Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS DISTRIBUSI HORIZONTAL DAN VERTIKAL HEWAN

TANAH DI KAWASAN PANTAI KONDANG MERAK DESA


SUMBERBENING, KECAMATAN BANTUR, KABUPATEN MALANG

1) 2) 3)
Akhmad Rubani Mafrudhotin Nadzifah Hilda Khulatus S. Farah F. Maulahibati
4) 5)
M. Royyan S. Ahsyanta
1,2,3,4,5)
Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Tekhnologi
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Email: akhmadrubani@gmail.com

ABSTRAK
Pola distribusi hewan adalah pola penyebaran hewan di suatu daerah atau tempat. Pola
distribusi hewan dibagi menjadi tiga macam, yaitu seragam, acak, dan mengelompok. Penelitian
tentang analisis distribusi horizontal dan vertikal hewan tanah di kawasan Pantai Kondang
merak, Desa Sumberbening, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang dilaksanakan pada hari
Sabtu, 12 sampai Oktober 2019 sampai Minggu, 13 Oktober 2019. Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi jenis hewan permukaan tanah dan mengetahui pola distribusi horizontal
hewan tanah di kawasan Pantai Kondang Merak. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
observasi menggunakan perangkap jebak (Pitt Fall Trap) dari gelas plastik yang telah diisi
dengan 25 ml alkohol 70% dan 5 tetes larutan detergen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
hewan tanah yang ditemukan di kawasan Pantai Kondang Merak yaitu Dolichodorus sp.,
Selenopsis sp., Aphonopelma sp., Parathelphusidae, Carabidae, Gryllus sp., Mabuya sp., dan
Axymyia sp. pola distribusinya mengelompok.

Kata Kunci: Pola Distribusi, Hewan Tanah, Pitt Fall Trap

dan karnivora. Fungsi ekosistem dapat


PENDAHULUAN meliputi seperti Alur energi yang melalui
Ekosistem tanah merupakan suatu ekosistem dan siklus biogeokimia dan
set komponen tanah yang relatif komplek Regulasi biologi dan ekologi termasuk
dan satu sama lain saling tergantung. regulasi biota oleh lingkungan dan
Sebagai suatu ekosistem, tanah terdiri dari lingkungan oleh biota (Hanafiah et al.,
komponen abiotik dan biotik. Komponen 2005)
abiotik terdiri dari kelembaban, suhu/udara Komponen biotik di dalam tanah
tanah, CO2, unsur hara, sinar matahari, memberi sumbangan terhadap proses
bahan organik dan anorganik lainnya yang aliran energi dari ekosistem tanah.
merupakan medium/substrat untuk Kelompok biotik ini melakukan
berlangsungnya kehidupan. Sementara penguraian (dekomposisi) sisa-sisa
komponen biotik terbagi atas produsen tumbuhan dan hewan yang telah mati.
yang dalam hal ini adalah biota autotrof Adanya perbedaan keadaan lingkungan
seperti tumbuhan dan biotop (satuan geografi terkecil habitat
dekomposer/pengurai yang merupakan yang dicirikan oleh biotanya)
biota heterotrof seperti mikroba, herbivora
mengakibatkan perbedaan struktur maupun seperti ketersediaan pangan, atau adanya
sifat fauna tanah dari biotop tersebut. pembatas berupa faktor fisik lanya. Untuk
Fauna tanah merupakan salah satu mengetahi hal tersebut, dapat dilakukan
komponen dalam ekosistem tanah yang identifikasi struktur spesies dan perhitungn
berperan dalam memperbaiki struktur indeks kesamaan. suatatu bentangan alam
tanah melalui penurunan berat jenis (bulk yang tersusun dari bahan-bahan mineral
density), peningkatan ruang pori, aerasi, yang merupakan hasil proses pelapukan
drainase, kapasitas penyimpanan air, batu-batuan dan bahan organi yang terdiri
dekomposisi sisa organik, pencampuran dari organisme tanah dan hasil pelapukan
partikel tanah, dan penyebaran mikroba sisa tumbuhan dan hewan lainnya. Jelaslah
(Anwar et al. 2006; dan Hanafiah et al. bahwa hewan tanah merupakan bagian dari
2005). ekosistem tanah (Hendra, 2012). Dengan
Fauna tanah memegang peranan denikian, kehidupan hewan tanah sangat di
penting dalam ekosistem tanah, karena tentukan oleh faktor fisika-kimia tanah,
proses dekomposisi material organik karena itu dalam mempelajari ekologi
dalam tanah ikut ditentukan oleh adanya hewan tanah faktor fisika-kimia tanah
fauna tanah di habitat tersebut sehingga selalu diukur.
bermanfaat bagi kesuburan tanah
(Risman,2017). Makrofauna tanah METODE PENELITIAN
mempunyai peran yang sangat beragam di Waktu dan Tempat Penelitian
dalam ekosistem binaan, keberadaannya Penelitian ini dilaksanakan pada
dapat bersifat positif (menguntungkan) hari Sabtu, 12 Oktober 2019 sampai
maupun negatif (merugikan) bagi sistem Minggu, 13 Oktober 2019 di Kawasan
budidaya, pada satu sisi makrofauna tanah Hutan Pantai Kondang Merak yang
berperan menjaga kesuburan tanah melalui terletak di Desa Sumberbening,
perombakan bahan organik, distribusi hara, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang,
peningkatan aerasi tanah dan sebagainya, Provinsi Jawa Timur.
tetapi pada sisi lain juga dapat berperan
sebagai hama berbagai jenis tanaman
Alat dan Bahan
budidaya. Dinamika populasi berbagai
Alat dan bahan yang digunakan adalah
jenis makrofauna tanah menentukan
meteran, patok kayu, cetok, gelas plastik,
perannya dalam mendukung produktivitas
alkohol 70%, detergen, dan populasi
ekosistem binaan. Dinamika populasi
hewan tanah yang ada di kawasan Hutan
makrofauna tanah tergantung pada faktor
Pantai Kondang Merak.
lingkungan yang mendukungnya, baik
berupa sumber makanan, kompetitor,
predator maupun keadaan lingkungan Prosedur Kerja
fisika-kimianya (Sugiyarto et al. 2007). Langkah pertama yang harus
Penyebaran komunitas hewan dilakukan adalah menganalisis pola
tanah juga dapat terjadi secara seragam, distribusi hewan tanah menggunakan 10
acak, atau berkelompok, baik distribusi perangkap jebak (Pitt Fall Trap). Dibuat
horizontal maupun vertikal. Distribusi ini garis transek sepanjang 10 meter dimana
berkaitan dengan kondisi lingkungannya, setiap 1 m dipasang perangkap jebak
dengan cara menanam gelas plastik ke
dalam tanah sampai bagian atasnya sejajar sp.
dengan permukaan tanah. Perangkap 4. Parathel 1 9  Menge
dibiarkan selama 24 jam. Setelah 24 jam, pusidae lompok
perangkap diambil dan dibawa ke 5. Carabid 1 9  Menge
laboratorium. Dilakukan identifikasi dan ae lompok
penghitungan. 6. Gryllus 3 13,6 7,8 Menge
sp. 3 lompok
7. Mabou 1 9  Menge
Analisis Data
ya sp. lompok
Analisis data dilakukan 8. Axymyi 1 9  Menge
menggunakan Indeks Morisita (Id) dengan a sp. lompok
rumus sebagai berikut: Pengamatan mengenai distribusi
Id = n + ∑ X2 – N hewan tanah menggunakan metode pit fall
N (N – 1) trap dengan sebanyak 10 jebakan yng
Pola distribusi populasi diuji lebih lanjut disediakan. Jumlah hewan tanah yang
dengan rumus Chi-Square: ditemukan di kawasan hutan pantai
X2= (n. ∑X2). N kondang merak sebanyak 8 spesies yaitu
N Dolichoderus sp. , Seleonopsis sp.,
2 Aphonopelma sp. Famili Parathelpusidae ,
Nilai X hitung selanjutnya
famili Carabidae, Gryllus sp., Mabouya
dibandingkan dengan nilai X2 tabel dengan
sp., dan Axymyia sp. Spesies yang paling
derajat bebas n-1. Jika x2 hitung < x2 tabel,
banyak ditemukan adalah Seleonopsis sp.
maka dapat disimpulkan bahwa pola
yaitu sebanyak 38 individu. Distribusi
distribusi populasi tersebut tidak berbeda
hewan tanah pada masing-masing spesies
nyata.
tidak sama. Dolichoderus sp. ditemukan
pada hamir semua jebakan kecuali jebakan
HASIL DAN PEMBAHASAN ke 4 dan 9. Seleonopsis sp. paling banyak
Dari hasil pengamatan ditemukan 8 ditemukan pada jebakan ke 2.
jenis spesies dari 10 plot yang berbeda. Aphonopelma sp. ditemukan pada jebakan
Berikut tabel analisis distribusi hewan ke 3,5, dan 6. Parathelpusidae dan
tanah menggunakan perangkap jebak (Pitt Carabidae ditemukan hanya pada jebakan
Fall Trap) : ke 4. Mabouya sp. dan Axymyia sp.
ditemukan hanya pada 1 jebakan. Hal ini
Tabel 1 Distribusi Hewan Tanah disebabkan karena serangga tanah tersebut
N Nama ∑ X2 Id Ketera merupakan serangga tanah yang umum
o Spesies ngan dan banyak jumlah famili yang
1. Dolich 23 13,0 1,5 Menge beraktivitas di permukaan tanah (Borror et
oderus 8 9 lompok al., 1997), Dominansi hewan tanah pada
sp. suatu habitat dipengaruhi oleh lingkungan
2. Seleono 38 233, 7,2 Menge yang sesuai untuk mendukung
psis sp. 05 9 lompok kehidupannya (Suin, 1997).
3. . 4 11 4,6 Menge Hymenoptera (Dolichoderus sp.
Aphono 6 lompok dan Seleonopsis sp.) merupakan ordo yang
pelma dominan ditemukan selama penelitian.
Beberapa penelitian juga melaporkan dan Axymyia sp dengan nilai tak terhingga.
bahwa ordo Hymenoptera merupakan Pola distribusi mengelompok dapat
serangga tanah yang banyak didapatkan. disebabkan oleh sifat agregarius,yaitu yang
Penelitian Permana (2015) menemukan mempunyai sifat hidup berkelompok.
sebanyak 67,85%. Ordo Hymenoptera dari Hewan tanah yang pola distribusinya
famili Formicidae seperti semut mengelompok menunjukkan bahwa pada
merupakan serangga sosial yang biasanya habitat tersebut individu penyusun
mencari makan secara bergotong royong populasi memberikan respon terhadap
dan mencari tempat perlindungan biasanya perbedaan secara lokal (berkelompok). Hal
dalam sarang secara berkelompok ini terjadi apabila ada persaingan yang
(Elzinga, 1987). Serangga ini sering kuat di antara individu-individu dalam
pindah berkelompok dari tempat satu ke populasi tersebut, misalnya persaingan
tempat lain. Perpindahan merupakan suatu untuk mendapatkan nutrisi dan ruang pada
strategi serangga tanah dalam suatu habitat tumbuhan. Adanya keragaman
untuk melakukan distribusi yang bertujuan (heterogenitas) kondisi lingkungan,
memanfaatkan sumber energi yang ketersediaan makanan, perkawinan,
tersedia secara optimal dan meminimalkan pertahanan, perilaku sosial, serta faktor
pengaruh kompetisi intraspesifik dan kompetisi (Darmawan, 2005). Menurut
interspesifik. Perpindahan dapat terjadi Ludwig dan Reynold (1988) bahwa pola
karena faktor makanan, pasangan hidup distribusi populasi pada suatu habitat
dan wilayah, disamping itu juga faktor terdapat tiga pola dasar yaitu: acak,
lingkungan seperti suhu dan kelembaban mengelompok dan seragam. Pola distribusi
(Price, 1997). Pola distribusi menggunakan indeks Morisita, karena dari
mengelompok terjadi karena suatu hasil penelitian simulasi
pengelompokan individu yang tergantung membuktikan bahwa indeks ini merupakan
pada habitat dan kondisi abiotikya. metode terbaik untuk mengukur pola
Serangga tanah menyukai tempat hidup distribusi spasial suatu individu yang tidak
atau habitat yang kaya akan bahan organik bergantung terhadap kepadatan populasi
karena bahan organik dijadikan sebagai dan ukuran sampel (Rani, 2003).
sumber makanannya. Hal ini dibuktikan
oleh penelitian Elzinga (1987) yang SIMPULAN
menunjukan bahwa populasi serangga Hasil pengmatan menggunakan pitt
tanah meningkat dengan kandungan bahan fall dapat disimpulkan hewan tanah pada
organik yang tinggi karena cara hidup Kawasan Hutan Pantai Kondang Merak
serangga tanah yang memanfaatkan bahan yang ditemukan sebanyak 8 jenis yaitu
organik. Semakin kaya akan bahan organik Dolichoderus sp., Seleonopsis sp.,
maka populasi serangga tanah Aphonopelma sp., Parathelpusidae,
mengelompok. Carabidae, Gryllus sp., Mabouya sp., dan
Distribusi hewan tanah seluruhnya Axymyia sp. Analisis Indeks Morisita
memiliki nilai indeks Morisita lebih besar terhadap distribusi horizontal didapatkan
dari satu, sehingga distribusi spesies nilai rentang terendah 1,59 sampai tak
dikatakan berkelompok. Nilai indeks terbatas (), sehingga distribusi horizontal
morisita tertinggi terdapat pada famili
Parathelpusidae, Carabidae, Mabouya sp.,
semua spesies yang ditemukan adalah Rani C. 2003. Metode pengukuran dan
mengelompok. analisis pola spasial (dispersi)
organisme bentik. Jurnal Protein 19:
1351-1368
Risman & Al ikhsan. 2017. Penggambaran
DAFTAR PUSTAKA Makrofauna dan Mesofauna Tanah
Dibawah Tegakan Karet (Havea
Anwar EK, Kabar P dan Subowo. 2006.
Brazilliensis) di Lahan Gambut. JOM
Pemanfaatan Cacing Tanah Pheretima
Faperta. Vol. 4 No. 2
hupiensis untuk Meningkatkan
Produksi Tanaman Jagung. Jurnal Sugiyarto. 2000. Keanekaragaman
Penelitian Pertanian Faperta. UISU makrofauna tanah pada berbagai umur
25(1): 42-51 tegakan sengon di RPH Jatirejo, Kab.
Kediri. Jurnal Biodiversitas. 1 (2): 47-
Borror, D. J, C. A; Triplehorn dan N.F.
53
Johnson. 19 97. Pengenalan
Pelajaran Serangga. Yogyakarta: Suin, N. M. 1997. Ekologi Hewan Tanah.
Gadjah Mada University Press Jakarta: Bumi Aksara
Dharmawan. 2005. Ekolog Hewan. Malang
(ID): UM Press
Elzinga, R.J., 1987. Fundamentals of
Entomology. Third Edition, Prentice-
Hall, Inc. Englewood Cliffs, New
Jersey 07632. USA
Hanafiah KA. 2005. Biologi Tanah
(Ekologi dan Mikrobiologi Tanah).
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Hendra, Ferry Dwi Restu. 2017. Distribusi
Hewan Tanah Secara Vertikal dan
Horizontal. Jurnal Pendidikan Biologi
Universitas Siliwangi Tasikmalaya
Ludwig JA, Reynolds JF. 1988. Statistical
Ecology: A primer method and
computing. New York (US).
Permana, R.S. 2015. Keanekaragaman
Serangga Tanah di Cagar Alam
Manggis Gadungan dan Perkebunan
Kopi Mangli Kecamatan Puncu
Kabupaten Kediri. Jurnal Ekologi
Vol.1 No. 3
Price, P.W., 1997. Insect Ecology. Third
Edition. Jhon Wiley & Sons Inc. New
York. Chichester, Weinkeim,
Brisbane, Singapore, Toronto

Anda mungkin juga menyukai