KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
TINJAUAN MATA KULIAH............................................................................................1
MODUL 2.......................................................................................................................5
MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU SEKOLAH.......................................................5
PENDAHULUAN........................................................................................................5
Kegiatan Belajar 1.....................................................................................................7
Rangkuman KB 1.....................................................................................................17
Tes Formatif KB 1....................................................................................................18
Balikan dan Tindak Lanjut.......................................................................................18
Kegiatan Belajar 2...................................................................................................20
Rangkuman KB 2.....................................................................................................28
Tes Formatif KB2.....................................................................................................29
Balikan dan Tindak Lanjut.......................................................................................29
Kegiatan Belajar 3...................................................................................................31
Rangkuman KB 3.....................................................................................................39
Tes Formatif 3..........................................................................................................39
Balikan dan Tindak Lanjut.......................................................................................39
Kepemimpinan pendidikan
Supervisi Pendidikan
MODUL 2
MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU SEKOLAH
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak akan
lepas sampai kapanpun. Selama manusia itu hidup maka hiduplah
pendidikanya. Filosofi ini membawa dampak pada proses pendidikan yang terus
menerus mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Kondisi pendidikan
baik pada input, proses dan output senatiasa selalu dibenahi dengan tujuan
mewujudkan manusia Indonesia yang seutuhya.
Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, maka pendidikan
giat diperbaiki dan ditingkatkan mutunya. Strategi peningkatan mutu pendidikan
bermunculan seiring dengan perkembangan zaman. Sejarah tentang munculnya
kesadaran mutu diprakarsai oleh dunia industri. Beberapa konsep dan strategi
peningkatan mutu dapat diadopsi oleh dunia pendidikan dengan
mempertimbangkan kondisi nyata masalah yang dihadapi pendidikan khususnya
di Indonesia.
Otonomi pendidikan di Indonesia merupakan suatu bentuk reformasi yang
perlu dijalankan dengan baik. Tuntutan reformasi pada aspek perbaikan kualitas
pendidikan menuntut tingginya kinerja lembaga pendidikan dengan mengacu
pada perbaikan mutu yang berkelanjutan, kreativitas, dan produktivitas pegawai
(guru). Kualitas bukan saja pada unsur masukan (input), tetapi juga unsur
proses, terutama pada unsur output atau lulusan, agar dapat memuaskan
harapan masyarakat pelanggan pendidikan.
Kepala sekolah sebagai manajer sudah saatnya mengoptimalkan mutu
kegiatan pembelajaran untuk memenuhi harapan pelanggan pendidikan. Sekolah
berfungsi untuk membina SDM yang kreatif dan inovatif, sehingga lulusannya
memenuhi kebutuhan masyarakat, baik pasar tenaga kerja sektor formal maupun
sektor informal. Para pemimpin pendidikan dituntut mencari dan menerapkan
suatu strategi manajemen baru yang dapat mendorong perbaikan mutu di
sekolah di abad baru ini.
Pada Modul ini, Anda akan diajak untuk mengkaji tentang manajemen
peningkatan mutu sekolah, dengan tujuan Anda dapat memahami secara tepat dan
benar mengenai konsep manajemen peningkatan mutu sekolah.
Kegiatan Belajar 1
KONSEP DASAR MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU SEKOLAH
A. Mutu Pendidikan di Sekolah
1. Mutu
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991, hlm.33) mutu adalah ukuran
baik buruk suatu benda, keadaan, taraf, atau derajat (kepandaian, kecerdasan, dan
sebagainya). Mutu menurut Arcaro (dalam Nur Zazin, 2011, hlm.54) didefinisikan
sebagai sebuah derajat variasi yang terduga standar yang digunakan dan memiliki
ketergantung pada biaya yang rendah. Juran mengartikan mutu sebagai kesesuaian
penggunaan atau tepat pakai (Nur Zazin, 2011, hlm.55). Menurut Juran (dalam Nur
Zazin, 2011, hlm.55) pendekatan mengenai mutu adalah orientasi pada pemenuhan
kebutuhan pelanggan, dengan beberapa pandangannya, yaitu:
Meraih mutu merupakan proses yang tidak kenal akhir
Perbaikan mutu merupakan proses yang berkesinambungan
Mutu memerlukan kepemimpinan dari anggota dewan sekolah dan
administrative
Prasyarat mutu adalah adanya pelatihan seluruh warga sekolah
rendahnya mutu input dapat diukur dari tingkat kesiapan input. Semakin tinggi tingkat
kesiapan input, maka tinggi pula mutu input tersebut.
Proses pendidikan merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang
lain, sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut input
sedangkan sesuatu dari hasil proses disebut output. Pada jenis pendidikan berskala
mikro (tingkat sekolah), proses yang dimaksud adalah proses pengambilan
keputusan, proses pengelolaan kelembagaan, proses pengelalaan program, proses
belajar mengajar, proses monitoring dan evaluasi, dengan catatan bahwa proses
belajar mengajar memiliki tingkat kepentingan tertinggi dibandingkan dengan proses-
proses lainnya.
Proses dikatakan bermutu tinggi apabila pengkoordinasian dan penyerasian
serta pemaduan input sekolah (guru, siswa, kurikulum, uang, peralatan, dan
sebagainya) dilakukan secara harmonis, sehingga mampu menciptakan situasi
pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable learning), maupun mendorong
motivasi dan minat belajar benar-benar mampu memberdayakan peserta didik. Kata
“memberdayakan” mengandung arti bahwa peserta didik tidak sekadar menguasai
pengetahuan yang diajarkan oleh gurunya, akan tetapi pengetahuan tersebut juga
telah menjadi muatan nurani peserta didik, dihayati, diamalkan, dalam kehidupan
sehari-hari, dan yang lebih penting lagi peserta didik tersebut mampu belajar secara
terus menerus (mampu mengembangkan dirinya).
Output pendidikan adalah kinerja sekolah. Kinerja sekolah adalah prestasi
sekolah yang dihasilkan dari proses/perilaku sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur
dari kualitas, efektivitasnya, produktifitasnya, efisiensinya, inovasinya, kualitas
kehidupan kerjanya, dan moral kerjanya. Khusus yang berkaitan dengan mutu output
sekolah, dapat dijelaskan bahwa output sekolah dikatakan berkualitas/bermutu tinggi
jika prestasi sekolah, khususnya prestasi belajar siswa, menunjukkan pencapaian
yang tinggi dalam : (1) prestasi akademik, berupa nilai ulangan umum, Ujian
nasional, karya ilmiah. Lomba akademik ; dan (2) prestasi non-akademik, seperti
misalnya IMTAQ, kejujuran, kesopanan, olahraga, kesenian, keterampilan kejuruan,
dan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler lainnya. Mutu sekolah bukan ditentukan oleh
sekolah yang bersangkutan, melainkan oleh pelanggannya. Mutu sekolah adalah
panduan sifat-sifat dari layanan sekolah yang mempunyai atau melebihi kebutuhan
dan harapan pelanggannya, baik yang tersirat maupun yang tersurat. Konsep ini
dipakai dengan memposisikan sekolah dengan lembaga industri jasa, yakni sekolah
sebagai lembaga yang memproduksi dan menjual jasa atau layanan pendidikan
kepada pelanggannya. Atas dasar ini, mutu sekolah menunjuk kepada keadaan atau
sifat dari semua jasa atau layanan pendidikan yang diberikan oleh sekolah yang
sesuai atau melebihi kebutuhan dan harapan para pelanggannya. Jadi, apakah
sekolah mampu memberikan layanan yang sesuai atau melebihi harapan para
pelanggannya adalah pertanyaan kunci dalam menilai mutu sekolah.
Mutu berkenaan dengan penilaian sejauh mana suatu produk memenuhi
kriteria, standar atau rujukan tertentu. Dalam dunia pendidikan standar ini dapat
dirumuskan melalui pengukuran baik secara kuantitatif, khususnya untuk bidang
yang menyangkut skolastik, dan secara kualitatif, khususnya untuk bidang-bidang
pendidikan agama, budi pekerti, dan moral. Rumusan mutu pendidikan harus
dikembalikan pada rumusan acuan atau rujukan yang ada seperti kebijakan, proses
belajar mengajar, kurikulum, sarana prasarana dan tenaga pendidikan.
Dalam konteks sistem pendidikan nasional, mutu pendidikan tercermin sejauh
mana tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam peraturan
perundang-undangan tentang sistem pendidikan nasional dapat dicapai.
Mutu pendidikan tidak saja ditentukan oleh pihak sekolah sebagai lembaga
pendidikan, tapi juga harus disesuaikan dengan apa yang menjadi pandangan dan
harapan masyarakat yang cenderung selalu berkembang seiring dengan kemajuan
jaman. Seiring dengan kecenderungan ini penilaian masyarakat tentang mutu lulusan
sekolah pun terus-menerus berkembang. Menjawab tantangan tersebut, sekolah
harus terusmenerus berupaya untuk meningkatkan mutu lulusannya menyesuaikan
dengan perkembangan tuntutan masyarakat.
yang jelas tentang kondisi yang ada, (c) mempunyai visi yang jelas tentang masa
depan, dan (d) mempunyai rencana yang jelas.
Rochaety, dkk., (2005:78) menyebutkan dalam memberikan layanan yang
bermutu kepada pengguna jasa pendidikan terdapat dua pendekatan, yaitu
pendekatan service triangle (segitiga layanan) dan pendekatan total quality service
(layanan mutu terpadu). Segitiga layanan merupakan suatu model interaktif
manajemen layanan yang mencerminkan hubungan antara lembaga pendidikan
dengan para pengguna jasa pendidikan. Model segitiga layanan terdiri dari tiga
elemen, yaitu (a) service strategy (strategi layanan), (b) service people (sumber daya
manusia yang memberikan layanan), dan (c) service system (sistem layanan),
dengan stakeholders sebagai titik pusat seperti diilustrasikan pada gambar berikut,
Gambar
Strategi Layanan
maka dengan sendirinya alokasi sumber daya dalam organisasi menjadi fokus
utama. Dengan demikian, alat yang tepat untuk upaya semacam ini adalah
pendekatan manajemen proyek.
b. Implementasi pendekatan sistem mutu ISO 9000.
Prinsip dasar berkaitan dengan ISO 9000 yang perlu dipersiapkan untuk mencapai
implementasi sasaran perbaikan berkesinambungan yaitu :
1. Merumuskan tujuan dan sasaran penting yaitu Manajemen harus
mengidentifikasi atasan ketertarikannya pada ISO, menegaskan realitas dari sudut
pandang organisasi.
2. Merumuskan tindakan melalui kebijakan, program dan prosedur untuk mencapai
tujuan yang diharapkan yaitu Manajemen harus bisa menjadi contoh teladan dalam
hal program kualitas. Mereka mengembang tanggung jawab sebagai inspirator bagi
para bawahannya lewat Implementasi Total Quality Service (TQS) mengikuti 14 point
Deming yang dapat di jabarkan sebagai berikut :
a) Ciptakan keajengan tujuan demi perbaikan jasa.
b) Adopsilah filosofi baru
c) Hentikan ketergantungan pada inpeksi untuk mewujudkan kualitas.
d) Hentikan praktik menghargai bisnis semata-mata atas dasar harga, jadikanlah
pemasok sebagai mitra kerja.
e) Perbaiki secara konstan setiap proses perencanaan, produksi dan pelayanan
(service).
f) Lembagakan pelatihan dan pelatihan ulang di tempat kerja.
g) Melembagakan kepemimpinan bagi penyempurnaan sistem.
h) Menghilangkan rasa takut.
i) Menyingkirkan rintangan (diridirig pemisah) antara departemen.
j) Meniadakan slogan, desakan dan target bagi tenaga kerja.
k) Mengeliminasi kuota - kuota numerik para karyawan dan sasaran numerik bagi
manajemen.
l) Menghilangkan penghalang yang dapat merampok kebanggan para karyawan
atas keahliannya.
m) Giatkan program pendidikan dan perbaikan diri bagi setiap orang karyawan.
n) Lakukan transformasi pekerja setiap orang siapkan mereka untuk
mengerjakannya.
Rangkuman KB 1
1. Mutu pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara
operasional dan efisien terhadap komponen-komponen yang berkaitan
dengan sekolah, sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen
tersebut menurut norma/ standar yang berlaku.
Dalam konteks pendidikan menurut departemen pendidikan nasional
pengertian mutu mencakup input, proses, dan output pendidikan. Input dalam
hal ini yakni segala sesuatu yang harus disediakan karena dibutuhkan untuk
berlangsungnya proses pendidikan. Output pendidikan dapat diukur dari
kualitas, efektivitas, produktivitas, inovasi, dan efisiensinya.
Pandangan lain mengenai mutu pendidikan membedakan mutu input
(masukan) ini menjadi: 1) mutu raw input, yaitu mutu peserta didik, 2) mutu
instrumental input, yaitu mutu perlengkapan sarana dan prasarana, bahan ajar
dan media pendidikan, 3) mutu environmental input: yaitu mutu masukan dari
lingkungan sekolah dalam beragam bentuk.
2. Mutu pendidikan tidak saja ditentukan oleh pihak sekolah sebagai lembaga
pendidikan, tapi juga harus disesuaikan dengan apa yang menjadi pandangan
dan harapan masyarakat yang cenderung selalu berkembang seiring dengan
kemajuan jaman. Seiring dengan kecenderungan ini penilaian masyarakat
tentang mutu lulusan sekolah pun terus-menerus berkembang. Menjawab
tantangan tersebut, sekolah harus terusmenerus berupaya untuk
meningkatkan mutu lulusannya menyesuaikan dengan perkembangan
tuntutan masyarakat.
3. Peningkatan mutu pendidikan memerlukan yang manajemen yang tepat,
mengingat begitu banyaknya masalah yang diakibatkan oleh mutu pendidikan
dan khususnya oleh lulusan pendidikan yang kurang bermutu, maka program
mutu atau upaya-upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan merupakan hal
yang penting. Upaya untuk melaksanakan peningkatan mutu pendidikan
diperlukan beberapa dasar yang kuat diantaranya yaitu (a) komitmen pada
perubahan, (b) pemahaman yang jelas tentang kondisi yang ada, (c)
mempunyai visi yang jelas tentang masa depan, dan (d) mempunyai rencana
yang jelas
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jumlah skor jawaban Anda yang
50
80 % - 89 % = baik
70 % - 79 % = sedang
< 70 % = kurang
Kalau Anda ,mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, Anda dapat melanjutkan
dengan kegiatan belajar 2. Bagus Tetapi kalau nilai Anda di bawah 80% Anda harus
mengulang Kegiatan Belajar 1, terutama yang belum Anda kuasai.
Kegiatan Belajar 2
MODEL MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN
hams dilaksanakan dan peran yang hams dimainkan. Fungsi manajemen meliputi
stakeholders. Agar dapat mencapai mutu yang baik dengan perbaikan mutu
ada pada semua level manajemen dengan pengendali pada manajemen puncak.
membuat segala sesuatu dengan baik sejak dari awal proses hingga akhir proses
produksi atau penyerahan jasa. Filosofi ini mendasari konsep Zero defect dalam
manajemen mutu, dan harus dilakukan oleh semua anggota dalam organisasi.
Manajemen mutu harus masuk dalam pembahasan pada setiap pilar manajemen,
manajemen sumber daya manusia, dan akuntansi. Oleh karena itu, untuk
secara aktif
Pengembangan filosofi mutu dari tiga ahli yang sangat nb terkenal, yaitu
W. Edwards Deming, Philip B. Crosby, dan Joseph M. Juran yang telah disarikan
oleh Pike dan Barnes (1996) berupa model manajemen mutu. Ketiga model
manufaktur maupun jasa. Isi dari Deming's 14 points adalah sebagai berikut :
Keempat hal penting ini adalah (1) definisi mutu, (2) sistem pencapaian mutu,
(3) standar kinerja, dan (4) pengukuran kinerja. Mutu adalah kesesuaian
terhadap produk yang cacat, biaya persediaan, biaya inspeksi dan pengujian.
langkah perbaikan mutu yang sering disebut fourteen-step plan for quality
manajemen, (2) tim perbaikan mutu, (3) pengukuran mutu, (4) biaya evaluasi
mutu, 5) kesadaran mutu, (6) tindakan koreksi, (7) dewan yang sifatnya
sementara atau insidental untuk program pencegahan cacat (Zero defect), (8)
pelatihan bagi supervisi, (9) hari-hari yang bebas cacat (zero defect day), (10)
perubahan, (12) pengenalan, (13) dewan mutu, dan (14) kerjakan semua itu
secara berulang.
f) Mengadakan perbaikan-perbaikan ;
g) Proses yang telah diperbaiki ada dalam kondisi operasional yang efektif
; dan
h) Menyediakan pengendalian untuk mempertahankan perbaikan atau
peningkatan yang telah dicapai.
D. Sekolah dengan manajemen mutu total
total dapat digunakan sebagai alat untuk membentuk ikatan antara sekolah
dengan dunia bisnis dan pemerintah. Ikatan tersebut akan memungkinkan para
total. Melalui MMT akan lebih mudah mengelola perubahan, akan membentuk
fokus perubahan, membentuk infra struktur yang lebih fleksibel, yang cepat
guru, staf administrasi, siswa; orang tua dan masyarakat. Kegiatan diawali
dengan merumuskan visi dan misi sekolah, jurusan/program studi dan seksi-seksi
pendidikan sekolah.
(2002) menyampaikan lima prinsip untuk melaksanakan program mutu, yaitu (a)
keluarga atau disebut Big C dan siswa atau Little c. Keluarga atau orang tua juga
yaitu orang tua, siswa, guru, administrator, staf dan majelis sekolah. Pengguna
yang tersedia, kedua pendidikan merupakan "a good old boy network", yang
Pandangan lama mutu pendidikan atau lulusan diukur dari skor prestasi
pengumpulan dan analisis data, bukan saja data kemampuan lulusan tetapi
akan mengetahui nilai tambah dari pendidikan, kelemahan dan hambatan yang
pelaksanaan sistem.
organisasi.
tugas dan tanggung jawab. yang jelas. Tugas dari majelis sekolah,
berkelanjutan.
alat (resources) yang dibutuhkan guru dan staf Dengan demikian tidak ada
e. Peran guru dan staf. Semua orang dalam piramid kepemimpinan mutu
adalah pemimpin. Untuk mencapai visi mutu dalam pendidikan, guru hams
menanamkan visi ini pada siswa. Siswa harus punya visi dan hams punya
tinggi. Visi mengarahkan orang pada tujuan yang akan diikuti. Suatu kali
Rangkuman KB 2
1.Manajemen mutu dapat dikatakan semua aktivitas dari fungsi manajemen secara
produk dan proses untuk memenuhi kebutuhan dan harapan stakeholders. Agar
dapat mencapai mutu yang baik dengan perbaikan mutu secara terus menerus dan
points. Filosofi ini banyak diadopsi manajemen secara umum, bahkan dalam
organisasi belajar juga berkembang luas. Deming, juga terkenal dengan konsep
filosofi dasar perbaikan terus menerus dan berkesinambungan. Keempat hal penting
ini adalah (1) definisi mutu, (2) sistem pencapaian mutu, (3) standar kinerja, dan (4)
pengukuran kinerja.
Tes Formatif 2
Petunjuk : Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jumlah skor jawaban Anda yang
50
80 % - 89 % = baik
70 % - 79 % = sedang
< 70 % = kurang
Kalau Anda ,mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, Anda dapat melanjutkan
dengan kegiatan belajar 2. Bagus Tetapi kalau nilai Anda di bawah 80% Anda harus
mengulang Kegiatan Belajar 1, terutama yang belum Anda kuasai.
Kegiatan Belajar 3
PENJAMINAN MUTU SEKOLAH DASAR DAN MENENGAH
Gambar
Siklus Penjaminan Mutu Pada Satuan Pendidikan
Gambar 13.5.
Indikator Keberhasilan
Satuan pendidikan yang telah atau hampir memenuhi atau melampaui standar
nasional pendidikan dapat menggunakan atau menetapkan standar di atas Standar
Nasional Pendidikan sebagai acuan dalam perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, dan pengembangan SPMI di samping SNP. Standar pendidikan dasar
dan menengah yang ditetapkan oleh satuan pendidikan dapat berupa standar
pendidikan bertaraf internasional dan/atau Standar Pendidikan berbasis keunggulan
lokal
Rangkuman KB 3
1.Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah adalah suatu kesatuan
unsur yang terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses terpadu yang mengatur
segala kegiatan untuk meningkatkan mutu Pendidikan Dasar dan Menengah secara
sistematis, terencana dan berkelanjutan.
2.Sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah terdiri atas dua
komponen yaitu Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sistem Penjaminan
Mutu Eksternal (SPME).
Tes Formatif 3
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jumlah skor jawaban Anda yang
50
80 % - 89 % = baik
70 % - 79 % = sedang
< 70 % = kurang
Kalau Anda ,mencapai tingkat penguasaan 80 % atau lebih, Anda dapat melanjutkan
dengan kegiatan belajar 2. Bagus Tetapi kalau nilai Anda di bawah 80% Anda harus
mengulang Kegiatan Belajar 1, terutama yang belum Anda kuasai.
Tes Formatif 1
4. Total Quality Service (TQS) sebagai suatu konsep usaha yang memiliki
awal dan akhir, serta dilaksanakan untuk mencapai tujuan - tujuan yang
telah ditetapkan dalam sasaran kualitas yang spesifik dengari berupaya
mengoptimalkan alokasi sumber daya secara optimal meliputi
keterampilan, usaha kerja sama tim, fasilitas, alat-alat informasi, modal
dan teknik.
5. Peningkatan mutu pendidikan memerlukan yang manajemen yang
tepat, mengingat begitu banyaknya masalah yang diakibatkan oleh
mutu pendidikan dan khususnya oleh lulusan pendidikan yang kurang
bermutu, maka program mutu atau upaya-upaya untuk meningkatkan
mutu pendidikan merupakan hal yang penting. Upaya untuk
melaksanakan peningkatan mutu pendidikan diperlukan beberapa
dasar yang kuat diantaranya yaitu (a) komitmen pada perubahan, (b)
pemahaman yang jelas tentang kondisi yang ada, (c) mempunyai visi
yang jelas tentang masa depan, dan (d) mempunyai rencana yang jelas
Tes Formatif 2
1. Manajemen mutu dapat dikatakan semua aktivitas dari fungsi manajemen secara
produk dan proses untuk memenuhi kebutuhan dan harapan stakeholders. Agar
dapat mencapai mutu yang baik dengan perbaikan mutu secara terus menerus dan
points. Filosofi ini banyak diadopsi manajemen secara umum, bahkan dalam
organisasi belajar juga berkembang luas. Deming, juga terkenal dengan konsep
filosofi dasar perbaikan terus menerus dan berkesinambungan. Keempat hal penting
ini adalah (1) definisi mutu, (2) sistem pencapaian mutu, (3) standar kinerja, dan (4)
pengukuran kinerja.
seperti di bawah..
organisasi.
tugas dan tanggung jawab. yang jelas. Tugas dari majelis sekolah, pengawas,
anggota organisasi sekolah memiliki visi tentang masa depan yang sama,
berkelanjutan.
(resources) yang dibutuhkan guru dan staf Dengan demikian tidak ada lagi
dihilangkan dalam kepemimpinan mutu. Hal itu tidak berarti unsur pimpinan
kustomer.
Peran guru dan staf. Semua orang dalam piramid kepemimpinan mutu adalah
menanamkan visi ini pada siswa. Siswa harus punya visi dan hams punya
kemampuan untuk berbuat secara kreatif, dan inovatif mencapai visi tersebut.
tinggi. Visi mengarahkan orang pada tujuan yang akan diikuti. Suatu kali suatu
Tiap orang ingin menjadi unggul. Tantangan utama untuk pendidikan bermutu
menghambat orang untuk berhasil, misalkan sistem naik kelas dapat menjadi
Tes Formatif 3
GLOSARIUM
1. Mutu merupakan suatu ide yang dinamis, berkenaan dengan apa yang
sesuai, diinginkan, didambakan pelanggan menyangkut keseluruhan wujud
barang ataupun jasa. Dengan demikian mutu memiliki standar yang
seharusnya melampaui dari apa yang diinginkan pelanggan tersebut.
2. Performance, yaitu kesesuaian produk dengan fungsi utama produk itu
sendiri atau karakteristik operasi dari suatu produk.
3. Feature, yaitu ciri khas produk yang membedakan dari produk lain yang
merupakan karakteristik pelengkap dan mampu menciptakan kesan baik bagi
stakeholders.
4. Reliability, yaitu kepercayaan stakeholders terhadap produk karena
kehandalannya atau karena kemungkinan rusaknya kecil.
5. Conformance, yaitu kesesuaian produk dengan syarat atau ukuran tertentu
atau sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang
telah ditetapkan.
6. Durability, yaitu tingkat keawetan produk atau lama umur produk.
7. Serviceability, yaitu kemudahan produk untuk diperbaiki atau kemudahan
memperoleh komponen produk.
8. Aesthetic, yaitu keindahan atau daya tarik produk.
9. Perception, yaitu fanatisme konsumen akan merek suatu produk karena citra
atau reputasi produk itu sendiri
10. Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah adalah tingkat kesesuaian antara
penyelenggaraan Pendidikan Dasar dan Menengah dengan Standar
Nasional Pendidikan (SNP) pada satuan Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah dan/atau program keahlian.
11. Penjaminan Mutu Pendidikan adalah suatu mekanisme yang sistematis,
terintegrasi, dan berkelanjutan untuk memastikan bahwa seluruh proses
penyelenggaraan pendidikan telah sesuai dengan standar mutu dan aturan
yang ditetapkan.
12. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah adalah suatu
kesatuan unsur yang terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses terpadu
yang mengatur segala kegiatan untuk meningkatkan mutu Pendidikan Dasar
dan Menengah secara sistematis, terencana dan berkelanjutan.
13. Sistem Penjaminan Mutu Internal Pendidikan Dasar dan Menengah, yang
selanjutnya disingkat SPMI-Dikdasmen, adalah suatu kesatuan unsur yang
terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses yang terkait untuk melakukan
penjaminan mutu pendidikan yang dilaksanakan oleh satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah untuk menjamin terwujudnya pendidikan bermutu
yang memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan.
14. Sistem Penjaminan Mutu Eksternal Pendidikan Dasar dan Menengah, yang
selanjutnya disingkat SPME-Dikdasmen, adalah suatu kesatuan unsur yang
terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses yang terkait untuk melakukan
fasilitasi dan penilaian melalui akreditasi untuk menentukan kelayakan dan
SUMBER BACAAAN
Chiristopher, William F. and Carl G. Thor (2001). World Class Quality and
Productivity. Fifteen Strategies For Improving Performance.Management
Library. United Kingdom: Financial World Publishing
Creech, Bill. Diterjemahkan oleh Alexander Sindoro. (1996). Lima Pilar
Manajemen Mutu Terpadu.TQM. Cara Membuat Total Quality Managemen
Bekerja Bagi Anda. Jakarta Barat : Binarupa Aksara.
Feigunbaum, A.V., (1991), Total Quality Control, New York : McGraw Hill, Inc.
Garvin, D.A., (1996), Managing Quality, New York : Free Press.
Goetsch, D.L., & Davis, S., (2006), Quality Management. Introduction to Total
Quality Management For Production, Processing, and Services. Fifth
Edition.New Jersey : Pearson Prentice Hall
Lovelock,C. (1992), Managing Service : Marketing Operations and Human
Resources, London : Prentice Hall International, Inc
Parasuraman, A. (1985). “ AConceptual Model of Service Quality and Implication
For Future Research. New York
Rochaety, Eti, dkk, (2005), Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, Bumi
Aksara
Sallis, Edward. (2002), Total Quality Management In Education. Thrid Editition.
London: Routledge
Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. (2002), Total Quality Management.
Yogyakarta: Andi
Yamit, Zullian. (2010), Manajemen Kualitas Produk dan Jasa . Cetakan ke 5
Yogyakarta: Ekonisia.
Undang-Undang no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Peraturan Pemerintah no 13 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan
Permendikbud no 28 tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan
Dasar dan Menengah
Pedoman umum system penjaminan mutu sekolah dasar dan menengah. (2016).
Dirjen Dikdasmen Kemendikbud