Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENILAIAN BK DI SEKOLAH DAN IMPLIKASI PENGELOLAANNYA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah: Manajemen BK

Dosen Pengampu: Muhammad Taufiq Azhari, M. Pd

Disusun Oleh: Kelompok 8

Dewi Purnama Sari : (0303213107)

Salsabila Henrita Sari : (0303212041)

Zachra Aulia : (0303213102)

PRODI BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN

2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT tuhan seluruh alam yang telah
memberikan banyak nikmatnya sehingga atas berkat dan rahmat serta karunia penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat berangkai salam kita ucapkan kepada baginda kita
Nabi Muhammad saw.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen BK yang diampu oleh
Bapak Muhammad Taufiq Azhari, M. Pd. Kepada Bapak dosen pengampu Penulis
mengucapkan banyak terimakasih atas bimbingan dan arahan perkuliahan serta pembuatan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan, kekurangan, dan kekhilafan
dalam penulisan makalah ini. Untuk itu, saran dan kritik tetap penulis harapkan demi perbaikan
makalah ini kedepan. Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Terimakasih

Medan, 3 November 2022

KELOMPOK 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
1.3. Tujuan ................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2


2.1 Konsep Penilaian ................................................................................ 2
2.2 Tujuan Penilaian ................................................................................. 3
2.3 Macam-Macam Penilaian ................................................................... 5
2.4 Tahap-Tahap Penilaian ....................................................................... 6
2.5 Asas-Asas Penilaian Bk ....................................................................... 6
2.6 Bentuk Hasil Penilaian BK ................................................................. 7
2.7 Implikasi Pengelolaan Penilaian ......................................................... 7
2.8 Masalah dan Solusi ............................................................................. 8

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 9


3.1. Kesimpulan ......................................................................................... 9
3.2. Saran ................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu konsep perencanaan program BK yang baik adalah memungkinkannya


dilakukan penilaian. Sejumlah ketentuan dan rumusan tentang terlaksana bimbingan konseling
disetiap jenjang pendidikan pun pada akhirnya akan menisakan pemikiran dalam benak kita
akan Bagaimana konsep dan pelaksanaan penilaian terhadap bimbingan konseling itu sendiri.
Pengelolaan dan pelaksanaan bimbingan konseling yang berorientasi pada pencapaain tujuan
belajar dan kegiatan dalam proses belajar mengajar itu tentunya memerlukan sebuah penilaian
baik sebagai balikan maupun sebagai tahapan manajemen yang baik dan sistematis.

Penilaian tentu bukanlah suatu konsep yang sederhana dengan hanya memberikan
atribut tertentu (kualitatif maupun kuantitatif) semata, akan tetapi meruapakan kegiatan yang
sistematis dengan memperhatikan berbagai aturan atau prosedur tertentu. Terutama
pembicaraan tentang penialiaan bimbingan konseling. Konsep utama mesti disepakati adalah
berkenaan dengan pemakaian istilah yang tepat untuk mengukur, mengasesment, mengevaluasi
ataupun menilai bimbingan konseling.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep dari Penilaian?
2. Apa saja tujuan dari Penilaian?
3. Apa saja macam-macam Penilaian?
4. Bagaimana tahap-tahap dari Penilaian?
5. Apa saja asas-asas Penilaian BK?
6. Apa saja bentuk dari hasil Penilaian BK?
7. Bagaimana Implikasi Pengelolaan Penilaian?
8. Bagaimana masalah serta solusi dari Penilaian?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui konsep Penilaian
2. Mengetahui tujuan Penilaian
3. Mengetahui macam-macam Penilaian
4. Mengetahui tahap-tahap Penilaian
5. Mengetahui asas-asas Penilaian
6. Mengetahui bentuk hasil Penilaian BK
7. Memahami Implikasi Pengelolaan Penilaian
8. Memahami masalah serta solusi Penilaian

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. KONSEP PENILAIAN

Menurut Wandt & Brown penilaian adalah suatu tindakan atau proses untuk
menentukan nilai dari sesuatu.1 Penilaian kegiatan bimbingan dan konseling disekolah adalah
segala upaya, tindakan atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang
berkaitan dengan pelaksanaan program Bimbingan Konseling dengan mengacu pada kriteria
atau patokan-patokan tertentu sesuai dengan program Bimbingan Konseling yang dilaksankan.
Penilaian merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan. Tanpa penilaian
tidak mungkin kita dapat mengetahui dan mengidentifikasi keberhasilan pelaksanaan program
bimbingan dan konseling yang Penilaian telah direncanakan.2

Menurut (Achmad, 2006), penilaian kegiatan bimbingan konseling disekolah adalah


segala upaya, tindakan atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang
berkaitan dengan pelaksanaan program bimbingan di sekolah dengan mengacu kepada kriteria
atau patokan- patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan.

Sedangkan berdasarkan Permendinas No. 20 tahun 2007, konsep tentang penilaian


dijabarkan sebagai “proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan
pencapaian hasil belajar peserta didik”. Dalam pengertian ini, penilaian merupakan suatu
kegiatan yang memiliki tahapan tertentu (berproses: mekanisme, prosedur, dan instrument
yang digunakan), dengan mengetengahkan pengumpulan dan pengolahan akan berbagai
informasi. Informasi yang dimaksud tentu berkaitan dengan objek yang dinilai, baik tentang
siswa dengan semua kompetensi yang dimilikinya (sebagai intervensi pembelajaran/
bimbingan), maupun tentang seperangkat unsur yang mendukung untuk ketercapaian itu
(program pembelajaran/ program bimbingan konseling).3
Kegiatan penilaian baik mengenai proses maupun hasil perlu dianalisis untuk kemudian
dijadikan dasar dalam tindak lanjut untuk perbaikan dan pengembangan program layanan
bimbingan. Dengan dilakukan penilaian secara komprehensif, jelas dan cermat maka diperoleh
data atau informasi tentang proses dan hasil seluruh kegiatan bimbingan dan konseling. 4

1 Dina Hajja Ristianti & Irwan Fathurrochman. Penilaian Konseling Kelompok. (Yogyakarta: DEEPUBLISH, 2020)
hlm 171
2 Faricha Azizah, Herda Fitri Br Ginting, Robbi Suraida Utami. (2017). Evaluasi Pelaksanaan Program Layanan

Bimbingan dan Konseling di Sekolah. In Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling (Vol. 1, No. 1, pp. 177-
188). hlm 177-178
3 Indra Saputra, Firman, Neviyerni. (2022). Penilaian Bk di Sekolah dan Implikasi Pengelolaanya. Education &

Learning, 2(2), 58-63. hlm 59


4 Anita Shintauli Silitonga, Yetty Sarjono, Sofyan Anif. (2014). Pengelolaan kegiatan bimbingan dan konseling

untuk pembentukan karakter siswa sekolah dasar. Jurnal Manajemen Pendidikan, 9(1), 28-39. hlm 36

2
Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. 5 Dalam bidang pendidikan terdapat dua
pengertian penilaian hasil belajar. Yang pertama, pengertian penilaian dalam arti asesmen, dan
yang kedua pengertian penilaian dalam arti evaluasi. Penilaian dalam arti asesmen merupakan
suatu proses pengumpulan informasi hasil belajar siswa yang diperoleh melalui pengukuran
untuk menjelaskan atau menganalisis unjuk kerja siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan oleh guru. Sedangkan penilaian dalam arti evaluasi merupakan kegiatan yang
dirancang untuk mengukur efektivitas pembelajaran yang melibatkan sejumlah komponen
penentu keberhasilan pembelajaran. 6

2.2. TUJUAN PENILAIAN


Kegiatan penilaian pada hakikatnya bertujuan untuk mengetahui atau memperoleh
gambaran yang bersifat informasi akurat tentang keefektifan dan efisiensi sesuatu yang telah
dilaksanakankan. Informasi berkenaan dengan keefektifan dan keefisiensian ini selanjutnya
akan melahirkan suatu keputusan tertentu. Secara khusus tujuan penilaian akan sangat
ditentukan oleh fungsi penilaian (pengambilan keputusan dan penyediaan informasi) dan
aspek-aspek yang akan dinilai itu sendiri. Misalnya penilaian yang ditujukan untuk program
bimbingan konseling, akan memfungsikan kegiatannya pada penyediaan sejumlah informasi
tentang program itu dan seterusnya akan pula melahirkan keputusan tentang keefektifan atau
efisiensi program, dan seterusnya.
Penilaian juga dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh kompetensi yang
diharapkan telah dimiliki peserta didik. Untuk itu setiap akhir pemberian layanan diperlukan
adanya feedback (umpan balik) untuk mengetahui keberhasilan layanan yang diberikan dengan
mengetahui apakah kompetensi yang diharapkan dari materi yang diberikan sudah dimiliki oleh
peserta didik. Dengan demikian maka yang perlu diketahui adalah kondisi nyata keadaaan
peserta didik terkait dengan materi layanan yang diberikan. 7
Tujuan penilaian akan mengantarkan kegiatan menilai pada pemilihan
model/pendekatan yang akan digunakan. Setiap model akan mengetengahkan formula yang
berbeda, baik dari segi prosedur, teknik, sistematika (cara pelaksanaan, pengadministrasian,
dan tindak lanjut penilaian), maupun jenis instrument yang digunakan. Pemilihan model
penilaian yang tepat akan memungkinkan kegiatan penilaian bermuara pada tujuan yang
diinginkan.8

5 Umi Salamah. (2018). Penjaminan mutu penilaian pendidikan. EVALUASI: Jurnal Manajemen Pendidikan
Islam, 2(1), 274-293. hlm 281
6 Adi Suryanto. (2007). Konsep Dasar Penilaian dalam Pembelajaran. PDGK430/Modul, 1. hlm 1.3
7 Tri Anjar. (2012). Penilaian Bimbingan Konseling di Sekolah dan Implikasi Pengelolaannya. Guidena: Jurnal

Ilmu Pendidikan, Psikologi, Bimbingan dan Konseling, 2(1), 33-42. hlm 37


8 Ibid., hlm 39

3
Menurutt Lidz (2003) tujuan penilaian dalam BK adalah untuk melihat kondisi anak
saat itu, hasilnya digunakan sebagai bahan untuk menyusun program BK yang tepat dan dapat
melakukan pelayanan BK secara tepat. 9
Penilaian terhadap hasil-hasil layanan BK selain berguna untuk mengetahui efektifitas
layanan BK, juga dapat dipergunakan sebagai dasar pertimbangan bagi pengembangan
program-program di sekolah. Lebih jauh, dengan diketahuinya keberhasilan layanan BK, maka
akuntabilitas BK di sekolah akan semakin ditegakkan.10
Secara khusus tujuan penilaian akan sangat ditentukan oleh fungsi penilaian
(pengambilan keputusan dan penyediaan informasi) dan aspek-aspek yang akan dinilai itu
sendiri. Studer dan Sommers (2000) menjelaskan hasil evaluasi memungkinkan sekolah untuk
mengidentifikasi hasil yang dapat diamati dari program dan intervensi mereka seperti
perubahan dalam perilaku siswa, kinerja akademik, dan pertumbuhan pribadi / sosial. Selain
itu, evaluasi sebagai tolok ukur kemajuan dapat membantu konselor sekolah dalam
menentukan efektivitas hasil konseling yang tidak segera terukur karena sifat proses konseling.
Dalam hal ini, data dapat dikumpulkan selama periode multi tahun untuk menentukan
efektivitas program dari waktu ke waktu. Secara keseluruhan, evaluasi program konseling
sekolah dapat dipandang sebagai proses kolaboratif dan terencana yang menggunakan berbagai
sumber data untuk menilai efektivitas program.

Adapun Anderson dan Ball (Furqon, 2005) menyebutkan bahwa tujuan penilaian
program adalah:
1. Memberikan kontribusi dalam pengambilan keputusan tentang instalasi program
2. Memberikan kontribusi dalam pengambilan keputusan tentang keberlanjutan, ekspansi
atau sertifikasi program
3. Memberikan kontrubusi dalam pengambilan keputusan tentang modifikasi program
4. Menyediakan bukti dukungan negatif terhadap suatu program
5. Memberikan kontribusi dalam memahami dasar yang bersifat psikologis, sosial dan
proses lainnya.

Sementara fungsi evaluasi program bimbingan dan konseling di sekolah adalah:


1. Memberikan umpan balik (feed back) kepada guru pembimbing konselor) untuk
memperbaiki atau mengembangkan program bimbingan dan konseling.
2. Memberikan informasi kepada pihak pimpinan sekolah, guru mata pelajaran, dan orang
tua siswa tentang perkembangan sikap dan perilaku, atau tingkat ketercapaian tugas-
tugas perkembangan siswa, agar secara bersinergi atau berkolaborasi meningkatkan
kualitas implementasi program BK di sekolah. 11

9 Diana Septi Purnama & Prasetyo. (2016). Modul guru pembelajar bimbingan dan konseling sekolah
menengah pertama (SMP) kelompok kompetensi G profesional: penilaian dalam BK. Pendidikan Jasmani dan
Bimbingan Konseling. hlm 20
10 Qurrata A’yuna. (2017). PENILAIAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH. In SEMINAR NASIONAL

BIMBINGAN KONSELING 2017. hlm 125


11 Eryzal Novrialdy. Penilaian Bimbingan Konseling di Sekolah dan Implikasi Pengelolaannya. hlm 5-6

4
2.3. MACAM-MACAM PENILAIAN

Prayitno dkk, (2002) menjelaskan penilaian hasil layanan ditujukan pada perolehan
siswa yang menjalani pelayanan bimbingan dan konseling. Perolehan ini diorientasikan pada
tingkat pengetesan masalah klien dan perkembangan aspek-aspek kepribadian siswa. Adapun
berbagai penilaian hasil layanan yang dilakukan antara lain:

1. Penilaian Program
Prosedur untuk mengetahui tingkatan keberhasilan/keberfungsian BK, dimana ada
standar/criteria yang menjadi patokan untuk menilainya dan juga penilaian program BK
untuk mengetahui keberhasilan dan kelemahan atau ketidakberhasilan suatu program
dengan cermat, rinci dan akurat, yang didasarkan atas standar/criteria dari objek yang
di evaluasi.
2. Penilaian Proses Kegiatan BK
Sebagai penilaian terhadap pelaksanaan program untuk memberikan umpan balik
secara periodik bimbingan meliputi evaluasi proses layanan dan kegiatan pendukung.
3. Penilaian Hasil
Hal ini dilakukan pada akhir suatu program atau kegiatan maka produknya lebih
berkaitan dari seberapa jauh kemampuan siswa dalam menyerap bahan yang telah
disampaikan, baiuk dilihat dari segi kognitif maupun psikomotor. Keberhasilan layanan
dapat dilihat pada aspek-aspek AKURS, yaitu:
a. Acuan
Layanan konseling dapat dikatakan berhasil apabila pada diri klien berkembang
acuan positif untuk berperilaku KES sebagaimana menjadi tujuan layanan
konseling.
b. Kompetensi
Acuan yang telah berkembang tersebut diharapkan teriring oleh kompetensi untuk
terwujud dalam perilaku KES yang dimaksudkan.
c. Usaha
Apabila acuan sudah jelas, dan kompetensi dikuasai diharapkan subjek yang
dilayani mampu mengembangkan usaha atau kegiatan nyata untuk terwujudnya
perilaku KES sesuai dengan arah kehidupan yang dikehendakinya.
d. Rasa
Kondisi rasa yang dimaksudkan tersebut terkait dengan rasa diri yang terjadi pada
subjek yang dilayani diujung proses layanan, misalnya rasa senang, rasa lega, plong
terbebas dari beban, serta terkait pula dengan acuan, kompetensi dan usaha yang
telah dikuasai dan hendak dilaksanakannya.
e. Sungguh-Sungguh
Kondisi sungguh-sungguh yang dimaksudkan disini adalah bagaimana
kesungguhan dari subjek yang dilayani untuk melaksanakan kontrak yang telah
dibuat bersama pemberi layanan. 12

12 Eryzal Novrialdy, op.cit. hlm 3-4

5
2.4. TAHAP-TAHAP PENILAIAN

Penilaian dapat dilakukan segera setelah suatu layanan dilaksanakan, dapat dalam
jangka pendek atau jangka panjang setelah layanan itu berlangsung dalam selang waktu yang
cukup panjang (Prayitno, 2000:3).
1. Penilaian segera (laiseg), merupakan penilaian tahap awal, dilakukan segera setelah
atau menjelang layanan yang dimaksud, misalnya konseling perorangan selesai atau
diakhiri. Penilaian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan perolehan klien (terutama
dalam hal pemahaman baru, perasaan positif, dan rencana kegiatan) melalui layanan
yang dilaksanakan
2. Penilaian jangka pendek (laijapen) dilakukan setelah satu atau lebih jenis layanan
dilaksanakan dalam waktu selang beberapa hari sampai satu bulan. Penilaian ini untuk
mengungkapkan dampak layanan yang dimaksud setelah beberapa waktu berlalu,
khususnya setelah klien berkesempatan melaksanakan rencana kegiatan yang ia
kemukakan pada waktu dilakukan penilaian tahap awal.
3. Penilaian jangka panjang (laijapang), penilaian ini sejalan dengan tahap kedua, bedanya
terletak pada selang waktu setelah selesai satu atau beberapa layanan dilaksanakan,
selang waktu yang dimaksud adalah setelah paling kurang satu bulan.13

2.5. ASAS-ASAS PENILAIAN BK


Masih merujuk pada lampiran Permendiknas nomor 20 point B tentang

Prinsip penilaian hasil belajar, maka asas yang diperhatikan dalam menyusun mekanisme dan
prosedur penilaian bimbingan konseling hendaknya didasarkan pada asas-asas sebagai berikut:

1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang
diukur.
2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai.
3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat,
status sosial ekonomi, dan gender.
4. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua
aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk
memantau perkembangan kemampuan peserta didik.

13 Qurrata A’yuna, op.cit. hlm 126-127

6
7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.
8. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi
yang ditetapkan.
9. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya.14

2.6. BENTUK HASIL PENILAIAN BK

Prayitno dkk, (2002: 26), menyatakan bahwa penilaian hasil layanan ditujukan pada
perolehan siswa yang menjalani pelayanan bimbingan dan konseling. Perolehan ini
diorientasikan pada tingkat pengentasan masalah klien dan perkembangan aspek aspek
kepribadian siswa. Karenanya, fokus penilaian dapat diarahkan pada berkembangnya:

1. Pemahaman baru yang diperoleh melalui layanan, dalam kaitannya dengan masalah
yang dibahas.
2. Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang diberikan melalui layanan.
3. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa pasca layanan dalam rangka
mewujudkan upaya pengentasan masalah yang dialaminya
Mengingat dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan konseling itu akan memungkinkan
dilakukannya kegiatan layanan pendukung, maka penilaian layanan pendukung ini tentunya
mempunyai ciri dan kateristik yang berbeda pula. Penilaian kegiatan pendukung akan
disesuaikan dengan jenis kegiatan itu sendiri. Kegiatan pendukung yang dilakukan dengan
pendekatan tes akan membawa penilaian berupa kuantitatif, sedangkan kegiatan pendukung
yang dilakukan dengan pendekatan non tes akan bersifat kualitatif.

2.7. IMPLIKASI PENGELOLAAN PENILAIAN

Esensi yang paling penting dari tujuan-tujuan penilaian bimbingan konseling itu
hendaknya mengarah pada visi dan misi bimbingan konseling itu sendiri. Visi yang dimaksud
adalah “terwujudnya perkembangan diri dan kemandirian secara optimal dengan hakekat
kemanusiaannya sebagai hamba Tuhan YME, sebagai makhluk individu, dan makhluk sosial
dalam berhubungan dengan manusia dan alam semesta”. Sedangkan Misi bimbingan konseling
adalah untuk menunjang perkembangan diri dan kemandirian siswa untuk dapat menjalani
kehidupannya sehari-hari sebagai siswa secara efektif, kreatif, dan dinamis serta memiliki
kecakapan hidup untuk masa depan karir dalam (1) Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
YME, (2) Pemahaman perkembangan diri dan lingkungan, (3) Perwujudan diri ke arah dimensi
spiritual, (4) Pengambilan keputusan berdasarkan IQ, EQ, dan SQ, dan (5) Pengaktualisasian
diri secara optimal.

14 Eryzal Novrialdy, op.cit. hlm 9-10

7
2.8. MASALAH DAN SOLUSI
Masalah:

1. Guru pembimbing belum menerapkan konsep penilaian secara tepat, efektif, dan
optimal.
2. Belum tersedianya acuan baku dalam penilaian.
3. Tim penilai masih terdapat personil yang tidak berlatar belakang BK.
4. Dan lain-lain.
Solusi:

1. Hendaknya Guru pembimbing menerapkan konsep penilaian secara tepat, efektif, dan
optimal.
2. Merancang acuan penilaian yang sesuai.
3. Pemerintah membuat kebijakan untuk syarat-syarat pemenuhan sebagai tim penilaian
BK di sekolah.
4. Diknas pendidikan hendaknya memperhatikan dan mempertimbangkan basic
pendidikan personil tim penilai.
5. Dan lain-lain.15

15 Tri Anjar, op.cit. hlm 41-41

8
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Penilaian merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan. Tanpa
penilaian tidak mungkin kita dapat mengetahui dan mengidentifikasi keberhasilan pelaksanaan
program bimbingan dan konseling yang Penilaian telah direncakan.
Penilaian merupakan suatu kegiatan yang memiliki tahapan tertentu (berproses:
mekanisme, prosedur, dan instrument yang digunakan), dengan mengetengahkan pengumpulan
dan pengolahan akan berbagai informasi. Informasi yang dimaksud tentu berkaitan dengan
objek yang dinilai, baik tentang siswa dengan semua kompetensi yang dimilikinya (sebagai
intervensi pembelajaran/ bimbingan), maupun tentang seperangkat unsur yang mendukung
untuk ketercapaian itu (program pembelajaran/ program bimbingan konseling).
Kegiatan penilaian pada hakikatnya bertujuan untuk mengetahui atau memperoleh
gambaran yang bersifat informasi akurat tentang keefektifan dan efisiensi sesuatu yang telah
dilaksanakankan. Penilaian juga dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh kompetensi
yang diharapkan telah dimiliki peserta didik.

3.2. Saran
Penulis menyadari bahwa penulis masih sangat jauh sekali dari kata-kata sempurna,
untuk kedepannya penulis akan lebih jelas dan lebih fokus lagi dalam menerangkan penjelasan
mengenai makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih lengkap dan lebih banyak lagi,
dan tentunya bisa untuk dipertanggung jawabkan. Untuk saran yang akan kalian berikan kepada
penulis, bisa berupa kritikan-kritikan dan saran-saran kepada penulis guna untuk
menyimpulkan kepada kesimpulan dari pembahasan makalah yang sudah dijelaskan didalam
makalah. Untuk bagian-bagian akhir dari makalah ialah daftar pustaka.

9
DAFTAR PUSTAKA

A’yuna, Qurrata. 2017. PENILAIAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH. In


SEMINAR NASIONAL BIMBINGAN KONSELING 2017.
Anjar, Tri. 2012. Penilaian Bimbingan Konseling di Sekolah dan Implikasi Pengelolaannya.
Guidena: Jurnal Ilmu Pendidikan, Psikologi, Bimbingan dan Konseling, 2(1), 33-42.
Azizah, Faricha, Herda Fitri Br Ginting, Robbi Suraida Utami. 2017. Evaluasi Pelaksanaan
Program Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. In Prosiding Seminar
Bimbingan dan Konseling (Vol. 1, No. 1, pp. 177-188).
Novrialdy, Eryzal. Penilaian Bimbingan Konseling di Sekolah dan Implikasi Pengelolaannya.

Purnama, Diana Septi & Prasetyo. 2016. Modul guru pembelajar bimbingan dan konseling
sekolah menengah pertama (SMP) kelompok kompetensi G profesional: penilaian
dalam BK. Pendidikan Jasmani dan Bimbingan Konseling.
Ristianti, Dina Hajja Ristianti & Irwan Fathurrochman. 2020. Penilaian Konseling Kelompok.
Yogyakarta: DEEPUBLISH
Salamah, Umi. 2018. Penjaminan mutu penilaian pendidikan. EVALUASI: Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, 2(1), 274-293.
Saputra, Indra. 2022. Penilaian Bk di Sekolah dan Implikasi Pengelolaanya. Education &
Learning, 2(2), 58-63.
Silitonga, Anita Shintauli, Yetty Sarjono, Sofyan Anif. 2014. Pengelolaan kegiatan bimbingan
dan konseling untuk pembentukan karakter siswa sekolah dasar. Jurnal Manajemen
Pendidikan, 9(1), 28-39.

Suryanto, Adi. 2007. Konsep Dasar Penilaian dalam Pembelajaran. PDGK430/Modul, 1.

10

Anda mungkin juga menyukai