Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas makalah pada mata kuliah Manajemen Mutu
Pendidikan
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 10
SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Kami mohon maaf apabila dalam pembuatan Makalah ini masih banyak memiliki
kekurangan baik dari segi penulisan, isi dan lain sebagainya. Maka kami sangat berharap
kritikkan dan saran guna perbaikan untuk pembuatan makalah dihari yang akandatang.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen yang telah membimbing kami
agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan sebagai pengantar kata semoga Makalah ini
dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca dan semoga ilmu yang kita
peroleh bermanfaat dan diberkahi oleh Allah SWT. Amiin..
Terima kasih,
Wassalaamu’alaikum wr,wb.
Kelompok 10
i
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................... i
Daftar Isi..................................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan..................................................................................................... 1
Bab II Pembahasan..................................................................................................... 3
A. Kesimpulan.................................................................................................... 10
B. Saran............................................................................................................... 10
Daftar Pustaka............................................................................................................ 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbagai negara di dunia tidak pernah surut melakukan upaya peningkatan
mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan bahwa sistem
penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan dibangun dari unit satuan pendidikan di
mana kelompok pendidik dan tenaga kependidikan profesional menunjukkan
komitmen dan praktek-praktek yang terbaik (akuntabilitas profesional).
Paradigma penjaminan mutu telah bergeser dari praktik quality control ke
quality assurance and development. Hasil-hasil kajian menunjukkan bahwa
peningkatan mutu tidak selalu berkaitan dengan peningkatan anggaran pendidikan dan
ketersediaan guru dalam jumlah dan kualifikasi. Peningkatan mutu terjadi dalam
perwujudan budaya mutu yang menunjukkan perubahan cara berpikir dan budaya
kerja yang mengutamakan mutu.
Perhatian pemerintah (Indonesia) terhadap peningkatan mutu pendidikan
nasional direfleksikan dalam berbagai kebijakan pembangunan pendidikan yang
secara sistematik telah lama dilakukan sejak rencana pembangunan lima tahun
pertama. Berbagai program inovasi pendidikan baik yang dilaksanakan dalam bentuk
kegiatan proyek maupun rutin pada kenyataannya belum menunjukkan hasil
pencapaian mutu pendidikan yang mampu membangun daya saing bangsa.
Indikator-indikator kajian internasional maupun regional dalam banyak aspek
selalu menunjukkan bahwa daya saing Indonesia menduduki peringkat yang belum
memberikan kebanggaan sebagai bangsa. Dengan mempertimbangkan peranan
strategis pendidikan dalam investasi sumber daya manusia, diyakini bahwa
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu akan mampu secara bertahap membangun
martabat dan daya saing bangsa Indonesia. Satu sistem penjaminan dan peningkatan
mutu diperlukan untuk menghindari pelaksanaan program-program pendidikan yang
parsial, tidak berkelanjutan, serta belum kuatnya tata kerja akuntabilitas
penyelenggaraan pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan konsep dasar akuntabilitas pendidikan ?
1
2. Apakah tujuan dan manfaat dari akuntabilitas pendidikan ?
3. Coba sebutkan apa-apa saja macam-macam akuntabilitas ?
4. Bagaimanakah siklus akuntabilitas pendidikan ?
5. Bagaimanakah pelaksanaan akuntabilitas sekolah?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui definisi dari konsep dasar akuntabilitas pendidikan.
2. Untuk mengetahui apa tujuan dan manfaat dari akuntabilitas pendidikan.
3. Untuk mengetahui apa saja macam-macam dari akutanbilitas.
4. Untuk mengetahui siklus dari akuntabilitas pendidikan.
5. Untuk mengetahui pelaksanaan dari akuntabilitas sekolah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Muktat Latif dan Suryawahyuni Latief, 2018. Teori Manajemen Pendidikan. Jakarta : KENCANA.
Hal. 99
2
Agus wibowo. 2013. Akuntabilitas Pendidikan. Yogyakarta: pustaka pelajar.
3
Dari bebrapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan akuntabilitas pendidikan merupakan pertanggungjawaban dari suatu lembaga
pendidikan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka pencapaian
tujuan dari suatu lembaga pendidikan itu sendiri.
3
Indra bastian. 2010. Akuntansi sector: suatu pengantar. Jakarta: erlangga.
4
4. Alat dan model yang sudah jelas,dana yang dipakai, dan lama bekerja yang semua
telah tertuang dalam bentuk alternative penyelesaian yang sudah pasti
5. Lingkungan sekolah tempat program dilaksanakan, dan
6. Insentif terhadap pelaksana sudah ditentukan secara pasti
5
Akuntabilitas ini memfokuskan diri pada transaksi-transaksi regular atau
transaksi-transaksifisikal untuk mendapat informasi mengenai kepatuhan
terhadap peraturan yang berlaku, terutama yang terkait dengan peraturan
fisikal dan peraturan pelaksanaan akuntabilitas public
b. Managerial accounyability
Akuntabilitas ini lebih menitikberatkan pada efesienssi penggunaan dana,
SDM dan sumber daya lainnya.
c. Program accountability
Akuntabilitas yang memfokuskan pada pencapaian hasil operasi
pemerintah, dalam arti semua pegawai pemerintah harus dapat menjawab
pertanyaan sekitar tujuan yang dicapai dan bukan hanya sekedar taat pada
aturang yang berlaku.
d. Proses accountability
Akuntabilitas yang memfokuskan pada informasi mengenai tingkat
kesejahteraan sosial atas pelaksanaan kebijakan dan aktivitas-aktivitas
organisasi.
2. Samuel paul, membagi akuntabilitas eksternal menjadi beberapa bagian antara
lain:
a. Democratic accountability
Akuntabilitas yang merupakan gabungan antara politic dan administrative
accountability.
b. Profesional accountability
Akuntabilitas dimana para pakar, profesional dan teknokrat melaksanakan
tugas dan kewajibannya, dilindasi dengan norma-norma dan standard
profesinya.
c. Legal accountability
Akuntabilitas dimana pelaksanaan ketentuan hukum disesuaikan dengan
public goods dan public service yang menjadi dambaan seluruh masyarakat.
3. Lembaga administrasi Negara (LAN, 2003:28) membagi akuntabilitas menjadi:
a. Akuntabilitas keuangan, yaitu akuntabilitas terkait pertanggungjawaban terkait
pertanggungjawaban mengenai integritas keuangan, pengungkapan dan
ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
6
b. Akuntabilitas manfaat, yaitu akuntabilitas yang memberikan perhatian pada
kegiatan-kegiatan pemerintah
c. Akuntabilitas procedural, yaitu pertanggungjawaban mengenai apakah sebuah
kebijakan telah mempertimbangkan masalah moralitas, etika, kepastian
hukum, dan ketaatan pada keputusan politis, guna mendukung pencapaian
tujuan akhir yang telah ditetapkan.
Menurut hopwod dan Tomkins (mahmudi, 2007) setiap lembaga harus memenuhi
dimensi akuntabilitas yang meliputi:
7
kinerja. Untuk pengukuran kerja, maka sekolah perlu mengembangkan sistem
pengumpulan data kinerja.
3. Pada akhir suatu periode capaian kinerja tersebut dilaporkan kepada pihak yang
berkepentingan atau yang meminta, dalam bentuk laporan akuntabilitas kinerja
sekolah (LAKS).
4. Tahap terakhir informasi yang termuat dalam LAKS tersebut dimanfaatkan bagi
perbaikan kinerja sekolah secara berkesinambungan. (agus wibowo, 20013:75)
Raplh S polimeni dan james A. Chasin. 1985. Akuntabilatas biaya I. Jakarta: erlangga
4
8
4. Ahli psikometri
Para ahli juga harus melaksanakan akuntabilitas, karena mereka diajak
untuk menemukan konsep-konsep baru, dan tempat konsultasi dalam pembuatan
tes pendidikan.
5. Pemangku kepentingan pendidikan
Urutan akuntabilitas pada personalia di sekolah sebagai berikut:
a. Ketua perencanaan bisa kepala sekolah atau dekan yaitu yang
bertanggungjawab atas keberhasilan pencernaan tersebut
b. Manajer/administrator/ketua lembaga, merekalah yang mengenai para
personalia pendidikan agar profesional berkembang dan meningkatkan
dedikasi dalam mendidik
c. Para anggota perencana karena merekalah yang bekerja mewujudkan konsep
perencanaan dan mengendalikan implementasi di lapangan.
d. Konsulan pemerintah pusat, yang memberi petunjuk kepada para perencana di
daerah.
e. Para pemberi data. Mereka terdiri dari para warga lembaga (siswa, warga
masyarakat, dan orang tua siswa) untuk memberitahu kondisi yang sebenarnya
dalam membantu para pengambilan keputusan.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagaimana yang diungkapkan Daoed Joesoef tentang pentingnya
pendidikan: “Pendidikan merupakan segala bidang penghidupan, dalam
memilih dan membina hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat
manusia” Dan tentulah dari pernyataan tersebut kita bisa mengambil
kesimpulan bahwa Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak
bisa lepas dari kehidupan.Akuntabilitas adalah suatu keadaan performan para
petugas yang mampu bekerja dan dapat memberikan hasil kerja sesuai dengan
kriteria yang telah di tentukan bersama sehingga memberikan rasa puas pihak
lain yang berkepentingan. Sedangkan akuntabilitas pendidikan adalah
kemampuan sekolah mempertanggungjawabkan kepada publik segala sesuatu
mengenai kinerja yang telah dilaksanakan.Tujuan akuntabilitas pendidikan
adalah agar terciptanya kepercayaan publik terhadap sekolah. Kepercayaan
publik yang tinggi akan sekolah dapat mendorong partisipasi yang lebih tinggi
pula terdapat pengelolaan manajemen sekolah.Manfaat mampu membatasi
ruang gerak terjadinya perubahan dan pengulangan, dan revisi perencanaan.
Sebagai alat kontrol, akuntabilitas memberikan kepastian pada aspek penting
perencanaan Made Pidarta (1988) menyebutkan bahwa pelaksanaan
akuntabilitas ditekankan pada guru, administrator, orang tua siswa, masyarakat
serta orang-orang luar lainnya.Penerapan prinsip akuntabilitas dalam
penyelenggaraan manajemen sekolah mendapat relevansi ketika pemerintah
menerapkan otonomi pendidikan yang ditandai dengan pemberian
kewenangan kepada sekolah untuk melaksanakan manajemen sesuai dengan
kekhasan dan kebolehan sekolah.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini tentunya tidak terlepas dari kesalahan
baik dalam sistematika penulisan mau pun isi dari makalah dan kami sebagai
pemakalah mengharapkan kepada kawan-kawan dan bapak dosen agar
memberikan keritik dan saran yang sifatnya membangun agar kedepannya
kami bisa lebih baik lagi.
10
DAFTAR PUSTAKA
Muktat Latif dan Suryawahyuni Latief, 2018. Teori Manajemen Pendidikan. Jakarta :
KENCANA.
11
12