Anda di halaman 1dari 18

EVALUASI PENDIDIKAN

MAKALAH
Ditujukan untuk memenuhi Tugas
Mata Kuliah Ilmu Pendidikan

Dosen Pembimbing:
Asna Bariroh, S.Si., M.Pd.

HABIBATUZ ZUHRO
NIM: 20192001480211

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM ULUWIYAH MOJOKERTO
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua dalam menyelesaikan
Makalah ini yang berjudul “Evaluasi Pendidikan”. Shalawat serta salam tak lupa
kita haturkan kepada baginda Rasulullah yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah
menjadikan kami kaum muslimin dan muslimat yang berada dizaman yang terang
benderang.
Dalam makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi
materi, maupun cara penulisan. Maka kami mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca untuk memberikan saran terhadap makalah kami. Semoga makalah
kami dapat menambah wawasan bagi para pembaca khususnya kami para penulis.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi dan
bisa menambah ilmu kita semua, Amin.

Mojokerto, 06 Desember 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul.......................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN
A. Karakteristik dan Fungsi Evaluasi Pendidikan......................................3
B. Prinsip Evaluasi Pendidikan..................................................................5
C. Cakupan Evaluasi Pendidikan...............................................................6
D. Implikasi Evaluasi Pendidikan..............................................................9

BAB III : PENUTUP


A. Kesimpulan.........................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini, pendidikan dijadikan ujung tombak kemajuan suatu negara.
Pendidikan dipandang mampu jadi pemecah atas masalah-masalah sosial yang
ada. Sejauh ini, pendidikan di negara kita masih semrawut, terutama soal
pengaturan kurikulum. Kritik terhadap kurikulum kita saat ini ialah kurang
tepatnya kurikulum dengan mata pelajaran yang terlalu banyak, dan tidak
berfokus pada hal-hal yang seharusnya diberikan. Dan yang paling parah pada
setiap sistem pendidikan kita yaitu kurangnya evaluasi yang efektif. 
Untuk mengetahui proses pendidikan telah berjalan sesuai
program, serta telah mencapai tujuan secara efisien dan efektif, atau proses
pendidikan tersebut tidak berjalan sesuai program dan tidak mencapai tujuan
yang diharapkan, maka untuk mengetahui hal tersebut diperlukan kegiatan
yang disebut evaluasi. Evaluasi adalah pengambilan keputusan berdasarkan
hasil pengukuran dan standar kriteria yang merupakan kegiatan
berkesinambungan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan
evaluasi pendidikan.
Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan selama ini dirasakan belum
memberikan distribusi yang cukup untuk peningkatan kualitas pendidikan. Hal
ini disebabkan oleh sistem evaluasi yang digunakan belum tepat atau
pelaksanaan evaluasi belum seperti yang diharapkan, oleh karena itu perlu
dilakukan inovasi terhadap sistem evaluasi pendidikan ke arah yang lebih baik,
agar dapat mengukur semua kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik tanpa
hanya mengukur ranah kognitifnya saja. Dengan sistem evaluasi yang baik
maka akan mendorong pendidik untuk menentukan strategi mengajar yang baik
sehingga dapat memotivasi peserta didik untuk belajar yang lebih baik dengan
tujuan akhir meningkatnya kualitas pendidikan di Indonesia pada umumnya,

1
seperti yang diamanahkan dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan tujuan pendidikan nasional. 
Dengan demikian kita mengetahui kebaikan dan kekurangan usaha kita
yang memperkaya pengalaman kita sebagai calon pengajar yang dapat kita
gunakan untuk masa-masa mendatang dengan anggapan bahwa keberhasilan
sekarang juga akan memberi hasil yang baik di kemudian hari.

B. Rumusan Masalah
1. Apa karakteristik dan fungsi evaluasi pendidikan?
2. Apa prinsip-prinsip evaluasi pendidikan?
3. Apa saja cakupan evaluasi pendidikan?
4. Apa implikasi evaluasi pendidikan bagi dunia pendidikan?

C. Tujuan Permasalahan
1. Untuk mengetahui karakteristik dan fungsi evaluasi pendidikan.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip evaluasi pendidikan.
3. Untuk mengetahui cakupan evaluasi pendidikan.
4. Untuk mengetahui implikasi evaluasi pendidikan bagi dunia pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Karakteristik dan Fungsi Evaluasi Pendidikan


Kegiatan evaluasi dalam proses belajar mengajar mempunyai beberapa
karakteristik penting, diantaranya sebagai berikut.
1. Memiliki implikasi tidak langsung terhadap siswa yang dievaluasi.
Hal ini terjadi misalnya seorang guru melakukan penilaian terhadap
kemampuan yang tidak tampak dari siswa. Apa yang dilakukan adalah ia
lebih banyak menafsir melalui beberapa aspek penting yang diizinkan
seperti melalui penampilan, ketrampilan atau reaksi mereka terhadap
sesuatu stimulus yang diberikan secara terrencana.
2. Lebih bersifat tidak lengkap.
Dikarenakan evaluasi tidak dilakukan secara kontinkontinu maka hanya
merupakan sebagian fenomena saja. Atau dengan kata lain, apa yang
dievaluasi hanya sesuai dengan pertanyaan item yang direncanakan oleh
seorang guru.
3. Mempunyai sifat kebermaknaan relative.
Ini berarti, hasil penilaian tergantung pada pokok ukur yang digunakan oleh
guru. Disamping itu, evaluasi pun tergantung dengan tingkat ketelitian alat
ukur yang digunakan. Sebagai contoh, jika kita mengukur objek dengan
penggaris yang mempunyai ketelitian setengah mili meter akan diperoleh
hasil pengukuran yang kasar. Sebaliknya, jika seeorang guru mengukur
dengan menggunakan alat mikro meter yang biasanya mempunyai ketelitian
0.2 milimeter maka hasil pegukuran hasil pengukuran yang dilakukan akan
memperoleh hasil ukur yang lebih teliti.
Disamping karakteristik, evaluasi juga mempunyai fungsi yang
bervariasi didalam proses belajar mengajar, yaitu sebagai berikut.

3
1. Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai
pengetahuan, nilai-nilai, dan ketrampilan yang telah diberikan oleh seorang
guru.
2. Untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan
kegiatan belajar.
3. Mengetahui tingkat ketercapaian  siswa dalam kegiatan belajar.
4. Sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru, yang bersumber dari siswa.
5. Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa.
6. Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orang tua siswa.
Demikian bervariasinya fungsi evaluasi, maka sangat penting bagi para
guru agar ketika merencanakan kegiatan evaluasi, sebaiknya perlu
mempertimbangkan lebih dulu fungsi dan kerakteristik evaluasi yang manakah
yang hendak dibuat untuk para siswa.
Evaluasi juga mempunyai fungsi yang bervariasi di dalam proses belajar
mengajar, yaitu sebagai berikut:
1. Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai
pengetahua, nilai-nilai, dan keterampilan yang telah diberikan oleh seorang
guru.
2. Untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan
kegiatan belajar.
3. Mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar.
4. Sebagai sarana umpan balik seorang guru, yang bersumber dari siswa.
5. Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa.
6. Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orang tua siswa.
Suharsimi Arikunto merumuskan fungsi yang lebih spesifik antara lain :
1. Berfungsi selektif, dengan cara mengadakan penilaian guru untuk mengada
kan seleksi atau penilaian terhadap siswanya. Dengan
penilaian itu sendiri mempunyai berbagai tujuan, antara lain:
a. Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu
b. Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya
c. Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa.

4
d. Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah, dan
sebagainya.
2. Berfungsi diagnostik, apabila  alat yang digunakan dalam penilaian cukup 
memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan
mengetahui kelemahan siswa. Di samping itu diketahui pula sebab musabab
nya  kelemahan  itu.  Jadi  dengan  mengadakan  penilaian,  sebenarnya  guru  
mengadakan  diagnosa  kepada  siswa  tentang  kebaikan  dan kelemahannya.
3. Berfungsi sebagai penempatan. Untuk dapat menentukan dengan pasti
bahwa seorang siswa harus ditempatkan pada kelompok tertentu,
maka digunakanlah suatu penilaian. Sekelompok siswa yang mempunyai h
asil penilaian yang sama, akan berada dalam kelompok yang sama dalam be
lajar.
4. Berfungsi sebagai pengukur keberhasilan, yakni untuk mengetahui sejauh
mana suatu program berhasil diterapkan.

B. Prinsip-prinsip Evaluasi Pendidikan


Prinsip-prinsip Evaluasi menurut Rubiyanto, Rubini, dan Sri Hartini
Menurut Rubiyanto (2005:12) evaluasi memiliki beberapa prinsip, di antaranya
adalah sebagai berikut:
1. Prinsip totalitas, keseluruhan, atau komprehensif.
Evaluasi hasil belajar harus dilakukan untuk menggambarkan
perkembangan atau perubahan tingkah laku peserta didik secara
menyeluruh. Artinya, evaluasi mempu mengungkapkan aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor.
2. Prinsip kesinambungan
Evaluasi yang baik dilakukan secara teratur, berkesinambungan dari waktu
ke waktu, terencana dan terjadwal. Evaluasi yang demikian akan
menggambarkan perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu.
3. Prinsip Objektivitas
Evaluasi yang baik harus terlepas dari kepentingan subyek. Hasil evaluasi
tersebut harus menggambarkan kondisi peserta didik secara obyektif.

5
C. Cakupan Evaluasi Pendidikan
Secara garis besar evaluasi pembelajaran dibedakan menjadi tiga macam
luasan, yaitu pencapaian akademik, kecakapan (aptitude), dan penyesuaian
personal sosial.
1. Cakupan Pencapaian Akademik
Cakupan yang paling penting dari evaluasi pembelajaran dan banyak
dipahami pemanfaatannya oleh para guru adalah evaluasi sebagai usaha
eksplorasi informasi tentang pencapaian akademik. Secara devinitif
pencapaian akademik diartikan sebagai pencapaian siswa dalam semua
cakupan mata pelajaran. 
Evaluasi pencapaian akademik, mencangkup semua instrument
evaluasi yang direncanakan secara sistematis guna menentukan derajat
dimana seorang siswa dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditentukan sebelumnya oleh para guru. Dengan batasan pengertian ini,
evaluasi pencapaian akademik cangkupan kegiatannya antara lain tes paper
pen, tes penampilan, dan prosedur nontesting lainnya yang mengukur
semacam perubahan tepat dari perilaku siswa. Evaluasi pencapaian
akademik ini merupakan cakupan yang paling luas dan bervariasi sesuai
dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai.
Dilihat dari aspek guru, pencapaian akademik juga tidak kalah
penting manfaatnya, jika disbanding manfaatnya bagi siswa yang dievaluasi.
Dengan evaluasi pencapaian akademik tersebut, seorang guru dapat melihat
apakah proses pengajaran yang telah diterapkan pada peserta didik dapat
berhasil atau tidak. Jika kurang berhasil seorang guru perlu memperbaiki
cara penyampaiannya, dan sebaliknya jika sudah tercapai ia juga dianjurkan
untuk tetap menjaga atau terus meningkatkan kualitas penyampaian
materinya kepada siswa.
2. Cakupan Evaluasi Kecakapan atau Kepandaian
Secara devinitif evaluasi kecakapan (aptitude) tidak lain adalah
mencari informasi yang berkaitan erat dengan kemampuan atau kapasitas
belajar peserta didik yang dievaluasi. Insrtumen evaluasi kecakapan yang

6
diperoleh dari siswa dapat digunakan oleh para guru untuk memprediksi
prospek keberhasilan siswa dimasa yang akan dating, jika ia belajar secara
intensif dengan fasilitas pembelajaran yang baik. Kecakapan siswa pada
umumnya dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu general
aptitude (kecakpan umum), dan specific aptitude (kecakapan spesifik).
Kedua kecakapan ini telah lama menjadi focus testing dalam mengevaluasi
siswa yang hendak dievaluasi (evaluand). Beberapa evaluasi yang termasuk
evaluasi kecakapan umum diantaranya yang paling luas diterapkan di
bidang pendidikan adalah tes inteligensi, dengan menggunakan instrument
paper-pen dan tes kecakapan artistic (an art aptitude test) sebagai tes
kecakapan spesifik.
Evaluasi kecakapan siswa dan evaluasi pencapaian hasil belajar pada
prinsipnya adalah berbeda. Jika evaluasi kecakapan seorang guru atau
evaluator kemudian berusaha untuk memprediksi prospek kemampuan
mereka ke depan, evaluasi pencapaian akademik guru akan mengukur
pencapaian hasil belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran.
Itu semua dengan asumsi bahwa para siswa tersebut mendapat
pendidikan atau diklat yang sesuai dengan kemampuan dan dilakukan
dengan baik. Perbedaan lain dari evaluasi kecakapan dan pencapaian hasil
belajar dari sejak disekolah dasar sampai jenjang sekarang, misalnya
sekolah menengah atas dalam bidang studi yang sama. Mental ability
dibangun untuk menemukan evaluasi kecakapan sekitar evaluasi inteligensi
umum.
3. Cakupan Evaluasi Penyesuaian Personal Sosial
Cakupan lain yang juga perlu diketahui oleh seorang guru terhadap
para siswanya adalah evaluasi yang berkaitan erat dengan tingkat adaptasi
atau penyesuaian siswa secara personalitas atau secara bersama dengan
teman atau di sekolah. Evaluasi penyesuaian personal social tidak sama
dengan evaluasi pribadi siswa. Personalitas dapat  dimaknai lebih luas.
Personalitas dalam hal ini merupakan keseluruhan (entity) dari siswa.

7
Personalitas merupakan semua karakteristik psikologi yang dimiliki siswa
dan hubungannya dengan siswa lain. 
Cakupan evaluasi penyesuaian atau adaptasi personal social ini
diantaranya kemampuan, emosi, sikap dan minat siswa yang dimiliki
sebagai pengalaman lalu dari siswa tersebut. Evaluasi personalitas
sebenarnya termasuk juga didalamnya, evaluasi akademik dan evaluasi
kecakapan. Sebaliknya evaluasi adaptasi personal social juga menggunakan
teknik yang bermacam-macam, diantaranya berisi teknik evaluasi dengan
menggunakan tes seperti testing sikap, testing interes, kematangan social,
kemampuan kerjasama (cooperativeness), skala rerata diri dan inventori
dengan paper-pencil.
Teknik proyeksi baku (standardized projective techniques) juga
termasuk dalam cakupan evaluasi penyesuaian personal social, walaupun
demikian beberapa ahli pendidikan ada yang memasukkan teknik proyeksi
baku tersebut kedalam cakupan sabagai instrument evaluasi klinis.
Evaluasi penyesuaian personal ini memiliki manfaat yang besar bagi
seorang guru, khususnya untuk mengetahui secara intensif tingkat adaptasi
para siswanya. Namun, tidak sedikit pula para ahli evaluasi pendidikan yang
mengatakan bahwa evaluasi penyesuaian personal social kurang berhasil
disbanding kedua evluasi tersebut diatas. Walaupun demikian, sebaiknya
para guru tetap memahami dan menguasai evaluasi ini, karena manfaatnya
dalam mengungkapkan potensi siswa pada umumnya dalam berhubungan
dengan sesame siswa dikelas maupun disekolah, juga penting peranannya
sebagai usaha yang terencana dalam mengubah perilaku siswa.
Lepas dari keberhasilan dan kegagalan disbanding jenis evluasi
lainnya, evaluasi penyelesaian personal social termasuk diantaranya paper-
pencil misalnya angket dengan piulihan ganda. Angket dengan dua jawaban;
ya-tidak, setuju-tidak, atau pasti tidakyang berusaha mengungkap diri siswa
adalah banyak digunakan dalam evaluasi penyesuaian personal social.

8
D. Implikasi Evaluasi Pendidikan
1. Implikasi Teori Belajar Terhadap Konsep Evaluasi Pendidikan
a. Behaviorisme 
Menurut teori ini yang terpenting adalah masukan atau input yaitu
berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respon. Sedangkan
apa yang terjadi diantara stimulus dan respons itu dianggap tidak penting
diperhatikan sebab tidak bisa diamati. Hasil belajar adalah hal yang
sangat menentukan apakah seseorang dikatakan berhasil atau malah
sebaliknya yaitu gagal.
Hal ini tanpa melihat proses untuk memperoleh hasil belajar itu
sendiri. Prinsip-prinsip teori behaviorisme yang banyak dipakai didunia
pendidikan ialah (Harley & Davies, 1978 dalam Toeti, 1997):
1) Proses belajar (KBM) dapat berhasil dengan baik apabila si pelajar
ikut berpartisipasi secara aktif didalamnya
2) Materi pelajaran (KBM) dibentuk dalam bentu unit-unit kecil dan
diatur berdasarkan urutan yang logis sehingga si pebelajar mudah
mempelajarinya
3) Tiap-tiap respon (kompetensi) perlu diberi umpan balik secara
langsung, sehingga si pebelajar dapat mengetahui apakah respon
yang diberikan telah benar atau belum
4) Setiap kali si pebelajar memberikan respons yang benar maka ia
perlu diberi penguatan. Penguatan positif ternyata memberikan
pengaruh yang lebih baik daripada penguatan negative (evaluasi)
Oleh karena teori behavioristik memahami bahwa seseorang
dikatakan belajar apabila mengalami perubahan tingkah laku, maka
evaluasi dapat dilakukan dengan cara melihat perubahan tingkah laku
yang ditunjukkan oleh siswa. Apabila perubahan tingkah lakunya besar
(menunjukkan hasil belajar yang baik) maka dikatakan bahwa siswa
tersebut berhasil, akan tetapi apabila perubahan tingkah laku yang
ditunjukkan siswa sedikit (hasil belajar tidak sesuai dengan target) maka
dikatakan suatu kesalahan. Dengan demikian apabila hasil belajar tidak

9
sesuai dengan yang diharapkan maka guru akan mengadakan evaluasi
terhadap masukan (stimulus) agar respon yang diberikan siswa lebih baik
(tanpa mempertimbangkan proses belajar).
Evalusi menuntut satu jawaban benar. Jawaban benar
menunjukkan bahwa siswa telah menyelesaikan tugas belajarnya.
Evaluasi juga dipandang sebagai bagian terpisah dari kegiatan
pembelajaran, biasanya dilakukan setelah selesai kegiatan belajar dengan
menekankan pada evaluasi individu.
Kelebihan dari teori ini adalah siswa dituntut untuk berusaha
mencapai target yang ditentukan (kurikulum, nilai, dan sebagainya),
dengan konsekuensi apabila target terpenuhi maka dikatakan berhasil dan
patut mendapatkan hadiah sedangkan bila target tidak terpenuhi maka
siswa dikatakan gagal dan patut mendapat hukuman.
b. Kognitivisme
Dalam teori kognitivisme, belajar merupakan keterlibatan
penguasaan atau penataan kembali struktur kognitif dimana seseorang
memproses dan menyimpan informasi. Belajar juga merupakan suatu
proses internal yang mencakup ingatan, pengolahan informasi, emosi,
dan aspek kejiwaan lainnya dimana pengetahuan yang diterima
disesuaikan dengan struktur kogniitf yang sudah dimiliki seseorang
berdasarkan pengetahuan yang sudah ada sebelumnya. Teori ini lebih
mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar.
Dengan memahami konsep belajar demikian, maka evaluasi yang
dilakukan pun berbeda dengan behaviorisme. Dalam behavioristme
evaluasi dilakukan setelah pembelajaran selesai dan bersifat individu,
namun dalam kognitivisme ini evaluasi dilakukan tidak harus menunggu
materi pembelajaran selesai dengan kata lain ditengah-tengah kegiatan
pembelajaran guru sudah bisa melakukan proses evaluasi. Jawaban yang
dibutuhkan pun tidak terbatas pada satu jawaban pasti akan tetapi siswa
dapat lebih kreatif menjabarkan pengetahuan yang dimilikinya selama
ini.

10
c. Konstruktivisme
Evaluasi pada teori konstruktivisme ini digunakan untuk
menggali munculnya berfikir divergent, pemecahan ganda, dan bukan
hanya satu jawaban yang benar. Selain itu evaluasi disini juga merupakan
bagian utuh dari pembelajaran dengan cara memberikan tugas-tugas yang
bermakna serta menerapkan apa yang dipelajari yang menekankan pada
keterampilan proses.
Evaluasi yang dilakukan hamper sama dengan teori kognitivisme.
Ditengah-tengah proses pembelajaran guru bisa mengajukan pertanyaan
untuk mengevaluasi pemahaman siswa terhadap materi yang
disampaikan. Berbagai macam metode dapat diterapkan oleh guru, antara
lain: Tanya jawab, penyelidikan/menemukan, dan komunitas belajar. 
Kegiatan bertanya sangat berguna dalam pembelajaran yang
produktif seperti dikemukakan Nurhadi (2003: 14) berikut ini: 
1) menggali informasi, baik administrasi maupun akademis
2) mengecek pemahaman siswa
3) membangkitkan respon kepada siswa
4) mengetahui sejauh mana keinginan siswa
5) mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa
6) memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru
7) membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa
8) menyegarkan kembali pengetahuan siswa 
Sesuai dengan peranan guru dalam teori konstruktivisme ini
adalah guru sebagai fasilitator sehingga guru tidak selalu memberikan
materi di kelas, siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Sehingga dalam KBM terjadi timbal balik antara guru dengan siswa yang
menyebabkan aspek penilaian guru menjadi semakin banyak dan tidak
terpacu pada hasil akhir (ujian).
2. Implikasi Prinsip-Prinsip Belajar Terhadap Evaluasi Pendidikan
a. Perhatian dan Motivasi

11
Implikasi prinsip motivasi bagi siswa adalah disadarinya oleh
siswa bahwa motivasi belajar yang ada pada diri mereka harus
dibangkitkan dan mengembangkan secara terus menerus. Untuk dapat
membangkitkan dan mengembangkan motivasi belajar mereka secara
terus menerus, siswa dapat melakukannya dengan menentukan atau
mengetahui tujuan belajar yang hendak dicapai. menanggapi secara
positif pujian atau dorongan dari orang lain, menentukan target atau
sasaran penyelesaian tugas belajar, dan perilaku sejenis lainnya. Dari
contoh-contoh perilaku siswa untuk meningkatkan dan membangkitkan
motivasi belajar, dapat ditandai bahwa perilaku-perilaku tersebut bersifat
psikis.
b. Keaktifan
Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa lebih lanjut menuntut
keterlibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran.
c. Keterlibatan Langsung atau Pengalaman 
Implikasi prinsip ini dituntut pada para siswa agar tidak segan-
segan mengerjakan segala tugas belajar yang dibeerikan kepada mereka.
Dengan keterlibatan langsung ini, secara logis akan menyebabkan
mereka memperoleh pengalaman atau berpengalaman. Bentuk-bentuk
perilaku yang merupakan implikasi prinsip keterlibatan langsung bagi
siswa misalnya adalah siswa ikut dalam pembuatan lapangan bola voli,
siswa melakukan reaksi kimia, siswa berdiskusi untuk membuat laporan,
siswa membaca puisi di depan kelas, dan perilaku sejenis lainnya. 
Bentuk perilaku keterlibatan langsung siswa tidak secara mutlak
menjamin terwujudnya prinsip keaktifan pada diri siswa. Namun
demikian, perilaku keterlibatan siswa secara langsung dalam kegiatan
belajar pembelajaran dapat diharapkan mewujudkan keaktifan siswa.
d. Pengulangan
Penguasaan secara penuh dari setiap langkah kemungkinkan
belajar secara keseluruhan lebih berarti. Dari pemyataan inilah

12
pengulangan masih diperlukan merasa bosan dalam melakukan
pengulangan. Itulah yang merupakan implikasi dari prinsip pengulangan.
e. Tantangan 
Implikasi prinsip tantangan bagi siswa adalah tuntutan
dimilikinya kesadaran pada diri siswa akan adanya kebutuhan untuk
selalu memperoleh, memproses. dan mengolah pesan. Sclain itu, siswa
juga harus memiliki keingintahuan yang besar terhadap segala
permasalahan yang dihadapinya. Bentuk-bentuk perilaku siswa yang
merupakan implikasi dari prinsip tantangan ini diantaranya adalah
melakukan eksperimen, melaksanakan tugas terbimbing maupun
mandiri, atau mencari tahu pemecahan suatu masalah.
f. Balikan dan Penguatan 
Siswa selalu membutuhkan suatu kepastian dari kegiatan yang
dilakukan, apakah benar atau salah? Dengan demikian siswa akan selalu
memiliki pengetahuan tentang hasil (knowledge of result), yang
sekaligus merupakan penguat (reinforce) bagi penguatan bentuk-bentuk
perilaku siswa yang memungkinkan diantaranya adalah dengan segera
mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban, menerima kenyataan
terhadap skor atau nilai yang dicapai, atau menerima teguran dari
gurulorang tua karena hasil belajar yang jelek.
g. Perbedaan Individual 
Implikasi adanya prinsip perbedaan individual diantaranya adalah
menentukan tempat duduk di kelas, menyusun jadwal belajar, atau
memilih bahwa implikasi adanya prinsip perbedaan individu bagi siswa
dapat berupa perilaku fisik maupun psikis. Untuk memperjelas implikasi
prinsip-prinsip belajar bagi siswa, anda dapat mengidentifikasi dari
kegiatan siswa dalam kegiatan pembelajaran sebagai indikatornya.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa
pada hakikatnya dalam melakukan proses penilaian (evaluasi) guru harus
memperhatikan prinsip-prinsip penilaian agar tujuan penilaian dapat tercapai
dengan baik. Prinsip-prinsip penilaian itu antara lain: objektif, transparan,
berkesinambungan, dan menyeluruh.
Prinsip belajar adalah landasan berpikir, landasan berpijak, dan sumber
motivasi agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik antara
pendidik dengan peserta didik. Prinsip ini dijadikan sebagai dasar dalam upaya
pembelajaran, baik bagi siswa maupaun bagi guru dalam upaya mencapai hasil
yang diinginkan.
Implikasi ketiga teori belajar yang telah dijelaskan (behaviorisme,
kognitivimse, konstruktivisme) terhadap evaluasi pendidikan adalah bahwa
kurikulum yang dikembangkan hendaknya tidak terlalu ketat dalam arti dapat
mengembangkan kreatifitas dan produktifitas siswa, evaluasi hendaknya tidak
hanya diukur dari hasil belajar siswa (rapor) akan juga mengacu pada proses
belajar dimana siswa dituntut aktif dan memiliki semangat belajar tinggi, guru
hendaknya memahami karakteristik belajar siswa karena setiap siswa memiliki
perbedaan dalam kecepatan menangkap ilmu pengetahuan serta memiliki
caranya sendiri untuk belajar. Dengan mengetahui berbagai teori belajar
diharapkan pendidikan di Indonesia dapat terus dievaluasi sehingga dapat
mencapai tujuan pendidikan yang ditentukan dengan baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Prof. H. M. Sukardi, MS,Ph.D. 2009. Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan


Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara

fajarss.blog.uns.ac.id/files/2010/04/teori-belajar.pdf

jurnal.ump.ac.id/_berkas/jurnal/11.pdf

http://cobah-ajah.blogspot.co.id/2012/05/karakteristik-dan-fungsi-evaluasi.html

http://listianahome.blogspot.co.id/2015/04/prinsip-prinsip-evaluasi-
pembelajaran.html

http://sukurudin474.blog.com/2014/03/15/makalah-%E2%80%9C-evaluasi-
pendidikan-%E2%80%9C/

http://syafiuddinshobirin.blogspot.co.id/

15

Anda mungkin juga menyukai