Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI DASAR

PENGGUNAAN MIKROSKOP

Oleh:

Rif’atul Fitri Supa’at

150210103053

Program Studi Pendidikan Biologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Jember

2015
I. JUDUL : PENGGUNAAN MIKROSKOP

II. TUJUAN
1. Memperkenalkan komponen-komponen mikroskop dan cara penggunaannya.
2. Menentukan luas bidang pandang mikroskop.
3. Mempelajari cara menyiapkan bahan-bahan yang akan diamati di bawah
mikroskop.

III. DASAR TEORI

Sejarah Mikroskop

Mikroskop (bahasa yunani: Micros = kecil dan scopein = melihat) adalah


sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata
kasar. Antony van leeuwenhoek (1632-1723), yang tinggal di Delft, Belanda
dapat dipastikan sebagai orang pertama yang membuat mikroskop. Ia membuat
mikroskop sederhana dengan perbesaran objek 100 sampai 300 kali.mikroskop
sederhana buatan antony van leeuwenhoek tersebut meliputi sebuah lensa kecil
tunggal dan merupakan kaca pembesar yang sangat kuat. Leeuwenhoek cenderung
membuat sebuah mikroskop baru untuk setiap spesimen dengan membiarkan
spesimen dan mikroskop yang sudah ada.

Meskipun mungkin ia menggunakan penyinaran tak langsung, dengan lampu


yang diletakkan di samping spesimen dan tidak menggunakan sinar yang
dilewatkan melalui spesimen. Leeuwenhoek juga tidak mau menyerahkan satupun
dari 419 mikroskop yang ia buat. Hanya ketika mendekati ajal, anaknya atas
suruhannya, mengirim 100 dari mikroskop-mikroskopnya ke Royal Society
(Ibrahim, 2007: 87).

Prinsip-prinsip Mikroskop

Karena mikroorganisme sangatlah kecil, unit-unti yang dipakai untuk


mengukur organisme mikroorganisme mungkin tidak lazim menggunakan unit-
unit yang biasa dipakai murid-murid pemula menyatakan ukuran organisme
makroskopik.
Mikrometer (µm), dulunya dinamakan mikron (µ), adalah sama dengan
0.000001 m. Unit kedua, nanometer (nm), dulunya dinamakan milimikron (mµ),
adalah sama dengan 0.000000001 m. Unit ketiga, Angstrom (A), ditemukan
didalam banyak literatur sekarang dan masa lalu tetapi tidak lagi memiliki
pengakuan resmi. Angstrom sama dengan 0.0000000001 m (Ibrahim, 2007:89).

Macam-macam Mikroskop

1. Mikroskop Cahaya
Mikroskop yang tersusun dari 3 macam lensa, ialah lensa pengumpul
cahaya (lensa kondensor) dan 2 macam lensa cembung atau lensa pembesar
yang diletakkan di masing-masing ujung pada suatu tabung. Kedua lensa
pembesar itu adalah lensa okuler pada sisi ujung tabung yang berada di depan
titik pandang mata, dan lensa obyektif yang terletak pada ujung tabung
proximal(menjauhi dari titik pandang mata) (Muslim, 2003:49).
Dalam mikroskop cahaya, cahaya difokuskan pada spesimen oleh suatu
lensa pengumpul dari kaca; citra kemudian diperbesar oleh suatu lensa
objektif dan laensa okuler, untuk diproyeksikan ke mata, kamera digital,
kamera video digital, atau film fotografik (Campbell, 2010:D-1). Mekanisme
cara kerja mikroskop cahaya secara lengkap yang pertama adalah sinar
memasuki mikroskop dari sebuah sumber cahaya pada kaki mikroskop,
kemudian melintas biasanya sebuah filter biru, yang mnenyaring keluar sinar
dengan gelombang yang panjang, yang meninggalkan sinar dengan
gelombang sinar lebih pendek sehnigga dapat memperbaiki resolusi. Sinar
kemudian lewat melalui sebuah kondensor, yang mengumpulkan berkas sinar
sebelum melintas melewati spesimen. Diafragma mengontrol jumlah sinar
yang melintas melewati spesimen dan masuk ke dalam lensa objektif. Makin
tinggi pembesaran lensa yang digunakan, makin besar jumlah sinar yang
dibutuhkan untuk melihat spesimen dengan jelas. Lensa objektif membesarkan
citra sebelum sinar melintas melalui tabung mikroskop menuju ke lensa okuler
pada ujung atas tabung. Sdelanjutnya ke mata. Lensa okuler lebih lanjut
membesarkan citra yang sudah dibesarkan oleh lensa okuler.
Mekanisme pemfokusan menggunakan dua buah tombol, yaitu pemutar
kasar (coarse adjustment), yang merubah jarak anatara lensa objektif dan
spesimen secara, dan tombol pemutar halus (fine adjustment), yang mengubah
jarak antara spesimen dengan lensa objektifsecra oerlahan-lahan. Pemutar hlus
ini berfungsi memfokuskan bayangan secara tajam (Ibrahim, 2007:99).
Nilai perbesaran dari mikroskop cahaya di dapat dari kombinasi
kemampuan perbesaran lensa okuler dengan lensa obyektif. Misalnya suatu
tabung mikroskop memiliki lensa okuler dengan kemampuan perbesaran 10 x
dan lensa obyektif dengan kemampuan perbesaran 40 x. Maka hasil perbesarn
akhir kedua lensa itu adalah 10 x 40 = 400 x perbesaran (Ibrahim, 2007:50)

2. Mikroskop Elektron
Mikroskop elektron adalah mikroskop yang mempergunakan tembakan
gelombang elektron sebagai sumber iluminasi untuk mendapatkan manfaat
besarnya daya pisah atau daya resolusi bayangan benda yang sangat kecil
dengan memperkecil panjang gelombang yang sangat pendek (Muslim,
2003:52)
Dalam mikroskop elektron, seberkas elektron (bagian atas mikroskop)
digunakan sebagai pengganti cahaya, dan elektromagnet digunakan sebagai
pengganti lensa dari kaca. Berkas elektron difokuskan pada spesimen oleh
lensa pengumpul;citra diperbesar oleh lensa objektif dan lensa proyektor
untuk diproyeksikan pada detektor digital, layar fluoresen, atau film fotografik
(Campbell, 2010:D-1).
Mikroskop SEM (Scanning Electron Microscope), mikroskop
elektron yanh ditujukan untuk melihat permukaan 3 dimensi benda yang kecil
(permukaan 3 dimensi sel, atau permukaan struktur sub-seluler seperti organel
dan kromosom yang diisolasi). Cara kerja mikroskop SEM berbeda dengan
mikroskop TEM yang berbeda adalah bahwa sumber yang dipancarkan dari
pistol elektron difokuskan secara intens pada permukaan preparat dengan
bantuan sistem lensa magnetik yang menyerupai lensa kondensor pada TEM.
Spot elektron yang terfokus bergerak bolak-balik ke permukaan preparat.
Gerakan scanning tersebut disempurnakan oleh deflektor, ialah piring
bermuatan diantara lensa kondensor dengan preparat. Mikroskop SEM dewasa
ini dilengkapi dengan tabung tv yang menghasilkan bayangan benda tampak
pada layar tv. Dibandingkan dengan mikroskop elektron transmisi daya
resolusi mikroskop SEM kurang tinggi dibanding daya resolusi pada
mikroskop TEM. (Choirul Muslim, 2003:49)
Mikroskop TEM (Transmission Electron Microscope), ialah
mikroskop elektron dimana gelombang elektron ditransmisikan melalui
preparat. Mekanisme garis besar kerja mikroskop elektron transmisi amat
menyerupai cara kerja mikroskop cahaya yang dibalik. Mikroskop TEM
berfungsi untuk melihat benda irisan berukuran ultra mikro, sehingga isi sel
terlihat sangat detil. Perbesaran yang dicapai berkisar antara beberapa ribu kali
sampai 300 ribu kali, tergantung pada aplikasi yang diterapkan (Muslim,
2003:52-53)
Pembuatan preparat untuk mikroskop cahaya
 Fiksasi, ialah usaha menghentikan kegiatan sel tanpa merusak isi sel
yang bertujuan untuk pengawetan dan menambah kejernian
pengamatan. Yang busa dipergunakan sebagai fiksatif adalah alkohol
daqn asam asetat yang bertindak sebagai koagulan.
 Pengirisan, bertujuan untuk memperoleh irisan yang tipis dan
transparan agar terlihat dengan kemih di bawah mikroskop. Untuk
keperluan ini, preparat dipindahkan dari medium fiksatif alkohol ke
aseton agar mengalami dehidrasi. Setelah itu, preparat dicelupkan
dalam blok parafin atau plastik. Blok itu kemudian di iris tipis dengan
pisau mikrotom sehingga didapatkan preparat dengan ketebalan 10 µm
atau kurang.
 Oles tipis. Beberapa preparat tidak harus di iris. Misalnya sel-sel darah.
Untuk preparat demikian cukup dioleskan dan dilengketkan di atas
gelas benda kemudian diberi pewarnaan .
 Pewarnaan ialah pemberian warna pada sel atau komponen subseluler
agar lebih memberikan warna kontras pada pengamatan (Muslim,
2003:54)
Pembuatan preparat untuk mikroskop elektron
 Fiksasi. Untuk menghasilkan preparat yang tipis mula-mula jaringan
difiksasi dengan menempatkan jaringan dalam medium osmium
tetroksida, formaldehida atau gluteraldehida. Senyawa itu digunakan
baik tunggal atau berkombinasi.
 Dehidrasi, ialah upaya mengeluarkan air dari bahan preparat dengan
cara memindahkannya dalam medium aseton secara bertahap.
 Pencelupan dalam medium plastik.
 Pengirisan dengan mikrotom gelas atau intan.
 Pewarnaan, dengan menggunakan garam logam berat antara lain
osmium tetroksida, uranil asetat, dan timbal sitrat (Muslim, 2003:54-
55)
IV. ALAT DAN BAHAN
4.1 Alat dan bahan
1. Alat
a. Mikroskop
b. Gelas obyek dan gelas penutup
c. Pipet tetes
2. Bahan
a. Potongan kertas yang bertuliskan huruf “d” atau “b”
4.2 Cara Kerja
1. Pengamatan potongan huruf “d” atau “b”
a. Letakkan potongan huruf “d” atau “b” pada gelas obyek dan tutuplah
perlahan-lahan dengan gelas penutup, lalu amati preparat dengan
menggunakan perbesaran lensa obyektif lemah.
b. Bandingkan letak bayangan dengan letak obyek yang diamati, (Letak
bayangan sama/terbalik? Apakah bayangan tersebut merupakan
bayangan cermin?) gambarlah bayangan tersebut.
c. Sambil memandang ke dalam okuler, geserlah preparat dari kiri ke
kanan (Ke arah manakah bayangan bergeser? Dan ke manakah
bayangannya jika preparat digeser ke belakang?)
2. Mengukur luas bidang pandang
a. Letakkan potongan huruf “d” atau “b” pada gelas objek dan tutuplah
perlahan-lahan dengan gelas penutup, lalu amati preparat dengan
menggunakan perbesaran lensa objektif lemah.
b. Perhatikan bahwa di bagian samping kiri dan di belakang meja
preparat terdapat skala yang menentukan dua sumbu.
c. Amati lewat okuler dimana letak huruf “d” atau “b”, kemudian
geserlah ke arah kanan sampai batas terakhir huruf terlihat. Tandai
pada angka berapa letak titik dengan melihat angka pada skala.
d. Selanjutnya geserlah ke arah kiri sampai posisi yang sama dicapai oleh
bagian kanan.
e. Hitunglah luas bidang pandang dengan menghitung selisih antara
kedua titik (diameter bidang pandang) dengan rumus :

𝑳 = 𝝅𝒓𝟐

Keterangan :
L= Luas bidang pandang
π= 3.14
r= Jari-jari
V. HASIL PENGAMATAN

1. Potongan kertas huruf “b”

Perbesaran = L.ok x L.ob

= 10 x 4 = 40 kali
Keterangan :

 Jika preparat digeser ke kanan, bayangan bergeser ke arah kiri dan


sebaliknya.
 Jika preparat digeser ke belakang, bayangan bergeser ke depan dan
sebaliknya.
 Bayangan yang dihasilkan terbalik dan diperbesar.

t1 = 102 mm (geser kiri sampai batas maksimal)

t2 = 110 mm (geser kanan sampai batas maksimal)

diameter = 110-102= 8 mm

jari-jari = ½ . 8 = 4 mm

L = π . r12

= 3,14 x 42

= 3,14 x 16

= 50,24 mm2

2. Potongan kertas huruf “d”


Perbesaran = L.ok x L.ob

= 10 x 4 = 40 kali

Keterangan :

 Jika preparat digeser ke kanan, bayangan bergeser ke arah kiri dan


sebaliknya.
 Jika preparat digeser ke belakang, bayangan bergeser ke depan dan
sebaliknya.
 Bayangan yang dihasilkan terbalik dan diperbesar.

VI. PEMBAHASAN

Mikroskop merupakan alat bantu penglihatan yang dapat digunakan untuk


mengamati objek yang ukurannya kecil seperti sel, organisme bersel satu, organel
sel dan lain-lain. Mikroskop sederhana terdiri atas dua lensa cembung masiign-
masing disebut lensa objektif dan lensa okuler (Subekti, 2003:181). Secara garis
besar komponen mikroskop terdiri atas lensa okuler, lensa objektif, kaki
mikroskop, tabung mikroskop, kondensor, diafragma, pemutar kasar, pemutar
halus. Lensa okuler adalah lensa yang dekat dengan mata dan berfungsi untuk
membuat bayangan semu yang terakhir, sehingga bayangan semu tersebut dapat
dilihat langsung oleh mata. Sedangkan lensa objektif adalah lensa yang dekat
dengan objek. Kaki mikroskop berfungsi untuk membuat badan mikroskop tetap
tegak. Kondensor berfungsi untuk mengumpulkan berkas sinar sebelum melintas
melalui spesimen. Tabung mikroskop berfungsi sebagai penghubung antara lensa
okuler dengan lensa objektif. Diafragma berfungsi mengatur jumlah cahaya yang
masuk melalui spesimen. Pemutar kasar berfungsi mengubah jarak antara lensa
objektif dan spesimen secara tepat, dan tombol pemutar halus yang mengubah
jarak antara spesimen dengan lensa objektif secara pelan-pelan. Pemutar halus
berfungsi memfokuskan bayangan secara tajam.
Berdasarkan sumber pencahayaan mikroskop dibagi menjadi dua yaitu
mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya ialah mikroskop
yang tersusun dari tiga macam lensa, yaitu lensa pengumpul cahaya (Kondensor)
dn dua lensa cembung yang terdapat di setiap ujung tabung lensa. Kelemahan dari
mikroskop cahaya ini hanya dapat diperbesar dari 10x hingga 1000x. Lebih dari
itu, mikroskop cahaya akan mengalami kesulitan daya pisah, atau resolusi.
Mikroskop elektron ialah mikroskop yang mempergunakan tembakan gelombang
elektron sebgai sumber iluminasi untuk mendapatkan manfaat besarnya daya pisah
atau daya resolusi bayangan benda yang sangat kecil dengan memperkecil panjang
gelombang yang sanagt pendek. Kelebihan dari mikroskop elektron ini adalah
memperoleh gamabr bayangan yang perbesarannya samapi dengan 10.000-
300.000x, sehingga sekaligus memiliki resolusi atau daya pisah bayangan benda
yang sangat kecil (1 nm).
Ada tata cara dalam menggunakan mikroskop. Berikut adalah cara
menggunakan mikroskop dengan baik dan benar :
1. Letakkan mikroskop di tempat terang, buka diafragma sampai maksimal;
2. Atur posisi cermin datar/cekung sedemikian rupa sehingga kaca kondensor
menjadi terang;
3. Naikkan kondensor sampai maksimal dengan memutar tombol kondensor;
4. Tempatkan preparat di meja mikroskop;
5. Turunkan tabung mikroskop smapai lensa objektif hampir menyentuh gelas
penutup;
6. Melalui lensa okuler, amati preparat sampai terfokus dengan cara memutar
pengatur kasar dan pengatur halus.

Dalam menggunakan mikroskop ada beberapa hal yang harus diperhatikan


seperti :
1. Peganglah erat-erat mikrokop dengan satu tangan, sedangkan tangan lain
pakailah untuk menyangga kaki mikroskop;
2. Meja preparat harus tetap horisontal untuk menjaga agar preparat tidak
jatuh;
3. Bersihkan lensa hanya dengan kertas/kain khusus untuk lensa (soft
tissue);
4. Biasakan kedua mata tetap terbuka ketika mengamati preparat;
5. Setelah menggunakan mikroskop, putar pengatur kasar agar terdapat jarak
antara lensa objektif dengan meja mikroskop, aturlah posisi cermin dalam
posisi tegak. Bersihkan lensa objektif bila terkena minyak emersi dan
bersihkan pula meja mikroskop dari kotoran atau tumpahan medium
dengan menggunakan tissue.
6. Simpan mikroskop dalam lemari yang diberi pengatur suhu.
Dalam praktikum “Penggunaan Mikroskop” ini tujuannya adalah mengamati
potongan huruf “d” atau “b” dan menentukan luas bidang pandang mikroskop
dengan potongan huruf “d” atau “b”. Pengamatan huruf “d” atau “b”, pertama –
tama meletakkan potongan huruf “d” atau “b” pada gelas objek dan menutupnya
dengan gelas penutup. Lalu mengamati preparat dengan menggunakan perbesaran
lensa obyektif lemah. Kemudian membandingkan bayangan dengan letak obyek.
Letak bayangan sama atau terbalik. Bayangan merupakan bayangan cermin atau
bukan. Kemudian sambil memandang kedalam okuler, ke arah mana bayangan
bergeser jika preparat digeser ke kiri, kanan, depan, ataupun belakang.
Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan letak bayangan benda terbalik.
Saat huruf “b” kami lihat dengan menggunakan mikroskop maka yang terlihat
adalah huruf “q” dan huruf “d” yang ketika kami lihat di mikroskop menjadi huruf
“p”. Hal ini terjadi karena di dalam mikroskop menggunakan lensa cembung yang
akhirnya menghasilkan bayangan terbalik. Selain terbalik, bayangan yang
terbentuk juga lebih besar dari ukuran aslinya. Hal ini terjadi karena sifat bayangan
dari lensa cembung ini sendiri adalah maya, terbalik, diperbesar.
Begitu juga saat kami melakukan pergeseran preparat ke arah kanan dan kiri
serta ke depan dan ke belakang. Pada saat kami amati dengan dengan
menggunakan mikroskop, hasilnya berkebalikan. Pada saat preparat kami geser ke
kanan, dalam mikroskop terlihat bergeser ke kiri. Ketika kami geser preparat ke
arah kiri, maka preparat dalam mikroskop terlihat seolah-olah bergeser ke kanan.
Begitu pula saat kami menggeser preparat ke depan dan ke belakang. Dalam
mikroskop akan terlihat sebaliknya. Kembali lagi, hal ini terjadi karena sifat lensa
cembung yang dimiliki oleh lensa okuler dan lensa objektif.
Dalam pengukuran luas bidang pandang, kami menggunakan huruf “b” yang
kami geser ke kiri dan ke kanan serta ke atas juga ke belakang. Kami menghitung
jarak pandang dengan menggeser preparat sampai huruf itu tidak terlihat lagi di
mikroskop. Kemudian kita ukur skalanya baik ke kanan maupun ke kiri. Setelah
diperoleh dua skala, lalu skala yang besar dikurangi dengan skala yang kecil untuk
mendapatkan diameter yang kemudian dapat dihitung jari-jarinya dengan cara
membagi diameter itu dengan 2. Setelah didapat jari-jarinya, kami melakukan
perhitungan dan didapat hasil 50,24 mm2 .

VII. PENUTUP
7.1 Kesimpulan
a. Komponen-komponen Mikroskop dan Cara Penggunaannya

1. Lensa okuler = lensa yang dekat dengan mata


2. Revolver = pemutar yang digunakan untuk mengubah perbesaran lensa
obyektif
3. Lensa objektif = lensa yang dekat dengan objek
4. Pemutar kasar = bagian yang digunakan untuk menggerakkan
(menjauhkan/mendekatkan) lensa obyektif terhadap preparat secara
cepat
5. Pemutar halus = bagian yang digunakan untuk menggerakkan
(menjauhkan/mendekatkan) lensa obyektif terhadap preparat secara
pelan
6. Meja preparat = bagian utntuk meletakkan objek
7. Sumber cahaya
8. Kondensor= bagian yang dapat diputar naik turun yang berfungsi untuk
mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh cermin dan
memusatkannya ke objek.
9. Klip = penjepit object glass

b. Menentukan Luas Bidang Pandang Mikroskop


Luas bidang pandang diperoleh dengan penggunaan rumus L = π r2 ,
jari jari didapat dari mengurangi skala yang besar dengan skala yang kecil.
Entah itu dari menggeser ke kiri dan kanan ataupun ke depan dan ke
belakang yang kemudian hasil pengurangan tadi dibagi dua.

c. Cara Menyiapkan bahan-bahan


Ambilah gelas obyek lalu letakkan obyek yang akan diamati dan
tutuplah dengan gelas penutup. Letakkan gelas obyek di Meja preparat.
Aturlah lensa obyektif , cahaya, penagturan kasar dan pengaturan halus
untuk memperjelas obyek yang diamati. Biasakan untuk menggunakan
perbesaran lemah terlebih dahulu.

7.2 Saran

Sebaiknya praktikan dalam penelitian harus lebih memahami lagi hal-


hal tentang mikroskop seperti komponen-komponennya dan cara
menggunakannya agar dalam praktikum dapat berjalan dengan lancar.
8 DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim,Muslim. 2007. Mikrobiologi: Prinsip dan Aplikasi. Surabaya: UNESA

University press

Subekti,Agus. 2003. Fisika Biologi dan Kesehatan. Jember:FMIPA UNEJ

Muslim,Choirul. 2003. Biologi Melokuler Sel. Bengkulu:MIPA Universitas Bengkulu

Campbell,Neil. 2010. BIOLOGI. Jakarta: Erlangga

Sutrisno. 1979. Fisika Dasar: Gelombang dan Optik. Bandung: Penerbit ITB

9 LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai