Anda di halaman 1dari 52

MODUL

MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU SEKOLAH/


KD304 - PENGELOLAAN PENDIDIKAN

DEPARTEMEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2018
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

KATA PENGANTAR

Peningkatan mutu pendidikan telah menjadi komitmen semua pihak pemangku


kepentingan (stakeholder) pendidikan terutama pemerintah yang dalam hal ini
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Salah satu komitmen yang dapat kita
lihat adalah dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2004
tentang Standar Nasional Pendidikan yang mencakup standar: (1) isi; (2) proses; (3)
kompetensi lulusan; (4) pendidik dan tenaga kependidikan; (5) sarana dan
prasarana; (6) pengelolaan; (7) pembiayaan; dan (8) standar penilaian pendidikan.
Standar-standar yang telah ditetapkan ini akan berjalan sesuai harapan apabila
manajemen pendidikan dijalankan dengan efektif dan efesien, dan daya dukung
terhadap efektivitas manajemen pendidikan adalah dengan pengambilan kebijakan
yang tepat dan relevan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.
Kebijakan pendidikan yang akurat dapat diawali dengan tersedianya sistem
informasi yang mampu mendukung kebutuhan pengambil kebijakan pendidikan.
Pengelolaan sistem informasi yang baik tentu tidak lepas dari pemahaman para
praktisi pendidikan terhadap manajemen sistem informasi.
Modul ini mencoba untuk memberikan wawasan tentang seluk beluk sistem
informasi bagi para mahasiswa dan praktisi pendidikan terutama para pengelola
satuan pendidikan yang merupakan SDM utama dalam menyukseskan program
peningkatan mutu pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan, untuk
itu saran yang bermakna sangat kami harapkan demi perbaikan dimasa mendatang.
Akhir kata kami haturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
tersusunnya modul ini.

Bandung, Oktober 2018


Tim Penyusun,

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


i
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
TINJAUAN MATA KULIAH............................................................................................1
MODUL 2.......................................................................................................................5
MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU SEKOLAH.......................................................5
PENDAHULUAN........................................................................................................5
Kegiatan Belajar 1.....................................................................................................7
Rangkuman KB 1.....................................................................................................17
Tes Formatif KB 1....................................................................................................18
Balikan dan Tindak Lanjut.......................................................................................18
Kegiatan Belajar 2...................................................................................................20
Rangkuman KB 2.....................................................................................................28
Tes Formatif KB2.....................................................................................................29
Balikan dan Tindak Lanjut.......................................................................................29
Kegiatan Belajar 3...................................................................................................31
Rangkuman KB 3.....................................................................................................39
Tes Formatif 3..........................................................................................................39
Balikan dan Tindak Lanjut.......................................................................................39

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF...........................................................................41


GLOSARIUM...............................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................49

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


ii
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

TINJAUAN MATA KULIAH

Mata kuliah Pengelolaan Pendidikan termasuk kedalam MKDP dimana setiap


peserta didik (mahasiswa) yang mengikuti pendidikan di lingkungan Universitas
Pendidikan Indonesia (UPI) wajib untuk mempelajarinya karena sebagai calon
tenaga pendidik dan kependidikan harus mampu memahami proses pelaksanaan
pendidikan secara umum dan secara khusus proses penyelenggaraan pendidikan
pada setiap satuan pendidikan baik jenjang, jalur dan jenis pendidikan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah.
Pembahasan yang menjadi dasar utama dalam Pengelolaan Pendidikan,
berkaitan dengan bagaimana agar proses penyelenggaraan pendidikan dapat
berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan baik dalam tataran Makro, Meso dan
Mikro.
Berdasarkan uaraian tersebut, pada dasarnya pengelolaan pendidikan adalah
menerapkan kaidah-kaidah adminisitrasi dalam bidang pendidikan yang mesti
dilaksanakan oleh individu ataupun kelompok yang akan menjadi pengelola
pendidikan umumnya dan satuan pendidikan pada khususnya.
Mata kuliah pengelolaan pendidikan merupakan mata kuliah yang akan
membekali mahasiswa tentang konsep dasar pengelolaan dan organisasi pendidikan
dalam perspektif sistem Pendidikan Nasional. Mengenalkan dan membahas
komponen-komponen inti pengelolaan pendidikan, baik dari sudut pandang proses,
fungsi maupun bidang-bidang garapan.
manfaat dari mata kuliah ini adalah dapat menambah wawasan bagi mahasiswa
tentang berbagai komponen dalam pengelolaan pendidikan, sehingga dapat
dijadikan dasar untuk penerapan di lapangan dalam rangka melaksanakan
pendidikan menuju tertib pengelolaan pendidikan.
Secara umum tujuan dari mata kuliah ini diharapkan agar mahasiswa memiliki
wawasan dan pemahaman yang komprehensif tentang konsep teoritis dan praktek
penyelenggaraan sistem manajemen pendidikan nasional, baik pada tingkat makro,
meso maupun mikro, dan tujuan secara khusus adalah agar mahasiswa dapat:
1. menjelaskan Kepemimpinan pendidikan;

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


1
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

2. menjelaskan Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah;


3. menjelaskan Manajemen Implementasi Kurikulum;
4. menjelaskan Manajemen Peserta Didik
5. menjelaskan Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
6. menjelaskan Manajemen Sarana dan Prasarana
7. menjelaskan Manajemen Sistem Informasi Sekolah
8. menjelaskan Manajemen Keuangan pendidikan
9. menjelaskan Supervisi dalam pengelolaan pendidikan dan
10. menjelaskan Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyaraka.
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai serta bobot SKS mata kuliah pengelolaan
pendidikan, materi kuliah ini disajikan dalam 10 Modul yang terdiri dari :
Modul 1 Kepemimpinan pendidikan
Modul 2 Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah
Modul 3 Manajemen Implementasi Kurikulum
Modul 4 Manajemen Peserta Didik
Modul 5 Manajemen Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Modul 6 Manajemen Sarana dan Prasarana
Modul 7 Manajemen Sistem Informasi Sekolah
Modul 8 Manajemen Keuangan pendidikan
Modul 9 Supervisi dalam pengelolaan pendidikan
Modul 10 Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Saudara peserta mata kuliah pengelolaan pendidikan, sebelum mempelajari
modul ini diharapkan saudara memiliki dan sudah membaca Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 Tahun 2003, dan PP nomor 19 tahun 2005
Tentang standar Nasional Pendidikan, karena untuk memahami materi pada modul
ini saudara harus membaca terlebih dahulu sistem pendidikan nasional dari sisi
normatif yaitu peraturan perundangan dalam hal ini UUSPN dan PP tersebut
tersebut.
Dalam modul ini secara skematis Anda akan memperlajari secara komprehensif
tentang pendidikan, sistem pendidikan nasional, komponen dalam manajemen
sistem pendidikan nasional, dan sistem desentralisasi dalam sistem pendidikan
nasional. Oleh karena itu setelah mempelajari modul ini diharapkan Anda dapat

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


2
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

memperoleh pemahaman yang komprehensif secara teoritis maupun empirik


mengenai Manajemen Sistem Pendidikan Nasional.
Untuk memulai mempelajari modul ini, perhatikan dan bacalah poin-poin petunjuk
dibawah ini, supaya Anda dapat memperoleh pemahaman yang komprehensif
terhadap Modul ini.
1. Bacalah dengan menyebut nama Tuhan dengan disertai do”a belajar!
Bacalah tujuan yang ingin dicapai dari modul ini, dengan demikian Anda akan
mengetahui arah yang harus dituju. Apa yang diharapkan dari Anda. Kemudian
lanjutkan membaca uraian materinya.
2. Berilah tanda!
Supaya mudah untuk membuka kembali dan mengingatkan apa yang sudah
dibaca berikan tanda dengan menggunakan stabilo atau menggaris bawahi
setiap kata, kalimat, atau paragraf yang Anda anggap penting. Hal ini sangat
perlu karena dapat meningkatkan cara Anda belajar dan untuk menempuh tes
atau Ujian.
3. Catat dan ringkaslah!
Anda memiliki buku catatan kecil? Catatlah hal yang penting dan buatlah
ringkasan pada buku catatan kecil tersebut, dan bawalah selalu catatan tersebut,
dan jika Anda bertemu teman diskusikan catatan dan ringkasan Anda dengan
teman sejawat atau dengan Dosen.
4. Pahamilah!
Pahami dengan benar setiap konsep-konsep yang Anda pelajari, dengan cara
membaca berulang-ulang catatan dan ringkasan yang telah dibuat.
5. Diskusilah dengan teman!
Diskusikan materi/masalah-masalah yang Anda anggap sulit dengan teman.
Apabila belum terpecahkan, catat masalah tersebut dan ungkapkan pada dosen.

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


3
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

PETA KONSEP MODUL PENGELOLAAN PENDIDIKAN

Kepemimpinan pendidikan

Manajemen Peningkatan Mutu


Sekolah

Manajemen Implementasi Kurikulum

Manajemen Peserta Didik

Manajemen Pendidik dan Tenaga


Kependidikan
Pengelolaan Pendidikan
Manajemen Sarana dan Prasarana

Manajemen Sistem Informasi


Sekolah

Manajemen Keuangan pendidikan

Supervisi Pendidikan

Manajemen Hubungan Sekolah dan


Masyarakat

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


4
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

MODUL 2
MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU SEKOLAH

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak akan
lepas sampai kapanpun. Selama manusia itu hidup maka hiduplah
pendidikanya. Filosofi ini membawa dampak pada proses pendidikan yang terus
menerus mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Kondisi pendidikan
baik pada input, proses dan output senatiasa selalu dibenahi dengan tujuan
mewujudkan manusia Indonesia yang seutuhya.
Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, maka pendidikan
giat diperbaiki dan ditingkatkan mutunya. Strategi peningkatan mutu pendidikan
bermunculan seiring dengan perkembangan zaman. Sejarah tentang munculnya
kesadaran mutu diprakarsai oleh dunia industri. Beberapa konsep dan strategi
peningkatan mutu dapat diadopsi oleh dunia pendidikan dengan
mempertimbangkan kondisi nyata masalah yang dihadapi pendidikan khususnya
di Indonesia.
Otonomi pendidikan di Indonesia merupakan suatu bentuk reformasi yang
perlu dijalankan dengan baik. Tuntutan reformasi pada aspek perbaikan kualitas
pendidikan menuntut tingginya kinerja lembaga pendidikan dengan mengacu
pada perbaikan mutu yang berkelanjutan, kreativitas, dan produktivitas pegawai
(guru). Kualitas bukan saja pada unsur masukan (input), tetapi juga unsur
proses, terutama pada unsur output atau lulusan, agar dapat memuaskan
harapan masyarakat pelanggan pendidikan.
Kepala sekolah sebagai manajer sudah saatnya mengoptimalkan mutu
kegiatan pembelajaran untuk memenuhi harapan pelanggan pendidikan. Sekolah
berfungsi untuk membina SDM yang kreatif dan inovatif, sehingga lulusannya
memenuhi kebutuhan masyarakat, baik pasar tenaga kerja sektor formal maupun
sektor informal. Para pemimpin pendidikan dituntut mencari dan menerapkan
suatu strategi manajemen baru yang dapat mendorong perbaikan mutu di
sekolah di abad baru ini.

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


5
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

Pada Modul ini, Anda akan diajak untuk mengkaji tentang manajemen
peningkatan mutu sekolah, dengan tujuan Anda dapat memahami secara tepat dan
benar mengenai konsep manajemen peningkatan mutu sekolah.

Secara khusus, setelah mempelajari Modul ini diharapkan dapat menjelaskan:

1. Konsep Dasar Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah


2. Model Manajemen Mutu Pendidikan
3. Penjaminan mutu Sekolah Dasar dan Menengah
Anda diminta untuk dapat mempelajari setiap kegiatan belajar dengan seksama,
kemudian kerjakan latihan yang telah disiapkan. Setelah mengerjakan latihan,
lakukan evaluasi terhadap kegiatan belajar yang telah Anda lakukan untuk melihat
sejauhmana penguasaan Anda terhadap materi yang telah Anda pelajari.
Selanjutnya marilah kita ikuti pembahasan materi pada Modul ini satu demi satu.
Selamat mengikuti.

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


6
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

Kegiatan Belajar 1
KONSEP DASAR MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU SEKOLAH
A. Mutu Pendidikan di Sekolah
1. Mutu
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991, hlm.33) mutu adalah ukuran
baik buruk suatu benda, keadaan, taraf, atau derajat (kepandaian, kecerdasan, dan
sebagainya). Mutu menurut Arcaro (dalam Nur Zazin, 2011, hlm.54) didefinisikan
sebagai sebuah derajat variasi yang terduga standar yang digunakan dan memiliki
ketergantung pada biaya yang rendah. Juran mengartikan mutu sebagai kesesuaian
penggunaan atau tepat pakai (Nur Zazin, 2011, hlm.55). Menurut Juran (dalam Nur
Zazin, 2011, hlm.55) pendekatan mengenai mutu adalah orientasi pada pemenuhan
kebutuhan pelanggan, dengan beberapa pandangannya, yaitu:
 Meraih mutu merupakan proses yang tidak kenal akhir
 Perbaikan mutu merupakan proses yang berkesinambungan
 Mutu memerlukan kepemimpinan dari anggota dewan sekolah dan
administrative
 Prasyarat mutu adalah adanya pelatihan seluruh warga sekolah

Edward Sallis (2012, hlm.33) menyatakan bahwa mutu merupakan sebuah


filosofi dan metodologi yang membantu institusi untuk merencanakan perubahan dan
mengatur agenda dalam menghadapi tekanan-tekanan eksternal yang
berlebihan.Sedangkan menurut W. Edwards Deming (dalam Umiarso & Imam Gojali,
2012, hlm.122) menyatakan bahwa mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan
pasar atau apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Pada dasarnya produk dan jasa yang bermutu menjadi sebuah keinginan
masyarakat yang akan berdampak pada tingkat kepuasan dalam menggunakan
produk dan jasa tersebut. Dalam rangka hal tersebut, suatu lembaga atau instansi
akan berupaya untuk membuat produk atau jasa yang bermutu sesuai dengan
keinginan masyarakat. Sallis (2008, hlm.53) berpendapat bahwa “Mutu dapat
dikatakan ada apabila sebuah layanan memenuhi spesifikasi yang ada. Mutu
merupakan cara yang menentukan apakah produk terakhir sesuai dengan standar
atau belum.” Hal ini sejalan dengan pemikiran Crosby (dalam Engkoswara 2010,
hlm.305) yang berpendapat bahwa “Mutu adalah kesesuaian individual terhadap

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


7
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

persyaratan atau tuntutan. Dengan mengatakan bahwa “quality is conformance to


customer requirement.” Sedangkan, Deming (dalam Umiarso 2010, hlm.122)
berpandangan bahwa mutu merupakan “kesesuaian dengan keinginan konsumen.”
Namun demikian, Engkoswara dan Aan Komariah (2010, hlm.304) mengemukakan
bahwa “Mutu bukanlah konsep yang mudah didefinisikan, apalagi mutu jasa yang
dapat dipersepsikan secara beragam.”
Berdasarkan pada pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa mutu
merupakan suatu ukuran kualitas yang dapat memuaskan kebutuhan pelanggan baik
dalam bentuk barang atau jasa.
2. Pendidikan
Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan
potensi manusia agar mampu mengemban tugas yang dibebankan padanya. Definsi
pendidikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.
Dalam Dictionary of Education (Udin Syaefudin Sa’ud dan Abin Syamsudin
Makmum, 2005, hlm.6) pendidikan merupakan: a) proses dimana seseorang
mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya dalam
masyarakat dimana dia hidup; b) proses sosial dimana orang dihadapkan pada
pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari
sekolah), sehingga mereka dapat memperoleh dan mengalami perkembangan
kemampuan sosial dan kemampuan individual yang optimum.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan
salah satu upaya untuk membimbing peserta didik agar dapat mengembangkan
potensi dan kemampuan yang ada pada dirinya.
3. Mutu Pendidikan

Definisi pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional, yakni: pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses Pembelajaran agar peserta didik

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


8
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual


keagamaan, pengenadalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 1 menjelaskan bahwa mutu pendidikan terhadap berbagai komponen
pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk
pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan. Yang mengartikan bahwa dalam
menyelenggaraakan pendidikan, mutu pendidikan menjadi sangat penting untuk di
pertanggungjawabkan dan harus dipenuhi oleh satuan pendidikan. Sedangkan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(SNP) menjelaskan bahwa standar ini merupakan kriteria minimun yang harus
dipenuhi oleh satuan pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan. Tujuannya tak
lain adalah sebagai upaya untuk menciptakan mutu melalui penjaminan mutu atas
standar yang ada, yang pada akhirnya akan berimplikasi pada kepuasan pelanggan
pendidikan.
Dzaujak ahkad (Umiarso & Imam Ghajali, 2010, hlm. 124) mengemukakan
bahwa:
Mutu pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan
secara operasional dan efisien terhadap komponen-komponen yang berkaitan
dengan sekolah, sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen
tersebut menurut norma/ standar yang berlaku.

Sallis (dalam Triatna, 2015, hlm.51-52) mendefinisikan mutu pendidikan


dalam dua perspektif, yaitu mutu absolut dan mutu relative. Mutu absolut merupakan
mutu dalam arti ketetapan lembaga yang tidak bisa ditawar-tawar lagi atau bersifat
mutlak. Absolut juga dapat dikatakan sebagai suatu kondisi yang ditentukan secara
sepihak, yakni oleh produsen (jasa atau barang). Dalam pandangan absolut, mutu
diartikan sebagai ukuran yang terbaik menurut pertimbangan produsen dalam
memproduksi suatu barang atau layanan jasa. Sedangkan mutu relative diartikan
sebagai mutu yang ditetapkan oleh selera konsumen. Dengan demikian, suatu
barang atau jasa dapat disebut bermutu oleh seorang konsumen, tetapi belum tentu
dikatakan bermutu oleh yang lainnya.

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


9
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

Dua pandangan mengenai mutu tersebut mengimplikasikan bahwa barang


atau jasa yang diproduksi harus selalu mengutamakan kesesuaian antara
kebermutuan dalam perspektif absolut dan relatif. Sallis (dalam Triatna, 2015,
hlm.52) mengungkapkannya dengan istilah fir for their purpose. Artinya setiap barang
atau jasa yang diproduksi harus memuaskan pelanggan dan memenuhi spesifikasi
yang dimiliki produsen.
Mutu layanan pendidikan dapat dikatagorikan berdasarkan pandangan sistem,
yaitu kategori output, proses, input, dan konteks. Berdasarkan pandangan ini maka
inti dari kebermutuan sekolah kategorinya dapat disederhanakan yaitu mutu hasil,
proses, dan mutu aspek pendukung proses. Mutu hasil adalah kebermutuan hasil
pendidikan yang dirasakan utamanya oleh siswa sebagai wujud nyata dari proses
pembelajaran.
Dalam konteks pendidikan menurut departemen pendidikan nasional
pengertian mutu mencakup input, proses, dan output pendidikan. Input dalam hal ini
yakni segala sesuatu yang harus disediakan karena dibutuhkan untuk
berlangsungnya proses pendidikan. Output pendidikan dapat diukur dari kualitas,
efektivitas, produktivitas, inovasi, dan efisiensinya.
Pandangan lain mengenai mutu pendidikan membedakan mutu input
(masukan) ini menjadi: 1) mutu raw input, yaitu mutu peserta didik, 2) mutu
instrumental input, yaitu mutu perlengkapan sarana dan prasarana, bahan ajar dan
media pendidikan, 3) mutu environmental input: yaitu mutu masukan dari lingkungan
sekolah dalam beragam bentuk.
B. Problematika Mutu Pendidikan
Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena
dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Sesuatu yang dimaksud berupa sumber
daya dan perangkat lunak serta harapan-harapan sebagai pemandu bagi
berlangsungnya proses. Input sumber daya meliputi sumber daya manusia (Kepala
Sekolah, guru termasuk guru BK, karyawan, siswa) dan sumber daya selebihnya
(peralatan, perlengkapan, uang, bahan dan sebagainya). Input perangkat lunak
meliputi struktur organisasi sekolah peraturan perundang-undangan deskripsi tugas,
rencana, program, dan sebagainya. Input harapan-harapan berupa visi, misi, tujuan,
dan sasaran-sasaran yang ingin berlangsung dengan baik. Oleh karena itu tinggi

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


10
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

rendahnya mutu input dapat diukur dari tingkat kesiapan input. Semakin tinggi tingkat
kesiapan input, maka tinggi pula mutu input tersebut.
Proses pendidikan merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang
lain, sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut input
sedangkan sesuatu dari hasil proses disebut output. Pada jenis pendidikan berskala
mikro (tingkat sekolah), proses yang dimaksud adalah proses pengambilan
keputusan, proses pengelolaan kelembagaan, proses pengelalaan program, proses
belajar mengajar, proses monitoring dan evaluasi, dengan catatan bahwa proses
belajar mengajar memiliki tingkat kepentingan tertinggi dibandingkan dengan proses-
proses lainnya.
Proses dikatakan bermutu tinggi apabila pengkoordinasian dan penyerasian
serta pemaduan input sekolah (guru, siswa, kurikulum, uang, peralatan, dan
sebagainya) dilakukan secara harmonis, sehingga mampu menciptakan situasi
pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable learning), maupun mendorong
motivasi dan minat belajar benar-benar mampu memberdayakan peserta didik. Kata
“memberdayakan” mengandung arti bahwa peserta didik tidak sekadar menguasai
pengetahuan yang diajarkan oleh gurunya, akan tetapi pengetahuan tersebut juga
telah menjadi muatan nurani peserta didik, dihayati, diamalkan, dalam kehidupan
sehari-hari, dan yang lebih penting lagi peserta didik tersebut mampu belajar secara
terus menerus (mampu mengembangkan dirinya).
Output pendidikan adalah kinerja sekolah. Kinerja sekolah adalah prestasi
sekolah yang dihasilkan dari proses/perilaku sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur
dari kualitas, efektivitasnya, produktifitasnya, efisiensinya, inovasinya, kualitas
kehidupan kerjanya, dan moral kerjanya. Khusus yang berkaitan dengan mutu output
sekolah, dapat dijelaskan bahwa output sekolah dikatakan berkualitas/bermutu tinggi
jika prestasi sekolah, khususnya prestasi belajar siswa, menunjukkan pencapaian
yang tinggi dalam : (1) prestasi akademik, berupa nilai ulangan umum, Ujian
nasional, karya ilmiah. Lomba akademik ; dan (2) prestasi non-akademik, seperti
misalnya IMTAQ, kejujuran, kesopanan, olahraga, kesenian, keterampilan kejuruan,
dan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler lainnya. Mutu sekolah bukan ditentukan oleh
sekolah yang bersangkutan, melainkan oleh pelanggannya. Mutu sekolah adalah
panduan sifat-sifat dari layanan sekolah yang mempunyai atau melebihi kebutuhan
dan harapan pelanggannya, baik yang tersirat maupun yang tersurat. Konsep ini

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


11
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

dipakai dengan memposisikan sekolah dengan lembaga industri jasa, yakni sekolah
sebagai lembaga yang memproduksi dan menjual jasa atau layanan pendidikan
kepada pelanggannya. Atas dasar ini, mutu sekolah menunjuk kepada keadaan atau
sifat dari semua jasa atau layanan pendidikan yang diberikan oleh sekolah yang
sesuai atau melebihi kebutuhan dan harapan para pelanggannya. Jadi, apakah
sekolah mampu memberikan layanan yang sesuai atau melebihi harapan para
pelanggannya adalah pertanyaan kunci dalam menilai mutu sekolah.
Mutu berkenaan dengan penilaian sejauh mana suatu produk memenuhi
kriteria, standar atau rujukan tertentu. Dalam dunia pendidikan standar ini dapat
dirumuskan melalui pengukuran baik secara kuantitatif, khususnya untuk bidang
yang menyangkut skolastik, dan secara kualitatif, khususnya untuk bidang-bidang
pendidikan agama, budi pekerti, dan moral. Rumusan mutu pendidikan harus
dikembalikan pada rumusan acuan atau rujukan yang ada seperti kebijakan, proses
belajar mengajar, kurikulum, sarana prasarana dan tenaga pendidikan.
Dalam konteks sistem pendidikan nasional, mutu pendidikan tercermin sejauh
mana tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam peraturan
perundang-undangan tentang sistem pendidikan nasional dapat dicapai.
Mutu pendidikan tidak saja ditentukan oleh pihak sekolah sebagai lembaga
pendidikan, tapi juga harus disesuaikan dengan apa yang menjadi pandangan dan
harapan masyarakat yang cenderung selalu berkembang seiring dengan kemajuan
jaman. Seiring dengan kecenderungan ini penilaian masyarakat tentang mutu lulusan
sekolah pun terus-menerus berkembang. Menjawab tantangan tersebut, sekolah
harus terusmenerus berupaya untuk meningkatkan mutu lulusannya menyesuaikan
dengan perkembangan tuntutan masyarakat.

C. Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan


Peningkatan mutu pendidikan memerlukan yang manajemen yang tepat,
mengingat begitu banyaknya masalah yang diakibatkan oleh mutu pendidikan dan
khususnya oleh lulusan pendidikan yang kurang bermutu, maka program mutu atau
upaya-upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan merupakan hal yang penting.
Upaya untuk melaksanakan peningkatan mutu pendidikan diperlukan beberapa
dasar yang kuat diantaranya yaitu (a) komitmen pada perubahan, (b) pemahaman

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


12
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

yang jelas tentang kondisi yang ada, (c) mempunyai visi yang jelas tentang masa
depan, dan (d) mempunyai rencana yang jelas.
Rochaety, dkk., (2005:78) menyebutkan dalam memberikan layanan yang
bermutu kepada pengguna jasa pendidikan terdapat dua pendekatan, yaitu
pendekatan service triangle (segitiga layanan) dan pendekatan total quality service
(layanan mutu terpadu). Segitiga layanan merupakan suatu model interaktif
manajemen layanan yang mencerminkan hubungan antara lembaga pendidikan
dengan para pengguna jasa pendidikan. Model segitiga layanan terdiri dari tiga
elemen, yaitu (a) service strategy (strategi layanan), (b) service people (sumber daya
manusia yang memberikan layanan), dan (c) service system (sistem layanan),
dengan stakeholders sebagai titik pusat seperti diilustrasikan pada gambar berikut,

Sumber; Rochaety, dkk, (2005:96)

Gambar
Strategi Layanan

a. Strategi Layanan (Service Strategy)


Suatu strategi untuk memberikan layanan dengan mutu yang sebaik-
baiknya kepada para pengguna jasa. Strategi layanan yang efektif harus
didasari oleh konsep atau misi yang dapat dengan mudah dimengerti oleh
seluruh individu dalam lembaga pendidikan. Strategi pelayanan efektif perlu
diikuti oleh tindakan nyata yang bermanfaat bagi stakeholders dan mampu
membedakan lembaga pendidikan yang menerapkan strategi tersebut
dengan lembaga pendidikan pesaingnya. Pentingnya strategi layanan
efektif, diharapkan lembaga pendidikan mampu mempertahankan

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


13
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

stakeholders yang ada bahkan mampu merebut stakeholders baru,untuk


dapat merumuskan dan menerapkan strategi layanan yang efektif, lembaga
pendidikan perlu memiliki apa yang disebut service package (paket
layanan), yaitu suatu kerangka layanan untuk memuaskan keinginan dan
harapan stakeholders yang meliputi layanan utama dan layanan
pendukung.
b. Sumber Daya Manusia yang Memberikan Layanan (people)
SDM yang memberikan layanan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
sumber daya manusia yang berinteraksi langsung dengan para
stakeholders, sumber daya manusia yang memberikan layanan kepada
stakeholders tetapi hanya secara temporer, dan sumber daya manusia
pendukung. Pada lembaga pendidikan, sumber daya manusia kelompok
pertama adalah staf pengajar (guru/dosen) yang berhadapan secara
langsung dengan stakeholders dalam proses pembelajaran. Kelompok
sumber daya manusia kedua adalah mereka yang menyiapkan sarana
proses pembelajaran (alat untuk memperlancar proses pembelajaran) dan
kelompok sumber daya manusia kelompok ketiga adalah penjaga
keamanan sekolah.
Tergolong dalam kelompok manapun, sumber daya manusia tetap
diperlukan untuk memusatkan perhatian pada para stakeholders dengan
cara mengetahui siapa stakeholders lembaga pendidikan tersebut, apa saja
kebutuhan para stakeholders, dan mencari tahu bagaimana cara
memenuhi/memuaskan kebutuhannya. Berkaitan dengan hal tersebut,
diperlukan budaya organisasi lembaga pendidikan yang menitikberatkan
pada layanan kepada para stakeholders, Iingkungan kerja yang kondusif,
rasa aman dalam bekerja, sistem balas jasa yang motivatif, adanya
kesempatan karier yang luas, moralitas kerja tinggi, energik, dan penuh
optimisme, serta proses seleksi yang efektif
c. Sistem layanan (service system)
Prosedur atau tata cara untuk memberikan layanan kepada para
stakeholders yang melibatkan seluruh fasilitas fisik yang dimiliki dan
sumber daya manusia yang ada. Sistem ini harus konsisten dengan paket
layanan yang disediakan dan dirancang secara sederhana sehingga mudah

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


14
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

dipahami oleh stakeholders. Sistem layanan yang efektif adalah


kemudahan untuk memberikan layanan dengan sistem yang hampir tidak
kelihatan oleh stakeholders.
 Pengertian Total Quality Service (TQS) sebagai suatu konsep usaha yang
memiliki awal dan akhir, serta dilaksanakan untuk mencapai tujuan - tujuan yang
telah ditetapkan dalam sasaran kualitas yang spesifik dengari berupaya
mengoptimalkan alokasi sumber daya secara optimal meliputi keterampilan, usaha
kerja sama tim, fasilitas, alat-alat informasi, modal dan teknik.
      Selanjutnya Total Quality Service (TQS) didefenisikan menurut Fandy Tjiptono
(1997: 119), mengemukakan bahwa: Sebagai sistem manajemen strategik dan
integratif yang melibatkan semua manajer dan karyawan, serta menggunakan
metode - metode kualitatif dan kuantitatif untuk rnemperbaiki secara
berkesinambungan proses - proses organisasi, agar dapat memenuhi dan melebihi
kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan.

Implementasi Total Quality Service (TQS)


      Proses implementasi Total Quality Service ( TQS ) dalam organisasi dimulai dengan
melakukan berbagai perubahan (pergeseran paradigma) dalam struktur, tanggung
jawab, prosedur, proses dan sumber daya organisasi ini. Perubahan pertama yang
patut dilakukan adalah dalam hal peranan visionaris dan implementasi.
      Paradigma merupakan sekumpulan asumsi atau anggapan yang memungkinkan
seseorang menciptakan realitasnya sendiri. Sehingga untuk mendukung
keberhasilan suatu implementasi perubahan, paling tidak harus perlu disadari bahwa
harus ada ketidakpuasan terhadap suatu kondisi dan harus ada visi positif mengenai
masa depan bila dilakukan perubahan.
     Total Quality Service (TQS) sebagai konsep manajemen kualitas dalam
implementasinya menurut Fandy Tjiptono (1997: 122), menggunakan tiga
pendekatan yaitu :
     a.    Implementasi pendekatan Manajemen Proyek
Berdasarkan defenisinya, manajemen proyek berfokus pada proyek. Proyek
merupakan suatu usaha yang memiliki awal dan akhir, serta dilaksanakan untuk
mencapai tujuan - tujuan yang telah ditetapkan dalam biaya, jadwal, dan sasaran.
Karena implementasi Total Quality Service (TQS) ditetapkan sebagai suatu proyek,

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


15
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

maka dengan sendirinya alokasi sumber daya dalam organisasi menjadi fokus
utama. Dengan demikian, alat yang tepat untuk upaya semacam ini adalah
pendekatan manajemen proyek.
      b.    Implementasi pendekatan sistem mutu ISO 9000.
Prinsip dasar berkaitan dengan ISO 9000 yang perlu dipersiapkan untuk mencapai
implementasi sasaran perbaikan berkesinambungan yaitu :
      1.    Merumuskan tujuan dan sasaran penting yaitu Manajemen harus
mengidentifikasi     atasan ketertarikannya pada ISO, menegaskan realitas dari sudut
pandang organisasi.
      2.    Merumuskan tindakan melalui kebijakan, program dan prosedur untuk mencapai
tujuan yang diharapkan yaitu Manajemen harus bisa menjadi contoh teladan dalam
hal program kualitas. Mereka mengembang tanggung jawab sebagai inspirator bagi
para bawahannya lewat Implementasi Total Quality Service (TQS) mengikuti 14 point
Deming yang dapat di jabarkan sebagai berikut :
      a)    Ciptakan keajengan tujuan demi perbaikan jasa.
      b)    Adopsilah filosofi baru
      c)    Hentikan ketergantungan pada inpeksi untuk mewujudkan kualitas.
      d)    Hentikan praktik menghargai bisnis semata-mata atas dasar harga, jadikanlah
pemasok sebagai mitra kerja.
      e)    Perbaiki secara konstan setiap proses perencanaan, produksi dan pelayanan
(service).
      f)     Lembagakan pelatihan dan pelatihan ulang di tempat kerja.
      g)    Melembagakan kepemimpinan bagi penyempurnaan sistem.
      h)   Menghilangkan rasa takut.
       i)     Menyingkirkan rintangan (diridirig pemisah) antara departemen.
       j)      Meniadakan slogan, desakan dan target bagi tenaga kerja.
       k)    Mengeliminasi kuota - kuota numerik para karyawan dan sasaran numerik bagi
manajemen.
       l)     Menghilangkan penghalang yang dapat merampok kebanggan para karyawan
atas keahliannya.
      m)  Giatkan program pendidikan dan perbaikan diri bagi setiap orang karyawan.
      n)   Lakukan transformasi pekerja setiap orang siapkan mereka untuk
mengerjakannya.

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


16
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

Rangkuman KB 1
1. Mutu pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara
operasional dan efisien terhadap komponen-komponen yang berkaitan
dengan sekolah, sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen
tersebut menurut norma/ standar yang berlaku.
Dalam konteks pendidikan menurut departemen pendidikan nasional
pengertian mutu mencakup input, proses, dan output pendidikan. Input dalam
hal ini yakni segala sesuatu yang harus disediakan karena dibutuhkan untuk
berlangsungnya proses pendidikan. Output pendidikan dapat diukur dari
kualitas, efektivitas, produktivitas, inovasi, dan efisiensinya.
Pandangan lain mengenai mutu pendidikan membedakan mutu input
(masukan) ini menjadi: 1) mutu raw input, yaitu mutu peserta didik, 2) mutu
instrumental input, yaitu mutu perlengkapan sarana dan prasarana, bahan ajar
dan media pendidikan, 3) mutu environmental input: yaitu mutu masukan dari
lingkungan sekolah dalam beragam bentuk.
2. Mutu pendidikan tidak saja ditentukan oleh pihak sekolah sebagai lembaga
pendidikan, tapi juga harus disesuaikan dengan apa yang menjadi pandangan
dan harapan masyarakat yang cenderung selalu berkembang seiring dengan
kemajuan jaman. Seiring dengan kecenderungan ini penilaian masyarakat
tentang mutu lulusan sekolah pun terus-menerus berkembang. Menjawab
tantangan tersebut, sekolah harus terusmenerus berupaya untuk
meningkatkan mutu lulusannya menyesuaikan dengan perkembangan
tuntutan masyarakat.
3. Peningkatan mutu pendidikan memerlukan yang manajemen yang tepat,
mengingat begitu banyaknya masalah yang diakibatkan oleh mutu pendidikan
dan khususnya oleh lulusan pendidikan yang kurang bermutu, maka program
mutu atau upaya-upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan merupakan hal
yang penting. Upaya untuk melaksanakan peningkatan mutu pendidikan
diperlukan beberapa dasar yang kuat diantaranya yaitu (a) komitmen pada
perubahan, (b) pemahaman yang jelas tentang kondisi yang ada, (c)

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


17
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

mempunyai visi yang jelas tentang masa depan, dan (d) mempunyai rencana
yang jelas

Tes Formatif KB1


Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!

1. Jelaskan pengertian mutu pendidikan menurut pemahaman Anda! ( skor 10 )


2. Jelaskan cakupan mutu pendidikan ! ( Skor 5 )
3. Jelaskan apa perbedaan pendekatan service triangle dan dan total quality
service! (skor 10 )
4. Model segitiga layanan terdiri dari tiga elemen, Jelaskan! ( skor 15 )
5. Jelaskan upaya dalam peningkatan mutu pendidikan! ( skor 10 )

Balikan dan Tindak Lanjut


Cocokan jawaban Anda dengan Kata Kunci Jawaban Tes Formatif yang

terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jumlah skor jawaban Anda yang

benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat

penguasaan Anda dalam materi Kegiatan Belajar 2.

Rumus : Jumlah Skor Jawaban Anda yang benar X 100 %

50

Arti tingkat penguasaan yang anda capai:

90 % - 100 % = baik sekali

80 % - 89 % = baik

70 % - 79 % = sedang

< 70 % = kurang

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


18
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

Kalau Anda ,mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, Anda dapat melanjutkan
dengan kegiatan belajar 2. Bagus Tetapi kalau nilai Anda di bawah 80% Anda harus
mengulang Kegiatan Belajar 1, terutama yang belum Anda kuasai.

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


19
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

Kegiatan Belajar 2
MODEL MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN

Manajemen merupakan usaha mencapai tujuan melalui orang lain.

Pencapai tujuan tersebut, kegiatan manajemen mempunyai beberapa fungsi yang

hams dilaksanakan dan peran yang hams dimainkan. Fungsi manajemen meliputi

perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian. Adapun

peran manajemen meliputi peran interpersonal, peran informatif, dan peran

pengambilan keputusan (Robbins, 1996).

Manajemen mutu dapat dikatakan semua aktivitas dari fungsi manajemen

secara keseluruhan yang menentukan kebijaksanaan mutu, tujuan dan tanggung

jawab, serta mengimplementasikan melalui alat-alat manajemen mutu, yaitu

perencanaan mutu, pengendalian mutu, penjaminan mutu, dan peningkatan mutu

(Gaspersz, 1997). Seluruh aktivitas tersebut ditujukan bagi pencapaian totalitas

karakteristik produk dan proses untuk maiiienuhi kebutuhan dan harapan

stakeholders. Agar dapat mencapai mutu yang baik dengan perbaikan mutu

secara terus menerus dan berkesinambungan, tanggung jawab manajemen mutu

ada pada semua level manajemen dengan pengendali pada manajemen puncak.

Pelaksanakan manajemen mutu, suatu organisasi harus menganut filosofi

membuat segala sesuatu dengan baik sejak dari awal proses hingga akhir proses

produksi atau penyerahan jasa. Filosofi ini mendasari konsep Zero defect dalam

manajemen mutu, dan harus dilakukan oleh semua anggota dalam organisasi.

Manajemen mutu harus masuk dalam pembahasan pada setiap pilar manajemen,

seperti manajemen pemasaran, manajemen operasional, manajemen keuangan,

manajemen sumber daya manusia, dan akuntansi. Oleh karena itu, untuk

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


20
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

melaksanakan manajemen mutu semua pihak dalam organisasi harus berperan

secara aktif

Pengembangan filosofi mutu dari tiga ahli yang sangat nb terkenal, yaitu

W. Edwards Deming, Philip B. Crosby, dan Joseph M. Juran yang telah disarikan

oleh Pike dan Barnes (1996) berupa model manajemen mutu. Ketiga model

manajemen mutu tersebut disampaikan berikut.

A. Model Manajemen Mutu-Deming

Deming, terkenal dengan filosofi manajemen mutu 'yang disebut

Deming's 14 points. Filosofi ini banyak diadopsi manajemen secara umum,

bahkan dalam organisasi belajar juga berkembang luas. Deming, juga

terkenal dengan konsep Plan-Do-Check-Action yang dilaksanakan dalam

continuous quality improvement dan diadopsi oleh berbagai organisasi, baik

manufaktur maupun jasa. Isi dari Deming's 14 points adalah sebagai berikut :

1) Rumuskan dan umumkan kepada semua karyawan, maksud dan tujuan


organisasi;
2) Mempelajari dan melaksanakan filosofi barn, baik oleh manajer maupun
karyawan;
3) Memahami tujuan inspeksi, yaitu untuk memperbaiki proses dan mengurangi
biaya;
4) Mengakhiri praktek bisnis yang menggunakan penghargaan berdasarkan
angka atau uang raja;
5) Memperbaiki secara konstan dan terus menerus, kapanpun sistem produksi
dan pelayanan;
6) Membudayakan atau melembagakan pendidikan dan pelatihan;
7) Mengajarkan dan melembagakan kepemimpinan;
8) Menjauhkan rasa ketakutan, ciptakan kepercayaan, ciptakan iklim yang
mendukung inovasi;
9) Mengoptimalkan tujuan perusahaan, tim, atau kelompok;
10)Menghilangkan desakan atau tekanan-tekanan yang menghambat
perkembangan karyawan,
11)Menghilangkan kuota berdasarkan angka-angka, tetapi secara terus menerus
melembagakan metode perbaikan. Menghilangkan manajemen berdasarkan
sasaran (management by objective), tetapi mempelajari kemampuan proses
dan bagaimana memperbaikinya;
12)Menghilangkan hambatan yang membuat karyawan tidak merasa bangga
akan pekerjaan atau tugasnya;

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


21
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

13)Mendukung pendidikan dan perbaikan atau peningkatan prestasi setiap orang;


dan
14)Melaksanakan tindakan atau kegiatan untuk mencapai semua tujuan atau
sasaran itu.

B. Model Manajemen Mutu-Crosby

Crosby, memperkenalkan empat hal penting dalam manajemen mutu,

dengan filosofi dasar perbaikan terus menerus dan berkesinambungan.

Keempat hal penting ini adalah (1) definisi mutu, (2) sistem pencapaian mutu,

(3) standar kinerja, dan (4) pengukuran kinerja. Mutu adalah kesesuaian

dengan kebutuhan. Sistem pencapaian mutu merupakan pendekatan rasional

untuk mencegah cacat atau kesalahan. Pengukuran kinerja yang digunakan

adalah biaya kualitas, seperti biaya pembuangan dan pengerjaan ulang

terhadap produk yang cacat, biaya persediaan, biaya inspeksi dan pengujian.

Selain keempat hal penting tersebut, Crosby menyampaikan 14

langkah perbaikan mutu yang sering disebut fourteen-step plan for quality

inprovement. Keempat belas langkah tersebut adalah (1) komitmen

manajemen, (2) tim perbaikan mutu, (3) pengukuran mutu, (4) biaya evaluasi

mutu, 5) kesadaran mutu, (6) tindakan koreksi, (7) dewan yang sifatnya

sementara atau insidental untuk program pencegahan cacat (Zero defect), (8)

pelatihan bagi supervisi, (9) hari-hari yang bebas cacat (zero defect day), (10)

menyusun sasaran atau tujuan, (11) kesalahan menyebabkan adanya

perubahan, (12) pengenalan, (13) dewan mutu, dan (14) kerjakan semua itu

secara berulang.

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


22
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

C. Model Manajemen Mutu-Juran

Juran, memperkenalkan tiga proses mutu, yaitu perencanaan mutu,

pengendalian mutu, dan perbaikan atau peningkatan mutu. Masing-masing

proses mutu diuraikan secara singkat berikut ini.

1) Perencanaan mutu (quality planning), terdiri dari :

a) Identifikasi stakeholders, baik stakeholders internal maupun eksternal ;


b) Menentukan kebutuhan stakeholders ;
c) Mengembangkan karakteristik produk yang merupakan tanggapan
terhadap kebutuhan stakeholders ;
d) Menyusun sasaran mutu yang dapat memenuhi kebutuhan
stakeholders dan pemasok sehingga dapat meminimalkan biaya;
e) Mengembangkan proses yang dapat menghasilkan produk yang sesuai
dengan karakteristik tertentu ; dan
f) Memperbaiki atau meningkatkan kemampuan proses.
2) Pengendalian mutu (quality control), terdiri dari :
a) Memilih subyek atau dasar pengendalian ;
b) Memilih unit-unit pengukuran ;
c) Menyusun pengukuran ;
d) Menyusun standar kinerja ;
e) Mengukur kinerj a yang sesungguhnya ;
f) Menginterpretasikan perbedaan antara standar dengan data nyata ;
dan
g) Mengambil tindakan atas perbedaan tersebut.

3) Perbaikan atau peningkatan mutu (quality improvement), terdiri dari :


a) Peningkatan kebutuhan untuk mengadakan perbaikan ;
b) Mengidentifikasi proyek-proyek perbaikan khusus ;
c) Mengorganisir proyek ;
d) Mengorganisir untuk mendiagnosis penyebab kesalahan ;
e) Menemukan penyebab kesalahan ;

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


23
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

f) Mengadakan perbaikan-perbaikan ;
g) Proses yang telah diperbaiki ada dalam kondisi operasional yang efektif
; dan
h) Menyediakan pengendalian untuk mempertahankan perbaikan atau
peningkatan yang telah dicapai.
D. Sekolah dengan manajemen mutu total

Manajemen total merupakan suatu metodologi yang dapat membantu para

profesional pendidikan mengatasi lingkungan yang terus berubah. Manajemen

total dapat digunakan sebagai alat untuk membentuk ikatan antara sekolah

dengan dunia bisnis dan pemerintah. Ikatan tersebut akan memungkinkan para

profesional di sekolah atau daerah dilengkapi dengan sumber-sumber yang

dibutuhkan dalam pengembangan program mutu.

Manajemen mutu total (MMT) merupakan aspek utama dari manajemen

total. Melalui MMT akan lebih mudah mengelola perubahan, akan membentuk

fokus perubahan, membentuk infra struktur yang lebih fleksibel, yang cepat

merespon pada tuntutan perubahan masyarakat. membantu pendidikan

mengatasi hambatan-hambatan biaya dan waktu.

Perubahan kepada mutu total dimulai dengan mengadopsi pembagian

tugas tentang pelaksanaan mutu pada tingkat majelis sekolah, administrator,

guru, staf administrasi, siswa; orang tua dan masyarakat. Kegiatan diawali

dengan merumuskan visi dan misi sekolah, jurusan/program studi dan seksi-seksi

pendidikan sekolah.

Visi mutu dipusatkan pada menemukan kebutuhan para penggunaan

lulusan (kustomer), penyiapan keterlibatan masyarakat secara menyeluruh dalam

program peningkatan mutu, mengembangkan sistem untuk mengukur nilai

tambah dari pendidikan, sistem dukungan yang memungkinkan guru, staf

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


24
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

administrasi dan siswa mengelola perubahan, melakukan penyempurnaan yang

berkelanjutan, yang diarahkan agar produk sekolah lebih baik.

Sekolah yang menerapkan manajemen mutu total, melaksanakan program

mutu dengan berpegang kepada prinsip-prinsip tertentu. Sukmadinata, dick

(2002) menyampaikan lima prinsip untuk melaksanakan program mutu, yaitu (a)

Berfokus pada customer; (b) Keterlibatan menyeluruh; (c) Pengukuran; (d)

Pendidikan sebagai sistem; dan (e) Perbaikan yang berkelanjutan.

Tiap orang di sekolah harus memahami bahwa tiap produk pendidikan

punya pengguna (customer). Setiap anggota dari sekolah adalah pemasok

(supplier) dan pengguna (customer). Pengguna pertama dari sekolah adalah

keluarga atau disebut Big C dan siswa atau Little c. Keluarga atau orang tua juga

merupakan pemasok. Ada dua macam pengguna (customer), pengguna internal,

yaitu orang tua, siswa, guru, administrator, staf dan majelis sekolah. Pengguna

eksternal, yaitu masyarakat, pimpinan perusahaan industri, lembaga pemerintah,

lembaga swasta, perguruan tinggi, dan lembaga keamanan.

Semua orang harus terlibat dalam transformasi mutu. Manajemen hams

komitmen terfokus pada peningkatan mutu. Transformasi rnutu hams dimulai

dengan mengadopsi paradigma pendidikan barn. Kepercayaan lama hams

dibuang pertama bahwa kualitas pendidikan tergantung pada banyaknya uang

yang tersedia, kedua pendidikan merupakan "a good old boy network", yang

menolak keterlibatan pihakpihak bukan pendidikan.

Pandangan lama mutu pendidikan atau lulusan diukur dari skor prestasi

belajar. Dalam pendekatan baru, para profesional pendidikan harus belajar

mengukur mutu dari kemampuan dan kinerja lulusan berdasarkan tuntutan

pengguna. Para profesional pendidikan perlu menguasai teknik-teknik

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


25
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

pengumpulan dan analisis data, bukan saja data kemampuan lulusan tetapi

semua data yang terkait dengan kegiatan dan penunjang pelaksanaan

pendidikan. Melalui pengumpulan dan analisis data para profesional pendidikan

akan mengetahui nilai tambah dari pendidikan, kelemahan dan hambatan yang

dihadapi, serta upaya penyempurnaannya.

Peningkatan mutu pendidikan hendaknya didasarkan atas konsv dan

pemahaman pendidikan sebagai sistem. Sebagai sistem pendidika memiliki

sejumlah komponen seperti siswa, gum, kurikulum, sarana-prasarana, media dan

sumber belajar, orang tua, dan lingkungan. Antara komponen-komponen tersebut

terjalin hubungan yang membentuk suatu sinergi, keterpaduan dalam

pelaksanaan sistem.

Penerapkan program mutu dalam pendidikan, diperlukan

kepemimpinan yang berorientasi pada mutu. Kepemimpinan demikian

berpegang pada prinsip-prinsip seperti di bawah..

a. Dalam kepemimpinan yang berorientasi pada mutu, orang yang mengukur

keberhasilannya dari keberhasilan orang-orang (semua anggota) dalam

organisasi.

b. Tanggungjawab berbagi. Semua unsur dalam organisasi sekolah memiliki

tugas dan tanggung jawab. yang jelas. Tugas dari majelis sekolah,

pengawas, administrator memberikan fokus dan pengarahan terhadap

sekolah. Semua anggota organisasi sekolah memiliki visi tentang masa

depan yang sama, memahami program mutu dan tugastugasnya. Setiap

anggota didorong untuk terbuka, kreatif dan inovatif sehingga

memungkinkan mencapai visi dalam sistem yang luas.

c. Perbaikan mutu berkelanjutan. Unsur-unsur pimpinan mendorong guru dan

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


26
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

staf untuk mencapai tujuan akhir organisasi yaitu penyempurnaan yang

berkelanjutan.

d. Dalam piramid kepemimpinan yang berorientasi pada mutu, majelis

sekolah, pengawas dan administrator harus menyediakan bahan dan alat-

alat (resources) yang dibutuhkan guru dan staf Dengan demikian tidak ada

lagi kekuasaan mutlak dalam kepemimpinan ini. Kata kekuasaan dan

kekuatan dihilangkan dalam kepemimpinan mutu. Hal itu tidak berarti

unsur pimpinan tidak melakukan keputusan bagi mereka, yang dijabarkan

dari undang-undang, kebijakan atau peraturan pemerintah. Keputusan

pimpinan hams merefleksikan kepedulian, pendirian, sikap dan minat

semua staf dan kustomer.

e. Peran guru dan staf. Semua orang dalam piramid kepemimpinan mutu

adalah pemimpin. Untuk mencapai visi mutu dalam pendidikan, guru hams

menanamkan visi ini pada siswa. Siswa harus punya visi dan hams punya

kemampuan untuk berbuat secara kreatif, dan inovatif mencapai visi

tersebut. Guru hams menghindarkan kekuasaan abosolut di kelas. Siswa

perlu diajak untuk merumuskan kelas yang bermutu, di mana siswa

memiliki kebebasan dan akuntabilitas individual.

f. Sebagai pemimpin yang berorientasi pada mutu, tiap orang bertanggung

jawab untuk menghilangkan hambatan yang mencegah performansi yang

tinggi. Visi mengarahkan orang pada tujuan yang akan diikuti. Suatu kali

suatu arah diketahui, langkah selanjutnya adalah menghilangkan

hambatan yang dihadapi dalam mencapai keunggulan.

g. Tiap orang ingin menjadi unggul. Tantangan utama untuk pendidikan

bermutu adalah menghilangkan hambatan-hambatan organisasional yang

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


27
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

menghambat orang untuk berhasil, misalkan sistem naik kelas dapat

menjadi hambatan untuk mencapai mutu secara optimal.

Rangkuman KB 2
1.Manajemen mutu dapat dikatakan semua aktivitas dari fungsi manajemen secara

keseluruhan yang menentukan kebijaksanaan mutu, tujuan dan tanggung jawab,

serta mengimplementasikan melalui alat-alat manajemen mutu, yaitu perencanaan

mutu, pengendalian mutu, penjaminan mutu, dan peningkatan mutu (Gaspersz,

1997). Seluruh aktivitas tersebut ditujukan bagi pencapaian totalitas karakteristik

produk dan proses untuk memenuhi kebutuhan dan harapan stakeholders. Agar

dapat mencapai mutu yang baik dengan perbaikan mutu secara terus menerus dan

berkesinambungan, tanggung jawab manajemen mutu ada pada semua level

manajemen dengan pengendali pada manajemen puncak.

2. Deming, terkenal dengan filosofi manajemen mutu 'yang disebut Deming's 14

points. Filosofi ini banyak diadopsi manajemen secara umum, bahkan dalam

organisasi belajar juga berkembang luas. Deming, juga terkenal dengan konsep

Plan-Do-Check-Action yang dilaksanakan dalam continuous quality improvement dan

diadopsi oleh berbagai organisasi, baik manufaktur maupun jasa.

3. Crosby, memperkenalkan empat hal penting dalam manajemen mutu, dengan

filosofi dasar perbaikan terus menerus dan berkesinambungan. Keempat hal penting

ini adalah (1) definisi mutu, (2) sistem pencapaian mutu, (3) standar kinerja, dan (4)

pengukuran kinerja.

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


28
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

4. Juran, memperkenalkan tiga proses mutu, yaitu perencanaan mutu, pengendalian

mutu, dan perbaikan atau peningkatan mutu

Tes Formatif 2
Petunjuk : Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!

1. Jelaskan mengapa manajemen mutu itu penting ! ( skor 10 )


2. Jelaskan model manajemen mutu Deming! ( skor 10 )
3. Jelaskan model manajemen mutu Crosby! ( skor 10 )
4. Jelaskan model manajemen mutu Juran! ( skor 10 )
5. Penerapkan program mutu dalam pendidikan, diperlukan kepemimpinan yang
berorientasi pada mutu. Jelaskan prinsip-prinsip yang harus dipegangoleh
pemimpin sekolah yang berorientasi mutu! ( skor 10 )

Balikan dan Tindak Lanjut


Cocokan jawaban Anda dengan Kata Kunci Jawaban Tes Formatif yang

terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jumlah skor jawaban Anda yang

benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat

penguasaan Anda dalam materi Kegiatan Belajar 3.

Rumus : Jumlah Skor Jawaban Anda yang benar X 100 %

50

Arti tingkat penguasaan yang anda capai:

90 % - 100 % = baik sekali

80 % - 89 % = baik

70 % - 79 % = sedang

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


29
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

< 70 % = kurang

Kalau Anda ,mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, Anda dapat melanjutkan
dengan kegiatan belajar 2. Bagus Tetapi kalau nilai Anda di bawah 80% Anda harus
mengulang Kegiatan Belajar 1, terutama yang belum Anda kuasai.

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


30
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

Kegiatan Belajar 3
PENJAMINAN MUTU SEKOLAH DASAR DAN MENENGAH

Secara nasional, mutu pendidikan dasar dan menengah di Indonesia belum


seperti yang diharapkan. Hasil pemetaan mutu pendidikan secara nasional pada
tahun 2014 menunjukkan hanya sekitar 16% satuan pendidikan yang memenuhi
standar nasional pendidikan (SNP). Sebagian besar satuan pendidikan belum
memenuhi SNP, bahkan ada satuan pendidikan yang masih belum memenuhi
standar pelayanan minimal (SPM). (kemendikbud, 2016:3)
Standar kualitas pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah berbeda dengan
standar yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan. Standar yang digunakan oleh
sebagian besar sekolah jauh di bawah standar yang ditetapkan oleh pemerintah.
Akibatnya, kualitas lulusan yang dihasilkan oleh satuan pendidikan belum memenuhi
standar yang diharapkan. Kesenjangan antara hasil ujian nasional dengan hasil ujian
sekolah yang lebar menunjukkan bahwa ada permasalahan dalam instrument dan
metode pengukuran hasil belajar siswa.Masih banyak pengelola pendidikan yang
tidak tahu makna standar mutu pendidikan.Selain itu, sebagian besar satuan
pendidikan belum memiliki kemampuan untuk menjamin bahwa proses pendidikan
yang dijalankan dapat memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh pemerintah.
Kemampuan itu meliputi:
 Cara melakukan penilaian hasil belajar
 Cara membuat perencanaan peningkatan mutu pendidikan
 Cara implementasi peningkatan mutu pendidikan
 Cara melakukan evaluasi pengelolaan sekolah maupun proses
pembelajaran

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


31
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


menyatakan bahwa Sistem Pendidikan Nasional adalah keseluruhan komponen
pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.

Selanjutnya sebagaimana diamanatkan di dalam Peraturan Pemerintah


Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005, setiap Satuan Pendidikan pada jalur
formal dan nonformal wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan. Penjaminan
mutu pendidikan tersebut bertujuan untuk memenuhi atau melampaui Standar
Nasional Pendidikan.
Peningkatan dan penjaminan mutu pendidikan ini merupakan tanggung jawab
dari setiap komponen di satuan pendidikan. Peningkatan mutu di satuan pendidikan
tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya budaya mutu pada seluruh
komponen sekolah. Untuk peningkatan mutu sekolah secara utuh dibutuhkan
pendekatan khusus agar seluruh komponen sekolah bersama-sama memiliki budaya
mutu. Untuk itu dibutuhkan program Implementasi Penjaminan Mutu Pendidikan di
seluruh sekolah di Indonesia dengan pendekatan pelibatan seluruh komponen
sekolah (whole school approach)
A. Pengertian, Tujuan, dan Fungsi
Mutu pendidikan dasar dan menengah adalah tingkat kesesuaian antara
penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah dengan Standar Nasional
Pendidikan (SNP) pada satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah
dan/atau program keahlian. Mutu pendidikan di satuan pendidikan tidak akan
meningkat tanpa diiringi dengan penjaminan mutu pendidikan oleh satuan
pendidikan.
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah adalah suatu kesatuan
unsur yang terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses terpadu yang mengatur
segala kegiatan untuk meningkatkan mutu Pendidikan Dasar dan Menengah secara
sistematis, terencana dan berkelanjutan.

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


32
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah adalah suatu


kesatuan unsur yang terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses terpadu yang
mengatur segala kegiatan untuk meningkatkan mutu Pendidikan Dasar dan

Menengah secara sistematis, terencana dan berkelanjutan.


Tujuan
Sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah bertujuan menjamin
pemenuhan standar pada satuan pendidikan dasar dan menengah secara sistemik,
holistik, dan berkelanjutan, sehingga tumbuh dan berkembang budaya mutu pada
satuan pendidikan secara mandiri.
Fungsi
Sistem penjaminan mutu pendidikan berfungsi sebagai pengendali penyelenggaraan
pendidikan oleh satuan pendidikan untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu.
B. Komponen Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan
Menengah
Sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah terdiri atas dua
komponen yaitu Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sistem Penjaminan
Mutu Eksternal (SPME).
1. Sistem Penjaminan Mutu Internal adalah sistem penjaminan mutu yang
dilaksanakan dalam satuan pendidikan dan dijalankan oleh seluruh komponen
satuan pendidikan;
Sistem penjaminan mutu internal pendidikan dasar dan menengah adalah
suatu kesatuan unsur yang terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses yang terkait
untuk melakukan penjaminan mutu pendidikan yang dilaksanakan oleh satuan
pendidikan dasar dan menengah untuk menjamin terwujudnya pendidikan bermutu
yang memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan.
2. Sistem Penjaminan Mutu Eksternal yaitu sistem penjaminan mutu yang
dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, lembaga akreditasi dan
lembaga standarisasi pendidikan;
Sistem Penjaminan Mutu Eksternal Pendidikan Dasar dan Menengah, yang
selanjutnya disingkat SPME-Dikdasmen, adalah suatu kesatuan unsur yang terdiri
atas organisasi, kebijakan, dan proses yang terkait untuk melakukan fasilitasi dan
penilaian melalui akreditasi untuk menentukan kelayakan dan tingkat pencapaian

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


33
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

mutu satuan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dan/atau program


keahlian. SPME direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan, dan dikembangkan oleh
pemerintah dan pemerintah daerah, Badan Standar Nasional Pendidikan, dan Badan
Akreditasi Nasional sesuai dengan kewenangannya

C. Siklus Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan


Dalam implementasinya, sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah
mengikuti siklus kegiatan sesuai dengan komponen masing masing.
Siklus sistem penjaminan mutu internal terdiri atas :
 Pemetaan mutu pendidikan yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan
berdasarkan Standar Nasional Pendidikan;
 Pembuatan rencana peningkatan mutu yang dituangkan dalam Rencana Kerja
Sekolah;
 Pelaksanaan pemenuhan mutu baik dalam pengelolaan satuan pendidikan
maupun proses pembelajaran;
 Monitoring dan evaluasi proses pelaksanaan pemenuhan mutu yang telah
dilakukan; dan
 Penetapan standar baru dan penyusunan strategi peningkatan mutu
berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi
Seluruh siklus kegiatan dalam sistem penjaminan mutu internal ini dilaksanakan
oleh satuan pendidikan.

Siklus sistem penjaminan mutu eksternal terdiri atas :


 Pemetaan mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan berdasarkan
Standar Nasional Pendidikan;
 Pembuatan rencana peningkatan mutu yang dituangkan dalam Rencana
Strategis Pembangunan Pendidikan;
 Fasilitasi pemenuhan mutu di seluruh satuan pendidikan;
 Monitoring dan evaluasi terhadap proses pelaksanaan pemenuhan mutu;
 Pelaksanaan evaluasi dan penetapan standar nasional pendidikan dan
penyusunan strategi peningkatan mutu

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


34
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

 Pelaksanaan akreditasi satuan pendidikan dan/atau program keahlian


Siklus sistem penjaminan mutu eksternal ini dilaksanakan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, lembaga standardisasi (BNSP) dan lembaga
akreditasi BAN SM atau Lembaga Akreditasi Mandiri sesuai kewenangan
masing-masing.
Satuan pendidikan berperan dalam melaksanakan sistem yang terdiri
atas organisasi, kebijakan, dan proses yang terkait dalam melaksanakan
penjaminan mutu pendidikan untuk menjamin terwujudnya pendidikan yang
bermutu dalam rangka memenuhi atau melampaui SNP. Sistem
tersebut memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut.

1) Mandiri dan partisipatif


Dikembangkan dan diimplementasikan secara mandiri oleh satuan
pendidikan dengan membangun partisipasi aktif dari seluruh pemangku
kepentingan
2) Terstandar
Menggunakan acuan mutu minimal SNP dan dapat ditetapkan oleh
satuan
pendidikan bagi satuan pendidikan yang telah memenuhi SNP
3) Integritas
Menggunakan data dan informasi yang jujur sesuai dengan kondisi yang
ada di satuan pendidikan;

4) Sistematis dan berkelanjutan


Dilaksanakan secara berkelanjutan mengikuti lima langkah
penjaminan mutu yang membentuk suatu siklus yang dilaksanakan
secara berurutan dan berkelanjutan membentuk suatu siklus
5) Holistik
Dilaksanakan terhadap keseluruhan unsur yang meliputi
organisasi, kebijakan, dan proses-proses yang terkait
6) Transparan dan Akuntabel
Seluruh aktivitas dalam pelaksanaan SPMI terdokumentasi dengan
baik dalam berbagai dokumen mutu dan dapat diakses oleh
seluruh pemangku kepentingan.
Untuk melakukan Penjaminan Mutu Pendidikan disatuan Pendidikan
ditunjukkan pada Gambar berikut.

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


35
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

Gambar
Siklus Penjaminan Mutu Pada Satuan Pendidikan

Langkah penjaminan mutu dalam siklus terdiri atas:


1) PenetapanStandar
Memiliki standar mutu sebagai landasan dalam melaksanakan
penjaminan mutu pendidikan. Sesuai dengan Undang-Undang No. 20
Tahun 2003, SNP adalah kriteria minimal dalam
menyelenggarakan pendidikan. Satuan Pendidikan dapat
menetapkan standar di atas SNP apabila penyelenggaraan pendidikan
telah memenuhi seluruh kriteria dalam SNP.
2) Pemetaan Mutu
Memetakan mutu pendidikan pada satuan pendidikan berdasarkan
standar mutu yang telah ditetapkan melalui kegiatan evaluasi diri yang
menghasilkan peta mutu (capaian standar), masalah yang dihadapi dan
rekomendasi;
3) Penyusunan Rencana Pemenuhan
Membuat perencanaan pemenuhan mutu berdasarkan hasil pemetaan
mutu, dokumen kebijakan pendidikan pada level nasional, daerah dan
satuan pendidikan serta rencana strategis pengembangan satuan
pendidikan. Hasil perencanaan dituangkan dalam dokumen perencanaan
satuan pendidikan serta rencana aksi kegiatan;
4) Pelaksanaan Pemenuhan Mutu

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


36
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

Melaksanakan pemenuhan mutu dalam pengelolaan satuan pendidikan


dan kegiatan proses pembelajaran sesuai hasil perencanaan sehingga
standar dapat tercapai;
5) Evaluasi/Audit Mutu
Melakukan pengendalian terhadap proses pelaksanaan pemenuhan
mutu yang telah dilakukan sesuai dengan perenc anaan yang disusun
untuk menjamin kepastian terjadinya peningkatan mutu yang
berkelanjutan.
Seluruh langkah dalam siklus penjaminan mutu dilaksanakan oleh
satuan pendidikan dalam pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan
dengan melibatkan pemangku kepentingan.  Seluruh langkah
penjaminan mutu pada satuan pendidikan yang dilaksanakan dalam
satu atau lebih siklus akan menghasilkan rapor hasil implementasi sistem
penjaminan mutu.
D. Ukuran Keberhasilan Penjaminan Mutu Pada Satuan Pendidikan
Ukuran keberhasilan penjaminan mutu oleh satuan pendidikan terdiri
dari indikator keluaran (output), hasil (outcome) dan dampak.

Gambar 13.5.
Indikator Keberhasilan

Keberhasilan pelaksanaan penjaminan mutu di satuan pendidikan


dipengaruhi oleh:
1) Komitmen manajemen dan kepemimpinan (management commitment
and leadership)
2) Perbaikan yang berkelanjutan (continous improvement)

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


37
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

3) Mutu hasil belajar meningkat


4) Berorientasi pada kepuasan pengguna layanan secara menyeluruh (total
customer statisfaction)
5) Keterlibatan aktif pendidik dan tenaga kependidikan (employee
involvement)
6) Pelatihan (training)
7) Komunikasi (communication)
8) Kerjasama (teamwork)
D. Acuan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah
Implementasi sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah
mengacu pada standar sesuai peraturan yang berlaku.
Acuan utama sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah adalah
Standar Nasional Pendidikan (SNP). SNP adalah standar minimal yang ditetapkan
pemerintah dalam bidang pendidikan yang harus dipenuhi oleh satuan pendidikan
dan semua pemangku kepentingan dalam mengelola dan menyelenggarakan
pendidikan. Standar Nasional Pendidikan terdiri atas:
1. Standar Kompetensi Lulusan
2. Standar Isi
3. Standar Proses
4. Standar Penilaian
5. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
6. Standar Pengelolaan
7. Standar Sarana dan Prasarana
8. Standar Pembiayaan
Kedelapan standar pendidikan tersebut membentuk rangkaian input, proses,
dan output. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan output dalam SNP. SKL
akan mencapai skor yang tinggi apabila input terpenuhi sepenuhnya dan proses
berjalan dengan baik.
Bagi satuan pendidikan dasar dan menengah yang baru berdiri atau yang
memiliki sumberdaya jauh dari memadai, acuan yang digunakan adalah Standar
Pelayanan Minimal. Standar Pelayanan Minimal adalah tolok ukur kinerja
pelayanan pendidikan dasar dan menengah melalui jalur pendidikan formal yang
diselenggarakan daerah.

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


38
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

Satuan pendidikan yang telah atau hampir memenuhi atau melampaui standar
nasional pendidikan dapat menggunakan atau menetapkan standar di atas Standar
Nasional Pendidikan sebagai acuan dalam perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, dan pengembangan SPMI di samping SNP. Standar pendidikan dasar
dan menengah yang ditetapkan oleh satuan pendidikan dapat berupa standar
pendidikan bertaraf internasional dan/atau Standar Pendidikan berbasis keunggulan
lokal

Rangkuman KB 3
1.Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah adalah suatu kesatuan
unsur yang terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses terpadu yang mengatur
segala kegiatan untuk meningkatkan mutu Pendidikan Dasar dan Menengah secara
sistematis, terencana dan berkelanjutan.
2.Sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah terdiri atas dua
komponen yaitu Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sistem Penjaminan
Mutu Eksternal (SPME).

Tes Formatif 3
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!

1. Mengapa diperlukan system penjaminan mutu ? ( skor 10 )


2. Jelaskan yang dimaksud dengan SPMI dan SPME! ( skor 10 )
3. Jelaskan prinsip prinsip penjaminan mutu pendidikan? ( skor 15 )
4. Jelaskan siklus SPMI dan SPME! ( skor 10 )
5. Sebutkan 8 standar nasional pendidikan! ( skor 5 )

Balikan dan Tindak Lanjut


Cocokan jawaban Anda dengan Kata Kunci Jawaban Tes Formatif yang

terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jumlah skor jawaban Anda yang

benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat

penguasaan Anda dalam materi Kegiatan Belajar 4.

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


39
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

Rumus : Jumlah Skor Jawaban Anda yang benar X 100 %

50

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:

90 % - 100 % = baik sekali

80 % - 89 % = baik

70 % - 79 % = sedang

< 70 % = kurang

Kalau Anda ,mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, Anda dapat melanjutkan
dengan kegiatan belajar 2. Bagus Tetapi kalau nilai Anda di bawah 80% Anda harus
mengulang Kegiatan Belajar 1, terutama yang belum Anda kuasai.

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


40
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF

Tes Formatif 1

1. Mutu pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan


secara operasional dan efisien terhadap komponen-komponen yang
berkaitan dengan sekolah, sehingga menghasilkan nilai tambah
terhadap komponen tersebut menurut norma/ standar yang berlaku.
Dalam konteks pendidikan menurut departemen pendidikan nasional
pengertian mutu mencakup input, proses, dan output pendidikan. Input
dalam hal ini yakni segala sesuatu yang harus disediakan karena
dibutuhkan untuk berlangsungnya proses pendidikan. Output
pendidikan dapat diukur dari kualitas, efektivitas, produktivitas, inovasi,
dan efisiensinya.
Pandangan lain mengenai mutu pendidikan membedakan mutu input
(masukan) ini menjadi: 1) mutu raw input, yaitu mutu peserta didik, 2)
mutu instrumental input, yaitu mutu perlengkapan sarana dan
prasarana, bahan ajar dan media pendidikan, 3) mutu environmental
input: yaitu mutu masukan dari lingkungan sekolah dalam beragam
bentuk.
2. .Mutu layanan pendidikan dapat dikatagorikan berdasarkan pandangan
sistem, yaitu kategori output, proses, input, dan konteks. Berdasarkan
pandangan ini maka inti dari kebermutuan sekolah kategorinya dapat
disederhanakan yaitu mutu hasil, proses, dan mutu aspek pendukung
proses. Mutu hasil adalah kebermutuan hasil pendidikan yang
dirasakan utamanya oleh siswa sebagai wujud nyata dari proses
pembelajaran.
3. Segitiga layanan merupakan suatu model interaktif manajemen layanan
yang mencerminkan hubungan antara lembaga pendidikan dengan
para pengguna jasa pendidikan. Model segitiga layanan terdiri dari tiga
elemen, yaitu (a) service strategy (strategi layanan), (b) service people
(sumber daya manusia yang memberikan layanan), dan (c) service
system (sistem layanan), dengan stakeholders sebagai titik pusat.

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


41
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

4. Total Quality Service (TQS) sebagai suatu konsep usaha yang memiliki
awal dan akhir, serta dilaksanakan untuk mencapai tujuan - tujuan yang
telah ditetapkan dalam sasaran kualitas yang spesifik dengari berupaya
mengoptimalkan alokasi sumber daya secara optimal meliputi
keterampilan, usaha kerja sama tim, fasilitas, alat-alat informasi, modal
dan teknik.
5. Peningkatan mutu pendidikan memerlukan yang manajemen yang
tepat, mengingat begitu banyaknya masalah yang diakibatkan oleh
mutu pendidikan dan khususnya oleh lulusan pendidikan yang kurang
bermutu, maka program mutu atau upaya-upaya untuk meningkatkan
mutu pendidikan merupakan hal yang penting. Upaya untuk
melaksanakan peningkatan mutu pendidikan diperlukan beberapa
dasar yang kuat diantaranya yaitu (a) komitmen pada perubahan, (b)
pemahaman yang jelas tentang kondisi yang ada, (c) mempunyai visi
yang jelas tentang masa depan, dan (d) mempunyai rencana yang jelas

Tes Formatif 2

1. Manajemen mutu dapat dikatakan semua aktivitas dari fungsi manajemen secara

keseluruhan yang menentukan kebijaksanaan mutu, tujuan dan tanggung jawab,

serta mengimplementasikan melalui alat-alat manajemen mutu, yaitu perencanaan

mutu, pengendalian mutu, penjaminan mutu, dan peningkatan mutu (Gaspersz,

1997). Seluruh aktivitas tersebut ditujukan bagi pencapaian totalitas karakteristik

produk dan proses untuk memenuhi kebutuhan dan harapan stakeholders. Agar

dapat mencapai mutu yang baik dengan perbaikan mutu secara terus menerus dan

berkesinambungan, tanggung jawab manajemen mutu ada pada semua level

manajemen dengan pengendali pada manajemen puncak.

2. Deming, terkenal dengan filosofi manajemen mutu 'yang disebut Deming's 14

points. Filosofi ini banyak diadopsi manajemen secara umum, bahkan dalam

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


42
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

organisasi belajar juga berkembang luas. Deming, juga terkenal dengan konsep

Plan-Do-Check-Action yang dilaksanakan dalam continuous quality improvement dan

diadopsi oleh berbagai organisasi, baik manufaktur maupun jasa.

3. Crosby, memperkenalkan empat hal penting dalam manajemen mutu, dengan

filosofi dasar perbaikan terus menerus dan berkesinambungan. Keempat hal penting

ini adalah (1) definisi mutu, (2) sistem pencapaian mutu, (3) standar kinerja, dan (4)

pengukuran kinerja.

4. Juran, memperkenalkan tiga proses mutu, yaitu perencanaan mutu, pengendalian

mutu, dan perbaikan atau peningkatan mutu

5. Penerapkan program mutu dalam pendidikan, diperlukan kepemimpinan yang

berorientasi pada mutu. Kepemimpinan demikian berpegang pada prinsip-prinsip

seperti di bawah..

 Dalam kepemimpinan yang berorientasi pada mutu, orang yang mengukur

keberhasilannya dari keberhasilan orang-orang (semua anggota) dalam

organisasi.

 Tanggungjawab berbagi. Semua unsur dalam organisasi sekolah memiliki

tugas dan tanggung jawab. yang jelas. Tugas dari majelis sekolah, pengawas,

administrator memberikan fokus dan pengarahan terhadap sekolah. Semua

anggota organisasi sekolah memiliki visi tentang masa depan yang sama,

memahami program mutu dan tugastugasnya. Setiap anggota didorong untuk

terbuka, kreatif dan inovatif sehingga memungkinkan mencapai visi dalam

sistem yang luas.

 Perbaikan mutu berkelanjutan. Unsur-unsur pimpinan mendorong guru dan

staf untuk mencapai tujuan akhir organisasi yaitu penyempurnaan yang

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


43
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

berkelanjutan.

 Dalam piramid kepemimpinan yang berorientasi pada mutu, majelis sekolah,

pengawas dan administrator harus menyediakan bahan dan alat-alat

(resources) yang dibutuhkan guru dan staf Dengan demikian tidak ada lagi

kekuasaan mutlak dalam kepemimpinan ini. Kata kekuasaan dan kekuatan

dihilangkan dalam kepemimpinan mutu. Hal itu tidak berarti unsur pimpinan

tidak melakukan keputusan bagi mereka, yang dijabarkan dari undang-

undang, kebijakan atau peraturan pemerintah. Keputusan pimpinan hams

merefleksikan kepedulian, pendirian, sikap dan minat semua staf dan

kustomer.

 Peran guru dan staf. Semua orang dalam piramid kepemimpinan mutu adalah

pemimpin. Untuk mencapai visi mutu dalam pendidikan, guru hams

menanamkan visi ini pada siswa. Siswa harus punya visi dan hams punya

kemampuan untuk berbuat secara kreatif, dan inovatif mencapai visi tersebut.

Guru hams menghindarkan kekuasaan abosolut di kelas. Siswa perlu diajak

untuk merumuskan kelas yang bermutu, di mana siswa memiliki kebebasan

dan akuntabilitas individual.

 Sebagai pemimpin yang berorientasi pada mutu, tiap orang bertanggung

jawab untuk menghilangkan hambatan yang mencegah performansi yang

tinggi. Visi mengarahkan orang pada tujuan yang akan diikuti. Suatu kali suatu

arah diketahui, langkah selanjutnya adalah menghilangkan hambatan yang

dihadapi dalam mencapai keunggulan.

 Tiap orang ingin menjadi unggul. Tantangan utama untuk pendidikan bermutu

adalah menghilangkan hambatan-hambatan organisasional yang

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


44
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

menghambat orang untuk berhasil, misalkan sistem naik kelas dapat menjadi

hambatan untuk mencapai mutu secara optimal.

Tes Formatif 3

1. Mutu pendidikan dasar dan menengah adalah tingkat kesesuaian antara


penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah dengan Standar Nasional
Pendidikan (SNP) pada satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah
dan/atau program keahlian. Mutu pendidikan di satuan pendidikan tidak akan
meningkat tanpa diiringi dengan penjaminan mutu pendidikan oleh satuan
pendidikan.
2. Sistem Penjaminan Mutu Internal adalah sistem penjaminan mutu yang
dilaksanakan dalam satuan pendidikan dan dijalankan oleh seluruh komponen
satuan pendidikan;
Sistem Penjaminan Mutu Eksternal yaitu sistem penjaminan mutu yang
dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, lembaga akreditasi dan
lembaga standarisasi pendidikan;
3.Prinsip prinsip penjaminan mutu

Mandiri dan partisipatif;Dikembangkan dan diimplementasikan secara mandiri oleh


satuan pendidikan dengan membangun partisipasi aktif dari seluruh pemangku
kepentingan
Terstandar ; Menggunakan acuan mutu minimal SNP dan dapat ditetapkan oleh
satuan pendidikan bagi satuan pendidikan yang telah memenuhi SNP
Integritas ;Menggunakan data dan informasi yang jujur sesuai dengan kondisi yang
ada di satuan pendidikan;
Sistematis dan berkelanjutan ;Dilaksanakan secara berkelanjutan mengikuti lima
langkah penjaminan mutu yang membentuk suatu siklus yang dilaksanakan
secara berurutan dan berkelanjutan membentuk suatu siklus
Holistik ; Dilaksanakan terhadap keseluruhan unsur yang meliputi
organisasi, kebijakan, dan proses-proses yang terkait
Transparan dan Akuntabel :Seluruh aktivitas dalam pelaksanaan SPMI
terdokumentasi dengan baik dalam berbagai dokumen mutu dan dapat diakses oleh
seluruh pemangku kepentingan.

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


45
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

4.Siklus sistem penjaminan mutu internal terdiri atas :


 Pemetaan mutu pendidikan yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan
berdasarkan Standar Nasional Pendidikan;
 Pembuatan rencana peningkatan mutu yang dituangkan dalam Rencana Kerja
Sekolah;
 Pelaksanaan pemenuhan mutu baik dalam pengelolaan satuan pendidikan
maupun proses pembelajaran;
 Monitoring dan evaluasi proses pelaksanaan pemenuhan mutu yang telah
dilakukan; dan
 Penetapan standar baru dan penyusunan strategi peningkatan mutu
berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi
Seluruh siklus kegiatan dalam sistem penjaminan mutu internal ini dilaksanakan
oleh satuan pendidikan.

Siklus sistem penjaminan mutu eksternal terdiri atas :


 Pemetaan mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan berdasarkan
Standar Nasional Pendidikan;
 Pembuatan rencana peningkatan mutu yang dituangkan dalam Rencana
Strategis Pembangunan Pendidikan;
 Fasilitasi pemenuhan mutu di seluruh satuan pendidikan;
 Monitoring dan evaluasi terhadap proses pelaksanaan pemenuhan mutu;
 Pelaksanaan evaluasi dan penetapan standar nasional pendidikan dan
penyusunan strategi peningkatan mutu
 Pelaksanaan akreditasi satuan pendidikan dan/atau program keahlian
Siklus sistem penjaminan mutu eksternal ini dilaksanakan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, lembaga standardisasi (BNSP) dan lembaga
akreditasi BAN SM atau Lembaga Akreditasi Mandiri sesuai kewenangan
masing-masing.

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


46
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

5. Standar Nasional Pendidikan terdiri atas:


o Standar Kompetensi Lulusan
o Standar Isi
o Standar Proses
o Standar Penilaian
o Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
o Standar Pengelolaan
o Standar Sarana dan Prasarana
o Standar Pembiayaan

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


47
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

GLOSARIUM

1. Mutu merupakan suatu ide yang dinamis, berkenaan dengan apa yang
sesuai, diinginkan, didambakan pelanggan menyangkut keseluruhan wujud
barang ataupun jasa. Dengan demikian mutu memiliki standar yang
seharusnya melampaui dari apa yang diinginkan pelanggan tersebut.
2. Performance, yaitu kesesuaian produk dengan fungsi utama produk itu
sendiri atau karakteristik operasi dari suatu produk.
3. Feature, yaitu ciri khas produk yang membedakan dari produk lain yang
merupakan karakteristik pelengkap dan mampu menciptakan kesan baik bagi
stakeholders.
4. Reliability, yaitu kepercayaan stakeholders terhadap produk karena
kehandalannya atau karena kemungkinan rusaknya kecil.
5. Conformance, yaitu kesesuaian produk dengan syarat atau ukuran tertentu
atau sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang
telah ditetapkan.
6. Durability, yaitu tingkat keawetan produk atau lama umur produk.
7. Serviceability, yaitu kemudahan produk untuk diperbaiki atau kemudahan
memperoleh komponen produk.
8. Aesthetic, yaitu keindahan atau daya tarik produk.
9. Perception, yaitu fanatisme konsumen akan merek suatu produk karena citra
atau reputasi produk itu sendiri
10. Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah adalah tingkat kesesuaian antara
penyelenggaraan Pendidikan Dasar dan Menengah dengan Standar
Nasional Pendidikan (SNP) pada satuan Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah dan/atau program keahlian.
11. Penjaminan Mutu Pendidikan adalah suatu mekanisme yang sistematis,
terintegrasi, dan berkelanjutan untuk memastikan bahwa seluruh proses
penyelenggaraan pendidikan telah sesuai dengan standar mutu dan aturan
yang ditetapkan.
12. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah adalah suatu
kesatuan unsur yang terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses terpadu
yang mengatur segala kegiatan untuk meningkatkan mutu Pendidikan Dasar
dan Menengah secara sistematis, terencana dan berkelanjutan.
13. Sistem Penjaminan Mutu Internal Pendidikan Dasar dan Menengah, yang
selanjutnya disingkat SPMI-Dikdasmen, adalah suatu kesatuan unsur yang
terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses yang terkait untuk melakukan
penjaminan mutu pendidikan yang dilaksanakan oleh satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah untuk menjamin terwujudnya pendidikan bermutu
yang memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan.
14. Sistem Penjaminan Mutu Eksternal Pendidikan Dasar dan Menengah, yang
selanjutnya disingkat SPME-Dikdasmen, adalah suatu kesatuan unsur yang
terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses yang terkait untuk melakukan
fasilitasi dan penilaian melalui akreditasi untuk menentukan kelayakan dan

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


48
Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah

tingkat pencapaian mutu satuan Pendidikan Dasar dan Pendidikan


Menengah dan/atau program keahlian.

SUMBER BACAAAN

Chiristopher, William F. and Carl G. Thor (2001). World Class Quality and
Productivity. Fifteen Strategies For Improving Performance.Management
Library. United Kingdom: Financial World Publishing
Creech, Bill. Diterjemahkan oleh Alexander Sindoro. (1996). Lima Pilar
Manajemen Mutu Terpadu.TQM. Cara Membuat Total Quality Managemen
Bekerja Bagi Anda. Jakarta Barat : Binarupa Aksara.
Feigunbaum, A.V., (1991), Total Quality Control, New York : McGraw Hill, Inc.
Garvin, D.A., (1996), Managing Quality, New York : Free Press.
Goetsch, D.L., & Davis, S., (2006), Quality Management. Introduction to Total
Quality Management For Production, Processing, and Services. Fifth
Edition.New Jersey : Pearson Prentice Hall
Lovelock,C. (1992), Managing Service : Marketing Operations and Human
Resources, London : Prentice Hall International, Inc
Parasuraman, A. (1985). “ AConceptual Model of Service Quality and Implication
For Future Research. New York
Rochaety, Eti, dkk, (2005), Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, Bumi
Aksara
Sallis, Edward. (2002), Total Quality Management In Education. Thrid Editition.
London: Routledge
Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. (2002), Total Quality Management.
Yogyakarta: Andi
Yamit, Zullian. (2010), Manajemen Kualitas Produk dan Jasa . Cetakan ke 5
Yogyakarta: Ekonisia.
Undang-Undang no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Peraturan Pemerintah no 13 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan
Permendikbud no 28 tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan
Dasar dan Menengah
Pedoman umum system penjaminan mutu sekolah dasar dan menengah. (2016).
Dirjen Dikdasmen Kemendikbud

KD304 - Pengelolaan Pendidikan


49

Anda mungkin juga menyukai