Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KONSEP DASAR PENGEMBANGAN EVALUASI (ASESMEN) SKI-MI


DOSEN PENGAMPU : AHMAD ULIN NIAM, M.Pd.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

1. SITI AISYAH (2286232033)

2. PUTRI MAULIA SARI (2286232017)

3. AULIA KURNIA RIYANI (2286232021)

4. SRI WAHYUNINGSIH (2286232020)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS NURUL HUDA

OKU TIMUR

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami haturkan kepada Allah yang Maha atas
berkat, rahmat, Hidayah, dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik walaupun masih banyak kekurangan di dalamnya.
Makalah ini membahas mengenai “KONSEP DASAR PENGEMBANGAN
EVALUASI (ASESMEN) SKI-MI” Tak lupa shalawat dan salam Semoga tetap
tercurahkan kepada nabi kita yaitu Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah memenuhi tugas mata kuliah
kami juga berharap pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
untuk membaca wawasan dan pengetahuan.
Sebagaimana pepatah mengatakan tiada gading yang tak retak maka
satupun manusia yang tak luput dari kesalahan, oleh karena itu kami berharap
pemberian maaf Yang sebesar-besarnya kami sangat menyadari apa yang kami
susun ini sangat jauh kesempurnaan oleh karena itu saran dan kritik sangat Kami
harapkan agar kami dapat memperbaiki makalah-makalah selanjutnya

Oku Timur November 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Blakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Evaluasi........................................................................3
B. Pengertian Penilaian dan Pengukuran Evaluasi...............................3
C. Tujuan dan Fungsi Evaluasi...............................................................5
D. Jenis- jenis Evaluasi.............................................................................8
E. Ruang Lingkup Pembelajaran...........................................................10
F. Kedudukan Evaluasi dalam Pembelajaran......................................13
BAB III PENUTUP
A. Simpulan..............................................................................................16
B. Saran....................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sesuai dengan aturan Standar Proses Pendidikan Nasional (Permen
No. 41 tahun 2007), tugas utama guru professional adalah melakukan
perencanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan
melaksanakan asesmen. Salah satu evaluasi kompetensi yang harus
dikuasai guru adalah evaluasi pembelajaran. Kompetensi ini sejalan
dengan tugas dan tanggung jawab guru dalam pembelajaran yaitu
mengevaluasi pembelajaran termasuk di dalamnya melaksanakan penilaian
proses dan hasil belajar.
Evaluasi merupakan subsistem yang sangat penting dan sangat di
butuhkan dalam setiap sistem pendidikan, karena evaluasi dapat
mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau kemajuan hasil
pendidikan. Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas
pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula, kita dapat
mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk
berubah menjadi lebih baik ke depan.Tanpa evaluasi, kita tidak bisa
mengetahui seberapa jauh keberhasilan siswa, dan tanpa evaluasi pula kita
tidak akan ada perubahan menjadi lebih baik, maka dari itu secara umum
evaluasi adalah suatu proses sistemik umtuk mengetahui tingkat
keberhasilan suatu program.
Evaluasi pendidikan dan pengajaran adalah proses kegiatan untuk
mendapatkan informasi data mengenai hasil belajar mengajar yang dialami
siswa dan mengolah atau menafsirkannya menjadi nilai berupa data
kualitati atau kuantitati sesuai dengan standar tertentu. Hasilnya diperlukan
untuk membuat berbagai putusan dalam bidang pendidikan dan
pengajaran.
Seorang pendidik atau calon pendidik harus memahami apa itu
pengertian evaluasi pembelajaran, tujuan, fungsi, ruang lingkup, prinsip
penilaian pembelajaran dan model-model dari evaluasi pembelajaran serta

1
mampu menyusun prosedur, jenis-jenis, dan bentuk penilaian
pembelajaran. Maka dari itu, penulis dalam makalah ini akan
menjelaskan mengenai konsep dasar evaluasi pembelajaran, karena hal ini
sangatlah penting terutama bagi pendidik maupun yang diorientasikan
menjadi seorang pendidik.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimankah konsep dasar evaluasi?


2. Apakah pengertian evaluasi, penilaian dan pengukuran dan tes?
3. Apakah tujuan dan fungsi evaluasi?
4. Apa saja jenis-jenis evaluasi?
5. Bagaimanakah ruang lingkup evaluasi?
6. Bagimanakah kedudukan evaluasi dalam pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui konsep dasar evaluasi.


2. Mengetahui pengertian evaluasi, penilaian dan pengukuran dan tes.
3. Mengetahui tujuan dan fungsi evaluasi.
4. Mengetahui jenis-jenis evaluasi.
5. Mengetahui ruang lingkup evaluasi.
6. Mengetahui kedudukan evaluasi dalam pembelajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Evaluasi


Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 39 ayat 2 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidik adalah tenaga
professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Dengan
demikian, salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang pendidik
adalah kemampuan mengadakan evaluasi, baik dalam proses pembelajaran
maupun penilaian hasil belajar. Kemampuan melaksanakan evaluasi
pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang mesti dikuasai oleh
seorang pendidik maupun calon pendidik sebagai salah satu kompetensi
professionalnya. Evaluasi pembelajaran merupakan satu kompetensi
professional seorang pendidik. Kompetensi tersebut sejalan dengan
instrumen penilaian kemampuan guru, yang salah satu indikatornya adalah
melakukan evaluasi pembelajaran.

B. Pengertian Penilaian dan Pengukuran Evaluasi


Istilah evaluasi pembelajaran sering disamaartikan dengan ujian.
Meskipun saling berkaitan, akan tetapi tidak mencakup keseluruhan makna
yang sebenarnya. Ujian ulangan harian yang dilakukan guru di kelas atau
bahkan ujian akhir sekolah sekalipun, belum dapat menggambarkan esensi
evaluasi pembelajaran, terutama bila dikaitkan dengan penerapan
kurikulum 2013. Sebab, evaluasi pembelajaran pada dasarnya bukan
hanya menilai hasil belajar, tetapi juga proses-proses yang dilalui pendidik
dan peserta didik dalam keseluruhan proses pembelajaran. Istilah tes,
pengukuran (measurement), penilaian (assesment) dan evaluasi sering
disalahartikan dan disalahgunakan dalam praktik evaluasi.
Secara konsepsional istilah-istilah tersebut sebenarnya berbeda satu

3
sama lain, meskipun mempunyai keterkaitan yang sangat erat2 Evaluasi
adalah suatu kegiatan atau proses yang yang sistematis, berkelanjutan, dan
menyeluruh dalam rangka pengendalian, penjaminan, dan penetapan
kualitas (nilai dan arti) berbagai komponen pembelajaran berdasarkan
pertimbangan dan kriteria tertentu.(5) Evaluasi mencakup sejumlah teknik
yang tidak bisa diabaikan oleh seorang guru maupun dosen. Evaluasi
bukanlah sekumpulan teknik semata-mata, tetapi evaluasi merupakan suatu
proses yang berkelanjutan yang mendasari keseluruhan kegiatan
pembelajaran yang baik.
Evaluasi pembelajaran bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh
mana efisiensi proses pembelajaran yang dilaksanakan dan efektifitas
pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. 3 Penilaian dalam
Bahasa Inggris dikenal dengan istilah Assessment yang berarti menilai
sesuatu. Menilai itu sendiri bararti mengambil keputusan terhadap sesuatu
dengan mengacu pada ukuran tertentu seperti menilai baik atau buruk,
sehat atau sakit, pandai atau bodoh, tinggi atau rendah, dan sebagainya.
Penilaian (assesment) adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis
dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan
hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusankeputusan
berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu. Jika dilihat dalam konteks
yang lebih luas, keputusan tersebut dapat menyangkut keputusan tentang
peserta didik (seperti nilai yang akan diberikan), keputusan tentang
kurikulum dan program atau juga keputusan tentang kebijakan
pendidikan.
Pengukuran (measurement) adalah suatu proses untuk
menentukan kuantitas daripada sesuatu. Sesuatu itu bisa berarti peserta
didik, starategi pembelajaran, sarana prasana sekolah dan sebagainya.
Untuk melakukan pengukuran tentu dibutuhkan alat ukur. Dalam bidang
pendidikan, psikologi, maupun variabel-variabel sosial lainnya, kegiatan
pengukuran biasanya menggunakan tes sebagai alat ukur.
Pengukuran dapat dilakukan menggunakan instrument pengukuran
(alat Ukur) berupa tes dan Non-tes. Tes adalah pemberian suatu tugas atau

4
rangkaian tugas dalam bentuk soal atau perintah/suruhan lain yang harus
dikerjakan oleh peserta didik. Hasil pelaksanaan tugas tersebut
digunakan untuk menarik kesimpulan-kesimpulan tertentu terhadap
peserta didik. Alat ukur tes dapat berupa tes tertulis (paper and pencil test)
dan tes lisan.

C. Tujuan dan Fungsi Evaluasi


1. Tujuan Evaluasi
Tujuan utama melakukan evaluasi dalam pendidikan adalah untuk
mendapatkan informasi yang akurat mengenai pencapaian tujuan
instruksional oleh siswa, sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya yang
merupakan fungsi dari evaluasi. Selain itu juga ada beberapa tujuan
evaluasi yaitu sbb :
a. Menilai ketercapaian tujuan.
Ada keterkaitan antara tujuan belajar, metode evaluasi, dan cara
belajar siswa. Cara evaluasi biasanya akan menentukan cara belajar
siswa, sebaliknya tujuan evaluasi akan menentukan metode evaluasi
yang digunakan oleh seorang guru.
b. Mengukur macam-macam aspek pelajaran yang bervariasi.
Belajar dikategorikan sebagai kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Batasan tersebut umumnya dikaitak sebagai
pengetahuan, keterampilan, dan nilai. Semua tipe belajar sebaiknya
dievaluasi dalam proporsi yang tepat. Jika guru menyatakan proporsi
sama maka siswa dapat menekankan dalam belajar dengan proporsi
yang digunakan guru dalam mengevaluasi sehingga mereka dapat
menyesuaikan dalam belajar. Guru memilih sarana evaluasi pada
umumnya sesuai dengan tipe tujuan. Proses ini menjadikan lebih
mudah dilaksanakan, jika seorang guru menyatakan tujuan dan
merencanakan evaluasi secara berkaitan.
c. Memotivasi belajar siswa.
Evaluasi jyga harus dapat memotivasi belajar siswa. Guru harus
menguasai bermacam-macam teknik memotivasi, tetapi masih sedikit

5
di antara guru-guru yang mengetahui teknik motivasi yang berkaitan
dengan evaluasi. Dari penelitian menunjukkan bahwa evaluasi
memotivasi belajar siswa sesaat memang betul, tetapi untuk jangka
panjang masih diragukan, Hasil evaluasi menstimulasi tindakan siswa.
Rating hasil evaluasi yang baik dapat menimbulkan semangat atau
dorongan untuk meningkatkan atau mempertahankannya yang
akhirnya memotivasi belajar siswa secara kontinu.
d. Menjadikan hasil evaluasi sebagai dasar perubahan kurikulum.
Keterkaitan evaluasi dengan instruksional adalah sangat erat.
Hal ini karena evaluasi merupakan bagian dari instruksional. Di
samping itu, antara instruksional dengan kurikulum saling berkaitan.
Beberapa guru seringkali mengubah prosedur evaluasi dan metode
mengajar yang menurut mereka penting dan cocok, perubahan itu akan
tepat, jika memang didasarkan pada hasil evaluasi secara luas.
e. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian.
Yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal
program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya.
Kegagalan para siswa dalam hasil belajar yang dicapainya hendaknya
tidak dipandang sebagai kekurangan pada diri siswa semata-mata,
tetapi juga bias disebabkan oleh kesalahan strategi dalam
melaksanakan program pengajaran. Misalnya kekurangtepatan dalam
memilih metode dan alat bantu mengajar.
2. Fungsi Evaluasi
Dengan mengetahui tujuan evaluasi ditinjau dari berbagai segi
dalam sistem pendidikan, maka dengan cara lain dapat dikatakan bahwa
fungsi evaluasi ada beberapa hal :
a. Evaluasi berfungsi selektif
Dengan mengadakan evaluasi guru dapat mengadakan seleksi
pada siswanya dengan tujuan memilih siswa yang dapat diterima
disekolah tertentu, untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas,
untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa, atau untuk
memilih siswa yang sudah berhak lulus.

6
b. Evaluasi berfungsi diagnostik.
Apabila alat yang digunkan dalam evaluasi cukup memenuhi
persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan dapat
mengetahui kelemahan siswa, dan sebab-sebab kelemahan siswa.
c. Evaluasi berfungsi sebagai penempatan.

Untuk dapat menetukan dengan pasti dikelompok mana


seorang siswa harus ditempatkan maka digunkanlah suatu kegiatan
evaluasi.Sekelompok siswa yang mempunyai hasil evaluasi yang sama,
akan berada dalam kelompok yang sama dalam belajar.
d. Evaluasi berfungsi sebgai pengukuran keberhasilan.
Fungsi ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu
program berhasil diterapkan.Keberahasilan program ditentukan oleh
bebrapa factor yaitu factor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana,
dan system kurikulum.
Evaluasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran mempunyai
berbagai fungsi sebagai berikut:
1. Alat untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan instruksional.
Dengan adanya evaluasi, kita dapat mengetahui apakah tujuan
instruksional kita sudah tercapai atau belum. Kalau belum dicari faktor
penghambat tercapainya tujuan tersebut kemudian dicari jalan keluar
untuk mengatasinya. Di mana tujuan instruksional dari evaluasi adalah
perubahan- perubahan pada diri siswa.
2. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar.
Perbaikan mungkin dilakukan dengan hal tujuan instruksional,
kegiatan belajar siswa, strategi mengajar guru, dll yang biasanya
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
3. Dasar dalam menyusun laporan hasil belajar siswa kepada para
orang tuanya.
Isi laporan hasil belajar siswa di dapat dari bahan-bahan
evaluasi yang mencakup kemampuan dan kecakapan belajar siswa
dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nilai=nilai prestasi yang

7
dicapainya.
4. Sebagai alat seleksi.
Untuk mendapatkan calon-calon yang paling cocok untuk
suatu jabatan atau suatu jenis pendidikan tertentu, maka perlu diadakan
seleksi bagi para calon-calonnya. Hasil evaluasi yang dilaksanakan
dapat memberikan gambaran yang cukup jelas mana-mana calon yang
paling memenuhi syarat untuk jenis jabatan atau untuk jenis
pendidikan tersebut.
5. Sebagai bahan-bahan informasi apakah anak-anak tersebut harus
mengulang pelajaran atau tidak.
Apabila berdasarkan hasil evaluasi dari sejumlah bahan
pelajaran yang kita berikan pada seorang anak telah memenuhi syarat
minimal untuk melanjutkan pelajaran maka anak-anak tersebut dapat
melanjutkan ke materi selanjutnya, tetapi jika tidak memenuhi syarat
minimal tersebut. Maka anak- anak tersebut harus mengulang
pelajaran.
6. Sebagai bahan informasi dalam memberikan bimbingan tentang
jenis pendidikan yang cocok terhadap anak tersebut.
Dengan evaluasi yang kita laksanakan dapat kita ketahui segala
potensi yang dimiliki oleh anak. Berdasarkan potensi-potensi yang
dimiliki oleh seorang anak dapat diramalkan jurusan apakah yang
paling cocok untuk anak- anak tersebut di kemudian hari. Dengan jalan
ini, dapatlah dihindari adanya salah pilih dalam penentuan jurusan.
Dan dengan demikian dapat pula dihindari pembuangan biaya yang
sia-sia karena pilihan yang tidak tepat.

D. Jenis- jenis Evaluasi


Pada prinsipnya, evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan
berencana dan berkesinambungan. Oleh karena itu, macam-macamnya pun
banyak mulai yang sederhana sampai yang paling kompleks. Diantara
macam-macam evaluasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pre-test dan Post-test
Kegitan pretest dilakukan guru secara rutin pada setiap akan

8
memulai penyajian materi baru. Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi saraf pengetahuan siswa mengenai materi yang akan
disajikan. Evaluasi ini seringkali berlangsung singkat dan tidak
memerlukan instrumen tertulis.
Post test adalah kebalikan dari pre test, yakni kegiatan evaluasi
yang dilaksanakan guru pada setiap akhir penyajian materi. Tujuannya
adalah untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yang telah
diajarkan.

2. Evaluasi Prasyarat
Evaluasi jenis ini sangat mirip dengan pretest. Tujuannya adalah
untuk mengetahui penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari
materi baru yang akan diajarkan. Contoh: evaluasi penguasaan
penjumlahan bilangan sebelum memulai pelajaran perkalian bilangan.
3. Evaluasi Diagnostik
Evaluasi jenis ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah
satuan pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu
yang belum dikuasai siswa. Evaluasi jenis ini dititikberatkan pada
bahasan tertentu yang dipandang telah membuat siswa mendapat
kesulitan.
4. Evaluasi Formatif
Evaluasi jenis ini kurang lebih sama dengan ulangan yang
dilakukan pada setiap akhir penyajian suatu pelajaran atau modul.
Tujuannya adalah untuk memperoleh umpan balik yamg mirip dengan
evaluasi diagnostik, yakni untuk mendiagnosis kesulitan-kesulitan
belajar siswa. Hasil diagnosis tersebut digunakan sebagai bahan
pertimbangan rekayasa pengajaran remedial (perbaikan).
5. Evaluasi Sumatif
Ragam penilaian sumatif dapat dianggap sebagai ulangan umum
yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar
siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran. Evaluasi ini
lazim dilakukan pada akhir semester atau akhir tahun ajaran. Hasilnya
dijadikan bahan laporan resmi mengenai kinerja akademik siswa dan

9
bahan penentu naik atau tidaknya siswa ke kelas yang lebih tinggi.
6. Ujian Akhir Nasional (UAN)/ UN
Ujian Akhir Nasional ( UAN ) yang dulu disebut EBTANAS
( Evaluasi Belajar tahap akhir Nasional ) pada prinsipnya sama dengan
evaluasi sumatif dalam arti sebagai alat penentu kanaikan status siswa.
Namun UAN dirancang

untuk siswa yang telah menduduki kelas tertinggi pada suatu jenjang
pendidikan yakni sejak SD/MI dan seterusnya.
7. Evaluasi Penempatan
Evaluasi jenis ini digunakan untuk mengetahui kemampuan
setiap siswa, sehingga guru dapat menempatkan siswa dalam situasi
yang tepat baginya. Penempatan yang dimaksud dapat berupa sebagai
berikut:
a. Penempatan siswa dalam kelompok kerja.
b. Penempatan siswa dalam kelas, siswa yang memerlukan perhatian
lebih besar dalam belajar ditempatkan di depan, misalnya siswa
yang kurang baik pendengarannya. Atau siswa yang rabun dekat
maka ditempatkan di belakang.
c. Penempatan siswa dalam kepanitiaan di sekolah
d. Menempatkan siswa dalam program pengajaran tertentu, misalnya
memilih program pengajaran atau keterampilan yang sesuai dengan
kemampuan dan minatnya.

E. Ruang Lingkup Pembelajaran


Ruang lingkup evaluasi berkaitan dengan objek evaluasi itu sendiri.
Jika objek tersebut mengenai pembelajaran, makasemua hal yang
berkaitan dengan pembelajaran menjadi ruang lingkup evaluasi
pembelajaran. Adapun ruang lingkup evaluasi pembelajaran dapat ditinjau
dari beberapa perspektif, yaitu domain hasil belajar, sistem pembelajaran,
proses dan hasil belajar, serta kompetensi. Pembelajaran matematika
merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari oleh peserta
didik disetiap jenjang pendidikan. Pentingnya mempelajari matematika

10
bukan hanya sekedar memperoleh prestasi yang tinggi dalam bidang
matematika, tetapi lebih dari itu matematika merupakan jembatan bagi
siswa melatih proses berpikir sistematis, logis, dan kritis dalam
menyelesaikan masalah. Salah satu kompetensi yang penting untuk
dikembangakan dalam matematika adalah kemampuan pemecahan
masalah. (Fitriani, 2019) Dalam sistem pendidikan nasional rumusan
tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan intruksional,
menggunakan klasifikasi hasil

belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya


menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
psikomotor. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di
anatara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh
para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa
dalam menguasai isi bahan pengajaran. Merujuk pada Taksonomi yang
dibuat untuk tujuan pendidikan , Taksonomi ini pertama kali disusun
oleh Benjamin S. Blom (1956) bahwa ruang lingkup yang menjadi tujuan
daripada pendidikan adalah ranah/ domain kognitif, afektif dan
psikomotor.
1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif / Kemampuan Intelektual)
Terdapat 6 tingkatan yaitu :
a) Pengetahuan
Kemampuan mengingat/menghafal fakta, istilah, Prinsip,
teori, Proses dan pola Struktur.
b) Pemahaman
Kemampuan mengungkapkan kembali dengan bahasa
sendiri tetang teori, prinsip-prinsip, konsep, sistem, struktur
sehingga melahirkan ide dan gagasan.
c) Penerapan
Kemampuan mengaplikan ide dan gagasan dari teoriteori,
prinsip- prinsip, rumus-rumus, abstrak kesituasi yang konkrit.
d) Analisis
Kemampuan menguraikan, mengidentifikasi,

11
keseluruhan/suatu system yang berhubungan dari ede
dangagasan yang telah diaplikasikan.
e) Sintesis
Kemampuan menyatukan komponen-komponen sehingga
dapat ditarik kesimpulan (suatu hasil yang baru).
f) Evaluasi
Kemampuan untuk mengembangkan suatu ide, situasi,
nilai-nilai dan metode (sintesis) berdasarkan berdasarkan kriteria
(PAP dan PAN).

2. Affektive Domain (Ranah Afektif/ Kemampuan Emosi dan Minat)


Terdapat 5 tingkatan yaitu :
a) Penerimaan; Kemampuan menerima dan memahami apa yang
disampaikan oleh pendidik.
b) Responsive; Kemampuan menanggapi atau melibatkan diri
terhadap materi yang diberikan dan siswa mampu berpartisipasi
aktif dalam proses pembelajaran.
c) Penghargaan/penilaian; Kemampuan memberi nilai terhadap
stimulus, informasi respon / materi yang diberikan yang
informasinya bermanfaat.
d) Pengorganisasian/ mengelola; Kemampuan mengorganisasikan
stimulus, materi, informasi ke dalam system yang dimiliki.
e) Karakterisasi; Kemampuan mengintregasikan nilai menjadi
bagian yang terpadu.
3. Psychomotor Domain (ranah psikomotor) Keterampilan motorik
halus dan motorik kasar dalam melakukan tindakan, Terdapat 4
tingkatan yaitu
a) Menirukan: Kemampuan menirukan apa yang diajarkan oleh
guru.
b) Memanipulasi: Kmampuan menambah tindakan-tindakan
yang diajarkan pendidik.
c) Artikulasi/ ketepatan waktu: Kemampuan mengkoordinasikan
tindakan- tindakan secara tepat dan teratur.

12
d) Naturalisasi: Kemampuan melakukan tindakan secara alami
dengan tidak menggunakan tenaga lebih .

F. Kedudukan Evaluasi dalam Pembelajaran


Proses pendidikan merupakan proses pemanusiaan manusia,
dimana di dalamnua terjadi proses membudayakan dan memberadapkan
manusia. Agar terbentuk manusia yang berbudaya dan beradab, maka
diperlukan transformasi kebudayaan dan peradaban. Masukan dalam
proses pendidikan adalah siswa dengan segala karakteristik dan
keunikannya.

Untuk memastikan karakteristik dan keunikan siswa yang akan


masuk dalam transformasi, diperlukan evaluasi terhadap masukakan.
Tranformasi dalam proses pendidikan adalah proses untuk membudayakan
dan memberadabkan siswa. Keberhasilan transformasi untuk
menghasilkan keluaran seperti yang duharapakan dipengaruhi dan atau
ditentukan oleh bekerjabya komponen/usur yang ada didalam lembaga
pendidikan. Unsur-unsur transformasi dalam proses pendidikan sebagai
berikut.
1. Pendidikan dan Personal Lainya
2. Isi Pendidikan
3. Teknik
4. System Evaluasi
5. Sarana Pendidikan
6. System Administrasi
Untuk mengetahui efesiensi dan efektivitas transformasi dalam
proses pendidikan perlu dilaksanakan evaluasi terhadap bekerjanya
unsure-unsur transformasi. Keluaran dalam proses pendidikan adalah
siswayang semakin berbudaya dan beradap sesuai dengan tujuan yang
ditatapkan. Umpan balik dalam proses pendidikan adalah segala informasi
yang berhasil diperoleh selama proses pendidikan yang digunakan sebagai
badan pertimbangan untuk perbaikan masukan dan transformasi yang ada
dalam proses. Adanya umpan balik yang akurat sebagai hasil evaluasi

13
yang akurat pula, akan memudahkan kegiatan perbaikan proses
pendidikan.
Apabila kita perhatikan uraian sebelumnya, kita melihat bahwa
setiap unsure yang ada pada proses transformasi pendidikan membutuhkan
kegiatan evaluasi. Dengan demikian jelaslah bahwa kedudukan evaluasi
dalam proses pendidikan bersifat integrative. Artinya setiap ada proses
pendidikan pasti ada evaluasi mulai sejak siswa akan memasuki proses
pendidikan, selama proses pendidikan, dan berfikir pada satu tahap proses
pendidikan.
Untuk mengetahui dan menetapkan siswa apakah sudah sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan lembaga pendidikan atau belum,
diperlukan juga kegiatan evaluasi. Sehingga dengan adanya evaluasi
tersebut juga akan dihasilkan

umpan balik, yang mana maksud dari umpan balik ini adalah segala
informasi yang berhasil diperoleh selama proses pendidikan yang
digunakan sebagai bahan petimbangan untuk perbaikan masukan dan
transformasi yang ada dalam proses. Dimana umpan balik ini berfungsi
sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan masukan dan transformasi
yang ada dalam proses. Dari penjelasan tersebut dapat kita ketahui bahwa
kedudukan evaluasi dalam pendidikan sangatlah penting, karena dalam
setiap proses pendidikan memerlukan kegiatan evaluasi untuk tujuannya
masing-masing.

Pada dasarnya peserta didik memiliki tiga ranah keluaran belajar,


yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam setiap pembelajaran,
ranah ini diharapkan oleh pendidik dapat berkembang dengan baik. Untuk
mengetahui perkembangan ketiga ranah itu, dilakukanlah kegiatan
evaluasi. Hal ini tentu saja bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tujuan
pembelajaran telah dicapai oleh peserta didik. Selain itu, evaluasi tentu
saja dapat membantu pendidik untuk mengetahui kemampuan-kemampuan
yang dimiliki oleh siswa. Dengan mengetahui kemampuan-kemampuan
siswa tersebut, pendidik dapat mengetahui dan sekaligus membimbing

14
peserta didik yang masih kurang mampu memahami materi pelajaran yang
telah mereka ajarkan.
Kegiatan evaluasi tentu saja tak dapat dilakukan tanpa prosedur
yang jelas. Ada prinsip-prinsip evaluasi yang sepatutnya diterapkan oleh
peserta didik. Tanpa mengikuti prinsip ini dikhawatirkan hasil evaluasi
tidak akan valid, tidak reliabilitas, tidak objektif, dan tidak praktis
menggambarkan kemampuan belajar peserta didik.

15
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Pada dasarnya peserta didik memiliki tiga ranah keluaran belajar,
yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam setiap pembelajaran,
ranah ini diharapkan oleh pendidik dapat berkembang dengan baik.
Untuk mengetahui perkembangan ketiga ranah itu, dilakukanlah kegiatan
evaluasi. Hal ini tentu saja bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tujuan
pembelajaran telah dicapai oleh peserta didik. Selain itu, evaluasi tentu
saja dapat membantu pendidik untuk mengetahui kemampuan-
kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Dengan mengetahui
kemampuan-kemampuan siswa tersebut, pendidik dapat mengetahui dan
sekaligus membimbing peserta didik yang masih kurang mampu
memahami materi pelajaran yang telah mereka ajarkan.

Kegiatan evaluasi tentu saja tak dapat dilakukan tanpa prosedur


yang jela. Ada prinsip-prinsip evaluasi yang sepatutnya diterapkan oleh
peserta didik. Tanpa mengikuti prinsip ini dikhawatirkan hasil evaluasi
tidak akan valid, tidak reliabilitas, tidak objektif, dan tidak praktis
menggambarkan kemampuan belajar peserta didik.
B. Saran
Hendaknya seorang tenaga pengajar dapat mengaplikasikan
evaluasi terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di suatu
lembaga pendidikan karena dengan adanya evaluasi ini akan dapat
menunjang kualitas dan mutu pendidikan kita.
Sebagaimana evaluasi hasil belajar dan pembelajaran yang telah
diuraikan diatas sangatlah penting karena dengan adanya hal tersebut
kita dapat belajar bagaimana cara mengevalausi dari kegiatan belajar
mengajar apakah sudah dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Fitriani. (2019). KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA


SMP. JTMT: Journal Tadris Matematika, 01(01), 25–30.
http://journal.iaimsinjai.ac.id/index.php/Jtm/article/view/393.
Bloom, Benjamin S., etc. 1956. Taxonomy of Educational Objectives :
The Classification of Educational Goals, Handbook I Cognitive
Domain. New York : Longmans, Green and Co.\
http://long-visit.blogspot.com/2012/10/ruang-lingkup-evaluasi-
pembelajaran.html
http://sahlanazwar.blogspot.com/2013/04/macam-macam-evaluasi-
belajar.html

17

Anda mungkin juga menyukai