PENDAHULUAN
Salah satu contoh makhluk hidup adalah tumbuhan. Tumbuhan yang ada di Indonesia
banyak sekali jumlahnya dan jenisnyapun beragam. Keberagaman tersebut meliputi bentuk,
ukuran, jumlah, frekuensi, warna, dan sifat-sifat lain dari tumbuhan tersebut. Keberagaman
antara tumbuhan satu dengan tumbuhan yang lain ada yang banyak ada juga yang sedikit.
Semakin sedikit keberagaman sifat yang dimiliki antar spesies, maka kemiripannya semakin
tinggi, sehingga kekerabatannya semakin dekat.
1
Tumbuhan yang berada dalam satu tingkat takson famili pada umumnya memiliki ciri
morfologi yang hampir sama (Tjitrosoepomo, 2009). Salah satu contoh familia adalah
Poaceae. Spesies-spesies di dalam familia Poaceae memiliki kesamaan morfologi berupa
daun yang berbentuk lanset, daun memiliki ligula, dan bunga yang tidak memiliki mahkota
(berbentuk bulir) (Steenis, 2008). Sama halnya dengan yang diungkapkan oleh Steenis,
Backer dan Backuizen (1968) juga menyatakan bahwa ciri-ciri dari familia Poaceae yaitu
memiliki daun berbentuk bulat memanjang, lanset atau pita, tulang daun sejajar,
permukaannya kadangkadang berbulu, berpelepah, bunga majemuk, bulir, tandan atau malai,
umumnya terminal. Benang sari umumnya berjumlah 3.
Poaceae atau juga biasa dikenal dengan suku rumput-rumputan termasuk dalam kelas
Liliopsida yang banyak dijumpai di daerah tropis dan subtropis 3 (Simpson, 2006). Secara
garis besar familia Poaceae terdiri atas beberapa subfamilia (anak suku), antara lain:
Bambusoideae, Pooideae, dan Panicodeae (Steenis, 2008). Beberapa contoh tanaman yang
termasuk dalam familia Poaceae adalah Oryza sativa (padi), Zea mays (jagung), dan
Saccharum officinarum (tebu) (Suhono dan Tim LIPI, 2010).
Poaceae merupakan tanaman yang dapat dengan mudah dijumpai dan jumlahnya
sangat banyak, selain itu Poaceae juga berperan dalam kehidupan manusia, baik
menguntungkan ataupun merugikan. Peran Poaceae yang menguntungkan adalah dapat
digunakan sebagai bahan pangan, papan, dan obat. Sedangkan peran yang merugikan adalah
banyak anggota familia Poaceae hidup sebagai gulma (Solikin, 2003).
1.3 Tujuan
1. Mengetahui ciri morfologi spesifik yang ditemukan pada spesies familia Poaceae.
2. Mengetahui distribusi spesies familia Poaceae.
3. Mengetahui karakteristik kimia spesies familia Poaceae.
2
4. Mengetahui contoh tanaman dan manfaatnya dari spesies familia Poaceae.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
duduknya berseling dalam dua baris berhadapan. Sebuah atau dua glumae pada bulir bagian
yang bawah tidak berisi bunga, lainnya berisi sebuah daun mahkota yang berbentuk sisik atau
Palea kerap kali dua badan penggelembung, sebuah benang sariatau lebih dan sebuah bakal
buah.
Perbungaan unit dasar spikelet, kumpulan spikelet membentuk spika,racemes,
panikula satu spikelet memiliki sepasang braktea disebut gluma satu spikeletterdiri dari 1–
lebih floret, tersusun pada sumbu (rakhila) satu bunga (floret) memiliki braktea lemma
dan palea floret, ♀, ♂ Perhiasan bunga terdiri dari 2 sisik (lodiculae) stamen (10), 3, (6) stilus (1), 2,
(3) stigma umumnya seperti bulu ovarium 2-3 carpel,1 lokul, 1 ovul, superus buah.
Batang. Batang rumput disebut tangkai. Tangkai rumput hampir selalu berlekuk,
kecuali pada pangkalnya atau pada puncak tempat keluarnya daun. Tangkainya terletak lebih
dalam dan tertutup serta mempunyai sekat atau dinding penunjang pada masing-masingnya.
Bentuknya beragam, bulat, pipih atau persegi, berongga atau penuh, lentur atau kaku.
Tangkainya merupakan tempat menempelnya daun dan dibagian ujung tangkai terdapat
pembungaan.
5
perakaran sekunder yang muncul pada batang dimana pada rumput yang dewasa akar
sekunder merupakan sistem perakaran secara keseluruhan.
Daun. Daun terdiri dari 3 bagian yang berbeda, yaitu sheat (pelepah), blade (helaian
daun), dan ligule (lidah daun). Sheat merupakan bagian daun yang menyelimuti batang.
Blade merupakan bagian daun yang biasa dikenal orang sebagai daun. Ligule merupakan
bagian yang terletak antara helaian daun dan pelepah yang berfungsi sebagai penghubung
antara keduanya.
2.3 Distribusi
Bersifat sebagai organisme yang dapat hidup dan berkembang di seluruh dunia
(kosmopolit), tetapi terbanyak di daerah tropis dan temprata utara dengan curah hujan yang
cukup untuk membentuk padang-padang rumput.
6
2.4.1 Tanaman Padi (Oryza sativa L.)
1. Pendahuluan
Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan penting yang
menjadi makanan pokok lebih dari setengah penduduk dunia karena mengandung
nutrisi yang diperlukan tubuh. Menurut Poedjiadi (1994), kandungan karbohidrat padi
giling sebesar 78,9 %, protein 6,8 %, lemak 0,7 % dan lain-lain 0,6 %. Indonesia
sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar menghadapi tantangan dalam
memenuhi kebutuhan pangan tersebut. Data BPS Jawa Timur (2014), dalam periode
tahun 2010 sampai 2014 terjadi dua kali penurunan produksi sebesar 1,07 % pada
2011 dan 0,94 % pada 2014. Produksi padi di Jawa Timur pada tahun 2011 terjadi
penurunan produksi yang cukup signifikan yaitu sebesar 9,2 % dan kembali menurun
pada tahun 2013 sebesar 1,2 % dengan rata-rata produktivitas 5,9 ton hektar-1 ,
sementara produkstivitas padi di kabupaten Pasuruan sebesar 6,7 ton/hektar-1 .
Sembiring (2015) mengatakan, bahwa kendala dalam peningkatan produksi semakin
kompleks karena berbagai perubahan dan perkembangan lingkungan strategis diluar
sektor pertanian berpengaruh dalam peningkatan produksi tanaman.
Menurut Makarim dan Las (2005), cara yang efektif dan efisien untuk
meningkatkan produksi padi nasional secara berkelanjutan adalah meningkatkan
produktivitas melalui ketepatan pemilihan komponen teknologi dengan
memperhatikan kondisi lingkungan biotik, lingkungan abiotik serta pengelolaan lahan
yang optimal. Penggunaan teknologi sistem tanam dalam budidaya padi diharapkan
dapat mempengaruhi hasil produksi, dan pada akhirnya akan mempengaruhi
pendapatan petanin pangan. Yoshie dan Rita (2010) mengatakan, teknologi budidaya
yang tepat tidak hanya menyangkut masalah penggunaan varietas unggul, tetapi juga
pemilihan metode tanam yang tepat.
Pada umumnya petani padi sawah di Indonesia menggunakan metode tanam
pindah (konvensional) pada kegiatan usahataninya. Pada metode tanam pindah, bibit
padi ditanam dengan jarak tanam rapat dengan jarak tidak lebih dari 20 cm x 20 cm.
Teknologi budidaya lain yang dapat diterapkan sebagai upaya peningkatan produksi
padi adalah dengan metode tanam jajar legowo yaitu dengan prinsip pemberian
kondisi pada setiap barisan tanam padi untuk mengalami pengaruh sebagai tanaman
pinggir. Teknologi berikutnya adalah metode tanam SRI (Sistem of Rice
Intensification) yaitubudidaya tanaman padi intensif dan efisien dengan proses
7
manajemen sistem perakaran yang berbasis pada pengelolaan yang seimbang terhadap
tanah, tanaman dan air (Juhendi, 2008).
Perbedaan metode tanam akan mempengaruhi biaya produksi dan hasil usaha
tani padi sawah. Disamping penggunaan metode tanam yang tepat, untuk
meningkatkan hasil padi perlu pemberian bahan organik pada tanah yang ditanami
padi. Padi membutuhkan persediaan hara yang cukup untuk pertumbuhan supaya
memperoleh hasil yang tinggi. Pemberian bahan organik merupakan suatu tindakan
perbaikan lingkungan tumbuh tanaman karena dapat meningkatkan efisiensi pupuk
(Adiningsih dan Rochayati, 1988). Disamping itu bahan organik berfungsi sebagai
amelioran yang dapat memperbaiki jumlah dan aktivitas mikroba dan sumber hara
dalam tanah sehingga dapat meningkatkan kualitas tanah (Setyorini, 2005).
8
pada saat pengisian gabah (Suardi 2002). Batang padi berbentuk bulat, berongga dan
beruas-ruas. Antar ruas dipisahkan oleh buku. Ruas-ruas sangat pendek pada awal
pertumbuhan dan memanjang serta berongga pada fase reproduktif. Pembentukan
anakan dipengaruhi oleh unsur hara, cahaya, jarak tanam dan teknik budidaya. Batang
berfungsi sebagai penopang tanaman, mendistribusikan hara dan air dalam 6 tanaman
dan sebagai cadangan makanan. Kerebahan tanaman dapat menurunkan hasil tanaman
secara drastis. Kerebahan umumnya terjadi akibat melengkung atau patahnya ruas
batang terbawah, yang panjangnya lebih dari 4 cm (Makarim dan Suhartatik 2009).
Daun padi tumbuh pada batang dan tersusun berselang-seling pada tiap buku.
Tiap daun terdiri atas helaian daun, pelepah daun yang membungkus ruas, telinga
daun (auricle) dan lidah daun (ligule). Daun teratas disebut daun bendera yang posisi
dan ukurannya tampak berbeda dari daun yang lain. Satu daun pada awal fase tumbuh
memerlukan waktu 4-5 hari untuk tumbuh secara penuh, sedangkan pada fase tumbuh
selanjutnya diperlukan waktu yang lebih lama, yaitu 8-9 hari. Jumlah daun pada tiap
tanaman bergantung pada varietas. Varietasvarietas baru di daerah tropis memiliki 14-
18 daun pada batang utama (Makarim dan Suhartatik 2009).
Bunga padi secara keseluruhan disebut malai. Tiap unit bunga pada malai
dinamakan spikelet yaitu bunga yang terdiri atas tangkai, bakal buah, lemma, palea,
putik, dan benang sari serta beberapa organ lainnya yang bersifat inferior. Tiap unit
bunga pada malai terletak pada cabang-cabang bulir yang terdiri atas cabang primer
dan sekunder. Tiap unit bunga padi pada hakekatnya adalah floret yang hanya terdiri
atas satu bunga, yang terdiri atas satu organ betina (pistil) dan enam organ jantan
(stamen). Stamen memiliki dua sel kepala sari yang ditopang oleh tangkai sari
berbentuk panjang, sedangkan pistil terdiri atas satu ovul yang menopang dua stigma
(Makarim dan Suhartatik 2009). Malai terdiri atas 8-10 buku yang menghasilkan
cabang-cabang primer yang selanjutnya menghasilkan cabang sekunder. Tangkai
buah (pedicel) tumbuh dari buku-buku cabang primer maupun cabang sekunder
(Yoshida 1981).
Gabah terdiri atas biji yang terbungkus oleh sekam. Bobot gabah beragam dari
12-44 mg pada kadar air 0%, sedangkan bobot sekam rata-rata adalah 20% bobot
gabah. Perkecambahan terjadi apabila dormansi benih telah dilalui. Benih tersebut
berkecambah apabila radikula telah tampak keluar menembus koleorhiza diikuti oleh
munculnya koleoptil yang membungkus daun (Yoshida 1981; Makarim dan
Suhartatik 2009).
9
Pertumbuhan tanaman padi dibagi dalam tiga fase, yaitu fase vegetatif (awal
pertumbuhan sampai pembentukan bakal malai/primordial), fase generatif/reproduktif
(primordial sampai pembungaan), dan fase pematangan (pembungaan sampai gabah
matang). Fase vegetatif merupakan fase pertumbuhan organ-organ vegetatif, seperti
pertambahan jumlah anakan, tinggi tanaman, bobot, dan luas daun. Lama fase
reproduktif untuk kebanyakan varietas padi di daerah tropis umumnya 35 hari dan
fase pematangan sekitar 30 hari. Perbedaan masa pertumbuhan ditentukan oleh
lamanya fase vegetatif. Varietas IR64 matang dalam 110 hari mempunyai fase
vegetatif 45 hari, sedangkan IR8 yang matang dalam 130 hari fase vegetatifnya 65
hari (Makarim dan Suhartatik 2009).
10
penentuan kadar protein dalam beras. Unsur nitrogen yang terikat dalam
bentuk matriks dilepaskan melalui proses destruksi dan diukur jumlahnya.
c. Kandungan Gula Reduksi
Karbohidrat adalah zat gizi yang dapat ditemui dalam jumlah terbesar
pada beras. Karbohidrat dalam serealia termasuk beras sebagian besar terdapat
dalam bentuk pati. Penentuan kadar karbohidrat dalam analisis proksimat
dilakukan secara by difference. Total jumlah kadar air, abu, lemak, protein dan
karbohidrat beras adalah 100 %.
11
perawatan rambut lainnya, serta menjadi krim untuk pelembab karena fungsinya
adalah memiliki sifat antipenuaan atau anti aging. Campuran tepung beras dan
madu sendiri digunakan oleh beberapa wanita untuk menambah kecerahan kulit di
wajah mereka.
4.5 Manfaat Padi untuk kulit
a) Kaya antioksidan dapat membantu untuk melindungi kulit.
b) Kaya akan asam lemak esensial yang penting untuk kesehatan karena
tubuh kita membutuhkan mereka tapi tidak dapat secara alami
menghasilkan mereka. Asam lemak esensial telah dikaitkan dengan
penurunan tingkat depresi.
c) Efektif untuk kulit yang terkena iritasi, dapat digunakan sebagai salep
kulit, dan dapat membantu mengurangi peradangan dan gatal-gatal.
d) Sumber yang sangat baik mengandung vitamin E, yang membantu
melindungi kering.
e) Melindungi diri dari banyak karsinogen beracun yang menembus produk
perawatan kulit.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Poaceae adalah salah satu dari famili tumbuhan yang muncul hampir di seluruh
belahan dunia, kecuali pada kedua kutub bumi. Terdapat berbagai macam karakteristik
lingkungan tempat tumbuh tumbuhan dari famili Poaceae, baik lingkungan yang lembab
maupun lingkungan yang kering juga termasuk habitat hidup tumbuhan dari famili Poaceae.
Karakter paling spesifik dari famili Poaceae adalah kebutuhannya akan sinar matahari
langsung dengan intensitas yang tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa lingkungan yang
ditumbuhi tumbuhan dari famili tersebut merupakan lingkungan yang terbuka dengan
hamparan padang rumput.
Padi (Oryza sativa, L.) memiliki bentuk dan warna yang beragam, baik tanman
maupun berasnya. Beras merupakan makanan sumber energi yang memiliki kandungan
karbohidrat tinggi namun proteinnya rendah. Manfaat dari padi salah satunya adalah untuk
obat dan kosmetik seperti shampoo dan produk perawatan rambut lainnya, serta menjadi krim
untuk pelembab karena fungsinya adalah memiliki sifat antipenuaan atau anti aging.
13