Anda di halaman 1dari 26

KESELAMATAN KERJA

LAPORAN PRAKTIKUM
disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Teknik Laboratorium
Dosen Pengampu:
Dr. Bambang Supriatno, M.Si.
Dr. Didik Priyandoko, M.Si.
Dr. H. Riandi, M.Si.

oleh :
Kelompok 2
Kelas B 2017
Anggraeni Puspita C. (1700482)
Haifa Zahra (1700116)
Ratna Dwi Rahmawati (1700620)
Sanchia Azaria Sulaeman (1701584)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2018
A. Judul
Keselamatan Kerja

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Hari, tanggal : Selasa, 15 Mei 2018
Waktu : Pukul 07.00 WIB s.d 08.40 WIB
Tempat : Laboratorium Ekologi Gedung FPMIPA A UPI

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kecelakaan apa saja yang dapat terjadi ketika praktikum
di laboratorium
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan kecelakaan di
laboratorium
3. Untuk memahami cara menangani kecelakaan di laboratorium
4. Untuk mengetahui cara mencegah terjadinya kecelakaan di laboratorium

D. Landasan Teori
Kecelakaan dapat terjadi dalam setiap kegiatan manusia. Kecelakaan
merupakan suatu kejadian di luar kemampuan manusia, terjadi dalam sekejap
dan dapat menimbulkan kerusakan baik jasmani maupun jiwa. Kegiatan yang
membahayakan sering terjadi di laboratorium ataupun di bengkel, tetapi hal ini
tidak harus membuat kita takut untuk melakukan kegiatan laboratorium.
(Wirjosoemarto, dkk. 2000, hlm. 53).
Terjadinya kecelakaan dapat disebabkan oleh banyak hal, tetapi dari
analisis terjadinya kecelakaan menunjukkan bahwa hal-hal berikut adalah
sebab-sebab terjadinya kecelakaan di laboratorium:
1. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang bahan-bahan kimia dan
prosesproses serta perlengkapan atau peralatan yang digunakan dalam
melakukan kegiatan laboratorium.
2. Kurang jelasnya petunjuk kegiatan laboratorium dan juga kurangnya
pengawasan yang dilakukan selama melakukan kegiatan laboratorium.
3. Kurangnya bimbingan terhadap siswa atau mahasiswa yang sedang
melakukan kegiatan laboratorium.
4. Kurangnya atau tidak tersedianya perlengkapan keamanan dan
perlengkapan pelindung kegiatan laboratorium.
5. Kurang atau tidak mengikuti petunjuk atau aturan-aturan yang semestinya
harus ditaati.
6. Tidak menggunakan perlengkapan pelindung yang seharusnya digunakan
atau menggunakan peralatan atau bahan yang tidak sesuai.
7. Tidak bersikap hati-hati di dalam melakukan kegiatan (Adisendjaja, 2004)
Pertolongan pertama bukanlah seperangkat aturan tetapi merupakan
kerangka pemikiran. Aturan-aturan akan membantu siswa mengembangkan
sikap yang aman terhadap berbagai prosedur kerja dan bahan kimia berbahaya.
Hal yang penting adalah agar siswa mengetahui aturan-aturan yang aman,
bahaya-bahaya yang mungkin dapat terjadi, dan hal-hal yang perlu dilakukan
agar bekerja dengan aman serta hal yang harus dilakukan jika terjadi suatu
kecelakaan. (Wirjosoemarto, dkk. 2000, hlm. 53).

E. Alat dan Bahan


Tabel E.1. Alat-alat yang digunakan
No. Nama Alat Gambar Jumlah Fungsi
1. Telepon 1 Unit Untuk dokumentasi
genggam selama proses
praktikum

Gambar E1.1 Telepon


Genggam
(Dok. Kelompok 2, 2018)

2. Alat tulis 1 Unit Untuk mencatat


hasil praktikum

Gambar E1.2 Alat tulis


(Dok. Kelompok 2, 2018)

2
3. Buku tulis 1 Unit Untuk mencatat
hasil praktikum

Gambar E1.3 Buku tulis


(Dok. Kelompok 2, 2018)
4. Mikroskop 6 Unit Untuk diamati dan
(monokuler, diobservasi
binokuler,
trinokuler,
stereo, non
listrik dan
Phase Gambar E1.4 Mikroskop
(Dok. Kelompok 2, 2018)
Contrast
Microscope)
5. Filter 1 Unit Untuk memberi
warna pada objek
yang diamati

Gambar E1.5
Filter
(Davidson, 2015)
6. CCTV 1 Unit Untuk merekam
gambar pada
mikroskop yang
akan ditayangkan di
Tv atau di layar
Gambar E1.6
CCTV
(Fizzien, 2014)
7. Tisu lensa 1 Set Untuk
membersihkan lensa
mikroskop

Gambar E1.7
CCTV
(Nurshelvi, 2015)

3
Tabel E.2. Bahan yang digunakan
No Nama Bahan Gambar Jumlah Fungsi
1. Minyak Imersi 1 botol Digunakan pada
pengamatan
dengan perbesaran
1000 kali
Gambar E2.1
Minyak Imersi
(Dok. Kelompok 2 2018)
2. Alkohol 1 botol Untuk merawat
dan membersihkan
mikroskop

Gambar E2.2 Alkohol


(Dok. Kelompok 2,
2018)
3. Sel stomata 5 set Sebagai objek
pengamatan

Gambar E2.3 Sel


stomata
(Dok. Kelompok 2,
2018)

4
F. Langkah Kerja

Laboratorium Alat dan bahan Mikroskop


dikunjungi disiapkan diobservasi

Alat dan bahan


yang telah Hasil observasi
Sel stomata
diobservasi dicatat dan diamati
disimpan kembali didokumentasikan
ke tempatnya

Bagan F.1. Langkah observasi mikroskop

G. Hasil Pengamatan
Tabel G.1 Hasil pengamatan jenis-jenis mikroskop
No Jenis Mikroskop Gambar Mikroskop Fungsi
1. Mikroskop Listrik Mengamati objek yang
Monokuler berukuran mikroskopis
dengan hasil gambar dua
dimensi (2D). Mikroskop
ini mempunyai satu lensa
okuler
Gambar G.1
Mikroskop Listrik
Monokuler
(Dok. Kelompok 2, 2018)

2. Mikroskop Listrik Mengamati objek preparat


Binokuler yang berukuran
mikroskopis dengan hasil
gambar dua dimensi (2D).
Mikroskop inimempunyai
dua lensa okuler.

Gambar G.2
Mikroskop Listrik
Binokuler
(Dok. Kelompok 2, 2018)

5
No Jenis Mikroskop Gambar Mikroskop Fungsi
4 Mikroskop Stereo Digunakan untuk
mengamati objek yang
berukuran lebih besar serta
dapat dugunakan untuk
membedah.
Gambar G.4 Mikroskop ini dapat
Mikroskop Stereo
(Dok. Kelompok 2, menampilkan objek
2018) dengan tampilan
berdimensi 3(3D).
5. Mikroskop Non Untuk mengamati objek
mikroskopis dengan sumber
Listrik
cahaya bukan dari listrik.
Mikroskop ini menggunakan
cermin untuk mengumpulkan
cahaya sehingga dapat
digunakan untuk mengamati
Gambar G.5
Mikroskop Non Listrik objek.
(Dok. Kelompok 2, 2018)

6. Mikroskop Fase Untuk melihat spesimen


kontras (Phase
transparan, tanpa harus
contrast
microscope) melakukan pewarnaan
spesimen dan tanpa
kehilangan resolusi.
Gambar G.6
Mikroskop Fase
kontras (Phase
contrast microscope)
(Hendro, 2012)

6
H. Pembahasan
1. Jenis-jenis Mikroskop
a. Mikroskop Monokuler
Mikroskop monokuler adalah mikroskop yang mempunyai
sebuah tabung dengan eyepieces (lensa okuler) yang dapat diganti salah
satu ujungnya, dan satu atau lebih lensa objektif (seringkali pada turret
yang berputar) di ujung lainnya. Benda yang dilihat melalui mikroskop
monokuler akan selalu terlihat rata.
Mikroskop monokuler digunakan untuk mempelajari ukuran
binatang, tumbuhan dan sel yang berukuran mikroskopik. Rentang
pembesaran biasanya dari 40x ke 1400x dengan pengamatan yang
paling berguna dilakukan dalam kisaran 100x hingga 400x.
b. Mikroskop binokuler
Mikroskop binokuler memiliki dua lensa okuler.
Pengembangan mikroskop binokuler ini diadaptasi untuk mengurangi
kelelahan mata dan ketegangan otot yang biasanya dihasilkan dari
mikroskop tradisional.
Istilah "binokuler" berasal dari dua kata yang berbeda, dengan
"bi" yang berarti "dua" dan "okular" yang berarti "terkait dengan visi".
Kedua kata ini sangat cocok untuk mikroskop dengan dua eyepieces
(lensa okuler). Faktanya teknologi antara mikroskop monokuler dan
mikroskop binokuler hampir identik.
Cara kerja mikroskop sebagian besar menggunakan pembiasan.
Pembiasan adalah perubahan arah gelombang propagasi (cahaya atau
suara) ketika berpindah dari satu medium ke medium lainnya. Sebuah
sumber cahaya bersinar melalui spesimen dan mengirimkan gambar ke
lensa objektif yang kemudian diterjemahkan menjadi gambar. Gambar
tersebut dapat dilihat dengan mata melalui lensa okuler.
c. Mikroskop stereo

7
Mikroskop stereo atau descting microscope, menyediakan
tampilan tiga dimensi dari specimen yang diamati. Hal tersebut dapat
dihasilkan dari lensa dan eyepieces obyektif terpisah untuk setiap mata.
Lensanya memiliki perbesaran yang lebih rendah jika dibandingkan
dengan mikroskop lain, tetapi mikroskop ini memiliki jarak kerja yang
lebih panjang.
Mikroskop stereo adalah mikroskop optik yang berfungsi pada
perbesaran rendah. Ia bekerja dengan menggunakan dua jalur optik
terpisah. Dua tujuan dan dua eyepieces memberikan mata dengan sudut
pandang yang sedikit berbeda. Intinya, mata kiri dan kanan melihat
objek yang sama tetapi dengan cara yang berbeda.
Kedua sudut pandang yang terpisah ini menghasilkan gambar
tiga dimensi. Mikroskop ini juga cocok digunakan untuk menyortir dan
membedah. Pencahayaannya berbeda dengan jenis mikroskop lainnya.
Mikroskop stereo menggunakan refleksi atau episcopic untuk
menerangi spesimen. Itu berarti mikroskop ini menggunakan cahaya
yang secara alami dipantulkan dari objek. Hal ini sangat membantu
ketika melakukan pengamatan dengan sampel tebal atau buram.
d. Mikroskop Fase Kontras (Phase Contrast Microscope)
Mikroskop fase kontras mempunyai kondensor khusus yang
berfungsi untuk membuang cahaya "keluar dari fase" dan
menyebabkannya melewati objek pada kecepatan yang berbeda.
Organisme yang hidup dan tidak bernoda terlihat jelas dengan
mikroskop ini, dan bagian sel internal seperti mitokondria, lisosom, dan
Aparatus Golgi dapat dilihat menggunakan mikroskop ini.

2. Fungsi Bagian-Bagian pada Mikroskop


a. Lensa Okuler berfungsi untuk memperbesar benda yang dibentuk oleh
lensa objektif

8
b. Tabung Mikroskop berfungsi untuk mengatur fokus, dapat dinaikkan
dan diturunkan
c. Tombol pengatur fokus kasar untuk mencari fokus bayangan objek
secara cepat sehingga tabung mikroskop turun atau naik dengan cepat.
d. Tombol pengatur fokus halus untuk memfokuskan bayangan objek
secara lambat, sehingga tabung mikroskop turun atau naik dengan
lambat
e. Revolver untuk memilih lensa obyektif yang akan digunakan
f. Lensa Objektif untuk menentukan bayangan objektif serta memperbesar
benda yang diamati. Umumnya ada 3 lensa objektif dengan pembesaran
4x, 10x, dan 40x.
g. Lengan Mikroskop untuk pegangan saat membawa mikroskop
h. Meja Preparat untuk meletakkan objek (benda) yang akan diamati
i. Penjepit Objek Glass untuk menjepit preparat di atas meja preparat agar
preparat tidak bergeser.
j. Kondensor Merupakan lensa tambahan yang berfungsi untuk
mengumpulkan cahaya yang masuk dalam mikroskop
k. Diafragma berupa lubang-lubang yang ukurannya dari kecil sampai
selebar lubang pada meja objek. Berfungsi untuk mengatur banyak
sedikitnya cahaya yang akan masuk mikroskop
l. Reflektor/cermin untuk memantulkan dan mengarahkan cahaya ke
dalam mikroskop. Ada 2 jenis cermin, yaitu datar dan cekung. Bila
sumber cahaya lemah, misalkan sinar lampu, digunakan cermin cekung
tetapi bila sumber cahaya kuat, misalnya sinar matahari yang menembus
ruangan, gunakan cermin datar.
m. Kaki Mikroskop untuk menjaga mikroskop agar dapat berdiri dengan
mantap di atas meja.

3. Cara Merawat Mikroskop yang Benar

9
a. Pada bagian non optik mikroskop dibuat dari logam ataupun plastik,
bagian tersebut bisa dibersihkan memakai kain fanel. Untuk
membersihkan debu-debu yang terselip bisa memakai kuas kecil.
b. Lensa mikroskop (objektif, okuler, serta kondensor) dibersihkan dengan
memakai tisu lensa yang diberi alkohol sekitar 70%. Jangan
membersihkan lensa memakai sapu tangan ataupun kain lap.
c. Sisa minyak imersi di lensa objektif bisa dibersihkan dengan
menggunakan xilol atau xylene. Dalam pemakaian xilol haruslah
berhati-hati, jangan sampai cairan xilol menempel ke bagian mikroskop
Non Optik, sebab akan merusak cat ataupun merusak bahan plastik, dan
jangan pula cairan xilol menempel ke bagian lensa yang lainnya, kecuali
pihak produsennya menyatakan jika tindakan tersebut aman.
d. Bersihkan terlebih dahulu sebelum menyimpan mikroskop, terlebih
hapus seluruh minyak imersi pada permukaan lensa, sehingga partikel-
partikel halus tidak bisa menempel serta menggumpal dan mengering.
Minyak serta partikel-partikel halus pada lensa bisa mengaburkan serta
mengakibatkan goresan. Hal tersebut akan menurunkan kemampuan
lensa mikroskop.
e. Sebelum menyimpan mikroskop, sebaiknya meja mikroskop diatur lagi
serta lensa objektif dijauhkan dari meja preparat dengan cara memutar
alat penggeraknya ke keadaan seperti semula, kondensor diturunkan
kembali dan intensitas lampu dikecilkan kemudian dimatikan.

I. Pertanyaan dan Jawaban


1. Pengamatan lensa objektif
a. Apa arti tulisan dan angka pada lensa objektif yang terdapat pada berbagai
type mikroskop yang anda amati?
Jawab :
Pada batang lensa objektif tertera angka atau tulisan yang perlu dipahami
yang menunjukan perbesaran lensa. Untuk memperoleh berbagai tingkat

10
pembesaran, setiap mikroskop pada umumnya dilengkapi dengan tiga buah
lensa objekif yang dipasang pada nosepiece yang dapat diputar. Arti tulisan
yang ada pada lensa objektif dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar I.1 arti tulisan pada lensa objektif (Dok. Kelompok 2, 2018)

Lensa yang ditandai dengan angka 10x memiliki jarak kerja 5 – 8,3 mm
dan termasuk ke dalam lensa objektif berkekuatan rendah. Lensa yang
ditandai dengan angka 40x, 43x, 44x, 45x memiliki jarak kerja 0,46 – 0,72
mm yang merupakan lensa objektif berkekuatan tinggi. Sedangkan Lensa
yang ditandai engan angka 95x, 97x, atau 100x memiliki jarak kerja 0,13 –
0,1 mm dan disebut lensa objektif minyak imersi.

b. Apa arti gelang/garis melingkar pada lensa objektif?


Jawab :
Setiap perbesaran disimbolkan dengan warna pita. Berikut empat jenis
perbesaran pada lensa objektif :
1) Pita merah menunjukkan perbesaran lensa objektif 4x
2) Pita kuning menunjukkan perbesaran lensa objektif 10x
3) Pita biru menunjukkan perbesaran lensa objektif 40x
4) Pita putih menunjukkan perbesaran lensa objektif 100x
c. Apa yang dimaksud dengan resolusi, bagaimana resolusi dapat difahami
pada lensa objektif?

11
Jawab :
Resolusi pada mikroskop didefinisikan sebagai jarak terpendek antara dua
titik pada spesimen yang masih dapat dibedakan oleh pengamat atau sistem
kamera sebagai entitas yang terpisah. Atau pengertian yang lain, resolusi
adalah kemampuan suatu lensa memisahkan kedua bayangan sebagai
satuan-satuan terpisah.

Nilai resolusi bersifat sedikit subyektif karena pada pembesaran tinggi,


gambar mungkin tampak tidak jelas tetapi masih dapat diselesaikan dengan
kemampuan maksimum dari lensa objektif. Numerical aperture
menentukan kekuatan penyelesaian suatu lensa objektif, tetapi resolusi total
dari seluruh rangkaian optik juga tergantung pada numerical aperture pada
kondensor. Semakin tinggi numerical aperture dari total sistem, maka
semakin baik resolusinya.

d. Mengapa resolusi ditentukan oleh kualitas lensa objektif, tidak pada okuler?
Jawab :
Karena fungsi lensa objektif adalah memperbesar dan meneruskan
bayangan objek tercahaya ke arah lensa okuler, sedangkan fungsi lensa
okuler hanya memperbesar bayangan yang diperoleh dari lensa objektif dan
memproyeksikannya ke retina yang mengamati. Selain itu lensa objektif
mempunyai beberapa lapis lensa sehingga dapat menghasilkan numeric
aperture. oleh karena itu resolusi ditentukan oleh lensa objektif
2. Okuler
a. Apa beda monokuler, binokuler dan trinokuler dan stereo?
1) Mikroskop monokuler adalah mikroskop yang terdiri dari satu lensa
okuler atau lensa tunggal.
2) Mikroskop binokuler adalah mikroskop yang terdiri dari satu lensa dua
okuler.

12
3) Mikroskop trinokuler adalah mikroskop yang dapat disambungkan
dengan perangkat kamera/tv sehingga kegiatan pengamatan sebuah
objek tidak lagi terpaku pada seorang peniliti.
4) Mikroskop stereo adalah mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk
benda yang berukuran relative besar. Mikroskop stereo memiliki
perbesaran 7 hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini
dapat dilihat secara 3 dimensi.
b. Bagaimana sistem binokuler dibangun (cari skema binokuler di internet) ?
Jawab :

Gambar I.2 sistem mikroskop binokuler (Comm, 2014)

Bayangan yang ditangkap oleh lensa objektif pada mikroskop binokuler di


diteruskan ke prisma kemudian bayangan tersebut dibelokkan menuju dua
lensa okuler. Mikroskop ini dirancang untuk mengurangi keletihan pada
otot mata karena melakukan pengamatan menggunakan mikroskop yang
mempunyai satu lensa okuler.

c. Amati dan temukan apa perbedaan system lensa binokuler dengan sistem
lensa mikroskop stereo?
Jawab :

13
Pada mikroskop stereo masing-masing lensa okulernya mempunyai prisma.
tidak seperti pada lensa binokuler biasanya yang masih menggunakan satu
Prisma. Sehingga mikroskop stereo dapat berfungsi seperti mata manusia.
d. Apa fungsi okuler yang ketiga pada trinokuler?
Jawab :
Lensa okuler yang ketiga pada mikroskop trinokuler digunakan untuk
menyambungkan mikroskop dengan perangkat kamera atau CCTV
sehingga kegiatan pengamatan sebuah objek tidak lagi terpaku pada seorang
peneliti serta hasil pengamatan dapat ditampilkan pada layar, proyektor,
televisi dll.
e. Mengapa jarak antara objek dan benda pada mikroskop stereo lebih jauh
dibandingkan mikroskop monokuler atau binokuler?
Jawab :
Karena ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan mikroskop monokuler atau binokuler sehingga
pengguna dapat melihat bentuk tiga dimensi benda yang diamati, dengan
ukuran objek yang lebih besar dibandingkan objek pada mikroskop
monokuler atau binokuler. Selain itu mikroskop stereo dirancang agar
penggunanya dapat melakukan pembedahan pada objek.
f. Bagaimana hubungan pembesaran bayangan benda dengan jarak lensa
objektif terhadap benda yang diamati?
Semakin besar pembesaran yang kita amati, maka jarak yang dilakukan
untuk menemukan bayangan yang jelaspun beragam, melalui pratikum
kami menemukan bahwa semakin besar pembesaran maka semakin dekat
jarak benda dengan lensa.
3. Amati dan fahami karakter mikroskop non listrik (anda harus mengamati
mikroskop yang terdapat di laboratorium fisiologi)
a. Bagaimana mengatur pencahayaan dengan mikroskop non listrik?
Pertama lihat pencahayaan disekitar, apakah baik atau tidak, jika
pencahayaan disekitar kurang, maka gunakancermin cembung yang bersifat

14
mengumpulkan cahaya, sedangkan jika pencahayaan baik, maka gunakan
cermin datar, agar mata kita tidak cepat lelah atau rusak karena menerima
sinar yang berlebih.
b. Kapan digunakan cermin datar dan cermin cekung dalam pencahayaan?
Jawab :
Cermin datar digunakan saat cahaya yang dibutuhkan terpenuhi atau cukup
terang, misalnya sinar matahari menembus ruangan, sedangkan cermin
cekung digunakan saat kondisi kurang cahaya atau pada saat sumber cahaya
lemah karena cermin cekung berfungsi mengumpulkan cahaya.
c. Amati dan teliti mekanisme kerja diaphragma, posisi kondensor, dengan
pencahayaan objek!
1) Posisi kondensor di bawah diafragma terbuka penuh
2) Posisi kondensor di bawah diafragma terbuka setengah
3) Posisi kondensor dibawah diafragma sedikit terbuka
4) Lakukan pengulangan untuk kondensor berada di tengah dan di atas,
catat datanya, lakukan interpretasi!
Jawab :
Semakin dekat posisi kondensor dengan objek yang diamati maka cahaya
yang dihasilkan akan semakin fokus. Sebaliknya jika kondensor berada
dibawah atau ditengah maka cahaya yang dihasilkan akan kurang fokus.
Semakin terbuka difragma maka cahaya yang dihasilkan akan semakin
terang. Pada diafragma yang terbuka setengah cahaya yang dihasilkan tidak
terlalu terang, sedangkan pada difrgama yang terbuka sedikit cahaya yang
dihasilkannya redup.
d. Bagaimana posisi terbaik menempatkan kondensor dan bukaan diafragma
pada waktu pengamatan?
Jawab :
1) Posisi kondensor dinaikkan mendekati posisi slide preparat pada meja
objek supaya cahaya yang dihasilkan semakin fokus.
2) Posisi diafragma dengan bukaan terbesar.

15
e. Tempatkan filter biru pada diafragma, lakukan pengamatan, jelaskan apa
yang terjadi dengan objek yang diamati?
Jawab :
Yang terjadi adalah latar belakang dari preparat yang diamati warnanya
akan berubah menjadi warna biru.
f. Bagaimana seandainya diganti dengan filter kuning pada diafragma,
lakukan pengamatan apa yang terjadi dengan objek yang diamati?
Jawab :
Maka latar belakang dari preparat yang diamati warnanya akan berubah
menjadi warna kuning.
g. Apa fungsi filter?
Jawab :
Filter adalah benda berupa gelas bundar yang berwarna biru, hijau, atau
warna lain yang berguna untuk menyaring cahaya yang masuk dan
mempertegas ketajaman preparat. Dengan kata lain fungsi filter adalah
untuk memberikan warna pada objek yang diamati
4. Pengamatan mikroskop listrik di laboratorium Mikrobiologi atau Struktur
Tumbuhan/Hewan
a. Bagaimana mengatur pencahayaan pada mikroskop tersebut!
Jawab :
1) Atur revolver kemudian tempatkan pada lensa objektif dengan
pembesaran yang paling lemah.
2) Naikkan kondesor mendekati meja preparat
3) Atur diafragma sehingga fokus yang dihasilkan sangat baik
b. Pelajari bagaimana prosedur pengukuran dengan menggunakan
micrometer, teknik kalibrasi serta cara melakukan pengukurannya.
Jawab :
Untuk mengkalibrasi skala pengukuran pada mikroskop terdapat 2 skala
yang digunakan, yaitu skala okuler (yang diletakkan di lensa okuler) dan
skala objektif (yang diletakkan di meja objek). Skala okuler adalah skala

16
yang terdiri dari 1 – 100 dimana jarak antara garis sama tetapi tidak
diketahui nilainya. Sedangkan skala objektif adalah skala yang terdiri dari
1 – 100 dimana jarak antara garis memiliki nilai 0,01 mm. Kalibrasi
digunakan agar skala okuler memiliki nilai dari perbandingan skala objektif
dengan skala okuler di setiap pembesaran.
Cara melakukan pengukuran: baik skala objektif dan skala okuler
diletakkan saling berhimpit, setelah itu dilihat garis mana yang paling
berhimpit dari kiri ke kanan. Setelah itu dihitung berapa skala okuler dan
berapa skala objektifnya dengan rumus skala objektif/skala okuler.
c. Lakukan pengukuran mengukur masing-masing 5-10 sel stomata 5 jenis
tumbuhan dengan menggunakan mikroskop monokuler listrik (bandingkan
hasilnya dalam bentuk tabel). Berapa rata-rata ukuran sel stomata?
Hasil pengukuran sel stomata :
Tabel I.1 Hasil pengamatan sel stomata
No Nama Species Gambar Perbesaran Keterangan
Stomata 1 : 3 strip x 0,01 =
0,03 mm
Stomata 2 : 3 strip x 0,01 =
0,03 mm
Stomata 3 : 3 strip x 0,01 =
0,03 mm
Stomata 4 : 4 strip x 0,01 =
1 Ficus sp 10 x 10 0,04 mm
Stomata 5 : 3 strip x 0,01 =
Gambar I.3 0,03 mm
Ficus sp
0,16
(Dok. Kelompok 2, 2018) Rata-rata : = 0,032
5
mm

17
Stomata 1 : 2 strip x 0,01 =
0,02 mm
Stomata 2 : 3 strip x 0,01 =
0,03 mm
Stomata 3 : 3 strip x 0,01 =
0,03 mm
Stomata 4 : 2 strip x 0,01 =
2 Zea Mays 10 x 10 0,02 mm
Stomata 5 : 2 strip x 0,01 =
Gambar I.4 0,02 mm
Zea mays
0,12
(Dok. Kelompok 2, 2018) Rata-rata : = 0,024
5
mm

Stomata 1 : 3 strip x 0,01 =


0,03 mm
Stomata 2 : 4 strip x 0,01 =
0,04 mm
3 Cycas sp 10 x 10 Stomata 3 : 4 strip x 0,01 =
0,04 mm
Gambar I.5
Cycas sp 0,11
(Dok. Kelompok 2, 2018) Rata-rata : = 0,0367
3
mm
Stomata 1 : 3 strip x 0,01 =
0,03 mm
Stomata 2 : 4 strip x 0,01 =
0,04 mm
Stomata 3 : 4 strip x 0,01 =
0,04 mm
Stomata 4 : 3 strip x 0,01 =
4 Camelia sp 10 x 10 0,03 mm
Gambar I.6 Stomata 5 : 4 strip x 0,01 =
Camelia sp 0,04 mm
(Dok. Kelompok 2, 2018)
0,18
Rata-rata : = 0,036
5
mm

d. Apa fungsi angka-angka skala yang terdapat pada meja optik? Berikan
contoh penggunaannya!
Jawab :
Angka-angka skala berfungsi untuk memberikan petunjuk posisi objek
yang diamati pada preparat, angka-angka itu menunjukkan posisi objek
pada sumbu x dan y untuk memudahan pencarian objek ketika mengganti
mikroskop atau preparat tergeser secara tak sengaja.

18
5. Penggunaan minyak imersi
a. Jelaskan mengenai minyak imersi!
Jawab :
Minyak imersi adalah minyak yang dipakai untuk olesan pada mikroskop
dan berfungsi untuk memperjelas objek dan meningkatkan indeks bias pada
perbesaran 100 kali.
b. Kapan digunakan minyak imersi?
Jawab :
Dalam melakukan perbesaran objektif 100 kali (perbesaran kuat) harus
mengunakan minyak imersi. Hal ini berhubungan dengan indeks bias
cahaya. Minyak imersi berfungsi untuk menaikan indeks bias cahaya
sehingga objek dapat terlihat lebih jelas.
c. Mengapa harus menggunakan minyak imersi?
Jawab :
Bertujuan untuk mencegah hilangnya cahaya yang disebabkan oleh
perbedaan (refraktif) antara kaca dan udara. Minyak imersi memiliki indeks
refraksi yang tinggi dibandingkan dengan air atau udara sehingga objek
yang diamati dapat terlihat lebih jelas dibandingkan dengan tanpa minyak
imersi dan dapat meneruskan sinar dengan sebanyak mungkin.
d. Apa hubungan minyak imersi dengan numerical aperture?
Jawab :
Numerical aperture adalah kemampuan mengumpulkan cahaya atau
pengukuran daya pisah lensa objektif. Semakin tinggi nilai numerical
aperture maka semakin besar kekuatan pembesaran lensa objektif untuk
merefleksikan struktur dari objek yang akan diamati. Untuk perbesaran
diatas 40x, akan sulit untuk mendapatkan numerical aperture diatas 0,95.
Oleh karena itu, digunakan minyak imersi untuk mendapatkan numerical
aperture yang lebih besar hingga 1,4 pada perbesaran 100x. Jadi,
penggunaan minyak imersi dapat meningkatkan resolusi lensa karena
bertambah besarnya numerical aperture.

19
e. Bagaimana cara menggunakan minyak imersi?
Jawab :
Untuk pembesaran kuat (100x) harus menggunakan minyak imersi yang
diteteskan/dioleskan diatas preparat dan lensa objektif, dengan cara
menjauhkan tabung/lensa terlebih dahulu dari preparat kemudian baru
diteteskan minyak imersi.
6. Pemotretan dan penggunaan CCTV
Pelajari sistem CCTV yang terdapat di laboratorium Struktur Tumbuhan,
jelaskan dengan gambar bagaimana sistem tersebut dibangun, serta analisis
berdasarkan gambar-gambar di internet mengenai jalannya cahaya pada
mikroskop tersebut. Berikan pula alternatif prosedur pemotretan dengan
mikroskop serta tunjukan contoh hasil pemotretannya!
Bandingkan hasil pemotretan terhadap sel-sel tersebut dengan menggunakan :
a) Mikroskop monokuler biasa
b) Monokuler listrik
c) Binokuler listrik
Jawab :

Gambar I.7 Jalannya cahaya pada mikroskop


(Davidson, 2015)

20
Sistem ini dibangun dengan tiga lensa okuler. Dua lensa okuler untuk
menampilkan gambar yang dapat dilihat langsung dengan mata dan satu lagi
lensa proyeksi yang terdapat di ujung tabung, berfungsi untuk
menghubungkan mikroskop dengan kamera atau cctv.
Jalannya cahaya pada mikroskop trinokuler ini berawal dari cahaya yang
dihasilkan oleh lampu tungsten halida yang dipancarkan melewati lensa
kolektor. Kemudian filter akan mengkodisikan cahaya sebelum dipantulkan
oleh cermin melewati diafragma menuju kondensor. Kondensor kemudian
membentuk cahaya berbentuk kerucut untuk menyinari spesimen, lalu
meneruskan bayangan yang terbentuk menuju lensa objektif. Dari lensa
objektif cahaya dibelokkan oleh prisma ke lensa okuler untuk membetuk
gambar virtual yang dapat dilihat langsung oleh mata, atau diteruskan ke
lensa proyeksi yang akan direkam atau ditampilkam menggunakan kamera
atau CCTV.
Adapun alternatif prosedur pemotretan lainnya adalah sebagai berikut :

Gambar I.8 Pemotretan dengan handphone Gambar I.8 Pemotretan dengan


menggunakan microscope adaptor handphone secara manual
(Morrison 2014) (Typlosion 2015)

Gambar I.10 Hasil Gambar I.11 Hasil


Gambar I.9 Hasil pemotretan sel pemotretan sel hewan pada pemotretan sel tumbuhan
hewan pada mikroskop binokuler mikroskop monokuler pada mikroskop monokuler
(Dok. Kelompok 2, 2018) (Dok. Kelompok 2, 2018) biasa (Dok. Kelompok 2,
2018)

21
7. Pelajari Phase Contrast Microscope, bagaimana karakteristik lensa dan tujuan
dari penggunaan mikroskop ini, berikan contoh hasil pemotretan dengan
mikroskop ini
Jawab :
Phase Contrast Microscope atau mikroskop fase kontras adalah salah satu jenis
mikroskop yang digunakan dalam biologi untuk melihat dan mempelajari sel-
sel serta bagian sel seperti mitokondria, lisosom, dan badan golgi. Mikroskop
ini memberikan kontras pada objek yang diamati sehingga objek yang
transparan dapat terlihat dengan jelas.

Gambar I.12 Hasil pemotretan sel (a) Mikroskop cahaya


(b) Mikroskop fase kontras (Davidson, 2015)

8. Pemeliharaan Mikroskop
Setiap orang wajib melakukan kegiatan service mikroskop, langkah dan
prosedurnya dapat ditanyakan pada teknisi laboran. Tenggang waktunya
sampai akhir semester. Mahasiswa dapat melaksanakan ujian apabila sudah
melaksanakan tugas ini, diketahui dengan surat pernyataan dari teknisi laboran.
a. Lakukan pengecekan mengenai gerakan pemutar kasar, pemutar halus, serta
gerakan tubus pada mikroskop yang terdapat di laboratorium ekologi.
Temukan bagian mana dari sistim mekanik yang mengalami gangguan dan
cara memperbaikinya! Lakukan perbaikan terhadap gangguan tersebut!
b. Lakukan pengecekan lensa objektif dan okuler, temukan bagaimana cara
menemukan gangguan lensa pada lensa objektif atau okuler tanpa mencabut
masing-masing lensa tersebut? Lakukan pembersihan lensa sesuai prosedur.

22
Jawab :
a. Jika terdapat kerusakan pada bagian mikroskop yang tidak bisa ditangani
sendiri maka sebaiknya ditangani oleh teknisi.
b. Jika terdapat gangguan ketika melakukan pengamatan menggunakan
mikroskop yang harus dilakukan pertama kali adalah melakukan
pengecekan dengan menggeser preparat. Jika noda yang terlihat itu ikut
bergerak maka gangguat tersebut terdapat pada preparat. Jika noda tersebut
tidak ikut bergerak maka yang harus kita lakukan adalah memutar lensa
okuler. Jika noda ikut bergerak maka gangguan tersebut terdapat pada lensa
okuler. Namun jika noda tersebut tidak ikut bergerak itu artinya terdapat
gangguan pada lensa objektif.

J. Kesimpulan
1. Mikroskop adalah alat yang di gunakan untuk melihat, atau mengenali
benda-benda renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinya.
Bagian-bagiannya antara lain kaki, lengan, cermin, kondensor, diafragma,
meja preparat, tabung, dan pengatur kasar serta halus.
2. Jenis-jenis mikroskop antara lain mikroskop cahaya, mikroskop monokuler,
mikroskop binokuler, mikroskop stereo, mikroskop elektron, dan lain-lain.
3. Untuk menggunakan mikroskop diperlukan keahlian dalam memahami
karakter mikroskop dan dalam penggunaannya. Yakni mengetahui cara
memegang, menggunakan, dan menyimpan mikroskop dengan benar.
4. Cara memelihara mikroskop antara lain,
a. Mengangkat dan membawa mikroskop harus selalu dalam posisi tegak,
dengan satu tangan memegang erat pada lengan mikroskop dan tangan
yang lain menyangga pada dasar atau kakinya.
b. Mencondongkan posisi tabung, cukup dilakukan dengan memutar
engsel penggerak sebagai titik putar.
c. Mengusahakan agar lensa objektif lemah (4x atau 10x) berada satu
poros di bawah lensa okuler.

23
d. Mengatur kedudukan penjepit sediaan dengan rapi dan cermat.
e. Membersihkan sisa minyak imersi dengan menggunakan cairan Xilol.
f. Membersihkan lensa atau bagian lainnya dengan kain lap yang bersih
dari bahan halus (flenel) setiap akan menggunakan mikroskop.

24
DAFTAR PUSTAKA

Davidson, Michael. (2015). What's New on MicroscopyU [Online]. Tersedia :


https://www.microscopyu.com/ [30 April 2018]

Smith, Mol. (2007). Microscope [Online]. Tersedia: http://www.microscopy-


uk.org.uk/mag/artmay07/ms-optical_microscopes.html [29 April 2018].

Vei, Ahmad. (2015). Hati-Hati Seperti Ini Cara Merawat Mikroskop yang Benar dan
Supaya Awet. [Online]. Tersedia : https://news.ralali.com/amp/cara-merawat-
mikroskop-agar-tetap-awet [1 Mei 2018].

Wirjosoemarto, Koesmadji. dkk. (2000). Teknik Laboratorium. Bandung: Jurusan


Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.

Woodford, Chris. (2017). How microscope work [Online], Tersedia :


http://www.explainthatstuff.com/microscopes.html [30 April 2018].

Zamboni, Jon. (2018). What is the function of microscop [Online]. Tersedia :


https://sciencing.com/function-microscope-6575328.html [30 April 2018].

25

Anda mungkin juga menyukai