Anda di halaman 1dari 7

CRITICAL JOURNAL REPORT

Oleh:

Elisa Sianturi (4173341018)

Mata kuliah: Biologi sel

Dosen pengampu:

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
I. IDENTITAS JOURNAL

Judul : IDENTIFIKASI FOSFOLIPID DAN UJI FARMAKOLOGI ESTRAK


BIJI LABU PADA TIKUS PUTIH SEBAGAI ALTERNATIF PENGOBATAN
HEPATOTOKSIK

Penulis : Anita Ratna Fauziah

Nama jurnal : Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA).Vol.VI,No.2, September 2014

Jumlah artikel :

Tahun terbit :

Volume penerbitan :

II. RINGKASAN JURNAL

A. LATAR BELAKANG

Tumbuhan yang ada di alam ini mempunyai jumlah yang beranekaragam sehingga
menimbulkan kesadaran manusia untuk menyederhanakan obyek studi melalui klasifikasi,
identifikasi dan pemberian nama yang tepat untuk setiap kelompok tumbuhan dengan
memanfaatkan karakter yang terdapat pada setiap tumbuhan, dan menggolongkannya ke dalam
kelompok-kelompok tertentu. Kesadaran manusia untuk menyederhanakan obyek studi tersebut
kemudian melahirkan cabang ilmu hayat yang sekarang disebut taksonomi atau sistematika
(Tjitrosoepomo, 1993).

Taksonomi tumbuhan selanjutnya tidak hanya melakukan klasifikasi dan pemberian nama
saja, tetapi lebih mengarah pada pengelompokan yang menyatakan hubungan kekerabatan pada
dunia tumbuhan. Hubungan kekerabatan pada tumbuhan dapat dinyatakan dengan metode fenetik
maupun filogenetik. Metode fenetik didasarkan pada kesamaan karakter secara fenotip (morfologi,
anatomi, embriologi, fitokimia), sedangkan metode filogenetik lebih didasarkan pada nilai evolusi
dari masing-masing karakter (Radford, 1986).

Tumbuhan paku merupakan salah satu tanaman yang tidak lepas dari usaha
penyederhanaan obyek studi. Hal ini berkaitan dengan jumlah dan keanekaragaman tumbuhan
paku yang sangat besar di alam, yaitu mecapai kurang lebih 9000 spesies. (Wilson dan Loomis,
1966). Tumbuhan paku mempunyai karakter dan penampilan yang sangat khas. Tumbuhan paku
merupakan tumbuhan berpembuluh yang paling primitive daripada tanaman berpembuluh lain.
Tumbuhan paku telah melalui berbagai tingkat evolusi sejak zaman Devonian sampai sekarang.
Salah satu familia tumbuhan paku yang memiliki anggota paling besar di alam adalah
Polypodiaceae, yaitu sekitar 170 genera dan 7000 spesies. Para ahli taksonomi menyatakan bahwa
secara filogenetik familia Polypodiaceae merupakan kumpulan paku-pakuan yang berbeda-beda.
Familia tersebut mempunyai kesamaan pada annulus yang tidak lengkap dan tangkai
sporangiumnya yang panjang. Tumbuhan paku familia Polypodiaceae merupakan kelompok
polyphyletic, yaitu merupakan sekelompok paku-pakuan dengan anggota yang mempunyai jalur
keturunan yang berbeda-beda.

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana hubungan kekerabatan beberapa spesies tumbuhan paku familia Polypodiaceae


berdasarkan karakter morfologi sporofit dan gametofit.

C. TUJUAN PENELITIAN

Mengetahui hubungan kekerabatan beberapa spesies tumbuhan paku familia


Polypodiaceae berdasarkan karakter morfologi sporofit dan gametofit

D. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2005 sampai Mei 2006. Tempat penelitian
meliputi Kebun Raya Purwodadi Pasuruan sebagai tempat pengambilan sampel spora dan
pengamatan sporofit tumbuhan paku familia Polypodiaceae. Pengamatan sporofit, gametofit,
penanaman spora dan analisis data dilakukan di Laboratorium Taksonomi Tumbuhan dan Green
House Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya
Malang.

Alat dan Bahan

Penelitian Alat yang digunakan meliputi :

Pot tanah untuk penanaman spora

Bak air
Penggaris

Pinset

Bahan yang digunakan meliputi

Tumbuhan paku yang meliputi Adiantum caudatum, Asplenium nidus, Dryopteris concolor,
Nephrolepis falcate dan Pityrogramma calomelanos.

Batu bata

Anyaman bambu

Air

E. CARA KERJA

Prosedur kerja diawali dengan penanaman spora dari masing-masing tumbuhan paku yang
telah ditentukan dari masing-masing spesies diambil dari sorus menggunakan pinset dam
memasukkkannya ke dalam amplop koleksi. Spora selanjutnya ditanam pada media batu bata yang
telah direndam dalam air. Media tersebut diletakkan dalam pot tanah yang diletakkan dalam bak
berisi air, masing-masing bak berisi dua pot media. Penanaman spora dilakukan di rumah kaca dan
ditutup menggunakan anyaman bambu supaya tidak terkena cahaya matahari langsung sehingga
kondisi lembabnya dapat terjaga.

Alat dan Bahan Penelitian Alat yang digunakan meliputi :

Mikroskop

Lup

Kamera

Software CLAD 97

Analisis data

Analisis hubungan kekerabatan menggunakan program CLAD 97 tersebut didasarkan pada


metode fenetik Radfor (1986) yaitu:
1. Menyeleksi takson, karakter dan perubahan karakter dan diberi kode disusun dalam matrik
takson X karakter. Karakter hanya ada dua tingkat yaitu apabila karakter dimiliki oleh spesies
ditandai angka 1 dan apabila karakter tidak dimiliki oleh spesies ditandai dengan angka 0.

2. Menghitung persamaan antara tiap pasangan taksa dengan coefficient of overall similarity (Sjk)

3. Menyusun koefisien semua persamaan dalam matrik persamaan (antara takson dengan takson
itu sendiri = 1).

4. Menerapkan hierarchical clustering strategy ke matrik persamaan dengan cara:

a. Identifikasi pasangan taksa j dan k yang koefisien persamaannya paling tinggi

b. Membentuk taksa baru, misalnya P dari taksa j dan k yang paling sama dan menghapus kolom
dan lajur dari j dan k pada matrik yang sama dan diganti dengan P c. Menghitung semua koefisien
persamaan antara P dan semua sisa taksa

5. Mengulangi langkah a sampai c untuk sisa taksa dari contoh di atas

6. Menyusun fenogram dengan skala persamaan dari 0 – 1

F. HASIL DAN PEMBAHASAN

*Analisis Perbedaan Karakter Morfologi Sporofit dan Gametofit

Hasil pengamatan pada morfologi sporofit menunjukkan bahwa perbedaan karakter terlihat
pada habitus, penampakan rimpang, tipe ental, bentuk daun, tepi daun, susunan dan letak daun
serta susunan tulang daun. Habitus dari masing-masing spesies familia Polypodiaceae yang
diamatai mempunyai habitus rata-rata teresterial dan sebagian epifit. spesies Adiantum caudatum,
Dryopteris concolor dan Nephrolepis falcate terdapat perbedaan pada penampakan rimpang.

Morfologi gametofit Karakter morfologi gametofit terdapat perbedaan yang jelas yaitu
pada spora dan protalium. Spora dari enam spesies yang diamati rata-rata mempunyai perbedaan
pada bentuk dan ornamennya. Bentuk spora dari masing-masing spesies tersebut meliputi bentuk
membulat (ovatus), elips (elipticus), seperti ginjal (renniformis) dan segi tiga (triangularis).
Ornamen spora dari masing-masing spesies meliputi retiformis foveatus, bergranula (granulosus),
colliculatus. Protalium dari masing-masing spesies secara umum memiliki bentuk yang sama yaitu
cordata., tetapi terdapat variasi yaitu ada yang memiliki bentuk cordata memanjang dan ada pula
yang mempunyai bentuk cordata melebar. Spesies yang mempunyai protalium berbentuk cordata
memanjang yaitu Dryopteris concolor. Protalium dengan bentuk cordata melebar terdapat pada
spesies Adiantum caudatum, Asplenium nidus, Nephrolepis falcate, Pityrogramma calomelanos,
Pteris ensiformis. Perbedaan juga terdapat pada tepi protalium, yaitu ada yang rata dan
bergelombang. Alat tambahan pada protalium juga terdapat perbedaan yaitu ada yang berupa
trikoma, papilla, sel khas dan ada pula yang tidak memiliki alat tambahan. Papila maupun trikoma
merupakan derivat dari epidermis atau penonjolan keluar pada permukaan epidermis.

*Analisis Hubungan Kekerabatan Secara Fenetik

Hasil dari pengamatan morfologi sporofit dan gametofit tumbuhan paku yang diteliti
diperoleh gabungan karakter sebanyak 45 karakter meliputi habitus penampakan rimpang, tangkai
(stipe), tipe ental, tepi daun, bangun daun, susunan daun, tepi daun dan letak sorus. Struktur
gametofit yang telah diamati menunjukkan perbedaan karakter pada bentuk spora, ornament spora,
bentuk protalium, tepi protalium dan alat tambahan pada protalium.

G. KESIMPULAN

Hasil deskripsi terhadap lima spesies tumbuhan paku familia Polypodiaceae yang diamati
memperlihatkan adanya perbedaan morfologi sporofit pada habitus, rimpang, ental, bentuk daun,
tepi daun dan susunan daun. Begitu pula pada karakter morfologi gametofit terdapat perbedaan
pada bentuk dan ornament spora, bentuk protalium, tepi protalium serta jenis alat tambahan
protalium.

Bentuk spora meliputi bentuk membulat (ovatus) pada Dryopteris concolor,, bentuk elips
(elipticus) pada Asplenium nidus, seperti ginjal (renniformis) pada Nephrolepis falcate dan
Pityrogramma calomelanos, serta bentuk segi tiga (triangularis) pada Adiantum caudatum.
Ornamen spora dari masing-masing spesies meliputi retiformis foveatus, bergranula (granulosus),
colliculatus. Morfologi protalium meliputi bentuk cordata memanjang dan cordata melebar.
Bentuk cordata memanjang terdapat pada spesies Dryopteris concolor dan Pityrogramma
calomelanos. Sedangkan bentuk cordata melebar terdapat pada spesies Adiantum caudatum,
Aspleniumnidus, Nephrolepis falcate.

Morfologi protalium meliputi bentuk cordata memanjang dan cordata melebar. Bentuk
cordata memanjang terdapat pada spesies Dryopteris concolor dan Pityrogramma calomelanos.
Sedangkan bentuk cordata melebar terdapat pada spesies Adiantum caudatum, Aspleniumnidus,
Nephrolepis falcate

Hasil analisis diperoleh fenogram yang memperlihatkan bahwa lima spesies yang diamati
terbagi dua kelompok besar yaitu kelompok I yang terdiri dari Adiantum caudatum dan
Nephrolepis falcate dan kelompok II yang terdiri dari Asplenium nidus, Drypteris concolor dan
Pytirogramma calomelanos. Kelompok I memiliki kesamaan pada habitus tereterial, penampakan
rimpang, susunan daun, ornament spora dan bentuk protalium cordata yang melebar. Kelompok II
memiliki kesamaan berdasarkan tipe daun. Pada kelompok I diketahui Adiantum caudatum
berkerabat dengan Nephrolepis falcate pada koefisien kesamaan 66,7%. Dan pada kelompok II
Dryopteris concolor berkerabat dengan Pityrogramma calomelanos. Pada koefisien kesamaan 60
%. Asplenium nidus berkerabat dengan Dryopteris concolor dan Pityrogramma calomelanos pada
koefisien kesamaan 51,1% dan ketiganya berkerabat dengan spesies pada kelompok I pada
koefisien kesamaan 50,1%.

H. SARAN

Untuk Penelitian kajian mengenai kekerabatan tumbuhan paku familia Polypodiaceae lebih
lanjut, perlu adanya penambahan spesies yang berbeda dan penambahan karakter yang ditinjau
meliputi embriologi, tingkat protein dan tingkat kromosom.

I. DAFTAR PUSTAKA

Nurchayati, Nunuk. (2010). Hubungan Kekerabatan Beberapa Spesies Tumbuhan Paku Familia
Polypodiaceae Ditinjau Dari Karakter Morfologi Sporofit Dan Gametofit. Jurnal Ilmiah
Progressif. 7(19).

Anda mungkin juga menyukai