Oleh :
KELOMPOK 5
1. ADI PURBAYA (A1I119018)
2. SEPTIANA (A410200062)
6. LUSMAZIRA (A1I121094)
Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah swt, yang senantiasa
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad saw. beserta keluarga dan para sahabatnya sekalian
karena beliaulah kita dapat merasakan betapa bermaknanya dan betapa sejuknya alam
yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat
dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT,
dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia.
penyusun
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................................... 2
BAB II....................................................................................................................................... 3
A. METODE .................................................................................................................... 10
B. HASIL ......................................................................................................................... 10
LAMPIRAN............................................................................................................................ 30
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah merupakan ujung tombak dalam melahirkan manusia manusia
Indonesia, yang berkualitas dan memiliki daya saing yang cukup tinggi baik itu
tingkat nasional atau dalam negeri bahkan dapat hingga tingkat Internasional.
Sistem penjaminan mutu pendidikan merupakan salah satu kegiatan untuk
mendukung proses tersebut, meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan di
masyarakat Indonesia khususnya dalam dunia pendidikan dapat berkembang
dengan maksimal dan diakui potensinya oleh halayak. Kegiatan ini tentunya
sistematik dan terpadu pada penyelenggaraan pendidikan untuk meningkatkan
kualitas dan kecerdasan bangsa. Dalam mewujudkannya harus ada satu sistem
pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan yang dapat membangun
kerjasama dan kolaborasi diantara berbagai pemangku kepentingan dan stake
holder, tentunya untuk menciptakan kualitas mutu pendidikan baik internal
sekolah maupun eksternal untuk memenuhi standar kebutuhan pendidikan
masyarakat Indonesia.
1
ditawar. Satuan pendidikan harus mengimplemetasikan penjaminan mutu
pendidikan tersebut secara mandiri dan berkelanjutan. Mutu pendidikan dasar
dan menengah adalah tingkat kesesuaian antara penyelenggaraan pendidikan
dasar dan menengah dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP) pada satuan
pendidikan dasar dan pendidikan menengah dan/atau program keahlian.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep penjaminan mutu pendidikan ?
2. Bagaimana Tujuan dan fungsi penjaminan mutu pendidikan ?
3. Bagaimana Sistem penjaminan mutu pendidikan di sekolah ?
4. Bagaimana Faktor-faktor dalam peningkatan mutu pendidikan sekolah?
5. Bagaimana Implementasi penjaminan mutu pendidikan di sekolah ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Konsep penjaminan mutu pendidikan
2. Untuk mengetahui Tujuan dan fungsi penjaminan mutu pendidikan
3. Untuk mengetahui Sistem penjaminan mutu pendidikan di sekolah
4. Untuk mengetahui Faktor-faktor dalam peningkatan mutu pendidikan
sekolah
5. Untuk mengetahui Implementasi penjaminan mutu pendidikan di
sekolah
2
BAB II
KAJIAN TEORI
Secara umum mutu diartikan sebagai gambaran dan karakteristik menyeluruh dari
barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam membuaskan kebutuhan yang
diharapkan atau tersirat. Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mencakup input,
proses dan output pendidikan.
Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan
untuk berlangsungnya proses. Input sumber daya meliputi sumber daya manusia (kepala
sekolah, guru termasuk guru BP, karyawan, siswa) dan sumber daya selebihnya
(peralatan, perlengkapan, uang, bahan dan sebagainya). Proses pendidikan merupakan
berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu yang berpengaruh terhadap
berlangsungnya proses disebut input, sedang sesuatu dari hasil proses disebut output.
Output pendidikan adalah merupakan kinerja sekolah. Kinerja sekolah adalah prestasi
sekolah yang dihasilkan dari proses/ perilaku sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur dari
kualitasnya, efektivitasnya, produktivitasnya, efesiensinya, inovasinya, kualitas
kehidupan kerjanya, dan moral kerjanya.
Tujuan kegiatan jaminan mutu bermanfaat, baik bagi pengguna internal maupun
eksternal organisasi, disamping untuk mengetahui kesesuaian antara harapan dengan
keadaan sebenarnya, yakni menurut Yorle (1997) Saputra H. Tujuan dan fungsi
perkembangan penjaminan mutu dalam pendidikan terhadap kualitas tersebut antara lain
sebagai berikut;
Secara lebih umum dapat disampaikan tujuan dan fungsi Penjaminan Mutu
Pendidikan yaitu, Tujuannya adalah Sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan
menengah bertujuan menjamin pemenuhan standar pada satuan pendidikan dasar dan
menengah secara sistemik, holistik, dan berkelanjutan, sehingga tumbuh dan berkembang
budaya mutu pada satuan pendidikan secara mandiri. Sedangkan fungsi dari Penjaminan
Mutu Pendidikan sendiri adalah sebagai pengendali penyelenggaraan pendidikan oleh
satuan pendidikan untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan bermutu.
Sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah terdiri atas dua
komponen besar yaitu Sistem Penjaminan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Mutu
Eksternal. Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) adalah sistem penjaminan mutu yang
berjalan di dalam satuan pendidikan dan dijalankan oleh seluruh komponen satuan
pendidikan. Sedangkan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME) adalah sistem
penjaminan mutu yang dijalankan oleh pemerintah, pemerintah daerah, badan akreditasi
dan badan standar. Sistem ini diatur dalam peraturan menterti pendidikan dan kebudayaan
No 28 tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah dan
dijelaskan pada Pedoman Umum
6
8) Sekolah memilikki kemauan perubahan (management change). Perubahan
adalah peningktan bermakna positif uuntuk lebih baik dalaam peningkatan
mutu pendidikan .
9) Sekolah melakukan evaluasi perbaikan yang berkelanjutan dan merupakan
proses peyempurnaan dalam meningkatkan mutu keseluruhan, mencakup
organisasi, tanggung jawab, prosedur dan sumber daya manusia.
Untuk meningkatkan mutu sekolah seperti yang disarankan oleh Sudarwan Danim
yaitu dengan melibatkan lima faktor yang dominan:
7
Dari penjelasan diatas, dapat dirangkum bahwa ada lima faktor yang dominan
untuk meningkatkan mutu sekolah yaitu kepala sekolah, guru, siswa, kurikulum, dan
jaringan kerjasama yang dilakukan secara bersama-sama sehingga target yang ingin
dicapai tercipta dengan baik.
Kepala sekolah, dalam hal ini yang memiliki wewenang tertinggi selaku pimpinan
instansi adalah orang yang paling berperan dalam menentukan arah kebijakan sekolah
menuju tujuan yang ingin dicapai. Pendidik dalam hal ini guru merupakan unsur utama
keseluruhan dalam mengelola proses pembelajaran. Jadi, dalam penerapan manajemen
mutu terpadu kualitas sumber daya guru dan kepala sekolah akan menentukan kualitas
sekolah, yang didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai, dan keikutsertaan
wali murid dan komite sekolah dalam memberikan perhatian dan dukungan kepada
sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
8
4. Organisasi ke atas, samping bawah, terjalinnya komunikasi yang efektif antara
pelanggan dan supplier, dengan semua jaringan dan komunikasi baik secara
vertikal maupun horizontal dilakukan seoptimal mungkin.
5. Perubahan kultur, dalam penerapan total quality manajement perlunya perubahan
kultur, namun untuk mewujudkannya memerlukan waktu yang cukup lama. Ada
dua hal yang diperlukan staf dalam menghasilkan mutu yaitu membutuhkan
lingkungan yang cocok untuk bekerja, mendukung dan menghargai kesuksesan
dan prestasi yang telah diraih.
6. Peningkatan kualitas guru dan karyawan, dengan terciptanya lingkungan yang
kondusif, seluruh anggota organisasi termasuk para manager harus siap mengikuti
program pendidikan dan pelatihan untuk melakukan pemberdayaan.
7. Profesionalisme dan fokus pada pelanggan, dalam hal ini tidak hanya bagaimana
membuat pelanggan senang dan tersenyum. Akan tetapi mutu terpadu yang
dimaksud adalah mendengarkan dan berdialog tentang kekhawatiran dan aspirasi
pelanggan.
Berdasarkan uraian diatas, sekolah memiliki tanggung jawab yang besar dalam rangka
meningkatkan mutu secara berkelanjutan. Semua komponen yang menunjang
terlaksananya manajemen mutu terpadu dilingkungan sekolah, harus saling
bekerjasama. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Karena sesungguhnya negara yang maju merupakan negara yang memiliki
pendidikan yang menghasilkan manusia yang berkualitas.
9
BAB III
METODE DAN HASIL
A. METODE
Instrumen yang digunakan dalam pengambilan data adalah angket dan pedoman
wawancara.
Adapun nama-nama mahasiswa yang melakukan :
B. HASIL
1. Data Angket
10
Kepala Sekolah Bapak/Ibu mempuyai
kepemimpinan yang mendorong
terwujudnya visi, misi, tujuan, sasaran
2 melalui program yang dilaksanakan ✓
secara berencana, bertahap, kreativitas,
inovasi, efektif, serta mempunyai
kemampuan manajerial.
Sekolah Bapak/Ibu mempunyai
3 pengelolaan tenaga kependidikan yang ✓
efektif.
Sekolah Bapak/Ibu memiliki team work
4 ✓
yang kompak, cerdas, dan dinamis.
Sekolah bapak/ibu memiliki kemandirian
atau kemampuan bekerja secara
5 maksimal dengan tidak tergantung ✓
petunjuk dari atasan dan memiliki sumber
daya manusia yang potensial.
Warga sekolah dan masyarakat memiliki
keterkaitan dan keterlibatan yang tinggi
6 pada sekolah Bapak/Ibu yang dilandasi ✓
rasa tanggung jawab melalui loyalitas dan
dedikasi.
Sekolah Bapak/Ibu memiliki transparansi
7 ✓
dalam peranan sekolah.
Sekolah Bapak/Ibu memiliki kemauan
8 meningkatkan mutu pendidikan untuk ✓
lebih baik.
Sekolah Bapak/Ibu melakukan evaluasi
perbaikan yang berkelanjutan dalam
9 meningkatkan mutu keseluruhan, ✓
mencakup organisasi, tanggung awab,
prosedur, dan sumber daya manusia
10 Sekolah Bapak/Ibu mencapai acuan mutu ✓
11
yang telah ditetapkan.
Sekolah Bapak/Ibu menjadikan
11 pencapaian acuan mutu sebagai dasar ✓
perencanaan acuan mutu selanjutkan.
12
3. Hipotesis
Hipotesis aspek berdasarkan data angket:
1) Efektivitas proses pembelajaran bukan sekedar transfer pengetahuan
(knowledge transfer), melainkan lebih menekankan pada internalisasi
mengembangkan aspek kognitif, afektif, psikomotor dan kemandirian.
• Mendukung
Pendidikan afektif sangat penting, untuk mencapai tujuan
pendidikan yang sebenarnya. Yaitu anak didik mampu dan mau
mengamalkan pengetahuan yang diperoleh dari dunia pendidikan
dalam kehidupan sehari-hari (Ibid., h.102) Aspek kognitif adalah
aspek yang mencakup kegiatan mental (otak) (Asrul,dkk. 2014). Hasil
belajar dalam aspek kognitif erat kaitannya dengan bertambahnya
wawasan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang.
Psikomotorik merupakan proses pengetahuan yang banyak didasarkan
dari pengembangan proses mental melalui aspek–aspek otot dan
membentuk keterampilan. Belajar akan membuat peserta didik
memiliki keterampilan dalam melakukan sesuatu tugas dan pekerjaan
yang lebih baik daripada sebelumnya. Pembelajaran yang
mengembangkan aspek kognitif, afektif, psikomotor dan kemandirian
akan berdampak positif pada peserta didik dimana peserta didik tidak
hanya menerima pengetahuan dari seorang guru namun bagaimana
peserta didik memperoleh serta mengembangkan dan memanfaatkan
pengetahuan nya.
• Tidak Mendukung
Untuk mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran, salah satu
aspek pentingnya adalah eksistensi guru sebagai penyelenggara
proses. Eksistensi guru sedemikian rupa sehingga setiap orang yang
mengikuti proses mendapatkan pencerahan pada aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik untuk kemampuan menghadapi hidup.
Peranan ini sangat menentukan keberhasilan hidup (Saroni, Personal
13
Branding Guru, h.39.) Oleh karena itu, guru harus mampu
mengembangkan ketiga aspek tersebut.
2) Kepemimpinan kepala sekolah akan mendorong terwujudnya visi, misi,
tujuan, sasaran melalui program yang dilaksanakan secara berencana,
bertahap, kreativitas, inovasi, efektif, mempunyai kemampuan manajerial.
• Mendukung
Sudarmanto (2009) menyatakan, “Kepemimpinan merupakan
salah satu dimensi kompetensi yang sangat menentukan terhadap
kinerja atau keberhasilan suatu organisasi”. Ketercapaian mutu dan
tujuan pendidikan sangat bergantung pada kecakapan dan
kebijaksanaan kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan
(Wahjosumidjo. 2011). Menurut Mulyasa (2006: 89) kepala sekolah
profesional dalam paradigma baru manajemen pendidikan akan
memberikan dampak positif dan perubahan yang cukup mendasar
dalam pembaharuan sistem pendidikan di sekolah. Dampak tersebut
antara lain terhadap mutu pendidikan, kepemimpinan sekolah yang
kuat, pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif, budaya mutu,
teamwork yang kompak, cerdas, dan dinamis, kemandirian, partisipasi
warga sekolah dan masyarakat, transparansi manajemen, kemauan
untuk berubah (psikologis dan fisik), evaluasi dan perbaikan
berkelanjutan, responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan,
akuntabilitas, dan sustainabilitas.
• Tidak Mendukung
Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan harus bertanggung
jawab sepenuhnya terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan
pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu kepala sekolah mempunyai
peranan penting dan tanggung jawab yang berat, sehingga
memerlukan suatu kecakapan yang tinggi dalam berbagai bidang
terutama pada profesi yang diembannya selaku pemimpin dan
pengelola dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah. Kepala
sekolah harus memiliki visi dan misi, serta strategi manajemen
14
pendidikan secara utuh dan berorientasi kepada mutu. Strategi ini
merupakan usaha sistematis dan terkoordinasi untuk secara terus
menerus memperbaiki kualitas layanan sehingga fokusnya diarahkan
ke pelanggan dalam hal ini peserta didik, orang tua peserta didik,
pemakai lulusan, guru, karyawan, pemerintah, dan masyarakat
(Rochmah Hidayati, dkk. 2016)
3) Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif.
• Mendukung
Dampak baik yang didapatkan jika Pengelolaan tenaga
kependidikan yang efektif, adanya pengelolaan tenaga kependidikan
yang efektif (Depdiknas, 2002: 15). Implikasinya adalah penataan
tenaga kependidikan dilakukan dengan berlandaskan kepada filosofi,
prinsip, konsep dasar, dan strategi manajemen SDM
• Tidak mendukung
Solusi yang diberikan ketika pengelolaan tenaga kependidikan
tidak efektif. Meningkatkan kesejahteraan guru dalam melakukan
kinerjanya harus mendapatkan dukungan berbagai fasilitas dan
dukungan iklim kerja yang menyenangkan. Manajemen tenaga
kependidikan atau manajemen personalia pendidikan bertujuan untuk
mendayagunakan guru secara efektif dan efesien untuk mencapai
hasil yang optimal (E.Mulyasa,2012).
4) Sekolah memiliki budaya mutu Sekolah memiliki team work yang kompak,
cerdas dan dinamis karena output pendidikan merupakan hasil kolektif
bukan hasil individu guna memperoleh mutu yang kompetitif.
• Mendukung
Dampak baik yang didapatkan sekolah jika memiliki budaya
mutu, sekolah memiliki team work yang kompak, cerdas dan dinamis
karena output pendidikan merupakan hasil kolektif bukan hasil
individu guna memperoleh mutu yang kompetetif yaitu dapat
memberikan solusi yang inovatif agar membuat kerja tim lebih
menguntungkan daripada individu. Jika setiap anggota memiliki
15
tingkat komitmen yang sama, maka kerjasama anggota yang baik
akan dilakukan. Dengan adanya teamwork yang bermutu, maka suatu
kelompok dapat memberi keseimbangan pada anggota yang
lainnya, bisa dengan melahirkan suatu lingkungan yang mana
mereka terdorong untuk memberikan partisipasi dan kontribusi
untuk mengembangkan suatu lingkungan kerja yang positif dan
efektif. (Amelia & Pratiwi, 2020).
• Tidak mendukung
Solusi yang diberikan jika tidak memiliki budaya mutu, sekolah
memiliki team work yang kompak, cerdas dan dinamis karena output
Pendidikan merupakan hasil kolektif bukan hasil inidvidu guna
memperoleh mutu yang kompetetif. Menurut Syafaruddin6 terdapat
beberapa hal yang perlu dilakukan dalam rangka mewujudkan
kegiatan peningkatan mutu sekolah sebagai berikut;
a) menyamakan komitmen pencapaian mutu oleh kepala sekolah,
guru dan pihakpihak terkait (stakeholders) meliputi; visi, misi,
tujuan dan sasaran yang hendak diwujudkan;
b) mengusahakan adanya program peningkatan mutu sekolah
meliputi; kontrol perbaikan pelaksanaan kurikulum, pembinaan
siswa, pembinaan guru, pengelolaan keuangan yang transparan
dan akuntabel, mewujudkan kerjasama dengan berbagai pihak;
c) meningkatkan pelayanan administrasi sekolah;
d) kepemimpinan kepala sekolah yang efektif;
e) adanya standar kompetensi lulusan yang jelas;
f) jaringan kerjasama yang baik dan luas;
g) tata kelola sekolah yang efektif dan
h) menciptakan iklim dan budaya sekolah yang kondusif.
5) Sekolah memiliki kemandirian, yaitu kemampuan untuk bekerja secara
maksimal dengan tidak tergantung petunjuk dari atasan dan memiliki
sumber daya manusia yang potensial.
• Mendukung
16
Menurut OECD (2011), praktik otonomi sekolah (kemandirian)
ada bebeberapa bentuknya. Mandiri dalam menentukan alokasi sumber
daya, menentukan praktik kurikulum dan penilaian siswa, sampai
dengan menentukan buku teks, menentukan program pembelajaran dan
kontenya. Pada sekolah yang dituju sudah memiliki kemandirian
sekolah dilihat dari alokasi sumber daya yang sudah memadai baik itu
sember daya alam maupun sumber daya manusianya,praktik
kurikulumnya pun sudah berjalan dengan lancar serta penilain terhadap
siswa sudah terrencana dengan baik. Dibalik hal itu terdapat peran
kepemimpinan kepala sekolah dalam membangun kemandirian di
sekolah, ada 3 peran yang harus diembang oleh kepala sekolahyaitu:
1) Pembangun Visi
Visi adalah hal utama yang akan dituju oleh pemimpin
untuk lembaganya. Visi akan mengarahkan semua sumber
daya, program dan aktivitas, semangat, serta ide.
Kemandirian harus menjadi visi sekolah. Visi sekolah itu
yang menjadi acuan semua orang dalam melakukan
aktivitasnya. Dalam hal ini, peran kepemimpinan adalah
menjadi inisiator pembuatan visi tersebut.
17
spritual para guru agar mereka dapat melakukan pekerjaan-
pekerjaan mereka secara efektif dan efisien.
3) Penggerak, Pendorong dan Pemandu Kemandirian
Peran kepemimpinan berikutnya adalah sebagai
penggerak, pendorong, dan pemandu. Kemandirian di
sekolah perlu digerakkan, didorong, dan dipandu arahnya.
Pimpinan sekolah harus menggerakan semua sumber daya,
mendorong guru dan staf, siswa, orang tua, dan stakeholder
sekolah lainnya, dan mengarahkan semua aktivitas sekolah
ke arah kemandirian.
• Tidak mendukung
Solusi yang diberikan jika sekolah tidak memiliki kemandirian
yaitu harus memiliki upaya dalam memperbaiki kekurangan yang ada.
Upaya perbaikan dan peningkatan mutu merupakan hal yang tidak bisa
ditunda. Hal tersebut membutuhkan inisiatif dari warga sekolah untuk
berpartisipasi aktif dalam melakukan perbaikan dan peningkatan mutu
pendidikan di sekolah. Untuk menjadi mandiri, perlu kesadaran semua
orang untuk mandiri. Untuk mewujudkannya, sekolah harus otonom.
MBS adalah salah satu jawaban atas otonomi tersebut. Manajemen
berbasis sekolah memberikan keleluasaan sekolah untuk
menyelenggarakan operasional sekolah secara otonom. Osario dkk.
(2009:4) mengidentifikasi beberapa aktivitas yang bisa dilakukan
secara mandiri oleh sekolah dalam konteks MBS, yaitu:
1. Alokasi anggaran;
2. Pengangkatan dan pemberhentian guru dan staf sekolah lainnya;
3. Pengembangan kurikulum;
4. Pengadaan buku dan manterial pendidikan lainnya;
5. Peningkatan infrastruktur sekolah; dan
6. Monitoring dan evaluasi kinerja guru serta hasil belajar siswa.
6) Partisipasi warga sekolah dan masyarakat. Keterkaitan dan keterlibatan
pada sekolah harus tinggi dilandasi oleh rasa tanggung jawab melalui
18
loyalitas dan dedikasi sebagai stakeholders.
• Mendukung
Salah satu langkah strategis yang dapat diimplementasikan
dalam peningkatan mutu pendidikan sekolah melalui peranan
manajemen hubungan masyarakat (Humas), peranan ini sangat
mendukung terhadap keberhasilan program pembelajaran terutama
dalam mengeksternalisasi visi dan misi sekolah tersebut (Kowalski,
2011 p.13). Hubungan masyarakat adalah proses yang membantu
menjaga dan memelihara komunikasi timbal balik, pemahaman,
penerimaan, dan kerja sama antara lembaga dan kelompok
sasarannya (Peltekoğlu dalam Adil, 2018). Manajemen humas yang
diterapkan dengan baik Volume 7, Nomor 2, September 2019 − 205
dapat menciptakan mutu sekolah yang berkualitas, dengan
pengadaan komunikasi serta jejaring yang baik dengan masyarakat
(Rubinstein & McCarthy, 2014, p. 9).
• Tidak mendukung
Solusi yang diberikan jika warga sekolah dan masyarakat tidak
mendukung keterkaitan dan keterlibatan pada sekolah yaitu sekolah
wajib untuk memberikan pengarahan kepada warga sekolah dan
masyarakat tentang pentingnya sebuah pengelolaan seperti hakikat
hubungan sekolah dan masyarakat. Tidak hanya memberikan
pengarahan akan pentingnya sebuah pengelolaan tetapi memberikan
solusi berupa teknik juga sangat penting. Adapun teknik-teknik yang
digunakan dalam melaksanakan pengelolaan hubungan sekolah dan
masyarakat yaitu:
1. teknik pertemuan kelompok seperti pertemuan rapat
akhir tahun dan rapat tahun ajaran baru
2. teknik pertemuan individual yang dilaksanakan dengan
mengundang wali siswa ke sekolah jika anaknya
memiliki masalah di sekolah, mengundang komite
19
sekolah maupun tokoh masyarakat untuk membahas
permasalahan yang terjadi di sekolah
3. teknik publikasi dengan membagikan selebara ataupun
menempel informasi di mading sekolah, bertujuan untuk
memberikan informasi maupun arahan kepada siswa.
Teknik tersebut dilaksanakan tujuannya agar masyarakat dapat
berpartisipasi dalam kegiatan sekolah. Menurut Soemirat (2004:68)
yang mengatakan tujuan utama public relation adalah menciptakan,
mempertahankan dan melindungi reputasi, organisasi / perusahaan,
memperluas prestis, menampilkan citra- citra yang mendukung.
7) sekolah memiliki transparansi
• Mendukung
• Tidak mendukung
20
8) sekolah memiliki kemauan perubahan (management change). Perubahan
adalah peningkatan bermakna positif untuk lebih baik dalam peningkatan
mutu Pendidikan.
• Mendukung
Dampak baik yang didapatkan jika sekolah memiliki kemauan
perubahan yaitu akan adanya peningkatan mutu dan efisiensi
Pendidikan dari tahun ke tahun agar dapat mengakomodasikan
keinginan masyarakat setempat serta menjalin Kerjasama yang erat
antara sekolah, masyarakat, dan pemerintah. Hal ini berdasarkan
pernyataan mulyasa (2007).
• Tidak mendukung
Solusi yang dapat diberikan jika sekolah tidak memiliki/tidak
mendukung kemauan perubahan dalam peningkatan mutu Pendidikan
yaitu dengan memberikan pembinaan dan pewawasan tentang dampak
positif dan negative serta pentingnya memiliki kemauan perubahan
dalam peningkatan mutu Pendidikan disekolah sehingga tercipta
efektivitas sekolah dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Hal ini
sejalan dengan pernyataan, Lemberg dan Ornstein (2006 : 241) dalam
jurnal manajemen Pendidikan, no. 02/th IV/Oktober/2008.
9) Sekolah melakukan evaluasi perbaikan yang berkelanjutan dan merupakan
proses penyempurnaan dalam meningkatkan mutu keseluruhan, mencakup
organisasi,tanggung jawab, prosedur dan sumber daya manusia.
• Mendukung
Kepala Sekolah SMP Negeri 10 Kendari meningkatkan sumber
daya manusia dengan menggunakan kurikulum 2013 dan kurikulum
Merdeka, Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia
Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan
warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
21
serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Sedangkan, kurikulum
Merdeka dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang fleksibel,
sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter
dan kompetensi peserta didik, ketika sekolah melakukan evaluasi
perbaikan akan mempengaruhi mutu sekolah, dimana sekolah dapat
mengetahui kelemahan dan kelebihan sistem yang sudah diterapkan
disekolah selama ini.
• Tidak Mendukung
Untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan tanggung
jawab semua pihak tidak bisa hanya dibebankan di sekolah saja,
termaasuk didalamnya untuk meningkatkan mutu pendidikan
diperlukan peran orang tua dan lingkungan.
10) Sekolah mencapai acuan mutu yang telah ditetapkan.
• Mendukung
Sekolah mencapai acuan mutu yang telah ditetapkan karena
pengelolaan tenaga pendidikan telah menerapkan kurikulum yang
ada dalam proses pembelajarannya. Hal ini ditunjukkan bahwa
kurikulum berpengaruh terhadap penjaminan mutu pendidikan di
SMP Neeri 10 Kendari. Karena dengan tercapainya acuan mutu akan
memberikan dampak positif terhadap peningkatan mutu sekolah.
• Tidak Mendukung
untuk kepala sekolah beserta stafnya dan seluruh koordinator
harus memilih program apa yang akan dijalankan oleh sekolah dalam
menunjang mutu pendidikan. Menurut Handoko perencanaan
meliputi pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi,
penentuan startegi, kebijakan, proyek, program, prosedur, metode,
sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan (Rintonga, dkk., 2014:12)
11) Sekolah menjadikan pencapaian acuan mutu sebagai dasar
perencanaan acuan mutu selanjutnya.
22
• Mendukung
Sebagai langkah awal dalam kegiatan penjaminan mutu internal
proses pembelajaran, guna mengetahui capaian sekolah dalam hal
mutu pendidikan, maka sekolah melakukan pemetaan mutu dengan
melakukan Evaluasi Diri Sekolah (EDS) yang dilakukan oleh seluruh
warga sekolah. Menurut (Heppy Puspitasari 2018:20) Hasil pemetaan
mutu melalui EDS ini selanjutnya dapat dijadikan acuan di dalam
menetapkan visi, misi dan kebijakan sekolah dalam melakukan
peningkatan mutu pendidikan. Disamping itu pula, melalui evaluasi
diri dapat dilakukan perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang
ada dari program yang telah dilaksanakan sebelumnya.
Sekolah dapat mengukur dampak kinerja terhadap peningkatan
hasil belajar peserta didik. Sekolah juga dapat memeriksa hasil dan
tindak lanjutnya terhadap perbaikan layanan pembelajaran yang
diberikan dalam memenuhi kebutuhan peserta didik.
• Tidak mendukung
Solusinya adalah melaksanakan tugas dari pemerintah dimana
Pemerintah mewajibkan pelaksanaan SPMI dengan penyusunan
dokumen evaluasi diri sekolah (EDS), yaitu sebuah dokumen yang
menjelaskan kinerja dan pencapaian kinerja sekolah secara
internal yang penyusunannya berpedoman pada delapan standar
pendidikan. EDS digunakan sebagai dasar perencanaan dalam
meningkatkan kualitas sekolah secara koheren dan terus menerus
sekaligus menjadi pertimbangan bagi kepala daerah untuk
membuat
rencana investasi (Iskandar Uray 2012:06)
23
4. Penggabungan hasil
1) Efektivitas proses pembelajaran bukan sekedar transfer pengetahuan
(knowledge transfer), melainkan lebih menekankan pada internalisasi
mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dan kemandirian.
Hal ini dibenarkan / didukung dalam hasil kuesioner dan wawancara
bersama kepala sekolah SMP Negeri 10 Kendari. Pembelajaran
yang mengembangkan aspek kognitif, afektif, psikomotor dan
kemandirian akan berdampak positif pada peserta didik dimana peserta
didik tidak hanya menerima pengetahuan dari seorang guru namun
bagaimana proses peserta didik memperoleh pengetahuan dan
mengembangkan pengetahuannya dengan pembelajaran yang lebih
bermakna serta menerapkan pengetahuan -pengetahuan yang telah
didapatkan
2) Kepemimpinan kepala sekolah akan mendorong terwujudnya visi, misi,
tujuan, sasaran melalui program yang dilaksanakan secara berencana,
bertahap, kreativitas, inovasi, efektif, mempunyai kemampuan manajerial.
Hal ini dibenarkan/didukung dalam hasil kuesioner dan wawancara
bersama kepala sekolah SMP Negeri 10 Kendari yang dimana dapat
memberikan dampak positif. Dampak tersebut antara lain terhadap mutu
pendidikan, kepemimpinan sekolah yang kuat, pengelolaan tenaga
kependidikan yang efektif, budaya mutu, teamwork yang kompak, cerdas,
dan dinamis, kemandirian, partisipasi warga sekolah dan masyarakat,
transparansi manajemen, kemauan untuk berubah (psikologis dan fisik),
evaluasi dan perbaikan berkelanjutan, responsif dan antisipatif terhadap
kebutuhan, akuntabilitas, dan sustainabilitas.
2) Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif. Hal ini dibenarkan dalam
hasil wawancara bersama kepala sekolah SMP Negeri 10 Kendari yang di
mana tenaga pendidik di SMP Negeri 10 kendari sering dilibatkan dalam
kegiatan seminar, pelatihan guna bisa meningkatkan kompetensi guru dan
meningkatkan kesejahteraan guru dan bertujuan untuk mencapai hasil
yang lebih optimal dalam pengelolaan tenaga kependidikan
24
3) Sekolah memiliki budaya mutu Sekolah memiliki team work yang
kompak, cerdasdan dinamis karena output pendidikan merupakan hasil
kolektif bukan hasil individu guna memperoleh mutu yang kompetitif.
Memiliki budaya mutu, sekolah memiliki team work yang kompak,
cerdas dan dinamis karena output Pendidikan merupakan hasil kolektif
bukan hasil inidvidu guna memperoleh mutu yang kompetetif, demikia
juga hasil wawancara bersama Kepala SMP Negeri 10 kendari. Dimana
mereka bisa melahirkan suatu lingkungan yang mana mereka bisa
terdorong untuk memberikan partisipasi dan kontribusi untuk
mengembangkan suatu lingkungan kerja yang positif dan efektif.
4) Sekolah memiliki kemandirian, yaitu kemampuan untuk bekerja secara
maksimal dengan tidak tergantung petunjuk dari atasan dan memiliki
sumber daya manusia yang potensial, hal ini dibenarkan dalam hasil
wawancara bersama kepala SMP Negeri 10 Kendari yaitu sudah memiliki
kemandirian sekolah dilihat dari alokasi sumber daya yang sudah
memadai baik itu sember daya alam maupun sumber daya
manusianya,praktik kurikulumnya pun sudah berjalan dengan lancar
serta penilain terhadap siswa sudah terrencana dengan baik. Fasilitas
buku teks sudah sangat memadai dan program pembelajaran yang ada
pun sangat efektif.
5) Warga sekolah dan masyarakat memiliki keterkaitan dan keterlibatan
yang tinggi pada sekolah yang dilandasi rasa tanggung jawab melalui
loyalitas dan dedikasi, hal ini dibuktikan dari jawaban Kepala SMP
Negeri 10 Kendari pada saat diwawancara, yaitu tenaga pendidikan telah
menerapkan kurikulum yang ada dalam proses pembelajaran dan juga
dilibatkannya guru dalam kegiatan seminar, pelatihan, penataran, dan
workshop sesuai dengan kebutuhan sekolah. Hal ini juga didukung oleh
Kepala Sekolah SMP Negeri 10 Kendari sehingga dapat memberikan
dampak yang baik berupa dapat meningkatkan kinerja guru. Keterlibatan
warga sekolah dan masyarakat ditampung dalam satu wadah yaitu komite
sekolah.
25
6) Sekolah memiliki transparansi. Hal ini dibenarkan/didukung dalam hasil
kuesioner dan wawancara Bersama kepala sekolah SMP Negeri 10
kendari bahwa sekolahnya memiliki transparansi dan akuntabilitas dalam
pengelolaan informasi yang jelas, baik dan benar. Sehingga dapat
memberikan dampak yang sangat baik terhadap partisipasi orang tua
murid dan pihak pihak yang berkepentingan dengan informasi yang
mudah diakses. Informasi tentang manajemen internal sekolah seperti
program, keuangan, sarana sekolah dan lain sebagainya, maupun
informasi tentang manajemen eksternal sekolah seperti hubungan dengan
pihak luar sekolah (masyarakat, dewan Pendidikan, dinas Pendidikan,
dan lain sebagainya).
7) Sekolah memiliki kemauan perubahan (management change). Perubahan
adalah peningkatan bermakna positif untuk lebih baik dalam peningkatan
mutu Pendidikan. Hal ini dibenarkan/didukung dalam hasil kuesioner dan
wawancara Bersama kepala sekolah SMP Negeri 10 Kendari. Hal ini
dibuktikan dengan pelaksanaan pembelajaran sekolah yang
menggunakan kurikulum merdeka dan juga terus menerus melakukan
peningkatan kompetensi guru melalui seminar atau workshop serta
peningkatan kualitas kinerja para staff, guru, dan kualitas pembelajaran.
Sehingga terjadi peningkatan mutu dan efisiensi Pendidikan di sekolah
dari tahun ke tahun. Serta terus menjalin kerja sama dengan masyarakat
dan pemerintah dalam hal mencapai tujuan Pendidikan yang telah
ditetapkan.
8) Sekolah melakukan evaluasi perbaikan yang berkelanjutan dan merupakan
proses penyempurnaan dalam meningkatkan mutu keseluruhan, mencakup
organisasi, tanggung jawab, prosedur dan sumber daya manusia. Hal ini
dibenarkan/didukung dalam hasil kuesioner dan wawancara Bersama
kepala sekolah bahwa SMP Negeri 10 Kendari melakukan evaluasi akan
mempengaruhi mutu sekolah yang membuat sekolah mengetahui
kelemahan dan kelebihan pada sistem yang sudah diterapkan, sehingga
dapat membangun kepercayaan dengan melakukan pemenuhan
26
persyaratan atau standar minimum pada komponen input, komponen
proses dan hasil atau outcone, sesuai dengan diharapkan oleh stakeholders.
9) Sekolah mencapai acuan mutu yang telah ditetapkan. Untuk mencapai
mutu yang ditetapkan, pengelolaan tenaga pendidikan harus menerapkan
kurikulum yang ada dalam pembelajaran. karena akan berpengaruh
tehadap penjaminan mutu pendididkan di SMP Negeri 10 Kendari,
karena dengan tercapainya acuan mutu akan memberikan dampak positif
terhadap peningkatan mutu sekolah.
10) Sekolah menjadikan pencapaian acuan mutu sebagai dasar perencanaan
acuan mutu selanjutnya. SMP Negeri 10 Kendari melakukan proses EDS
setiap tahun sekali. Hasil pemetaan mutu melalui EDS ini selanjutnya
dapat dijadikan acuan di dalam menetapkan visi, misi dan kebijakan
sekolah dalam melakukan peningkatan mutu pendidikan. Disamping itu
pula, melalui evaluasi diri dapat dilakukan perbaikan terhadap
kekurangankekurangan yang ada dari program yang telah dilaksanakan
sebelumnya. Sekolah dapat mengukur dampak kinerja terhadap
peningkatan hasil belajar peserta didik. Sekolah juga dapat memeriksa
hasil dan tindak lanjutnya terhadap perbaikan layanan pembelajaran yang
diberikan dalam memenuhi kebutuhan peserta didik
27
DAFTAR PUSTAKA
Choiri, M. (2015). Makna School Culture dan Budaya Mutu Bagi Stakeholder di
Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Demangan Kota Madiun Tahun Pelajaran
2014-2015. Kodifikasia, 9(1), 147-170.
Imami, A. S., & Khoiriyah, S. W. (2022). Peningkatan Mutu Sekolah Dasar Melalui
Total Quality Management. Jurnal Al-Murabbi, 7(2), 208-220.
28
Sailis, Edward. Total Quality Management in Education. Penerjemah: Ahmad Ali
Riyadi dan Fahrurrozi. Manajemen Mutu Terpadu. Yogyakarta: IRCiSoD,
2011.
Satria, R., Supriyanto, A., Timan, A., & Adha, M. A. (2019). Peningkatan mutu
sekolah melalui manajemen hubungan masyarakat. Jurnal Akuntabilitas
Manajemen Pendidikan, 7(2), 199-207.
29
LAMPIR
AN
1. Data Angket
30
31
2. Data Wawancara
32
3. Dokumentasi ke Sekolah (Turun Lapangan)
33
c. Menunggu kesiapan responden untuk mengisi kuesioner dan diwawancara
34
e. Sesi pengisian kuesioner dan wawancara
35
g. Sesi foto di papan nama sekolah SMP Negeri 10 Kendari
36