PROPOSAL TESIS
Oleh :
YASNAINI
Nim. 2021530012
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
1443 H/2022 M
DAFRAT ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 7
E. Definisi Operasional.............................................................................. 8
F. Kajian Terdahulu................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 34
BAB I
PENDAHULUAN
mutlak ada dan selalu diperlukan selama ada kehidupan. Hal ini senada
dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah tingkah laku
1
Umaedi, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Madrasah (Yogyakarta: FIP- UNY,
2017), h. 27.
1
2
terkait dengan Ujian Nasional, kurikulum pendidikan anak usia dini, dan
dosen dan guru mengemukakan, guru adalah pendidik professional. Untuk itu
suatu keharusan pada era global, informasi dan reformasi pendidikan ini.
2
Pearaturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003.
3
Undang-Undang Guru dan Dosen, UU RI No. 14 Tahun. 2005.
3
tidak dapat digunakan oleh teknologi. Fungsi mereka tidak akan bisa
era yang serba modern seperti sekarang ini tentunya tidak akan lahir dalam
berkualitas itu mutlak memerlukan manajemen yang baik agar terarah. Untuk
itu diperlukan peran pendidik dan tenaga kependidikan yang kompeten yaitu
negara berkembang dalam hal mutu pendidikan, dan menempati posisi ke-14
dari 14 negara berkembang di dunia dalam hal kualitas guru (padahal kualitas
4
Tim dosen Administrasi Pendidikan Universits Pendidikan Indonesia, Manajemen
Pendidikan, (Bandung:Alfabeta, 2015), h, 229.
4
sumber daya yang terlibat langsung dalam proses pendidikan, ia terlibat dalam
(1) dalam meningkatkan kualitas dan kinerja tenaga pendidik di MIN 8 Bener
5
Rosalina Ginting dan Titik Haryati, “Kepemimpinan dan Konteks Peningkatan Mutu
Pendidikan,” Jurnal Ilmiah CIVIS, Vol. 2 No. 2, Juli 2012, h. 13.
6
The Learning Curve Pearson Sebuah lembaga pemeringkatan pendidikan dunia, Journal
Scrib, 2018, h. 123.
5
otoriter. Hal ini menyebabkan banyak inovasi-inovasi yang ada pada guru
tidak bisa dijalankan secara tuntas secara terprogram. (2) ketika dalam
pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini kepala
iklim serta budaya madrasah yang konduktif bagi terlaksananya proses belajar
7
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoretis dan
Permasalahannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2018), h. 93.
8
Rosalina Ginting dan Titik Haryati, “Kepemimpinan dan Konteks Peningkatan Mutu
Pendidikan,” (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2018), h. 13.
6
B. Rumusan Masalah
Meriah?
8 Bener Meriah?
C. Tujuan Penelitian
Bener Meriah.
7
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
E. Defenisi Operasional
ini adalah cara kepala madrasah untuk mempengaruhi pendidik dan tenaga
pendidik yang ada disekolah dengan bentuk pola tingkah laku atau kepribadian.
F. Kajian Terdahulu
Mutu Tenaga Pendidik Dengan Kompetensi dan Sertifikasi Guru”. Penelitian ini
kompetensi dan sertifikasi yang baik bagi seorang guru akan mampu
regresi sebagai alat analisis data, serta menggunakan angket sebagai alat
Jakarta Timur, DKI Jakarta, Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
peningkatan mutu tenaga pendidik (guru) di sekolah. Seorang guru yang memiliki
mutu yang baik menunjukkan memiliki kompetensi dan sertifikasi sebagai sebagai
seorang tenaga pendidik. Oleh karena itu untuk meningkatkan mutu seorang guru
Penelitian ini dilatar belakangi kondisi yang ada pada MIN 1 Kapuas , dimana
MIN 1 Kapuas merupakan satu-satunya sekolah di Kapuas yang memiliki dua unit
sekolah dengan jumlah siswa lebih dari 1000 siswa dengan hanya satu kepala
manajemen, di samping itu MIN 1 Kapuas kuga mampu bersaing dengan sekolah
ada di MIN 1 Kapuas sehingga mampu bersaing dengan hanya dipimpin oleh satu
kepala madrasah.
penelitian MIN 1 Kapuas , dengan subjek penelitian adalah kepala sekolah, waka
9
Nana Surya Permana. Peningkatan Mutu Tenaga Pendidik Dengan Kompetensi dan
Sertifikasi Guru. (STUDIA DIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan Vol. 11, No. 1, 2017,
ISSN 1978-8169), h. 4.
10
dengan empat tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan
(confirmability).
program peningkatan kualifikasi pendidikan guru kejenjang S-2 dan kejenjang S-1
peningkatan mutu pendidik dan pendidikan tiga tahun terakhir semua guru telah
dengan regulasi dan agenda sesuai perencanan yang telah disusun oleh MIN 1
kinerja pendidik dan kependidikan yang tertuang dalam Sasaran Kinerja Pegawai
(SKP) yang dilakukan setiap akhir tahun. Dari jumlah keseluruhan guru yang
Mayak)”. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis peran kepala madrasah
10
Tuti Herawati. Manajemen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan di
MIN 1 Kapuas. Tesis. (Pascasarjana IAIN Palangka Raya 2020), h. 75.
12
supervisi.11
11
Tri Ratna Subayi. Peran Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan
(Studi Kasus Di Mi Ma’arif Mayak). Tesis. (. (Pascasarjana IAIN Ponorogo 2020), h. 97.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
(lead) berarti bimbing atau tuntun.12 Kepemimpinan sendiri adalah ilmu dan
orang untuk melakukan sesuatu. Gaya tersebut bisa berbeda–beda atas dasar
motivasi, kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau orang tertentu. Gaya
tingkah laku yang disukai oleh pemimpin dalam proses mengarahkan dan
12
Malayu Hasibuan, Manajemen Sumberdaya Menusia, Bumi Aksara (Jakarta : Pustaka
Media Press, 2016), h. 167.
13
Regina Aditya Reza, Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan PT. Sinar Sentosa Perkasa Banjarnegara, (Jurnal Ekonomi Riset,
Vol.3, No.3, mEI 2017, ISSN: 2474-0655,), h. 12.
13
14
disekolah agar mau berkontribusi dengan kinerja yang baik untuk keberhasilan
dari dua kata yaitu: autos dan kratos. Autos berarti sendiri atau diri pribadi,
14
Biatna Tampubolon.Analisis Faktor Gaya Kepemimpinan dan Faktor EtosKerja
Terhadap Kinerja Pegawai Pada Organisasi. (Jurnal Standarisasi ” ISSN 19-9001-2001”,, No. 9),
h. 107.
15
Gary Yukl, Kepemimpinan dalam Organisasi, Alih Bahasa: Budi Supriyanto, (Jakarta:
Indeks, 2016), h. 120.
15
dari dirinya sendiri secara penuh.16 Segala pembagian tugas dan tanggung
dipatuhi,
f) Semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas
pertimbangan pribadi,
i) Sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku, Pemimpin
pemimpin.
16
Malayu Hasibuan, Manajemen Sumberdaya Manusia, (Jakarta Media Pustaka Press,
20018), h. 171.
17
Miftah Thoha, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2008), h. 303.
16
satu orang.
dalam organisasi.
power.
18
Malayu Hasibuan, Teori Dan Praktek Kepemimpinan, (Jakarta :Rineka Cipta, 2016) h,
40
17
bawahan
e) Tidak mudah lahir kubu oposisi karena pemimpin dan bawahan sejalan
secara musyawarah
b) Sulitnya dalam pencapaian kata mufakat karna pendapat setiap orang jelas
berbeda
c) Akan memicu konflik apabila keputusan yang diambil tidak sesuai dan
yang luar biasa untuk dapat mempengaruhi orang lain, maka tidaklah heran
apabila memiliki pengikut atau masa yang jumlahnya besar. Sifat kharismatik
yang dimiliki adalah karunia dari tuhan. Pemimpin kharismatik bisa dilihat
semaksimal mungkin.
20
Mila Badriyah, Kepemimpinan dan Manajemen Sumber Daya Manusia,
(Bandung :Pustaka setia, 2018), h. 56.
19
beresiko.
berkompeten sulit.
keberhasilan proses belajar mengajar , karena itu pendidik tidak saja mendidik
pendidikan. Pendidik atau guru memiliki peran dan posisi strategis serta
tanggung jawab yang besar terhadap keberhasilan proses pendidikan itu sendiri.
bangsa serta kurikulum system pendidikan nasional yang ada. Oleh karena itu,
21
Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2013 Bab IX Pasal 29 ayat 2.
20
tanpa sosok pendidik Peran sentral guru atau pendidik adalah pemegang proses
perannya. 22
pendidikan. Pendidik atau guru memiliki peran dan posisi strategis serta
tanggung jawab yang besar terhadap keberhasilan proses pendidikan itu sendiri.
22
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2018),
h. 7.
23
Husaini Usman, Manajemen: Teori, Paktik dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2016), h. 540- 541.
21
Pendidik yang mengajar pada satuan pendidikan dasar dan menengah disebut
guru dan pendidik yang mengajar pada satuan pendidikan tinggi disebut dosen. 4)
pendidik menjadi efektif dan efesien, mewujudkan suasana belajar dan proses
peningkatan mutu. Partisipasi semua unsur organisasi termasuk dalam kaitan ini
unsur yang ada di madrasah untuk digerakan agar mereka memiliki motivasi dan
kinerja yang tinggi dalam mencapai tujuan kepuasan pelanggan atau masyarakat.
24
Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) Nomor 20 Tahun 2003,
Bab XI pasal 39 ayat (1) dan (2).
22
Secara khusus tugas dan fungsi tenaga pendidik (guru dan dosen) didasarkan pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
25
UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat 2.
26
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010.
23
peserta didik pada program pendidikan dan pelatihan prajabatan dan/atau dalam
peserta didik dalam proses pembelajaran jarak jauh dan/atau pembelajaran tatap
pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga pendidik
agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
27
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 19 Tahun 2005 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
24
bahwa: “kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat
pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan
dan ditetapkan berdasarkan atas sumber, prosedur, dan manajemen yang efektif.
yang dikehendaki. Secara konseptual, standar juga dapat berfungsi sebagai alat
mutu tenaga pendidik (guru) harus berdasarkan suatu ukuran yang ditetapkan atau
seorang guru untuk menduduki jabatan fungsional sesuai bidang tugas, kualifikasi
dan jenjang pendidikan supaya mutu guru dapat diketahui. Standar kompetensi
dimiliki oleh setiap tenaga pendidik (guru) akan menunjukkan kualitas guru dalam
guru bukan saja harus pandai tetapi tetapi juga pandai mentransfer ilmunya
Meriah. Penelitian ini disebut penelitian kualitatif karena penelitian ini berfokus
pada fenomena yang terjadi secara alamiah dan dianalisis dengan menggunakan
kualitatif ini sering disebut metode penelitian naturalistik karena dilakukan pada
diprensentasikan dalam bentuk kata-kata dan kalimat, bukan angka sehingga tidak
bisa dihitung akan tetapi dapat disimpulkan dari hasil penelitian tersebut secara
sitematis.
ilmiah, di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil
28
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2016), h. 15.
26
27
kualitatif dan dijabarkan secara deskriptif, jenis penelitian ini sering digunakan
kejadian yang secara ilmiah tentang gaya kepemimpinan kepala madrasah dalam
B. Lokasi Penelitian
dalam pemilihan lokasi penelitian ini lebih kepada sekolah yang secara
dalam jangka satu semester ataupun dalam jangka waktu 1 tahun. Pertimbangan di
atas diperlukan dalam memperoleh informasi yang utuh dan akurat sehingga dapat
29
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2016), h. 17.
28
C. Subjek Penelitian
Subjek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang dapat
memberikan informasi terkait data yang dibutuhkan dalam penelitian yaitu (1)
Kepala MIN 8 Bener Meriah sebagai informan utama yang memberikan informasi
dilakukan dalam meningkatkan kinerja guru, (2) Wakil Kepala MIN 8 Bener
kepala madrasah dalam meningkatkan mutu tenaga pendidik, dan (3) Guru-guru
Meriah.
1. Observasi
mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Observasi
atau pengamatan merupakan salah satu teknik penelitian yang sangat penting.
30
Lexi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015),
h. 242.
29
Observasi ini peneliti mencari dan mengamati beberapa hal antara lain
pendidik di MIN 8 Bener Meriah yang terdiri dari : (1) program-program yang
telah dibuat kepala sekolah dalam meningkatkan mutu tenaga pendidik, (2)
Strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu tenaga pendidik (3) Teknik
2. Wawancara
dan garis besar pokok-pokok yang dirumuskan tidak perlu dipertanyakan secara
berurutan. Adapun isi kegiatan wawancara ini adalah tentang (1) program-
program apa saja yang telah dibuat oleh kepala sekolah dalam meningkatkan mutu
tenaga pendidik (2) bagaimana strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu
tenaga pendidik (3) bagaimana Teknik pelaksanaan program kepala sekolah dalam
31
Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2015), h. 186.
30
secara jelas dan secara konkret tentang bagaimana manajemen kinerja guru
menggunakan metode ini sebagai petunjuk wawancara yang hanya berisi petunjuk
secara garis besar tentang proses dan adapun isi dari wawancara untuk menjaga
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk gambar, tulisan, dokumen
siswa, aturan-aturan yang dibuat oleh kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja
32
Suharsimin Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan (Jakarta : Rineka Cipta,
2016), h. 200.
31
berupa arsip tugas kepala sekolah terkait kegiatan manajemen kinerja guru
menteri, data kepala sekolah dan guru, rencana pelaksanaan, standar operasional
tujuan mendapat hasil yang baik. Analisis data ini bersifat induktif karena peneliti
melakukan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh
menemukan hal yang penting dan bermakna serta membuat kesimpulan agar
Analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari
foto, vidio dan yang lainnya.33 Setelah dibaca, dipelajari dan ditelaah, langkah
33
Ibid., h. 247.
32
melakukan koding. Tahap akhir dari analisis data ini adalah mengadakan
pemeriksaan keabsahan data. Setelah tahap ini, baru mulai tahap penafsiran data
untuk menyanggah apa yang telah dituduhkan kepada konsep penelitian secara
kualitatif, yang mengatakan bahwa penelitian ini tidak bersifat ilmiah, tetapi
teknik pemeriksaan ini merupakan bagiaan dari tahapan yang tidak dapat
tentang: (1) gaya kepemimpinan kepala madrasah, (2) gaya kepemimpinan kepala
madrasah dalam meningkatkan mutu tenaga pendidik di MIN 8 Bener Meriah. Uji
Trasferabilitas dalam penelitian ini sampai sejauh mana hasil penelitian tersebut
34
Hadi Sutrisna, Pemeriksaan Keabsaan Data Penelitian Kualitatif, Journal Ilmu
Pendidikan, (Yogyakarta: Media Press Pubhlising), Edisi 3, Tahun 2018, h. 4.
33
pemahaman yang jelas tentang laporan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
kepada pihak lain untuk melakukan penilaian terhadap apa yang dilakukan oleh
Meriah.
DAFTAR PUSTAKA
Malayu Hasibuan, Teori Dan Praktek Kepemimpinan, Jakarta :Rineka Cipta Pres,
2016.
34
35
Regina Aditya Reza, Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan PT. Sinar Sentosa Perkasa Banjarnegara,
Jurnal Ekonomi Riset, Vol.3, No.3, 2017.
Suparta, Pengantar Teori dan Aplikasi Pengembangan Kurikulum PAI Ed. 1 Cet.
1 Jakarta: Rajawali Press, 2016.
Suyanto dan Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Esensi Erlangga,
2018.
Tim JSIT Indonesia, Sekolah Islam Terpadu Konsep dan Aplikasinya, Bandung:
Syaamil Cipta Media 2016.
Yaefuddin, Udin Saud & Novi Resmini, Pembelajaran Terpadu, Bandung : UPI
PRESS 2016.