DISUSUN OLEH :
1. Ishadiyanto Salim (16304244015)
2. Kusuma Galih A. (16304241002)
3. Mery Fitria (16304241035)
4. Ratna Khristina T. (16304249001)
5. Yulisa Ratih Istiana (16304244014)
2. Tujuan
a) Karakter-karakter yang dapat diamati pada daun dalam suatu populasi
dapat diinterventarisasi oleh Mahasiswa.
b) Pengamatan atas parameter yang terinterventarisasi dilakukan oleh
Mahasiswa.
c) Ciri-ciri setiap daun dapat diketahui oleh Mahasiswa
d) Ciri suatu daun dengan daun yang lainnya dibandingkan oleh
Mahasiswa.
e) Prinsip atau dasar klasifikasi dapat diketahui oleh Mahasiswa
f) Klasifikasi dilakukan berdasarkan prinsip klasifikasi tertentu
B. Dasar Teori
1. Keanekaragaman
b) Keanekaragaman Jenis
c) Keanekaragaman Ekosistem
2. Dasar-dasar klasifikasi
a) Sistem Artifisial
Sistem klasifikasi yang menggunakan sifat-sifat morfologi, terutama alat
reproduksi, berdasarkan habitat atau perawakan. Contohnya : tumbuhan
perdu, tumbuhan semak, dan tumbuhan gulma.
b) Sistem Alami
Klasifikasi yang didasarkan pada sedikitnya persamaan, terutama
persamaan sifat morfologinya. Contohnya, hewan berkaki empat : kuda,
gajah, sapi, kerbau. Tumbuhan berbulir : padi, gandum, jawawut.
c) Sistem Filogenik
Klasifikasi didasarkan pada jauh dekatnya kekerabatan antar takson,
klasifikasi, ini melihat perbedaan dan persamaan sifat morfologi dan
anatominya, juga menjelaskan mengapa organisme semuanya memiliki
kesamaan tatanan molekul dan biokimia, tetapi berbeda dalam bentuk dan
fungsinya. Filogenetiknya merujuk pada hubungan evolusioner sejak
jenis nenek moyang hingga cabang-cabang keturunannya. Contoh : pohon
filogenetik.
3. Kunci dikotomi
Memberi label angka pada setiap daun dengan tujuan agar tidak tertukar dengan daun yang lain.
Mengelompokkan setiap daun dengan dasar tertentu mulai dari warna daun, trikoma, struktur
daun, bentuk tepi daun, warna tangkai, bentuk daun, tulang daun, permukaan daun, dan tepi daun
hingga tidak dapat dibagi menjadi kelompok lagi
1. Hasil Pengamatan
A. Daun 1 :
Berwarna hijau
Tidak terdapat trikoma
Bentuk tepi daun rata
Bangun daun memanjang
Warna tangkai tidak merah
Pertulangan daun menyirip
Permukaan daun licin
Tepi daun bergelombang
B. Daun 2 :
Warna Daun hijau
Tidak terdapat trikoma
Bentuk tepi daun bergerigi
Warna tangkai merah
C. Daun 3 :
Warna daun hijau
Terdapat trikoma
Tulang daun tidak kuat
D. Daun 4 :
Berwarna hijau
Tidak ada trikoma
Bentuk tepi daun rata
Bangun daun memanjang
Warna tangkai tidak merah
Pertulangan daun menyirip
Permukaan daun licin
Tepi daun tidak bergelombang
E. Daun 5 :
Berwarna hijau
Tidak terdapat trikoma
Bentuk tepi daun rata
Bangun daun memanjang
Warna tangkai tidak merah
Pertulangan daun menyirip
Permukaan daun tidak licin
F. Daun 6 :
Warna daun hijau
Tidak ada trikoma
Bentuk tepi daun rata
Bangun daun memanjang
Warna tangkai tidak merah
Pertulangan daun tidak menyirip
G. Daun 7 :
Warna daun hijau
Tidak terdapat trikoma
Bentuk tepi daun rata
Bangun daun memanjang
Warna tangkai merah
H. Daun 8 :
Warna daun hijau
Terdapat trikoma
Tulang daun kuat
I. Daun 9 :
Warna daun hijau
Tidak terdapat trikoma
Bentuk tepi daun rata
Bangun daun tidak memanjang
J. Daun 10 :
Warna daun hijau
Tidak ada trikoma
Bentuk tepi daun bergerigi
Warna tangkai tidak merah
2. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan pada daun-daun yang telah kita amati, kita
menginventarisasi 10 jenis daun yang berbeda dengan karakteristik morfologi
individu-individu penyusun populasi berupa parameter-parameter yang dijadikan
sebagai dasar mempelajari keanekaragaman dan klasifikasi makhluk hidup.
Parameter-parameter tersebut, antara lain ; warna daun, keberadaan trikoma,
pertulangan daun, bentuk tepi daun, warna tangkai, bentuk daun, struktur daun,
permukaan daun, dan tepi daun.
Warna daun pada umumnya berwarna hijau. Tetapi tidak jarang dijumpai
daun dengan warna yang berbeda. Warna pada daun disebabkan oleh kandungan
klorofil yang ada pada setiap daun.
Parameter selanjutnya yaitu keberadaan trikoma. Trikoma berupa rambut dari
epidermis tunas, yang berfungsi mengurangi kehilangan air dan memantulkan sinar
yang berlebihan. Trikoma juga dapat memberikan perlindungan terhadap serangga
dengan membentuk penghalang atau menyekresikan cairan lengket dan senyawa
beracun. Contohnya seperti trikoma pada daun nomer (3 dan 8) (Campbell,
2008:319-320).
Parameter selanjutnya yaitu pertulangan daun (nervatio). Tulang daun adalah
struktur penguat helaian daun, sama fungsinya dengan tulang manusia yang
memberikan kekuatan menunjang berdirinya tubuh. Tulang daun merupakan
jaringan pembuluh yang dapat mengangkut air maupun hasil fotosintesis dari akar
dan batang serta menuju batang dan akar. Struktur tulang daun terdiri atas ibu tulang
daun (costa), tulang cabang (nervus lateralis), dan urat daun (vena). Keberadaan
tulang tulang cabang terhadap ibu tulang daun dapat menentukan sistem pertulangan
daun (Dewi, 2013:32).
Parameter selanjutnya yaitu bentuk tepi daun (margo folii). Tepi daun hanya
dibedakan dalam dua macam yaitu tepi yang rata (integer) dan yang tidak rata. Tepi
daun yang tidak rata disebut juga tepi daun yang bertoreh (divisus) atau berlekuk.
Contoh daun bertepi rata adalah sirih, keladi kamboja, oleander, nangka, lidah
mertua, mangga, rambutan, cabe dan sebagainya (Dewi, 2013:30).
Parameter selanjutnya yaitu tangkai daun. Merupakan bagian daun yang
mendukung helaiannya dan bertugas untuk menempatkan helaian daun tadi pada
posisi sedemikian rupa, hingga dapat memperoleh cahaya matahari yang sebanyak-
banyaknya. Bentuk dan ukuran tangkai daun amat berbeda-beda menurut jenisnya
tumbuhan, bahkan pada satu tumbuhan ukuran dan bentuknya dapat berbeda.
Umumnya tangkai daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal
pada pangkalnya (Gembong, 2005:18-19).
Parameter selanjutnya yaitu bangun daun (circumscriptio). Merupakan
bentuk helaian daun secara keseluruhan. Untuk melihat bangun daun hanya perlu
dilihat satu helai daun (lamina) saja. Jika daun tersebut meruoakan daun majemuk,
untuk melihat bangun daunnnya dapat diamati pada satu helaian anak daun. Untuk
menentukan bangun daun, visualisasi, dilakukan berdasarkan posisi bagian terlebar
dari helaian daun, yaitu di tengah helaian daun, di bagian bawah helaian daun dan
tidak ada bagian yang terlebar. Hasil visualisasi yang tergambar dari langkah-
langkah tersebut merupakan bangun dari daun yang bersangkutan, misalnya bulat,
segitiga, berbentuk jantung, belah ketupat, dan sebagainya (Dewi, 2013:22).
Parameter selanjutnya yaitu permukaan daun. Parameter ini dapat ditentukan
dengan alat peraba(tangan). Ada beberapa jenis permukaan daun menurut Dewi
Rosanti (2013) yaitu:
a) Warna daun
Berdasarkan karakteristik parameter warna daun yang telah kamu jelaskan diatas,
maka hasil pengamatan tentang daun dari 10 daun yang berbeda, didapatkan bahwa
semua daun yang telah diamati berwarna hijau.
b) Keberadaan trikoma
Tidak semua tanaman memiliki rambut halus yang terdapat pada permukaan daun
yang berfungsi untuk mengurangi penguapan yang disebut dengan trikoma. Pada
pengamatan yang kami lakukan, kami menemukan beberapa jenis daun yang
memiliki trikoma seperti daun nomor3 dan 8.Daun tersebut memiliki trikoma dapat
dilihat dari segi tempat hidup tumbuhan tersebut. Untuk tempat hidup yang
cenderung memiliki intensitas cahaya yang lebih,memungkinkan tumbuhan tersebut
memiliki banyak trikoma pada daunnya yang berfungsi untuk mengurangi
penguapan air yang tekandung dalam tanaman tersebut. Sedangkan daun nomor 1, 2,
4, 5, 6, 7, 9, 10 tidak memiliki trikoma.
c) Struktur daun
Dari daun yang telah diamati, untuk daun nomor 8 memiliki struktur daun yang kuat,
sedangkan daun nomor 3 memiliki struktur daun yang tidak kuat.
d) Bentuk tepi daun
Dari daun yang telah diamati, untuk daun nomor 2 dan 10 memiliki bentuk tepi daun
yang bergerigi, sedangkan nomor 1, 4, 5, 6, 7, 9 tidak bergerigi.
e) Warna tangkai
Dari daun yang telah diamati, untuk daun nomor 2, 7 memiliki tangkai daun yang
berwarna merah, sedangkan nomor 1, 4, 5, 6, 10 memiliki tangkai daun yang
berwarna tidak merah.
f) Bangun daun
Dari daun yang telah diamati, untuk daun nomor 1, 4, 5, 6, 7 memailiki bangun daun
yang memanjang, sedangkan daun nomor 9 memiliki bangun daun yang tidak
memanjang.
g) Pertulangan daun
Dari daun yang kita amati, kita menemukan berbagai macam pertulangan daun.
Untuk daun nomor 1, 4, 5 memiliki tulang memiliki tulang daun menyirip.
Pertulangan daun pada umumnya dimiliki oleh tanaman dikotil. Posisi tulang daun
ini teratur antara sayap kanan dan kiri seperti sirip ikan. Untuk daun nomor 6
memiliki pertulangan daun yang tidak menyirip.
h) Permukaan daun
Dari data pengamatan yang kita peroleh, kita dapat menemukan berbagai macam
jenis permukaan daun. Pada daun nomor 1 dan 4 memiliki permukaan daun yang
licin, sedangkan daun nomor 5 memiliki permukaan daun yang tidak licin (kasar).
i) Tepi daun
Pada pengamatan daun, dapat dilihat dari tepi daunnya. Tepi daun pada daun nomor
1 memiliki tepi daun yang bergelombang, sedangkan daun nomor 4 memiliki tepi
daun yang tidak bergelombang.
Ciri-ciri lain yang dapat kita ketahui dari daun yang telah kita amati :
a. Daun 1
Daun berbangun memanjang (oblongus)
Pangkal daun runcing (acutus)
Pertulangan daun menyirip (penninervis)
b. Daun 2
Pertulangan daunnya menyirip (penninervis)
Daun berbangun bulat telur (ovatus)
Tepi daun berlekuk (lobatus)
c. Daun 3
Pertulangan daunnya menjari (palminervis)
Daun berbangun delta (deltoideus)
Pangkal daun berlekuk (emarginatus)
d. Daun 4
Pertulangan daunnya menyirip (penninervis)
Daun berbangun memanjang (oblongus)
Pangkal daun runcing (acutus)
e. Daun 5
Pertulangan daunnya menyirip (penninervis)
Pangkal daun runcing (acutus)
Ujung daun meruncing (acuminatus)
f. Daun 6
Pertulangan daunnya melengkung (cervinervis)
Pangkal daun runcing (oblongus)
g. Daun 7
Pertulangan daunnya menjari (palminervis)
Ujung daun meruncing (acuminatus)
h. Daun 8
Pertulangan daunnya menyirip (penninervis)
Ujung daun rompang (truncatus)
Pangkal daun tumpul (obtusus)
i. Daun 9
Pertulangan daunnya menyirip (penninervis)
Permukaan daun licin (laevis)
Ujung daun rompang (truncatus)
Pangkal daun runcing (acutus)
j. Daun 10
Pertulangan daunnya menyirip (penninervis)
Tepi daun berlekuk (lobatus)
Permukaan daun licin (laevis)
E. Penutup
1. Kesimpulan