Anda di halaman 1dari 29

LEMBAR KERJA

PRAKTIKUM BIOLOGI LANJUT

PERIODE SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2019-2020

NAMA : WENY YULIANINGSIH

NIM : G1B019075

KELAS/KLP : FA 4/4

PRODI : FISIKA

PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS MATARAM

TAHUN 2020
ACARA 1

PENGENALAN SEL DAN JARINGAN TUMBUHAN

A. Pelaksanaan Praktikum
 Hari/tanggal : Sabtu / 04 Juli 2020
 Tempat : Laboratorium Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Mataram.
B. Tujuan Praktikum
Mengetahui sel dan jaringan penyusun tubuh tumbuhan.
C. Alat dan Bahan Praktikum
1. Alat-alat
 Gelas benda
 Kaca penutup
 Kuas lukis
 Mikroskop
 Petridish
 Pipet
 Silet
2. Bahan-bahan
 Preparat awetan batang kacang tanah (jaringan pengangkut, dikotil)
 Preparat awetan daun Ficus sp. (jaringan dasar)
 Preparat batang jagung (jaringan pengangkut, monokotil)
 Preparat segar daun Rhoeo discolor (jaringan epidermis)
 Preparat segar umbi wortel (nukleus)
D. Cara kerja
1. Pengamatan jaringan epidermis
Buat irisan membujur bagian bawah dari daun Rhoeo sp setipis mungkin dengan
silet. Kemudian letakkan irisan tersebut di petridish yang berisi air. Angkat irisan dengan
menggunakan kuas/pinset kemudian letakkan di gelas benda. Tetesi dengan air, kemudian
tutup dengan kaca penutup. Amati di bawah mikroskop pada perbesaran 40 kali dan 100
kali. Perhatikan karakter sel-sel penyusun jaringan epidermis daun dan stomata.
2. Pengamatan jaringan dasar
Letakkan preparat di meja mikroskop. Amati pada perbesaran 40 dan 100 kali.
3. Pengamatan jaringan pengangkut (batang jagung dan batang kacang tanah)
Letakkan preparat di meja mikroskop. Amati pada perbesaran 40 dan 100 kali.
4. Preparat umbi wortel
Buat irisan membujur umbi wortel setipis mungkin dengan silet. Kemudian
letakkan irisan tersebut di petridish yang berisi air. Angkat irisan dengan menggunakan
kuas/pinset kemudian letakkan di gelas benda. Tetesi dengan air, kemudian tutup dengan
kaca penutup. Amati di bawah mikroskop pada perbesaran 40 kali dan 100 kali.
Perhatikan karakter sel-sel penyusun jaringan terutama bagian nukleus.
E. Hasil Pengamatan
1. Preparat segar daun Rhoe discolor
a. Gambar hasil pengamatan

Perbesaran 4 x 10 Perbesaran 40 x 10
b. Keterangan
(1) Dinding sel
(2) Stomata
c. Deskripsi
Bentuk morfologi daun tumbuhan Rhoe discolor umumnya berbentuk menyerupai
pedang. Pada daun Rhoe discolor susunan selnya rapat dan terdapat dinding sel yang
berbentuk persegi panjang yang berfungsi melindung sel di bawahnya, stomata,
nukleus, dan sitoplasma, namun nukleus dan sitoplasma tidak terlihat saat
melakukan pengamatan. Terdapat sel penutup yang digunakan sebagai jalan keluar
masuknya udara, kemudian bagian lain dari stomata adalah sel tetangga dan celah
stomata. Sel tetangga berperan penting dalam perubahan osmotik yang mengatur
dalam lebar celah dan gerakan sel penutup.
2. Preparat segar Daucus carota (umbi wortel)
a. Gambar hasil pengamatan

Perbesaran 10 x 10

b. Keterangan
(1) Nukleus
c. Deskripsi
Daucus carota memiliki nukleus yang berfungsi untuk mengatur aktivitas sel.
Fungsi tersebut dijalankan dengan mengelola ekspresi gen,mereka mengatur kapan
dan dimana ekspresi gen dimulai. Di dalam sel umbi Daucus carota juga terdapat
dinding sel yang membatasi sel yang satu dengan yang lain dan di antara dinding sel
ini terdapat ruang antar sel. Selain itu juga terdapat kromoplas berupa pigmen karoten
(plastida yang berwarna kuning atau jingga) yang berbentuk segitiga. Pada kromoplas
terkandung zat warna karotenoid dalam hal ini yaitu alfa dan beta karoten yang
menyebabkan warna jingga pada umbi wortel sebagai pigmen karotenoid utama.
Kandungan beta karoten yang mencapai minimal 50 % pada umbi wortel juga
menyebabkan warna jingga.
3. Preparat awetan Arachis hypogeae ( kacang tanah)
a. Gambar hasil pengamatan

Perbesaran 4 x 10 Perbesaran 10 x 10
b. Keterangan
(1) Epidermis
(2) Jaringan pengangkut
(3) Empulur
(4) Floem
(5) Xilem
c. Deskripsi
Arachis hypogea merupakan tanaman dikotil, terlihat susunan berkas pembuluh
yang teratur sehingga floem dan xilem dapat ditentukan letaknya. Xilem memiliki
fungsi sebagai berkas pembuluh yang mengangkut zat-zat makanan dari akar ke daun
contoh air, zat hara, mineral dan lain-lain untuk proses fotosintesis. Sedangkan untuk
floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis dan disebar ke seluruh tubuh
tumbuhan.Tipe batangnya kolateral terbuka. Antara xilem dan floem tedapat
kambium intravaskuler, pada jaringan parenkim yang terletak diantara berkas
pembuluh angkut akan berubah menjadi kambium yang dapat melangsungkan
pertumbuhan sekunder. Empulur pada tanaman dikotil berfungsi sebagai tempat
menyimpan cadangan makanan serta memperkuat organ tumbuhan.
4. Preparat awetan Zea mays ( jagung)
a. Gambar hasil pengamatan

Perbesaran 10 x 10
b. Keterangan
(1) Parenkim
(2) Floem
(3) Xilem
c. Deskripsi
Zea mays merupakan tumbuhan monokotil, terlihat pada gambar bulatan-bulatan
berwarna merah yang merupakan susunan berkas pengangkut nya yang tersebar.
Xylem dan floem tersusun secara radial dan bentuk xilem lebih besar dari floem yang
mana fungsi xylem yaitu mengangkut air dan zat hara yang dibutuhkan oleh tanaman
dari akar ke daun dan fungsi floem yaitu mengangkut hasil fotosintesis dan disalurkan
dari daun ke seluruh tubuh atau bagian tumbuhan. Terdapat banyak parenkim
berbentuk segi enam. Fungsi dari parenkim yaitu menyimpan zat tepung yang
dihasilkan dari proses fotosintesis.
5. Preparat awetan daun Ficus sp.
a. Gambar hasil pengamatan

Perbesaran 10 x 10
b. Keterangan
(1) Epidermis atas
(2) Epidermis bawah
(3) Spons
(4) Palisade atas
(5) Hipodermis
(6) Palisade bawah
c. Deskripsi
Ficus sp memiliki epidermis atas dan epidermis bawah, untuk mencegah
penguapan yang terlalu besar, lapisan epidermis dilapisi oleh lapisan kutikula. Pada
epidermis terdapat stoma atau mulut daun, stoma berguna untuk tempat
berlangsungnya pertukaran gas dari dan ke luar tubuh tumbuhan. Selain itu Ficus sp
juga memiliki dua jenis pembuluh yaitu xylem yang berperan untuk mengangkut air
dan mineral yang diserap akar dari tanah menuju daun dan floem yang berperan untuk
mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan. Terlihat bahwa sel-selnya
tersebar.
Mataram, 06 Juli 2020

Mengetahui, Praktikan
Asisten Praktikum,

Weny Yulianingsih
Riyan Amrulloh
NIM : G1B019075
ACARA II

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN

A. Pelaksanaan Praktikum
 Hari/tanggal : Sabtu / 04 Juli 2020
 Tempat : Laboratorium Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Mataram.
B. Tujuan Praktikum
Memahami karakteristik keanekaragaman tumbuhan.
C. Alat dan Bahan Praktikum
1. Alat-alat
 Loop
 Cawan petri
 Nampan
 Tissue
2. Bahan-bahan
 Marchantia sp (lumut)
 Nephrolephis sp (paku-pakuan)
 Pinus merkusii (gymnospermae)
 Kembang sepatu (angiospermae)
D. Cara kerja
1. Masing-masing bahan mewakili tingkatan taksa keragaman tumbuhan.
2. Amati setiap spesimen yang digunakan, meliputi karakter morfologi daun,batang, akar,
sistem reproduksi dan karakter pendukung lainnya.
3. Tulis karakter-karakter khas tersebut sebagai dasar untuk melakukan identifikasi.
4. Pengamatan dapat dilakukan dengan menggunakan loop.
E. Hasil Pengamatan
1. Marchantia sp. ( Lumut )
a. Gambar hasil pengamatan
b. Keterangan
(1) Tallus
(2) Gemma
(3) Rizoid
c. Deskripsi
Marchantia sp. merupakan lumut hati golongan bryophyta dan tidak berpembuluh
(atraecphyta) yang memiliki talus berwarna hijau, dimana pada talus tersebut terdapat
gemma cup. Marchantia sp. tidak memiliki akar namun memiliki rizoid atau akar
semu. Marchantia sp. juga memiliki alat kelamin jantan (anteridium) yang
menghasilkan spermatozoid dan alat kelamin betina (arkegonium) yang menghasilkan
ovum di mana pada arkegonium terdapat spora yang terletak di bagian pinggirnya.
Tangkai dari arkegonium dinamakan arkegoniofor dan tangkai dari anteridium
dinamakan anteridiofor. Reproduksinya secara vegetatif menggunakan gemma dan
reproduksi secara generatif menggunakan spora.
2. Nephrolephis sp (Paku-pakuan)
a. Gambar hasil pengamatan
b. Keterangan
(1) Sorus
c. Deskripsi
Nephrolepis sp merupakan tumbuhan dari divisi pteridophyta( tumbuhan paku),
tergolong tumbuhan berpembuluh (trachaephyta). Pada umumnya hidup di tanah dan
hidup secara epifit. Serta memiliki 2 jenis daun yaitu daun tropofil dan sporofil.
Tropofil tidak menghasilkan spora dan berfungsi untuk fotosintesis. Daun sporofil
memiliki mempunyai banyak yang mana bintik bintik kecil yang ada di daun tersebut
adalah soporangium yang di dalamnnya terdapat spora, jika spora jatuh ke tanah
maka akan tumbuh kecambah dan membentuk tumbuhan paku yang baru. Bentuk
daunnya bergerigi dan berselang-seling di mana bagian ujung daunnya menggulung,
dan batangnya berbentuk bulat.
3. Pinus mercusii
a. Gambar hasil pengamatan

b. Keterangan
(1) Biji
c. Deskripsi
Pinus mercusii merupakan tumbuhan divisi spermatophyta, subdivisi
gymnospermae (biji terbuka) kelas coniferae. Sistem perakaran tunggang ,memiliki
strobilus berbentuk seperti sisik dan berkelamin satu( uniseksualis) serta berumah
satu (Monoecus), berwarna coklat, ujungnya runcing. Daun berbentuk runcing. Pinus
mercusi merupakan tanaman yang memiliki perkembangbiakan spora jantan dan
spora betina, namun keduanya berbeda dalam bentuk namun tetap dalam satu
individu.
4. Kembang sepatu
a. Gambar hasil pengamatan

b. Keterangan
(1) Stigma (putik)
(2) Stamen (benang sari)
(3) Corolla (mahkota)
(4) Kaliks
(5) Thalus (tangkai)
(6) Epikalik
c. Deskripsi
Bunga sepatu (Hibiscus risa-sinensis L) merupakan tanaman dari famili
Malvaceae, divisi magnoliophyta. Memiliki biji tertutup dan dikotil, terjadi
pembuahan ganda sebab terdiri dari stamen dan stigma , terdapat dua alat reproduksi
dalam satu bunga, reproduksi secara generatif dan vegetatif. Memiliki berkas
pengangkut xylem dan floem. Bunga sepatu terdiri atas 5 kelopak bunga yang
dilindungi oleh kelopak tambahan ( epikalik ) sehingga terlihat seperti 2 lapis kelopak
bunga. Tangkai putik berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk
oval yang bertaburan serbuk sari. Biji terdapat dalam buah berbetuk kapsul berbilik 5.
Pada umumnya tinggi tanaman inisekitar 2-5 meter, daun berbentuk bulat telur yang
sempit dengan ujung daun yang meruncing. Kaliks merupakan kelopak yaitu bagian
hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar biasanya berwarna hijau. Selain kaliks
ditemukan juga corolla ( mahkota ) yaitu bagian hiasan bunga yang terdapat pada
lingkaran dalam, biasanya tidak berwarna hijau. Warna bagian inilah yang lazimnya
merupakan warna bunga, fungsi dari corolla adalah sebagai alat yang mempunyai
daya tarik dan pelindung alat-alat persarian ( benang sari dan putik ). Kembang sepatu
termasuk bunga lengkap karena terdiri dari kalik, stigma, stamen dan pisitilum.

Mataram, 06 Juli 2020

Mengetahui, Praktikan
Asisten Praktikum,

Weny Yulianingsih
Riyan Amrulloh
NIM : G1B019075
ACARA III

JARINGAN HEWAN

A. Pelaksanaan Praktikum
 Hari/tanggal : Sabtu / 04 Juli 2020
 Tempat : Laboratorium Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Mataram.
B. Tujuan Praktikum
1. Mengamati bagian-bagian penyusun sel hewan
2. Mengamati beberapa contoh bentuk sel hewan
3. Mengetahui beberapa perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan
4. Mengetahui berbagai macam jaringan penyusun tubuh hewan.
C. Alat dan Bahan Praktikum
1. Alat-alat
 Mikroskop
 Gelas benda dan gelas penutup
 Kapas
 Pipet tetes
 Tissue
2. Bahan-bahan
 Air kolam / selokan
 Air rendaman jerami
 Preparat awetan trachea
 Preparat awetan vini intestinalis
 Preparat awetan tulang padat / tulang kompak / tulang paha
D. Cara kerja
1. Pengamatan pada sediaan air kolam / selokan dan air rendaman jerami.
Letakkan sedikit kapas pada kaca benda. Ambil seteta air kolam / selokan dan rendaman
jerami dengan menggunakan pipet tetes. Teteskan pada gelas benda dan segera tutup
dengan gelas penutup. Amati sediaan dibawah mikroskop. Carilah objek berupa hewan
bersel tunggal yang bergerak di dalam sediaan tersebut. Gambarlah objek yang telah
ditemukan dan beri keterangan.
2. Pengamatan cilia / bulu getar pada permukaan sel epitel trachea.
Amati cilia yang terdapat pada permukaan sel epitel trachea. Amati pula bentuk sel
epitelnya lalu gambar dan beri keterangan.
3. Pengamatan jaringan epitel kolumner pada vili intestinalis dan otot polos.
Amati preparat awetan vili intestinalis di bawah mikroskop. Perhatikan baik-baik bentuk
sel-sel epitelnya. Selnya berbentuk seperti batang, dan pada permukaannya terlihat
struktur seperti rambut-rambut halus yang merupakan bulu getar atau cilia. Cilia pada
permukaan sel epitel in sering disebut dengan “striated border” atau “brush border”.
Selain sel epitel, juga terdapat sel-sel kelenjar yang mensekresikan mucus / lender yang
dinamakan sel Goblet atau sel piala. Pada preparat ini juga terdapat serangkaian susunan
sel otot polos dengan bentuk selnya fusiform (meruncing di kedua ujungnya) dan tiap-
tiap sel memiliki sebuah inti yang terletak di tengah. Amati dan gambar struktur tersebut
beri keterangan secukupnya.
4. Pengamatan jaringan tulang.
Amati preparat awetan tulang padat di bawah mikroskop. Perhatikan bagian-bagian
berikut : saluran Haversii, lamella, lakina, kanalikuli, dan osteosit yang terletak di dalam
lacuna. Gambar dan beri keterangan.
E. Hasil Pengamatan
1. Paramecium sp
a. Gambar hasil pengamatan

Perbesaran 4 x 10 Perbesaran 100 x 10


b. Keterangan
(1) Paramecium sp
(2) Sitoplasma
(3) Lubang anus
(4) Mikronukleus
(5) Makronukleus
(6) Vakuola makanan
(7) Pelikel
(8) Celah mulut
(9) Vakuola kontraktil
c. Deskripsi

Paramecium sp. merupakan salah satu Protista mirip hewan. Paramecium


memiliki dua inti dalam satu sel, yaitu inti kecil (Mikronukleus) yang berfungsi untuk
mengendalikan kegiatan produksi, dan inti besar (Makronukleus) yang berfungsi
untuk mengawasi kegiatan metabolism, pertumbuhan, dan regenerasi. Paramecium
bereproduksi secara aseksual (membelah diri dengan cara transversal) dan seksual
(dengan konjugasi). Paramecium bergerak dengan menggetarkan silianya.
Paramecium menangkap makanan dengan cara menggetarkan silianya, maka terjadi
aliran air keluar dan masuk mulut sel. Saat itulah bersamaan dengan air masuk bakteri
bahan organik atau hewan uniseluler lainnya. Paramecium memiliki vakuola makanan
yang berfungsi untuk mencerna dan mengedarkan makanan, serta vakuola berdenyut
yang berguna untuk mengeluarkan sisa makanan. Paramecium sendiri biasa hidup di
air jerami.
2. Euglena sp.

a. Gambar hasil pengamatan

Perbesaran 100 x 10

b. Keterangan
(1) Membran plasma
(2) Sitoplasma
(3) Nukleolus
(4) Nukleus
(5) Kloroplas
(6) Stigma
(7) Flagela
(8) Vakuola kontraktil
(9) Photo reseptor
c. Deskripsi
Euglena merupakan salah satu Protista mirip tumbuhan. Bagian tubuh euglena
terdiri dari stigma, vakuola kontraktil, dan flagella. Stigma adalah bagian tubuh
euglena yang berupa titik, bagian ini sering disebut dengan istilah titik mata. Euglena
dapat berubah menjadi memanjang, hal ini terjadi karena dinding selnya tidak
“berdinding kaku”. Euglena dapat membuat makanannya sendiri karena sebagian
besar euglena memiliki kloroplas yang digunakan untuk membuat makanannya
sendiri. Pada saat sinar matahari mencukupi, Euglena melakukan fotosintesis. Tetapi
jika tidak terdapat matahari, Euglena mengambil zat organic yang terlarut di
sekitarnya. Pengambilan zat organic dilakukan dengan cara absorbs melalui
membrane sel. Selanjutnya, zat makanan itu dicernakan secara enzimatis di dalam
sitoplasma. Euglena berkembangbiak secara vegetative, yaitu dengan pembelahan
biner secara membujur. Pembelahan ini dimulai dengan membelahnya nucleus
menjadi dua. Selanjutnya flagella dan sitoplasma serta selaput sel juga terbagi
menjadi dua. Akhirnya terbentuklah dua sel Euglena baru. Euglena biasanya hidup di
air kolam yang banyak mengandung bahan organik.

3. Vili Intestinalis

a. Gambar hasil pengamatan

Perbesaran 10 x 10 Perbesaran 100 x 10

b. Keterangan
(1) Jaringan epitel silindris selapis
(2) Sel Goblet dan sekresi
(3) Lumen
c. Deskripsi
Vili intestinalis memiliki jaringan epitel silindris selapis dan dumen. Vili
intestinalis berfungsi untuk proses penyerapan nutrisi dan cairan yang diperlukan oleh
tubuh dan memfasilitasi penyerapan nutrisi. Jaringan epitel silindris selapis memiliki
sel goblet yang berfungsi untuk mengeluarkan mucus (lendir) yang berperan dalam
mempermudah penyerapan makanan (absorpsi).
4. Trachea
a. Gambar hasil pengamatan

Perbesaran 10 x 10 Perbesaran 100 x 10


b. Keterangan
(1) Jaringan epitel silindrois berlapis semu
(2) Silia
(3) Epitelium
(4) Membran dasar
(5) Jaringan ikat
(6) Pembuluh kapiler
c. Deskripsi
Trachea tersusun atas jaringan epitel silindris berlapis semu. Epitel silindris
berlapis semu tersusun atas sel-sel yang memiliki inti sel tidak sejajar sehingga
seolah-olah epitel tersebut terdiri atas banyak lapisan. Pada jaringan ini terdapat silia
yang berfungsi sebagai penyaring udara, penangkap kotoran, dan mengerluarkannya
dengan cara meggetarkan silianya.
5. Tulang Kompak
a. Gambar hasil pengamatan

Perbesaran 10 x 10 Perbesaran 10 x 10
b. Keterangan
(1) Lamella
(2) Sistem osteon
(3) Kanalikuli
(4) Osteosit di lakuna
(5) Saluran havers
c. Deskripsi
Tulang kompak adalah salah satu dari dua jenis jaringan internal yang membentuk
tulang. Tulang kompak memfasilitasi fungsi-fungsi utama tulang, yaitu menopang
seluruh tubuh, melindungi organ, mendukung pergerakan tubuh, dan menyimpan
serta melepaskan unsur-unsur kimia, khususnya kalsium. Tulang ini jauh lebih padat
dari tulang spongiosa, yang merupakan jenis jaringan internal tulang lainnya. Selain
itu, tulang ini lebih keras dan kuat daripada tulang spongiosa. Tulang kompak
menyumbang sekitar 80% massa kerangka manusia. Tulang ini terdiri dari satuan-
satuan yang disebut osteon. Osteon terdiri dari kanal sentral yang disebuk kanal
osteonik (haversian), yang dikelilingi oleh cincin konsentris (lamella) dari matriks.
Diantara cincin-cincin matriks, sel-sel tulang (osteosit) terletak di ruang-ruang yang
disebut lacuna dan berfungsi untuk merekatkan antar tulang sehingga kerapatan antar
tulang sangat padat dan keras. Saluran kecil (kanalikuli) memancar dari lacuna ke
kanal osteon (haversian) untuk menyediakan lorong-lorong melalui matriks keras.

Mataram, 06 Juli 2020

Mengetahui, Praktikan
Asisten Praktikum,

Weny Yulianingsih
Riyan Amrulloh
NIM : G1B019075
ACARA IV

KEANEKARAGAMAN HEWAN

A. Pelaksanaan Praktikum
 Hari/tanggal : Sabtu / 04 Juli 2020
 Tempat : Laboratorium Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Mataram.
B. Tujuan Praktikum
Mengenal contoh-contoh jenis hewan invertebrata dan vertebrata yang ada di lingkungan
sekitar.
C. Alat dan Bahan Praktikum
1. Alat-alat
 Cawan petri
 Nampan plastik
 Pinset
 Tissue
2. Bahan-bahan
 Cacing tanah
 Kaki seribu
 Belalang
 Ikan nila
 Ikan lele
D. Cara kerja
1. Letakkan spesimen kecil pada cawan petri dan spesimen yang cukup besar pada nampan
plastic.
2. Tuliskan klasifikasinya
3. Amati bentuk morfologinya serta beberapa ciri khas yang dimiliki oleh masing-masing
spesimen.
4. Gambarkan tiap spesimen yang diamati dan beri keterangan bagian-bagian tubuhnya.
E. Hasil Pengamatan
1. Cacing Tanah
a. Gambar hasil pengamatan

b. Keterangan
(1) Mulut
(2) Klitelum
(3) Segmen
(4) Anus
c. Deskripsi
Kingdom : Animalia
Filum : Annelida
Kelas : Oligochaeta
Subkelas : Haplotaxida
Ordo : Megadrilacea
Subordo : Lumbricina + Moniligastrida
Cacing tanah adalah cacing berbentuk tabung dan tersegmentasi dalam filum
Annelida. Cacing tanah termasuk hewan Invertebrata yaitu hewan yang tidak
mempunyai tulang belakang). Umumnya ditemukan hidup di tanah, memakan bahan
organik hidup dan mati. Sistem pencernaan berjalan melalui panjang tubuhnya.
Cacing tanah melakukan respirasi melalui kulitnya. Cacing tanah memiliki system
transportasi ganda terdiri dari cairan selom yang bergerak dalam selom yang berisi
cairan dan sistem peredaran darah tertutup sederhana. Memiliki sistem saraf pusat dan
perifer. System saraf pusat terdiri dari dua ganglia atas mulut, satu lagi di kedua sisi,
terhubung ke tali saraf berlari kembali sepanjang-panjangnya ke neuron motor dan
sel-sel sensorik di setiap segmen. Sejumlah besar kemoreseptor terkonsentrasi di
dekat mulutnya. Otot melingkar dan longitudinal di pinggiran setiap segmen
memungkinkan cacing untuk bergerak. Set yang sama otot garis usus dan tindakan
mereka memindahkan makanan mencerna menuju anus cacing. Cacing tanah adalah
hewan hermafrodit yaitu memiliki 2 alat kelamin. Cacing tanah tidak memiliki
kerangka internal atau eksoskeleton, tetapi meempertahankan struktur mereka dengan
ruang coelom cairan yang berfungsi sebagai rangka hidrostatik.
2. Kaki Seribu
a. Gambar hasil pengamatan

b. Keterangan
(1) Antena
(2) Bibir
(3) Mata
(4) Kepala
(5) Rahang bawah
(6) Mulut
(7) Leher
(8) Kaki 2 pasang disetiap semen tubuh
(9) Ruas / segmen perut
(10) Segmen anal
(11) Ruas / segmen punggung
c. Deskripsi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Subfilum : Myriapoda
Kelas : Diplopoda
Kaki seribu adalah arthropoda yang memiliki dua pasang kaki per segmen
(kecuali segmen pertama di belakang kepala dan sedikit setelahnya yang hanya
memiliki satu kaki. Kaki seribu merupakan hewan Invertebrata yaitu hewan yang
tidak mempunyai tulang belakang. Tubuh hewan ini berbentuk silinder, jumlah
segmennya sekitar 25-100, setiap segmennya hanya mempunyai sepasang kaki dan
setiap abdomen mempunyai lima pasang kaki dan dua pasang spirakel. Hewan ini
berkembangbiak dengan bertelur. Umumnya kaki seribu memakan sisa tumbuhan
yang membusuk. Namun, ada beberapa spesies yang tergolong karnivora. Mereka
menelan bahan makanan yang ditemui, mengekstrak nutrisinya, lalu mengeluarkan
kembali sisa-sisa yang tidak bias dicerna. Cara makan ini tidak berlaku untuk
beberapa spesies yang memiliki tipe mulut penghisap.
3. Belalang
a. Gambar hasil pengamatan

b. Keterangan
(1) Antena
(2) Kepala
(3) Mata majemuk
(4) Bagian dada
(5) Bagian perut
(6) Sayap
c. Deskripsi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Orthoptera
Subordo : Caelifera
Belalang merupakan hewan Invertebrata yaitu hewan yang tidak mempunyai
tulang belakang. Serangga memiliki antenna yang hamper selalu lebih pendek dari
tubuhnya dan juga memiliki ovipositor pendek. Belalang mempunyai sayap, tapi tidak
dapat dipergunakan untuk terbang. Belalang betina umumnya berukuran lebih besar
dari belalang jantan. Belalang hidup di kawasan alam terbuka yang lembah dengan
banyak rumput serta tanaman rendah lainnya, meskipun beberapa spesies lainnya
hidup di hutan ataupun hutan blantara. Beberapa lainnya berada di tebing, tanah, dan
bebatuan lembap berlumut dan mengkonsumsi lumut. Banyak spesies belalang yang
hidup di padang rumput sering menyerang ladang petani sekitar. Belalang
kebanyakan memakan tumbuhan yang berarti termasuk hewan herbivora. Beberapa
species hidup di tanaman inang dan memakan daun, bunga, batang, dan bijinya.
Belalang berkembangbiak dengan cara bertelur. Setelah kawin dan siap untuk bertelur
maka belalang betina akan menggunakan ovipositornya untuk menggali lubang tanah.
Belalang betina bertelur rata-rata 200 butir selama masa hidupnya. Pada beberapa
Negara, belalang dikonsumsi sebagai sumber protein. Misalnya pada Meksiko bagian
selatan, chapulines disukai karena kandungan protein, mineral, dan vitaminnya yang
tinggi.
4. Ikan Nila
a. Gambar hasil pengamatan
b. Keterangan
(a) Mulut
(b) Mata
(c) Aborculum
(d) Pinna dorsalis
(e) Pinna vektoralis
(f) Anus
(g) Pinna analis
(h) Pinna kaudalis
c. Deskripsi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichtyes
Ordo : Perciformes
Family : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan nila termasuk hewan
Vertebrata yaitu hewan yang mempunyai tulang belakang. Tubuh ikan nila berwarna
kehitaman atau keabuan, dengan beberapa pita gelap melintang (belang) yang makin
mengabur pada ikan dewasa. Ekor bergaris-garis tegak, 7-12 buah. Tenggorokan,
sirip dada, sirip perut, sirip ekor, dan ujung sirip punggung dengan warna merah atau
kemerahan (atau kekuningan) ketika musim berkembangbiak. Terdapat garis linea
literalis pada bagian truncus fungsinya adalah untuk alat keseimbangan ikan pada saat
berenang. Ikan nila yang masih kecil belum tampak perbedaan alat kelaminnya.
Setelah berat badannya mencapai 50 gram, dapat diketahui perbedaan antara jantan
dan betina. Perbedaan antara ikan jantan dan betina dapat dilihat pada lubang
genitalnya dan juga ciri-ciri kelamin sekundernya. Ikan nila adalah ikan pemakan
segala (omnivora) , pemakan plankton, sampai pemakan aneka tumbuhan sehingga
ikan ini dapat dimanfaatkan sebagai pengendali gulma air.
5. Ikan Lele
a. Gambar hasil pengamatan

b. Keterangan
(1) Sungut
(2) Mulut
(3) Mata
(4) Operkulum
(5) Kepala
(6) Sirip dada
(7) Patil
(8) Sirip perut
(9) Sirip punggung
(10) Sirip belakang
c. Deskripsi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopetri
Ordo : Siluriformes
Family : Claridae
Genus : Clarias
Ikan Lele adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Ikan lele merupakan hewan
Vertebrata yaitu hewan yang mempunyai tulang belakang. Lele mudah dikenali
karena tubuhnya licin, agak pipih memanjang, serta memiliki kumis yang panjang,
yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya. Kepalanya keras menulang di bagian
atas, dengan mata yang kecil dan mulut lebar yang terletak diujung moncong,
dilengkapi dengan empat pasang sungut peraba yang amat berguna untuk bergerak di
air yang gelap. Leel juga memiliki alat pernapasan tambahan berupa modifikasi dari
busur insangnya yang disebut labirin. Terdapat sepasang patil, yakni duri tulang yang
tajam, pada sirip-sirip dadanya. Habitat lele yaitu di sungai dengan arus air yang
perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah, yang tergenang air. Bahkan ikan lele bias hidup
pada air yang tercemar, misalkan di got-got dan selokan pembuangan. Ikan lele
bersifat nocturnal, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang
hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap.

Mataram, 06 Juli 2020

Mengetahui, Praktikan
Asisten Praktikum,

Weny Yulianingsih
Riyan Amrulloh
NIM : G1B019075

Anda mungkin juga menyukai