKATKAN
PROFESIONALISME GURU” 5, no. 1 (2020): h. 11.
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.11 April 2022 3755
……………………………………………………………………………………………………...
teori belajar, strategi-stategi pembelajaran dan yang meliputi sistem pembelajaran, manajemen
yang jelas dapat mengantarkan peserta didik berbasis sekolah, dan pemberdayaan
menjadi dirinya sendiri. masyarakat pendidikan dan masyarakat luas
Dengan adanya konsep pendidik dalam pengelolaan pendidikan di sekolah39.
professional sebagaimana paparan di atas, tidak Meski demikian, upaya yang dilakukan dalam
diragukan lagi bahwa peran seorang pendidik peningkatan mutu pendidikan dengan cara dan
tidaklah hanya sekadar melakukan pendekatan yang mungkin sama atau berbeda
pembelajaran sebagai formalitas belaka, hal ini bergantung pada kondisi sosiologis
melainkan seorang pendidik yang professional tempat pengelolaan pendidikan.
memiliki progres yang jauh kedepan terutama Pengelolaan pendidikan sejatinya tidak
untuk meningkatkan mutu pendidikan itu dapat berhenti beroprasi meski itu sejenak
sendiri dan tepatnya dapat membentuk peserta karena hanya menunggu sistem, sarana,
didik menjadi dirinya sendiri atau sering program, sumber daya yang sempurna. Upaya
disebut dengan pendidikan yang peningkatan mutu harus terus berjalan meski
memanusiakan manusia. tahap demi tahap. Mengingat bahwa persoalan
2. Strategi penjaminan mutu pendidikan sangatlah kompleks dan tuntutan
pendidikan zaman dengan perkembangan teknologi yang
Sistem penjaminan mutu pendidikan pesat pendidikan mau tidak mau harus siap
(SPMP) digunakan sebagai elaborasi atau untuk menjawab persolan tersebut. Dalam
perpaduan dari UU No. 20 tahun 2003 tentang setiap prosesnya, pengelolaan pendidikan
sistem pendidikan nasional. SPMP merupakan haruslah selalu berpandangan progresif jauh
proses sistematis dan upaya sadar serta kedepan. Drucker menyampaikan pesan bahwa
konsisten yang berjalan berkelanjutan dalam pentingnya perubahan untuk persiapan masa
menentukan pencapaiaan standar pengelolaan depan berdasarkan kondisi saat ini, bahkan
pendidikan yang diyakini mampu memuaskan mutu pun mengalami perubahan seiring dengan
para pelajar, orang tua, sumber daya pendidikan perkembangan ilmu dan pengetahuan dan
dan para pemangku kepentingan pendidikan38. kebutuhan masyarakat yang dinamis40. Apa
Dimana standar pengelolaan pendidikan yang dikatakan Drucker mengisyaratkan bahwa
mengacu pada delapan standar nasional mutu dan program untuk mencapai mutu dilihat
pendidikan sebagaimana tercantum dalam sebagai sesuatu yang dinamis, sehingga dalam
peraturan pemerintah (PP) No. 19 Tahun 2005. perjalanannya memerlukan upaya persiapan
Lalu mengapa SPMP menjadi suatu serta rencana yang sistematis.
keharusan dalam pengelolaan pendidikan? Mutu bagi suatu perusahaan yang
Pertama, SPMP digunakan sebagai acuan bergerak dibidang jasa maupun manufaktur
dalam memetakan mutu pengelolaan termasuk lembaga pendidikan, penyedian
pendidikan baik ditingkat regional dan produk yang berkualitas sudah menjadi suatu
nasional. Kedua, proses dan produk SPMP tuntutan dalam persaingan (Banks, 1989).
dapat menjawab serta meyakinkan bahwa Semakin meningkatnya daya kebutuhan dari
pendidikan mampu memberi kepuasan konsumen menuntut suatu produk untuk
terhadap pemangku kepentingan pendidikan. menjaga kualitasnya, oleh karena itu perlu
Ketiga, SPMP digunakan untuk menentukan adanya suatu standarisasi ataupun penjaminan
model fasilitasi peningkatan kinerja sekolah mutu. Penjaminan mutu (quality assurance)

38 39
I Made Alit Mariana dan et. al, Anatomi Mariana dan et. al, h. 3.
40
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan :Refleksi Mariana dan et. al, h. 8.
Pengelolaan Pendidikan di Bali (Denpasar: LPMP
Provinsi Bali, 2013), h. 5.
……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
3756 Vol.2 No.11 April 2022
………………………………………………………………………………………………………
adalah proses penetapan dan pemenuhan Berikut beberapa opsi sebagai upaya
standar mutu secara konsisten dan yang dapat dilakukan dalam penjaminan mutu
berkelanjutan sehingga kosumen, produsen dan pendidikan:
pihak lain yang berkepentingan memperoleh a. Total Quality Management
kepuasan41. Atas dasar inilah kemudian dalam (TQM)
pengelolaan pendidikan perlu adanya standar Sekolah merupakan lembaga institusi
mutu, sehingga stakeholders memperoleh pendidikan yang berfungsi sebagai agen
kepuasan. perubahan. Oleh karena itu dalam rangka
Mutu adalah sebuah hal yang menghasilkan mutu pendidikan yang
berhubungan dengan gairah dan harga diri42. berkualitas, dunia pendidikan perlu
Mutu sama halnya dengan kualitas, artinya baik mengimplementasikan konsep total quality
perusahan atau pendidikan tentu antara satu management (TQM). TQM dalam sejarahnya
dengan yang lain memiliki mutu atau kualitas digunakan dalam dunia industry dan terbukti
yang berbeda-beda. Konsep mutu atau kualitas telah sukses mengantarkan dunia bisnis dalam
memiliki cangkupan yang luas. Beberapa ahli menciptakan mutu produksi yang berkualitas
menyatakan Reeves dan Bednar (1994) bahkan melebihi kepuasan standar para
mendifinisilam kualitas sebagai nilai, konsumen. Atas dasar itulah kemudian TQM
kesesuaiaan dengan suatu spesifikasi atau mulai diadopsi didalam dunia pendidikan
persyaratan tertentu, atau juga kecocokan sebagai system penjaminan mutu, karena TQM
manfaat. Spencer (1994) mendefinisikan dianggap relevan dalam menjawab
kualitas sebagai sesuatu yang memuaskan perkembangan zaman.
konsumen, sehingga setiap upaya Sebelum jauh membahas TQM, perlu
pengembangan kualitas harus dimulai dari untuk diketahui bahwa jantung dari TQM
pemahaman terhadap persepsi dan kebutuhan adalah ilmu manajemen. Sebagaimana
konsumen. Prakosa (1999) mendefinisikan dijelaskan oleh Erni Munastiwi bahwa
kualitas sebagai perbedaan yang dirasakan oleh manajemen adalah kegiatan merencanakan,
konsumen atas kualitas yang dijanjikan mengorganisasian, memimpin serta
(promised quality) dengan kenyataan43. mengendalikan sumber daya organisasi dan
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan penggunaannya untuk mencapai tujuan yang
mutu adalah manfaat, nilai, dan kesesuaian diinginkan secara efektif dan efisien44. Dengan
terhadap spesifikasi tertentu atas input, proses kata lain manajemen dapat pula diartikan
dan output yang dirasakan oleh konsumen. sebagai bentuk pengelolaan sumber daya
Sehingga definisi mutu pendidikan organisasi atau sebuah tata penyelenggaraan
mencangkup didalamnya input, proses juga yang tidak lain tujuannya adalah agar apa yang
output. sudah menjadi tujuan dapat terlaksana dengan
efektif dan efisien.

41
Mochamad Nurhuda, “Sistem Penjaminan Institutions (LPMPs) staff members” (Sekolah Pasca
Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT) Di Fakultas Tarbiyah Sarjana UPI dan AUSAID, 2010), h. 1.
44
Dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,” Muhammad Abdul Latif dkk., “ANALISIS
Indonesian Journal of Islamic Education Studies (IJIES) 1, TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) PADA
no. 1 (6 Agustus 2018): h. 34 PENDIRIAN TK ISLAM TERPADU MUTIARA PLUS
42
Zaenal Arifin, Konsep dan Model BANGUNTAPAN,” AWLADY : Jurnal Pendidikan Anak 6,
Pengembangan Kurikulum (Bandung: PT. Remaja no. 2 (30 September 2020): h. 305,
Rosdakarya, t.t.), h. 21. https://doi.org/10.24235/awlady.v6i2.5783.
43
“Focused Short Course Data Management
Training for Targeted Provincial Quality Assurance
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.11 April 2022 3757
……………………………………………………………………………………………………...
Mengutip pernyataan Bukhori45 dalamnya agar kepuasan terhadap konsumen
mengemukakan bahwa manajemen sistem tetap ada.
pendidikan nasional merupakan suatu proses Pada dasarnya konsep TQM adalah
sosial yang direkayasa untuk mencapai tujuan sistem manajemen yang membuka jalan
pendidikan nasional secara efektif dan efisien menuju paradigma berfikir baru yang memberi
dengan mengikutsertakan kerjasama serta penekanan pada kepuasan pelanggan, inovasi
patisipasi seluruh masyarakat. Agar dapat dan peningkatan mutu pelayanan secara
melahirkan Fungsi, kisi dan kebijakan berkesinambungan48. Adapun faktor yang
pendidikan nasional untuk menghasilkan menyebabkan terjadinya perubahan adalah
sumber daya manusia (SDM) yang bermutu ketidak puasan pelanggan terhadap mutu
tentu memerlukan pengelolaan pengelolaan pelayanan dan produk, manajamnya persaingan
sistem pendidikan secara keseluruhan dan dan anggaran ekonomi. Dalam konteks
berorientasi kepada mutu, yang kemudian pendidikan TQM merupakan sebuah
dikenal dengan total quality management metodologi tentang perbaikan secara terus
(TQM)46. Kemudian Ross (1995) menerus yang dapat memberikan seperangkat
mendefinisikan TQM adalah integrasi semua alat praktis dalam memenuhi kebutuhan, dan
fungsi dan proses dalam organisasi untuk harapan pelanggan saat ini dan masa
mencapai peningkatan kualitas barang atau jasa mendatang.
yang dihasilkan secara berkelanjutan47. Sekolah bermutu yang telah mengadopsi
Berdasar dua definisi di atas, dapat disimpulkan TQM sebagai metodologi penjaminan mutu
bahwa TQM ialah suatu system penjaminan setidaknya memiliki lima karakteristik 1) fokus
mutu yang dilakukan dengan jangka panjang pada kostumer; 2) keterlibatan total; 3)
dan dilakukan secara terus menerus untuk pengukuran; 4) komitmen; 5) perbaikan
memuaskan pelanggan. berkelanjutan49. Dan bentuk aktualisasinya
Pada dasarnya TQM memiliki tiga dapat dilihat dari a) visi, yakni sejauh mana
falsafah dasar, yaitu 1) berfokus pada kepuasan pandangan pendidikan kedepan; b) Strategi dan
pelanggan/konsumen sehingga terjalin mata Tujuan, yakni tindak lanjut dari visi, seperti
rantai hubungan yang dinamis antara pemasok halnya program yang akan dibangun dan tujuan
dan pelanggan. 2) pemberdayaan dan pelibatan sebagai goals; c) Tim, yakni keterlibatan SDM
karyawan/employee empowerment and untuk seling bekerja sama dan berintegritas; d)
involvement, yang artinya SDM di dalamnya Alat, sebagai penjuang berupa sarana dan
haruslah seorang ahli sehingga perlu diberikan prasarana dalam menyelesaikan persoalan yang
pelatihan yang dapat menggugah kreasi dan ada; e) three Cs of TQM yakni culture (budaya)
semangat progresif. 3) peningkatan kualitas yang didalamya meliputi aturan-aturan, asumsi
secara berkelanjutan/continuous improvement, atau nilai-nilai implisit yang menyatukan suatu
yang artinya komitmen terhadap peningkatan
kualitas harus tertanam dalam bentuk
keyakinan pada seluruh SDM yang ada di

45 47
Dalam jurnal Dinamika Ilmu Vol. 12 No. 2 Ahmad Sonhadji K. Hasan, “Penerapan Total
2012 Kepemimpinan Transformasional Pendidikan Quality Management dan ISO 9000 dalam Pendidikan
Berbasis Total Quality Management Teknik,” Jurnal Ilmu Pendidikan 6, no. 1 (1999): h. 4.
46
Miftahul Munir, “Keberadaan Total Quality 48
Nurul Indana, “Implementasi Total Quality
Management Dalam Lembaga Pendidikan (Antara Management (Tqm) Dalam Meningkatkan Mutu
Prinsip Implementasi dan Pilar TQM Dalam Pendidikan (Studi Kasus Di Mts Salafiyah Syafi’iyah
Pendidikan),” Jurnal Realita 16, no. 1 (2018): h. 3. Tebuireng),” Jurnal Al-Idaroh 1, no. 1 (2017): h. 68.
49
Indana, h. 70.
……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
3758 Vol.2 No.11 April 2022
………………………………………………………………………………………………………
organisasi, commitment (komitmen), dan ISO-9001 dapat diterapkan dalam berbagai
communication (komunikasi)50. organisasi baik yang berskala besar atau pun
Dengan adanya TQM sebagai kecil, apapun produk dan layanannya, apakah
penjaminan mutu pendidikan, arah pendidikan itu perusahaan business, layanan publik,
akan lebih terorganisir dengan baik dan pemerintahan dan pendidikan. Yang jelas
diharapkan mampu melahirkan out put lulusan adalah dalam pendekatan ISO-9001, selama
yang berkualitas dan berkarakter. berorientasi untuk meningkatkan efektivitas
b. International Organizatation sistem manajemen mutu, ISO-9001 dapat
for Standardzation (ISO) diterapkan termasuk pendidikan.
Tak jauh berbeda dengan TQM, ISO juga Perumusan ISO-9001 berawal dari ISO-
merupakan salah satu instrument metodologis 9000:1987 yang kemudian mengalami
yang digunakan oleh lembaga pendidikan beberapa kali revisi, revisi pertama yang
sebagai upaya meningkatkan mutu dan sebagai dilakukan pada tahun 1994 menghasilkan ISO
penjaminan mutu. ISO adalah suatu asosiai 9000:1994 yang memuat standar ISO 9000,
global yang terdiri dari badan-badan 9001, 9002, 9003, dan 9004. Pada versi ini, ISO
standarisasi nasional yang beranggotakan tidak 9000 memuat petunjuk penggunaan, sedangkan
kurang dari 140 negara. ISO merupakan suatu ISO 9001, 9002, dan 9003 menangani sistem
organisasi diluar pemerintahan (non- mutu untuk penjaminan mutu terhadap pihak
government organizatation/NGO) yang berdiri eksternal, sementara ISO 9004 ditujukan untuk
sejak 1947. Adapun yang menjadi misi ISO kebutuhan internal. Standar ini mengadopsi
adalah untuk mendukung pengambangan pendekatan berbasis proses dan delapan prinsip
standarisasi dan kegiatan-kegiatan terkait manajemen mutu52. Dimana pendekatan
lainnya dengan harapan untuk membantu berbasis proses mensyaratkan untuk selalu
perdagangan internasional, dan juga membantu melakukan indetifikasi, penerapan, pengelolaan
pengembangan kerja sama secara global di dan melakukan peningkatan secara
bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan berkesinambungan (continual improvement).
kegiatan ekonomi51. Saat ini ISO-9001 menjadi salah satu standar
ISO bergerak dalam ranah standarisasi favorit dalam penjaminan mutu, dan setelah
yang berskala Internasional, ada berbagai beberapa kali mengalami revisi ISO-9001
macam ISO yang digunakan dengan berbagai berubah menjadi ISO-9001:2008.
macam dan aspek seperti 1) ISO-9001; 2) ISO- Tujuan penerapan ISO-9001:2008 dalam
14001; 3) ISO-22000; 4) ISO/IEC-27001; 5) lembaga pendidikan ialah untuk meningkatkan
ISO-TS-16949 dan lain sebagainya. Dimana kepuasan pelanggan melalui pelayanan,
masing-masing ISO memiliki standarisasi serta membangun kesadaran tentang perlunya
fokus yang berbeda-beda meski pada pelayanan prima terhadap konsumen, mendidik
prinsipnya sama. Dari berbagai macam ISO diri organisasi (lembaga pendidikan) agar taat
tersebut, ISO 9001 merupakan standar terhadap sesuatu yang telah disepakati, dan
Internasional yang bergerak dibidang menyiapkan dokumen yang berkaitan dengan
manajemen mutu, dan menjadi persyarataan mutu53. Bandan Standarisasi Nasional (BSN)
manajemen yang paling popular. Sehingga yang telah mengadopsi ISO-9001

50 52
Luk-Luk Nur Mufidah, “Aktualisasi Tqm Moh Zainal Fanani, “Implementasi Iso
Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Di Lembaga 9001:2008 Dalam Mengembangkan Budaya Mutu
Pendidikan Islam,” Jurnal Tadris 4, no. 1 (2009): h. 95. Madrasah,” Jurnal Realita 15, no. 2 (2017): 26.
51 53
https://kjm.ugm.ac.id/language/id/akreditasi- Mulyono, Manajemen Administrasi dan
sertifikasi/tentang-iso/ di akses 5-11-2020 Organisasi Pendidikan (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2008), h.
307.
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.11 April 2022 3759
……………………………………………………………………………………………………...
mendefinisikan “system manajemen mutu 10. Perlengakapan Konsistensi metode penilaiaan
inspeksi, penilaiaan
sebagai system manajemen untuk mengarahkan dan tes
dan mengendalikan organisasi dalam hal 11. Status inspeksi dan tes Prosedur dan catatan untuk
mengidentifikasi kegagalan dan
mutu” . Dengan kata lain system manajemen
54
kesalahan
mutu dianggap sebagai suatu tatanan yang 12. Kontrol terhadap Metode dan prosedur diagnostic
produk untuk mengidentifikasi kegagalan
menjamin akan pelayanan proses, tujuan yang dan kesalahan
telah di rencanakan serta mutu output. 13. Tindakan perbaikan Tindakan perbaikan terhadap
kegagalan pelajar, system untuk
Sehingga dapat dikatakan ISO- menghadapi tuntutan
9001:2008 merupakan salah satu standarisasi 14. Penanganan pengaman Fasilitas lingkungan fisik, fasilitas
dan penyampaiaan pembelajaran, ekstrakulikuler dan
yang beroerientasi pada pendekatan proses, dan lainnya
berpegang pada prinsip-prinsip manajemen 15. Catatan mutu Catatan mutu
16. Audit mutu internal Prosedur dan pengembangan staf
sebagai landasan utamanya. Adapun prinsip mencangkup prosedur untuk
tersebut sebagai berikut: 1) organisasi yang menilai kebutuhan pelatihan dan
evaluasi
berfokus pada pelanggan; 2) kepemimpinan; 3)
keterlibatan SDM; 4) pendekatan terhadap Dan perlu untuk diketahui bahwa, sertifikas
proses yang sistematik pada manajemen; 5) ISO merupakan sebuah pengakuan tertulis yang
pembuatan keputusan berdasar persoalan yang diberikan oleh lembaga sertifikasi Internasional
dianalisis 6) pendekatan nyata; 7) hubungan setelah melalui proses audit internal dan
simbiosis mutualisme; 8) peningkatan eksternal
berkesinambungan. Dengan adanya kedelapan 3. Esensi Konsep Penjaminan Mutu
prinsip ini diharapkan pendidikan mampu dan Output Yang Ditawarkan
meningkatkan mutunya sehingga mampu Berbicara mengenai esensi, tentu
mencetak output yang dapat bersaing dan yang berbicara mengenai sesuatu yang penting dan
terpenting adalah anak dapat menjadi dirinya dinilai sebagai makna dari sesuatu. Untuk itu,
sendiri. penulis beranggapan bahwa penting kiranya
Sallis menterjemahkan bahwa lembaga untuk mengetahui esensi penjaminan mutu
pendidikan yang telah mengadopsi ISO- (quality assurance) pendidikan serta output
9001:2008 setidaknya memenuhi persyaratan yang ditawarkan.
berikut55: Ditinjau secara bahasa, kata assurance
No Syarat ISO-9001:2008 Terjemahan Bidang Pendidikan berati jaminan. Dari pengertian ini
1. Tanggung jawab Komitmen manajemen sekolah mengandung makna perlindungan (terhadap
manajemen terhadap mutu
2. System mutu System mutu pelanggan) dari kemuungkinan kerugian.
3. Kontrak Komitmen dengan pelanggan Sedangkan jika ditinjau dari segi tujuan dari
internal dan eksternal (hak pelajar,
orang tua, pengguna kepentingan suatu jaminan adalah kepuasan pelanggan.
pendidikan) Dalam konteks pendidikan penjamianan mutu
4. Kontrol dokumen Kontrol dokumen
5. Pengadaan bahan Kebijakan seleksi dan ujian masuk
(quality assurance) berkenaan dengan apa yang
6. Persediaan produk Layanan pendukung pelajar yang kemudian ditawarkan oleh pendidikan terhadap
mencangkup kesejahteraan,
konseling dan tutorial
pelanggan atau stakeholders. Ishikawa (1985)
7. Indentifikasi Produk Catatan kemajuan belajar menjelaskan quality assurance dimaksudkan
8. Kontrol proses Pengembangan, desain dan untuk menjamin mutu, dimana konsumen dapat
penyampaiaan kurikulum, strategi
pembelajaran membeli dan menggunakan dengan penuh
9. Inspeksi dan tes Penilaiaan dan tes kepercayaan dan kepuasan serta masih dapat

54
Yunita Kumala Dewi, Yovitha (JMP) 9, no. 1 (1 Oktober 2020): h. 7,
Juliejantiningsih, dan Nurkolis Nurkolis, “Implementasi https://doi.org/10.26877/jmp.v9i1.6833.
55
Iso 9001:2015 Dalam Penjaminan Mutu Smp Negeri 2 Fanani, “Implementasi Iso 9001:2008 Dalam
Kabupaten Demak,” Jurnal Manajemen Pendidikan Mengembangkan Budaya Mutu Madrasah,” h. 6.
……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
3760 Vol.2 No.11 April 2022
………………………………………………………………………………………………………
digunakan dalam jangka panjang56. Berdasar dapat dipahami bahwa dengan adanya SPMP
definisi tersebut dan mengingat esensi ini setidaknya mampu memberi rasa percaya
pendidikan menjadi salah satu tonggak dari pelanggan terhadap jasa yang diberikan
pembangunan bangsa, penjaminan mutu serta output yang menjanjikan.
menjadi sesuatu yang amat penting untuk Sehingga esensi system penjaminan mutu
diterapkan dalam pendidikan sehingga apa didasarkan pada pemahaman mengenai makna
yang menjadi tujuan pendidikan dan cita-cita kualitas secara komprehensif. Artinya jaminan
bangsa dapat tercapai. kepuasan khususnya bidang jasa seperti
Mengutip apa yang disampaikan Tom pendidikan, layanan pendidikan sudah barang
Vroeijenstijn penjaminan mutu (quality tentu berkaitan dengan mutu layanan
assurance) dengan “continuous attention to pembelajaran yang dalam konteks ini dipegang
reality for improvement and enhancement” oleh pendidik dan pada analisis yang terakhir
dengan tiga pertanyan dasar, yaitu 1) are we berkaitan dengan hasil pendidikan, dengan kata
doing the right things?; 2) in the right way?; 3) lain ialah peserta didik yang menjadi dirinya
achive the right goals?57. Kemudian Hoy, sendiri dan kompeten.
Jardine dan Wood mengatakan mutu Sallis (2007) menyatakan bahwa konsep
pendidikan merupakan kegiatan evaluasi dalam mutu atau kualitas yang diturunkan dari
proses pendidikan demi tercapainya tujuan wawasan total quality management (TQM)
pendidikan dan dalam rangka mengoptimalkan harus dipandang sebagai konsep yang relative
potensi pelanggan (peserta didik) serta bukan absolut60. Artinya definisi mutu yang
memiliki standar akuntabilitas yang telah relatif memiliki dua aspek yaitu 1) memenuhi
disepakati oleh para pengguna pendidikan spesifikasi dan 2) memenuhi persyaratan yang
sehingga terjadi sebuah simbiosis mutualisme ditunut pelanggan. Maknanya adalah kualitas
diantara keduanya58. Sehingga tujuan menurut produsen (lembaga pendidikan)
penjaminan mutu dalam berbagai jenjang dicapai bilamana produk atau jasa memenuhi
pendidikan adalah untuk memberikan acuan spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya
dan arah program dengan terus melakukan dalam suatu produser yang konsisten.
sebuah pengembangan, perencanaan Kemudian produk tersebut didemonstrasikan
pengelolaan secara terpadu. oleh produsen dalam sebuah system yang
Adapun tujuan yang ingin dicapai dikenal sebagai system jaminan mutu yang
pengembangan penjaminan mutu ialah proses memungkinkan untuk produksi yang konsisten
dan produk system penjaminan mutu mampu untuk memenuhi standar atau spesifikasi
mengedukasi masyarakat luas dan meyakinkan tertentu61. Yang terakhir adalah bilamana
semua pihak yang terkait bahwa melalui SPMP, produk atau jasa yang dihasilkan telah
pengelolaan pendidikan dilaksanakan secara memenuhi spesifikasi atau standar/kriteria yang
akuntabel, terukur, sistematis, transparan dan telah dibuat maka produk atau jasa dapat
menghargai otonomi sekolah dengan acuan dikatakan bermutu. Hal inilah yang kemudian
pengembangan peradapan59. Secara umum

56 59
Roskina Mas, Pengelolaan Penjaminan Mutu Mariana dan et. al, Anatomi Sistem
Pendidikan, h. 11. Penjaminan Mutu Pendidikan :Refleksi Pengelolaan
57
Ari Prayoga dan Azhar Lujjatul W et al., Pendidikan di Bali, h. 5.
60
“Implementasi Penjaminan Mutu Madrasah,” Jurnal Roskina Mas, Pengelolaan Penjaminan Mutu
Murobbi 3, no. 1 (2019): h. 75. Pendidikan, h. 12.
58 61
Prayoga dan Lujjatul W et al., h. 73. Mariana dan et. al, Anatomi Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan :Refleksi Pengelolaan
Pendidikan di Bali, h. 8.
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.11 April 2022 3761
……………………………………………………………………………………………………...
disebut (quality in fact). Quality in fact menjadi utama dari penjaminan mutu, sedangkan output
dasar atau makna dari sistem penjaminan mutu. yang ditawarkan ialah produk atau pun jasa
Oleh sebab itu, jelas bahwa esensi dari yang tentunya sesuai dengan pemangku
penjaminan mutu dan output yang ditawarkan kepentingan atas produk atau jasa yang
dalam dunia pendidikan, tidak lain adalah ditawarkan.
penjaminan mutu digunakan sebagai proses.
Sedangkan output yang ditawarkan merupakan DAFTAR PUSTAKA
hasil dari proses. Maksud proses disini adalah [1] Ainiyah, Nur. “Identitas Diri dan Makna
upaya sistematis yang dilakukan lembaga atau Guru Profesional sebagai Komunikator
institusi dalam penyelenggaraan suatu Pendidikan (Perspektif Fenomenologis).”
pendidikan di sekolah sesuai dengan konsesnus Jurnal Pendidikan Islam Indonesia 1, no.
yang telah dibuat dan berorientasi pada tujuan 1 (2 Oktober 2016): 1–20.
pendidikan nasional sebagai goalnya. https://doi.org/10.35316/jpii.v1i1.32.
Sedangkan produk yang dimaksud adalah [2] Arifin, Zaenal. Konsep dan Model
segala yang dihasilkan dalam pendidikan Pengembangan Kurikulum. Bandung:
melalui sekolah dan harapan masyarakat serta PT. Remaja Rosdakarya, t.t.
bangsa sebagaimana yang tercantum tujuan [3] Darmaji, Achmad Supriyanto, dan Agus
pendidikan nasional dalam UU Sisdiknas No. Timan. “Sistem Penjaminan Mutu
20 Tahun 2003 yang penulis simpulkan menjadi Internalsekolah Untuk Meningkatkan
manusia seutuhnya. Mutu Lulusan.” Jurnal Manajemen dan
Supervisi Pendidikan 3, no. 3 (28 Juli
PENUTUP 2019): 130–36.
Kesimpulan https://doi.org/10.17977/um025v3i32019
System penjaminan mutu semakin p130.
nampak perannya. Untuk itulah pengembangan [4] Dewi, Yunita Kumala, Yovitha
penjaminan mutu dilakukan terus menerus Juliejantiningsih, dan Nurkolis Nurkolis.
mengikuti perkembangan dan kebutuhan. “Implementasi Iso 9001:2015 Dalam
Dengan kata lain penjaminan mutu bersifat Penjaminan Mutu Smp Negeri 2
relative, bukanlah absolut. Adapun hasil Kabupaten Demak.” Jurnal Manajemen
analisis yang dilakukan, penulis berasumsi Pendidikan (JMP) 9, no. 1 (1 Oktober
bahwa 1) pengembangan penjaminan mutu 2020).
dalam suatu organisasi bisa dikatakan sebagai https://doi.org/10.26877/jmp.v9i1.6833.
ruh dalam sebuah organisasi lembaga [5] Fanani, Moh Zainal. “Implementasi Iso
pendidikan, terlebih seorang pendidik yang 9001:2008 Dalam Mengembangkan
memiliki peranan penting sebagai penggerak Budaya Mutu Madrasah.” Jurnal Realita
utama. Dengan adanya pemahaman yang luas 15, no. 2 (2017): 26.
dan matang serta kesadaran akan profesi [6] “Focused Short Course Data
pedidik (guru) akan menghasilkan sebuah Management Training for Targeted
keprofesionalan yang hakiki. 2) sistem Provincial Quality Assurance Institutions
penjaminan mutu dapat dikatakan sebagai suatu (LPMPs) staff members.” Sekolah Pasca
instrumen metodologis yang digunakan untuk Sarjana UPI dan AUSAID, 2010.
meningkatkan mutu pendidikan dan dianggap [7] Hadi, Abdul. “Konsepsi Manajemen
mampu menyelesaikan persoalan-persoalan Mutu Dalam Pendidikan.” Idaarah:
pendidikan. 3) esensi dari penjaminan mutu Jurnal Manajemen Pendidikan 2, no. 2
ialah mutu itu sendiri, sedangkan yang menjadi (31 Desember 2018): 269.
tolak ukur adalah pelanggan sebagai focus

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
3762 Vol.2 No.11 April 2022
………………………………………………………………………………………………………
https://doi.org/10.24252/idaarah.v2i2.52 PROFESIONALISME GURU” 5, no. 1
60. (2020): 6.
[8] Haryono, dan Budiyono, dkk. “Sistem [15] Maragustam. Filsafat Pendidikan Islam
Penjaminan Mutu Pendidikan Dalam Menuju Pembentukan Karakter.
Meningkatkan Mutu Pendidikan Sekolah Yogyakarta: FITK UIN Sunan Kalijaga,
Dasar di Kecamatan Gajah Mungkur 2018.
Kota Semarang.” Jurnal PANJAR 1, no. 1 [16] Mariana, I Made Alit, dan et. al. Anatomi
(2019). Sistem Penjaminan Mutu
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ Pendidikan :Refleksi Pengelolaan
panjar/. Pendidikan di Bali. Denpasar: LPMP
[9] H.M Arifin. Pedoman Pelaksanaan Provinsi Bali, 2013.
Bimbingan dan Pengarahan Agama. [17] Mufidah, Luk-Luk Nur. “Aktualisasi
Jakarta: Citra Mandala Pratama, 1998. Tqm Dalam Meningkatkan
[10] Indana, Nurul. “Implementasi Total Profesionalisme Guru Di Lembaga
Quality Management (Tqm) Dalam Pendidikan Islam.” Jurnal Tadris 4, no. 1
Meningkatkan Mutu Pendidikan (Studi (2009): 15.
Kasus Di Mts Salafiyah Syafi’iyah [18] Mulyani, Fitri. “Konsep Kompetensi
Tebuireng).” Jurnal Al-Idaroh 1, no. 1 Guru Dalam Undang-Undang Nomor 14
(2017): 25. Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen
[11] Koswara, Koswara, dan Rasto Rasto. (Kajian Ilmu Pendidikan Islam).” Jurnal
“Kompetensi Dan Kinerja Guru Pendidikan Universitas Garut 03, no. 01
Berdasarkan Sertifikasi Profesi.” Jurnal (2009): 8.
Pendidikan Manajemen Perkantoran 1, [19] Mulyono. Manajemen Administrasi dan
no. 1 (18 Agustus 2016): 61. Organisasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-
https://doi.org/10.17509/jpm.v1i1.3269. Ruzz, 2008.
[12] Kusnandi. “Konsep Dasar Sistem [20] Munir, Miftahul. “Keberadaan Total
Penjaminan Mutu Pendidikan: Sebagai Quality Management Dalam Lembaga
Review Kebijakan Mutu Pendidikan.” Pendidikan (Antara Prinsip Implementasi
Jurnal IJEMAR 1, no. 1 (Desember dan Pilar TQM Dalam Pendidikan).”
2017). Jurnal Realita 16, no. 1 (2018).
[13] Latif, Muhammad Abdul, Erni https://doi.org/10.21154/altahrir.v17i1.8
Munastiwi, Deska Puspita, dan Adinda 80.
Putri Amanah. “ANALISIS TOTAL [21] Mustofa, -. “Upaya Pengembangan
QUALITY MANAGEMENT (TQM) Profesionalisme Guru di Indonesia.”
PADA PENDIRIAN TK ISLAM Jurnal Ekonomi dan Pendidikan 4, no. 1
TERPADU MUTIARA PLUS (29 Februari 2012).
BANGUNTAPAN.” AWLADY : Jurnal https://doi.org/10.21831/jep.v4i1.619.
Pendidikan Anak 6, no. 2 (30 September [22] Nurhuda, Mochamad. “Sistem
2020): 301. Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi
https://doi.org/10.24235/awlady.v6i2.57 (SPM-PT) Di Fakultas Tarbiyah Dan
83. Keguruan UIN Sunan Kalijaga
[14] Lisna, Ade, dan Erni Munastiwi. Yogyakarta.” Indonesian Journal of
“PERAN KEPALA SEKOLAH Islamic Education Studies (IJIES) 1, no.
SEBAGAI SUPERVISOR 1 (6 Agustus 2018): 32–60.
MENINGKATKAN https://doi.org/10.33367/ijies.v1i1.518.

………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.11 April 2022 3763
……………………………………………………………………………………………………...
[23] “Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun [33] “Undang-Undang No. 14 Tahun 2005
2005 Tentang Standar Nasioanal Tentang Guru dan Dosen,” t.t.
Pendidikan,” t.t. [34] Wibowo, Agus. Pendidikan Karakter:
[24] Permana, Nana Surya. “Peningkatan Srategi Membangun Karakter Bangsa
Mutu Tenaga Pendidik Dengan Berperadaban. 1 ed. Yogyakarta:
Kompetensi dan Sertifikasi Guru.” Studia PUSTAKA PELAJAR, 2012.
Didaktika : Jurnal Ilmiah Bidang Wiryokusumo, Iskandar. Dasar-Dasar
Pendidikan 11, no. 1 (2017): 8. Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Bina
[25] Prayoga, Ari, dan Azhar Lujjatul W et al. Aksara, 1982.
“Implementasi Penjaminan Mutu [35] https://www.kompasiana.com/yunitamn/
Madrasah.” Jurnal Murobbi 3, no. 1 54f99080a3331140548b496d/penyebab-
(2019): 70–84. rendahnya-mutu-pendidikan-di-
[26] Putro Widoyoko, Eko. “Peranan indonesia
Sertifikasi Guru dalam Meningkatkan [36] https://malangtimes.com/baca/46876/201
Mutu Pendidikan.” Dalam Seminar 91206/090800/kualitas-pendidikan-
Nasional Peningkatan Mutu Pendidikan indonesia-peringkat-5-asean-warganet-
Melalui Sertifikasi Guru, 9. Universitas 20-tahun-reformasi-masih-kalah-dengan-
Muhammadiyah Purworejo, 2008. malaysia-miris-jiwa
[27] Roskina Mas, Sitti. Pengelolaan [37] https://mahasiswaindonesia.id/rendahnya
Penjaminan Mutu Pendidikan. -kualitas-pendidikan/
Yogyakarta: ZAHIR publishing, 2017.
[28] Rusdiana. Pengembangan Organisasi
Lembaga Pendidikan. 1. Bandung:
PUSTAKA SETIA, 2016.
[29] Sonhadji K. Hasan, Ahmad. “Penerapan
Total Quality Management dan ISO 9000
dalam Pendidikan Teknik.” Jurnal Ilmu
Pendidikan 6, no. 1 (1999).
[30] Sridana, Nyoman, Sudirman Wilian, dan
Dadi Setiadi. “Sistem Penjaminan Mutu
Internal Di Satuan Pendidikan Menengah
(SMA).” Jurnal Pengabdian Magister
Pendidikan IPA 1, no. 1 (22 Desember
2018).
https://doi.org/10.29303/jpmpi.v1i1.212.
[31] Suwarno, -. “Peran Guru dalam
Keberhasilan Implementasi Kurikulum
2004.” Jurnal Ekonomi dan Pendidikan
2, no. 1 (2 Maret 2012).
https://doi.org/10.21831/jep.v2i1.656.
[32] Taher, Sartika M, dan Erni Munastiwi.
“Peran Guru Dalam Mengembangkan
Kreativitas Anak Usia Dini Di TK Islam
Terpadu Salsabila Al-Muthi’in
Yogyakarta.” . . Juni 4, no. 2 (2019): 16.

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
3764 Vol.2 No.11 April 2022
………………………………………………………………………………………………………

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)

Anda mungkin juga menyukai