Anda di halaman 1dari 34

MINIRISET

Implementasi 3 Standar Mutu Pendidikan di MBI Amanahtul


Ummah Pacet Mojokerto
Dosen Pengampu: Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd.I

Disusun Oleh:

Doni Samara
Hanifah Muhammad
Hadi Prasetyo
Sugi Altin
Kasim A. Koli
Ahmad Rofi’i

PASCASARJANA

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

INSTITUT PESANTREN KH. ABDUL CHALIM

MOJOKERTO

2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT,


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat
menyelesaikan tugas mini riset ini guna memenuhi tugas untuk mata kuliah
Manajemen Mutu Pendidikan yang berjudul “Implementasi 3 Standar Mutu
Pendidikan di MBI Amanahtul Ummah Pacet Mojokerto”. Peneliti menyadari
bahwa penulisan ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus
memberikan doa, saran dan kritik sehingga tugas ini dapat terselesaikan.Peneliti
menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengetahuan yang peneliti miliki. Oleh karena itu, peneliti
mengharapkan segala bentuk saran dan masukan bahkan kritik yang membangun
dari berbagai pihak. Akhirnya peneliti mengharapkan semoga mini riset ini dapat
memberikan manfaat bagi agama, bangsa, dan negara.

Mojokerto, 27 Januari 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
A. Latar Belakang ......................................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................3
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................3
D. Manfaat Penelitian ................................................................................4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ..........................................................................5
A. Pengertian Implementasi ....................................................................5
B. Mutu Pendidikan.................................................................................6
1. Pengertian Mutu Pendidikan ..............................................................7
2. Faktor-faktor Peningkatan Mutu Pendidikan .....................................8
3. Indikator Standar Mutu Pendidikan ...................................................8
C. Implementasi 3 Mutu Pendidikan .....................................................8
1. Standar Pengelolaan ...........................................................................8
2. Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan ..................................10
3. Standar Sarana Prasarana .................................................................15
BAB III METODE PENELITIAN ..............................................................17
A. Jenis dan pendekatan penelitian ..........................................................17
B. Subjek penelitian .................................................................................17
C. Sumber data .........................................................................................18
D. Teknik analisis data .............................................................................18
E. Validitas data.......................................................................................20
BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................................23
A. Stanar pengelolaan ..............................................................................23
B. Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan .....................................25
C. Standar sarana prasarana .....................................................................25
BAB V KESIMPULAN ................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu ciri negara yang maju adalah negara yang mempunyai
kualitas pendidikan yang baik. Pendidikan menjadi tolak ukur kesuksesan
dan berkembangnya suatu bangsa atau negara. di Indonesia saat ini,
pendidikan menjadi hal yang sangat ramai diperbincangkan, tak sekedar
membahas tentang bagaimana siswa dapat lulus sekolah, tapi juga
bagaimana proses pembelajaran dilaksanakan dengan baik dan dapat
mencerdaskan peserta didik sebagai generasi penerus bangsa. Persoalan
pendidik pun sangat komplek salah satunya kualitas guru yang dirasa
kurang. Kualitas yang dirasa kurang ini menjadi awal permasalahan baru
seperti pelaksanaan proses pembelajaran kurang efektif dan efisien
dikarenakan kurang maksimalnya proses perencanaan pembelajaran. Guru
merupakan salah satu unsur penting pendidikan indonesia. Hal ini sudah
tidak diragukan lagi, ditangan guru lah pendidikan bisa menjadi senjata
untuk Indonesia yang lebih baik dan lebih maju lagi.
Dalam suatu lembaga pendidikan, selain guru tentunya kepala sekolah
yang lebih berperan menentukan maju mundurnya sebuah lembaga
pendidikan. Hal ini karena kepala sekolah mempunyai peran yang sangat
besar dalam mengembangkan sebuah lembaga pendidikan. Kepala sekolah
merupakan kunci yang sangat menentukan keberhasilan sekolah dalam
mencapai tujuannya. Kepala sekolah dituntut senantiasa meningkatkan
efektifitas kinerja para staf yang ada di sekolah. Kepala madrasah yang
peduli akan tenaga pendidik dan kependidikan nya akan melahirkan
sebuah lembaga pendidikan yang kredibel dan menjawab tantangan dari
zaman nya1.
Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) mengamanatkan bahwa setiap
1
Luki Eko Cahyono, Satrijo Budiwibowo Dan Juli Murwani, Analisis Penerapan 8
Standar Nasional Pendidikan Pada Smp Negeri 2 Dolopo Kabupaten Madiun, Assets : Jurnal
Akuntansi Dan Pendidikan, 2 (Oktober,2015), 100.

1
satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah harus
menyusun kurikulum dengan mengacu kepada Standar Isi, Standar
Kompetensi Lulusan, Standar Pengelolaan Pendidikan, Standar Proses, dan
Standar Penilaian, serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan. Standar pengelolaan pendidikan
adalah standar dalam mengelola pendidikan dalam satu lembaga
pendidikan. Dalam standar ini, pendidikan dikelola oleh satuan
pendidikan, pemerintah daerah, dan pemerintah. Menurut Permendiknas
No.19 tahun 2007 ada enam hal yang harus diperhatikan dalam
pengelolaan pendidikan yang dilaksanakan di satuan pendidikan dasar dan
menengah. Enam hal tersebut yaitu: Perencanaan program, pelaksanaan
program, pengawasan dan evaluasi program, kepemimpinan sekolah,
sistem informasi manajemen, dan penilaian khusus. Pengelolaan
membutuhkan adanya pelaksanaan dari seluruh fungsi-fungsi manajemen
dalam penyelenggaraan pendidikan, meliputi planning, organizing,
actuating dan controlling.2
Selain Standar Pengelolaan permasalahan yang dihadapi antara lain
penyediaan sarana yang belum memadai atau lengkap. Permasalahan
sarana dan prasarana sangat penting untuk ditangani lebih serius, karena
sangat berpengaruh dalam kelancaran proses pembelajaran, karena
disamping menjadi lebih nyaman juga sekaligus menjadi media
pembelajaran dengan peralatan yang harus disesuaikan termasuk
penyediaan fasilitas yang mutlak harus dipenuhi, yang tentu harus sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Terkait dengan
pentingnya peran serta fungsi sarana dan prasarana pendidikan yang
merupakan salah satu sumber daya penting dalam menunjang proses
pembelajaran, maka perlu dilakukan peningkatan dalam pendayagunaan
dan pengelolaannya agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara
efektif. Sejalan dengan kebijakan pemerintah yang memberikan

2
Mugi Rahayu, Pelaksanaan Standar Pengelolaan Pendidikan Di Sekolah Dasar
Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman, Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, 1 (Maret, 2015), 64.

2
kewenangan penuh kepada pihak sekolah/perguruan tinggi selaku industri
jasa untuk menyelenggarakan layanan pendidikan secara transparan dan
akuntabel, maka seluruh proses pengadaan serta mengoptimalkan
penyediaan, pendayagunaan, perawatan dan pengendalian sarana dan
prasarana pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan, diperlukan
penyesuaian manajemen sarana dan prasarana.3
Selanjutnya standar pendidik dan tenaga kependidikan juga
merupakan bagian penting dalam penjaminan mutu pendidikan. Standar
pendidik dan tenaga kependidikan merupakan standar yang mengatur
kualifikasi yang harus dimiliki oleh pendidik dan tenaga kependidikan
baik kualifikasi akademis maupun non akademis. Berdasarkan Undang -
Undang No. 19 Tahun 2005, dijelaskan bahwa: “Standar pendidik dan
tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan
fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.”Artinya standar itu
meliputi sejumlah kriteria yang harus dipenuhi sebelum dan setelah
menjalani jabatan sebagai pendidik dan tenaga kependidikan.4
Setiap lembaga sekolah wajib mengikuti standar pendidikan secara
nasional hal ini demi terjaminnya mutu pendidikan di Indonesia. Karena
hal inilah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan tema
“Implementasi 3 Standar Mutu Pendidikan di MBI Amanahtul Ummah
Pacet Mojokerto”.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Implementasi Standar Sarana Prasarana, Standar
Pengelolaan, Standar Pendidikan dan Standar Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan di MBI Amanahtul Ummh Pacet Mojokerto?

3
Sri Setyaningih, Pengelolaan Sarana Prasarana Dalam Implementasi Kurikulum
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurnal Managemen Pendidikan - Vol. 13, No. 1, Januari 2018,
63-64
4
Sudarsri Lestari, Analisis Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan, Nidhomul Haq,
1(April,2018), 18.

3
C. Tujuan Penelitian
Untuk Mengetahui Implementasi Standar Sarana Prasarana, Standar
Pengelolaan, Standar Pendidikan dan Standar Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan di MBI Amanahtul Ummh Pacet Mojokerto
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini dilaksanakan dapat dilihat dari dua
sisi yaitu:
1. Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan konsep mengenai
bagaimana implementasi standar pengelolaan, standar saran prasarana, dan
standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan.
2. Praktis
a. Bagi kepala sekolah bisa mengambil manfaat dari hasil penelitian ini,
serta memperbaiki rangkaian kegiatan yang dianggap belum optimal
dan sistematis dalam memenuhi standar pengelolaan pendidikan oleh
kepala sekolah dalam upaya peningkatan mutu sekolah di MBI
Amanahtul Ummah Pacet Mojokerto.
b. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan dalam bidang penelitian
sehingga mengetahui bagaimana implementasi standar pengelolaan
pendidikan dalam peningkatan mutu sekolah MBI Amanahtul Ummah
Pacet Mojokerto.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Implementasi
Menurut Mulyadi implementasi mengacu pada tindakan untuk
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu keputusan.
Tindakan ini berusaha untuk mengubah keputusan-keputusan tersebut
menjadi pola-pola operasional serta berusaha mencapai perubahan-
perubahan besar atau kecil sebagaimana yang telah diputuskan
sebelumnya. Implementasi pada hakikatnya juga merupakan upaya
pemahaman apa yang seharusnya terjadi setelah program dilaksanakan.5
Proses persiapan implementasi setidaknya menyangkut beberapa hal
penting yakni, Penyiapan sumber daya, unit dan metode, penerjemahan
kebijakan menjadi rencana dan arahan yang dapat diterima dan dijalankan
dan penyediaan layanan, pembayaran dan hal lain secara rutin. 6 Naditya
menyatakan, “dasar dari implementasi adalah mengacu pada tindakan
untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu
keputusan”. Sedangkan menurut Wahyu, studi implementasi merupakan
studi untuk mengetahui proses implementasi, tujuan utama proses
implementasi itu sendiri untuk memberi umpan balik pada pelaksanaan
kebijakan dan juga untuk mengetahui apakah proses pelaksanaan telah
sesuai dengan rencana atau standar yang telah ditetapkan, selanjutnya
untuk mengetahui hambatan dan problem yang muncul dalam proses
implementasi.
Selanjutnya Pressman dan Wildavsky mengemukakan bahwa:
“Implementation as to carry out, acoumplish, fulfill, produce, complete”
maksudnya: membawa, menyelesaikan, mengisi, menghasilkan,
melengkapi. Jadi secara etimologis implementasi itu dapat dimaksudkan

5
BAB II, Tinjauan Pustaka, Pengertian Implementasi, (Juni, 2016),
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1590/5/141801060_file%205.pdf, diakses pada
03 januari 2022.
6
BAB II, Tinjauan Pustaka, Pengertian Implementasi,,, 2022.

5
sebagai suatu aktifitas yang bertalian dengan penyelesaian suatu pekerjaan
dengan penggunaan sarana (alat) untuk memperoleh hasil”.7
Berdasarkan berbagai pendapat di atas tersebut dapat diketahui bahwa
pengertian implementasi merupakan suatu proses yang berkaitan dengan
kebijakan dan program-program yang akan diterapkan oleh suatu
organisasi atau institusi, khususnya yang berkaitan dengan institusi negara
dan menyertakan sarana dan prasarana untuk mendukung program-
program yang akan dijalankan tersebut.8
B. Mutu Pendidikan
1. Pengertia Mutu Pendidikan
Pengertian Mutu Pendidikan Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia “mutu” berarti ukuran baik buruknya sesuatu, kualitas, taraf
atau derajat (kepandaian, kecerdasan). Mutu adalah gambaran dan
karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan
kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan. Dalam
konteks pendidikan, pengertian mutu mencakup input, proses dan
output pendidikan.10 Menurut Rusman, antara proses dan hasil
pendidikan yang bermutu saling berhubungan. Akan tetapi, agar proses
yang baik itu tidak salah arah, maka mutu dalam dalam artian hasil
(out put) harus dirumuskan lebih dahulu oleh sekolah, dan harus jelas
target yang akan dicapai setiap tahun atau kurun waktu lainnya.9
Dari uraian pendapat di atas jelas bahwa mutu pendidikan adalah
suatu pilar untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM). Yang
mana suatu masa depan bangsa itu terletak pada keberadaan kualitas
pendidikan yang berada pada masa kini. Suatu pendidikan yang
berkualitas akan muncul apabila terdapat manajemen sekolah yang
bagus. Mutu juga merupakan suatu ajang berkompetisi yang sangat
penting, karena itu merupakan suatu wahana untuk meningkatkan

7
Ibid, 13.
8
Ibid, 15.
9
R.Mohd.Harasyid, BAB II Kajian Teori Mutu Pendidikan, (2016), https://repository.uin-
suska.ac.id/20910/7/11.%20BAB%20II.pdf,10.

6
mutu produk layanan jasa. Dengan demikian, mewujudkan suatu
pendidikan yang bermutu adalah penting, sebagai upaya peningkatan
masa depan bangsa sekaligus sebagian dari produk layanan jasa.10
2. Faktor-Faktor Peningktan Mutu Pendidikan
Untuk mningkatkan mutu pendidikan di sekolah, Sudarwan Danim
mengatakan bahwa jika sebuah institusi hendak meningkatkan mutu
pendidikannya maka minimal harus melibatkan lima faktor yang
dominan, yaitu:11
a. Kepemimpinan kepala sekolah yang mana kepala sekolah harus
memiliki dan memahami visi kerja secara jelas, mampu dan mau
bekerja keras, mempunyai dorongan kerja yang tinggi, tekun dan
tabah dalam bekerja, memberikan layanan yang optimal, dan
disiplin kerja yang kuat.
b. Guru Perlibatan guru secara maksimal, dengan meningkatkan
kompetensi dan profesi kerja guru dalam kegiatan seminar,
lokakarya serta pelatihan sehingga hasil dari kegiatan tersebut
diterapkan di sekolah.
c. Siswa Pendekatan yang harus dilakukan adalah “anak sebagai
pusat” sehingga kompetensi dan kemampuan siswa dapat digali
sehingga sekolah dapat mengiventarisir kekuatan yang ada pada
siswa.
d. Kurikulum Adanya kurikulum yang konsisten, dinamis, dan
terpadu dapat memungkinkan dan memudahkan standar mutu yang
diharapkan sehingga goals (tujuan) dapat dicapai secara maksimal.
e. Jaringan kerjasama Jaringan kerjasama tidak hanya terbatas pada
lingkungan sekolah dan masyarakat semata (orang tua dan
masyarakat ) tetapi dengan organisasi lain, seperti perusahaan atau
instansi pemerintah sehingga output dari sekolah dapat terserap
didalam dunia kerja.

10
Ibid, 11.
11
Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2007,56.

7
3. Indikator Standar Mutu Pendidikan
Secara nasional standar mutu pendidikan merujuk kepada
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013
tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
Tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) meliputi:12 Berikut
peneliti akan tuliskan 3 indikator standar mutu pendidikan yang jadi
fokus penelitian, yaitu:
a. Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria
mengenai pendidikan penjabatan dan kelayakan maupun mental,
serta pendidikan dalam jabatan.
b. Standar sarana dan prasarana adalah kriteria mengenai ruang
belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustkaan,
laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi
serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi.
c. Standar pengelolaan adalah kriteria mengenai perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan kegatan pendidikan pada tingkat
satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar
tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
4. Implementasi 3 (Tiga) Mutu Pendidikan
a. Kompoten standar pengelolaan
Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan,
kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan
efektivitas penyelenggaraan pendidikan.13 Standar Pengelolaan
Pendidikan pada bagian kesatu tentang standar pengelolaan oleh
satuan pendidikan dijelaskan bahwa pengelolaan satuan pendidikan
12
Ibid, 13-14.
13
E. Mulyasa. (2010). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta.
Bumi Aksara.39-42.

8
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan
manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan
kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.
Kemudian pada setiap satuan pendidikan dipimpin oleh
seorang kepala sekolah dan dibantu minimal oleh satu orang wakil
kepala sekolah. Pada aspek pengambilan keputusan dibagi menjadi
keputusan akademik dan non akademik. Untuk pengambilan
keputusan secara akademik melalui rapat Dewan Pendidik
dipimpin oleh Kepala Satuan Pendidikan, sedangkan keputusan
non akademik dilakukan oleh komite sekolah dihadiri kepala
satuan pendidikan.14
Sesuai dengan Permendiknas No19 Tahun 2007, perencanaan
program terdapat penyusunan visi, misi, tujuan sekolah, serta
rencana kerja sekolah/madrasah.15
a) Visi Sekolah/Madrasah Sekolah merumuskan, menetapkan visi
serta mengembangkannya.
b) Misi Sekolah Sekolah merumuskan, menetapkan misi serta
mengembangkannya.Misi sekolah memberikan arah dalam
mewujudkan visi sekolah sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional.
c) Tujuan Sekolah menggambarkan tingkat kualitas yang perlu
dicapai dalam jangka menengah (empat tahunan). Mengacu
pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional.
d) Rencana Kerja Sekolah Rencana kerja dilaksanakan
berdasarkan rencana jangka menengah. dinyatakan dalam
rencana kegiatan dan anggaran sekolah/madrasah. Rencana

14
W Warisno, Implementasi Standar Pengelolaan Pendidikan Di Mas Al Maksum Stabat
Kabupaten Langkat, Skripsi, (2017),Http://Repository.Radenintan.Ac.Id/158/3/Bab_II.Pdf-Juni
2016,67.
15
Aan Komariah & Cepi Triatna. (2006). Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif.
Jakarta: Bumi Aksara.39.

9
kerja jangka menengah yaitu rencana kerja empat tahun dan
tahunan.
b. Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
Pelaksanaan program merupakan salah satu fungsi manajemen
yang merupakan sarana untuk merealisasikan perencanaan sekolah.
Pada pelaksanaan program sekolah berdasarkan Peraturan
Mendiknas Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan Oleh Satuan pendidikan dasar dan Menengah dibagi
menjadi tiga aspek, yaitu penyusunan pedoman sekolah, struktur
organisasi, dan pelaksanaan kegiatan.16
a) Standar Kompetensi Pendidik
Standar pendidik merupakan kriteria mengenai pendidikan
prajabatan dan kelayakan maupun mental, serta pendidikan
dalam jabatan. Pendidik wajib memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.. Menurut Muhammad Faturrahman dan Sulistyorini
kompetensi merupakan pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-
nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan
bertindak. Kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsisten
dan terus menerus dapat memungkinkan seseorang menjadi
kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan
nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu.17
b) Sedangkan menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen dijelaskan bahwasannya seorang guru
harus memiliki empat standar kompetensi yaitu, kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional. Sejalan dengan Undang-undang Guru
dan Dosen, guru MBI Amanahtul Ummah Pacet Mojokerto.
16
Ibid, 43.
17
Muhammad faturrahman dan Sulistyorini, Meretas Pendidikan Berkualitas dalam
Pendidikan Islam, (Yogyakarta : SUKSES Offset, 2012),109.

10
1) Kualifikasi umum
2) Kompetensi Pedagogis, secara etimologis, pedagogik
berasal dari bahasa Yunani, paedos berarti anak dan agogos
berarti mengantar atau membimbing. Dengan demikian,
maka pedagogis diartikan sebagai membimbing anak.
Tugas membimbing ini melekat dalam tugas seorang
pendidik. Sedangkan kompetensi pedagogis adalah
kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang
meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan
dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki.18
3) Kompetensi Kepribadian guru MBI Amanatul Ummah
Pacet Mojokerto memiliki kemampuan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, serta teladan
bagi peserta didik dan berakhlaq mulia.
4) Kompetensi Sosial yang terdapat pada guru MBI Amanatul
Ummah Pacet Mojokerto, yang dimana kemampuan
pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali murid, dan
masyarakat sekitar.
5) Kompetensi Profesional yang terdapat pada guru MBI
Amanatul Ummah Pacet Mojokerto iyalah menguasai
kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran yang
diampu, mengembangkan kurikulum sesuai dengan standar
isi sekolah islam terpadu menguasai materi, struktur,
konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung materi
pembelajaran, mengembangkan dan mengintegrasikan

18
Marselus R Payong, Sertifikasi Profesi Guru (Konsep Dasar, Problematika, dan
Implementasinya), (Jakarta: PT Indeks Jakarta, 2011),28.

11
materi pembelajaran dengan nilai-nilai islam,
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
keahlian bidangnya yaitu penguasaan bahan yang harus
diajarkan beserta metodenya, rasa tanggung jawab akan
tugasnya dan rasa kebersamaan dengan sejawat guru
lainnya.
c) Standar Tenaga Keoendidikan
Standar Kompetensi Kepala madrasah MI Nurul Amal
Kutorejo Untuk diangkat menjadi kepala sekolah/madrasah,
seseorang wajib memenuhi standar kompetensi kepala
sekolah/madrasah yang berlaku secara nasional (Permendiknas
No. 13 Tahun 2007). Menurut Muhab dkk Kepala madrasah
harus memiliki kompetensi:
1) Kualifikasi umum
Untuk memenuhi standar kompetensi pendidik MI Nurul
Amal, memiliki pengalaman sebagai pendidik minimal 3
tahun di MI Nurul Amal atau 5 tahun di sekolah lain,
memahami standar mutu MI Nurul Amal, pada waktu
diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-tingginya
55 tahun, mampu memimpin misi dakwah berbasis
pendidikan sekolah, memiliki visi pengembangan
pendidikan islam masa depan.
2) Kompetensi Manajerial
Memiliki kemampuan perencanaan dalam menyusun
rencana, pengembangan madrasah, pengembangan SDM,
anggaran kegiatan, pembentukan karakter peserta didik
unggul peserta didik, pengembangan organisasi,
pengembangan pusat sumber belajar, pengelolaan sarana
dan prasara secara optimal, pengembangan kurikulum,
pencapaian mutu lulusan yang optimal
3) Kompetensi Kewirausahaan

12
Memiliki jiwa wirausaha yaitu inisiatif yang tinggi, percaya
diri yang tinggi, bersikap tegas, motivasi berprestasi tinggi,
daya tahan terhadap tekanan, komitmen tinggi terhadap
pekerjaan, selalu update informasi terkini, orientasi
terhadap efisiensi dan efektivitas, berfikir dan bertindak
sistematis, bersikap pantang menyerah memiliki
kemampuan mengembangkan jiwa kewirausahaan meliputi:
membuat perencanaan sistematis, kemampuan membuat
perencanaan strategis, memanfaatkan peluang, kemampuan
menyakini orang lain, kemampuan memecahkan masalah.
4) Kompetensi Supervisi
Memiliki kemampuan membuat perencanaan supervisi
yang meliputi: membuat jadwal suervisi, mengenal prinsip-
prinsip supervisi, mengenal jenis/bentuk supervisi,
mengetahui fungsi supervisi, memiliki kemmapuan
melaksanakan supervisi yang meliputi: ketrampilan
supervisi, melaksanakan spervisi administrasi,
melaksanakan supervisi mutu pembelajaran, melaksanakan
supervisi klinis, melaksanakan supervisi akademik.
5) Kompetensi sosial.
Memiliki kemampuan menjalin dan membina kerjasama,
dalam hal: mampu berkomunikasi dengan berbagai pihak,
mampu meretas jalan kerjasama dengan berbagai pihak,
mampu membina kerjasama yang sudah dijalin,
membangun kerjasama yang saling menguntungkan,
memiliki kepekaan sosial: berempati terhadap kondisi
sosial kemsyarakatan, berpartisipasi dalam kegiatan sosial
kemasyarakatan, berinisiatif membuat dan melaksnakan
sosial kemasyarakatan.

13
d) Standar Kompetensi Laboran
Standar tenaga laboratorium madrasah/sekolah mencakup
kepala laboratorium sekolah/madrasah, teknisi laboratorium
sekolan/madrasah, dan laboran sekolah/madrasah. Untuk dapat
diangkat mejadi tenaga laboratorium sekolah/madrasah,
seseorang wajib memenuhi standar tenaga laboratorium
sekolah/madrasah yang berlaku secara nasional. Kualifikasi
kepala labolatorium Sekolah/Madrasah terdiri dari dua jalur,
yaitu jalur guru dan jalur laboran/teknisi. Jalur guru syaratnya
adalah: Pendidikan minimal Sarjana (S1), Berpengalaman
minimal 3 tahun sebagai pengelola praktikum, Memiliki
sertifikat kepala laboratorium sekolah/madrasah dari perguruan
tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah.
e) Standar Kompetensi Pustakawan
Dalam lampiran permendiknas No 25 Tahun 2008 disebutkan
bahwa standar tenaga pustakawan sekolah/madrasah mencakup
kepala perpustakaan sekolah dan tenaga perpustakaan sekolah.
Penyelenggara sekolah/madrasah wajib menerapkan standar
tenaga perpustakaan sekolah sebagaimana yang telah diatur
oleh Peraturan Menteri. Kepala perpustakaan sekolah/madrasah
harus memenuhi syarat: Berkualifikasi serendah-rendahnya
Diploma empat (D4) atau Sarjana (S1), Memiliki sertifikat
kompetensi pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah dari
lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah, Masa kerja minimal
3 tahun.
f) Standar Kompetensi Tenaga Kependidikan
Dalam lampiran Permindiknas No. 24 Tahun 2008 disebutkan
bahwa tenaga administrasi sekolah/madrasah terdiri dari kepala
tenaga administrasi sekolah/madrasah, pelaksana urusan, dan
petugas layanan khusus. Kepala tenaga administrasi
SD/MI/SDLB dapa diagkat apanila sekolah/madrasah memiliki

14
lebih dari 6 rombongan belajar. Kualifikasi kepala tenaga
administrasi SD/MI/SDLB adalah: berpendidikan minimal
SMK atau lulusan sederajatnya, program studi yang relevan
dengan pengalaman kerja sebagai tenaga administrasi
sekolah/madrasah minimal 4 tahun, Memiliki sertifikat kepala
tenaga administrasi sekolah/madrsah dari lembaga yang
ditetapkan oleh pemerintah.
c. Standar Sarana Prasarana
Menurut Suharno, Sarana pendidikan adalah peralatan dan
perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dalam
menunjang proses pendidikan. Prasarana pendidikan adalah
fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses
pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang
digunakan untuk pelaksanaan kegiatan pendidikan dan kegiatan
penunjangnya. Sarana dan prasarana tidak bisa diabaikan dalam
proses pendidikan. Sebab,tanpa adanya sarana dan prasarana, maka
pelaksanaan pendidikan tidak akan berjalan dengan baik.19
Standar Sarana dan Prasarana Menurut PP Nomor 57 Tahun
2021 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 25 disebutkan
bahwa:20 Standar sarana dan prasarana merupakan kriteria minimal
sarana dan prasarana yang harus tersedia pada Satuan Pendidikan
dalam penyelenggaraan Pendidikan, Sarana sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai
alat dan perlengkapan dalam mencapai tujuan pembelajaran,
Prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan fasilitas
dasar yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi Satuan
Pendidikan, Standar sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditentukan dengan prinsip: menunjang

19
Kompri, Manajemen Pendidikan 2, (Bandung: Alfabeta, 2014), hal. 233
20
Standar Sarana dan Prasarana Menurut PP Nomor 57 Tahun 2021 Tentang Standar
Nasional Pendidikan, Cecep Gaos,16 April 2021, https://www.cecepgaos.com/2021/04/standar-
sarana-dan-prasarana-menurut-pp.html

15
penyelenggaraan pembelajaran yang aktif, kreatif, kolaboratif,
menyenangkan, dan efektif, menjamin keamanan, kesehatan, dan
keselamatan, ramah terhadap penyandang disabilitas dan ramah
terhadap kelestarian lingkungan dan Sarana dan prasarana
sebagaimana dimaksud pada ayat (21) dan ayat (3) harus tersedia
pada Satuan Pendidikan dan disesuaikan dengan kebutuhan pada
setiap jalur, jenjang, dan jenis Pendidikan. Media pendidikan yang
dapat dikelompokan menjadi; media audio (media untuk
pendengaran berupa suara), media visual (media untuk penglihatan
berupa gambar), dan media audiovisual (media untuk pendengaran
dan penglihatan).21
Dalam mengelola sarana dan prasarana sekolah, terdapat
sejumlah prinsip yang perlu diperhatikan agar tujuan bisa tercapai
dengan maksimal. Prinsip-prinsip tersebut menurut Bafadal adalah
Prinsip Pencapaian Tujuan, Prinsip Efisiensi, Prinsip Administratif,
Prinsip Kejelasan Tanggung Jawab, Prinsip Kekohesifan.22
Menurut Mulyono, manajemen sarana dan prasarana
pendidikan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengawasan, dan evaluasi kegiatan pengadaan barang, pembagian
dan penggunaan barang (investasi), perbaikan barang, dan tukar
tambah maupun penghapusan barang.23

21
Daryanto dan Muhammad Farid, Konsep Dasar Manajemen Pendidikan Di Sekolah,
(Yogyakarta: Penerbit Gava Media, 2013),hal. 103-104
22
Ibid, hal. 118
23
Kompri, Manajemen........., hal.248

16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian
Pada mini riset ini digunakan jenis penelitian berupa Kualitatif, yang
secara sederhana dapat dipahami sebagai jenis penelitian yang temuan-
temuannya tidak diperoleh melalui prosedur static dan numeristik. Tetapi
lebih pada bagaimana peneliti mampu memahami dan menafsirkan makna
peristiwa, interaksi maupun gerak-gerik subjek dalam situasi dan kondisi
tertentu menurut perspektif peneliti. Sementara menurut tokoh teoritis
kualitatif Creswell J. W., kualitatif merupakan penelitian yang
membangun pernyataan pengetahuan secara perspektif-konstruktif
(seumpama makna-makna yang bersumber pada pengalaman peneliti,
nilai-nilai sosial dan sejarah untuk membentuk pola pengetahuan tertentu)
atau berdasarkan pada perspektif partisipatori (hal ini terkait politik, isu,
kolaborasi atau perubahan) atau bahkan keduanya.24
Sependek pengetahuan kami terdapat tujuh pendekatan penelitian
kualitatif, diantaranya studi kasus dan penelitian lapangan, fenomenologi,
etnografi, grounded theory, penelitian tindakan, penelitian dan
pengembangan dan biografi, pengetahuan kami ini sesuai dengan pendapat
Johnson.25 Sementara pada mini riset ini kami menggunakan studi kasus
dan penelitian lapangan sebagai pendekatannya. Studi kasus dan penelitian
lapangan merupakan penelitian inquiri empiris atau penyelidikan
penemuan yang secara mendalam pada sebuah kehidupa nyata. Tujuannya
untuk mempelajari secara intens tentang latar belakang situasi suatu unit
sosial dan interaksi lingkungan.26
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di MBI Amanatul Ummah Pacet
Mojokerto sekolah ini dipilih peneliti karena lokasinya yang tidak terlalu

24
Fenny Rita Flantika, dkk, Metodologi Penelitian Kualitiatif (PT. Global Eksekutif
Teknologi, Sumatera Barat, 2022), Hal 4
25
Ibid, Hal 7
26
Ibd, Hal 8

17
jauh dari kampus, terdapat salah seorang peneliti yang berprofesi sebagai
guru di sekolah tersebut.
C. Sumber Data
Sumber data adalah objek orang yang peneliti amati, sedangkan
responden penelitian adalah orang yang dapat menjawab dan memberikan
informasi tentang data penelitian.27
1. Data Primer
Data primer adalah sumber data yang didapatkan langsung kepada
pengumpul data.28 Data diperoleh dari hasil wawancara bersama
kepala madrasah MBI Amanatul Ummah Pacet Mojokerto sebagai
informan, pelaksana dan penanggung jawab pelaksanaan Standar
Nasional Pendidikan di MBI Amanatul Ummah
2. Data Sekunder
Data sekuder adalah data yang tidak diberikan secara langsung kepada
pengumpul data.29 Peneliti mendapatkan tambahan data melalui
berbagai sumber, yakni arsip MBI Amanatul Ummah yang dapat
diakses sewaktu-waktu, tesis atau desertasi atau jurnal yang senada
dengan penelitian dan standar Nasional Pendidikan dari pemerintah.
D. Teknik Pengumpulan Data
Mini riset ini menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu :
1. Observasi
Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap temuan yang tampak pada objek penelitian dengan
menggunakan pancaindra untuk mendapatkan informasi. Hal ini
dilakukan pada objek penelitian, tingkah laku alamiah, dinamika yang
nampak dan hal lain sebagainya. Observasi yang maksimal dapat
didukung dengan empat cara yaitu anecdotal record untuk melakukan

27
Samsu, Metode Penelitian: Teori Dan Aplikasi Kualitatif, Kuantitatif, Mixed Methods,
Serta Research & Development (Jambi: Pustaka, 2017) 9.
28
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D, (Alfabeta, Bandung, 2018) Hal 217
29
Ibid, Hal 218

18
pencatatan tentang kejadian yang berlaku dengan suatu kasus tertentu;
lembar check list berisi daftar pengamatan untuk diberikan tanda cek
(√) sesuai dengan aspek yang diamati; lembar rating scale digunakan
untuk mengumpulkan data yang bertujuan menjelaskan,
menggolongkan dan menilai seseorang atau situasi tertentu;
mechanical device merupakan alat yang mengandung unsur teknologi
seperti ponsel, kamera, video recorder, dan sebagainya.30 Namun pada
penelitian ini hanya menggunakan tiga cara selain rating scale yang
selanjutnya diolah menjadi sebuah narasi atau deskripsi objek
penelitian yang sedang diteliti. Sementara pada sifatnya, terdapat satu
peneliti yang partisipatif moderat (menjadi orang dalam dan orang
luar karena berprofesi sebagai guru pada lembaga tersebut) dan
observasi non patisipan.
2. Wawancara
Wawancara adalah kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh dua
atau tiga orang untuk bertukar informasi sehingga dapat
dikontruksikan dalam sebuah makna yang mengacu pada sebuah topik.
Wawancara bagi Zuriah dalam tulisan Fenny, merupakan alat
pengumpulan data dari sekumpulan pertanyaan yang diajukan secara
langsung dan dijawab secara lisan juga bagi narasumber.31 Terdapat
wawancara terstruktur, semi terstruktur dan tidak terstruktur, namun
peneliti memilih wawancara semi terstruktur agar pada saat
mengumpulkan informasi tidak terkesan kaku dan dapat medalam.
Namun untuk menjaga kesesuaian dan sistematisnya informasi,
peneliti tetap menuliskan beberapa poin yang akan ditanyakan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan cara mengumpulkan data secara visual,
verbal dan tulisan. Dokumentasi merupakan cara mengumpulkan data
melalui peninggalan tertulis seperti arsip, termasuk juga buku tentang

30
Fenny Rita Flantika, dkk, Metodologi Penelitian Kualitiatif, Hal 13
31
Ibid, Hal 13

19
teori, pendapat, dalil atau hukum dan lain-lain yang berhubungan
dengan masalah penelitian. Jadi dokumen dapat dijadikan sebagai
sebuah catatan aktivitas, kegiatan maupun peristiwa yang telah berlalu
yang dicatatkan, kepemilikan dan dikumpulkan menjadi sebuah arsip.
Dokumen yang dimaksud dapat berbentuk tulisan, gambar, atau
karya-karya monumental dari seseorang
E. Teknik Analisis Data
Peneliti menggunakan teori Miles, Hubernan dan Saldana sebagai
patokan tentang analisis data, terdapat tiga paralel.32
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemustan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang
muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Proses ini berlangsung
terus menerus selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum data
benar-benar terkumpul sebagaimana terlihat dari kerangka konseptual
penelitian, permasalahan studi, dan pendekatan pengumpulan data yang
dipilih peneliti. Reduksi data meliputi: (1) meringkas data, (2)
mengkode, (3) menelusur tema, (4) membuat gugus-gugus. Caranya:
seleksi ketat atas data, ringkasan atau uraian singkat, dan
menggolongkannya ke dalam pola yang lebih luas.
2. Penyajian Data
Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun,
sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Bentuk penyajian data kualitatif dapat berupa
teks naratif berbentuk catatan lapangan, matriks, grafik, jaringan, dan
bagan. Bentuk-bentuk ini menggabungkan informasi yang tersusun
dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih, sehingga memudahkan
untuk melihat apa yang sedang terjadi, apakah kesimpulan sudah tepat
atau sebaliknya melakukan analisis kembali.

32
Ahmad Rijali, Analisis Data Kualitatif, Jurnal Alhadarah, Vol. 17 No. 33 Januari-Juni
2018, UIN Antasari Banjarmasin, Hal 85-94

20
3. Penarikan Kesimpulan
Upaya penarikan kesimpulan dilakukan peneliti secara terusmenerus
selama berada di lapangan. Dari permulaan pengumpulan data, peneliti
kualitatif mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan pola-
pola (dalam catatan teori), penjelasan-penjelasan, konfigurasi-
konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi.
Kesimpulan-kesimpulan ini ditangani secara longgar, tetap terbuka, dan
skeptis, tetapi kesimpulan sudah disediakan. Mula-mula belum jelas,
namun kemudian meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar dengan
kokoh. Kesimpulan-kesimpulan itu juga diverifikasi selama penelitian
berlangsung, dengan cara: (1) memikir ulang selama penulisan, (2)
tinjauan ulang catatan lapangan, (3) tinjauan kembali dan tukar pikiran
antarteman sejawat untuk mengembangkan kesepakatan intersubjektif,
(4) upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu temuan
dalam seperangkat data yang lain.
4. Validitas Data
Dalam penelitian kuantitatif ada dua macam validitas yaitu validitas
internal dan eksternal. Validitas internal pada penelitian kuantitatif
disebut uji kredibilitas (credibility) pada penelitian kualitatif. Validitas
internal adalah ketepatan sebuah alat ukur (instrumen) sejauh mana
dapat mengukur apa yang akan diukur, atau suatu alat ukur valid apabila
alat ukur tersebut dapat mengukur secara akurat mengukur sesuatu yang
sedang diukur. Misalnya alat untuk mengukur kadar gula darah, hasil
ukuranya benar-benar akurat memberikan hasil bahwa kadar gula yang
diukur benar. Uji kredibilitas pada penelitian kualitatif bertujuan untuk
mengetahui tingkat kepercayaan data yang dihasilkan dari suatu
penelitian, apakah data tersebut dapat dipercaya atau tidak. Uji
kredibilitas dilakukan dengan cara memperpanjang pengamatan disaat
penelitian, meningkatkan ketekunan dan ketelitian saat penelitian,

21
melakukan triangulasi, melakukan analisis kasus negatif, bahan referensi
terkait relevansi penelitian, dan melakukan membercheck.33
Pada penelitian ini validitas hanya dilaksanakan secara internal atau
menggunakan uji kredibilitas dengan tahapan meningkatkan ketekunan
dan ketelitian saat penelitian. Hal ini dikarenakan sumber informasi
hanya ditunjukkan pada satu orang dan arsip MBI Amanahtu Ummah.
Sehingganya tahapan inilah yang dipandang cara yang tepat.

33
Fenny Rita Flantika, dkk, Metodologi Penelitian Kualitiatif, Hal 180

22
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Standar Pengelolaan
1. Perencanaan pendidikan MBI Amanahtul Ummah
Amanatul ummah merupakan lembaga yang mengelola banyak
sekolah sala satunya adalah MBI Amanatul ummah, dalam konsep
perencanaannya MBI Amanatul Ummah di ketuai langsung oleh Dr.
H. Achmat Chudori S.S.,M.Pd yang terdiri dari visi, misi dan tujuan
madrasah visinya adalah Unggul, Utuh dan Berahlakhulkarimah dan
perencanaan dari semuannya melibatkan semua stake holder yang ada
di madrasah tersebut.
2. Pelaksanaan Pendidikan
a. Struktur Organisasi
MBI Amanatul Ummah memiliki struktur organisasi yang
administratif dan ditampilkan di sekolah biar dilihat oleh semua pihak
b. Pelaksanaan Pendidikan
MBI Amanatul Ummah pelaksanaannya dilakukan sesuai rencana
kerja madrasah dalam bidan kesiswaan meliputi penerimaan peserta
didik, kegiatan ekstra kulikuler, adanya pembinaan siswa untuk
memperoleh banyak prestasi. Sedangkan pelaksanaan bidang
kurikulum terdiri dari kurikulum merdeka, kalender pendidikan serta
peraturan sekolah secara khusus.
c. Pengawasan Pendidian
Pelaksanaan pengawasan di MBI Amanatul Ummah menjadi
wewenang kepala madrasah dalam pelaksanaannya karena kepala
madrasah selaku supervisor. Pada pengawasan kepala madrasah
dilakukan setiap saat atau setiap hari bersama stakeholder, kemudian
hasil pengawasan disampaikan secara lisan ataupun tertulis dalam
bentuk media komunikasi dan selanjutnya akan ditindak lanjuti oleh
kepala madrasah. Pada saat proses kegiatan belajar mengajar
pengawasan lebih dominan dilakukan oleh guru dan wali kelas.

23
d. Evaluasi Pendidikan
Kegiatan evaluasi pendidikan terdiri dari evaluasi madrasah dan
evaluasi kurikulum yang dilakukan setiap semesternya bersama
stakeholder, pelaksanaan waktu evaluasi dapat berubah sewaktu-
waktu mempertimbangkan situasi dan kondisi. Selanjutnya terdapat
evaluasi tenaga kependidikan dan pendidik dan program sekolah yang
dilaksanakan setiap akhir minggu pada rabu malam.
e. Manajemen Berbasis Madrasah
Dalam manajemen berbasis madrasah dalam dilihat dari dua hal,
pertama pengetahuan terhadap kepemimpinan, perencanaan serta
pandangan yang luas terhadap sekolah tersebut. Pengetahuan
mengenai kepemimpinan dapat dilihat dari semua aspek terkendali, ini
menandakan bahwa MBI Amanatul Ummah tersebut mempunyai
pengetahuan terhadap kepemimpinan sehingga semua aspek dapat
berjalan dengan kondusif dan sememstinya. Dalam hal perencanaan
sudah dikatakan cukup baik sebab semua komponen dari perencanaan
sudah tercapai, hal ini dapat dilihat dari adanya visi, misi serta tujuan
dari madrasah. Serta pengetahuan yang luas terhadap madrasah juga
dimiliki, hal ini dapat dilihat dengan upaya sekolah yang tidak ingin
ketinggalan dalam hal memutukan sekolah serta mengikuti
perkembangan dalam dunia pendidikan. Selain itu manajemen kelas
juga ditingkatkan dengan cara berkreasi dalam pembelajaran yang
dilakukan oleh guru yang sebagai teladan dan panutan langsung para
peserta didik di kelas.
f. Kepemimpinan Kepala Madrasah
Pelaksanaan kepemimpinan kepala madrasah menjadi wewenang
dan tanggung jawab kepala madrasah. berdasarkan hasil observasi
selama melaksanakan penelitian terdapat sinergitas kepala madrasah
dengan seluruh guru-guru dan para wakil kepala madrasah dengan
baik. Semisal ketika pelaksanaan ekstrakulikuler yang gurunya tidak
dapat hadir, kepala madrasah tanpa pamrih menggantikan guru

24
tersebut untuk menjalankan tugas secara profesional. Sebaliknya
ketika kepala madrasah sedang berhalangan hadir, maka wakil kepala
madrasah atau stakeholder lainnya menjadi penanggung jawab
pengelolaan sekolah selain itu juga termasuk sebagai penjamin mutu
MBI Amanatul Ummah
B. Standar Sarana Prasarana
Dalam standar sarana prasarana di MBI amanahtul ummah Mojokerto
suda cukup baik dan sudah memenuhi standar hal ini berdasarkan
beberapa penjelasan yang di sampaikan oleh Selamet Budi Santoso S.Pd
selaku Kepala Devisi Sarana Prasarana.34
1. Perencanaan
Dalam pengadaan sarana dan prasarana MBI Amanatul Ummah
merencanakan sesuai dengan kebutuhan pokok diantaranya kegiatan
pembelajaran, kegiatan ubudiah dan kegiatan ekstra kulikuler
2. Pengelolaan
Dalam pengadaan sarana dan prasarana MBI Amanatul Ummah
dikelolah langsung oleh ketua defisi sarana dan prasarana yaitu
Selamet Budi Santoso S.Pd
3. Administrasi sarana prasarana
Dalam pengadaan sarana dan prasarana MBI Amanatul Ummah
dicatat secara menyeluruh dari perencanaan, penyediaan, perawatan,
pemakaian dan di kontrol langsung oleh bapak Selamet Budi Santoso
S.Pd beserta tim.
C. Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
Standar pendidikan dan tenaga kependidikan di MBI amanatul ummah
Mojokerto dalam hasil wawancara di temukan bahwah ada tiga peogram
yang suda terlaksana dengan baik hal ini di jelaskan oleh Ahmad Saiful

34
Wawancara dengan Selamet Budi Santoso S.Pd selaku Kepala Devisi Sarana Prasarana pada 03
Desember 2022, pada pukul (10:00 WIB).

25
Huda, M.Pd selaku Waka Keguruan. Berdasarkan penjelasannya adalah
rekrutmen, seleksi, pengenmbagan/pelatihan dan penempatan.35
1. Rekruitmen
MBI Amanatul Ummah dalam rekruitmen pendidik sangat ketat
adapun beberapa ketentuanya antara lain:
a. Memiliki akidah ahlusunnah walljamaah
b. Profesional
c. Memumpunin di bidangnya
d. Mampu bekerja secara tim
e. Toalitas dan loyalitas
2. Seleksi
MBI Amanatul Umma mojokerto dalam proses seleksi memiliki
alur sebagai berikut:
a. Pengiriman cv
b. Pemanggilan
c. Tes
d. Micro ticing
e. wawancara
3. Pengembangan/pelatihan
MBI Amanatul Ummah melakukan pelatihan secara intens salah
satunya iyalah pelatihan kurikulum merdeka, pelatihan asesmen,
pelatihan sekolah stik untuk persiapan ujian akhir sekolah.
4. Penempatan
MBI Amanatul Ummah menempatkan guru sesuai dengan bidang
yang diampuh.

35
Wawancara dengan Ahmad Saiful Huda, M.Pd selaku Waka Keguruan, pada 03
Desember 2022, pada pukul (09:00. WIB).

26
BAB V
KESIMPULAN

Pengawasan mutu satuan pendidikan yang harus terus digalakkan seiring


dengan perkembangan teknologi dan mutu pendidikan yang kompetitif.
Pengawasan bisa dilakukan dengan pengamatan secara intensif terhadap kegiatan
utama dalam lembaga pendidikan yang kemudian ditindak lanjuti dengan
pemberian feed back
Mutu Pendidikan sering dikaitkan dengan banyak faktor, salah satunya
adalah program pembelajaran. Kualitas pembelajaran yang mempengaruhi
kualitas Pendidikan. Melihat dari hasil penelitian yang dilakukan di MBI
Amanatul Ummah Pacet Mojokerto ini terjadi peningkatan mutu Pendidikan, yang
dimana adanya program pembelajaran salah satu program yang dilaksanakan
dengan baik dan adanya evaluasi pembelajaran yang dilibatkan guru, peserta
didik, sarana prasarana dalam pelaksanaannya hingga berjalan dengan baik, serta
mengelola seluruh aspek input dengan baik terhadap program pembelajaran yang
telah berjalan untuk melihat sejauh mana program dalam peningkatan mutu
Pendidik.

27
DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, Luki Eko Satrijo Budiwibowo Dan Juli Murwani. 2015. “Analisis
Penerapan 8 Standar Nasional Pendidikan Pada Smp Negeri 2 Dolopo
Kabupaten Madiun”, Assets: Jurnal Akuntansi Dan Pendidikan.
Danim, Sudarwan. 2017. Visi Baru Manajemen Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara.
Daryanto dan Muhammad Farid. 2013. Konsep Dasar Manajemen Pendidikan Di
Sekolah. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Faturrahman, Muhammad dan Sulistyorini, 2012. Meretas Pendidikan Berkualitas
dalam Pendidikan Islam, Yogyakarta : SUKSES Offset.
Flantika, Fenny Rita dkk. 2022. Metodologi Penelitian Kualitiatif. PT. Global
Eksekutif Teknologi, Sumatera Barat.
Komariah, Aan dan Cepi Triatna. 2006. Visionary Leadership Menuju Sekolah
Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Kompri. 2014. Manajemen Pendidikan 2. Bandung: Alfabeta.
Lestari, Sudarsri. 2018. “Analisis Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan”,
Nidhomul Haq.
Mulyasa, E. 2010. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta.
Bumi Aksara.
Payong, Marselus R. 2011. Sertifikasi Profesi Guru (Konsep Dasar,
Problematika, dan Implementasinya).Jakarta: PT Indeks Jakarta.
Rahayu, Mugi. 2015. Pelaksanaan Standar Pengelolaan Pendidikan Di Sekolah
Dasar Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman, Jurnal Penelitian Ilmu
Pendidikan.
Rijali, Ahmad. 2018. Analisis Data Kualitatif, Jurnal Alhadarah, Vol. 17 No. 33
Januari-Juni. UIN Antasari Banjarmasin.
Setyaningih, Sri. 2018. “Pengelolaan Sarana Prasarana Dalam Implementasi
Kurikulum Pendidikan Guru Sekolah Dasar” Jurnal Managemen
Pendidikan - Vol. 13, No. 1.
Standar Sarana dan Prasarana Menurut PP Nomor 57 Tahun 2021 Tentang
Standar Nasional Pendidikan, Cecep Gaos,16 April 2021,
https://www.cecepgaos.com/2021/04/standar-sarana-dan-prasarana-
menurut-pp.html
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung.
Warisno, W. 2017. Skripsi “Implementasi Standar Pengelolaan Pendidikan
Skripsi, Http://Repository.Radenintan.Ac.Id/158/3/Bab_II.Pdf-Juni
LAMPIRAN

Struktur Organisasi MBI Amanatul Ummah

Profil MBI Amanatul Ummah

Penghargaan Siswa MBI Amanatul Ummah

Anda mungkin juga menyukai