Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

“Keanekaragaman Organisme dan Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup”

Pendidikan Biologi A / Kelompok 2

DISUSUN OLEH :
1. Ishadiyanto Salim (16304244015)
2. Kusuma Galih A. (16304241002)
3. Mery Fitria (16304241035)
4. Ratna Khristina T. (16304249001)
5. Yulisa Ratih Istiana (16304244014)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Kitatelah mengenal Indonesia sebagai negara yang memiki
keanekaragaman tertinggi di dunia. Di alam semesta ini tidak ada individu
yang memiliki karakter/ciri yang sama. Setiap individu memiliki ciri-ciri
khusus yang berbeda sehingga menunjukan adanya keanekaragaman
organisme di alam semesta ini. Di lingkungan sekitar kita banyak di jumpai
berbagai jenis makhluk hidup. Berbagai jenis tumbuhan misalnya mangga,
jambu air, kelengkeng, bunga sepatu, singkong dan sebagainya. Masing-
masing makhluk hidup pasti memiliki ciri tersendiri sehingga terbentuklah
keanekaragaman makhluk hidupyang disebut dengan keanekaragaman
organisme.Di berbagai lingkungan, kita dapat menjumpai
keanekaragamanmakhluk hidup yang berbeda-beda. Keanekaragaman itu
meliputi berbagai variasibentuk, warna, dan sifat-sifat lain dari makhluk
hidup. Sedangkan di dalamspesies yang sama terdapat keseragaman. Setiap
lingkungan memilikikeanekaragaman hayati masing-masing.

2. Tujuan
a) Karakter-karakter yang dapat diamati pada daun dalam suatu populasi
dapat diinterventarisasi oleh Mahasiswa.
b) Pengamatan atas parameter yang terinterventarisasi dilakukan oleh
Mahasiswa.
c) Ciri-ciri setiap daun dapat diketahui oleh Mahasiswa
d) Ciri suatu daun dengan daun yang lainnya dibandingkan oleh
Mahasiswa.
e) Prinsip atau dasar klasifikasi dapat diketahui oleh Mahasiswa
f) Klasifikasi dilakukan berdasarkan prinsip klasifikasi tertentu
B. Dasar Teori
1. Keanekaragaman

Keanekaragaman hayati merupakan keanekaragaman organisme yang


menunjukkan variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah. Keanekaragaman
hayati melingkupi berbagai perbedaan atau variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan
sifat-sifatnya yang dapat dilihat dari struktur tingkatannya, baik dari gen, spesies,
maupun ekosistemnya. Secara umumnya keanekaragaman hayati merupakan total
keragaman spesies dan hubungan kompleksnya antarspesies. Serta keanekaragaman
tersususn dari semua makluk hidup dan semua sumber termasuk daratan, lautan, dan
ekosistem akuatik lainnya, serta komplek-komplek ekologi yang merupakan bagian
dari keanekaragamannya, mencakup keanekaragaman dalam spesies, antara spesies
dengan lingkungannya (Arif, 2008:124).
Keanekaragaman dibagi menjadi tiga bagian menurut Arif(2008:124-128) yaitu:

a) Keanekaragaman Gen (Genetik)

Keanekaragaman genetik adalah variasi yang terdapat pada sususnan genetik


suatu spesies yang dapat diamati melalui variasi morfologi. Keanekaragaman genetik
ini dapat dipelajari lebih mendalam pada cabang ilmu biologi yaitu genetika. Gen
adalah suatu materi genetik yang membawa sifat dari induk kepada keturunannya.
Gen terdapat pada lokus kromosom yg terdapat dalam inti sel. Pada dasarnya
individu memiliki ciri spesifik yang dapat membedakan individu yang satu dengan
individu yang lain. Hal ini disebabkan oleh perbedaan susunan gen didalam setiap
individu. Sebagai contohnya dapat kita lihat pada warna mahkota pada bunga sepatu
atau warna bulu dari burung parkit. Meskipun sama-sama bunga sepatu atau sama-
sama burung parkit, mereka memiliki variasi warna yang berbeda. Inilah yang
disebut sebagai keanekaragaman genetik.

b) Keanekaragaman Jenis

Keanekaragaman jenis dapat dibedakan melalui pengamatan pada ciri-ciri yang


dimilikinya, misalnya dengan mengamati ciri morfologi, tingkah laku, tempat hidup,
dll. Manusia mengelompokkan makluk hidup agar mudah untuk mempelajarinya.
Pengelompokan dan pemberian nama dilakukan dengan cara mempelajari ilmu
taksonomi. Variasi yang terdapat dalam tingkatan taksonomi yaitu genus(marga).
Variasi antarspesies didalam satu genus itulah yang disebut dengan sebagai
keanekaragaman jenis. Contohnya adalah variasi pada tumbuhan anggota genus
Ficus, yaitu Ficus benjamina (beringin), dan Ficus ribes (preh). Selain itu
keanekaragaman jenis juga terdapat pada Solanum tuberosum (kentang) dan
Solanum lycopersium (tomat).

c) Keanekaragaman Ekosistem

Setiap makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungannya, baik lingkungan


abiotik (iklim, tanah, air, udara, suhu, kelembapan, dan cahaya) maupun lingkungan
biotik (makluk hidup lain). Kondisi lingkungan dan komposisi makluk hidup yang
beraneka ragam, membentuk suatu ekosistem yang bervariasi. Variasi inilah yang
disebut sebagai keanekaragaman ekosistem. Kondisi lingkungan tempat hidup suatu
makluk hidup menentukan keberagaman makluk hidup yang tinggal pada ekosistem
itu.hal itulah yang menghasilkan tipe ekosistem tertentu yang yang tersusun atas
makhluk hidup dan unsur-unsur lingkungan yang menjadi ciri khasnya. Contoh
ekosistem yang ada disekitar kita yaitu ekosistem rawa, sawah,kolam, hutan,
perkebunan, dll.

2. Dasar-dasar klasifikasi

Klasifikasi pada hakikatnya adalah suatu menyederhanakan keanekaragaman


yang besar menjadi kelompok-kelompok organisme yang lebih kecil agar mudah
dikenali dan dipelajari. Semakin banyak persamaan ciri yang dimiliki (pada semua
tingkat organisasi), dapat dikatakan bahwa beberapa organisme tersebut memiliki
kekerabatan yang semakin dekat, dan sebaliknya.
Tingkatan sistem klasifikasi menurut Campbell(2008:97) sebagai berikut :

1. Spesies (contoh : Mangifera laurina)


2. Genus (Mangifera)
3. Famili (Anacardiacea)
4. Ordo (Sapindales)
5. Kelas (Dicotyledonae)
6. Filum (Spermatophyta)
7. Kingdom (Plantae)
Pada abad ke-18 Carrolus Linnaeus memperkenalkan suatu format nama ilmiah
yang terdiri dari dua bagian, yang biasa disebut dengan binomial. Bagian
pertama dari binomial adalah genus yang menaungi spesies tersebut. Contoh
binomial yaitu Mangifera laurina, nama ilmiah bagi mangga.
Ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi makluk hidup adalah taksonomi.
Sistem klasifikasi menurut Prowel (2010:161-162) terbagi menjadi 3, sebagai
berikut :

a) Sistem Artifisial
Sistem klasifikasi yang menggunakan sifat-sifat morfologi, terutama alat
reproduksi, berdasarkan habitat atau perawakan. Contohnya : tumbuhan
perdu, tumbuhan semak, dan tumbuhan gulma.
b) Sistem Alami
Klasifikasi yang didasarkan pada sedikitnya persamaan, terutama
persamaan sifat morfologinya. Contohnya, hewan berkaki empat : kuda,
gajah, sapi, kerbau. Tumbuhan berbulir : padi, gandum, jawawut.
c) Sistem Filogenik
Klasifikasi didasarkan pada jauh dekatnya kekerabatan antar takson,
klasifikasi, ini melihat perbedaan dan persamaan sifat morfologi dan
anatominya, juga menjelaskan mengapa organisme semuanya memiliki
kesamaan tatanan molekul dan biokimia, tetapi berbeda dalam bentuk dan
fungsinya. Filogenetiknya merujuk pada hubungan evolusioner sejak
jenis nenek moyang hingga cabang-cabang keturunannya. Contoh : pohon
filogenetik.

3. Kunci dikotomi

Klasifikasi makluk hidup didasarkan pada persamaan dan perbedaan ciri


yang dimiliki makhluk hidup. Salah satu cara untuk mengklasifikasikan makhluk
hidup yaitu dengan menggunakan kunci dikotomi. Kunci dikotomi adalah suatu
alat yang digunakan untuk mengkategorikan suatu makhluk hidup kedalam
beberapa kategori melalui identifikasi struktur makhluk hidup tersebut.
C. Metode Kegiatan
1. Alat
a. Alat tulis
b. Kamera
Bahan
Daun (berjumlah 10 dari bermacam-macam pohon)
a. Daun Mangga
b. Daun Bunga Sepatu
c. Daun Ubi
d. Daun Melinjo
e. Daun Tetehan
f. Daun Akasia
g. Daun Singkong
h. Daun Jambu Biji
i. Daun Kelengkeng
j. Daun Jeruk
2. Langkah kegiatan

Menyiapkan 10 jenis daun pada meja

Memberi label angka pada setiap daun dengan tujuan agar tidak tertukar dengan daun yang lain.

Mengelompokkan setiap daun dengan dasar tertentu mulai dari warna daun, trikoma, struktur
daun, bentuk tepi daun, warna tangkai, bentuk daun, tulang daun, permukaan daun, dan tepi daun
hingga tidak dapat dibagi menjadi kelompok lagi

Mencatat hasil pengamatan

Membuat skema dikotomis berdasarkan hasil pengamatan


D. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil Pengamatan
A. Daun 1 :
 Berwarna hijau
 Tidak terdapat trikoma
 Bentuk tepi daun rata
 Bangun daun memanjang
 Warna tangkai tidak merah
 Pertulangan daun menyirip
 Permukaan daun licin
 Tepi daun bergelombang
B. Daun 2 :
 Warna Daun hijau
 Tidak terdapat trikoma
 Bentuk tepi daun bergerigi
 Warna tangkai merah
C. Daun 3 :
 Warna daun hijau
 Terdapat trikoma
 Tulang daun tidak kuat
D. Daun 4 :
 Berwarna hijau
 Tidak ada trikoma
 Bentuk tepi daun rata
 Bangun daun memanjang
 Warna tangkai tidak merah
 Pertulangan daun menyirip
 Permukaan daun licin
 Tepi daun tidak bergelombang
E. Daun 5 :
 Berwarna hijau
 Tidak terdapat trikoma
 Bentuk tepi daun rata
 Bangun daun memanjang
 Warna tangkai tidak merah
 Pertulangan daun menyirip
 Permukaan daun tidak licin
F. Daun 6 :
 Warna daun hijau
 Tidak ada trikoma
 Bentuk tepi daun rata
 Bangun daun memanjang
 Warna tangkai tidak merah
 Pertulangan daun tidak menyirip
G. Daun 7 :
 Warna daun hijau
 Tidak terdapat trikoma
 Bentuk tepi daun rata
 Bangun daun memanjang
 Warna tangkai merah
H. Daun 8 :
 Warna daun hijau
 Terdapat trikoma
 Tulang daun kuat
I. Daun 9 :
 Warna daun hijau
 Tidak terdapat trikoma
 Bentuk tepi daun rata
 Bangun daun tidak memanjang
J. Daun 10 :
 Warna daun hijau
 Tidak ada trikoma
 Bentuk tepi daun bergerigi
 Warna tangkai tidak merah

Tabel Kunci Dikotomis

Nomor Kunci Nama Daun


A, D, H, K, N, O, Q, S Daun Mangga
A, D, G, I Daun Bunga Sepatu
A, C, F Daun Ubi
A, D, H, K, N, O, Q, T Daun Melinjo
A, D, H, K, N, O, R Daun Tetehan
A, D, H, K, N, P Daun Akasia
A, D, H, K, M Daun Singkong
A, C, E Daun Jambu Biji
A, D, H, L Daun Kelengkeng
A, D, G, J Daun Jeruk

Keterangan Nomor Kunci :


 A = Warna daun hjau
 B = Warna daun tidak hijau
 C = Ada trikoma
 D = Tidak ada trikoma
 E = Struktur daun kuat
 F = Struktur daun tidak kuat
 G = Bentuk tepi daun bergerigi
 H = Bentuk tepi daun tidak bergerigi
 I, M = Warna tangkai merah
 J, N = Warna tangkai tidak merah
 K = Bentuk daun memanjang
 L = Bentuk daun tidak memanjang
 O = Tulang daun menyirip
 P = Tulang daun tidak menyirip
 Q = Permukaan daun licin
 R = Permukaan daun tidak licin
 S = Tepi daun bergelombang
 T = Tepi daun tidak bergelombang

2. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan pada daun-daun yang telah kita amati, kita
menginventarisasi 10 jenis daun yang berbeda dengan karakteristik morfologi
individu-individu penyusun populasi berupa parameter-parameter yang dijadikan
sebagai dasar mempelajari keanekaragaman dan klasifikasi makhluk hidup.
Parameter-parameter tersebut, antara lain ; warna daun, keberadaan trikoma,
pertulangan daun, bentuk tepi daun, warna tangkai, bentuk daun, struktur daun,
permukaan daun, dan tepi daun.
Warna daun pada umumnya berwarna hijau. Tetapi tidak jarang dijumpai
daun dengan warna yang berbeda. Warna pada daun disebabkan oleh kandungan
klorofil yang ada pada setiap daun.
Parameter selanjutnya yaitu keberadaan trikoma. Trikoma berupa rambut dari
epidermis tunas, yang berfungsi mengurangi kehilangan air dan memantulkan sinar
yang berlebihan. Trikoma juga dapat memberikan perlindungan terhadap serangga
dengan membentuk penghalang atau menyekresikan cairan lengket dan senyawa
beracun. Contohnya seperti trikoma pada daun nomer (3 dan 8) (Campbell,
2008:319-320).
Parameter selanjutnya yaitu pertulangan daun (nervatio). Tulang daun adalah
struktur penguat helaian daun, sama fungsinya dengan tulang manusia yang
memberikan kekuatan menunjang berdirinya tubuh. Tulang daun merupakan
jaringan pembuluh yang dapat mengangkut air maupun hasil fotosintesis dari akar
dan batang serta menuju batang dan akar. Struktur tulang daun terdiri atas ibu tulang
daun (costa), tulang cabang (nervus lateralis), dan urat daun (vena). Keberadaan
tulang tulang cabang terhadap ibu tulang daun dapat menentukan sistem pertulangan
daun (Dewi, 2013:32).
Parameter selanjutnya yaitu bentuk tepi daun (margo folii). Tepi daun hanya
dibedakan dalam dua macam yaitu tepi yang rata (integer) dan yang tidak rata. Tepi
daun yang tidak rata disebut juga tepi daun yang bertoreh (divisus) atau berlekuk.
Contoh daun bertepi rata adalah sirih, keladi kamboja, oleander, nangka, lidah
mertua, mangga, rambutan, cabe dan sebagainya (Dewi, 2013:30).
Parameter selanjutnya yaitu tangkai daun. Merupakan bagian daun yang
mendukung helaiannya dan bertugas untuk menempatkan helaian daun tadi pada
posisi sedemikian rupa, hingga dapat memperoleh cahaya matahari yang sebanyak-
banyaknya. Bentuk dan ukuran tangkai daun amat berbeda-beda menurut jenisnya
tumbuhan, bahkan pada satu tumbuhan ukuran dan bentuknya dapat berbeda.
Umumnya tangkai daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal
pada pangkalnya (Gembong, 2005:18-19).
Parameter selanjutnya yaitu bangun daun (circumscriptio). Merupakan
bentuk helaian daun secara keseluruhan. Untuk melihat bangun daun hanya perlu
dilihat satu helai daun (lamina) saja. Jika daun tersebut meruoakan daun majemuk,
untuk melihat bangun daunnnya dapat diamati pada satu helaian anak daun. Untuk
menentukan bangun daun, visualisasi, dilakukan berdasarkan posisi bagian terlebar
dari helaian daun, yaitu di tengah helaian daun, di bagian bawah helaian daun dan
tidak ada bagian yang terlebar. Hasil visualisasi yang tergambar dari langkah-
langkah tersebut merupakan bangun dari daun yang bersangkutan, misalnya bulat,
segitiga, berbentuk jantung, belah ketupat, dan sebagainya (Dewi, 2013:22).
Parameter selanjutnya yaitu permukaan daun. Parameter ini dapat ditentukan
dengan alat peraba(tangan). Ada beberapa jenis permukaan daun menurut Dewi
Rosanti (2013) yaitu:

a. Licin (laevis), di mana permukaan daun terlihat mengkilat atau berlapis


lilin.
b. Gundul (glaber),bila tidak ditemukan struktur apapun pada permukaan
daun.
c. Berkerut (rugosus), terdapat kerutan pada permukaan daun.
d. Berbulu (pilosus), terdapat struktur bulu pada permukaan daun.
e. Bersisik (lepidus), terdapat struktur sisik mengkilat di permukaan daun.

Untuk dapat membandingkan ciri-ciri morfologi suatu individu dengan


individu lainnya dalam subspesies yang sama, kami membandingkan antara data ciri-
ciri morfologi daun yang kami dapatkan dari hasil pengamatan dengan teori yang
digunakan, sebagai berikut :

a) Warna daun

Berdasarkan karakteristik parameter warna daun yang telah kamu jelaskan diatas,
maka hasil pengamatan tentang daun dari 10 daun yang berbeda, didapatkan bahwa
semua daun yang telah diamati berwarna hijau.

b) Keberadaan trikoma

Tidak semua tanaman memiliki rambut halus yang terdapat pada permukaan daun
yang berfungsi untuk mengurangi penguapan yang disebut dengan trikoma. Pada
pengamatan yang kami lakukan, kami menemukan beberapa jenis daun yang
memiliki trikoma seperti daun nomor3 dan 8.Daun tersebut memiliki trikoma dapat
dilihat dari segi tempat hidup tumbuhan tersebut. Untuk tempat hidup yang
cenderung memiliki intensitas cahaya yang lebih,memungkinkan tumbuhan tersebut
memiliki banyak trikoma pada daunnya yang berfungsi untuk mengurangi
penguapan air yang tekandung dalam tanaman tersebut. Sedangkan daun nomor 1, 2,
4, 5, 6, 7, 9, 10 tidak memiliki trikoma.

c) Struktur daun
Dari daun yang telah diamati, untuk daun nomor 8 memiliki struktur daun yang kuat,
sedangkan daun nomor 3 memiliki struktur daun yang tidak kuat.
d) Bentuk tepi daun

Dari daun yang telah diamati, untuk daun nomor 2 dan 10 memiliki bentuk tepi daun
yang bergerigi, sedangkan nomor 1, 4, 5, 6, 7, 9 tidak bergerigi.

e) Warna tangkai
Dari daun yang telah diamati, untuk daun nomor 2, 7 memiliki tangkai daun yang
berwarna merah, sedangkan nomor 1, 4, 5, 6, 10 memiliki tangkai daun yang
berwarna tidak merah.

f) Bangun daun
Dari daun yang telah diamati, untuk daun nomor 1, 4, 5, 6, 7 memailiki bangun daun
yang memanjang, sedangkan daun nomor 9 memiliki bangun daun yang tidak
memanjang.

g) Pertulangan daun

Dari daun yang kita amati, kita menemukan berbagai macam pertulangan daun.
Untuk daun nomor 1, 4, 5 memiliki tulang memiliki tulang daun menyirip.
Pertulangan daun pada umumnya dimiliki oleh tanaman dikotil. Posisi tulang daun
ini teratur antara sayap kanan dan kiri seperti sirip ikan. Untuk daun nomor 6
memiliki pertulangan daun yang tidak menyirip.

h) Permukaan daun

Dari data pengamatan yang kita peroleh, kita dapat menemukan berbagai macam
jenis permukaan daun. Pada daun nomor 1 dan 4 memiliki permukaan daun yang
licin, sedangkan daun nomor 5 memiliki permukaan daun yang tidak licin (kasar).

i) Tepi daun

Pada pengamatan daun, dapat dilihat dari tepi daunnya. Tepi daun pada daun nomor
1 memiliki tepi daun yang bergelombang, sedangkan daun nomor 4 memiliki tepi
daun yang tidak bergelombang.
Ciri-ciri lain yang dapat kita ketahui dari daun yang telah kita amati :

a. Daun 1
 Daun berbangun memanjang (oblongus)
 Pangkal daun runcing (acutus)
 Pertulangan daun menyirip (penninervis)
b. Daun 2
 Pertulangan daunnya menyirip (penninervis)
 Daun berbangun bulat telur (ovatus)
 Tepi daun berlekuk (lobatus)

c. Daun 3
 Pertulangan daunnya menjari (palminervis)
 Daun berbangun delta (deltoideus)
 Pangkal daun berlekuk (emarginatus)
d. Daun 4
 Pertulangan daunnya menyirip (penninervis)
 Daun berbangun memanjang (oblongus)
 Pangkal daun runcing (acutus)
e. Daun 5
 Pertulangan daunnya menyirip (penninervis)
 Pangkal daun runcing (acutus)
 Ujung daun meruncing (acuminatus)
f. Daun 6
 Pertulangan daunnya melengkung (cervinervis)
 Pangkal daun runcing (oblongus)
g. Daun 7
 Pertulangan daunnya menjari (palminervis)
 Ujung daun meruncing (acuminatus)
h. Daun 8
 Pertulangan daunnya menyirip (penninervis)
 Ujung daun rompang (truncatus)
 Pangkal daun tumpul (obtusus)
i. Daun 9
 Pertulangan daunnya menyirip (penninervis)
 Permukaan daun licin (laevis)
 Ujung daun rompang (truncatus)
 Pangkal daun runcing (acutus)
j. Daun 10
 Pertulangan daunnya menyirip (penninervis)
 Tepi daun berlekuk (lobatus)
 Permukaan daun licin (laevis)
E. Penutup
1. Kesimpulan

Dari data pengamatan yang diperoleh dapat ditarik kesimpulan :

a. Parameter yang kami gunakan adalah warna daun, trikoma, struktur


daun, bentuk tepi daun, warna tangkai, bentuk daun, tulang daun,
permukaan daun, dan tepi daun.
b. Daun yang satu dengan daun yang lain memiliki ciri morfologi yang
berbeda
c. Masing-masing daun memiliki pola persamaan dan perbedaan dalam
bentuk warna daun, adanya trikoma, struktur daun, bentuk tepi daun,
warna tangkai, bentuk daun, tulang daun, permukaan daun, dan tepi
daun. Disini akan nampak adanya berbagai ciri dariindividu satu dengan
individu lainnya. Ini menunjukkan adanya perbedaan.
Dariperbedaan tersebut akan didapatkan berbagai keanekaragaman orga
nisme. Karena individu satu dengan individu lainnya tidak mungkin
sama, karena mempunyai ciri dan karakter masing-masing
2. Diskusi/Saran
Dalam populasi yang sama, antar populasi maupun antara hewan dan
tumbuhan ada perbedaan ciri yang khas. Dimana satu dengan yang lainnya
tidak sama. Disini menunjukkan terjadi adanya keanekaragaman, baik
terjadi diantaraanggota spesies, atau antara anggota spesies satu terhadap
anggota spesies yanglain, atau spesies satu dengan golongan-golongan
diatas spesies.
DAFTAR PUSTAKA
Arif Kurniawan, dkk. 2008. BIOLOGY Insight.Jakarta:PMP
Campbell. 2008. Biologi, Jilid 2. 8th ed (Alih bahasa :Damaring Tyas Wulandari).
Jakarta: Erlangga.
Dewi Rosanti.2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.
Gembong Tjitrosoepomo. 2005. Taksonomi Tumbuhan Obat-Obatan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Prowel. 2010.Mudah dan Cepat Menghafal Biologi. Yogyakarta: Pustaka Book
Publisher.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai