Anda di halaman 1dari 17

ALAT-ALAT PENDIDIKAN

MAKALAH
Ditujukan untuk memenuhi Tugas
Mata Kuliah Ilmu Pendidikan

Dosen Pembimbing:
Asna Bariroh, S.Si., M.Pd.

HABIBATUZ ZUHRO
NIM: 20192001480211

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM ULUWIYAH MOJOKERTO
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua dalam menyelesaikan
Makalah ini yang berjudul “Alat-alat Pendidikan”. Shalawat serta salam tak lupa
kita haturkan kepada baginda Rasulullah yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah
menjadikan kami kaum muslimin dan muslimat yang berada dizaman yang terang
benderang.
Dalam makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi
materi, maupun cara penulisan. Maka kami mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca untuk memberikan saran terhadap makalah kami. Semoga makalah
kami dapat menambah wawasan bagi para pembaca khususnya kami para penulis.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi dan
bisa menambah ilmu kita semua, Amin.

Mojokerto, 06 Nopember 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul.......................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Alat-alat Pendidikan............................................................3
B. Macam-macam Alat-alat Pendidikan....................................................3
C. Kriteria Pemilihan Alat-alat Pendidikan.............................................11

BAB III : PENUTUP


A. Kesimpulan.........................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan
karena pendidikan adalah suatu proses untuk mendewasakan manusia. Atau
dengan kata lain pendidikan merupakan suatu upaya untuk “memanusiakan”
manusia. Melalui pendidikan manusia dapat tumbuh dan berkembang secara
wajar dan “sempurna” sehingga ia dapat melaksanakan tugasnya sebagai
manusia. Pendidikan dapat mengubah manusia dari yang asalnya tidak tahu
menjadi tahu, asalnya tidak baik menjadi baik. Sedemikian pentingnya nilai
pendidikan bagi manusia, maka keharusan untuk mendapatkannya pun adalah
suatu keharusan. Pendidikan itu merupakan suatu keharusan bagi manusia
karena pada hakekatnya manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya dan tidak
langsung dapat berdiri sendiri, dapat memelihara dirinya sendiri. Manusia pada
saat lahir sepenuhnya memerlukan bantuan orang tuanya. Karena itu
pendidikan merupakan bimbingan orang dewasa mutlak diperlukan manusia1.
Penyampaian ilmu atau pesan tersebut membutuhkan adanya alat atau
sarana demi tercapainya tujuan pendidikan. Alat atau sarana yang dapat
menunjang tercapainya suatu tujuan pendidikan tersebut dinamakan alat
pendidikan. Mengingat bahwa alat pendidikan tersebut begitu penting dalam
usaha penyampaian ilmu atau pesan bagi seorang pendidik, maka pemahaman
tentangnya menjadi sangat mendasar bagi seorang pendidik. Dengan alasan
inilah penulis terdorong untuk menulis makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud alat-alat pendidikan?
2. Apa macam-macam alat-alat pendidikan?
3. Apa kriteria pemilihan alat-alat pendidikan?

1
Sadulloh. Pedagogika. UPI Press. Bandung. 2009.

1
C. Tujuan Permasalahan
1. Untuk mengetahui pengertian alat-alat pendidikan.
2. Untuk mengetahui macam-macam alat-alat pendidikan.
3. Untuk mengetahui kriteria pemilihan alat-alat pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Alat-alat Pendidikan


Alat pendidikan adalah suatu tindakan atau situasi yang sengaja
diadakan untuk tercapainya suatu tujuan pendidikan yang tertentu. Alat
pendidikan merupakan faktor pendidikan yang sengaja dibuat dan digunakan
demi pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan. Selain dari pada itu alat
pendidikan juga bisa diartikan segala perlengkapan yang dipakai dalam usaha
pendidikan2. Dalam praktek pendidikan, istilah alat pendidikan sering
diindentikkan dengan media pendidikan, walaupun sebenarnya pengertian alat
lebih luas dari pada media. Namun yang dimaksud disini adalah alat
pendidikan bukan media pendidikan.
Alat pendidikan adalah langkah-langkah yang diambil demi kelancaran
proses pelaksanaan pendidikan . Jadi, alat pendidikan itu berupa usaha dan
perbuatan yang secara konkrit dan tegas dilaksanakan, guna menjaga agar
proses pendidikan bisa berjalan dengan lancar dan berhasil. Namun secara
umum, alat pendidikan adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mencapai
tujuan pendidikan . Pendidikan dari aspek fungsinya, yakni: alat sebagai
perlengkapan, alat sebagai pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan,
alat sebagai tujuan untuk mencapai tujuan selanjutnya3. Menurut pendapat ini,
alat pendidikan bisa berupa usaha/perbuatan atau berupa benda/perlengkapan
yang bisa memperlancar/mempermudah pencapaian tujuan pendidikan.

B. Macam-macam Alat-alat Pendidikan


Mengenai macam-macam alat pendidikan, kita dapat membedakan alat-
alat pendidikan ke dalam dua golongan yaitu:

2
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati. Ilmu Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. 2003.
3
Amir Indrakusuma. Pengantar Ilmu Pendidikan. Usaha Nasional. Surabaya. 1973.

3
1. Alat Pendidikan Preventif
Alat pendidikan preventif ialah alat yang bersifat pencegahan.
Tujuan alat pendidikan preventif itu diadakan jika maksudnya mencegah
anak sebelum ia berbuat sesuatu yang tidak baik. Dan untuk menjaga agar
hal-hal yang dapat menghambat atau menggangggu kelancaran dari proses
pendidikan bisa dihindarkan. Misalnya, tata tertib, anjuran dan perintah,
larangan dan paksaan.
2. Alat Pendidikan Represif
Alat pendidikan represif disebut juga alat pendidikan kuratif atau
alat pendidikan korektif. Alat pendidikan represif bertujuan untuk
menyadarkan anak kembali kepada hal-hal yang benar, yang baik dan
tertib. Alat pendidikan represif diadakan bila terjadi sesuatu perbuatan
yang dianggap dengan peraturan-peraturan, atau sesuatu perbuatan yang
dianggap melanggar peraturan. Misalnya, pemberitahuan, teguran,
hukuman dan ganjaran.

Namun ada pendapat lain yang mengatakan alat-alat pendidikan yang


bukan benda :
1. Pembiasaan
Pembiasaan adalah salah satu alat pendidikan yang penting sekali,
terutama bagi anak-anak yang masih kecil. Sebagai permulaan dan pangkal
pendidikan pembiasaan merupakan alat yang satu-satunya. Sejak lahir
anak-anak harus dilatih dengan pembiasaan-pembiasaan dan perbuatan-
perbuatan yang baik, seperti dimandikan dan ditidurkan pada waktu
tertentu, diberi makan dengan teratur dan sebagainya. Makin besar anak itu
kebiasaan yang baik harus tetap diberikan dan dilaksanakan. Pembiasaan
yang baik penting artinya bagi pembentukan watak anak-anak dan juga
akan terus berpengaruh kepada anak itu sampai hari tuanya.

4
Syarat-syarat pembiasaan antara lain:
a. Mulailah pembiasaan itu sebelum terlambat, sebelum anak itu
mempunyai kebiasaan yang berlawanan dengan hal-hal yang akan
dibiasakan.
b. Pembiasaan itu hendaknya terus menerus (berulang-ulang), dijalankan
secara teratur sehingga akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang
otomatis. Untuk itu dibutuhkan pengawasan.
c. Pendidikan hendaknya konsekuen, bersikap tegas dan tetap teguh
terhadap pendirian yang telah diambilnya. Jangan member
kesempatan untuk melanggar pembiasaan yang telah ditetapkan itu.
d. Pembiasan yang mula-mula mekanistis itu harus makin menjadi
pembiasan yang disertai kata hati anak itu sendiri.
Hal itu mungkin jika secara berangsur-angsur disertai pula dengan
penjelasan-penjelasan dan nasehat-nasehat dari si pendidik sehingga
makin lama timbullah pengertian dalam diri anak didik.
2. Pengawasan
Pembiasaan yang baik membutuhkan pengawasan. Aturan-aturan
dan larangan-larangan dapat berjalan dan ditaati dengan baik jika disertai
dengan pengawasan yang terus menerus. Terus menerus di sini
dimaksudkan adalah pendidik hendaknya konsekuen, apa yang telah
dilarang hendaknya selalu dijaga jangan sampai dilanggar dan apa yang
telah diperintahkan jangan sampai diingkari.
Pengawasan itu penting sekali dalam mendidik anak-anak. Tanpa
pengawasan berarti membiarkan anak berbuat sekehendaknya. Anak tidak
dapat membedakan yang baik dan yang buruk, mengetahui mana yang
seharusnya dihindari atau tidak senonoh, dan mana yang boleh dan harus
dilaksanakan, mana yang membahayakan dan mana yang tidak.
Jadi dalam hal ini harus ada perbandingan antara pengawasan dan
kebebasan. Tujuan mendidik adalah membentuk anak supaya akhirnya
dapat berdiri sendiri dan bertanggungjawab sendiri atas perbuatannya,
mendidik ke arah kebebasan. Makin besar anak itu makin dikurangi

5
pengawasan terhadapnya dan sebaliknya makin diperbesar kebebasan yang
diberikan kepadanya.
3. Perintah
Dalam islam perintah disebut juga dengan amar ma’ruf. Perintah
bukan hanya apa yang keluar dari mulut seseorang dan yang harus
dikerjakan oleh orang lain, melainkan dalam hal ini termasuk pula
peraturan-peraturan umum yang harus ditaati oleh anak-anak. Tiap-tiap
perintah dan peraturan dalam pendidikan mengandung norma-norma
kesusilaan, jadi bersifat memberi arah atau mengandung tujuan ke arah
perbuatan susila. Perintah dalam pendidikan islam bersifat memberi arah
atau mengandung tujuan kearah perbuatan yang mulia.
Syarat-syarat memberi perintah:
a. Perintah hendaknya terang dan singkat, jangan terlalu banyak
komentar sehingga mudah dimengerti oleh anak.
b. Perintah hendaknya disesuaikan dengan keadaan dan umur anak
sehingga jangan sampai memberi perintah yang tidak mungkin
dikerjakan oleh anak. Tiap-tiap perintah hendaknya disesuaikan
dengan kesanggupan anak.
c. Kadang-kadang kita perlu mengubah perintah menjadi permintaan
sehingga tidak terlalu keras kedengarannya.
d. Jangan terlalu banyak dan berlebihan memberikan perintah, sebab
dapat mengakibatkan anak itu tidak patuh, melainkan menentang.
e. Pendidik hendaklah konsekuen terhadap apa yang telah
diperintahkannya. Suatu perintah harus ditaati oleh seorang anak
berlaku pula bagi anak yang lain.
f. Suatu perintah yang bersifat mengajak si pendidik turut
melakukannya, umumnya lebih ditaati oleh anak dan dikerjakannya
dengan gembira.
4. Larangan
Larangan biasanya dikeluarkan jika anak melakukan sesuatu yang
tidak baik, yang merugikan atau yang membahayakan dirinya. Seorang ibu

6
atau ayah yang sering melarang perbuatan anaknya, dapat mengakibatkan
bermacam-macam sikap atau sifat yang kurang baik pada anak itu, seperti:
a. Keras kepala atau melawan.
b. Pemalu dan penakut.
c. Perasaan kurang harga diri.
d. Kurang mempunyai perasaan bertanggungjawab.
e. Pemurung atau pesimis.
f. Acuh tak acuh terhadap sesuatu.
5. Keteladanan
Dalam pendidikan, alat pendidikan yang paling diutamakan adalah
teladan. Pada diri anak-anak terdapat rasa bangga pada orang tua mereka.
Dalam istilah agama dikenal dengan Uswatun Hasanah (tauladan yang
baik). Terutama dalam masalah ini perlu mendapat perhatian yang
sungguh-sungguh dari guru atau pendidik dalam pepatah sering kita
dengar bahwa guru kencing berdiri murid kencing berlari. Pendidik dalam
konteks ilmu pendidikan islam berfungsi sebagai warasatu al-anbiya.
Fungsi ini pada hakikatnya mengemban misi sebagai rahmatan lil ‘alamin
yakni suatu misi yang mengajak manusia untuk tunduk dan taat pada
hukum Allah. Misi ini dikembangkan kepada pembentukan kepribadian
yang berjiwa tauhid, kreatif, beramal shaleh dan berakhlak mulia.
Menurut al Ghazali seperti yang disitir oleh fatiyah hasan sulaiman,
terdapat beberapa sifat penting yang harus dimiliki oleh pendidik sebagai
orang yang diteladani, yaitu : amanah dan tekun bekerja, lemah lembut dan
kasih sayang terhadap peserta didik, dapat memahami dan berlapang dada
dalam ilmu dan terhadap orang-orang yang diajarkan, tidak rakus pada
materi, berpengetahuan luas, istiqamah dan memegang teguh prinsip
islam. Sifat-sifat penting yang harus ada dalam diri peserta didik menurut
al-Ghazali, yaitu: rendah hati, mensucikan diri dari segala keburukan, taat
dan istiqamah.

7
6. Hukuman
Dalam islam hukuman disebut juga dengan ‘iqab. Abdurrahman
an-Nahlawi menyebutkan dengan tarhid yang berarti ancaman atau
intimidasi melalui hukuman karena melakukan sesuatu yang dilarang.
Menurut Amir Daien Indra Kusuma menyebutkan hukuman adalah suatu
perbuatan dimana kita secara sadar, dan sengaja menjatuhkan nestapa
kepada orang lain, yang baik dari segi kejasmanian maupun kerohanian
orang itu mempunyai kelemahan dibandingkan diri kita, dan oleh karena
itu kita mempunyai tanggung jawab untuk membimbingnya dan
melindunginya. Tujuan memberi hukuman kepada anak didik adalah
sebagai berikut:
a. Hukuman diberikan karena ada pelanggaran
b. Hukuman diberikan dengan tujuan agar tidak terjadi pelanggaran
Berikut ini beberapa ciri-ciri pemberian hukuman sesuai dengan
perspektif pendidikan islam oleh Asma Hasan Fahmi :
a. Hukuman diberikan untuk memperoleh perbaikan dan pengarahan.
b. Memberikan kesempatan kepada anak memperbaiki kesalahannya
sebelum dipukul. Anak yang belum berusia sepuluh tahun tidak boleh
dipukul, kalaupun dipukul tidak boleh lebih dari tiga kali.
c. Pendidik harus tegas dalam melaksanakan hukuman, artinya apabila
sikap keras pendidik telah dianggap perlu, maka harus dilaksanakan
dan diutamakan dari sikap lunak dan kasih sayang.
7. Ganjaran
Ganjaran adalah sebagai alat untuk mendidik anak-anak supaya
anak dapat merasa senang karena perbuatan atau pekerjaannya mendapat
penghargaan. Umumnya, anak mengetahui bahwa pekerjaan atau
perbuatan yang menyebabkan mendapat ganjaran itu baik. Pendidik
bermaksud juga supaya dengan ganjaran itu anak menjadi lebih giat lagi
usahanya untuk memperbaiki dan mempertinggi prestasi yang telah
dicapainya.

8
Macam-macam contoh perbuatan atau sikap pendidik yang dapat
merupakan ganjaran bagi anak didiknya yaitu :
a. Guru mengangguk-angguk tanda senang dan membenarkan suatu
jawaban yang diberikan oleh seorang anak.
b. Guru memberi kata-kata yang menggembirakan (pujian).
c. Pekerjaan biasa juga menjadi suatu ganjaran.
d. Ganjaran yang ditujukan kepada seluruh kelas sangat perlu
e. Ganjaran biasa juga berupa benda-benda yang menyenangkan dan
berguna bagi anak-anak.

Adapun ditinjau dari segi wujudnya, maka alat pendidikan itu dapat
berupa4:
1. Benda-benda sebagai alat bantu pendidikan (hardware).
Banyak sekali macamnya yang termasuk kedalam benda-benda
yang dianggap sebagai alat bantu pendidikan, diantaranya mencakup meja,
kursi, papan tulis, penghapus, kapur tulis, buku, peta, dan sebagainya.
2. Perbuatan pendidik (software)
a. Teladan
Teladan merupakan segala tingkah laku, cara berbuat, dan
berbicara yang ada pada diri pendidik yang kemungkinan akan ditiru
oleh si anak didik. Dengan teladan ini, lahirlah gejala identifikasi
positif, yakni penyamaan diri dengan orang yang ditiru. Identifikasi
positif itu penting sekali dalam pembentukan kepribadian. Karena
itulah teladan merupakan alat pendidikan yang utama, sebab terikat
erat dengan pergaulan dan berlangsung secara wajar. Hal yang perlu
diperhatikan oleh pendidik dalam hal ini adalah kejelasan tentang
tingkah laku mana yang harus ditiru ataupun sebaliknya.

4
Ngalimpurwanto. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. PT. Remaja Rosda Karya. Bandung.
1985.

9
b. Anjuran, suruhan dan perintah
Perintah adalah tindakan pendidik yang menyuruh anak didik
melakukan sesuatu yang diharapkan untuk mencapai tujuan tertentu.
Jika pada teladan anak dapat melihat, di dalam anjuran, suruhan, atau
perintah anak mendengar apa yang harus dilakukan.
c. Larangan
Larangan merupakan tindakan pendidik menyuruh anak didik
supaya tidak melakukan sesuatu atau menghindari tingkah laku tertentu
demi tercapainya tujuan pendidikan tertentu.
d. Pujian dan hadiah
Pujian danm hadiah merupakan tindakan pendidik yang
fungsinya memperkuat penguasaan tujuan pendidikan tertentu yang
telah dicapai oleh anak didik. 4 Hadiah dalam hal ini tidak mesti selalu
berwujud barang. Anggukan kepala dengan wajah berseri, menunjukan
jempol si pendidik, sudah merupakan satu hadiah yang pengaruhnya
besar sekali, seperti memotivasi, menggembirakan, dan menambah
keprcayaan dirinya.
e. Teguran
Teguran merupakan tindakan pendidik untuk mengoreksi
pencapaian tujuan pendidik oleh anak didik. Teguran dapat berupa
kata-kata, tetapi juga dapat berupa isyarat-isyarat, misalnya pandangan
mata yang tajam, menunjuk dengan jari, dan sebagainya.
f. Peringatan dan ancaman
Peringatan diberikan kepada anak yang telah beberapa kali
melakukan pelanggaran, dan telah diberikan teguran pula atas
pelanggarannya. Dalam memberikan peringatan ini, biasanya disertai
dengan ancaman akan sanksinya. Karena itulah, ancaman merupakan
tindakan pendidik mengoreksi secara keras tingkah laku anak didik
yang tidak diharapkan dan disertai perjanjian jika terulang lagi akan
dikenakan hukuman atau sanksi.

10
g. Hukuman
Hukuman ialah memberikan atau mengadakan nestapa atau
penderitaan dengan sengaja kepada anak didik dengan maksud agar
penderitaan tersebut betul-betul dirasakannya, bukan untuk meniksa si
anak didik tetapi untuk menuju kearah perbaikan.

C. Kriteria Pemilihan Alat-alat Pendidikan


Meskipun alat pendidikan kebendaan/material seperti: lahan, gedung,
prabot dan perlengkapan lebih berkaitan dengan kegiatan pendidikan di
sekolah, namun karena sifat pendidikan secara umumpun memanfaatkan
pentingnya peran alat pendidikan berbentuk material, maka beberapa kriteria
berikut ini perlu dipahami dan dijadikan pertimbangan pendidik dalam
menjalankan kegiatan pendidikan5 seperti:
1. Alat pendidikan hendaklah terbuat dari alat yang kuat dan tahan lama
dengan memperhatikan keadaan setempat.
2. Pembuatan alat pendidikan mudah dan dapat dikerjakan secara masal.
3. Biaya alat pendidikan relative murah.
4. Alat pendidikan hendaknya enak dan nyaman bila ditempati atau dipakai
sehingga tidak mengganggu keamanan pemakainya.
5. Alat pendidikan relatif ringan untuk mudah dipindah-pindahkan.

Secara lebih rinci syarat-syarat alat pendidikan yang harus diperhatikan


pendidik adalah:
1. Ukuran fisik terdidik, agar pemakaianya fungsi dan efektif.
2. Bentuk dasar yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Sesuai dengan aktivitas terdidik dalam proses pendidikan.
b. Kuat, mudah pemeliharaan dan mudah dibersihkan.
c. Mempunyai pola dasar yang sederhana.
d. Mudah dan ringkas untuk disimpan atau disusun.
e. Fleksibel, sehingga mudah digabungkan dan dapat pula berdiri sendiri.

5
Sadulloh. Pedagogika. UPI Press. Bandung. 2009.

11
3. Kontruksi perabot hendaknya:
a. Kuat dan tahan lama.
b. Mudah dikerjakan secara masal.
c. Tidak terganggu keamanan terdidik.
d. Bahannya mudah didapat di pasaran dan disesuaikan dengan keadaan
setempat.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Alat pendidikan berperan penting dalam proses belajar mengajar untuk
mewujudkan tujuan pendidikan yang sesuai dengan harapan. Peran alat
pendidikan perlu dikembangkan secara optimal agar menunjang kelancaran
proses pendidikan.
Alat pendidikan itu sendiri terdiri dari dua jenis yaitu alat pendidikan
material dan alat pendidikan non material. Alat pendidikan material adalah
segala bentuk perlengkapan yang digunakan untuk membantu proses belajar
mengajar yang mencakup sarana dan prasarana. Sebaliknya, alat pendidikan
non material adalah berupa suatu tindakan dan perbuatan atau situasi yang
dengan sengaja dilakukan untuk membantu pencapaian tujuan pendidikan.
Karakteristik alat pendidikan menjadi bagian yang perlu dipahami oleh
pendidik dalam melaksanakan proses pendidikan.
Penggunaaan alat pendidikan dipengaruhi oleh kecakapan pendidik
yang harus menyesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai, dan sebagai
seorang pendidik sebaiknya harus menghindari tindakan yang memaksa.
Penggunaan alat pendidikan juga dipengaruhi oleh pribadi yang akan
memakainya. Pemakai alat pendidikan juga harus dapat menyesuaikan diri
dengan tujuan yang dikandung oleh alat itu. Penggunaan alat pendidikan
mempunyai hubungan yang erat dengan sifat kepribadian pemakainya yang
merupakan sifat khas dari alat pendidikan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu dan Uhbiyati Nur. 2003. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Indrakusuma Amir. 1973. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surubaya: Usaha Nasional.

Ngalimpurwanto. 1985. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT


Remaja Rosda Karya.

Sadulloh, dkk. 2009. Pedagogika. Bandung: UPI Press.

14

Anda mungkin juga menyukai