Anda di halaman 1dari 15

MENGEMBANGKAN KRITERIA EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Evaluasi Program Pendidikan

Dosen pengampuh : Elga Novira Rizkinta, M.Pd

Di

Oleh

KELOMPOK 2

Mardhatillah ( 02200916 )

Miftahul Jannah ( 02200917 )

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH BATU BARA

SUMATERA UTARA

T.A: 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh


Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Shalawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw., yang telah membimbing umatnya ke
peradaban yang berpendidikan dan jalan yang lurus.
Penyelesaian makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata
kuliah evaluasi program pendidikan, adapun judul dari Makalah ini berjudul
mengembangkan kriteria evaluasi program pendidikan. Penulis menyadari
kemampuan penulis sebagai manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan
kesilapan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran nya demi kesempurnaan
makalah ini khususnya para pembaca. Demikianlah yang dapat penulis
sampaikan, atas perhatiannya penulis mengucapkan Terimakasih.
Wassalamu‟alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh

Batu Bara, 29 Maret 2023

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i


DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 3
A. Pengertian kriteria ........................................................................... 3
B. Kriteria evaluasi program pendidikan ............................................. 4
C. Dasar kriteria evaluasi program........................................................ 5
D. Cara menyusun kriteria..................................................................... 7
BAB III PENUTUP ................................................................................... 11
A. Kesimpulan ..................................................................................... 11
B. Saran................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap program pendidikan selalu diikuti dengan kegiatan evaluasi,
baik menyangkut hasil maupun terhadap proses pendidikan yang
dilakukan.1 Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu
perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Kurikulum
juga dirancang dari tahap perencanaan,organisasi kemudian pelaksanaan
dan akhirnya monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi,maka tidak akan
mengetahui bagaimana kondisi kurikulum tersebut dalam rancangan,
pelaksanaan serta hasilnya.
Evaluasi program adalah langkah awal dalam supervisi, yaitu
mengumpulkan data yang tepat agar dapat dilanjutkan dengan pemberian
pembinaan yang tepat pula. Adapun kebijakan yang dapat dilakukan
berdasarkan hasil evaluasi suatu program, keputusan yang diambil
diantaranya menghentikan program, karena dipandang program tersebut
tidak ada manfaatnya atau tidak dapat terlaksana sebagaimana yang
diharapkan, merevisi program, karena ada bagian-bagian yang kurang
sesuai dengan harapan. Melanjutkan program, karena pelaksanaan
program menunjukkan segala sesuatunya sudah berjalan dengan harapan.
Menyebar luaskan program, karena program tersebut sudah berhasil
dengan baik maka sangat baik jika dilaksanakan lagi di tempat waktu yang
lain.Mengenai pelaksanaan evaluasi program, terdapat pula kriteria yang
harus dicapai agar evaluasi program juga berjalan dengan baik.
Oleh karena itu, pada makalah ini kami akan membahas tentang
cara mengembangkan kriteria evaluasi program pendidikan.

1
Jeane Marie Tulung, „‟ Evaluasi Program Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan
Tingkat Iv Di Balai Diklat Keagamaan Manado‟‟, Jurnal acta diurna Volume3. No.3, (2014),
hlm. 3

1
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, penulis merumuskan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengertian kriteria
2. Bagaimanakah kriteria evaluasi program pendidikan ?
3. Bagaimanakah dasar kriteria evaluasi program ?
4. Bagaimanakah cara menyusun kriteria ?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, penulis merumuskan tujuan sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian kriteria
2. Untuk mengetahui kriteria evaluasi program pendidikan
3. Untuk mengetahui dasar kriteria evaluasi program
4. Untuk mengetahui cara menyusun kriteria

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kriteria
Kriteria atau dikenal dengan kata tolak ukur, atau standar adalah
sesuatu yang digunakan sebagai patokan atau batas minimal untuk sesuatu
yang di ukur.2
Kriteria atau standar dapat disamakan dengan “takaran”. Jikauntuk
mengetahui berat beras digunakan timbangan, panjangnya benda yang
digunakanadalah meteran maka, kriteria atau tolak ukur digunakan untuk
menakar kondisi objek yangdinilai.Tentang batas yang ditunjuk oleh
kriteria sebagian orang mengatakan bahwa tolak ukur adalah “batas atas”,
artinya batas maksimal yang harus dicapai. Sementara oranglainnya
mengatakan bahwa tolak ukur atau kriteria adalah batas bawah, yaitu batas
minimalyang harus dicapai.
Dengan itu dapat disimpulkan bahwa kriteria atau tolak ukur itu
bersifat jamak, karena menunjukkan batas atas dan batas bawah, sekaligus
batas-batas diantaranya. Dengan demikian kriteria menunjukkan gradasi
atau tingkatan dan ditunjukkan dalam bentuk kata keadaan atau predikat.
Permasalahan kriteria adalah aturan tentang bagaiman amenentukan
peringkat-peringkat kondisi sesuatu atau rentangan-rentangan nilai, agar
datayang diperoleh dapat dipahami oleh orang lain dan bermakna dalam
pengambilan keputusandalam rangka menentukan kebijakan lebih lanjut.
Jika evaluator tidak berniat membuat kriteria khusus sebaiknya
menggunakan kriteria yang sudah lazim yang dikenal oleh umummisalnya
skala 1 sampai 10 atau skala 1 sampai 100.3

2
Rusydi Ananda, Tien Rafida, Pengantar Evaluasi Pendidikan, ( Medan: Perdana
Publishing, 2017), hlm. 18.
3
Suharsimi Arikunto, Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan, (
Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 31.

3
B. Kriteria Evaluasi Program Pendidikan
Program evaluasi harus didasarkan atas kriteria sebagai arahan
untuk menentukan daya yang harus dikumpulkan dan sebagai dasar untuk
menginterpretasi data.4
Dalam mengembangkan kriteria ini perhatian harus difokuskan
pada faktor-faktor primer dan ultimat, bukan faktor-faktor sekunder. Hal
ini dimaksudkan agar hasil evaluasi dapat mencapai keobjektifan yang
tinggi. Kriteria ini dapat didasarkan atas kesuksesan pengalaman sekolah
lain sebagai penentu, hal ini dapat dilakukan dalam dengan studi program
supervisi, penemuan penelitian, opini para guru, staf, siswa, dan
pelengkapan fisik yang ada tiap-tiap sekolah.
Secara umum evaluasi program pendidikan harus memenuhi kriteria
sebagai berikut:
1. Mengukur tujuan yang ingin dicapai
Apabila tujuan supervisi pendidikan adalah demi peningkatan atau
perbaikan proses belajar mengajar, maka evaluasi program supervisi
pendidikan pun harus diarahkan untuk menilai apakah program
supervisi pendidikan itu sudah mencapai tujuan atau belum.
Disamping itu evaluasi supervisi pendidikan juga harus diorientasikan
pada tujuan evaluasi itu sendiri. Tujuan evaluasi itu sendiri dapat
berupa identifikasi atau inventarisasi pembinaan dan pengembangan
sebagai umpan balik dan sebagai pengecekan.
2. Objektif
Obyektif pada pembahasan ini berarti sesuai dengan kenyataan
yang dilaksanakan oleh program supervisi pendidikan. Apabila
program supervisi pendidikan baik hasilnya, maka katakanlah baik,
dan apabila kurang berhasil katakanlah kurang berhasil. Keberanian
mengungkapkan adanya itulah yang menjamin keobyektifan evaluasi.
Tentu saja perlu adanya kelengkapan data dan pelibatan semua pihak
dalam evaluasi. Antara penilai dan pihak yang dinilai harus ada saling
keterbukaan.
4
Rusdiana, Manajemen Evaluasi Program Pendidikan: Konsep, prinsip dan aplikasinya
di Sekolah/Madrasah, ( Bandung: Pustaka Setia, 2017 ), hlm. 24.

4
3. Lebih didasarkan atas observasi dari pada hasil interpretasi
Interpretasi adalah aktivitas memanda dan memberikan opini kepada
suatu obyek. Hal ini akan mengandung subyektifan penilai. Interpretasi
dapat digunakan untuk menganalisa hasil observasi yang berupa data.
4. Mengukur proses dan hasil
Kegiatan supervisi pendidikan selalu berproses. Hasil yang dicapai
adalah terwujud dari proses yang berlangsung sebelumnya. Hal ini
sesuai dengan prinsip kontinyu dalam evaluasi supervisi pendidikan
pendidikan . Oleh sebab itu evaluasi tidak hanya dilakukan setelah
hasil supervisi pendidikan terwujud, tetapi selama proses supervisi
dilakukan harus diadakan penilaian.
5. Dilaksanakan dengan penuh kerja sama
Dalam efektivitas evaluasi supervisi pendidikan, supervisor tidak
perlu berada sendiri. Untuk menilai kegiatan atau aktivitas supervisi ia
dapat bekerja sama dengan guru-guru dan bahkan dapat juga bersama
dengan murid-murid dalam porsi kecil, atau mungkin perlu juga
bekerja sama dengan supervisor lainnya. Oleh sebab itu evaluasi
supervisor sendiri, tetapi juga bekerja sama dengan orang lain. Dengan
demikian data dapat diperoleh lebih lengkap karena datang dari banyak
sumber.
C. Dasar Pembuatan Kriteria
Kriteria atau tolak ukur sebaiknya dibuat bersama, dan sebaiknya
dibuat oleh orang-orang yang akan menggunakannya, yaitu calon
evaluator, dengan maksud agar pada waktu menerapkannya tidak ada
masalah karena mereka sudah memahami, bahkan tahu apa yang melatar
belakanginya.5
1. Sumber Pertama
Apabila yang dievaluasi merupakan suatu implementasi kebijakan
maka yangdijadikan sebagai kriteria atau tolok ukur adalah peraturan atau
ketentuan yang sudah dikeluarkan berkenaan dengan kebijakan yang

5
Suharsimi Arikunto, Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan, (
Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 32.

5
bersangkutan. Apabila penentu kebijakan tidak mengeluarkan ketentuan
secara khusus maka penyusun kriteria menggunakan ketentuan yang
pernah berlaku umum yang sudah dikeluarkan oleh pengambil kebijakan
terdahulu dan belum pernah dicabut masa berlakunya.
2. Sumber Kedua
Dalam mengeluarkan kebijakan biasanya disertai dengan buku
pedoman atau petunjuk pelaksanaan (juklak). Di dalam juklak tertuang
informasi yang lengkap, antara laindasar pertimbangan dikeluarkannya
kebijakan, prinsip, tujuan, sasaran, dan rambu-rambu pelaksanaannya.
Butir-butir yang tertera di dalamnya, terutama dalam tujuan
kebijakan,mencerminkan harapan dari kebijakan. Oleh karena itu,
pedoman atau petunjuk pelaksanaanitulah yang distatuskan sebagai
sumber kriteria.6
3. Sumber Ketiga
Apabila tidak ada ketentuan atau petunjuk pelaksanaan yang dapat
digunakan oleh penyusun sebagai sumber kriteria maka penyusun
menggunakan konsep atau teori-teori yangterdapat dalam buku-buku
ilmiah.
4. Sumber Keempat
Jika tidak ada ketentuan, peraturan atau petunjuk pelaksanaan, dan
juga tidak ada teoriyang diacu, penyusun disarankan untuk menggunakan
hasil penelitian. Dalam hal inisebaiknya tidak langsung mengacu pada
hasil penelitian yang Baru saja diselesaikan seorang peneliti (apalagi
peneliti pemula), tetapi disarankan sekurang-kurangnya hasil penelitian
yangsudah dipublikasikan atau diseminarkan. Jika ada, yang sudah
disajikan kepada orang banyak, yaitu disimpan di perpustakaan umum.
5. Sumber Kelima
Apabila penyusun tidak menemukan acuan yang tertulis dan
mantap, dapat minta bantuan pertimbangan kepada orang yang dipandang

6
Suharsimi Arikunto, Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan, (
Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 33

6
mempunyai kelebihan dalam bidangyang sedang dievaluasi sehingga
terjadi langkah yang dikenal dengan expert judgment.
6. Sumber Keenam
Apabila sumber acuan tidak ada, sedangkan ahli yang dapat
diandalkan sebagai orangyang lebih memahami masalah dibanding
penyusun juga sukar dicari atau dihubungi maka penyusun dapat
menentukan kriteria secara bersama dengan anggota tim atau beberapa
orangyang mempunyai wawasan tentang program yang akan dievaluasi.
Perbedaan cara ini dengan expert judgment adalah bahwa seorang expert
tentunya memiliki keahlian yang menonjol,sedangkan kelompok yang
diundang dalam diskusi ini tidak harus yang sangat
mempunyaikemampuan lebih. Kriteria atau tolok ukur yang tersusun dari
diskusi ini merupakan hasilkesepakatan kelompok.7
7. Sumber Ketujuh
Dalam keadaan yang sangat terpaksa karena acuan tidak ada, ahli
juga tidak ada,sedangkan untuk menyelenggarakan diskusi terlalu sulit
makajalan terakhir adalah melakukan pemikiran sendiri. Dalam
keterpaksaan seperti ini penyusun kriteria atau tolok ukur hanya
mengandalkan akal atau nalar penyusun sendiri sebagai dasar untuk
menyusun kriteria yang akan digunakan dalam mengevaluasi program.
Jika ternyata sesudah digunakan dalam mengevaluasi masih menjumpai
kesulitan, penyusun harus meninjau kembali danwajib memperbaikinya
berkali-kali sampai mencapai suatu rumusan yang sesuai dengan kondisi
yang diinginkan.
D. Cara Menyusun Kriteria
Secara garis besar ada dua macam kriteria untuk menyusun kurikulum
yaitu, kriteria kuantitatif dan kriteria kualitatif.
1. Kriteria Kuantitatif
Kriteria kuantitatif sendiri dapat dibedakan menjadi dua yaitu
sebagai berikut:

7
Suharsimi Arikunto, Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan, (
Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 34

7
a. Kriteria kuantitatif tanpa pertimbangan
Kriteria yang disusun hanya memperhatikan rentangan bilangan
tanpamempertimbangkan apa-apa dilakukan dengan membagi
rentangan bilangan.Contohnya; Kondisi maksimal yang diharapkan
atau prestasi belajar belajar diperhitungkan 100 persen. Jika penyusun
menggunakan 5 kategori nilai maka antara 1 persen dengan 100 persen
di bagi rata sehingga menghasilkan kategori sebagai berikut:8
1) Nilai 5 (baik sekali) jika mencapai 81 – 100 persen
2) Nilai 4 (baik) jika mencapai 61-80 persen
3) Nilai 3 (cukup) jika mencapai 41-60 persen
4) Nilai 2 (kurang) jika mencapai 21-40 persen
5) Nilai 1 (kurang sekali) jika mencapai kurang 21 persen
b. Kriteria Kuantitatif dengan Pertimbangan
Adakalanya beberapa hal kurang tepat jika kriteria kuantitaf
dikategorikan denganmembagi begitu saja rentangan yang ada menjadi
rentangan yang sama rata. Sebagai contohnilai di beberapa perguruan
tinggi untuk menentukan nilai dengan huruf, seperti A, B, C, Ddan E.
Bagaimana menentukan nilai untuk masing-masing huruf mengacu
pada peraturanakademik berdasarkan besarnya prestasi pencapaian
tujuan belajar sebagai berikut:
1) Nilai A : rentangan 80-100 persen
2) Nilai B : rentangan 66-79 persen
3) Nilai C : rentangan 56-65 persen
4) Nilai D : rentangan 40-50 persen
5) Nilai E : kurang dari 40 persen
2. Kriteria Kualitatif
Kriteria kualitatif adalah kriteria yang dibuat tidak
menggunakanangka-angka. Hal-hal yang dipertimbangkan dalam
menentukan kriteria kualitatif adalak indikator dan dikenai adalah
komponen.Seperti halnya kriteria kuantitatif, jenis kiteria kualitatif

8
Suharsimi Arikunto, Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan, (
Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 35

8
juga dibedakan menjadi duayaitu: kriteria kualitatif dengan tanpa
pertimbangan dan kriteria kualitatif dengan pertimbangan. 9
a. Kriteria kualitatif tanpa pertimbangan
Dalam menyusun kriteria kualitatif tanpa pertimbangan, penyusun
kriteria tinggalmenghitung banyaknya indikator dalam komponen,
yang dapat memenuhi persyaratan dari penjelasan dan program
tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1) Komponen adalah unsur pembentuk kriteria program
2) Indikator adalah unsur pembentuk komponen
b. Kriteria kualitatif dengan pertimbangan
Dalam menyusun kriteria terlebih dahulu tim evaluator perlu
merundingkan jeniskriteria mana yang akan digunakan, yaitu memilih
kriteria dengan pertimbangan makatentukan indikator mana yang mana
diprioritaskan atau dianggap lebih penting dari yang lain.
Kriteria kualitatif dengan pertimbangan disusun melalui dua cara
yaitu:
1) Mengurutkan Indikator
Jika penyusun memilih kriteria kualitatif dengan
mengurutkan indikator dengan prioritas maka dihasilkan kriteria
kualitatif sebagai berikut;
a) Nilai 5 jika memenuhi semua indicator
b) Nilai 4 jika memenuhi d atau c, dan d atau e
c) Nilai 3 jika memenuhi salah satu dari b atau c saja, dan salah
satu dari d atau a
d) Nilai 2 jika memenuhi salah dari 4 indikator
e) Nilai 1 jika tidak ada satupun indikator yang memenuhi.
2) Dengan menggunakan pembobotan
Selain mempertimbangkan indikator sebagai unsur untuk
menentukan geradasi nilaidalam kriteria, ada juga cara lain yang
dapat digunakan evaluator dalam menentukan nilai,yaitu

9
Suharsimi Arikunto, Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan, (
Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 36

9
pembobotan. Kalau sudah ditentukan pembobotannya, kini para
penilai tinggal memilih akanmenggunakan skala beberapa dalam
menilai objek mungkin skala 1 sampai 3, 1-4 atau 1-5 bahkab
seperti yang lazim yang digunakan di sekolah yaitu skala 1-10,
Terserah saja, yang penting adalah proses pada waktu menentukan
nilai akhir.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kriteria atau dikenal dengan kata tolak ukur, atau standar adalah
sesuatu yang digunakan sebagai patokan atau batas minimal untuk
sesuatu yang di ukur.
2. Dasar pemuatan kriteria tersebut dapat didasarkan pada pengalaman-
pengalaman sekolah lain dalam rangka pelaksaaan program supervisi
(supervisory program), penemuan-penemuan studi riset, pendapat-
pendapat para ahli didik, dan potensi khusus dari staf, siswa dan
perlengkapan fisik sekolah.
3. Dasar pembuatan kriteria sebaiknya dibuat oleh orang-orang yang akan
menggunakannya, yaitu calon evaluator, dengan maksud agar pada
waktu menerapkannya tidak ada masalah karena mereka sudah
memahami, bahkan tahu apa yang melatar belakanginya.
4. Secara garis besar ada dua macam kriteria untuk menyusun kurikulum
yaitu, kriteria kuantitatif dan kriteria kualitatif.
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami buat, tentunya makalah ini
jauh dari kata sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca. Dan kami dapat menjadikan motivasi agar lebih baik lagi
untuk kedepannya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ananda, Rusydi, Tien Rafida. 2017. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Medan: Perdana
Publishing.
Arikunto, Suharsimi, Cepi Safruddin Abdul Jabar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Marie, Jeane Tulung. 2014. „‟ Evaluasi Program Pendidikan Dan Pelatihan
Kepemimpinan Tingkat Iv Di Balai Diklat Keagamaan Manado‟‟, Jurnal acta
diurna Volume3. No.3.
Rusdiana. 2017. Manajemen Evaluasi Program Pendidikan: Konsep, prinsip dan
aplikasinya di Sekolah/Madrasah. Bandung: Pustaka Setia.

12

Anda mungkin juga menyukai