Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

SEL DAN ORGANISASI KEHIDUPAN


“PENGGUNAAN MIKROSKOP”

Oleh:

ARISTA PURNAMA SARI (180210104037)

B/4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
I Judul
Penggunaan Mikroskop
II Tujuan
2.1 Memperkenalkan komponen-komponen mikroskop dan cara
penggunaannya.
2.2 Menentuka luas bidang pandang mikroskop.
2.3 Mempelajari cara menyiapkan bahan-bahan yang akan diamati di
bawah mikroskop.
III Dasar Teori
Mikroskop alat yang sering digunakan peneliti untuk melihat benda
yang berukuran kecil atau struktur dari material. Model mikroskop yang
bermacam-macam menjadikan cara penggunaan yang berbeda sehingga perlu
adanya ulasan tentang alat ini. Tulisan ini menyajikan cara kerja mikroskop
optik, Scanning Electron Microscopy (SEM), dan Transmition Electron
Microskopy (TEM) serta cara membuat spesimen yang digunakan untuk
TEM, (Respati,2008 (4:2),42).

Hambatan dalam pengamatan preparat dengan menggunakan


mikroskop cahaya yang dimungkinkan dialami siswa yaitu kendala karena
mikroskop rusak atau tidak menggunakan mikroskop dengan keadaan
baik, dan kesulitan mendapatkan cahaya yang optimum. Kurangnya
ketrampilan siswa dalam menggunakan mikroskop cahaya (alat
laboratorium) juga dimungkin menjadi penyebab siswa mengalami
kesulitan dalam pengamatan sehingga pemahaman siswa menjadi
berkurang dan bahkan siswa tidak dapat memahami materi. Hal tersebut
karena jika siswa kurang mempunyai ketrampilan dalam menggunakan
mikroskop cahaya maka siswa akan kesulitan menggunakan atau
mengoprasikan mikroskop cahaya. Ketrampilan yang dimaksud yaitu cara
memfokuskan daya pandang, mengatur diafragma, mengatur cahaya yang
masuk. Keterampilan tersebut penting dimiliki siswa untuk menjaga
kondisi mikroskop cahaya, (Kusumawati,2016 (5:7),25).
Bidang studi biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam
dan makhluk hidup. Bi- dang studi biologi tidak hanya mempelajari
pengetahuan secara teori, tetapi juga mempelajari pengetahuan dalam bentuk
praktikum. Dalam melaku- kan suatu praktikum diperlukan beberapa
peralatan sebagai unsur pendukung. Salah satu alat yang di- gunakan untuk
mengamati obyek yang sangat kecil dan tidak kasat mata adalah mikroskop.
Mikroskop sangat diperlukan, terutama dalam pengamatan sel dan jaringan
pada tumbuhan atau hewan. Tanpa bantuan mikroskop, maka untuk
mengamati ba- gian-bagian sel dan jaringan dengan jelas dan rinci tidak dapat
dilakukan. Mikroskop dapat membuat objek pengamatan yang kecil terlihat
besar. Praktikum biologi dengan menggunakan mi- kroskop sangat disenangi
oleh siswa. Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan dan menum-
buhkan kreativitas siswa dalam pembelajaran. Sis- wa terkagum-kagum
dengan hasil pengamatan melalui mikroskop, karena berbeda dengan yang
dia- mati langsung melalui kasat mata. Siswa dapat me- ngamati sel-sel atau
jaringan hewan dan tumbuhan dengan bantuan mikroskop. Kegiatan
praktikum dapat menghasilkan keterampilan kognitif, afektif, dan
psikomotoris siswa, (Arianti,2014 (2:2),245).
Alat yang dapat memperbesar bayangan benda yang terlalu kecil
untuk dilihat dengan mata telanjang disebut mikroskop. Pembuatan
mikroskop pertama kali terjadi pada abad ke-16 dan digunakan untuk
penelitian secara luas sejak abad ke-17. Mikroskop berasal dari kata micro
yang berarti kecil dan scopium yang berarti penglihatan. Terdapat 2
macam mikroskop yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.
Mikroskop cahaya disebut juga mikroskop optic adalah mikroskop yang
menggunakan sumber cahaya (foton) untuk memvisualisasikan gambar.
Sumber foton tersebut bisa sinar matahari atau lampu. Mikroskop elektron
adalah mikroskop yang menggunakan static dan elektro magnetic untuk
mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar. Mikroskopi elektron
sendiri adalah bidang ilmu sains yang menggunakan mikroskop sebagai
alat dan radiasi elektron untuk membentuk gambar specimen,
(Setianingsih, 2017:1).
Kajian biologi sel dimulai dari dimulai dari ditemukannya mikroskop
cahaya pada awal abad ke 19 yang melahirkan teori sel oleh Schleiden dan
Schwann pada tahun 1838. Hal tersebut yang menandai kelahiran biologi
sel. Selanjutnya, berkembang berbagai teknik pewarnaan dan prepasi
sehingga memudahkan pengamatan terhadap sel hewan yang tidak
berwarna dan transparan. Dengan ditemukannya mikroskop elektron, hal
itu menuntut adanya teknik-teknik baru dalam preparasi dan pewarnaan
sel, (Santoso, 2015:9).
IV Alat dan Bahan
4.1 Alat

a. Mikroskop

b. Gelas obyek dan gelas penutup

c. Pipet tetes

d. Beakerglass

4.2 Bahan
a. Potongan kertas yang bertuliskan huruf “b” atau “d”
b. Air

V Langkah Kerja
5.1 Pengamatanpotonganhuruf “d” atau “b”

Meletakkan potongan huruf “d” atau “b” pada gelas obyek

Menutup kertas dengan perlahan-lahan dengan gelas penutup

Mengamati preparat dengan menggunakan perbesaran lensa


obyektif lemah

Membandingkan dan mengamati letak bayangan dengan letak


obyek

Menggambar bayangan tersebut

Menggeser preparat dari kiri ke kanan

5.2 Mengukur luas bidang pandang

Meletakkan potongan huruf “d” atau “b” pada gelas obyek


Mengamati preparat dengan menggunakan perbesaran lensa
obyektif lemah,

Memerhatikan bahwa di bagian samping kiri dan di belakang


meja preparat terdapat skala yang menentukan dua sumbu

Mengamati lewat lensa okuler, dimana letak huruf “d” atau “b”

Mengggeser kearah kanan sampai batas terakhir huruf terlihat

Menandai pada angka berapa letak titik dengan melihat angka


pada skala

Menggeser kearah kiri sampai posisi yang sama mencapai oleh


bagian kanan

Menghitung luas bidang pandang dengan menghitung selisih


antara kedua titik (diameter bidang pandang) dengan
menggunakan rumus L = πr²

Mencatat hasil pengamatan

VI Hasil Pengamatan

A. Pengamatan huruf “b” atau “d”


 Huruf b menjadi huruf q
 Huruf d menjadi huruf p
 Menggeser ke kanan menjadi menggeser ke kiri
 Menggeser ke kiri menjadi menggeser ke kanan
 Menggeser ke atas menjadi menggeser ke bawah
 Menggeser ke bawah menjadi menggeser ke atas
B. Pengukuran Luas Pandang
1) Huruf b
Kanan = 28 mm
Kiri = 32 mm
Atas = 21 mm
Bawah = 26 mm
rx = kiri - kanan
= 32 - 28
= 4 mm
ry = bawah - atas
= 26 - 21
= 5 mm
rx+ry
r total = 2
= 4+5
2

= 4,5 mm
L = 𝜋𝑟 2
= 3,14 x( 4,5)2
= 63,585 mm2
2) Huruf d
Kanan = 22 mm
Kiri = 26 mm
Atas = 22 mm
Bawah = 27 mm

rx = kiri - kanan
= 26 - 22
= 4 mm
ry = bawah - atas
= 27 - 22
= 5 mm
rx+ry
r total = 2
= 4+5
2

= 4,5 mm
L = 𝜋𝑟 2
= 3,14 x( 4,5)2
= 63,585 mm2
VII Pembahasan
Mikroskop berasal dari bahasa Yunani, micros yakni kecil
dan scopein yakni melihat. Jadi secara harfiah mikroskop merupakan alat
optik yang bisa melihat benda dengan ukuran sangat kecil atau mikrokopis,
akan tetapi pengertian mikroskop secara etimologi yakni mikroskop adalah
suatu alat bantu yang dapat digunakan untuk melihat, mengamati dan
menyelidiki suatu benda yang berukuran sangat kecil yang tidak mampu
dilihat dengan kasat mata. Terkait benda kecil ini dapat diperbesar
bayangannya sebesar 40 kali, 100 kali, 400 kali maupun 1000 kali lipat.
Namun perbesaran ini dapat dilakukan hingga berkali-kali lipat tergantung
jenis mikroskopnya. Dalam pembagiaannya mikroskop dibagi menjadi 12
yaitu Mikroskop Eleketron Transisi(TEM), Mikroskop Pemindai Transmisi
Elektron (STEM), Mikroskop Pemindai Elektron(SEM), Mikroskop Pemindai
Lingkungan Elektron (ESEM), Mikroskop Refleksi Elektron (REM), Spin-
Polarized Low Energy Microscopy, Mikroskop Cahaya, Mikroskop Elektron,
Mikroskop Ultraviolet, Mikroskop Pender, Mikroskop Medan-Gelap, dan
Mikroskop Fase Kontras.Dalam mikroskop terdapat beberapa komponen
dalam mikroskop yang memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing. Lensa
Okuler merupakan lensa yang digunakan untuk mengamati suatu objek dan
terdapat pada bagian ujung atas tabung. Adapun fungsi dari lensa okuler
adalah untuk memperbesar kembali bayangan yang berasal dari lensa objektif.
Pada lensa okuler ini umumnya mengalami perbesaran 6, 10 atau 12 kali.
Lensa Objektif merupakan lensa yang dekat dengan objek yang akan diamati.
Pada mikroskop umumnya terdapat 3 lensa objektif dengan perbesaran terkecil
10, 40 hingga 100 kali lipat.
Dalam penggunaan lensa objek maka seorang pengamat harus
mengoleskan minyak emersi ke bagian objek. Sebab minyak emersi ini
berfungsi sebagai pelumas yang akan memperjelas bayangan benda. Mislanya
saja pada saat perbesaran 100 kali antara lensa dengan objek yang akan
diamati posisinya sangat dekat sekali bahkan smapai
bersentuhan.Kondensor merupakan bagian yang berfungsi untuk
mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh cermin dan memusatkannya ke
suatu objek. Penggunaanya cukup dengan memutar bagian ke atas dan ke
bawah. Diafragma merupakan bagain yang berfungsi untuk mengatur sedikit
banyaknya cahaya yang masuk melalui kondesor yang kemudian mengenai
prefarat.Cermin merupakan berfungsi sebagai penerima dan pengarah cahaya.
Adapun cahaya yang diterimanya akan dipantulkan menuju daifragma.
Revolver merupakan alat bagain non-optik yang berfungsi mengatur
perbesaran lensa objektif yang diinginkan. Tabung mikroskop merupakan alat
yang berfungsi sebagai penghubung antara lensa okuler dengan lensa objektif.
Lengan Mikroskop merupakan alat yang berfungsi untuk tempat seorang
pengamat memegang mikroskop. Meja benda merupakan tempat yang
digunakan untuk menempatkan objek yang akan diamati. Penjepit objek yang
fungsinya untuk menjaga objek yang akan diamati tidak berubah posisinya.
Makrometer merupaakn alat menaikkan maupun menurunkan tabung secara
lembut atau halus untuk mendapatkan kejelasan dari objek yang diinginkan.
Kaki Mikroskop merupakan penyangga atau tumpuan agar posisi mikroskop
tetap berada di tempat yang diinginkan atau bisa juga sebagai tempat untuk
memegang mikroskop saat hendak dipindahkan. Sendi Inklinasi merupakan
alat yang berfungsi sebagai pengatur sudut tegak mikroskop.
Agar diperoleh data yang maksimal dengan penelitian menggunakan
mikroskop, langkah-langkah untuk menggunakan mikroskop ialah meletakkan
mikroskop diatas meja yang rata dan tidak terlalu ke pinggir agar mikroskop
tidak jatuh. Meletakkan mikroskop di tempat terang dengan cahaya yang
memenuhi, buka diafragma sampai maksimal. Mencari cahaya untuk
mendapatkan pencahayaan yang cukup untuk penelitian. Mengatur posisi
cermin datar/cekung agar kaca kondensor menjadi terang. Menaikkan
kondensor dengan cara memutar tombol putaran kondensor di sebelah
samping. Untuk member cahaya lebih dalam penelitian, cahaya dari 2 telepon
seluler dimanfaatkan untuk tambahan cahaya dari sebelah kanan maupun
sebelah kiri. Menggeser dan sedikit mengangkat penjepit untuk meletakkan
preparat yang akan di teliti di meja mikroskop. Menurunkan tabung mikroskop
sampai lensa objektif yang hampir menyentuh gelas penutup. Dengan lensa
okulerm amati preparat sampai hasil pengujian dapat terlihat dengan baik
dengan memutar pengatur kasar dan halus. Jika preparat yang di gunakan
diteliti guna mencari perubahan dan panjang maka ukur preparat sebelum dan
setelah di lihat lewat mikroskop dan mencatat hasilnya di dalam tabel.
Dari hasil pengamatan potongan huruf “d” dan “b”, letak bayangan
yang terbalik merupakan bayangan cermin. Arah bayangan bergeser melawan
arah geser. Jika preparat digeser ke arah kiri maka bayangan akan bergeser ke
arah kanan. Begitu jika preparat digeser ke arah kanan maka bayangan akan
bergeser ke arah kiri. Jika preparat digeser ke atas maka bayangan yang terjadi
menjadi bergeser ke atas begitu pula sebaliknya. Hal ini membuktikan
bahwa pergeseran bayangan merupakan kebalikan dari pergeseran benda.
Karena lensa obyektifakan membentuk bayangan maya, selanjutnya bayangan
maya tersebut diperbesar oleh lensa okuler menghasilkan bayangan maya yang
terlihat oleh mata.
Seberapa luas bidang pandang yang dapat kita ketahui dari hasil
pengamatan dengan rumus L = πr2. Dalam pengukuran pada huruf “b” pada
sumbu kanan didapatkan hasil 28 mm dan sumbu kiri dihasilkan didapatkan
hasil 32. Dengan rx = 4 mm dan pada atas didapatkan hasil 21 mm dan bawah
26 mm dengan ry = 5 mm. dengan hasil rtotal yaitu rx+ry dibagi 2 didapatkan
hasil 4,5 mm. sehingga luas bidang permukaannya ialah 63, 585 mm2 dari
hasil kali 3,14 x (4,5)2. Sedangkan pada huruf “d”, sumbu kanan didapatkan
22 mm dan sumbu kiri 26 mm. sehingga rx = 4 mm dan atas didapatkan 22
mm sedang bawah 27 mm. dengan ry = 5 mm. rtotal yang dihasilkan pada
huruf “d” adalah 63,585 mm2. Sama persis dengan hasil pengamatan pada
benda “b”
VIII Penutup
8.1 Kesimpulan
8.1.1 Mikroskop adalah suatu alat bantu yang dapat digunakan untuk
melihat, mengamati dan menyelidiki suatu benda yang berukuran
sangat kecil yang tidak mampu dilihat dengan kasat mata. Bagian-
bagian dari mikroskop antaralain : lensa okuler, lensa objektif,
meja preparat, diafragma, revolver, kondensor, kepala mikroskop,
lengan mikroskop, kaki mikroskop, pemutar kasar, pemutar halus.
8.1.2 Untuk menentukan luas bidang pandang dapat kita cari dari rumus .
Luas bidang pandang merupakan luas bayangan yang tampak dari
lensa okuler, yaitu hasil kali antara jari-jari dengan phi (π).
Sebelum mencari jari – jari mencari dulu diameter dengan mencari
selisih y atas bawah) dan x ( kiri kanan) , lalu di bagi dua.
8.1.3Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam praktikum ini adalah
mengerti cara menggunakan mikroskop yang baik dan benar dan
mengetahui setiap komponen - komponennya. Selain itu , cara
menyiapakan bahan - bahan yang akan diamati. Dengan menyiapkan
preparat dan manaruh preparat pada kaca preparat dan ditutup dengan
kaca penutup kemudian diamati dibawah mikroskop.
8.2 Saran
Sebaiknya, dalam praktikum alat yang digunakan tidak ada yang
terhalang atau ada yang kurang memenuhi serta pemberian jarak
antara kelompok depan dan belakang agar tidak berdesakan saat
melakukan praktikum.
Daftar Pustaka

Arianti, Elli. 2014. Mikroskop Sederhana Dari Botol Plastik Sebagai Alat
Pembelajaran Pada Pengamatan Sel. Jurnal Edukasi Biologi Tropika.
Vol 2 No 2. Aceh. MAN Model Banda Aceh

Kusumawati, Mega Utami. 2016. Identifikasi Kesulitan Belajar Materi Struktur.


Jurnal Pendidikan Biologi Vol 5 No 7. Klaten. Universitas Negeri Yogyakarta

Respati, S.M.B. 2008. Macam-Macam Mikroskop Dan Cara Penggunaan. Jurnal


Ilmiah Momentum Vol 4 No 2. Semarang. Universitas Wahid Hasyim

Santoso, Lucia Maria dan Didi Jaya Santri. 2015. Biologi Molekuler Sel. Jakarta.
Penerbit Salemba Teknika

Setianingsih, Tutik. 2017. Mikroskop Elektron Tranmisi: Teori dan Aplikasinya


Untuk Karakterisasi Material. Malang. Universitas Brawijaya Press (UB
Press)
Lampiran
Huruf “b” menjadi huruf “q”

Huruf “d” menjadi huruf “p”


Jurnal

Anda mungkin juga menyukai