Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Taksonomi merupakan kelompok ilmu dasar yang berarti ilmu kajian dasar dari
ilmu biologi dengan tidak membatasi hanya satu atau objek tertentu saja. Taksonomi
berasal dari 2 kata. Yaitu Taxis (susunan) dan nomos (hukum atau aturan). Taksonomi
tumbuhan tidak hanya mempelajari tentang pencirian, klasifikasi, pendeskripsian
(pertelaan), dan penamaan saja. Tetapi juga mempelajari fungsi-fungsi ekologisnya di
alam. Taksonomi merupakan bagian dari sistematika (Rifai,1976). Sistematika
cakupannya lebih luas yaitu meliputi taksonomi, studi evolusi dan filogeni.
Pencirian tumbuhan ditulis dalam bentuk uraian objek agar memberikan
keyakinan akan kepastian gambaran suatu objek yang bersifat pasti. Kita tentunya
pernah mengelompokkan suatu hal berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri.
Kegiatan tersebut bersifat naluri yang mempermudah kegiatan dan pencapaian
kebutuhan manusia. Klasifikasi sendiri merupakan kegiatan mengelompokkan. Dari
hasil pengelompokkan tersebut diperoleh hasil pengelompokkan beberapa kelompok
kecil yang terbentuk. Selanjutnya kelompok-kelompok hasil yang diperoleh dari
klasifikasi disebut takson.
Dengan adanya taksonomi tumbuhan, manusia dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya dan dapat melakukan kegiatan dengan mudah dan berimbang. Karena
manusia dapat memperoleh spesimen tumbuhan lain yang semarga dan memiliki
keunggulan khas serta dapat melestarikan keberadaan tumbuhan yang mulai
mengalami kepunahan gen-gen yang berpotensi.

B. Rumusan Makalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apakah peranan sumber bukti dari taksonomi tumbuhan?
2. Apakah sumber bukti dari taksonomi tumbuhan?

C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Agar dapat mengetahui peranan sumber bukti dari taksonomi tumbuhan.
2. Agar dapat mengetahui sumber bukti dari taksonomi tumbuhan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peranan Sumber Bukti Taksonomi Tumbuhan


Sifat dan ciri taksonomi sangat penting sebagai sumber bukti taksonomi untuk
memecahkan berbagai permasalahan taksonomi. Sifat-sifat yang dipakai sebagai bukti
taksonomi dalam mendeterminasi, mencirikan dan menggolongkan jenis-jenis
tumbuhan dapat berasal dari seluruh bagian dan dari semua fase serta proses
pertumbuhan tumbuhan itu.

B. Beberapa Sumber Bukti Taksonomi:


Berikut ini akan diungkapkan beberapa cabang biologi yang dapat dijadikan
sebagai sumber bukti taksonomi:

1. Morfologi
Data morfologi hingga sekarang masih tetap dipakai karena mudah diamati dan
praktis digunakan untuk kunci determinasi. Sifat yang mantap pada data morfologi
adalah organ generatif→ bunga dan buah. Data morfologi berupa organ vegetatif yang
sering dipakai antara lain: habit, akar banir, penyebaran bulu pada bagian-bagian
tumbuhan. Data morfologi sering menunjukkan cara-cara tumbuhan tersebut
mengadaptasikan diri dengan lingkungannya dan evolusinya.
Penggunaan: Melastomataceae ditentukan berdasarkan bentuk morfologi daunnya
Cucurbitaceae ditentukan berdasarkan sulurnya.
Ciri-ciri morfologi berfaedah besar, bahkan pada pengamatan spesimen-spesimen
herbarium, ciri-ciri ini menunjukkan tingkat keberhasilan yang tinggi untuk menyusun
klasifikasi. Di lain pihak, ciri-ciri mikroskopis atau ciri endomorfik sering kali tidak
terdapat pada beberapa golongan tertentu. Meskipun demikian, bukan berarti ciri-ciri
lainnya tidak dapat digunakan sebagai dasar penyusunan klasifikasi.
Banyak ciri-ciri morfologi yang penting ternyata diabaikan, baik dari sifat negatifnya
maupun sifat generatif. Ciri-ciri ini biasanya :
a. Sulit dilihat (misal kelenjar madu, lodicula, tangkai benang sari)
b. Sulit dibuat koleksi (misal pangkal daun dari suku palmae)
Ciri-ciri vegetatif yang mempunyai nilai taksonomi antara lain :
1. Perawakan (habitus)
Perawakan ini berhubungan dengan tanda-tanda seperti ukuran, percabangan,
persebaran, kerapatan, bentuk, ukuran serta tekstur daun, sistem perakaran,
cara perkembangbiakan, serta kehidupan dan periodisitas.
2. Organ-organ dalam tanah
Bagian tumbuhan yang berada dibawah tanah sering kali memberikan ciri-ciri
berharga untuk pemisahan taksonomi, tetapi sering kali tidak mendapat
perhatian.
3. Daun
Bentuk daun seringkali memberikan variasi yang luas mulai dari pangkal daun
sampai ujung daun, khususnya tunas dari berbagai pohonana yang berbeda
jenisnya. Ptiksis yaitu cara penggulungan atau pelipatan organ-organ yang
berdiri sendiri seperti daun atau petala pada waktu kuncup. Sifat-sifat ptiksis
ini dapat sebagai bukti taksonomi pada takson tertentu seperti marga Primula,
suku Rosaceae.
2. Embriologi
Banyak macam data embriologi yang digunakan untuk memecahkan masalah
taksonomi. Data tersebut berasal dari beberapa sumber baik yang berkaitan dengan
struktur maupun proses, seperti: kepala sari, gametofit jantan, gametofit betina, bakal
biji, pembuahan, endosperma, kulit biji, apomiksis dan poliembrio. Pembagian utama
Dikotil dan Monokotil didasarkan pada satu sifat embrio (lembaga), tapi untuk taksa
rendah masih jarang digunakan.

3. Anatomi
Dalam mendeterminasi, menunjukkan kecondongan evolusi atau kekerabatan
secara filogeni. Data anatomi ini banyak digunakan untuk mendeterminasi kayu-kayu
ekonomis. Beberapa contoh pemakaian data anatomi dalam taksonomi:
 Orang menyimpulkan keprimitifan suku-suku Ranales diperkuat dengan tidak
adanya pembuluh tapis; sifat ini juga dimiliki Gymnospermae dan Pteridophyta.
 Susunan sel pelindung stomata berbeda-beda dan mantap untuk marga atau di
atasnya.
 Kerapatan stomata bisa membantu sampai jenis
 Anatomi bunga; adanya bekas-bekas ikatan pembuluh meski bunga tereduksi,
sehingga orang dapat membuktikan adanya bekas-bekas mahkota pada Fagaceae,
sehingga memperkuat dugaan bahwa suku tersebut dan sebangsanya mempunyai
bunga yang tidak primitif.

Data anatomi antara lain dapat dipergunakan untuk tujuan praktis, misalnya
identifikasi, penggolongan atau mempelajari arah filogenetik dan tingkat kekerabatan.
Peranan anatomi perbandingan batang dalam taksonomi antara lain:
a) Mempunyai nilai untuk pengenalan dan untuk menentukan kekerabatan dan arah
evolusi spesialisasi.
b) Sebagai ciri-ciri identifikasi, sifat-sifat anatomis mungkin dapat dipergunakan
pada semua tingkat taksonomi, tetapi pada tingkat jenis dan di atas tingkat suku
dalam Angiospermae cenderung kurang dapat dipercaya.
c) Di atas tingkat suku pada Angiospermae, heterogenitas struktur anatomis
mengingatkan asal “polyphyletic”
d) Kriteria endomorfik tidak mempunyai nilai yang sama pada seluruh taksa
e) Faktor-faktor lingkungan dapat menyebabkan variasi pada sifat-sifat anatomis
f) Sistematik anatomi dalam pendekatan taksonomi melengkapi eksomorfologi
g) Persamaan ciri-ciri anatomi dapat timbul melalui evolusi searah dan evolusi
menyebar

4. Palinologi
Palinologi adalah studi tentang serbuk sari dan spora. Serbuk sari menjadi
sumberr taksonomi yang penting. Variasi yang diperlihatkan serbuk sari antara lain
adalah jumlah dan letak alur dan lubang di permukaannya, bentuk ukiran eksin
(lapisan luar serbuk sari) serta bentuk umum dan ukurannya. Serbuk sari bisa khas
untuk jenis, marga atau suku.
Ciri-ciri utama butir polen yang mempunyai nilai taksonomi adalah jumlah dan
posisi alur, jumlah, posisi dan kekompleksan apertura serta bentuk pahatan eksin. Tipe
butir polen pada Angiospermae ada 2 tipe poko yaitu :
 Monocolpate : butir polen yang dilengkapi suatu alur tunggal yang terdapat
pada satu sisi butir polen yang jauh dari titik hubungan setrad.
 Trocolpate : butir polen dengan tiga alur meridional. Rangkaian spesialisasi
diawali dari monocolpate maupun tricolpate kemudian mencapai puncaknya
pada acolpate (tanpa alur) dan pancolpate (beralur banyak).
5. Sitologi
Sitologi adalah ilmu tentang seluk beluk sel. Meskipun istilah sitologi
menyangkut semua aspek sel, namun bila dikaitkan dengan taksonomi, pembahasan
difokuskan pada kromosom dan berbagai atributnya. Berbagai data kromosom yang
digunakan untuk tujuan taksonomi, yaitu: jumlah, ukuran dan bentuk, perilaku pada
waktu meiosis: diambil kariotipe (keadaan kromosom pada tingkat metaphase dalam
proses mitosis), meliputi ukuran panjang kromosom, letak sentromer, ada tidaknya
satelit.
 Ukuran kromosom mantap untuk jenis
 Jumlah kromosom semua individu yang tergolong satu jenis itu umumnya
sama, kecuali dalam beberapa jenis tertentu.

Secara garis besar terdapat tiga macam jumlah kromosom:

 Sama untuk seluruh anggota golongan, misalnya Pinus seluruh jenisnya


mempunyai n = 12
 Kelipatan jumlah kromosom sehingga terjadi deret poliploidi pada anggota suatu
golongan tumbuhan, misalnya Taraxacum (Compositae): 2n = 16, 24, 32, 40, 48,.
Dalam deret ini 8 merupakan jumlah dasar.
 Jumlah kromosom tidak beraturan disebut aneuploid, misalnya Brassica: n = 6, 7,
8, 9,atau 10
6. Fisiologi
Data-data fisiologi tidak dipakai secara langsung untuk keperluan bukti-bukti
taksonomi. Musim berbunga, keperluan cahaya, pola perkawinan, penyebaran
geografis penting untuk mempertegas perbedaan jenis-jenis tumbuhan. Tumbuhan
yang tergolong dalam satu jenis dianggap menunjukkan sifat fisiologi yang sama pula.
Tumbuhan yang menunjukkan sifat morfologi yang sama mungkin sifat fisiologisnya
berbeda.

7. Fitokimia
 Penggolongan ganggang didasarkan pada pigmen dalam plastidanya serta
susunan kimia senyawa cadangan makanan.
 Adanya kandungan morfin dalam Papaver
 Cadangan pati, bukti penguat anggota Gramineae
 Kristal kalsium oksalat (rapid): membantu dalam penyusunan klasifikasi
Rubiaceae, Liliaceae dan Compositae serta kekerabatan antara cactaceae dengan
anggota Centrosperma.
Cari kimiawi dapat mempunyai nilai taksonomi yang tinggi jika dapat
menunjukkan konstan, tidak menyebar pada seluruh takson secara sama, tidak mudah
terpengaruh satu dengan yang lainnya. Ciri kimiawi dapat digolongkan menjadi 3
kelompok, yaitu :
 Secara langsung dapat dilihat seperti butiran pati dan rafid
 Berupa hasil tumbuhan seperti alkaloid, flavonoid dan terpenoid
 Serologi dan elektroforesis protein

Substansi kimiawi yang secara langsung dapat dilihat:

1. Butiran-butiran pati
Butiran-butiran pati terdapat di dalam plastisida-plastisida. Butiran-butiran
dapat tunggal atau majemuk, mereka bervariasi dalam bentuk dan sering
menunjukkan lapisan.
2. Rafid
Merupakan tungkalan-tungkalan kristal kalsium yang terkandung dalam sel-
sel besar dalam tumbuhan. Tukalan-tukalan kristal kalsium oksalat ini terbatas
pada kelompok tumbuhan tertentu dan mempunyai nilai sebagai bukti
hubungan kekerabatan.

8. Penyebaran geografis
 Memegang peranan penting dalam menentukan apakah suatu kelompok populasi
perlu diperlakukan sebagai jenis tersendiri atau cukup sebagai sub spesies,
varietas atau forma.
 Erat hubungannya dengan factor ekologi yang menentukan beberapa sifat biologi
 Mempelajari asal usul, sejarah perkembangan dan evolusi takson
 Dengan peta penyebaran, setiap jenis dapat diselidiki daerah paling banyak
jumlah jenis dan paling besar variasi ciri-cirinya yang dianggap sebagai pusat
keanekaragaman dan sering dianggap tempat asal evolusi takson itu.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sumber bukti taksonomi dapat berasal dari cabang-cabang biologi antara lain:
Morfologi, Embriologi, Anatomi, Palinologi, Sitologi, Fisiologi, dan Fitokimia.
Sifat dan ciri taksonomi sangat penting sebagai sumber bukti taksonomi untuk
memecahkan berbagai permasalahan taksonomi.
Sifat-sifat yang dipakai sebagai bukti taksonomidalam mendeterminasi,
mencirikan dan menggolongkan jenis-jenis tumbuhan dapat berasal dari seluruh
bagian dan dari semua fase serta proses pertumbuhan tumbuhan itu.

B. Saran
Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemaan dalam penulisan makalah ini,
kami sebagai penulis berharap agar pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada kami sebagai penulis. Semoga makalah ini dapat berguna bagi
kami sebagai penulis dan bagi pembaca.
MAKALAH SITOTAKSONOMI TUMBUHAN

Peranan Sumber Bukti Taksonomi dan


Berbagai Sumber Bukti Taksonomi

Annisa Gusri Tamara


Efrinanda Afrianti

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019

Anda mungkin juga menyukai