MAKALAH
untuk memenuhi tugas mata kuliah sistem penjaminan mutu pendidikan yang
diampu oleh bapak munib, m.pd.I
Oleh:
ahmad ainur rizqi
mutmainnah
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena hanya dengan
rahmat-Nyalah makalah ini bisa terselesaikan dengan baik. Makalah ini disajikan
dengan sederhana untuk memenuhi tugas mata kuliah “sistem penjaminan mutu
pendidikan”
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen pengampu mata kuliah
manajemen konflik yaitu bapak munib, M.Pd.I yang tiada bosan terus membimbing
dan memberikan motivasi kepada kami.
Makalah ini disusun berdasarkan pengetahuan yang kami miliki dan buku
yang kami baca. Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca maupun pendengar sangat kami
harapkan. Semoga pembahasan pada materi kami bisa bermanfaat untuk kami dan
juga pembaca. Aamiin…
Sampang 2024
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. latar belakang
1
ditetapkan. Prinsip-prinsip akuntabilitas pendidikan memastikan bahwa
sumber daya digunakan secara efisien, proses pembelajaran berjalan dengan
baik, dan hasil pendidikan memenuhi standar yang telah ditetapkan. Sistem
penilaian, evaluasi, dan pelaporan merupakan bagian integral dari
akuntabilitas pendidikan untuk memastikan bahwa setiap pemangku
kepentingan bertanggung jawab atas perannya dalam mencapai kualitas
pendidikan yang diinginkan.
B. rumusan masalah
C. tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. pengertian akuntabilitas
1
Lembaga Administrasi Negara). Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, ( Jakarta: LAN, 2003 ), hlm 3
3
b. Menjelaskan dan memberikan pertimbangan kepada orang lain tentang
keputusan dan tindakan yang diambil.
c. Kinerja atau performance yang cocok tersebut dimintakan
pertimbangkan atau penjelasan kepada orang lain.
2. Akuntabiltas Pendidikan
Konsep akuntabilitas pendidikan bisa dimaknai sebagai
pertanggungjawaban lembaga pendidikan (sekolah atau institusi
pendidikan) dalam pencapaian tujuan pendidikan. Akuntabilitas pendidikan
adalah kajian antara apa yang sudah dilakukan oleh sekolah dengan dana
yang sudsh digunakan denagan hasil belajar yang diperoleh.
Akuntabilitas pendidikan juga bisa dipahami sebaagai
pertangungjawaban atas keberhasilan proses belajar mengajar dan
pekembangan peserta didiik dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Pertanggungjawaban ini termasuk adanya kesediaaan untuk
disalahkan tetakala terjadi kegagalan dalam proses pendidikan tersebut.
Singkatnya akuntabilitas pendidikan merupakan kesediaan memberikan
keterangan kepada pihak-pihak yang memiliki hak dan kewenangan untuk
2
maryono, Akuntabilitas Sekolah; Suatu Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan Madrasah, Jurnal
Paramurobi, ( VOL. 1, NO. 1, Januari-Juni 2018 ), hlm.33.
4
menanyakannya, pihak-pihak yang berwenang ini misalnya kepala dinas,
walikota, BPKP, BPK dan stakeholders.
Akuntabiltas sekolah adalah kewajiban sekolah sebagai instansi
pendidikan untuk memberi pertanggung jawaban atau untuk menjawab dan
menerangkan kinerja dan tindakan penyelenggaraan pendidikan, kepada
pihak yang memiliki hak atau berwenang untuk meminta keterangan atau
pertanggungjawaban. pihak-pihak yang dimaksud adalah kepala dinas,
walikota, BPP, orang tua, masyarakat dan seluruh stakeholder pendidikan.3
Pertanggungj awaban penyelenggaraan sekolah dalam konteks tersebut
merupakan suatu akumulasi dari keseluruhan pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi sekolah yang perlu disampaikan kepada para stakeholder sekolah.
Akuntabilitas sekolah meliputi pertanggungjawaban penyelenggaraan
sekolah yang diwujudkan melalui transparansi, dengan cara
menyebarluaskan informasi tersebut dalam hal:
a) Perencanaan, pembuatan dan pelaksanaan kebijakan
b) Anggaran pendapatan dan belanja sekolah
c) Peneglolaan sumber daya pendidikan
d) Keberhasilan atau kegagalan peaksanaan rencana sekolah dalam
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
3
ibid. 34.
5
c) Harus dapat menunjukan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan.
d) Harus berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat
yang diperoleh
e) Harus jujur, objektif, transparan dan inovatif sebagai katalisator
perubahan manajemen di lingkungan Kemdikbud, Dinas Pendidikan,
lembaga penyelenggaraan pendidikan dalam bentuk pemutakhiran
metode dan teknik pengukuran kinerja dan penyusunan laporan
f) Akuntabilitas kinerja harus menyajikan kejelasan deviasi antara
realisasi kegiatan dengan rencana serta keberhasilan dan kegagalan
dalam pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.4
C. Jenis-Jenis Akuntabilitas
1. Akuntabilitas Vertikal
4
ibid.
5
Https://Www.Ocbc.Id/Id/Article/2023/08/30/Akuntabilitas-Adalah, Diakses Pada 24/03/2024,
Jam 19.22.
6
Akuntabilitas vertikal terjadi ketika individu atau kelompok harus
bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan kepada orang yang
memiliki posisi lebih tinggi.
Biasanya, jenis akuntabilitas ini terlihat dalam hubungan atasan-
bawahan pada suatu struktur organisasi.
2. Akuntabilitas Horizontal
Akuntabilitas horizontal terjadi ketika individu atau kelompok
saling bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan kepada rekan
yang setara dalam struktur organisasi.
Umumnya, jenis akuntabilitas ini mendorong kerjasama dan
transparansi antarindividu.6
6
ibid.
7
memiliki akuntabilitas tinggi apabila proses hasil kinerjanya dianggap benar
dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.7
7
maryono, Akuntabilitas Sekolah; Suatu Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan Madrasah, Jurnal
Paramurobi, ( VOL. 1, NO. 1, Januari-Juni 2018 ), hlm.35.
8
Dari uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa akuntabilitas
merupakan perwujudan kewajiban seseorang atau unit organisasi untuk
mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber daya dan
pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui media
pertanggungjawaban secara periodik. Sumber daya ini merupakan masukan
bagi individu maupun unit organisasi yang seharusnya dapat diukur dan
diidentifikasikan secara jelas Kebijakan pada dasarnya merupakan
ketentuan-ketentuan yang harus dijadikan pedoman, pegangan atau
petunjuk bagi setiap usaha dari karyawan organisasi sehingga tercapai
kelancaran dan keterpautan dalam mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan8
8
ibid.
9
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
11