Anda di halaman 1dari 14

Makalah

Pengelolaan Sekolah Bermutu


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Administrasi dan Manajemen Sekolah

Dosen Pengampu :
Nursafitri Amin, S.Pd., M.Pd.

Kelompok 3
Asriani (H0220313)
Lili Rahmawati (H0220511)
Nur Zakinah (H0220303)
Putri Ardian (H0220308)
Sulastri (H0220317)

Kelas A
Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sulawesi Barat
Kata Pengantar

Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah dengan materi Pengelolaan Sekolah Bermutu ini dapat
diselesaikan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Administrasi dan Manajemen Sekolah yang diampu oleh Ibu Dosen Nursafitri Amin, S.Pd.,
M.Pd.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh
karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan
penyusun makalah di masa yang akan datang. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.

Majene, 12 Februari 2023

Penyusun

ii
Daftar Isi

Sampul ..................................................................................................................................... i
Kata Pengantar ......................................................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 3
A. Konsep Pengelolaan Mutu............................................................................................... 3
B. Definisi Sekolah Bermutu ............................................................................................... 4
C. Standar Sekolah Bermutu ................................................................................................ 5
D. Implementasi Pengelolaan Sekolah Bermutu ................................................................... 9
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 10
A. Kesimpulan .................................................................................................................... 10
B. Saran .............................................................................................................................. 10
Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah merupakan salah satu lembaga yang secara khusus melaksanakan fungsi
pendidikan bagi setiap warga negara. Kehadiran lembaga pendidikan menjadi kebutuhan
yang tidak dapat ditawar. Hal itu menjamin bahwa seseorang dapat mengenyam dan
memperoleh pendidikan secara layak, bukan hanya sekedar menjadi status pendidikan bagi
seseorang. Karen pendidikan itu sendiri adalah kebutuhan primer dan hak dasar bagi setiap
orang.
Pendidikan itu menjadi sarana bagi terciptanya generasi yang baik dan bermutu, yang
pada akhirnya dapat terwujudkan iklim kehidupan yang lebih baik. Pendidikan mutu pasti
terkait dengan mutu bagaimana manajerial dari pimpinan sekolah, sarana dan prasarana,
fasilitas pendidikan, lingkungan sekolah lainnya serta dukungan dari pihak-pihak yang terkait.
Keberhasilan suatu mutu pendidikan juga sangat dipengaruhi oleh mutu dari pendidikan
itu sendiri. Pendidikan yang tidak bermutu justru akan menambah beban pembangunan. Oleh
karena itu mutu pendidikan perlu mendapat perhatian kita bersama dan sangat penting untuk
menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu. Peningkatan mutu pendidikan harus
menjadi prioritas utama bagi sebuah bangsa, karena pembangunan sebuah bangsa tidak
terlepas dari sebuah pendidikan yang bermutu. karena, itu bagi sebuah bangsa yang ingin
negaranya mampu bersaing dengan negara lain dan memiliki taraf pendidikan yang lebih baik,
maka dunia pendidikan harus diperbaiki sedemikian rupa.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah dalam rancangan makalah
ini adalah:
1. Bagaimana konsep pengelolaan mutu?
2. Apa definisi sekolah bermutu?
3. Bagaimana standar sekolah bermutu?
4. Bagaimana implementasi pengelolaan sekolah bermutu?

1
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui konsep pengelolaan mutu.
2. Untuk mengetahui standar sekolah bermutu.
3. Untuk mengetahui standar sekolah bermutu.
4. Untuk mengetahui bagaimana implementasi pengelolaan sekolah bermutu.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Pengelolaan Mutu


Mutu adalah suatu gambaran dan karakteristik yang menyeluruh dari barang ataupun
jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan
maupun yang tersirat. Mutu atau dapat disebut kualitas merupakan sesuatu yang dinamis
yang selalu diasosiasikan dengan produk, servis, orang, proses dan lingkungan. Prinsipnya
bahwa komitmen yang harus dibangun dalam setiap diri kualitas adalah pemahaman bahwa:
1. Kualitas merupakan kunci menuju program yang berhasil. Kurangnya perhatian
terhadap peningkatan kualitas akan mengakibatkan kegagalan dalam jangka panjang.
2. Perbaikan kualitas memerlukan komitmen manajemen sepenuhnya untuk dapat
berhasil.
3. Perbaikan kualitas dilakukan dengan kerja keras. Tidak ada jalan pintas atau perbaikan
yang cepat.
4. Perbaikan kualitas menuntut banyak pelatihan.
5. Perbaikan kualitas menuntut keterlibatan semua pihak yang terlibat secara aktif dan
komitmen mutlak dari semua manajemen.
Konsep kualitas dalam pengelolaan lembaga pendidikan diharapkan benar-benar
tanggap dan konsisten terhadap mutu atau kualitas, baik kualitas manajemen yang dilihat dari
proses maupun kualitas kegiatan-kegiatan pendidikan dan produk pelayanan jasa pendidikan.
Manajemen atau pengelolaan mutu pendidikan dapat dinyatakan sebagai suatu karakteristik
yang harus dipelihara secara terus-menerus untuk memenuhi kebutuhan dan kemauan
pelanggan dalam hal ini masyarakat. Penerapan konsep pengelolaan mutu dalam pendidikan
memiliki beberapa tujuan. Tujuan dari manajemen mutu pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan kualitas atau mutu pendidikan secara berkelanjutan secara
sistemik untuk memenuhi kebutuhan semmua pihak dalam masyarakat.
2. Memperoleh masukan atau saran agar konsep pengelolaan mutu dapat
diimplementasikan dengan mudah dan sesuai dengan kondisi lingkungan di Indonesia

3
3. Menggalang kesadaran bahwa peningkatan mutu merupakan tanggung jawab seluruh
pihak dalam masyarakat.

B. Definisi Sekolah Bermutu


Sekolah bermutu adalah sekolah yang selalu berorientasi pada program perbaikan
sistem pendidikan yang dilakukan secara lebih kreatif dan konstruktif mulai dari input, proses
dan kinerja manajemen sekolah dan output.
Sekolah dapat disebut sebagai sekolah bermutu bila memiliki karakteristik keefektifan
yang tinggi, yaitu suasana sekolah yang positif, proses perencanaan sekolah yang melibatkan
seluruh warga sekolah, harapan yang tinggi terhadap prestasi akademik, pemantauan yang
efektif terhadap kemajuan siswa, dan kefektifan guru. Hal lain yang juga harus terpenuhi
adalah kepemimpinan instruksional yang berorientasi pada prestasi akademik, pelibatan
orang tua yang aktif dalam kegiatan sekolah, kesempatan, tanggung jawab dan partisipasi
siswa yang tinggi di sekolah. Untuk mendukung pencapaiannya, maka sekolah juga harus
menerapkan ganjaran dan insentif di sekolah, yang didasarkan pada keberhasilan, tata tertib
dan disiplin yang baik di sekolah dan pelaksanaan kurikulum yang jelas.
Sebagai salah satu topik bahasan penting yang tidak lepas dari dunia pendidikan, para
ahli juga mengemukakan pendapatnya mengenai sekolah bermutu. Adapun definisi sekolah
bermutu menurut beberapa ahli sebagai berikut:
Sekolah yang bermutu adalah “sekolah yang secara keseluruhan dapat memberikan
kepuasan kepada pelanggan (masyarakat)” (Margono, 2002).
Diungkapkan pula oleh (Bafadal, 2009:20) sekolah yang bermutu yaitu dapat menjadi
wadah proses permasyarakatan serta alih bentuk suatu sekolah yang dapat menciptakan
tamatan yang terpelajar, mempunyai mental dan sikap sosial yang dewasa, dan berilmu
sehingga siap untuk menghadapi tantangan selanjutnya khususnya sekolah.
Hampir serupa yang dikemukakan Danim, Sammons (dalam Macbeath & Mortimore,
2005) menganalisis tentang sekolah bermutu yang ditentukan 11 faktor penting, yaitu:
kepemimpinan profesional, visi dan tujuan bersama, suatu lingkungan pembelajaran,
konsentrasi pada belajar dan mengajar, harapan tinggi, dorongan positif, meminitor kemajuan,

4
hak dan kewajiban murid pengajaran yang mempunyai tujuan, suatu organisasi pembelajaran,
dan kemitraan sekolah rumah.

C. Standar Sekolah Bermutu


Standar sekolah bermutu di Indonesia mengikut kepada Standar Nasional Pendidikan
yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 BAB 1 Pasal 1 Ayat 1, Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang
sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Artinya,
seluruh lembaga pendidikan di Indonesia haruslah memenuhi kriteria minimum yang
dimaksud agar dapat tercapainya tujuan pendidikan di Indonesia.
Dengan adanya Standar Nasional Pendidikan diharapkan untuk mencapai tujuan
sebagai berikut:
1. Untuk meratakan standar mutu pendidikan di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2. Sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam
rnagka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.
3. Untuk menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan menciptakan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
4. Disempurnakan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan
perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.
Ada delapan standar nasional pendidikan menurut Badan Standar Nasional Pendidikan,
yaitu:
1. Standar Kompetensi Lulusan
Standar kompetensi lulusan adalah suatu kulifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup kepribadian, pengetahuan, serta keterampilan. Standar kompetensi lulusan
ini digunakan sebagai standar penilaian untuk menentukan kelulusan peserta didik.
Setiap jenjang pendidikan mempunyai standar kompetensi yang berbeda-beda. Adapun
standar kompetensi lulusan diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 22, 23, dan 24.

5
2. Standar Isi
Standar isi adalah keseluruhan lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi lulusan, kompetensi bahan kajian,
kompetensi mata pelajaran, serta silabus pembelajaran yang dituntut untuk dipenuhi
oleh peserta didik pada jenjang pendidikan tertentu. Setiap jenjang pendidikan memiliki
kompetensi yang berbeda, baik dari sekolah dasar hingga sekolah menengah. Standar
isi mermuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, kurikulum tingkat satuan
pendidikan, beban belajar, dan kalender pendidikan/akademik yang berguna untuk
pedoman pelaksanan pembelajaran guna mencapai tujuan pendidikan. Standar isi diatur
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor
22, 23, dan 24, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2007, serta Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
64 Tahun 2013.

3. Standar Proses
Standar proses adalah suatu standar nasional pendidikan mengenai pelaksanaan
pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
Proses pembelajaran diharapkan dilakukan secara interaktif, menyenangkan, inspiratif,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi kreativitas, prakarsa, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Hal-hal tersebut sangat
membantu dalam pekembangan akal dan mental peserta didik serta memberikan
keteladanan. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan dan pelaksanaan proses
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran
untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Standar proses diatur
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
2007, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 1
dan 3.

6
4. Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
Standar pendidikan dan tenaga kependidikan adalah suatu kriteria pendidikan
prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
Seorang pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi yang mumpuni
sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani maupun rohani, serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi bagi para pendidik diantarnya
lualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1),
latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai dengan mata
pelajaran yang diajarkan, memiliki sertifikat profesi guru untuk jenjang yang dia geluti.
Standar pendidikan dan tenaga kependidikan diatur dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 12, 13, dan 16, Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 24, 25, 26, dan
27, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
40,41, 42, 43, 44, dan 45.

5. Standar Sarana dan Prasarana


Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan kriteria minimum tentang ruang belajar, tempat beribadah, tempat berolahraga,
perpustakaan, bengkel kerja, laboratorium, tempat bermain, tempat berkreasi dan
berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
Setiap lembaga pendidikan wajib memiliki sarana dan prasarana yang telah
ditentukan. Sarana tersebut meliputi perabot, media pendidikan, peralatan pendidikan,
buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lainnya yang
diperlukan guna menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Prasarana antara lain lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang tata
usaha, ruang pendidik, ruang laboratorium, ruang perpustakaan, ruang kantin, ruang
bengkel kerja, ruang unit produksi, tempat berolahraga, instalasi daya dan jasa, tempat

7
beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan
untuk membantu menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Standar sarana dan prasarana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007, Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 33 dan 40.

6. Standar Pengelolaan
Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan mengenai perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan,
kabupaten/kota, provinsi, dan nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas dalam
penyelenggaraan pendidikan. Standar Pengelolaan terdiri dari 3 (tiga) bagian, yakni
standar pengelolaan oleh satuan pendidikan, standar pengelolaan oleh Pemerintah
Daerah dan standar pengelolaan oleh Pemerintah. Standar pengelolaan diatur dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19Tahun 2007.

7. Standar Pembiayaan Pendidikan


Standar pembiayaan adalah suatu standar yang mengatur tentang komponen dan
besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku. Biaya tersebut meliputi biaya
investasi satuan pendidikan, biaya personal, serta biaya operasi satuan pendidikan.
Standar pembiayaan diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 69 Tahun 2009.

8. Standar Penilaian Pendidikan


Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan mengenai
mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian
dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan
hasil belajar dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, maupun ulangan kenaikan kelas. Standar penilaian pendidikan diatur dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007.

8
D. Implementasi Pengelolaan Sekolah Bermutu
Dalam pengimplementasian pengelolaan sekolah bermutu haruslah menjadi agenda dan
kerja yang nyata untuk meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan. Pada lingkup lembaga
pendidikan, konsep pengelolaan mutu pendidikan secara sederhananya dapat dilihat dari
bagaimana lulusan dari lembaga pendidikan tersebut mengaplikasikan ilmu pengetahuannya
ke dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan kata lain, terdapat perubahan tingkah laku atau
penguasaan kemampuan yang meliputi ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Tujuan utama dari penjaminan mutu yaitu untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam
proses produksi yang dilakukan dengan cara mengefektifkan setiap langkah yang
dilaksanakan, memperhatikan seluruh sumber daya yang digunakan, dan setiap aspek yang
terlibat dalam proses produksi dievaluasi secara berkelanjutan untuk mencegah terjadinya
kesalahan. Jika terjadi kekeliruan maka segera dilakukan perbaikan sehingga bisa
meminimalisir bahkan menghindari terjadinya kerugian. Selain pelaksanaan evaluasi yang
dilakukan secara terus menerus, perbaikan juga harus dilakukan secara berkelanjutan.
Agar dapat terimplementasi dengan baik, pengelolaan mutu pendidikan haruslah
memiliki strategi yang disusun agar tujuan dan sasaran mutu yang diinginkan tercapai.
Strategi tersebut sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi kekurangan dan masalah yang dihadapi dalam sekolah.
2. Terus melakukan usaha perbaikan mutu.
3. Melibatkan semua pihak untuk ikut berpartisipasi dalam pengelolaan sekolah bermutu.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sekolah dapat disebut sebagai sekolah bermutu bila memiliki karakteristik keefektifan
yang tinggi, yaitu suasanasekolah yang positif, proses perencanaan sekolah yang melibatkan
seluruh warga sekolah, harapan yang tinggi terhadap prestasi akademik, pemantauan yang
efektif terhadap kemajuan siswa, dan kefektifan guru. Standar sekolah bermutu di Indonesia
mengikut kepada Standar Nasional Pendidikan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Pengelolaan sekolah bermutu haruslah menjadi agenda dan kerja yang nyata untuk
meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan. Pada lingkup lembaga pendidikan, konsep
pengelolaan mutu pendidikan secara sederhananya dapat dilihat dari bagaimana lulusan dari
lembaga pendidikan tersebut mengaplikasikan ilmu pengetahuannya ke dalam kehidupan
bermasyarakat.

B. Saran
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan sehingga kritik dan saran penyusuh harapkan untuk penyusunan makalah
kedepannya yang lebih baik lagi.

10
Daftar Pustaka

Amka. (2021). MANAJEMEN DAN ASMINISTRASI SEKOLAH. Sidoarjo: Nizamia Learning


Center.
Arief, Muhammad. (2022). KONSEP SEKOLAH YANG BERMUTU. Jurnal Ilmiah Ilmu
Pendidikan dan Kedakwahan, 15(30), 29-36. Diakses pada 14 Februari 2023.
Arsyad dan Sulfemi , Wahyu Bagja. (2019). PENGELOLAAN MANAJEMEN SEKOLAH
YANG EFEKTIF DAN UNGGUL. Bogor: STKIP Muhammadiyah.
Fagir, Abdul. (2018). KARAKTER SEKOLAH BERMUTU MELALUI MEDIASI
KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN. Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan, 2(2), 162-170.
Diakses pada 14 Februari 2023.
Rolan. (2020). MEMBANGUN KARAKTER SEKOLAH BERMUTU MELALUI
KOMUNIKASI YANG EFEKTIF.JUPE: Jurnal Pendidikan Mandala, 5(6),36-45.
Diakses pada 14 Februari 2023.

11

Anda mungkin juga menyukai