Anda di halaman 1dari 20

TUGAS INDIVIDU: REVISI

MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN

“Pengukuran, Assesment, dan Evaluasi”

OLEH:

ANNISA GUSRI TAMARA (19177002)

DOSEN PEMBIMBING: Dr. Zulyusri., M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah Evaluasi Pembelajaran Biologi “Pengertian dan Ruang Lingkup;
Pengukuran, Assesment dan Evaluasi”.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak menemui kendala. Namun
berkat bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu khususnya dosen pembimbing mata kuliah Evaluasi
Pembelajaran Biologi, Dr. Zulyusri., M.Si.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya. Semoga makalah ini bisa
dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Padang, 26 Januari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ............................................................................. 2
BAB II. KAJIAN TEORI ................................................................................. 4
A. Pengukuran ........................................................................................ 4
B. Assesment (Penilaian) ....................................................................... 6
C. Evaluasi ............................................................................................. 8
D. Fungsi dan Tujuan Pengukuran dan Penilaian Dalam Pendidikan .. 10
E. Hubungan Antara Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi.................... 11
F. Jenis Assesmen Otentik yang Menunjang Implemetasi K13 ............ 13
BAB III. PENUTUP .......................................................................................... 16
A. Kesimpulan ....................................................................................... 16
B. Saran .................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, penilaian dan evaluasi pasti dilakukan dalam
proses pembelajaran. Penilaian dan evaluasi dilakukan bertujuan untuk
mengetahui kemampuan peserta didik apakah sudah memenuhi Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) atau belum. Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
merupakan klasifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan
dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) digunakan sebagai
pedoman dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan psendidikan. Selain
itu evaluasi bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana daya serap peserta
didik terhadap produk bahasan yang pendidik terapkan.
Mutu suatu sekolah atau lembaga pendidikan dapat ditengarai dengan
indikator berupa hasil out put pendidikan. Adapun out put dari proses pendidikan
dapat berupa nilai yang tertulis dalam lembar hasil penilaian, raport, ataupun
transkrip nilai. Hasil dari proses pendidikan yang berbentuk soft skills dan hard
skills, dengan penjabaran bahwa penilaian dapat ditinjau dari beberapa aspek
diantaranya yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Ketrampilan peserta
didik setelah mendapatkan pengalaman “belajar” dapat berupa ketrampilan
membaca, menulis, berbicara, memahami suatu konsep keilmuan dari materi yang
telah diajarkan oleh pendidik kepada peserta didik.
Adapun bentuk-bentuk evaluasi dapat berupa pengukuran dan penilaian.
Pengukuran dilakukan untuk mengetahui kualitas secara kuantitatif tanpa
interpretasi, sedangkan penilaian dilakukan untk mengetahui kualitas secara
kualitatif yang telah menggunakan interpretasi sehingga pengukuran yang
dilakukan memiliki makna.
Dengan menelaah pencapaian tujuan pengajaran, guru dapat mengetahui
apakah proses belajar yang dilakukan cukup efektif memberikan hasil yang baik
dan memuaskan atau sebaliknya. Jadi jelaslah bahwa guru hendaknya mampu dan
terampil melaksanakan penilaian, karena dengan penilaian guru dapat mengetahui

1
prestasi yang dicapai oleh siswa setelah ia melaksanakan proses belajar.
Profesionalisme menjadi tuntutan guru dalam pekerjaannya. Apalagi profesi guru
yang sehari-hari menangani benda hidup yang berupa anak-anak atau siswa
dengan karakteristik yang masing-masing tidak sama. Pekerjaan guru menjadi
lebih berat tatkala menyangkut peningkatan kemampuan anak didiknya,
sedangkan kemampuan dirinya mengalami stagnansi. Dan yang terlihat dalam
pendidikan saat ini adalah permasalahan guru adalah kegagalan guru dalam
melakukan evaluasi.
Dari kalimat tersebut kita sudah menemui tiga buah istilah yaitu: evaluasi,
pengukuran, dan penilaian. Sementara orang cenderung lebih mengartikan ketiga
kata tersebut sebagai suatu pengertian yang sama sehingga dalam pemakaiannya
tergantung dari kata mana yang siap diucapkannya.Dalam setiap pembelajaran,
pendidik harus berusaha mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang ia
lakukan. Hasil yang dimaksud adalah baik atau tidak baik, bermanfaat, atau tidak
bermanfaat, dll. Apabila pembelajaran yang dilakukannya mencapai hasil yang
baik, pendidik tentu dapat dikatakan berhasil dalam proses pembelajaran dan
demikian sebaliknya.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah
dicapai oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi.
Evaluasi yang dilakukan oleh pendidik ini dapat berupa evaluasi hasil belajar dan
evaluasi pembelajaran. Dalam makalah ini penyusun akan membahas tentang
pengertian dari pengukuran, penilaian dan evaluasi.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan pengukuran ?
2. Apa yang dimaksud dengan penilaian ?
3. Apa yang dimaksud dengan evaluasi ?
4. Apa fungsi pengukuran pendidikan ?
5. Apa fungsi penilaian pendidikan ?
6. Apa tujuan pengukuran pendidikan ?

2
7. Apa tujuan penilaian pendidikan ?
8. Bagaimana hubungan antara pengukuran, penilaian, dan evaluasi
9. Bagaimana Assessment yang dianjurkan pada Kurikulum 2013?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian pengukuran
2. Untuk mengetahui pengertian penilaian
3. Untuk mengetahui pengertian evaluasi
4. Untuk mengetahui fungsi pengukuran pendidikan
5. Untuk mengetahui fungsi penilaian pendidikan
6. Untuk mengetahui tujuan pengukuran pendidikan
7. Untuk mengetahui tujuan penilaian pendidikan
8. Untuk mengetahui hubungan pengukuran, penilaian, dan evaluasi
9. Untuk mengethaui assesmen otentik yang menunjang implementasi
Kurikulum 2013

D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat dijadikan sebagai bekal ilmu pengetahuan bagi pembaca.
2. Dapat dijadikan sebagai sumber informasi tentang Pengukuran, Assesment
(Penilaian), dan Evaluasi.

3
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengukuran
Sutrisno Hadi mendefinisikan pengukuran sebagai suatu tindakan untuk
mengidentifikasi besar kecilnya suatu gejala. Menurut Suharsimi (1999:3),
pengukuran merupakan proses membandingkan sesuatu dengan satu ukuran
tertentu dan bersifat kuantitatif (Muhammad Irham, 2013). Pengukuran bersifat
kuantitatif, yakni untuk mengetahui atau menentukan luas, dimensi, banyaknya
dan serajat kesanggupan suatu hal atau benda. Tugas pengukuran berhenti sampai
mengetahui “berapa banyak pengetahuan yang telah dimiliki siswa” tanpa
memperhatikan arti dan penafsiran terhadap banyaknya pengetahuan yang
dimilikinya itu (Hamalik, 2009).
Menurut Yusuf (2005) pengukuran dalam proses belajar mengajar
merupakan suatu prosedur penerapan angka atau symbol terhadap suatu objek
atau kegiatan maupun kejadian sesuai dengan aturan. Selanjutnya, Cangelosi
(1995) berpendapat bahwa pengukuran (Measurement) adalah suatu proses
pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi
yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini pendidik
menaksir prestasi siswa dengan membaca atau mengamati apa saja yang
dilakukan siswa, mengamati kinerja mereka, mendengar apa yang mereka
katakan, dan menggunakan indera mereka seperti melihat, mendengar,
menyentuh, mencium, dan merasakan. Pengukuran memiliki dua karakteristik
utama yaitu: 1) penggunaan angka atau skala tertentu; 2) menurut suatu aturan
atau formula tertentu.
Hasil pengukuran dapat berupa angka atau uraian tentang kenyataan atas
sesuatu yang menggambarkan derajat kualitas, kuantitas, dan eksistensi keadaan
sesuatu yang diukur. Hasil pengukuran dapat menjelaskan sesuatu bila telah
ditafsirkan dengan cara membandingkan dengan suatu patokan, norma, atau
kriteria tertentu.

4
Dalam proses belajar mengajar, pengukuran dilakukan untuk mengetahui
seberapa perubahan tingkah laku siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar.
Pengukuran hasil belajar umumnya menggunakan tes sebagai alat pengukur
(Muhammad Irham, 2013).
Misalnya: untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran Biologi,
yang diikuti oleh 10 orang siswa dilakukan tes dengan jumlah 10 soal dengan
hasil sebagai berikut :

Tabel 1. Tabel Skor Hasil Pengukuran Ujian Biologi

No Nama Siswa Skor


1. Ananda Maliana 6
2. Beni Susanto 8
3. Chelsea 9
4. Dede Setianto 5
5. Evan Kurniawan 6
6. Fendy 7
7. Galuh Hermawan 4
8. Hilwan Hendrowo 10
9. Imam Hanifuddin 7
10. Joni Irwanto 3
Total 65
Rata-Rata Kelas 6,5

Proses pembuatan soal, pelaksanaan tes, dan penskoran hasil tes


menrupakan rangkaian proses pelaksanaan pengukuran. Angka-angka yang
dicapai siswa pada tabel di atas merupakan contoh skor hasil pengukuran yang
berupa angka. Skor-skor tersebut belum memberikan arti apapun secara lebih
tentang kondisi siswa tersebut, hal ini disebabkan belum dilakukan penilaian
dengan cara membandingkan skor yang diperoleh siswa dalam pengukuran
tersebut dengan norma, patokan, atau kriteria tertentu yang digunakan sebagai
pembanding.

5
B. Assesment (Penillaian)
Istilah penilaian merupakan alih bahasa dari assessment, bukan dari istilah
evaluation. Depdikbud mengemukakan penilaian adalah suatu kegiatan untuk
memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh
tentang proses dan hasil yang telah dicapai siswa. Kata menyeluruh” disini
mengandung arti bahwa penilaian tidak hanya ditujukan pada penguasaan salah
satu bidang tertentu saja, tetapi juga mencakup aspek pengetahuan, keterampilan,
sikap, dan nilai- nilai.
Sedangkan Yusuf Muri (2005) mengartikan penilaian adalah suatu proses
pengumpulan informasi yang digunakan untuk mengambil keputusan tentang
kebijakan pendidikan, mutu pendidikan, mutu program pendidikan atau mutu
kurikulum, mutu proses pendidikan , mutu input dan produk atau tentang
penugasan peserta didik berkenaan dengan sesuatu yang telah diajarkan pada
pserta didik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah proses
atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan
informasi tentang proses dan hasil belajar siswa dalam rangka membuat
keputusan- keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu.
Menurut Schwartz, penilaian adalah program untuk memberikan pendapat
dan penentuan arti atau faedah suatu pengalaman. Pengalaman yang dimaksud
adalah pengalaman yang diperoleh berkat proses pendidikan. Pengalaman itu jelas
tampak dalam perubahan pada perilaku anak atau pola kepribadian anak. Dalam
hal ini penilaian adalah usaha untuk memeriksa sejauh mana anak telah
mengalami kemajuan belajar atau telah mencapai tujuan belajar (Hamalik, 2009).
Penilaian dalam kegiatan evaluasi hasil belajar merupakan tindakan untuk
memberikan interpretasi terhadap hasil pengukuran yang telah dilakukan untuk
memberikan interpretasi terhadap hasil pengukuran yang telah dilakukan dengan
menggunakan norma-norma tertentu dengan tujuan untuk mengetahui tinggi
rendah atau baik buruk tentang aspek-apsek tertentu yang dievaluasi (Muhammad
Irham, 2013). Menurut Suharsimi (1999:3), penilaian merupakan kegiatan
pengambilan suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk dan
penilaian lainnya yang bersifat kualitatif.

6
Menurut Firman (2000), penilaian merupakan proses penentuan informasi
yang dilakukan serta penggunaan informasi tersebut untuk melakukan
pertimbangan sebelum keputusan. Suatu proses untuk mengambil keputusan
dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar,
baik menggunakan tes dan non tes. Penilaian (assessment) adalah penerapan
berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh
informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian
kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab
pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasibelajar seorang peserta didik.
Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata)
dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses
pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut.
Hasil pengukuran tiada ada gunanya tanpa dinilai dengan menggunakan
norma sehingga semua usaha membandingkan hasil pengukuran terhadap bahan
pembanding berupa patokan atau norma tertentu yang dikenal dengan istilah
penilaian.
Untuk memberikan interpretasi hasil ujian Biologi terhadap 10 orang
siswa, maka digunakan patokan nilai 6. Skor 6 ini menjadi patokan nilai untuk
menetapkan lulus atau tuntas tidaknya siswa atau dapat digunakan untuk melihat
baik buruk atau tinggi rendah kemampuan penguasaan pelajaran Biologi, contoh
hasil pengukurannya sebagai berikut:

Tabel 2. Penilaian/Interpretasi Hasil Pengukuran Ujian Biologi


No Nama Siswa Skor Patokan Interpretasi
1. Ananda Maliana 6 6 Tuntas / Lulus
2. Beni Susanto 8 6 Tuntas / Lulus
3. Chelsea 9 6 Tuntas / Lulus
4. Dede Setianto 5 6 Tidak Tuntas
5. Evan Kurniawan 6 6 Tuntas/ Lulus
6. Fendy 7 6 Tuntas / Lulus
7. Galuh Hermawan 4 6 Tuntas / Lulus
8. Hilwan Hendrowo 10 6 Tuntas / Lulus
9. Imam Hanifuddin 7 6 Tuntas / Lulus
10. Joni Irwanto 3 6 Tidak Tuntas

7
Keterangan sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah merupakan hasil
penilaian atau interpretasi hasil pengukuran. Begitu juga dengan predikat lulus
atau tidak lulus. Patokan atau norma memberi batas untuk memberikan
interpretasi nilai di atas dan di bawahnya. Skor di atas norma dinilai baik atau
tinggi, dan skor di bawah norma dinilai buruk atau rendah. Melakukan sebuah
penilaian harus memiliki patokan atau norma sebagai acuan penilaian.
Jeanne Ellis Ormrod menyatakan dalam bukunya Educational Psychology
Developing Learners, penilaian atau assement adalah proses mengamati sebuah
sampel dari perilaku seorang siswa dan megambil kesimpulan tentang
pengetahuan dan kemampuan siswa tersebut (Ormrod, 2008). Pertama assesment
melibatkan pengamatan terhadap perilaku siswa. Seperti dinyatakan kaum
behavioris sangat mustahil melihat ke dalam kepala siswa dan melihat
pengetahuan apa yang mengendap di sana, kita dapat melihat hanya bagaimana
siswa berperilaku dalam situasi-situasi tertentu. Kedua, assesment biasanya
meliputi hanya sebuah sampel perilaku, kita tentu saja tidak dapat mengamati dan
melacak setiap hal yang dilakukan setiap siswa di sekolah. Assesment juga
melibatkan pengambilan kesimpulan berdasarkan perilaku yang diamati untuk
membuat assesment tentang prestasi siswa secara keseluruhan di kelas. Penting
kita memilih perilaku yang dapat menyediakan perkiraan akurat tentang apa yang
diketahui dan dapat dilakukan siswa.

C. Evaluasi
Secara harfiah, evaluasi berasal dari Bahasa Inggris, yaitu “evaluation”.
Sedangkan dalam Bahasa Arab yakni “at-taqdir” yang berarti penilaian atau
penaksiran. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian
nilai terhadap kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang
sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang
sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Dengan
demikian, Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan
atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah
dicapai oleh siswa (Purwanto, 2011).

8
Istilah evaluasi pembelajaran sering disamaartikan dengan ujian. Meskipun
saling berkaitan, akan tetapi tidak mencakup keseluruhan makna yang sebenarnya.
Ujian ulangan harian yang dilakukan guru di kelas atau bahkan ujian akhir
sekolah sekalipun, belum dapat menggambarkan esensi evaluasi pembelajaran,
terutama bila dikaitkan dengan penerapan kurikulum 2013. Sebab, evaluasi
pembelajaran pada dasarnya bukan hanya menilai hasil belajar, tetapi juga proses-
proses yang dilalui pendidik dan peserta didik dalam keseluruhan proses
pembelajaran.
Istilah tes, pengukuran (measurement), penilaian (assesment) dan evaluasi
sering disalahartikan dan disalahgunakan dalam praktik evaluasi. Secara
konsepsional istilah-istilah tersebut sebenarnya berbeda satu sama lain, meskipun
mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Tes adalah pemberian suatu tugas atau
rangkaian tugas dalam bentuk soal atau perintah/suruhan lain yang harus
dikerjakan oleh peserta didik. Hasil pelaksanaan tugas tersebut digunakan untuk
menarik kesimpulan-kesimpulan tertentu terhadap peserta didik.
Pengukuran (measurement) adalah suatu proses untuk menentukan kuantitas
daripada sesuatu. Sesuatu itu bisa berarti peserta didik, starategi pembelajaran,
sarana prasana sekolah dan sebagainya. Untuk melakukan pengukuran tentu
dibutuhkan alat ukur. Dalam bidang pendidikan, psikologi, maupun variabel-
variabel sosial lainnya, kegiatan pengukuran biasanya menggunakan tes sebagai
alat ukur (Asrul, et al., 2015).
Sedangkan penilaian (assesment) adalah suatu proses atau kegiatan yang
sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses
dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan
berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu (Arifin, 2013). Jika dilihat dalam
konteks yang lebih luas, keputusan tersebut dapat menyangkut keputusan tentang
peserta didik (seperti nilai yang akan diberikan), keputusan tentang kurikulum dan
program atau juga keputusan tentang kebijakan pendidikan (Asrul, et al., 2015).
Evaluasi tidak hanya terbatas dalam menggambarkan pengertian untuk
menggambarkan status seseorang dibandingkan dengan anggota kelompok
lainnya. Tetapi yang lebih penting, evaluasi dilaksanakan dalam rangka

9
menggambarkan kemajuan yang dicapai oleh seseorang. Karena itu evaluasi harus
dipahami sebagai bagian yang integral dari penyelenggaraan sebuah program,
yang selalu berawal dari pemahaman terhadap siswa.
Berdasarkan pengertian tersebut, ada beberapa hal yang perlu dipahami
lebih lanjut:
a. Evaluasi adalah suatu proses, bukan suatu hasil (produk). Hasil yang
diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah kualitas sesuatu. Baik yang
menyangkut nilai atau arti, sedangkan kegiatan untuk sampai pada
pemberian nilai dan arti itu adalah evaluasi.
b. Tujuan evaluasi adalah untuk menentukan kualitas sesuatu, terutama yang
berkenaan dengan nilai dan arti.
c. Dalam proses evaluasi harus ada pemberian pertimbangan . melalui
pertimbangan inilah ditentukan nilai dan arti/ makna dari sesuatu yang
sedang dievaluasi.
d. Pemberian pertimbangan tentang nilai dan arti haruslah berdasarkan
kriteria tertentu. Tanpa kriteria yang jelas, pertimbangan nilai dan arti
yang diberikan bukanlah suatu proses yang adapat diklasifikasikan sebagai
evaluasi (Arifin, 2013).
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan tentang
perbedaan antara evaluasi, pengukuran, dan penilaian dalam pembelajaran.
Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan nilai,
kriteria judgment atau tindakan dalam pembelajaran. Sedangkan penilaian dalam
pembelajaran ialah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara
berkala, berkesinambungan, serta menyeluruh tentang proses dan hasil dari
perkembangan yang telah dicapai oleh siswa melalui program kegiatan belajar.
Sementara itu, pengukuran merupakan suatu proses atau kegiatan untuk
menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik.

D. Fungsi Dan Tujuan Pengukuran dan Penilaian Dalam Pendidikan

Assesment dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Dalam evaluasi


formatif, yang menilai apa yang diketahui dan dapat dilakukan siswa sebelum atau

10
selama pengajaran. Evaluasi formatif berkelanjutan dapat membantu kita
menetukan apa yang telah diketahui dan diyakini siswa tentang topik yang akan
dibahas. Apakah mereka membutuhkan praktek lebih lanjut untuk ketrampilan
tertentu dan sebagainya, dan kita dapat mengembangkan atau memperbaiki
rencana pelaksanaan pengajaran RPP. Di saat yang lain akan ada evaluasi sumatif,
dengan melakukan assement setelah pengajaran dalam rangka membuat keputusan
terakhir tentang apa yang telah dicapai siswa. Evaluasi sumatif digunakan untuk
menentukan apakah siswa telah menguasai isi suatu pelajaran atau unit, berapa
nilai akhir yang harus kita berikan, siswa mana yang layak naik kelas dan
sebagainya (Ormrod, 2008).
Dengan berdasarkan dua jenis evaluasi dasar ini, assesment dapat
digunakan untuk (a) meningkatkan pembelajaran, (b) memandu pembuatan
keputusan pengajaran, (c) mendiagnosa masalah pembelajaran dan performa, (d)
meningkatkan pengaturan diri (self regulation), atau (e) memutuskan apa yang
akhirnya telah dipelajari siswa. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
a) Meningkatkan Pembelajaran
 Assesment dapat memotivasi siswa untuk belajar
 Assesment dapat mempengaruhi proses-proses kognitif tertentu di
dalamnya siswa terlibat
 Assesment dapat berperan sebagai pengalaman belajar dalam dan dari
dirinya sendiri
 Assesment dapat memberi siswa umpan balik yang berharga tentang apa
yang telah dan belum mereka kuasai
b) Memandu Pembuatan Keputusan Pengajaran
c) Mendiagnosa Masalah Pembelajaran dan Performa
d) Meningkatkan Pengaturan Diri (self regulation)
e) Memutuskan Apa yang Akhirnya Telah Dipelajari Siswa.

E. Hubungan Antara Pengukuran, Penilaian, Dan Evaluasi


Menurut Zainul & Nasution (2001), hubungan antara tes, pengukuran dan
evaluasi adalah sebagai berikut. Evaluasi belajar baru dapat dilakukan dengan

11
baik dan benar apabila menggunakan informasi yang diperoleh melalui
pengukuran yang menggunakan tes sebagai alat ukurnya. Selain tes, informasi
tentang hasil belajar juga diperoleh menggunakan alat ukur non tes seperti
observasi, skala rating, dan lain-lain. Mereka juga menyatakan bahwa guru
mengukur berbagai kemampuan siswa. Apabila guru melangkah lebih jauh dalam
menginterpretasikan skor sebagai hasil pengukuran tersebut dengan menggunakan
standar tertentu untuk menentukan nilai atas dasar pertimbangan tertentu, maka
kegiatan tersebut disebut evaluasi.
Untuk mengungkapkan hubungan antara asesmen dan evaluasi, Gabel
(1993) mengungkapkan bahwa evaluasi merupakan proses pemberian penilaian
terhadap data atau hasil yang diperoleh melalui asesmen. Hubungan antara
asesmen, evaluasi, pengukuran, dan testing dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 1. Diagram hubungan antara peristilahan dalam asesmen & evaluasi

Dari gambar di atas jelas bahwa penilaian adalah bagian yang integral dari
pengukuran, dengan demikian penilaian dan pengukuran adalah sesuatu yang
tidak dapat dipisahkan. Tetapi tidak demikian halnya antara pengukuran dan
evaluasi. Pengukuran menyediakan sarana yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan informasi yang diperlukan, penilaian merupakan langkah lanjutan
setelah dilakukan pengukuran. Evaluasi adalah proses memberikan nilai atau
harga dari data yang terkumpul. Melalui pengukuran data kuantitatif diproses dan
dinilai hingga menjadi nilai yang bersifat kualitatif.

12
Tabel 3. Contoh Hubungan Antara Tes, Non-Tes, Pengukuran, Dan Evaluasi

Tes Pengukuran Evaluasi

Soal : Seperangkat soal/ Bu Dini menghitung Bu Dini menilai bahwa


tugas untuk mengamati berapa jumlah kesalahan kemampuan Ani dalam
obyek menggunakan Ani dalam menggnakan menggunakan
mikroskop dengan mikroskip (ia menghitung mikroskop masih
prosedur yang benar terjadi 3 kesalahan dari 5 kurang
tugas)

Non-Tes Pengukuran Evaluasi

Soal : Siswa ditugasi Bu Ajeng membandingkan Bu Ajeng menilai


oleh Bu Ajeng untuk laporan praktikum yang bahwa kemampuan
menyusun laporan pasca dibuat Denta dengan Denta sangat baik
kegiatan praktikum standar kriteria dan dalam menyusun
fisika menghitung total skor yang laporan praktikum yang
diperoleh. Skor yang ideal
diperoleh yaitu 85

F. Jenis Asesmen Otentik yang menunjang implementasi Kurikulum 2013


Pada Kurikulum 2013, target belajar bukan hanya kompetensi, tetapi juga
pembangunan karakter peserta didik. Hal ini lebih menegaskan akan perlunya
penerapan asesmen otentik yang mengantarkan peserta didik untuk mencapai
tujuan pembelajaran dan sekaligus membangun karakter mereka. Jadi bukan
hanya proses pembelajaran saja yang bisa meningkatkan kompetensi peserta didik
tetapi juga jenis asesmen autentik yang digunakan untuk mengeses pencapaian
akademis mereka (Marheni, 2013).
Selain tumbuhnya rasa ownership, asesmen otentik juga mengembangkan
pendidikan karakter dimana peserta didik meningkatkan sikap bertanggung jawab
terhadap prestasi belajar. Melalui asesmen otentik, peserta didik dibimbing untuk
mengenali kelebihan dan kekurangan belajarnya melalui asesmen diri (self

13
assesment) maupun asesmen sejawat (peer assessment). Peserta didik
mengembangkan sikap untuk selalu ingin tahu kemampuan diri dan memacu diri
dan bekerja keras untuk meningkatkan kemampuannya. Berdasarkan jenisnya, ada
5 macam asesmen otentik yang populer digunakan pada pembelajaran (Rolheiser
& Ross dalam Marheni, 2015). Kelima asesmen tersebut terdiri dari:
1) Self-assessment, yaitu jenis asesmen yang memberi ruang kepada individu
untuk menilai kemampuan diri sendiri (reflective) dengan maksud agar
peserta didik mengenal kesalahan atau kelemahan berbahasa (lingustik)
dan organisasi wacana dan gaya berbahasa (non-linguistik) dengan segera
dan mengatur strategi belajar untuk meningkatkan belajarnya.
2) Product Assessment (penilaian hasil kerja peserta didik) yaitu asesmen
yang diimplementasikan atas produk belajar yang dibuat oleh peserta
didik. Hasil penilaian bisa merepresentasikan seberapa peserta didik bisa
menyerap pembelajaran yang diikutinya.
3) Project Assessment (penilaian projek), yaitu penilaian produk dari project
based learning dimana peserta didik menerapkan berbagai konsep-konsep
yang mereka sudah pelajari menjadi sebuah hasil karya belajar. Jika
dibandingkan dengan produk, projek merupakan hasil kerja dengan tema
yang lebih luas dari pada sebuah produk belajar di kelas.
4) Performance assessment (penilaian unjuk kerja) adalah asesmen atas
performa atau penampilan atau unjuk kerja peserta didik dari penugasan
yang diberikan guru dimana peserta didik tampil atau menampilkan atau
melakukan sesuatu untuk menunjukkan pencapaiannya dalam belajar.
5) Portfolio Assessment adalah jenis penilaian dimana peserta didik
menyusun dan mengatur hasil karya atau pekerjaan sekolahnya untuk
sedemikian rupa sehingga baik guru maupun peserta didik sendiri bisa
samasama menilai kumpulan tugas-tugas tersebut secara objektif dengan
menggunakan rubrik penilaian.
Kelima jenis asesmen otentik tersebut di atas telah digunakan secara luas
di dunia pendidikan atau dengan kata lain di sekolah-sekolah dari jenjang
pendidikan dasar sampai ke perguruan tinggi. Hanya saja di Indonesia, soaialisasi

14
tentang asesmen otentik baru dilakukan sejak diperkenalkannya Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK).
Jadi asesmen tidak lagi semata-mata digunakan untuk mengukur
pengetahuan yang sudah dicapai peserta didik (kognitif) tetapi juga untuk
mengukur sikap dan ketrampilan peserta didik terhadap apa yang sudah dipelajari.
Penilaian seperti ini memerlukan ketrampilan khusus bagi setiap guru untuk
mengembangkan instrument asesmen yang sesuai dengan indikator pembelajaran.
Ada paling tidak empat alasan mengapa Kurikulum 2013 sesuai (compatible)
dengan asesment otentik. Pertama, asesmen otentik mengukur proses dan produk
belajar. Ini sudah tentu berbeda dengan sistem penialain yang diterapkan
sebelumnya yang hanya ditekankan pada produk saja. Kedua, asesmen otentik
bisa mengembangkan keempat kompetensi inti yang mencakup kompetensi
religius, sikap sosial, pengetahuan dan ketrampilan. Hai ini bisa dilakukan melalui
rubrik dengan poin penilaian yang jelas dan rinci sehingga semua kompetensi bisa
diukur; ketiga melibatkan peserta didik untuk menilai diri sendiri sehingga
mengembangkan rasa bertanggungjawab dalam belajar; serta keempat, asesmen
otentik membangun pembiasaan untuk berfikir logis, obyektif, kritis dan kreatif
(Marheni, 2013).

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengukuan dan penilaian dalam pendidikan merupakan rangkaian dari
proses pendidikan. Pengukuran memiliki arti proses membandingkan
sesuatu dengan satu ukuran tertentu dan bersifat kuantitatif. Sedangkan
penilaian merupakan kegiatan pengambilan suatu keputusan terhadap
sesuatu dengan ukuran baik buruk dan penilaian lainnya yang bersifat
kualitatif.
2. Evaluasi atau assesment dapat digunakan untuk (a) meningkatkan
pembelajaran, (b) memandu pembuatan keputusan pengajaran, (c)
mendiagnosa masalah pembelajaran dan performa, (d) meningkatkan
pengaturan diri (self regulation), atau (e) memutuskan apa yang akhirnya
telah dipelajari siswa.
3. Pengukuran dan penilaian memiliki asas-asas tertentu, memiliki syarat
alat ukur untuk pengukuran dan penilaian, juga mempunyai jenis dan
macam yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan tujuan dari
pengukuran dan penilaian.

B. Saran
Saran dari penulis kiranya makalah ini dapat menjadi bahan pembelajaran
baik penulis, pembaca khususnya siswa dan guru didalam meningkatkan proses
pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.

16
DAFTAR PUSTAKA

Asrul, Rusydi Ananda, & Rosnita. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Citapustaka


Media, 2015.

Hamalik, Oemar, Psikologi Belajar & Mengajar, Bandung : Sinar Baru


Algesindo, 2009.

Marhaeni, A. A. I. N., L. P. Artini (2015). Asesmen Autentik Dan Pendidikan


Bermakna: Implementasi Kurikulum 2013. Jurnal Pendidikan
Indonesia. Vol. 4, No.1, Hal: 499-511

Muhamad Irham dan Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan : Teori dan
Aplikasi dalam Proses Pembelajaran, Yogyakarta : Ar-Ruzz Media,
2013.

Ormrod, Jeanne Ellis, Psikologi Pendidikan : Membantu Siswa Tumbuh dan


Berkembang, Edisi Keenam terj. Amitya Kumara, Jakarta :
Erlangga, 2008.

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar. Cet. III; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.
Yusuf A. Muri. 2005. Evaluasi Pendidikan. Padang: UNP Press.
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2013

Zainul & Nasution.(2001). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Dirjen Dikti.

17

Anda mungkin juga menyukai