Anda di halaman 1dari 15

PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

FOTOSINTESIS

Dosen Pengampu : drh. Atin Supiyani, M.Si.


Asisten : 1. Noer Syahbani
` 2. Shafira Syawali
3. Putri Damayanti K.
4. Debriyanti Lidya
Kelompok : 1. Arinal Khusna (1308618058)
2.Hudzaifah Fakhroni (1308618037)
3. Kiky Amalia Putri (1308618047
4. Proborini Indah Nursari (1308618051)
Kelas : Biologi B

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan karbohidrat
2. Membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan gas
3. Mengetahui pengaruh intesisitas cahaya terhadap laju fotosintesis
4. Mengetahui hal-hal yang mempengaruhi laju fotosintesis
5. Mengetahui warna yang dihasilkan dari pengaruh lugol kepada daun

B. LANDASAN TEORI
Salah satu proses kehidupan tanaman ialah fotosintesis yang merupakan proses biokimia
untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi), dimana karbon dioksida (CO2) dan air (H2O)
dibawah pengaruh cahaya diubah ke dalam persenyawaan organik yang berisi karbon dan
kaya energi. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam
fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul
penyimpan energi. (Pertamawati, 2010)

Reaksi dalam fotosintesis yang menghasilkan glukosa ialah sebagai berikut:

6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2

Proses fotosintesis berlangsung dalam 2 proses. Proses pertama merupakan proses yang
tergantung pada cahaya matahari (ReaksiTerang), yaitu reaksi yang membutuhkan energi
cahaya mataharii langsung dan molekul-molekul energi cahaya tersebut belum dapat
digunakan untuk proses berikutnya. Oleh karena itu pada reaksi terang ini, energi cahaya
matahari yang belum dapat digunakan tersebut akan dikonversi menjadi molekul-molekul
energi yang dapat digunakan yaitu dalam bentuk energi kimia. Konversi energi cahaya
menjadi energi kimia dilakukan oleh aktvitas pigmen daun (klorofil). Elektron diperoleh
dengan memecah air (H20) sehingga terjadi pelepasan O2 yang kemudian mengkonversi
energi menjadi benti=uk ATP dan NADP. Rekasi terang tersebut terjadi di dalam grana.
Proses kedua adalah proses yang tidak membutuhkan cahaya (Reaksi Gelap) yang terjadi
ketika produksi dari reaksi terang digunakan untuk membentuk ikatan kovalen C_C dari
karbohidrat. Pada proses ini, CO 2 atmosfer (atau CO 2 dari air untuk organisme
akuatik/marine) ditangkap dan dimodifikasi oleh penambahan hidrogen menjadi bentuk
karbohidrat. Rekasi gelap biasanya dapat terjadi di dalam gelap apabila energi carrier dari
proses terang tersedia. Reaksi gelap berlangsung di dalam stroma kloroplas. (Handoko, 2011)
Fotosintesis dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari dalam maupun faktor dari
liuar. Faktor dari dalam antara lain : umjur daun, keadaan stomata, dan jenis tumbuhan. Faktor
dari luar, antara lain cahaya, klorofil, suhu, karbondioksida, dan air. (Suyitno, 2013)

Daun berfungsi sebagai organ utama fotosintesis pada tumbuhan tingkat tinggi. Evolusi
daun telah mengembangkan suatu struktur yang akan menahan kekerasan lingkungan, namun
juga efektif dalam penyerapan cahaya dan cepat dalam pengambilan CO 2 untuk fotosintesis.
(Juwilda, 2014)

Suatu ciri hidup yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan hijau adalah kemampuan
dalam menggunakan zat karbon dari udara untuk kemudian akan diubah menjadi bahan
organik serta diasimilasi dalam tubuh tumbuhan. Tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya
tergolong pada organisme autotroph. Senyawa organik yang baku adalah rantai karbon yang
dibentuk oleh tumbuhan hijau dari proses fotosintesis. Fotosintesis atau asimilasi karbon
adalah proses pengubahan zat-zat anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil menjadi zat
organik karbohidrat dengan bantuan cahaya. (Nurzaman, 2013)

Amilum atau biasa yang disebut pati merupakan polisakarida yang terdapat banyak di
alam terutama pada sebagian besar tumbuhan. Amilum terdapat pada umbi, batang, daun, dan
biji-bijian. Amilum terdiri atas dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer
dari glukosa, yaitu amilosa (antara 20-28 %) dan sisanya amliopektin. Amilum dapat
dihidrolisis sempurna dengan bantuan enzim amilase (Marzuki, et al ., 2010)

C. ALAT DAN BAHAN


Alat:
a) Gelas piala 100 ml m) Pinset
b) Gelas piala 250 ml n) Tabung reaksi
c) Gelas ukur 100 ml o) Stopwatch
d) Gelas piala 600 ml p) Lapmpu dengan reflector
e) Batang gelas 25 cm 150 W
f) Termometer q) Statif dan klem
g) Gelas piala 1000 ml r) Mistar dengan skala cm
h) Cawan petri s) Counter
i) Lampu spirtus t) Corong kaca
j) Tripod u) Timbangan ( ketelitian 0,01
k) Pisau silet gram)
l) Kasa asbes
Bahan :
a) Air Suling e) Kertas timah i) Kawat Ø 1 mm
b) Alkohol 96% f) Hydrilla j) Karet gelang
c) Larutan Lugol verticillata
d) Daun g) NaHCO3
Bougainvillea h) Benang
spectabillis

D. CARA KERJA
Kegiatan 1. Fotosintesis Menghasilkan Karbohidrat
1. Diambil daun Bougainvillea spectabillis yang sebelumnya sudah ditutupi deengan
kertas timah.

air gelas
alkohol piala

gelas piala
Kertas
timah 100 ml

api

Gambar 1. Percobaan Fotosintesis Gambar 2. Cara Memanaskan Alkohol

2. Disiapkan bahan seperti gambar diatas


3. Dimasukkan daun ke dalam alkohol panas sampai warna daun agak putih.
4. Dipindahkan daun dengan menggunakan pinset ke cawan petri, kemudian tetesi
dengan larutan lugol hingga merata.
5. Diperhatikan warna apa yang terjadi, lalu analisis dan buat kesimpulan dari
percobaan tadi.
Kegiatan 2. Gas yang Dihasilkan Fotosintesis

1. Diisi dua gelas piala 600 ml (A dan B) dengan air suling sebanyak 500 ml.
2. Tambahkan ke masing-masing gelas piala NaHCO3 sebanyak 0,5 gr dan aduk
sampai larut.
3. Diatur corong dan tabung reaksi di dalam air seperti gambar 16, gunakan kawat
yang telah dibengkokan untuk menyangga corong.
4. Disediakan 10-20 batang Hydrilla (panjang ± 8 cm), potong pangkal batangnya
dengan silet atau pisau yang tajam bagi dua sama banyak.
5. Diikat longgar pangkal batang tiap kelompok Hydrilla tadi. Masukkan satu
kelompok ke gelas A dan satu kelompok ke gelas B.
6. Diatur kelompok Hydrilla di bawah corong dengan pangkal batang di sebelah
atas.
7. Gelas piala A dijemur dipanas matahari (atau disinari dengan lampu minimal
150 W). Gelas B disimpan di tempat gelap.

Gambar 2. Percobaan Gas yang Dihasilkan dari Fotosintesis

8. Dilihat pada gelas piala A akan terkumpul gelembung-gelembung gas ke ujung


atas tabung reaksi yang terbalik. Tunggu beberapa jam hingga volume gas cukup
banyak (1-2 ml). Perhatikan dari mana asal gelembung-gelembung tadi.
9. Dingkat pelan-pelan tabung reaksi jangan sampai kemasukkan udara, dan
mulut tabung reaksi yang terletak dibagian bawah ditutupi dengan jari, di
bagian bawah berisi air, bagian atas berisi gas.
10. Ditutup balikan tabung reaksi sehingga gas terdapat di sekitar mulut tabung
reaksi.
11. Dinyalakan korek api, biarkan nyalanya sampai mati hingga tinggal baranya,
buka tabung reaksi dan secepatnya masukkan bara tadi ke mulut tabung reaksi.
Perhatikan perubahan pada bara api.
12. Diamati gas yang terkumpul pada gelas piala

Kegiatan 3. Pengaruh Intesitas Cahaya terhadap Laju Fotosintesis

1. Disediakan larutan NaHCO3 0,25% (2,5 gram NaHCO3 dalam 1 liter air suling).
2. Diisi gelas ukur 100 ml dengan larutan NaHCO3 0,25% hingga 90 ml.
3. Diambil satu batang Hydrilla yang segar (sepanjang kira-kira 10 cm) ikatkan ke
batang gelas menggunakan benang dan dengan hati-hati masukkan ke dalam
gelas ukur. Seluruh Hydrilla harus terendam, ke batang gelas juga diikatkan
termometer.
4. Diisi gelas piala 1000 ml dengan air keran, dan atur percobaan seperti gambar

Batang besi termometer

Air + NaHCO3

5. Dipasangkan sebuah lampu dengan jarak 10 cm dari gelas ukur.

6. Dinyalakan lampu dan biarkan beberapa menit hingga keluar gelembung-


gelembung gas dari pangkal Hydrilla.

7. Diamkan kira-kira 5 menit, hitung jumlah gelembung yang keluar. Lakukan


perhitungan 5 x 1 menit, dan tentukan rata-ratanya.

8. Dipindahkan lampu pada jarak 20 cm biarkan kira-kira 5 menit, hitung jumlah


gelembung tiap menit. Lakukan 5 kali, tentukan rata-ratanya.

9. Dilakukan selanjutnya untuk jarak 30 cm dan 40 cm.

10. Diperhatikan suhu air dalam gelas ukur yang berisi Hydrilla.
E. HASIL PENGAMATAN
1. Fotosintesis Menghasilkan Karbohidrat

No Nama Spesies Gambar Praktikum Keterangan


.

1. Bougainvillea
spectabillis
Daun berubah warna
menjadi coklat pada
sebagian daun

Perubahan warna setelah


direbus pake alkohol

2. Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Laju Fotosintesis

No Nama Spesies Gambar Praktikum Jarak Jumlah


. Gelembung

Hydrilla verticillata 10 cm +++


1.

Hydrilla verticillata 20 cm +
2

Hydrilla verticillata 30 cm -

3. Gas yang dihasilkan Fotosintesis

No Nama Spesies Gambar Praktikum Jumlah Gelembung


.

1. Hydrilla verticillata -
gelembung
Ju
mlah

Jumlah

Gelembung

10 20 30 40

F. PEMBAHASAN
Kegiatan 1. Fotosintesis Menghasilkan Karbohidrat
Salah satu proses kehidupan tanaman ialah fotosintesis yang merupakan proses
biokimia untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi), dimana karbon dioksida
(CO2) dan air (H2O) dibawah pengaruh cahaya diubah ke dalam persenyawaan
organik yang berisi karbon dan kaya energi. Fotosintesis merupakan salah satu cara
asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi)
menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. (Pertamawati, 2010)
Reaksi dalam fotosintesis yang menghasilkan glukosa ialah sebagai berikut:

6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2

Julius Von Sachs membuktikan bahwa fotosintesis membentuk karbohidrat


amilum (1962). Adanya amilum dapat dibuktikan dengan pengujian menggunakan
yodium, dimana ketika amilum yang direaksikan dengan yodium, maka daun yang
mengandung amilum akan berubah wana menjadi kehitaman. Sedangkan yang tidak
mengandung Amilum akan berwarna pucat. Amilum hanya terdapat pada bagian daun
yang hijau dan terkena sinar matahari. Dalam percobaannya, Sachs menggunakan
daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas timah kemudian daun tersebut
direbus, dimasukkan ke dalam alkohol untuk melarutkan klorofil, dan ditetesi dengan
yodium untuk membuktikan adanya amilum (Wahyu, 2013)
Pada pengamatan daun Bougainvillea spectabillis dimulai dengan membungkus
sebagian permukaan daun tersebut dengan aluminium foil pada siang hari. Adapun tujuan
membungkus daun tersebut dengan aluminium foil adalah agar daun yang tertutup tidak
terkena sinar matahari sehingga proses fotosintesis tidak dapat berlangsung. Kemudian
kegiatan memanaskan daun di larutan alkohol bertujuan untuk melarutkan klorofil.Dalam
proses pemanasan daun di dalam alkohol, proses dilakukan dengan teknik double boiled.
Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kebakaran. Jika alkohol langsung
dipanaskan diatas api, gelas kimia akan pecah dan terjadi kebakaran, karena alkohol
bersifat mudah terbakar.
Daun ditetesi lugol bertujuan untuk membuktikan ada atau tidaknya amilum yang
terkandung dalam daun. Setelah ditetesi larutan lugol, pada bagian permukaan daun yang
terbuka tampak berubah menjadi coklat. Ini menandakan pada bagian tersebut terdapat
amilum yang merupakan hasil fotosintesis. Sedangkan bagian permukaan yang tertutup
tampak berwarna cokelat pula. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
daun seharusnya berwarna pucat. Ini dikarenakan dalam praktikum, seharusnya daun
yang diuji ketika diambil dari pohonnya langsung dimasukkan ke dalam air yang
mendidih, tetapi daun yang kami gunakan sudah lama diambil dari batangnya, sehingga
mungkin menyebabkan adanya proses fotosintesis yang terjadi. Daun yang dilapisi kertas
timah seharusnya berwarna pucat ketika selesai diuji, hal itu terjadi karena daun tidak
terkena cahaya matahari dan tidak dapat berfotosintesis, yang menghasilkan amilum. Jadi
dapat disimpulkan bahwa fotosintesis menghasilkan karbohidrat.

Kegiatan 2. Gas yang Dihasilkan Fotosintesis

Orang yang pertama kali menemukan fotosintesis adalah Jan Ingenhousz.


Fotosintesis merupakan suatu proses yang penting bagi organisme di bumi, dengan
fotosintesis ini tumbuhan menyediakan bagi organisme lain baik secara langsung maupun
tidak langsung. Jan Ingenhousz melakukan percobaan dengan memasukkan tumbuhan
Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang berisi air. Bejana gelas itu ditutup dengan
corong terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi yang diisi air hingga penuh, kemudian
bejana itu diletakkan terik matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung udara dari
tumbuhan air itu yang menandakan adanya oksigen (Rahardian, 2012).
cahaya matahari

6 CO2 + H2O  C6H12O6 + 6O2

klorofil

Dari persamaan tersebut maka akan dihasilkan molekul gas O2. Percobaan ini mencoba
membuktikan hal tersebut. Percobaan ini menggunakan dua alat yang diletakan pada
kondisi yang berbeda, yaitu gelas A yang dijemur dipanas matahari dan gelas B diletakkan
pada kondisi yang gelap (tidak terkena cahaya). Medium yang digunakan adalah air suling
yang ditambahkan NaHCO3. Penambahan NaHCO3 pada air suling ini sebagai katalis
dalam reksi fotosintesis karena NaHCO3 jika bereaksi dengan air, maka akan diperoleh
CO2 yang merupakan salah satu bahan yang diperlukan dalam reaksi fotosintesis.
Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:

NaHCO3 + H2O  CO2 + NaOH + H2O

Seiiring berjalan waktu, maka gelembung yang dihasilkan akan semakin banyak
sehingga tabung reaksi akan terangkat keatas karena volume gas yang dihasilkan pun
semakin banyak.

Dari persamaan reaksi tersebut, maka akan dihasilkan molekul gas O2.
Berdasarkan hasil pengamatan, gelas A yang berisi Hydrilla verticillata yang disinari
cahaya matahari langsung tidak terdapat gelembung, ini menandakan bahwa fotosintesis
tidak berlangsung. Hal, tersebut dikarenakan pada saat praktikum cahaya matahari yang
terpancar pada saat itu tidak terlalu terang, dikarenakan faktor cuaca yang mendung.

Pada gelas B yang berisi Hydrilla verticillata yang tidak mendapat cahaya
matahari langsung (gelap) tidak ditemukan gelembung, ini menandakan tidak terjadinya
proses fotosintesis. Hal ini karena meskipun terdapat CO2 terlarut tetapi energi (sinar
matahari) yang tersedia tidak ada, sehingga fotosintesis pun tidak berlangsung. Jadi, walau
tersedia bahan baku, namun tidak tersedia energi maka tidak akan terbentuk hasil.

Pada masing-masing gelas kimia,apabila dilakukan perlakuan dengan cahaya pada


Hydrilla verticillata akan menghasilkan gelembung udara yang banyak, sedangkan apabila
diberi perlakuan dengan ditempatkan pada tempat yang tidak terdapat cahaya dengan lama
pengamatan yang sama, maka Hydrilla verticillata yang direndam akan mengeluarkan
gelembung udara dalam jumlah yang sangat sedikit. (Arum, 2012)
Pada praktikum kali ini seluruh kelompok melakukan 2 jenis pencahayaan, yaitu
menggunakan sinar matahari langsung dan menggunakan sinar lampu. Dan dapat kami
bandingkan bahwa yang mendapat sinar matahari langsung menghasilkan gelembung
lebih sedikit dibandingkan dengan sinar lampu. Hal ini tidak sesuai dengan teori, bahwa
seharusnya tumbuhan yang diberikan cahaya matahari menghasilkan lebih banyak
gelembung dibandingkan dengan yang diberi cahaya lampu.

Kegiatan 3. Pengaruh Intesitas Cahaya terhadap Laju Fotosintesis

Fotosintesis merupakan proses pembentukan senyawa organik (C6H12O6) dari


senyawa anorganik (CO2 dan H2O) oleh klorofil dengan bantuan cahaya. Tahapan dalam
fotosintesis merupakan rangkaian dari proses penangkapan energi cahaya (fotosistem),
aliran elektron, dan penggunaannya (Rahardian 2012).

Percobaan laju fotosintesis dibuktikan dengan pengamatan jumlah gelembung


O2 hasil fotosintesis tumbuhan Hydrilla. Berdasarkan percobaan, tumbuhan Hydrilla .
dimasukkan ke dalam gelas ukur yang berisi larutan natrium bikarbonat (NaHCO 3) hal ini
dilakukan karena NaHCO3 jika bereaksi dengan air, maka akan diperoleh CO2 yang
merupakan salah satu bahan yang diperlukan dalam reaksi fotosintesis. Persamaan
reaksinya adalah sebagai berikut:

NaHCO3 + H2O  CO2 + NaOH + H2O

Percobaan awal dengan jarak 10 cm, tumbuhan Hydrilla. dalam gelas ukur yang
berisi larutan natrium bikarbonat (NaHCO3) terlihat adanya gelembung . pada jarak 20 cm
dari lampu sorot, gelembung yang dikeluarkan tumbuhan Hydrilla, lebih sedikit daripada
sebelumnya. Dan pada jarak 30 cm dari lampu sorot, tidak gelembung yang dikeluarkan
tumbuhan Hydrilla dalam larutan bikarbonat. Pada jarak 40 cm juga Hydrilla tidak
mengeluarkan gelembung.

Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa intensitas cahaya


mempengaruhi banyaknya gelembung. Hal ini sesuai dengan literasi bahwa semakin dekat
jarak intensitas cahaya dengan tumbuhan Hidrilla sp., maka semakin banyak jumlah
gelembung O2 yang dihasilkan. Begitu pula sebaliknya, semakin jauh jarak intensitas
cahaya terhadap tumbuhan Hidrilla sp., maka jumlah gelembung O2 yang dihasilkan
semakin sedikit . (Rahardian, 2012)

Dari percobaan dapat dilihat bahwa suhu yang terlihat adalah 31° C konstan. Maka
dari itu gelembung yang dihasilkan tidak terlalu banyak. Ini sesuai dengan teori bahwa,
pada suhu di atas 20 derajat celcius (68 derajat Fahrenheit) laju fotosintesis berkurang
karena enzim tidak bekerja seefisien mungkin. Ini juga akan terjadi peningkatan difusi
karbon dioksida memasuki daun. Pada suhu di atas 40 derajat celcius enzim yang
melakukan fotosintesis kehilangan bentuk dan fungsinya, dan tingkat fotosintesis menurun
dengan cepat. (Hafid, dkk. 2014)

Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya. Semakin banyak


karbondioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapat digunakan tumbuhan
untuk melangsungkan fotosintesis. Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis
hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring
dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim. Kadar karbondioksida juga
mempengaruhi proses fotosintesis, karena karbondioksida merupakan salah satu sumber
untuk proses fotosintesis. Kekurangan atau kekeringan menyebabkan stomata menutup,
menghambat penyerapan karbondioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.

G. PERTANYAAN DAN JAWABAN


1. Pada percobaan kegiatan 1, mengapa daun harus dimasukkan terlebih dahulu ke air
panas?
2. Pada daun yang berwarna merah dapatkah terjadi fotosintesis? Mengapa
demikian?
3. Adakah cara lain untuk membuktikan bahwa suatu gas adalah oksigen?
Jelaskan!
4. Pada percobaan fotosintesis tumbuhan air, mengapa sebaiknya air ditambah
NaHCO3?
5. Jika digunakan lampu dengan sinar hijau, dapatkah terjadi fotosintesis?
Mengapa demikian?
Jawab :
1. Daun dimasukkan terlebih dahulu ke air panas yaitu untuk melarutkan klorofil yang
ada pada daun. Hal ini bertujuan agar saat ditetesi lugol akan terlihat daun yang
memiliki warna yang berbeda. Bagian daun yang berwarna coklelat menunjukkan
adanya kandungan amilum. Sedangkan pada bagian yang berwarna putih
menunjukkan tidofil tidak sebanyak ak adanya amilum
2. Pada daun yang berwarna merah dapat terjadi fotosintesis karena walaupun daun
berwarna merah dan dominan pigmen merah pada daun masih terdapat pigmen
klorofil di dalam kloroplasnya. Namun pigmen klorofil tidak sebanyak pada daun
hijau. Jadi daun masih bisa berfotosintesis
3. Ada, yaitu percobaan Ruben dan Kamen (1941) yang dapat membuktikan bahwa
oksigen yang terlepas pada fotosintesis itu berasal dari air. Selain itu ada percobaan
(1822) yang membuktikan dengan cara menyinari ganggang hijau, bagian yang
terkena sinar melepas oksigen, dengan dibuktikan dengan banyaknya bakteri yang
berkumpul di daerah yang terkena sinar.
4. Penambahan NaHCO3 berfungsi agar dapat membantu menghasilkan gelembung O2

yang terbentuk NaHCO3 sebagai sumber O2. NaHCO3 akan terurai menjadi NaOH
dan gas CO2. Gas tersebut membantu fotosintesis menghasilkan gelembung udara
(O2) yang banyak
5. Penggunaan sinar hijau tidak akan membantu atau terjadi fotosintesis. Karena jika
diurutkan dari gelombang cahaya sinar hijau memiliki panjang gelobang yang rendah.
Maka, sinar merah atau sinar inframerah yang panjang gelombangnya besarlah dapat
membantu proses fotosintesis.

H. KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum ini adalah:
1. Dari percobaan yang dialakukan diketahui bahwa pada daun menghasilkan
karbohidrat, yang dibuktikaan dengan kandungan amilum padaa daun karena proses
fotosintesis
2. Pada proses fotosintesis menghasilkan gas dibuktikan dengan adanya gelembung yang
muncul akibat reaksi antara Hydrilla dengan cahaya dan karbondioksida
3. Intensitas cahaya berpengaruh pada proses fotosintesis, semakin dekat tumbuhan
dengan cahaya maka akan semakin banyak energy yang dihasilkan dari fotosintesis.
Ditandai dengan banyaknya gelembung yang muncul
4. Hal-hal yang mempenagruhi fotosintesis adalah, suhu, karbondioksida, dan intensitas
cahaya
5. Warna yang dihasilkan pada penambahan lugol terhadap amilum adalah coklat
DAFTAR PUSTAKA

Arum, Novitasari. 2012. Prinsip Percobaan Ingenhousz. Yogyakarta : Universitas Gadjah


Mada
Handoko, P.2011.Pengaruh Spektrum Cahaya Tampak Terhadap Laju FotosintesisTanaman
AIR. Universitas Nusantara. Kediri.
Mariani, wahyu. 2013. Fotosintesis Percobaan Sachs. Universitas Negeri Yogyakarta.
Yogyakarta
Nurzaman, J. 2013. Laporan Tetap Praktikum ekologi Pertanian Daur Karbon.Universitas
Sriwijaya. Indralaya.
Pertamawati. 2010. Pengaruh Fotosintesis Terhadap Tanaman Kentang (Solanum
tuberosum) dalam lingkungan autotroph secara invitro. Jakarta : Pusat TFM-BPP
Teknologi
Rahardian, R, dkk. 2012. Master Biologi. Jakarta: Wahyu Media
Suyitno. 2010. Fotosintesis I. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta
Windu A, Hafid, dkk. 2014. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan Pengaruh Suhu Terhadap
Fotosintesis. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada

Anda mungkin juga menyukai