Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSEP AKUNTABILITAS DAN PENGAWAS BK

Dosen Pengampu:
Dilla Astriani, M.pd

Disusun oleh ( kelompok 9 )


Rio Caniago ( 1911320004 )
Hernisa Putri ( 1911320022 )

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO BENGKULU
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, tidak ada daya dan upaya selain dari-Nya. Semoga kita
selalu dilimpahkan Rahmat dan karunia-Nya dalam mengarungi kehidupan. Sholawat beriring
salam tak lupa kita lantunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
kegelapan ilmu menjadi terang hidup karena ilmu.

Alhamdulillah dengan izin dan kehendak-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini membahas tentang “Konsep Dasar Konseling Keluarga“ Penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan gambaran tentang materi
yang harus diselesaikan dan juga semua pihak yang turut membantu menyelesaikan makalah ini.

Terakhir, penulis mengharapkan kritik dan saran agar nantinya dapat memberikan
pandangan positif tentang makalah di kemudian makalah yang akan datang.

Bengkulu, 27 mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................ ………………………….. i
DAFTAR ISI................................................................................ …………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................... ………………………….. 1
A. Latar Belakang .............................................................. ………………………….. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................... ………………………….. 1
C. Tujuan ............................................................................ ………………………….. 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................ ………………………….. 2


A. Konsep Akuntabilitas dan Pengawasan BK .................... ………………………….. 2
B. Syarat akuntibilitas dan pengawasan BK………...………………………………….4
C. Bentuk Akuntabilitas........................................................................................4
D. Implikasi pelaksanaan dan akuntabilitas dan pengawasan……………………….....5

BAB III PENUTUP .................................................................. ……………………………7


A. Kesimpulan ................................................................. ……………………………7
B. Saran ........................................................................... ……………………………7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................... ……………………………8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Kegiatan bimbingan konseling seyogyanya mengacu pada kriteria atau patokan-patokan


tertentu sesuai dengan program Bimbingan dan Konsseling yang dilaksanakan. Sehingga dalam
mencapai standar akuntabilitas dan pengawasan konselor dapat melaluinya. Selain itu perlu
dukungan berbagai pihak dalam hal akuntabilitas dan pengawasan bimbingan dan konseling
untuk melakukan program kegiatan akuntabilitas kepada konselor sekolah, sebagai bukti kinerja
konselor.

Hal ini menunjukan peran organisasi profesi dalam akuntabilitas dan pengawasan
bimbingan dan konseling disekolah. Untuk itu perlu kerja sama semua pihak terkait dalam
akuntabilitas dan pengawasan bimbingan dan konseling.

B.RUMUSAN MASALAH
1. Konsep Akuntabilitas Dan Pengawas BK?
2. Apa Saja Syarat Akuntabilitas Dan Pengawasan BK?
3. Bentuk Akuntabilitas?
4. .Implikasi Pelaksanaan Dan Akuntabilitas Dan Pengawas BK?

C.TUJUAN
1.Untuk mengetahui apa konsep Akuntabilitas Dan Pengawas BK
2.Untuk mengetahui Apa saja Syarat Akuntabilitas Dan Pengawas BK
3.Untuk mengetahui Bentuk Akuntabilitas
4. Untuk Memahami Implikasi Pelaksanaan Dan Akuntabilitas Dan Pengawas BK

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Akuntabilitas dan Pengawasan


1. Akuntabilitas

Konsep akuntabilitas atau “accountability” berasal dari dua kata, yaitu “account” (rekening,
laporan atau catatan) dan “ability” (kemampuan). Akuntabilitas bisa diartikan sebagai
kemampuan menunjukkan laporan atau catatan yang dapat dipertanggungjawabkan (Suharto:
2006). A. Muri Yusuf (dalam Amirah Diniaty, 2012:89), menjelaskan akuntabilitas tidak sama
dengan responsibilitas. Akuntabilitas lebih mengacu pada pertanggung jawaban keberhasilan
atau kegagagalan pencapaian misi organisasi, sedangkan responsibilitas berhubungan dengan
kewajiban melaksanakan wewenang atau amanah yang akan diterima. Akuntabilitas
mempertanggung jawabkan pelaksanaan wewenang atau amanah tersebut.

Berdarkan pengertian di atas maka dapat dipahami bahwa akuntabilitas yakni memberikan
pernyataan penjelasan perilaku seseorang, menawarkan pernyataan atau penjelasan alasan,
penyebab, alasan, atau motif, atau hanya memberikan pernyataan fakta atau acara. Akuntabilitas
berkaitan dengan pelaksanaan evaluasi (penilaian) mengenai standar pelaksanaan kegiatan,
apakah standar yang dibuat sudah tepat dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, dan apabila
dirasa sudah tepat, manajemen memiliki tanggung jawab untuk mengimplementasikan standar-
standar tersebut. Akuntabilitas juga merupakan instrumen untuk kegiatan kontrol terutama dalam
pencapaian hasil pada pelayanan.

Dari beberapa pengertian di atas, maka yang di maksud dengan akuntabilitas dalam
bimbingan dan konseling adalah perwujudan kewajiban konselor/guru BK atau unit organisasi
(bimbingan dan konseling) untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya dan
pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan melalui media pertanggungjawaban berupa laporan akuntabilitas kinerja secara
periodik. Dalam hal ini konselor/guru BK berkewajiban untuk menjawab dan menjelaskan
kinerja dari tindakannya atau badan yang membawahinya kepada pihak-pihak yang memiliki hak

2
untuk meminta jawaban atas kewenangan yang telah diberikan untuk mengelola sumber daya
tertentu.

2. Pengawasan

Menurut Winardi dalam Yosa (2010) “Pengawasan adalah semua aktivitas yang
dilaksanakan oleh pihak manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan
hasil yang direncanakan”. Sedangkan menurut Basu Swasta dalam Yosa (2010); “Pengawasan
merupakan fungsi yang menjamin bahwa kegiatan-kegiatan dapat memberikan hasil seperti yang
diinginkan”. Kegiatan pengawasan adalah kegiatan Pengawas Satuan Pendidikan dalam
melaksanakan penyusunan program pengawasan satuan pendidikan, pelaksanaan pembinaan
akademik dan administrasi, pemantauan delapan standar nasional pendidikan, penilaian
administrasi dan akademik, dan pelaporan pelaksanaan program pengawasan (Depdiknas, 2009:
70).
Pengawasan adalah semua aktivitas yang dilaksanakan oleh pihak manajer dalam upaya
memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil yang direncanakan. Pengawasan juga
merupakan fungsi yang menjamin bahwa kegiatan-kegiatan dapat memberikan hasil seperti yang
diinginkan”. Sedangkan Sondang P. Siagian (dalam Ulbert Silalahi, 2002: 175) mengemukakan
pengertian pengawasan yaitu proses pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan
organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat pemakalah simpulkan bahwa pengawasan dalam
Bimbingan dan Konseling adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar
pada perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan
kinerja aktual BK dengan standar yang telah ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi
suatu penyimpangan dalam penyelenggaraan layanan BK, serta untuk mengambil tindakan
perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua tujuan penyelenggaraan layanan dapat
tercapai secara efektif. Melalui pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan
kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif
dan efisien.

3
B. SYARAT AKUNTABILITAS DAN PENGAWASAN

Menurut A.Yusuf (2002), manajemen dalam suatu organisasi akan dikatakan akuntabel
apabila kegiatan pelaksanaanya telah:
1. Menentukan tujuan yang tepat
2. Mengembangkan standar yang dibutuhkan untuk pencapai tujuan tersebut
3. Cara efektif mempromosikan penerapan pemakaian standar
4. Mengembangkan standar organisasi dan operasi secara efektif, ekonomis dan efisien.
Untuk menjamin terciptanya akuntabilitas dan pengawasan yang baik, maka dalam
akuntabilitas itu sendiri wajib memiliki:
1. Kemampuan menjawab yaitu (istilah yang bermula dari responsibilitas) adalah berhubungan
dengan tuntutan bagi para konselor/guru BK/guru pembimbing untuk menjawab secara periodik
setiap pertanyaan-pertanyaan.
2. Konsekuensi yaitu public/klien mempunyai hak untuk mengetahui kebijakan-kebijakan yang
diambil oleh pihak yang mereka (klien) beri kepercayaan (konselor) tentang program pelayanan,
metode assessment, penilaian, penggunaan data (using data) dan tindak lanjut layanan yang telah
diberikan kepadanya. Kedua hal tersebut di atas adalah ide pokok dalam membangun public
trust.

C. BENTUK AKUNTABILITAS

Akuntabilitas dibedakan menjadi beberapa tipe/bentuk, diantaranya jenis akuntabilitas


dikategorikan menjadi dua bentuk yaitu :
a) Akuntabilitas Internal
Berlaku bagi setiap tingkatan organisasi/kelembagaan/satuan pendidikan internal
penyelenggaraan pemerintahan negara termasuk pemerintah itu sendiri dimana setiap pemegang
mandat (dalam hal ini termasuk konselor/guru BK/guru pembimbing) baik individu maupun
kelompok secara hierarki berkewajiban untuk mempertang-gungjawabkan kepada atasannya
langsung mengenai perkembangan kinerja kegiatannya secara periodik maupun sewaktu-waktu
bila dipandang perlu.
b) Akuntabilitas Spiritual

4
Akuntabilitas yang demikian ini meliputi pertanggungjawaban diri sendiri mengenai segala
sesuatu yang dijalankannya yang hanya diketahui dan dipahami oleh dia sendiri. Oleh karena
itu, akuntabilitas ini disebut juga sebagai akuntabilitas spiritual. Semua tindakan akuntabilitas
spiritual didasarkan pada hubungan seseorang tersebut dengan Tuhan. Namun, apabila benar-
benar dilaksanakan dengan penuh iman dan takwa, kesadaran akan akuntabilitas spiritual ini
akan memberikan pengaruh yang sangat besar pada pencapaian kinerja orang tersebut. Itulah
sebabnya mengapa seseorang dapat melaksanakan pekerjaan dengan hasil yang berbeda dengan
orang lain, atau mengapa suatu instansi dengan instansi yang lainnya dapat menghasilkan
kuantitas dan kualitas yang berbeda terhadap suatu pekerjaan yang sama.

D.IMPLIKASI PELAKSANAAN DAN AKUNTABILITAS DAN PENGAWASAN

Untuk menciptakan implikasi yang berkenaan dengan konselor dan kelembagaan maka
perlu pula implikasi pelaksanaan akuntabilitas dan pengawasan yang baik. Hal tersebut
tercerminkan dari penatalaksaan organisasi dan manajemen yang lebih sehat serta kompetitif.

Akuntabilitas Bimbingan dan Konseling akan dapat diimplementasikan dengan baik apabila
sejak dini kondisi seperti yang telah dikemukakan diatas (faktor penghambat) dapat
diminiminalkan dan beberapa faktor yang mendukung yang telah dikemukakan diatas (faktor
pendukung) terselenggaranya akuntabilitas dalam BK. Melalui pelayanan hasil layanan dan
penilaian proses, serta program pengawasan keseluruhan kegiatan bimbingan dan konseling
dipertanggung jawabkan kepada stakeholder pelayanan bimbingan dan konseling dan konseling
di sekolah (siswa, orang tua siswa, personil sekolah, masyarakat dan pemerintahan).

Krumboltz (1974) juga mencatat bahwa kemampuan melakukan akuntabilitas menjamin


upaya konselor untuk membangun sistem akuntabilitas yang memiliki kontribusi untuk diri
mereka sendiri. Sebuah sistem akuntabilitas akan memungkinkan konselor untuk:
1. Mendapatkan umpan balik tentang hasil kerja mereka.
2. Metode konseling dapat dipilih berdasarkan keberhasilan yang telah ditunjukkan.
3. Melakukan identifikasi klien yang selama ini kebutuhannya belum terpenuhi.
4. Merancang metode yang singkat untuk operasional kegiatan rutin.

5
5. Melakukan tukar pendapat dengan staf untuk meningkatkan pencapaian tujuandan mencari
solusi terhadap masalah-masalah yang berkembang.

6
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kegiatan akuntabilitas terhadap pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling sangat


diperlukan, karena melalui kegitan akuntabilitas ini hasil kegitan bimbingan dan konseling yang
terurai dalam program pembelajaran. Dapat dilihat terlaksana atau tidak terlaksana, dan juga
dapat dilihat faktor faktor penghambat serta faktor pendukung yang dapat dievaluasi untuk
kegiatan pembelajaran berikutnya seorang konselor yang profesional diharapkan didalam
pelaksanaan tugasnya harus selalu menyertakan kegiatan akuntabilitas disetiap akhir kegiatanya.

B.SARAN

Penulis minta maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, hal itu tidak lain karena keterbatasan kemampuan penulis sebagai
seorang manusia biasa, tentunya untuk lebih meningkatkat kualitas pada makalah berikutnya
.penulis banyak mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini. Tentulah dengan kritik dan
saran yang mendidik dapat membuat karya-karya penulis kedepannya menjadi lebih baik.
Penulis juga berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi penulis
sendiri khususnya dan pembaca umumnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://wiwidelfita.blogspot.com/2019/09/akuntabilitas-dan-pengawasan-bk.html?m=1
https://lenterakonseling.blogspot.com/2016/03/akuntabilitas-dan-pengawasan-dalam.html?m=1
https://www.academia.edu/36737656/AKUNTABILITAS_DAN_PENGAWASAN_DALAM_B
IMBINGAN_DAN_KONSELING
https://akuntabilitaspengawasanbk.blogspot.com/2020/06/akuntabilitas-dan-pengawasan-
bk.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai