Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PEMBELAJARAN PAI DI SEKOLAH

EVALUASI PEMBELAJARAN PAI

Dosen Pembimbing:

Giyarsi, S. Sy., M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 10

1. Nur Royani Ahlina (2111210007)


2. Pita Apia Ningsih (2111210016)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO
BENGKULU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
tentang Evaluasi Pembelajaran PAI ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan
penulisan dari makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran PAI
Di Sekolah. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Giyarsi selaku
dosen Pembelajaran PAI Di Sekolah yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam diselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini. Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Bengkulu, Oktober 2023

Kelompok 10

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2

C. Tujuan Masalah ......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3


A. Pengertian Evaluasi Pembelajaran ............................................................. 3

B. Fungsi dan Tujuan Evaluasi Pembelajaran ................................................. 4

C. Teknik Evaluasi Pembelajaran ................................................................... 6

D. Langkah Langkah Evaluasi Pembelajaran ................................................ 10

E. Jenis Evaluasi Pembelajaran .................................................................... 13

F. Prinsip Prinsip Evaluasi Pembelajaran ..................................................... 14

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 16


A. Kesimpulan ............................................................................................. 16

B. Saran ....................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan agama diyakini memberikan kontribusi yang signifikan


terhadap pembinaan anak bangsa menuju terbentuknya kepribadian yang
bermoral, bermartabat serta beragama. Sehingga pendidikan agama Islam di
sekolah diharapkan mampu membentuk kesalehan pribadi dan sekaligus
kesalehan sosial. Kesadaran akan pentingnya pendidikan agama inilah kiranya
yang melandasi lahirnya UUSPN (UU RI No. 20 Tahun 2003) yang secara
yuridis mengakui Pendidikan Agama Islam sebagai sub sistem Pendidikan
Nasional. Legitimasi PAI tersebut ditindak lanjuti dengan diundangkannya
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, khususnya pasal 6 ayat (1) yang
secara tegas mengintegrasikan PAI sebagai mata pelajaran wajib di sekolah.
Sebagaimana pentingnya pembelajaran yang secara fungsional menjadi
media atau kegiatan pembentukan dan pengembangan kompetensi peserta didik,
maka kegiatan evaluasi mutlak dibutuh kan untuk memperoleh informasi
pencapaian tujuan dan keberhasil an dari serangkaian kegiatan pembelajaran. 1
Slameto (2001) evaluasi pembelajaran adalah kegiatan mengumpulkan data
seluas-luasnya, sedalam-dalamnya yang berkaitan dengan kapabilitas peserta
didik, guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar peserta didik yang dapat
mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar. 2
Jadi evaluasi pembelajaran merupakan salah satu aspek yang sangat penting
yang tidak bisa dipisahkan dari kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan evaluasi
pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik harus sesuai dengan tujuan dari
pembelajaran yang direncanakan dan kegiatan pembelajaran yang sudah
dijalankan. Dalam dunia pendidikan evaluasi menjadi hal sakral yang wajib
dimiliki oleh setiap Lembaga pendidikan. Setiap mata pelajaran memerlukan

1
Ahmad Saifulloh & Imam Safi’i. 2017. Evaluasi Pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Educan. Vol. 1. No. 1. Hlm 62-63
2
Sagaf S. Pettalongi. 2009. Evaluasi dalam Pendidikan dan Pembelajaran. Jurnal Kependidikan
dan Sosial Keagamaan. Vol. 11. No. 6. Hlm 4

1
adanya evaluasi yang menjadi tahap terakhir didalam pembelajaran salah
satunya pelajaran (PAI) Pendidikan Agama Islam. Dalam kesempatan ini kami
sebagai pemakalah akan membahas mengenai evaluasi pembelajaran PAI di
Sekolah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian evaluasi pembelajaran?
2. Apa fungsi dan tujuan evaluasi pembelajaran?
3. Bagaimana teknik evaluasi pembelajaran?
4. Bagaimana langkah langkah evaluasi pembelajaran?
5. Apa jenis evaluasi pembelajaran?
6. Bagaimana pinsip evaluasi pembelajaran?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian evaluasi pembelajaran
2. Untuk mengetahui dan memahami tujuan evaluasi pembelajaran
3. Untuk mengetahui dan memahami teknik evaluasi pembelajaran
4. Untuk mengetahui dan memahami langkah langkah evaluasi pembelajaran
5. Untuk mengetahui dan memahami jenis evaluasi pembelajaran
6. Untuk mengtahui dan memhami prinsip evaluasi pembelajaran

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi Pembelajaran


Dalam bidang pendidikan, seringkali orang menganggap istilah "penilaian"
dan "evaluasi" sebagai hal yang sama. Evaluasi adalah elemen integral dari
proses pembelajaran dan tak bisa dipisahkan darinya. Menurut Undang-Undang
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pada Bab XVI Pasal 58 Ayat 1,
menyatakan bahwa “Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik
untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik
secara berkesinambungan”.3Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk menilai sejauh
mana pencapaian kompetensi siswa serta menjadi acuan dalam penyusunan
laporan perkembangan hasil belajar siswa.
Pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan
sistemik, yang bersifat interaktif dan komunikatif antara pendidik (guru) dengan
peserta didik, sumber belajar dan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi
yang memungkinkan terjadinya tindakan belajar peserta didik, baik di kelas
maupun di luar kelas, dihadiri guru secara isik atau tidak, untuk menguasai
kompetensi yang telah ditentukan.
UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan
bahwa evaluasi pendidikan merupakan suatu kegiatan pengendalian,
penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen
pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk
pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan. Pengertian ini memberi
gambaran secara umum tentang proses evaluasi dalam pendidikan secara
menyeluruh. Lebih spesifik, evaluasi pembelajaran bermaksud melakukan
analisis sejauh mana tujuan pembelajaran yang telah direncanakan dapat tercapai
secara efektif dan efisien.

3
Tutut Kurniawan. 2015. Analisis Butir Soal Ulangan Akhir Semester Gasal Mata
Pelajaran IPS Sekolah Dasar. Journal of Elementary Education. Vol. 4. No 1. Hlm 2

3
Dalam kerangka ini, evaluasi diperlukan sebagai sebuah ikhtiar untuk
melakukan perbaikan pembelajaran di masa yang akan datang. Sehingga selalu
ada pengembangan strategi pembelajaran menuju ke arah yang lebih baik.Tujuan
evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui efektivitas sebuah proses
pembelajaran. Indikator efektivitas dalam hal ini dapat dilihat dari perubahan
tingkah laku yang terjadi pada peserta didik. Perubahan tingkah laku tersebut
dibandingkan dengan perubahan tingkah laku yang diharapkan sesuai dengan
kompetensi, tujuan dan isi program pembelajaran. 4

B. Fungsi dan Tujuan Evaluasi Pembelajaran


1. Fungsi Evaluasi Pembelajaran
Fungsi evaluasi memang cukup luas, bergantung kepada dari sudut mana
Anda melihatnya. Bila kita lihat secara menyeluruh, fungsi evaluasi adalah :
a. Secara psikologis, peserta didik selalu butuh untuk mengetahui hingga
mana kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai. Peserta didik adalah manusia yang belum dewasa. Mereka masih
mempunyai sikap dan moral yang heteronom, membutuhkan pendapat
orang-orang dewasa (seperti orang tua dan guru) sebagai pedoman baginya
untuk mengadakan orientasi pada situasi tertentu. Dalam menentukan
sikap dan tingkah lakunya, mereka pada umumnya tidak berpegang kepada
pedoman yang berasal dari dalam dirinya, melainkan mengacu kepada
norma-norma yang berasal dari luar dirinya. Dalam pembelajaran, mereka
perlu mengetahui prestasi belajarnya, sehingga ia merasakan kepuasan dan
ketenangan.
b. Secara sosiologis, evaluasi berfungsi untuk mengetahui apakah peserta
didik sudah cukup mampu untuk terjun ke masyarakat. Mampu dalam arti
peserta didik dapat berkomunikasi dan beradaptasi terhadap seluruh
lapisan masyarakat dengan segala karakteristiknya. Lebih jauh dari itu,
peserta didik diharapkan dapat membina dan mengembangkan semua

4
Muhamad Mustaqim. 2017. Model Evaluasi Pembelajaran STAIN Kudus (Studi Kasus System
Evaluasi Pembelajaran Dosen Prodi Manajemen Bisnis Syari’ah STAIN Kudus). Jurnal Quality.
Vol. 5. No. 1. Hlm 156

4
potensi yang ada dalam masyarakat. Hal ini penting, karena mampu-
tidaknya peserta didik terjun ke masyarakat akan memberikan ukuran
tersendiri terhadap institusi pendidikan yang bersangkutan. Untuk itu,
materi pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
c. Secara didaktis-metodis, evaluasi berfungsi untuk membantu guru dalam
menempatkan peserta didik pada kelompok tertentu sesuai dengan
kemampuan dan kecakapannya masing-masing serta membantu guru
dalam usaha memperbaiki proses pembelajarannya.
d. Evaluasi berfungsi untuk mengetahui kedudukan peserta didik dalam
kelompok, apakah ia termasuk anak yang pandai, sedang atau kurang
pandai. Hal ini berhubungan dengan sikap dan tanggung jawab orang tua
sebagai pendidik pertama dan utama di lingkungan keluarga. Anda dan
orang tua perlu mengetahui kemajuan peserta didik untuk menentukan
langkahlangkah selanjutnya.
e. Evaluasi berfungsi untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik dalam
menempuh program pendidikannya. Jika peserta didik sudah dianggap
siap (isik dan non-isik), maka program pendidikan dapat dilaksanakan.
Sebaliknya, jika peserta didik belum siap, maka hendaknya program
pendidikan tersebut jangan dulu diberikan, karena akan mengakibatkan
hasil yang kurang memuaskan.
f. Evaluasi berfungsi membantu guru dalam memberikan bimbingan dan
seleksi, baik dalam rangka menentukan jenis pendidikan, jurusan, maupun
kenaikan kelas. Melalui evaluasi, Anda dapat mengetahui potensi peserta
didik, sehingga dapat memberikan bimbingan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Begitu juga tentang kenaikan kelas. Jika peserta didik belum
menguasai kompetensi yang ditentukan, maka peserta didik tersebut
jangan dinaikkan ke kelas berikutnya atau yang lebih tinggi. Kegagalan ini
merupakan hasil keputusan evaluasi, karena itu Anda perlu mengadakan
bimbingan yang lebih profesional.
g. Secara administratif, evaluasi berfungsi untuk memberikan laporan
tentang kemajuan peserta didik kepada orang tua, pejabat pemerintah yang

5
berwenang, kepala sekolah, guru-guru dan peserta didik itu sendiri. Hasil
evaluasi dapat memberikan gambaran secara umum tentang semua hasil
usaha yang dilakukan oleh institusi pendidikan. 5

Menurut Sudjana 2022 setiap kegiatan tentu mempunyai tujuan, demikian


pula halnya dengan evaluasi. Nana Sudjana mengemukakan ada 4 tujuan umum
dari evaluasi yaitu :
1. Mendeskripsikan kecakapan belajar siswa
2. Melihat keberhasilan proses belajar mengajar
3. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar dan
4. Sebagai laporan pertanggung jawaban kepada pihak yang berkepentingan6

C. Teknik Evaluasi Pembelajaran


Secara umum, evaluasi pembelajaran di kelompokkan menjadi dua, yakni
tes dan non-tes.
1. Teknik Tes
Teknik tes biasanya digunakan unutk mengumpulkan data mengenai aspek
kemampuan, dimana kita mengenal misalnya test hasil belajar, test
inteligensi, test bakat khusus, sebagainya. apabila ditinjau dari segi cara
mengajukan pertanyaan dan cara memberikan jawabannya, tes dapat
dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
1) Tes tertulis, yakni jenis tes dimana tester dalam mengajukan butir-butir
pertanyaan atau soalnya dilakukan secara tertulis dan testee memberikan
jawabannya juga secara tertulis.
2) Tes lisan, yakni tes dimana tester di dalam mengajukan pertanyaan-
pertanyaan atau soalnya dilakukan secara lisan, dan testee memberikan
jawabannya secara lisan juga.

5
Zainal Arifin. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama. Hlm 24-25
6
Mindani. 2022. Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Bengkulu: Elmarkazi.
Hlm 4

6
Ditilik dari segi bentuk responnya, tes dapat dibedakan menjadi dua
golongan yaitu:

1) Verbal test, yaitu suatu tes yang menghendaki respon (jawaban) yang
tertuang dalam bentuk ungkapan kata-kata atau kalimat, baik secara lisan
ataupun tertulis.
2) Nonverbal test, yakni tes yang menghendaki respon (jawaban) dari testee
bukan berupa ungkapan kata-kata atau kalimat, melainkan berupa tindakan
atau tingkah laku. 7

Selain dari yang dijelaskan diatas bahwasannya teknik tes atau bentuk tes
dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan fungsinya, aspek psikisnya,
penggolongan orang yang mengikuti tes, dan segi waktu dalam
menyelesaikan tesnya.

2. Teknik Non Tes


Teknik non tes biasanya digunakan untuk menilai aspek kepribadian
yang lain misalnya minat, pendapat, kecenderungan dan lain-lain, dimana
digunakan wawancara, angket, observasi, dan sebagainya. Yang tergolong
teknik nontes adalah sebagai berikut.
a. Skala Bertingkat (Rating Scale)
Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap
sesuatu hasil pertimbangan. Oppenheim mengatakan: Rating gives a
numerical value to some kind of judgement. Maka dari itu, suatu skala
selalu disajikan dalam bentuk angka. Sebagai contoh, skor atau biji yang
diberikan oleh guru di sekolah untuk menggambarkan tingkat prestasi
belajar siswa. Siswa yang mendapat skor 8, digambarkan di tempat yang
lebih kanan dalam skala, dibandingkan penggambaran skor 5.

7
Arief Aulia Rahman & Cut Eva Nasryah. 2019. Evaluasi Pembelajaran. Jawa Timur: Uwais
Inspirasi Indonesia. Hlm 27

7
Biasanya angka-angka yang digunakan diterapkan pada skala dengan
jarak yang sama. Meletakkannya secara bertingkat dari yang rendah ke
yang tinggi. Dengan demikian, skala ini dinamakan skala bertingkat
b. Quasioner
Quasioner yaitu suatu daftar pertanyaan yang harus di isi oleh orang
orang-orang yang akan di ukur (Responden). Kuesioner tertutup adalah
kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap
sehingga responden hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang
dipilih.
Contoh:
Tingkat pendidikan yang sekarang anda ikuti adalah:

SD SLTP SLTA

Perguruan Tinggi

Tanda cek (√) dibubuhkan pada kotak di depan "Perguruan Tinggi" jika
pengisi berstatus mahasiswa.

Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang disusun sedemikian rupa


sehingga responden bebas mengemukakan pendapatnya. Kuesioner
terbuka disusun apabila jenis jawaban akan beraneka ragam. Misalnya,
keterangan alamat responden, tidak mungkin diberikan dengan cara
memilih pilihan jawaban yang disediakan. Kuesioner terbuka juga
digunakan untuk meminta pendapat seseorang.
Contoh:
Untuk membimbing mahasiswa ke arah terbiasa membaca buku-
buku asing maka sebaiknya setiap dosen menunjuk buku asing sebagai
salah satu buku wajib. Bagaimana pendapat saudara? Jawab:
c. Wawancara atau (interview)
Wawancara yaitu suatu metode atau cara yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak.
Wawancara dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu:

8
1) Wawancara bebas, di mana responden mempunyai kebebasan untuk
mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang
telah dibuat oleh subjek evaluasi.
2) Wawancara terpimpin, yaitu wawancara yang dilakukan oleh subjek
evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah
disusun terlebih dahulu. Dalam hal ini, responden tinggal memilih jawaban
yang sudah dipersiapkan oleh penanya. Pertanyaan itu kadang-kadang
bersifat sebagai yang memimpin dan mengarahkan, dan penjawab sudah
dipimpin oleh sebuah daftar cocok sehingga dalam menuliskan jawaban,
ia tinggal membubuhkan tanda cocok di tempat yang sesuai dengan
keadaan responden.
d. Pengamatan (observation)
Pengamatan yaitu suatu teknik yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.
Ada 2 (dua) macam observasi sebagai berikut.
1) Observasi partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat.
Dalam hal ini, pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok
yang sedang diamati. Observasi partisipan dilaksanakan sepenuhnya
jika pengamat betul-betul mengikuti kegiatan kelompok, bukan hanya
pura-pura. Dengan demikian, ia dapat menghayati dan merasakan
seperti apa yang dirasakan orang-orang dalam kelompok yang diamati.
Contoh:
Untuk mengamati kehidupan mahasiswa penyewa kamar, pengamat
menjadi mahasiswa dan menyewa kamar.
2) Observasi sistematik, yaitu observasi di mana faktor-faktor yang
diamati sudah didaftar secara sistematis dan sudah diatur menurut
kategorinya. Berbeda dengan observasi partisipan maka dalam
observasi sistematik ini pengamat berada di luar kelompok. Dengan
demikian, pengamat tidak dibingungkan oleh situasi yang melingkungi
dirinya.

9
3) Observasi eksperimental terjadi jika pengamat tidak berpartisipasi
dalam kelompok. Dalam hal ini, ia dapat mengendalikan unsur-unsur
penting dalam situasi sedemikian rupa sehingga situasi itu dapat diatur
sesuai dengan tujuan evaluasi.
e. Riwayat Hidup
Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama
masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup maka subjek
evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian,
kebiasaan, dan sikap dari objek yang dinilai.
f. Daftar Cocok (Check List)
Yang dimaksud dengan daftar cocok (check list) adalah deretan
pernyataan (yang biasanya singkat-singkat), di mana responden yang
dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (√) di tempat yang sudah
disediakan. Contoh:
Berilah tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan pendapat saudara.

Ada pendapat yang mengatakan bahwa sebenarnya skala bertingkat


dapat digolongkan ke dalam daftar cocok karena dalam skala bertingkat,
responden juga diminta untuk memberikan tanda cocok pada pilihan yang
tepat.8

D. Langkah Langkah Evaluasi Pembelajaran


1. Perencanaan Evaluasi

8
Suharsimi Arikunto. 2018. Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi 3. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hlm 43

10
Langkah pertama yang perlu dilakukann dalam kegiatan evaluasi adalah
membuat perencanaan. Perencanaan ini penting karna akan mempengaruhi
langkah-langkah selanjutnya, bahkan mempengaruhi keefektifan prosedur
evaluasi secara menyeluruh.
2. Menentukan tujuan evaluasi pembelajaran
Tujuan evaluasi juga dapat dirumuskan untuk mengetahui kesulitan belajar
peserta didik dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain, tujuan evaluasi
harus dirumuskan sesuai dengan jenis evaluasi yang akan dilakukan, seperti
formatif, sumatif, diagnostik, penempatan atau seleksi. Dalam penilaian hasil
belajar, tujuan harus memperhatikan domain hasil belajar.Dalam melakukan
evaluasi seorang pendidik harus mempunyai tujuan tertentu, tujuan itu dapat
berupa tujuan evaluasi misalnya untuk mengetahui penguasaan peserta didik
dalam kompetensi/subkompetensi tertentu setelah mengikuti proses
pembelajaran. Tujuan evaluasi tersebut harus jelas sehingga dapat
memberikan arah dan lingkup pengembangan selanjutnya.
3. Menyusun Kisi-kisi
Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang menggambarkan distribusi
item untuk berbagai topik atau pokok bahasan berdasarkan jenjang
kemampuan tertentu. Dalam konteks penilaian hasil belajar, kisi-kisi disusun
berdasarkan silabus setiap mata pelajaran. Jadi harus benar-benar melakukan
analisis silabus terlebih dahulu. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Analisis silabus
b. Menyusun kisi-kisi
c. Membuat soal
d. Menyusun lembar jawaban
e. Menyusun pedoman penyekoran.

Kisi-kisi ini menjadi penting dalam perencanaan evaluasi, karna


didalamnya terdapat sejumlah indikator sebagai acuan dalam menulis soal.

4. Menulis Soal

11
Penulisan soal merupakan penjabaran indikator menjadi pertanyaan
pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan pedoman kisi-kisi. Penulisan
soal merupakan salah satu langkah penting untuk dapat menghasilkan alat
ukur tes yang baik. Penulisan soal adalah penulisan indikator jenis dan tingkat
perilaku yang hendak diukur menjadi pertanyaan-pertanyaan yang
karakteristiknya sesuai dengan perincian kisi-kisi.
5. Uji Coba dan Analisis Soal
Rukajat mengatakan uji coba soal pada prinsipnya adalah upaya untuk
mendapatkan informasi empirik mengenai sejauh mana sebuah soal dapat
mengukur apa yang hendak diukur. Informasi empirik tersebut pada
umumnya menyangkut segala hal yang dapat mempengaruhi validitas soal,
seperti: kesukaran soal, pada jawaban tingkat daya pembeda soal, pengaruh
budaya, Bahasa yang dipergunakan.
6. Revisi dan Merakit Soal
Pelaksanaan uji coba dan analisis soal dimaksudkan agar dapat diketahui
efektifitas item soal tersebut sesuai dengan tingkat kesukarannya. Jika item
soal dipandang kurang baik tetapi memiliki tingkat kesukaran yang bagus,
maka dilakukan revisi terhadap item soal tersebut. Baik dari sisi pertanyaan
maupun dari sisi jawaban, atau dilakukan revisi total, bahkan dibuang sama
sekali jika item soal tersebut dipandang tidak baik dengan memperhatikan
validitas terhadap soal tersebut.
7. Pelaksanaan Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi artinya bagaimana cara melaksanakan suatu
evaluasi sesuai dengan perencanaan evaluasi baik menggunakan tes (tes
tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan) maupun non tes. Dalam pelaksanaan tes
maupun non tes tersebut akan berbeda satu dengan yang lainnya, sesuai
dengan tujuan dan fungsi masing-masing.
8. Pengolahan Data
Ada empat langkah pokok dalam mengelola hasil evaluasi, yaitu:
a. Menskor yaitu memberikan soal skor pada hasil evaluasi yang dapat
dicapai oleh peserta didik. Untuk menskor atau memberikan angka

12
diperlukan tiga jenis alat bantu, yaitu: kunci jawaban, kunci skoring, dan
pedoman konversi.
b. Mengubah skor mentah menjadi skor standar sesuai dengan norma
tertentu.
c. Mengkorversikan skor standar ke dalam nilai, baik berupa huruf atau
angka.
d. Melakukan analysis soal (jika diperlukan) untuk mengetahui derajat
validitas dan reabilitas soal, tingkat kesukaran soal (difficulty index) dan
daya pembeda.
9. Pelaporan Hasil Evaluasi
Semua hasil evaluasi harus dilaporkan kepada berbagai pihak yang
berkepentingan, seperti orang tua atau wali, atasan, pemerintah, dan peserta
didik itu sendiri sebagai akuntabilitas publik. Hal ini dimaksudkan agar
proses dan hasil yang dicapai peserta didik termasuk perkembangannya dapat
diketahui oleh berbagai pihak.9

E. Jenis Evaluasi Pembelajaran


Jenis Evaluasi Berdasarkan Tujuan, yaitu:
1. Evaluasi Diagnostic
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang ditujukan untuk menelaah
kelemahan-kelemahan peserta didik beserta faktor-faktor penyebabnya.
2. Evaluasi Selektif
Evaluasi selektif adalah evaluasi yang digunakan untuk memilih peserta
didik yang paling tepat sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
3. Evaluasi Penempatan
Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan
peserta didik dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik.
4. Evaluasi Formatif

9
Ika Nafisatus Zuhroh. 2022. Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Pada Anak
Berkebutuhan Khusus. Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama. Vol.8. No. 1. Hlm 76

13
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki
dan meningkatan proses belajar dan mengajar.
5. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil
dan kemajuan bekarja peserta didik.10

Jadi jenis jenis evaluasi terbagi menjadi 3 bagian yaitu, jenis evaluasi
berdasarkan tujuan, jenis evaluasi berdasarkan sasaran, jenis evaluasi
berdasarkan lingkup kegiatan, dan jenis evaluasi berdasarkan objek dan subjek.
Dari sekian banyaknya jenis evaluasi ada salah satu jenis evaluasi yang lebih
dikenal yaitu evaluasi evaluasi formatif. Ada tiga tahap evaluasi formatif yaitu
evaluasi satu lawan satu (one to one), evaluasi kelompok kecil (small group
evaluation), dan evaluasi lapangan (field evaluation).

F. Prinsip Prinsip Evaluasi Pembelajaran


Seorang pendidik juga harus memerhatikan berbagai prinsip dalam menilai
hasil belajar peserta didiknya. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut.
1. Sahih. Penilaian yang dilakukan pendidik dapat sahih ketika dilakukan
berdasarkan data yang mencerminkan kemampuan yang diukur, dan
menggunakan instrumen pengukuran yang jelas.
2. Objektif. Pendidik tidak memasukan penilaian secara subjektif. Dengan
demikian, digunakan pedoman penilaian (rubrik) sehingga dapat
menyamakan antara persepsi penilai dan memperkecil subjek- tivitas.
3. Adil. Penilaian harus sesuai dengan hasil nyata capaian belajar peserta didik
dengan kompetensi yang dinilai.
4. Terpadu. Penilaian oleh pendidik adalah salah satu komponen yang tidak
dapat dipisahkan dari kegiatan pembelajaran, dan mengacu pada kompetensi
yang diajarkan pada proses pembelajaran.
5. Terbuka. Prosedur dan kriteria penilaian harus terbuka dan jelas, serta
diketahui oleh pendidik dan peserta didik. Peserta didik atau pengguna hasil

10
Joko Widiyanto. 2018. Evaluasi Pembelajaran. Madiun: UnipMA Press. Hlm 10

14
penilaian harus tahu proses dan acuan apa yang dipakai untuk merumuskan
penilaian.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan. Penilaian yang dilakukan oleh pendidik
harus mencakup semua aspek kompetensi, dengan meng- gunakan berbagai
teknik penilaian yang sesuai dengan instrumen. Penilaian itu juga dilakukan
sepanjang proses pembelajaran, dan menggunakan pendekatan assessment as
learning, for learning, dan of learning secara seimbang,
7. Sistematis. Penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti berbagai langkah baku. Hal ini diawali dengan pemetaan, yaitu
mengidentifikasi, menganalisis KD, dan indikator ketercapaian KD.
Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis tersebut selanjutnya dipetakan
teknik penilaian, bentuk instrumen, dan waktu penilaian yang sesuai.
8. Beracuan kriteria penilaian. Penilaian dilakukan sesuai dengan acuan kriteria
minimal yang telah ditetapkan. Peserta didik yang telah mencapai batas
tersebut maka dinyatakan tuntas, sedangkan peserta didik yang belum
mencapai batas harus menjalani remedial.
9. Akuntabel. Hasil penilaian dapat dipertanggungjawabkan dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya. Selain penilaian dilakukan secara sahih, objektif,
adil, dan terbuka, namun penilaian juga harus memiliki makna bagi peserta
didik dan juga proses pembelajarannya. 11

Jadi guru harus memperhatikan prinsip prinsip evaluasi pembelajaran agar


hasil dari evaluasi bersifat adil tidak ada yang dirugikan, objektif, sahih, terbuka,
berkesinambungan dan yang terakhir adalah dapat dipertanggung jawabkan.

11
Rina Febriana. 2019. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hlm 16-17

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Evaluasi pembelajaran bermaksud melakukan analisis sejauh mana tujuan
pembelajaran yang telah direncanakan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk menilai sejauh mana pencapaian
kompetensi siswa serta menjadi acuan dalam penyusunan laporan perkembangan
hasil belajar siswa. Fungsi evaluasi dapat dilihat dari psikologis, secara
sosiologis, secara didaktis-metodis, evaluasi berfungsi untuk mengetahui
kedudukan peserta didik dalam kelompok, evaluasi berfungsi untuk mengetahui
taraf kesiapan peserta didik dalam menempuh program pendidikannya, evaluasi
berfungsi membantu guru dalam memberikan bimbingan dan seleksi, baik dalam
rangka menentukan jenis pendidikan, jurusan, maupun kenaikan kelas dan
secara administratif.
Secara umum, evaluasi pembelajaran di kelompokkan menjadi dua, yakni tes
dan non-tes. Teknik tes biasanya digunakan unutk mengumpulkan data
mengenai aspek kemampuan, dimana kita mengenal misalnya test hasil belajar,
test inteligensi, test bakat khusus, sebagainya. Teknik non tes biasanya
digunakan untuk menilai aspek kepribadian yang lain misalnya minat, pendapat,
kecenderungan dan lain-lain, dimana digunakan wawancara, angket, observasi,
dan sebagainya. jenis jenis evaluasi terbagi menjadi 3 bagian yaitu, jenis evaluasi
berdasarkan tujuan, jenis evaluasi berdasarkan sasaran, jenis evaluasi
berdasarkan lingkup kegiatan, dan jenis evaluasi berdasarkan objek dan subjek.
Seorang pendidik juga harus memerhatikan berbagai prinsip dalam menilai hasil
belajar peserta didiknya. Prinsip-prinsip tersebut yaitu, sahih, objektif, adil,
terrpadu, terbuka, menyeluruh dan berkesinambunga, sistematis, beracuan
kriteria penilaian, dab kuntabel.
B. Saran
Sebagai mahasiwa pendidikan yang akan menjadi seorang guru nantinya
diharapkan materi ini menjadi bekal untuk kita sebagai calon guru karena materi
ini sangat bermanfaat untuk hasil belajar peserta didik.

16
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal


Pendidikan Islam Kementerian Agama

Arikunto, Suharsimi. 2018. Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 3. Jakarta: PT


Bumi Aksara
Aulia Rahman, Arief & Cut Eva Nasryah. 2019. Evaluasi Pembelajaran. Jawa
Timur: Uwais Inspirasi Indonesia

Febriana, Rina. 2019. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara


Kurniawan, Tutut. 2015. Analisis Butir Soal Ulangan Akhir Semester Gasal Mata
Pelajaran IPS Sekolah Dasar. Journal of Elementary Education. Vol. 4. No 1
Mindani. 2022. Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Bengkulu:
Elmarkazi
Mustaqim, Muhamad. 2017. Model Evaluasi Pembelajaran STAIN Kudus (Studi
Kasus System Evaluasi Pembelajaran Dosen Prodi Manajemen Bisnis
Syari’ah STAIN Kudus). Jurnal Quality. Vol. 5. No. 1
Nafisatus Zuhroh, Ika. 2022. Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) Pada Anak Berkebutuhan Khusus. Jurnal Pendidikan, Sosial, dan
Agama. Vol.8. No. 1

S. Pettalongi, Sagaf. 2009. Evaluasi dalam Pendidikan dan Pembelajaran. Jurnal


Kependidikan dan Sosial Keagamaan. Vol. 11. No. 6
Saifulloh, Ahmad & Imam Safi’i. 2017. Evaluasi Pembelajaran Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Educan. Vol.
1. No. 1
Widiyanto, Joko. 2018. Evaluasi Pembelajaran. Madiun: UnipMA Press

17

Anda mungkin juga menyukai