Anda di halaman 1dari 16

MENGUKUR AKUNTABILITAS MANAJEMEN MUTU SATUAN PENDIDIKAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas makalah pada mata kuliah Manajemen Mutu
Pendidikan

Dosen Pengampu : Dr. Amiruddin Siahaan, M. Pd

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 10

M. Husni Mubaroq : 0307182056

Muni Sarah : 0307183122

Yuni Sari : 0307181036

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUMATERA UTARA

MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Bismillahirrahmanirrahim, Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan hidayahnya sehingga kami diberikan kemudahan untuk dapat mengerjakan
tugas Makalah Manajemen Mutu Pendidikanyang berjudul Mengukur Akuntabilitas
Manajemen Mutu Satuan Pendidikan Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada
Baginda nabi Muhammad SAW.

Kami mohon maaf apabila dalam pembuatan Makalah ini masih banyak memiliki
kekurangan baik dari segi penulisan, isi dan lain sebagainya. Maka kami sangat berharap
kritikkan dan saran guna perbaikan untuk pembuatan makalah dihari yang akandatang.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen yang telah membimbing kami
agar dapat menyelesaikan makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan sebagai pengantar kata semoga Makalah ini
dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca dan semoga ilmu yang kita
peroleh bermanfaat dan diberkahi oleh Allah SWT. Amiin..

Terima kasih,

Wassalaamu’alaikum wr,wb.

Medan, 14 Januari 2021

Kelompok 10

i
ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................... i

Daftar Isi..................................................................................................................... ii

Bab I Pendahuluan..................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian........................................................................................... 2

Bab II Pembahasan..................................................................................................... 3

A. Pengertian Akuntabilitas Pendidikan............................................................. 3


B. Tujuan dan Manfaat Akuntabilitas Pendidikan.............................................. 4
C. Macam-macam Akuntabilitas Pendidikan..................................................... 5
D. Siklus Akuntabilitas Pendidikan.................................................................... 7
E. Pelaksanaan Akuntabilitas Pendidikan.......................................................... 8

Bab III Penutup.......................................................................................................... 10

A. Kesimpulan.................................................................................................... 10
B. Saran............................................................................................................... 10

Daftar Pustaka............................................................................................................ 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbagai negara di dunia tidak pernah surut melakukan upaya peningkatan
mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan bahwa sistem
penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan dibangun dari unit satuan pendidikan di
mana kelompok pendidik dan tenaga kependidikan profesional menunjukkan
komitmen dan praktek-praktek yang terbaik (akuntabilitas profesional).
Paradigma penjaminan mutu telah bergeser dari praktik quality control ke
quality assurance and development. Hasil-hasil kajian menunjukkan bahwa
peningkatan mutu tidak selalu berkaitan dengan peningkatan anggaran pendidikan dan
ketersediaan guru dalam jumlah dan kualifikasi. Peningkatan mutu terjadi dalam
perwujudan budaya mutu yang menunjukkan perubahan cara berpikir dan budaya
kerja yang mengutamakan mutu.
Perhatian pemerintah (Indonesia) terhadap peningkatan mutu pendidikan
nasional direfleksikan dalam berbagai kebijakan pembangunan pendidikan yang
secara sistematik telah lama dilakukan sejak rencana pembangunan lima tahun
pertama. Berbagai program inovasi pendidikan baik yang dilaksanakan dalam bentuk
kegiatan proyek maupun rutin pada kenyataannya belum menunjukkan hasil
pencapaian mutu pendidikan yang mampu membangun daya saing bangsa.
Indikator-indikator kajian internasional maupun regional dalam banyak aspek
selalu menunjukkan bahwa daya saing Indonesia menduduki peringkat yang belum
memberikan kebanggaan sebagai bangsa. Dengan mempertimbangkan peranan
strategis pendidikan dalam investasi sumber daya manusia, diyakini bahwa
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu akan mampu secara bertahap membangun
martabat dan daya saing bangsa Indonesia. Satu sistem penjaminan dan peningkatan
mutu diperlukan untuk menghindari pelaksanaan program-program pendidikan yang
parsial, tidak berkelanjutan, serta belum kuatnya tata kerja akuntabilitas
penyelenggaraan pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan konsep dasar akuntabilitas pendidikan ?

1
2. Apakah tujuan dan manfaat dari akuntabilitas pendidikan ?
3. Coba sebutkan apa-apa saja macam-macam akuntabilitas ?
4. Bagaimanakah siklus akuntabilitas pendidikan ?
5. Bagaimanakah pelaksanaan akuntabilitas sekolah?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui definisi dari konsep dasar akuntabilitas pendidikan.
2. Untuk mengetahui apa tujuan dan manfaat dari akuntabilitas pendidikan.
3. Untuk mengetahui apa saja macam-macam dari akutanbilitas.
4. Untuk mengetahui siklus dari akuntabilitas pendidikan.
5. Untuk mengetahui pelaksanaan dari akuntabilitas sekolah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Akuntabilitas Pendidikan


Accountability yang merupakan suatu segi tanggung jawab merupakan
kewajiban untuk melaporkan pelaksanaan pekerjaan kepada pihak atasan. (Ralph S
Polimeni dan James A. Chasin, 1985:1).
Menurut Indra Bastian (2010:385) istilah akuntabilitas dapat dimaknai sebagai
kewajiban untuk menyampaikan petanggungjawaban atau untuk menjawab,
menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif atau
organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta
keterangan atau pertanggungjawaban. Menurut Sirajudin atau Aslam (2007) yang
dikutip dari agus wibowo (2013:45) menjelaskan bahwa akuntabilitas merupakan sisi
sikap dan watak kehidupan manusia, yang meliputi akuntabilitas internal dan
eksternal seseorang.
Akuntanbilitas pendidikan merupakan proses penilaian terhadap produktivitas
sekolah berdasarkan keluaran sekolah1. Adapun dalam bidang pendidikan,
akuntabilitas pendidikan menurut Gorton (Agus Wibowo, 2013:48) merupakan
pertanggungjawaban (sekolah atau institusi pendidikan negeri) dalam pencapaian
tujuan pendidikan itu sendiri.
Menurut Moch Alip (2003) dalam buku agus wibowo (2013:48) akuntabilitas
pendidikan juga dapat diartikan sebagai pertanggungjawaban atas keberhasilan proses
belajar mengajar dan perkembangan peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan. Pertanggungjawaban ini termasuk adanya kesediaan untuk
disalahkan apabila terjadi kegagalan dalam proses pendidikan tersebut2. Singkatnya,
akuntabilitas pendidikan merupakan kesediaan memberikan keterangan kepada pihak-
pihak yang memiliki hak dan kewenangan untuk menanyakannya. Pihak-pihak yang
berwenang tersebut misalnya kepala dinas, walikota, BPKP, BPK, dan stakeholder.

1
Muktat Latif dan Suryawahyuni Latief, 2018. Teori Manajemen Pendidikan. Jakarta : KENCANA.
Hal. 99
2
Agus wibowo. 2013. Akuntabilitas Pendidikan. Yogyakarta: pustaka pelajar.

3
Dari bebrapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan akuntabilitas pendidikan merupakan pertanggungjawaban dari suatu lembaga
pendidikan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka pencapaian
tujuan dari suatu lembaga pendidikan itu sendiri.

B. Tujuan dan Manfaat Akuntabilitas Pendidikan.


Akuntabilitas pendidikan tidak hanya berfokus pada masalah fisik dan
keuangan, tetapi juga kesesuaian antara tujuan lembaga pendidikan dengan falsafah
moral, etika, kebudayaan, dan sebagainya. Tujuan dari akuntabilitas pendidikan di
sekolah menurut slamet (2005) dalam agus wibowo (2013:68) adalah untuk
mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja sekolah sebagai salah satu syarat untuk
terciptanya sekolah yang baik dan terpercaya. Penyelenggaraan sekolah harus
memahami bahwa mereka harus mempertanggungjawabkan hasil kerjanya kepada
masyarakat. Selain itu tujuan akuntabilitas pendidikan adalah menilai kinerja sekolah
dan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pendidikan yang diselenggarakan oleh
sekolah, untuk mengikut sertakan masyarakat dalam pengawasan pelayanan
pendidikan dan untuk mempertanggungjawabkan komitmen pelayanan pendidikan
kepada masyarakat. Tujuan akuntabilitas pendidikan yang lebih penting adalah untuk
menilai kinerja sekolah dan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pendidikan
yang telah diselenggarakan oleh sekolah, untuk mengikut sertakan dalam pengawasan
pelayanan pendidikan, dan untuk mempertanggungjawabkan komitmen sekolah dalam
memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat. Sekolah dikatakan memiliki
akuntabilitas tinggi apabila proses dan hasil kinerjanya dianggap benar dan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Manfaat dari akuntabilitas pendidikan adalah mampu membatasi ruang gerak
terjadinya perubahan dan pengulangan, dan revisi perencanaan. Sebagai alat kontrol
akuntabilitas memberikan kepastian kepada aspek-aspek penting perencanaan, antara
lain:
1. Tujuan dan kinerja yang ingin dicapai3
2. Program atau tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan
3. Cara atau performa pelaksanaan dalam mengerjakan tugas

3
Indra bastian. 2010. Akuntansi sector: suatu pengantar. Jakarta: erlangga.
4
4. Alat dan model yang sudah jelas,dana yang dipakai, dan lama bekerja yang semua
telah tertuang dalam bentuk alternative penyelesaian yang sudah pasti
5. Lingkungan sekolah tempat program dilaksanakan, dan
6. Insentif terhadap pelaksana sudah ditentukan secara pasti

C. Macam-Macam Akuntabilitas Pendidikan


Secara kodrati akuntabilitas merupakan sisi-sisi sikap dan watak manusia, yang
meliputi akuntabilitas eksternal dan internal. Akuntabilitas internal merupakan wujud
pertanggung jawaban manusia terhadap tuhan penciptanya. Manusia diberikan
berbagai akal, potensi dan kelebihan. Menurut lediva V. Carino, akuntabilitas internal
juga dinamakan akuntabilitas spiritual. Seseorang dikatakan akuntabel apabila seluruh
prilakunya bertata dengan baik dan sesuai dengan rambu-rambu yang diberikan tuhan.
Rambu-rambu tersebut tertuang dalam berbagai bentuk agama yang ada. Sedangakan
akuntabilitas eksternal merupakan wujud akuntabilitas individu kepada
lingkungannya, baik lingkungan formal maupun lingkungan masyarakat. Para ahli
akuntabilitas membagi akuntabilitas eksternal ini dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Internal accountability to public servants own organization
Dalam akuntabilitas ini, setiap tingkatan pada hirarki organisasi
pegawai/petugas pelayanan public diwajibkan untuk akuntabel tidak saja kepada
atasan tetapi juga pada pihak-pihak yang mengontrol pekerjaannya. Untuk itu,
maka seluruh pegawai/ petugas hendaknya memiliki komitmen, serta memenuhi
kriteria pengetahuan dan keahlian agar dapat melaksanaan tugasnya sesuai dengan
posisinya.
2. External accountability to the individual and organization outside public servants
own organization
Akuntabilitas ini mengandung pengertian akan kemampuan untuk menjawab
setiap pertanyaan yang berhubungan dengan capaian kenerja pelaksanaan tugas
dan wewenang.

Beberapa ahli yang membagi akuntabilitas eksternal diantaranya adalah:

1. Mario D. yango, menurutnya akuntabilitas eksternal dibagian, yaitu:


a. Tradisional atau regularity accountability

5
Akuntabilitas ini memfokuskan diri pada transaksi-transaksi regular atau
transaksi-transaksifisikal untuk mendapat informasi mengenai kepatuhan
terhadap peraturan yang berlaku, terutama yang terkait dengan peraturan
fisikal dan peraturan pelaksanaan akuntabilitas public
b. Managerial accounyability
Akuntabilitas ini lebih menitikberatkan pada efesienssi penggunaan dana,
SDM dan sumber daya lainnya.
c. Program accountability
Akuntabilitas yang memfokuskan pada pencapaian hasil operasi
pemerintah, dalam arti semua pegawai pemerintah harus dapat menjawab
pertanyaan sekitar tujuan yang dicapai dan bukan hanya sekedar taat pada
aturang yang berlaku.
d. Proses accountability
Akuntabilitas yang memfokuskan pada informasi mengenai tingkat
kesejahteraan sosial atas pelaksanaan kebijakan dan aktivitas-aktivitas
organisasi.
2. Samuel paul, membagi akuntabilitas eksternal menjadi beberapa bagian antara
lain:
a. Democratic accountability
Akuntabilitas yang merupakan gabungan antara politic dan administrative
accountability.
b. Profesional accountability
Akuntabilitas dimana para pakar, profesional dan teknokrat melaksanakan
tugas dan kewajibannya, dilindasi dengan norma-norma dan standard
profesinya.
c. Legal accountability
Akuntabilitas dimana pelaksanaan ketentuan hukum disesuaikan dengan
public goods dan public service yang menjadi dambaan seluruh masyarakat.
3. Lembaga administrasi Negara (LAN, 2003:28) membagi akuntabilitas menjadi:
a. Akuntabilitas keuangan, yaitu akuntabilitas terkait pertanggungjawaban terkait
pertanggungjawaban mengenai integritas keuangan, pengungkapan dan
ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

6
b. Akuntabilitas manfaat, yaitu akuntabilitas yang memberikan perhatian pada
kegiatan-kegiatan pemerintah
c. Akuntabilitas procedural, yaitu pertanggungjawaban mengenai apakah sebuah
kebijakan telah mempertimbangkan masalah moralitas, etika, kepastian
hukum, dan ketaatan pada keputusan politis, guna mendukung pencapaian
tujuan akhir yang telah ditetapkan.

Menurut hopwod dan Tomkins (mahmudi, 2007) setiap lembaga harus memenuhi
dimensi akuntabilitas yang meliputi:

a. Akuntabilitas hukum dan kejujuran, merupakan lembaga public harus berlaku


jujur dalam bekerja dan menaati ketentuan hukum yang berlaku.
b. Akuntabilitas manajerial, yaitu pertranggungjawaban lembaga publik untuk
melakukan pengelolaan organisasi secara efektif dan efisien
c. Akuntabilitas program, yaitu sebuah pertimbangan tercapai tidaknya tujuan
organisasi, serta apakah organisasi telah mempertimbangkan program
alternatif yang memberikan hasil yang optimal dengan biaya minimal
d. Akuntabilitas kebijakan, yaitu pertanggungjawaban lembaga publik kebijakan-
kebijakan yang telah diambil dengan mempertimbangan dampak kebijakan itu
di masa depan, termasuk sasaran dan manfaatnya.

Akuntabilitas finansial, yaitu pertanggungjawaban lembaga publik untuk


menggunakan dana (public money) secara ekonomis, efektif dan efisien.

D. Siklus Akuntabilitas Pendidikan


1. Membuat perencanaan stratejik, yang kemudian dijabarkan dalam perencanaan
kinerja tahunan yang dibuat setiap tahun. Rencana kinerja mengungkapkan
seluruh target kinerja yang ingin dicapai (output/outcome) dari seluruh sasaran
stratejik dalam tahun yang bersangkutan, serta strategiuntuk mencapainya.
Rencana kerja merupakan tolak ukur yang akan digunakan dalam penilaian kerja
sekolah untuk suatu periode tertentu.
2. Setelah rencana kinerja ditetapkan lalu melakukan pengukuran kinerja. Dalam
melaksanakan kegiatan, dilakukan pengumpulan dan pencatatan dan kinerja. Data
kinerja merupakan pencapaian kinerja yang dinyatakan dalam satuan indikator

7
kinerja. Untuk pengukuran kerja, maka sekolah perlu mengembangkan sistem
pengumpulan data kinerja.
3. Pada akhir suatu periode capaian kinerja tersebut dilaporkan kepada pihak yang
berkepentingan atau yang meminta, dalam bentuk laporan akuntabilitas kinerja
sekolah (LAKS).
4. Tahap terakhir informasi yang termuat dalam LAKS tersebut dimanfaatkan bagi
perbaikan kinerja sekolah secara berkesinambungan. (agus wibowo, 20013:75)

E. Pelaksanaan Akuntabilitas Sekolah


Pihak-pihak yang harus melaksanakan akuntabilitas pendidikan antara lain:
1. Guru
Bentuk akuntabilitas guru dalam pendidikan terhadap orang tua siswa
adalah nilai yang diberikannya. Ketika seorang guru telah melaporkan hasil
penilaiannya dalam laporan bentuk hasil belajar siswa, maka yang bersangkutan
telah melaksanakan akuntabilitas pendidikan terkait dengan bidang tugasnya.
Bentuk akuntabilitas guru yang lain, ialah setiap hendak mengajar harus membuat
silabus pembelajaran dan rencana program pembelajaran, mempersiapkan bahan
ajar, dan sebagainya. Guru juga perlu memiliki akuntabilitas kompetensi
kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional.
2. Administrator
Administrator meliputi para kepala kantor pendidikan, ketua jurusan, para
dekan, para rector, dan para kepala sekolah. Mereka harus melaksanakan
akuntabilitas pendidikan, karena pengaturan lembaga pendidikan secara
keseluruhan ada di tangan mereka.
3. Orang tua siswa
Wujud akuntabilitas orang tua dan masyarakat adalah dengan menjalani
kerja sama dalam rangka membina peserta didik agar pendidikan di sekolah, di
masyarakat, dan di rumah4 saling berkaitan, serta terjadi sinkronisasi. Model
demikian dikenal sebagai “Tri pusat pendidikan” sebagaimana yang di ajarkan
oleh Ki Hajar Dewantoro

Raplh S polimeni dan james A. Chasin. 1985. Akuntabilatas biaya I. Jakarta: erlangga
4

8
4. Ahli psikometri
Para ahli juga harus melaksanakan akuntabilitas, karena mereka diajak
untuk menemukan konsep-konsep baru, dan tempat konsultasi dalam pembuatan
tes pendidikan.
5. Pemangku kepentingan pendidikan
Urutan akuntabilitas pada personalia di sekolah sebagai berikut:
a. Ketua perencanaan bisa kepala sekolah atau dekan yaitu yang
bertanggungjawab atas keberhasilan pencernaan tersebut
b. Manajer/administrator/ketua lembaga, merekalah yang mengenai para
personalia pendidikan agar profesional berkembang dan meningkatkan
dedikasi dalam mendidik
c. Para anggota perencana karena merekalah yang bekerja mewujudkan konsep
perencanaan dan mengendalikan implementasi di lapangan.
d. Konsulan pemerintah pusat, yang memberi petunjuk kepada para perencana di
daerah.
e. Para pemberi data. Mereka terdiri dari para warga lembaga (siswa, warga
masyarakat, dan orang tua siswa) untuk memberitahu kondisi yang sebenarnya
dalam membantu para pengambilan keputusan.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagaimana yang diungkapkan Daoed Joesoef tentang pentingnya
pendidikan: “Pendidikan merupakan segala bidang penghidupan, dalam
memilih dan membina hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat
manusia” Dan tentulah dari pernyataan tersebut kita bisa mengambil
kesimpulan bahwa Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak
bisa lepas dari kehidupan.Akuntabilitas adalah suatu keadaan performan para
petugas yang mampu bekerja dan dapat memberikan hasil kerja sesuai dengan
kriteria yang telah di tentukan bersama sehingga memberikan rasa puas pihak
lain yang berkepentingan. Sedangkan akuntabilitas pendidikan adalah
kemampuan sekolah mempertanggungjawabkan kepada publik segala sesuatu
mengenai kinerja yang telah dilaksanakan.Tujuan akuntabilitas pendidikan
adalah agar terciptanya kepercayaan publik terhadap sekolah. Kepercayaan
publik yang tinggi akan sekolah dapat mendorong partisipasi yang lebih tinggi
pula terdapat pengelolaan manajemen sekolah.Manfaat mampu membatasi
ruang gerak terjadinya perubahan dan pengulangan, dan revisi perencanaan.
Sebagai alat kontrol, akuntabilitas memberikan kepastian pada aspek penting
perencanaan Made Pidarta (1988) menyebutkan bahwa pelaksanaan
akuntabilitas ditekankan pada guru, administrator, orang tua siswa, masyarakat
serta orang-orang luar lainnya.Penerapan prinsip akuntabilitas dalam
penyelenggaraan manajemen sekolah mendapat relevansi ketika pemerintah
menerapkan otonomi pendidikan yang ditandai dengan pemberian
kewenangan kepada sekolah untuk melaksanakan manajemen sesuai dengan
kekhasan dan kebolehan sekolah.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini tentunya tidak terlepas dari kesalahan
baik dalam sistematika penulisan mau pun isi dari makalah dan kami sebagai
pemakalah mengharapkan kepada kawan-kawan dan bapak dosen agar
memberikan keritik dan saran yang sifatnya membangun agar kedepannya
kami bisa lebih baik lagi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Agus wibowo. 2013. Akuntabilitas pendidikan. Yogyakarta: pustaka pelajar.

Indra bastian. 2010. Akuntansi sector: suatu pengantar. Jakarta: erlangga.

Raplh S polimeni dan james A. Chasin. 1985. Akuntabilatas biaya I. Jakarta:


erlangga

Muktat Latif dan Suryawahyuni Latief, 2018. Teori Manajemen Pendidikan. Jakarta :
KENCANA.

11
12

Anda mungkin juga menyukai