Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh:
Kelompok 10
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
tentang Evaluasi Pembelajaran PAI ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan
penulisan dari makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran PAI
Di Sekolah. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Giyarsi selaku
dosen Pembelajaran PAI Di Sekolah yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam diselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini. Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Kelompok 10
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Saran ....................................................................................................... 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Ahmad Saifulloh & Imam Safi’i. 2017. Evaluasi Pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Educan. Vol. 1. No. 1. Hlm 62-63
2
Sagaf S. Pettalongi. 2009. Evaluasi dalam Pendidikan dan Pembelajaran. Jurnal Kependidikan
dan Sosial Keagamaan. Vol. 11. No. 6. Hlm 4
1
adanya evaluasi yang menjadi tahap terakhir didalam pembelajaran salah
satunya pelajaran (PAI) Pendidikan Agama Islam. Dalam kesempatan ini kami
sebagai pemakalah akan membahas mengenai evaluasi pembelajaran PAI di
Sekolah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian evaluasi pembelajaran?
2. Apa fungsi dan tujuan evaluasi pembelajaran?
3. Bagaimana teknik evaluasi pembelajaran?
4. Bagaimana langkah langkah evaluasi pembelajaran?
5. Apa jenis evaluasi pembelajaran?
6. Bagaimana pinsip evaluasi pembelajaran?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian evaluasi pembelajaran
2. Untuk mengetahui dan memahami tujuan evaluasi pembelajaran
3. Untuk mengetahui dan memahami teknik evaluasi pembelajaran
4. Untuk mengetahui dan memahami langkah langkah evaluasi pembelajaran
5. Untuk mengetahui dan memahami jenis evaluasi pembelajaran
6. Untuk mengtahui dan memhami prinsip evaluasi pembelajaran
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Tutut Kurniawan. 2015. Analisis Butir Soal Ulangan Akhir Semester Gasal Mata
Pelajaran IPS Sekolah Dasar. Journal of Elementary Education. Vol. 4. No 1. Hlm 2
3
Dalam kerangka ini, evaluasi diperlukan sebagai sebuah ikhtiar untuk
melakukan perbaikan pembelajaran di masa yang akan datang. Sehingga selalu
ada pengembangan strategi pembelajaran menuju ke arah yang lebih baik.Tujuan
evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui efektivitas sebuah proses
pembelajaran. Indikator efektivitas dalam hal ini dapat dilihat dari perubahan
tingkah laku yang terjadi pada peserta didik. Perubahan tingkah laku tersebut
dibandingkan dengan perubahan tingkah laku yang diharapkan sesuai dengan
kompetensi, tujuan dan isi program pembelajaran. 4
4
Muhamad Mustaqim. 2017. Model Evaluasi Pembelajaran STAIN Kudus (Studi Kasus System
Evaluasi Pembelajaran Dosen Prodi Manajemen Bisnis Syari’ah STAIN Kudus). Jurnal Quality.
Vol. 5. No. 1. Hlm 156
4
potensi yang ada dalam masyarakat. Hal ini penting, karena mampu-
tidaknya peserta didik terjun ke masyarakat akan memberikan ukuran
tersendiri terhadap institusi pendidikan yang bersangkutan. Untuk itu,
materi pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
c. Secara didaktis-metodis, evaluasi berfungsi untuk membantu guru dalam
menempatkan peserta didik pada kelompok tertentu sesuai dengan
kemampuan dan kecakapannya masing-masing serta membantu guru
dalam usaha memperbaiki proses pembelajarannya.
d. Evaluasi berfungsi untuk mengetahui kedudukan peserta didik dalam
kelompok, apakah ia termasuk anak yang pandai, sedang atau kurang
pandai. Hal ini berhubungan dengan sikap dan tanggung jawab orang tua
sebagai pendidik pertama dan utama di lingkungan keluarga. Anda dan
orang tua perlu mengetahui kemajuan peserta didik untuk menentukan
langkahlangkah selanjutnya.
e. Evaluasi berfungsi untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik dalam
menempuh program pendidikannya. Jika peserta didik sudah dianggap
siap (isik dan non-isik), maka program pendidikan dapat dilaksanakan.
Sebaliknya, jika peserta didik belum siap, maka hendaknya program
pendidikan tersebut jangan dulu diberikan, karena akan mengakibatkan
hasil yang kurang memuaskan.
f. Evaluasi berfungsi membantu guru dalam memberikan bimbingan dan
seleksi, baik dalam rangka menentukan jenis pendidikan, jurusan, maupun
kenaikan kelas. Melalui evaluasi, Anda dapat mengetahui potensi peserta
didik, sehingga dapat memberikan bimbingan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Begitu juga tentang kenaikan kelas. Jika peserta didik belum
menguasai kompetensi yang ditentukan, maka peserta didik tersebut
jangan dinaikkan ke kelas berikutnya atau yang lebih tinggi. Kegagalan ini
merupakan hasil keputusan evaluasi, karena itu Anda perlu mengadakan
bimbingan yang lebih profesional.
g. Secara administratif, evaluasi berfungsi untuk memberikan laporan
tentang kemajuan peserta didik kepada orang tua, pejabat pemerintah yang
5
berwenang, kepala sekolah, guru-guru dan peserta didik itu sendiri. Hasil
evaluasi dapat memberikan gambaran secara umum tentang semua hasil
usaha yang dilakukan oleh institusi pendidikan. 5
5
Zainal Arifin. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama. Hlm 24-25
6
Mindani. 2022. Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Bengkulu: Elmarkazi.
Hlm 4
6
Ditilik dari segi bentuk responnya, tes dapat dibedakan menjadi dua
golongan yaitu:
1) Verbal test, yaitu suatu tes yang menghendaki respon (jawaban) yang
tertuang dalam bentuk ungkapan kata-kata atau kalimat, baik secara lisan
ataupun tertulis.
2) Nonverbal test, yakni tes yang menghendaki respon (jawaban) dari testee
bukan berupa ungkapan kata-kata atau kalimat, melainkan berupa tindakan
atau tingkah laku. 7
Selain dari yang dijelaskan diatas bahwasannya teknik tes atau bentuk tes
dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan fungsinya, aspek psikisnya,
penggolongan orang yang mengikuti tes, dan segi waktu dalam
menyelesaikan tesnya.
7
Arief Aulia Rahman & Cut Eva Nasryah. 2019. Evaluasi Pembelajaran. Jawa Timur: Uwais
Inspirasi Indonesia. Hlm 27
7
Biasanya angka-angka yang digunakan diterapkan pada skala dengan
jarak yang sama. Meletakkannya secara bertingkat dari yang rendah ke
yang tinggi. Dengan demikian, skala ini dinamakan skala bertingkat
b. Quasioner
Quasioner yaitu suatu daftar pertanyaan yang harus di isi oleh orang
orang-orang yang akan di ukur (Responden). Kuesioner tertutup adalah
kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap
sehingga responden hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang
dipilih.
Contoh:
Tingkat pendidikan yang sekarang anda ikuti adalah:
SD SLTP SLTA
Perguruan Tinggi
Tanda cek (√) dibubuhkan pada kotak di depan "Perguruan Tinggi" jika
pengisi berstatus mahasiswa.
8
1) Wawancara bebas, di mana responden mempunyai kebebasan untuk
mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang
telah dibuat oleh subjek evaluasi.
2) Wawancara terpimpin, yaitu wawancara yang dilakukan oleh subjek
evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah
disusun terlebih dahulu. Dalam hal ini, responden tinggal memilih jawaban
yang sudah dipersiapkan oleh penanya. Pertanyaan itu kadang-kadang
bersifat sebagai yang memimpin dan mengarahkan, dan penjawab sudah
dipimpin oleh sebuah daftar cocok sehingga dalam menuliskan jawaban,
ia tinggal membubuhkan tanda cocok di tempat yang sesuai dengan
keadaan responden.
d. Pengamatan (observation)
Pengamatan yaitu suatu teknik yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.
Ada 2 (dua) macam observasi sebagai berikut.
1) Observasi partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat.
Dalam hal ini, pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok
yang sedang diamati. Observasi partisipan dilaksanakan sepenuhnya
jika pengamat betul-betul mengikuti kegiatan kelompok, bukan hanya
pura-pura. Dengan demikian, ia dapat menghayati dan merasakan
seperti apa yang dirasakan orang-orang dalam kelompok yang diamati.
Contoh:
Untuk mengamati kehidupan mahasiswa penyewa kamar, pengamat
menjadi mahasiswa dan menyewa kamar.
2) Observasi sistematik, yaitu observasi di mana faktor-faktor yang
diamati sudah didaftar secara sistematis dan sudah diatur menurut
kategorinya. Berbeda dengan observasi partisipan maka dalam
observasi sistematik ini pengamat berada di luar kelompok. Dengan
demikian, pengamat tidak dibingungkan oleh situasi yang melingkungi
dirinya.
9
3) Observasi eksperimental terjadi jika pengamat tidak berpartisipasi
dalam kelompok. Dalam hal ini, ia dapat mengendalikan unsur-unsur
penting dalam situasi sedemikian rupa sehingga situasi itu dapat diatur
sesuai dengan tujuan evaluasi.
e. Riwayat Hidup
Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama
masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup maka subjek
evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian,
kebiasaan, dan sikap dari objek yang dinilai.
f. Daftar Cocok (Check List)
Yang dimaksud dengan daftar cocok (check list) adalah deretan
pernyataan (yang biasanya singkat-singkat), di mana responden yang
dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (√) di tempat yang sudah
disediakan. Contoh:
Berilah tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan pendapat saudara.
8
Suharsimi Arikunto. 2018. Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi 3. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hlm 43
10
Langkah pertama yang perlu dilakukann dalam kegiatan evaluasi adalah
membuat perencanaan. Perencanaan ini penting karna akan mempengaruhi
langkah-langkah selanjutnya, bahkan mempengaruhi keefektifan prosedur
evaluasi secara menyeluruh.
2. Menentukan tujuan evaluasi pembelajaran
Tujuan evaluasi juga dapat dirumuskan untuk mengetahui kesulitan belajar
peserta didik dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain, tujuan evaluasi
harus dirumuskan sesuai dengan jenis evaluasi yang akan dilakukan, seperti
formatif, sumatif, diagnostik, penempatan atau seleksi. Dalam penilaian hasil
belajar, tujuan harus memperhatikan domain hasil belajar.Dalam melakukan
evaluasi seorang pendidik harus mempunyai tujuan tertentu, tujuan itu dapat
berupa tujuan evaluasi misalnya untuk mengetahui penguasaan peserta didik
dalam kompetensi/subkompetensi tertentu setelah mengikuti proses
pembelajaran. Tujuan evaluasi tersebut harus jelas sehingga dapat
memberikan arah dan lingkup pengembangan selanjutnya.
3. Menyusun Kisi-kisi
Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang menggambarkan distribusi
item untuk berbagai topik atau pokok bahasan berdasarkan jenjang
kemampuan tertentu. Dalam konteks penilaian hasil belajar, kisi-kisi disusun
berdasarkan silabus setiap mata pelajaran. Jadi harus benar-benar melakukan
analisis silabus terlebih dahulu. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Analisis silabus
b. Menyusun kisi-kisi
c. Membuat soal
d. Menyusun lembar jawaban
e. Menyusun pedoman penyekoran.
4. Menulis Soal
11
Penulisan soal merupakan penjabaran indikator menjadi pertanyaan
pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan pedoman kisi-kisi. Penulisan
soal merupakan salah satu langkah penting untuk dapat menghasilkan alat
ukur tes yang baik. Penulisan soal adalah penulisan indikator jenis dan tingkat
perilaku yang hendak diukur menjadi pertanyaan-pertanyaan yang
karakteristiknya sesuai dengan perincian kisi-kisi.
5. Uji Coba dan Analisis Soal
Rukajat mengatakan uji coba soal pada prinsipnya adalah upaya untuk
mendapatkan informasi empirik mengenai sejauh mana sebuah soal dapat
mengukur apa yang hendak diukur. Informasi empirik tersebut pada
umumnya menyangkut segala hal yang dapat mempengaruhi validitas soal,
seperti: kesukaran soal, pada jawaban tingkat daya pembeda soal, pengaruh
budaya, Bahasa yang dipergunakan.
6. Revisi dan Merakit Soal
Pelaksanaan uji coba dan analisis soal dimaksudkan agar dapat diketahui
efektifitas item soal tersebut sesuai dengan tingkat kesukarannya. Jika item
soal dipandang kurang baik tetapi memiliki tingkat kesukaran yang bagus,
maka dilakukan revisi terhadap item soal tersebut. Baik dari sisi pertanyaan
maupun dari sisi jawaban, atau dilakukan revisi total, bahkan dibuang sama
sekali jika item soal tersebut dipandang tidak baik dengan memperhatikan
validitas terhadap soal tersebut.
7. Pelaksanaan Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi artinya bagaimana cara melaksanakan suatu
evaluasi sesuai dengan perencanaan evaluasi baik menggunakan tes (tes
tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan) maupun non tes. Dalam pelaksanaan tes
maupun non tes tersebut akan berbeda satu dengan yang lainnya, sesuai
dengan tujuan dan fungsi masing-masing.
8. Pengolahan Data
Ada empat langkah pokok dalam mengelola hasil evaluasi, yaitu:
a. Menskor yaitu memberikan soal skor pada hasil evaluasi yang dapat
dicapai oleh peserta didik. Untuk menskor atau memberikan angka
12
diperlukan tiga jenis alat bantu, yaitu: kunci jawaban, kunci skoring, dan
pedoman konversi.
b. Mengubah skor mentah menjadi skor standar sesuai dengan norma
tertentu.
c. Mengkorversikan skor standar ke dalam nilai, baik berupa huruf atau
angka.
d. Melakukan analysis soal (jika diperlukan) untuk mengetahui derajat
validitas dan reabilitas soal, tingkat kesukaran soal (difficulty index) dan
daya pembeda.
9. Pelaporan Hasil Evaluasi
Semua hasil evaluasi harus dilaporkan kepada berbagai pihak yang
berkepentingan, seperti orang tua atau wali, atasan, pemerintah, dan peserta
didik itu sendiri sebagai akuntabilitas publik. Hal ini dimaksudkan agar
proses dan hasil yang dicapai peserta didik termasuk perkembangannya dapat
diketahui oleh berbagai pihak.9
9
Ika Nafisatus Zuhroh. 2022. Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Pada Anak
Berkebutuhan Khusus. Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama. Vol.8. No. 1. Hlm 76
13
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki
dan meningkatan proses belajar dan mengajar.
5. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil
dan kemajuan bekarja peserta didik.10
Jadi jenis jenis evaluasi terbagi menjadi 3 bagian yaitu, jenis evaluasi
berdasarkan tujuan, jenis evaluasi berdasarkan sasaran, jenis evaluasi
berdasarkan lingkup kegiatan, dan jenis evaluasi berdasarkan objek dan subjek.
Dari sekian banyaknya jenis evaluasi ada salah satu jenis evaluasi yang lebih
dikenal yaitu evaluasi evaluasi formatif. Ada tiga tahap evaluasi formatif yaitu
evaluasi satu lawan satu (one to one), evaluasi kelompok kecil (small group
evaluation), dan evaluasi lapangan (field evaluation).
10
Joko Widiyanto. 2018. Evaluasi Pembelajaran. Madiun: UnipMA Press. Hlm 10
14
penilaian harus tahu proses dan acuan apa yang dipakai untuk merumuskan
penilaian.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan. Penilaian yang dilakukan oleh pendidik
harus mencakup semua aspek kompetensi, dengan meng- gunakan berbagai
teknik penilaian yang sesuai dengan instrumen. Penilaian itu juga dilakukan
sepanjang proses pembelajaran, dan menggunakan pendekatan assessment as
learning, for learning, dan of learning secara seimbang,
7. Sistematis. Penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti berbagai langkah baku. Hal ini diawali dengan pemetaan, yaitu
mengidentifikasi, menganalisis KD, dan indikator ketercapaian KD.
Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis tersebut selanjutnya dipetakan
teknik penilaian, bentuk instrumen, dan waktu penilaian yang sesuai.
8. Beracuan kriteria penilaian. Penilaian dilakukan sesuai dengan acuan kriteria
minimal yang telah ditetapkan. Peserta didik yang telah mencapai batas
tersebut maka dinyatakan tuntas, sedangkan peserta didik yang belum
mencapai batas harus menjalani remedial.
9. Akuntabel. Hasil penilaian dapat dipertanggungjawabkan dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya. Selain penilaian dilakukan secara sahih, objektif,
adil, dan terbuka, namun penilaian juga harus memiliki makna bagi peserta
didik dan juga proses pembelajarannya. 11
11
Rina Febriana. 2019. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hlm 16-17
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi pembelajaran bermaksud melakukan analisis sejauh mana tujuan
pembelajaran yang telah direncanakan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk menilai sejauh mana pencapaian
kompetensi siswa serta menjadi acuan dalam penyusunan laporan perkembangan
hasil belajar siswa. Fungsi evaluasi dapat dilihat dari psikologis, secara
sosiologis, secara didaktis-metodis, evaluasi berfungsi untuk mengetahui
kedudukan peserta didik dalam kelompok, evaluasi berfungsi untuk mengetahui
taraf kesiapan peserta didik dalam menempuh program pendidikannya, evaluasi
berfungsi membantu guru dalam memberikan bimbingan dan seleksi, baik dalam
rangka menentukan jenis pendidikan, jurusan, maupun kenaikan kelas dan
secara administratif.
Secara umum, evaluasi pembelajaran di kelompokkan menjadi dua, yakni tes
dan non-tes. Teknik tes biasanya digunakan unutk mengumpulkan data
mengenai aspek kemampuan, dimana kita mengenal misalnya test hasil belajar,
test inteligensi, test bakat khusus, sebagainya. Teknik non tes biasanya
digunakan untuk menilai aspek kepribadian yang lain misalnya minat, pendapat,
kecenderungan dan lain-lain, dimana digunakan wawancara, angket, observasi,
dan sebagainya. jenis jenis evaluasi terbagi menjadi 3 bagian yaitu, jenis evaluasi
berdasarkan tujuan, jenis evaluasi berdasarkan sasaran, jenis evaluasi
berdasarkan lingkup kegiatan, dan jenis evaluasi berdasarkan objek dan subjek.
Seorang pendidik juga harus memerhatikan berbagai prinsip dalam menilai hasil
belajar peserta didiknya. Prinsip-prinsip tersebut yaitu, sahih, objektif, adil,
terrpadu, terbuka, menyeluruh dan berkesinambunga, sistematis, beracuan
kriteria penilaian, dab kuntabel.
B. Saran
Sebagai mahasiwa pendidikan yang akan menjadi seorang guru nantinya
diharapkan materi ini menjadi bekal untuk kita sebagai calon guru karena materi
ini sangat bermanfaat untuk hasil belajar peserta didik.
16
DAFTAR PUSTAKA
17