Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS KEBIJAKAN SEKOLAH UNGGULAN

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Analisis Kebijakan Pendidikan
Program Magister Manajemen Pendidikan Islam
UIN Alauddin Makassar

OLEH:

IHDA
NIM 80300222054

DOSEN PENGAMPU:
Prof. Dr. Muhammad Ramli, M.Si

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR


PROGRAM PASCASARJANA
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
2024

i
KATA PENGANTAR

Al-Ḥamd lillāhi rabb al-‘ālamīn. Penulis dengan tulus bersyukur

kepada Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat-Nya yang memungkinkan

penyelesaian makalah ini tentang Analisis Kebijakan Sekolah Unggulan.

Semoga rahmat dan keselamatan senantiasa tercurah kepada Nabi

Muhammad saw., keluarga beliau, dan para sahabat.

Selain itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr.

Muhammad Ramli, M. Si. Dosen Pengampu mata kuliah Analisis Kebijakan

Pendidikan, dan teman-teman mahasiswa yang membantu serta mendukung

dalam penulisan makalah ini

Penulisan makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan umpan balik yang membangun dari pembaca guna

memperbaiki kesalahan yang ada. Akhir kata, semoga makalah ini

bermanfaat bagi para pembaca.

PANGKEP, 12 APRIL 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................2

C. Tujuan Penulisan...................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN.................................................................................4-10

A. Konsep Sekolah Unggulan...................................................................4

B. Komponen Standar Sekolah Unggulan.................................................8

C. Tujuan Mewujudkan Sekolah Unggulan..............................................9

D. Cara Mewujudkan Sekolah Unggulan..................................................10

BAB III. PENUTUP.........................................................................................11

A. Kesimpulan...........................................................................................11

B. Saran.....................................................................................................11

DAFRAR PUSTAKA.......................................................................................12

iii
ANALISIS KEBIJAKAN SEKOLAH UNGGULAN

Oleh: Ihda

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Topik pendidikan dapat diberikan status terkini tergantung pada

perkembangan saat ini. Pendidikan merupakan sarana yang paling efektif untuk

menghasilkan generasi masa depan yang sukses. Untuk meningkatkan kualitas

sumber daya manusia, lembaga pendidikan perlu terus melakukan perbaikan.Ada

banyak hal yang harus diurus dan banyak komponen yang harus diselesaikan.

Tuntutan globalisasi mendorong dunia pendidikan untuk terus berinovasi

dengan tetap menjamin fleksibilitas dalam pelaksanaannya. Mengingat era

Revolusi Industri 4.0, dunia pendidikan harus terus berbenah. Berbagai terobosan

perlu dilakukan, mulai dari tata kelola pemerintahan, sumber daya manusia,

praktik belajar mengajar hingga penyiapan sarana dan prasarana pendukung

seperti gedung, laboratorium, taman bermain, dan fasilitas kesehatan.

Kurikulum terus diperbarui. Tetap terinformasi tentang perkembangan

saat ini. Siswa yang selama ini diajarkan untuk menghafal fakta, namun kini

potensi dan kemampuannya dikembangkan semaksimal mungkin. Dengan cara

ini, Anda dapat mengembangkan bakat siswa Anda melalui pengalaman belajar

dengan pendekatan baru ini.

Namun, inovasi dan peningkatan mutu pendidikan bukannya tanpa

hambatan. Tidak semua pihak dapat menerima dan memahami hakikat dan tujuan

reformasi pendidikan. Implementasi kurikulum yang ditetapkan pemerintah tidak

akan berubah. Memenuhi tuntutan kurikulum berbasis topik memang sulit,

1
terutama untuk mata kuliah yang asyik dan menyenangkan. Karena kendala

ketersediaan mata pelajaran dan berbagai fasilitas pendukung, maka mata kuliah

transfer tidak dapat dilaksanakan.

Perpustakaan sekolah sangatlah penting, namun persediaan buku

tambahan masih terbatas. Oleh karena itu, keberadaan perpustakaan sekolah tidak

memotivasi siswa untuk memanfaatkannya untuk pengalaman belajarnya.

Distribusi guru tidak merata. Masih terdapat kekurangan guru di sekolah-sekolah

terpencil. Status ekonomi dan sosial guru juga tidak memadai. Pendapatan yang

sangat rendah menurunkan motivasi guru, khususnya di kalangan guru swasta.

Sementara itu, peran dan tanggung jawab guru yang strategis mengharuskan

mereka memiliki kualifikasi dan sertifikasi minimal yang sesuai dengan tingkat

kewenangan mengajarnya.

Perilaku profesional diharapkan dari guru yang berinteraksi,

berkomunikasi, dan mengajar siswanya setiap hari. Dengan kata lain, Anda harus

cukup kompeten untuk memenuhi peran Anda sebagai seorang pendidik.

Kompetensi mencakup kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan. Penemuan-

penemuan baru di bidang teknologi informasi dan ilmu saraf (teori tentang otak

dan kecerdasan majemuk) hendaknya dipertimbangkan untuk digunakan dalam

proses pembelajaran. Motivasi dan pembinaan bagi guru selalu dibutuhkan.

Tanpa peralatan dan insentif dari pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya,

sulit bagi guru untuk melakukannya sendiri.

Meskipun ada teori yang mengatakan bahwa keberhasilan seseorang

terutama ditentukan oleh faktor internal, namun pengembangan potensi seorang

guru tergantung pada kemauan dan kesungguhan usaha guru itu sendiri.

2
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah makalah ini berdasarkan latar belakang masalah dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana Konsep Sekolah Unggulan?

2. Apa Saja Komponen Standar Sekolah Unggulan ?

3. Apa Tujuan Mewujudkan Sekolah Unggulan?

4. Bagaimana Cara Mewujudkan Sekolah Unggulan?

C. Tujuan Penulisan

Dengan mempertimbangkan rumusan masalah di atas, berikut adalah

tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:

1. Untuk Memahami Konsep Sekolah Unggulan.

2. Untuk Memahami Komponen Standar Sekolah Unggulan

3. Untuk Memahami Tujuan Mewujudkan Sekolah Unggulan.

4. Untuk Memahami Cara Mewujudkan Sekolah Unggulan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Sekolah Unggulan

Pesatnya Kemajuan pesat teknologi dan informasi telah menjadi alat yang

sangat diperlukantelah menjadi alat yang sangat diperlukan bagi lembaga

untukpraktisi pendidikan untuk mengelolanya lembaga pendidikanefektif .dan

praktisi untuk mengelolanya secara efektif . Dan bukan yang terakhir paling

sedikit,yang berkualitas .pendidikan berkualitas tinggi. Kesadaran akan

pentingnya pentingnyapendidikan yang bermutu darimemunculkan banyak

inisiatif dan pertimbangan dari masyarakat pada setiap tahap perkembangan dan

kemajuan bidang pendidikan .

Pendidikan yang berkualitas telah melahirkan banyak inisiatif dan

pertimbangan masyarakat pada setiap tahap perkembangan dan kemajuan bidang

pendidikan . Salah satu langkah menuju peningkatan kualitas daya manusia

sumber daya manusia adalah pendidikan yang berkualitas .sumber daya adalah

pendidikan yang bermutu tinggi .

Peningkatan mutu SDM diimplementasikan dilaksanakandalam bentuk

pembelajaran antarsekolah unggulan di beberapa wilayah berbeda .di dalam

bentuk pengajaran antar sekolah unggulan di beberapa daerah berbeda . Dalam

pemberian nama suatu sekolah , ada beberapa faktorfaktor yang perlu diperhatikan

antara lain kebutuhan itu, elite, mahal , dan top.yang harus diperhatikan , termasuk

bias, elit, mahal, dan atasan. Akan tetapi hal ini diimbangi dengan tenaga pendidik

yang profesional, kurikulum yang tepat, program yang bagus dan proses yang

maksimal, sehingga urusan yang dihasilkan sangat baik ( unggul). Memang dilihat

dari fisiknya sangat mewah, biayanya mahal.

4
Model sekolah unggul saat ini menjadi tren di masyarakat. Kemakmuran

model sekolah yang unggulan tidak membuat lagi terdengar di telinga kita. Model

sekolah unggul tidak hanya tersedia di kota besar seperti jakarta, surabaya, tetapi

kini mulai luar ke daerah sekunder seperti di malang, jombang, jember dan

beberapa kota tingkat lainnya. Seperti yang diusulkan Yunan Hilmi F, model

kepemimpinan sekolah adalah terobosan baru untuk menghubungkan dua pihak,

kualitas belajar ilmu umum dan kualitas belajar ilmu agama.1

Pada dasarnya, sekolah yang unggulan adalah unggulan yang pokok dekat

nilai jalan penggemblengan, bukan dekat nilai input siswanya. Kualitas jalan

penggemblengan bertopang dekat nilai pembimbing yang berlaku di langgar

secara tertulis. Apabila nilai pembimbing di langgar tertulis tunduk, merakit akan

berkedudukan serupa pion pengganti siswanya, dan menitikberatkan menjelang

kedaulatan dan kreatif unggula yang menonjolkan dekat pelurusan jalan

pendidikan.

Di sebelah itu kedapatan juga yeng berpaham bahwa Sekolah unggulan

adalah langgar yang dikembangkan kepada meraih kekuasaan yang dihasilkan

(output) terbit pendidikannya. Dengan demikian , sekolah yang unggulan bisa

didefinisikan langgar yang dikembangkan dan dikelola sebaik-baiknya pakai

membidik semua komponennya kepada meraih dampak lepasan yang lebih tunduk

dan congor daripada, sekolah yang unggulan lainnya.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan telah menggariskan bahwa

sekolah unggulan adalah sebuah institusi pendidikan yang memiliki ciri utama

atau karakteristik sebagai berikut:2

1
Alfiatu Solikah, Strategi Peningkatan Mutu Pembelajaran Pada Sekolah Unggulan :
Studi Multi Situs Di MI Darul Muta'Alimin Frateran 1 Kota Kediri,(Jakarta: Deepublish, 2015), h.
71.s
2
Siswadi, Kepimpinan Pendidikan Modern, (Jogja:Selat Media, 2021), h. 48-49.

5
1. Data dipilih secara jelas dan ringkas berdasarkan kriteria yang

ditentukan dan diproses menggunakan alur kerja yang dapat

diperluas .jelas dan ringkas berdasarkan kriteria yang ditentukan dan

diproses menggunakan alur kerja yang dapat diperluas . Kriteria

kriteria yang diterima adalah sebagai berikut :

a) Hasil belajar yang lebih tinggi terhadap indikator : UPM Murni,

aggka rapot , dan hasil ujian akademik ;

b) Skor psikometri yang mencakup kreativitas dan

kecerdasan;sebagai berikut:

1) Hasil belajar yang lebih tinggi terhadap indikator : UPM

Murni, aggka rapot , dan hasil ujian akademik ;

2) Skor psikometri yang mencakup kreativitas dan

kecerdasan;

2. Pelatihan kebugaran pelatihanjika perlu.jika diperlukan.

3. Narasi dan kata pengantar yang mendorong siswa untuk belajar sesuai

dengan kebutuhan dan nilai - nilainya , baik dalamdan nilai -

intrakurikuler, baik dalam kegiatan intrakurikuler maupun

ekstrakurikuler .atau kegiatan ekstrakurikuler.

4. Lingkungan lingkungan belajar yaituyang penting untuk

mengembangkan potensi pertumbuhan menjadi lingkungan belajar

nyata yang mencakup lingkungan sosial baik fisik maupun

psikis .Penting untukmengembangkan potensi pertumbuhan menjadi

lingkungan belajar nyata yang mencakup lingkungan sosial fisik dan

psikologis .

6
5. Kependidikan guru dan tenaga yang menguasainya harus dihasilkan

dengan baik dari metoden poblasan materi pelajaran, komitmen dalam

melaksanakan tugas.

6. Kurikulum diajarkan melalui eksperimen dan improvisasi minimal

sesuai dengan tujuan pembelajaran siswa yang didik .

Sekolah unggulan ada beberapa tipe, antara lain:

1. Tipe 1 yang meliputi : input unggul (murid), proses belajar mengajar

biasa saja (normal), dan output (lulusan) tetap unggul karena faktor

bawaan;

2. Tipe 2 yang meliputi: Fasilitas dan sarana prasarananya yang unggul

karena serba mewah dan tentunya amat mahal, seperti adanya

berbagai lapangan olahraga, asrama ber-AC, ruang kelas yang

dilengkapi dengan multi audio, media pembelajaran dan pengajaran

yang canggih dan lain-lain. Dan fasilitas yang sangat mewah ini tentu

harus dibayar dengan biaya (SPP dan lainlain) yang mahal pula.

3. Tipe 3 yang meliputi: input rendah menjadi output yang tinggi,

penekanan pada iklim belajar yang positif dan efektif. Menurut tipe ini

sekolah unggul adalah sekolah yang iklim belajar yang positif di mana

seluruh muridnya bisa dan mampu memenuhi persyaratan ini;

a) menguasai keterampilan keterampilan dasar (membaca menulis

berhitung dan literasi),

b) meraih prestasi akademik dengan maksimal (pencapaian pada

tingkat maksimal untuk setiap individu),

c) menunjukkan keberhasilan melalui evaluasi yang sistematis

gabungan dari;

1) evaluasi yang dilakukan oleh guru,

7
2) penilaian acuan patokan untuk mengukur apakah tujuan

instruksional telah tercapai, dan

3) evaluasi belajar tahap akhir nasional untuk mengetahui prestasi

belajar murid dibandingkan terhadap prestasi belajar murid

pada tingkat nasional.

Menurut tipe ini, sekolah unggul adalah sekolah yang iklim belajar yang

positif di mana seluruh muridnya merupakan sekolah yang proses belajar

mengajarnya efektif. Dianggap efektif jika terpenuhi beberapa faktor, yaitu:

1. komitmen guru yang tinggi,

2. kepemimpinan kepala sekolah yang kuat,

3. kepercayaan siswa dan guru yang tinggi terhadap kemampuan mencapai

hasil pembelajaran,

4. pengawasan yang teratur terhadap siswa.

5. kesempatan belajar yang memadai bagi siswa dan

6. keterlibatan orang tua di masyarakat dan pemangku kepentingan

lainnya

B. Komponen Standar Sekolah Unggulan

Standar keunggulan mutu bagi sekolah internasional tentu harus'melampui'

standar mutu sekolah-sekolah secara teratur, anak sekadar "memenuhi". Standar

standar yang paling penting untuk memberikan panduan, pengukuran, dan

dukungan untuk program pertukaran untuk menyediakan internasional bimbingan,

pengukuran, dan dukungan untuk program pertukaran pelajar internasional.3

Sekolah unggul adalah sekolah yang dikembangkan untuk mencapai

keunggulan dalam produksi pendidikan. Untuk mencapai keunggulan tersebut

3
Hanief Saha Ghafur, Arsitektur Mutu Pendidika , (Makasar: Bumi Akasara, 2017), h.
215.

8
maka input, proses pendidikan, manajemen, pelayanan pendidikan dan fasilitas

pendukung harus diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut.

Sekolah yang baik didasarkan pada banyak sudut pandang derajat, antara

lain: pertama, sudut pandang obyektif, yaitu sekolah beroperasi. secara efektif jika

mereka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses perspektif kedua. Artinya

tidak diukur dari derajat pencapaian tujuan, melainkan dari kekompakan internal,

efisiensi penggunaan sumber daya yang ada, dan keberhasilan mekanisme kerja.

Oleh karena itu, baik atau tidaknya suatu sekolah diukur bukan dari seberapa baik

sekolah tersebut mencapai tujuannya, melainkan dari proses dan karakteristiknya.

C. Tujuan Mewujudkan Sekolah Unggulan

Karakteristik sekolah pascasarjana menonjolkan kemampuan dan potensi

yang dapat dimanfaatkan oleh lembaga pendidikan sebagai batu loncatan untuk

mewujudkan sekolah yang benar-benar unggul. Kebijakan masing-masing sekolah

menekankan pada kompleksitas pekerjaan yang dilakukan oleh lembaga

pendidikan, menekankan pada kompleksitas pekerjaan yang dilakukan oleh

lembaga pendidikan.4

Manajemen yang kuat, lingkungan sekolah mencerminkan budaya

akademik yang tinggi, jaringan yang luas dan partisipasi seluruh masyarakat

pekerja. Sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan adalah sekolah tinggi.

Pendekatan dasar untuk merancang sekolah unggul adalah berkolaborasi untuk

menentukan visi, misi, dan tujuan. Sekolah unggulan adalah kolaborasi untuk

mendefinisikan visi, misi dan tujuan.

4
Musfiqon, Mendesain Sekolah Unggul (Sidoarjo; Nizamia Learning Center, 2015), h.
41-42.

9
D. Cara Mewujudkan Sekolah Unggulan

Mewujudkan, mendirikan, dan menciptakan sekolah unggulan setidaknya

ada 4 langkah sederhana, praktis, dan deskriptif, yaitu dengan metode atau

langkah Four Mim (4M), yaitu:5

1. Pertama, memperbaiki manajemen.

Perbaikan manajemen dapat berbentuk pengadministrasian yang lengkap,

teliti, dan rapi serta penciptaan lingkungan yang nyaman

2. Kedua, manajemen sumber daya manusia.

Dalam manajemen sumber daya manusia ini inovasi dijadikan sebagai

jantung organisasi dan team work.

3. Ketiga, manajemen kurikulum.

Kurikulum perlu di desain sesuai kebutuhan dan tantangan global.

4. Keempat, manajemen kesiswaan. Manajemen kesiswaan adalah

pengelolaan kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik mulai dari

awal masuk (bahkan sebelum masuk) hingga akhir (tamat) dari lembaga

pendidikan.

5
Rahmat, Inovasi Pembelajaran PAI Reorientasi Teori Aplikatif Implementatif, ( Jawa
Timur: cv literasi nusantara abadi, 2022), h. 34.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sekolah unggul adalah sekolah yang iklim belajar yang positif di mana

seluruh muridnya merupakan sekolah yang proses belajar mengajarnya efektif.

Sekolah yang baik didasarkan pada banyak sudut pandang derajat, antara lain:

pertama, sudut pandang obyektif, Proses perspektif kedua.

Sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan adalah sekolah tinggi.

Pendekatan dasar untuk merancang sekolah unggul adalah berkolaborasi untuk

menentukan visi, misi, dan tujuan. Sekolah unggulan adalah kolaborasi untuk

mendefinisikan visi, misi dan tujuan.

Mewujudkan, mendirikan, dan menciptakan sekolah unggulan setidaknya

ada 4 langkah sederhana, praktis, dan deskriptif, yaitu dengan metode atau

langkah Four Mim (4M), yaitu: Pertama, memperbaiki manajemen. Kedua,

manajemen sumber daya manusia. Ketiga, manajemen kurikulum. Keempat,

manajemen kesiswaan.

B. Saran

Untuk memperkaya wawasan pembaca, sebaiknya dapat menelaah

lebih banyak literatur untuk memperdalam pemahaman mengenai analisis

kebijakan sekolah unggulan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ghafur, Hanief Saha. Arsitektur Mutu Pendidikan. Makasar: Bumi Akasara,


2017.

Musfiqon. Mendesain Sekolah Unggul . Sidoarjo; Nizamia Learning Center,


2015.

Rahmat, Inovasi Pembelajaran PAI Reorientasi Teori Aplikatif


Implementatif.mee, Jawa Timur: CV literasi nusantara abadi. 2022.

Siswadi. Kepimpinan Pendidikan Modern. Jogja:Selat Media. 2021.

Solikah, Alfiatu Strategi Peningkatan Mutu Pembelajaran Pada Sekolah


Unggulan : Studi Multi Situs Di MI Darul Muta'Alimin Frateran 1 Kota
Kediri. Jakarta: Deepublish. 2015.

12

Anda mungkin juga menyukai