Nim : 0307183136
a. Menurut Frank, P. Sherwood & Wallace, H. Best, dalam Nunu Jumena (2000), latihan adalah
proses membantu para pegawai untuk memperoleh efektivitas dalam pekerjaan mereka baik
yang sekarang ataupun yang akan datang, melalui pengembangan kebiasaan-kebiasaan pikiran
dan tindakan, pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya.
b. Robert, L. Graigh (1996), Pendidikan dan pelatihan adalah pengalihan pengetahuan dan
keterampilan dari seseorang kepada orang lain.
c. Sumantri (2000:2) mengartikan pelatihan sebagai proses pendidikan jangka pendek yang
menggunakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisir. Para peserta pelatihan akan
mempelajari pengetahuan dan keterampilan yang sifatnya praktis untuk tujuan tertentu.
d. Good (1973) pelatihan adalah suatu proses membantu orang lain dalam memperoleh skill
dan pengetahuan.
Pendidikan dan pelatihan merupakan upaya untuk pengembangan sumber daya manusia,
terutama untuk pengembangan aspek kemampuan intelektual dan kepribadian manusia.
Penggunaan istilah pendidikan dan pelatihan dalam suatu institusi Bering dijadikan satu
menjadi diktat ( pendidikan dan pelatihan ). Namun diantara keduannya mengandung
perbedaan dalam beberapa hal.
kegiatan pendidikan lebih luas ruang lingkupnya yaitu mencakup kognetif, afektif, dan
psikomotor serta dapat berlangsung sepanjang hayat, metode yang di berikan bersifat
konvensional dan akhir dari kegiatan seseorang akan mendapatkan gelar. Sementara pelatihan
lebih memiliki ruang lingkup yang terbatas sesuai dengan tuntutan kebutuhan pada saat
sekarang.
Menurut Andrew E. Sikula dalam Hardjanto (2012, h. 69) disebutkan bahwa “Pendidikan adalah
berhubungan dengan peningkatan umum dan pemahaman terhadap lingkungan kehidupan
manusia secara menyeluruh dan proses pengembangan pengetahuan,
kecakapan/keterampilan, pikiran, watak, karakter dan sebagainya. ” Menurut Undang-Undang
RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang dimaksud pendidikan adalah
“Usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. ”
Menurut Hardjanto (2012, h. 69-70), pelatihan adalah “Bagian dari pen-didikan. Pelatihan
bersifat spesifik, praktis, dan segera. Spesifik berarti pelatihan berhubungan dengan bidang
pekerjaan yang dilakukan. Praktis dan segera berarti yang sudah dilatihkan dapat dipraktikkan.
”Pelatihan (training) menurut Edwin B. Flippo, sebagaimana dikutip oleh Hasibuan (2000, h. 70),
yaitu merupakan “Suatu usaha peningkatan pengetahuan dan keahlian seorang pegawai untuk
mengerjakan suatu pekerjaan tertentu. ”Menurut pasal 1 ayat 9 undang-undang No 13 tahun
2003 tentang ketenagakerjaan, pelatihan adalah “Keseluruhan kegiatan untuk memberi,
memperoleh, meningkatkan serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin,
sikap dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan
kualifikasi jabatan dan pekerjaan. ”
Rujukan referensi :
Cahyono, Tri Bambang. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. IPWI. Jakarta.
3. Perlunya mempelajari manajemen diklat yaitu agar kita dapat memahami arti dari
manajemen system kepelatihan terlebih dulu harus dilihat makna yang terkandung dalam kata
perkata. Baru kemudian dapat dilihat maknanya secara keseluruhan. Untuk itu akan ditinjau
dari kata pelatihan, system , dan manajemen. kegiatan pelatihan dapat menguntungkan bagi
semua pihak yang terlibat di dalamnya, maka kita harus dikelola / dimenej dengan baik mulai
dari adanya kegiatan identifikasi kebutuhan, perancangan / pembuatan program,
pengorganisasian pelaksanaan, dan evaluasi pelatihan itu sendiri secara sistematis.
Pelatihan adalah keseluruhan aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan kinerja dalam
melaksanakan pekerjaan dengan mempertimbangkan berbagai masukan proses, keluaran, dan
dampak. Kegiatan tersebut dirancang secara sistematis untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Diklat dasar adalah salah satu tahap dari tiga tahap diklat berjenjang. Diklat
berjenjang adalah proses pendidikan dan pelatihan yang dirancang untuk memenuhi tuntutan
kompetensi bagi pendidik dan tenaga kependidikan PAUD yang terdiri dari guru, guru
pendamping, dan pengasuh yang dilaksanakan secara berkesinambungan dan berjenjang
(Dasar, Lanjutan, dan Mahir).
Menurut Kamil (2007, hlm. 13). Terdapat beberapa landasan yang mengukuhkan eksistensi
pelatihan. Landasan -landasan dimaksud adalah:
a. Landasan filosofis
Pelatihan merupakan wahana formal yang berperan sebagai instrumen yang menunjang
pembangunan dalam mencapai masyarakat yang maju, tangguh, mandiri, dan sejahtera
berdasarkan nilai-nilai yang berlaku. Dengan demikian pelatihan harus didasarkan pada sistem
nilai yang diakui dan terarah pada penyediaan tenaga yang berkualifikasi agar mampu
mengemban tugas dan melaksanakan perannya dalam organisasi atau masyarakat.
b. Landasan Humanistik
Pelatihan didasarkan pada pandangan yang menitik beratkan pada kebebasan, nilai-nilai,
kebaikan, harga diri, dan kepribadian yang utuh.
c. Landasan Psikologi
d. Landasan Sosio-Demografis
e. Landasan Kultural
Pelatihan yang terintergrasi yang berfungsi mengembangkan sumber daya manusia merupakan
bagian penting dari upaya membudayakan manusia.
Dan adapun teori yang melandasi ini adalah konsep diklat, konsep pembelajaran pada anak usia
dini, hakikat pendidikan anak usia dini, konsep tutor Paud,kerangka berfikir, serta penelitian
yang relevan. Pelatihan dilaksanakan untuk karyawan baru agar dapat menjalankan tugas-tugas
baru yang dibebankan dan untuk karyawan lama guna meningkatkan mutu pelaksanaan
tugasnya sekarang maupun masa depan dalam jurnal Rendri Mamahit (2013) vol 1 Nomor 4,
hlm. 936-945 dengan judul “Tingkat Pendidikan, Pelatihan dan Kepuasan Kerja Pengaruhnya
Terhadap Kinerja Pegawai di Badan Penanggulangan Bencana Provinsi Sulawesi Utara” Menurut
Kamil (2007, hlm. 3) berbagai pelatihan memang banyak dilaksanakan dalam dunia kerja untuk
mengisi kebutuhan-kebutuhan fungsioanal. Kegiatan-kegiatan pelatihan sangat populer dan
mudah dilakukan karena menggunakan prinsip-prinsip dan metode-metode pendidikan dan
pembelajaranpada pendidikan luar sekolah. Meskipun demikian dalam banyak kasus pula
pelaksanaan pelatihan ini tidak jarang dipadukan atau saling melengkapi dengan pendidikan
formal.
Rujukan referensi :
Hasibuan, Malayu. (2000) Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi
Aksara.
Basri, Hasan. 2015. Manajemen Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: Pustaka Setia.