Dosen Pengampu :
Purwanto, S.Si.,M.Pd
Disusun oleh :
Kelompok 12
Maria Putriguna Sinaga (4223321014)
Yustika Tarigan ( 4222421010 )
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan yang maha Esa atas segala rahmatNya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun tenaganya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak lupa kami ucapkan kepada bapak Purwanto, S.Si.,M.Pd selaku dosen pengampu
mata kuliah Manajemen pendidikan yang telah membimbing kami untuk menghasilkan dan
membuat tugas ini dengan sebaik-baiknya.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Kelompok 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan sebagai dasar pembentukan sumber daya manusia memiliki banyak
masalah. Ini termasuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan memenuhi harapan pihak
berwenang seperti orang tua, siswa, dan masyarakat. Pendidikan yang baik sangat penting
untuk menghasilkan orang yang cerdas, kreatif, dan siap bersaing di seluruh dunia. Oleh
karena itu, untuk memastikan bahwa institusi pendidikan dapat menyediakan pendidikan
berkualitas tinggi, diperlukan pendekatan yang sistematis dan terarah. Manajemen mutu
memberikan kerangka kerja yang dapat membantu institusi pendidikan mencapai tujuan
tersebut. Manajemen mutu dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas institusi pendidikan dengan memfokuskan pada hal-hal seperti pengelolaan proses
pembelajaran, fokus pada kepuasan pelanggan, dan perbaikan berkelanjutan.
Paradigma manajemen mutu telah muncul sebagai suatu paradigma yang memiliki
kemampuan untuk memberikan arahan yang sistematis untuk meningkatkan kualitas
pendidikan. Konsep ini tidak hanya berfokus pada produk akhir, yaitu lulusan yang
berkualitas, tetapi juga pada proses yang berkontribusi pada pembentukan kualitas tersebut.
Prinsip-prinsip manajemen mutu seperti orientasi pada pelanggan, pengelolaan berbasis
proses, dan peningkatan berkelanjutan memberikan landasan bagi lembaga pendidikan untuk
mengidentifikasi, menganalisis, dan memperbaiki berbagai aspek sistem pendidikan mereka.
Aplikasi manajemen mutu dalam pendidikan sekarang bukan sekadar tren; itu adalah
kebutuhan mendesak. Lembaga pendidikan dapat mengoptimalkan operasional dan
meningkatkan pengalaman belajar siswa dengan menggunakan alat dan kerangka kerja yang
telah diuji, seperti standar ISO 9001:2015. Lebih dari itu, manajemen mutu memungkinkan
semua pihak berpartisipasi secara aktif dalam proses pengambilan keputusan, memberikan
kritik konstruktif, dan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung pembelajaran
berkelanjutan.
Makalah ini akan membahas berbagai aspek penerapan manajemen mutu dalam
pendidikan dalam dunia yang terus berubah. Dengan memahami konteks ini secara
menyeluruh, kita dapat menjelaskan bagaimana penerapan manajemen mutu dapat membawa
perubahan besar dalam dunia pendidikan dan membantu menciptakan lingkungan
pembelajaran yang inklusif, responsif, dan relevan. Ini akan membantu generasi mendatang
mempersiapkan diri untuk dunia yang rumit dan kompleks yang akan datang.
3. Bagaimana institusi pendidikan dapat menerapkan konsep manajemen mutu, terutama yang
berkaitan dengan standar ISO 9001:2015?
4. Apa keuntungan yang dapat diperoleh dari menerapkan manajemen kualitas di institusi
pendidikan, terutama dalam hal efisiensi operasional dan kualitas pembelajaran?
1.3 Tujuan
1. Menganalisis Tantangan dalam Pendidikan
PEMBAHASAN
A. Manajemen Mutu Pendidikan
Mutu atau Quality sesunggunya merupakan sebuah konsep yang kontradiktif sebab
disatu sisi mutu dapat diartikan sebagai konsep yang absolute dan disisi lain juga dapat
diartikan sebagai konsep relative. Sebagai konsep yang absolute, mutu dipahami sebagai
dasar penilaian untuk kebaikan, kecantikan dan kebenaran yang memungkinkan standar
tinggi rrdan tidak dapat diungguli. Dalam pemahaman seperti ini, produk-produk dianggap
bermutu bila produk tersebut disebut dengan sempurna dan tidak menghemat biaya. Sebagai
konsep dasarnya, mutu adalah segala sesuatu yang dapat diperbaiki. Menurut filosofi
manajemen lama,”kalau belum rusak janganlah diperbaiki”.
Mutu didasarkan pada konsep bahwa setiap proses dapat diperbaiki dan tidak konsep
yang sempurna. Menurut filosofi manajemen yang baru,”bila tidak rusak, perbaikilah, karena
bila anda tidak melakukan orang lain pasti melakukannya33. Salah satu dasar pemikran yang
melandasi lahirnya UndangUndang No. 22 Tahun 1999 yang direvisi dengan Undang-
Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah adalah untuk menyesuaikan dengan
perkembangan baik secara eksternal maupun secara internal khusunya menghadapi tantangan
pesaingan global. Ada tiga pilar kemampuan dasar yang diperhatikan agar mayarakat
Indonesia dapat ikut dalam persaingan global yaitu kemampuan manajemen, kemampuan
tekhnologi, dan kualitas sumber daya manusia, yang kesemuanya itu dapat dicapai melalui
pendidikan yang bermutu.
Mutu yang dimaksud bukan hanya memenuhi standar nasional tetapi juga perlu
memenuhi standar internasional. Manajemen mutu dalam konteks pendidikan dapat diartikan
sebuah cara atau metode meningkatkan performansi secara terus menerus pada hasil atau
proses disebuah lembaga pendidikan dengan mendayagunakan semua sumber daya manusia
dan modal yang tersedia. Oleh karena itu, Untuk melakukan bagaimana kualitas mutu
pendidikan yang diharapkan dapat mencapai hasil maksimal dari hasil pembelajaran, maka
secara sederhana kita harus juga memperhatikan dan memerlukan tentang manajemen
perencanaan mutu dan kebijakan mutu dalam suatu lemabaga pendidikan untuk menghasilkan
pendidikan yang sesuai dengan Sistem Pendidikan Nasional.
Prinsipnya bahwa komitmen yang harus dibangun dalam setiap diri kualitas adalah
pemahaman bahwa:
1. Kualitas merupakan kunci ke arah program yang berhasil. Kurang perhatian terhadap
kualitas akan mengakibatkan kegagalan dalam jangka panjang.
5. Perbaikan kualitas menuntut keterlibatan semua karyawan secara aktif dan komitmen
mutlak dari semua manajemen.
2. Memperoleh masukan agar konsep manajemen ini dapat diimplementasikan dengan mudah
dan sesuai dengan kondisi lingkungan Indonesia yang memiliki keragaman kultul, sosial
ekonomi masyarakat dan kompleksitas geografis.
1. Memiliki masukan siswa dengan potensi yang sesuai dengan tuntutan kurikulum.
3. Memiliki fasilitas sekolah yang menunjang efektivitas dan efesiensi kegiatan belajar
mengajar.
4. Memiliki kemampuan menciptakan budaya sekolah yang kondusif sebagai refleksi dari
kinerja kepemimpinan profesional.
2) Sumber Daya Tersedia dan Siap Sumber daya merupakan input penting yang diperlukan
untuk berlangsung proses pendidikan di sekolah. Tanpa sumber daya yang memadai, proses
pendidikan di sekolah tidak akan berlangsung secara memadai, yang pada gilirannya
mengakibatkan sasaran sekolah tidak akan tercapai. Sumber daya dapat dibagi menjadi dua,
sumber daya manusia dan sumber daya selebihnya (uang, peralatan, perlengkapan, bahan dan
lain sebagainya) dengan penegasan bahwa sumber daya selebihnya tidak akan mempunyai
arti apapun bagi perwujudan sasaran sekolah tanpa adanya campur tangan sumber daya
manusia.
3) Memiliki Harapan Prestasi Tinggi Sekolah mempunyai dorongan dan harapan yang tinggi
untuk meningkatkan prestasi peserta didik dan sekolahnya. Kepala sekolah memiliki
komitmen dan motivasi yang kuat untuk meningkatkan mutu sekolah secara optimal.
Demikian juga dengan guru dan peserta didik, harus memiliki kehendak kuat untuk
berprestasi sesuai dengan tugasnya.
4) Fokus Pada Pelanggan (Khususnya Peserta Didik) Pelanggan, terutama peserta didik,
harus merupakan fokus dari semua kegiatan sekolah. Artinya, semua input dan proses yang
dikerahkkan di sekolah, tertuju utamanya untuk meningkatkan mutu dan kepuasan peserta
didik. Konsekuensi logis dari ini semua adalah bahwa penyiapan input dan proses belajar
mengajar harus benarbenar mewujudkan sosok utuh mutu dan kepuasan yang diharapkan dari
peserta didik. Syafaruddin membuat kategorisasi pelanggan dunia pendidikan menjadi dua
bagian, yaitu pelanggan dalam (internal customer) yang terdiri dari: pegawai, pelajar dan
orang tua pelajar. Sementara yang termasuk pelanggan luar (exsternal customer) adalah:
perguruan tinggi, dunia bisnis, militer dan masyarakat luas pada umumnya.
5) Input Manajemen Sekolah memiliki input manajemen yang memadai untuk menjalankan
roda sekolah. Kepala sekolah dalam mengatur dan mengurus sekolahnya menggunakan
sejumlah input manajemen. Kelengkapan dan kejelasan input manajemen akan membantu
kepala sekolah dalam mengelola sekolahnya secara efektif. Input manajemen yang dimaksud
adalah: tugas yang jelas, rencana yang rinci, dan sistematis, program yang mendukung bagi
pelaksanaan rencana, ketentuan-ketentuan (aturan main) yang jelas sebagai panutan bagi
warga sekolah untuk bertindak, dan adanya sistem pengendalian mutu yang efektif dan
efesien untuk menyakinkan agar sasaran yang telah disepakati dapat dicapai.
Adapun peningkatan relevansi dapat diukur dari kesesuaian apa yang dIpelajari di
sekolah dengan tuntutan masyarakat dan lapangan kerja, serta kemampuan anak-anak bangsa
ini dalam beradaptasi perubahansosial, budaya, ekonomi, maupun polotik tingkat lokal,
nasional maupun global.
Untuk itu di dalam pengembangan mutu yang terstandarisasi secara nasional adalah
sebagai berikut:
a) Standar Isi
Standar Isi adalah runag lingkup materi yang dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam
kreteria tentang komptensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran,
dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.
b) Standar Proses
Standar Proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
Standar Kompetensi Lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah kreteria pendidik pra jabatan dan
kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan. Termasuk di dalamnya
standar pengawasan sekolah/madrasah yang telah ditetapkan melalui Permendikanas No. 20
Tahun 2007.
Standar sarana dan Prasarana adalah standar pendidikan yang berkaitan dengan kriteria
minimal tentang ruang belajar, tempat berlah raga, tempat beribadah, perpustakaan,
laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berekreasi dan berkreasi, serta sumber
belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi.
f) Standar Pengelolaan
Standar Pengelolaan pendidikan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah adalah standar
pengelolaan pendidikan untuk sekolah/madrasah yang berkaitan dengan perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan agar tercapai efisiensi dan efektifitas
penyelenggaraan pendidikan.
g) Standar Pembiayaan
Standar Pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya
operasional satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
Standar Penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian khas belajar peserta didik.
Dalam penjelasan PP No. 19 Tahun 2005 dijelaskan secara rinci bahwa pada
hakekatnya pendidikan dalam konteks pembangunan nasional mempunyai fungsi:
a) Pemersatu bangsa
b) Penyamaan kesempatan
1.Menentukan sasaran.
Sasaran pokok proyek adalah menghasilkan produk atau instalasi dengan batasan
anggaran, jadwal, dan mutu yang telah ditentukan. Sasaran ini dihasilkan dari suatu
perencanaan dasar dan menjadi salah satu faktor pertimbangan utama dalam
mengambil keputusan untuk melakukan investasi atau membangun proyek,
sehingga sasaran-sasaran tersebut merupakan tonggak tujuan dari kegiatan pengendalian.
2.Lingkup kegiatan.
Untuk memperjelas sasaran, maka lingkup proyek perlu didefinisikan lebih lanjut,
yaitu mengenai ukuran, batas, dan jenis pekerjaan apa saja (dalam: paket kerja, SPK, RKS)
yang harus dilakukan untuk menyelesaikan lingkup proyek keseluruhan.
a. Berupa satuan uang, seperti anggaran per satuan unit pekerjaan (SRK), anggaran
pekerjaan per unit per jam, penyewaan alat per unit per jam, biaya angkutan per
ton per km;
b. Berupa jadwal, misalnya waktu yang ditentukan untuk mencapai deadline;
c. Berupa unit pekerjaan yang berhasil diselesaikan;
d. Berupa standar mutu, kriteria, dan spesifikasi, misalnya yang berhubungan dengan
kualitas material, dan hasil uji coba peralatan.
1.Tepat waktu dan peka terhadap penyimpangan. Metode atau cara yang
digunakan harus cukup peka, sehingga dapat mengetahui adanya penyimpangan
selagi masih awal. Dengan demikian dapat diadakan koreksi pada waktunya sebelum
persoalan berkembang menjadi besar sehingga sulit untuk diadakan perbaikan.
2.Bentuk tindakan yang diadakan tepat dan benar. Untuk maksud ini diperlukan
kemampuan dan kecakapan menganalisis indikator secara akurat dan objektif.
3.Terpusat pada masalah atau titik yang sifatnya strategis, dilihat dari segi
penyelenggaraan proyek. Dalam hal ini diperlukan kecakapan memilih titik atau masalah
yang strategis agar penggunaan waktu dan tenaga dapat efisien.
5.Kegiatan pengendalian tidak lebih dari yang diperlukan. Biaya yang dipakai untuk
kegiatan pengendalian tidak boleh melampaui faedah atau hasil dari kegiatan tersebut,
karena dalam merencanakan suatu pengendalian perlu dikaji dan dibandingkan dengan hasil
yang akan diperoleh.
6.Dapat memberikan petunjuk berupa prakiraan hasil pekerjaan yang akan datang, bilamana
pada saat pengecekan tidak mengalami perubahan.
PENUTUP
3. 1. Kesimpulan
Mutu atau Quality sesunggunya merupakan sebuah konsep yang kontradiktif sebab
disatu sisi mutu dapat diartikan sebagai konsep yang absolute dan disisi lain juga dapat
diartikan sebagai konsep relative. Sebagai konsep yang absolute, mutu dipahami sebagai
dasar penilaian untuk kebaikan, kecantikan dan kebenaran yang memungkinkan standar
tinggi rrdan tidak dapat diungguli. Manajemen adalah teori yang digunakan sebagai landasan
pijakan untuk menjalankan aktivitas organisasi yang telah ditentukan bersama, tercapainya
kebersamaan visi dan misi dalam institusi lembaga pendidikan khusus baik dalam ranah
tujuan bersifat national dan institusional. Peningkatan mutu pendidikan menjadi masalah
yang sangaturgen, berkaitan dengan pelanggan dari pengguna pendidikan secara langsung
"peserta didik" masyarakat.
Untuk terus memperbaiki dan mengembangkan semua potensi yang akan difasilitasi
oleh lembaga pendidikan di era otonomi daerah atau dalam konsep desentralisasi pendidikan
dalam pengelolaan, pelaksanaan, pengembangan, dan penentu kebijakan secara tersetruktur
mulai dari pemerintah pusat, peningkatan kualitas pendidikan menjadi masalah yang sangat
penting. berkaitan dengan pelanggan dari pengguna pendidikan secara langsung "peserta
didik" masyarakat pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/WIN7/Pictures/5.%20BAB%202.pdf
Ma'arif, M. A. (2016). Manajemen Mutu Pendidikan. At-Ta'lim: Jurnal Pendidikan, 2(2), 39-
62.
Sumiati, S., & Ahmad, A. (2021). Pengendalian Mutu Pendidikan: Konsep Dan
Aplikasi. Iqra: Jurnal Magister Pendidikan Islam, 1(1), 43-50.