Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

FISIOLOGI TUMBUHAN
”VERNALISASI”

Oleh :
KELOMPOK III
FRANGKLIN BARAPA
LIDIA DELISTA
GREYTI UMBOH
FAHRUL UNONONGO
CLAUDIA KONDOY

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena oleh
pertolongan-Nya sehingga makalah bisa diselesaikan dengan baik. Tentunya untuk dapat
berhasil dalam suatu hal diperlukan kerja keras dan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar
sesuatu yang jika di rencanakan dapat berjalan dan terlaksana dengan baik.

Makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dari beberapa pihak yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk membantu. Untuk itu kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat diselesaikan
sesuai dengan waktunya.

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah hendak memenuhi tugas mata kuliah
Fisiologi Tumbuhan tentang Vernalisasi yang telah diberikan guru pembimbing.
Sebelumnya kami menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, untuk itu kami meminta maaf.

Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih dan mengharapkan kritik dan saran yang
dapat membangun laporan kami demi penyempurnaan dan perbaikan makalah ini
selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Tondano, Juni 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................

DAFTAR ISI ................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................

Latar belakang ..............................................................................................

Rumusan masalah .........................................................................................

Tujuan ...........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................

A. Vernalisasi.........................................................................................

BAB III PENUTUP.......................................................................................

A. Kesimpulan........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembungaan, pembuahan, dan set biji merupakan peristiwa-peristiwa penting dalam
produksi tanaman. Proses-proses ini dikendalikan baik oleh lingkungan terutama fotoperiode
dan temperatur, maupun oleh faktor-faktor genetik atau internal. Salah satu proses
perkembangan yang harus tepat waktu adalah proses pembungaan. Tumbuhan tidak bisa
berbunga terlalu cepat sebelum organ-organ penunjang lainnya siap, misalnya akar dan daun
lengkap. Sebaliknya tumbuhan tidak dapat berbunga dengan lambat, sehingga buahnya tidak
sempurna misalnya datangnya musim dingin.
Faktor lingkungan merupakan faktor yang sangat erat berhubungan kehidupan tanaman,
yang akan mempengaruhi proses-proses fisiologi dalam tanaman. Semua proses fisiologi akan
dipengaruhi oleh suhu dan beberapa proses akan tergantung dari cahaya dan temperatur.
Penyinaran cahaya terhadap tanaman merupakan salah satu faktor eksternal yaitu faktor dari
luar yang mempengaruhi pembungaan (Natania, 2008). Kejadian musiman sangat penting
dalam siklus kehidupan sebagian besar tumbuhan.
Perkecambahan biji, pembungaan, permulaan dan pengakhiran dormansi tunas
merupakan contoh-contoh tahapan dalam perkembangan tumbuhan yang umumnya terjadi
pada waktu spesifik dalam satu tahun. Stimulus lingkungan yang paling sering digunakan oleh
tumbuhan untuk mendeteksi waktu dalam satutahun adalah fotoperiode, yaitu suatu panjang
relative malam dan siang. Respons fisologis terhadap fotoperiode, seperti pembungaan,
disebut fotoperiodisme (photoperiodism) (Campbell, dkk., 1999).
Penemuan fotoperiodisme merangsang banyak sekali ahli fisiologi tanaman untuk
mengadakan penyelidikan tentang proses itu lebih jauh dalam usahanya untuk menentukan
mekanisme aksi. Mereka segera menemukan bahwa istilah hari pendek dan hari panjang
merupakan salah kaprah (misnomer). Interupsiperiode hari terang dengan interval kegelapan
tidak mempunyai efek mutlak pada proses pembungaan (Natania, 2008).
Faktor temperatur sangat  berpengaruh terhadap tanaman, karena umumnya temperatur
mengubah atau memodifikasi respons terhadap fotoperiode pada spesies dan varietas (Thomas
dan Raper, 1982). Banyak sepesies membutuhkan periode dinginatau temperaturnya
mendekati pembekuan selama 2 sampai 6 minggu agar dapat berbunga pada waktu
fotoperiode panjang pada musim semi.

B. Rumusan Masalah 
1. Apa itu vernalisasi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu vernalisasi
      

BAB II
PEMBAHASAN

A. VERNALISASI
Vernalisasi (berasal dari Bahasa latin vernus, yang berarti “musim semi”) adalah induksi
pada proses pembungaan tanaman dengan cara memberikan paparan dingin berkepanjangan
atau dengan cara artifisial lain yang setara. Setelah vernalisasi tanaman akan mampu
betrbunga namun anaman mungkin membutuhkan waktu beberapa minggu untuk tumbuh
hingga akhirnya berbunga.
Pada tahun 1920-an, para ahli sains dari Departemen Pertanian A.S. yang melakukan
penelitian di Beltsville, Maryland mulai meneliti aktivitas pembungaan pada tumbuhan.
Mereka mulai menyadari bahwa pembungaan dimulai oleh panjang siang. Setelah menanam
tumbuhan dalam rumah tanaman, tempat fotokalanya dapat diubah secara buatan,
merekamembuat kesimpulan bahwa tumbuhan dapat dibagi menjadi tiga kumpulan,
diantaranya :
1) Tumbuhan pendek siang- berbunga apabila fotokalanya lebih pendek daripada
panjang genting. (Contoh yang baik ialah pohon cocklebur, pohon merah (poinsetia,
kekwa).
2) Tumbuhan panjang siang- berbunga apabila fotokalanya lebih panjang daripada suatu
panjang genting. (Contoh yang baik ialah gandum, barli, bunga cengkih, bayam).
3) Tumbuhan neutral siang- pembungaan tidak bergantung kepada suatu fotokala.
(Contoh yangbaik ialah tomat dan timun).

Vernalisasi merupakan induksi pendinginan yang diperlukan oleh tumbuhan sebelum


mulai perbungaan. Vernalisasi sebenarnya tidak khusus untuk perbungaan, tetapi diperlukan
pula oleh biji-biji tumbuhan tertentu sebelum perkecambahan. Respon terhadap suhu dingin
ini bersifat kualitatif (mutlak), yaitu pembungaan akan terjadi atau pembungaan tidak akan
terjadi. Lamanya periode dingin haruslah beberapa hari sampai beberapa minggu, tergantung
sepesiesnya. Spesies semusim pada musim dingin, dua tahunan, dan banyak spesies tahunan
dari daerah beriklim sedang yang membutuhkan vernalisasi semacam itu agar berbunga. Biji,
umbi, dan kuncup banyak spesies tanaman di daerah beriklim sedang membutuhkan
stratifikasi (beberapa minggu diletakkan dalam penyimpanan yang dingin dan lembab) untuk
mematahkan dormansi.

Jadi vernalisasi secara harfiah berarti membuat  suatu keadaan tumbuhan seperti musim
semi, yaitu menggalakkan pembungaan sebagai respon terhadap hari-hari yang panjang
selama musim semi.

Seterusnya kita harus mengambil perhatian bahwa suatu tumbuhan panjang siang dan
pendek siang dapat mempunyai panjang hari genting yang sama. Bayam merupakan suatu
tumbuhan panjang siang yang mempunyai panjang genting selama empat belas jam, rumput
reja merupakan suatu tumbuhan pendek siang dan mempunyai panjang genting yang sama.
Walau bagaimanapun, bayam hanya berbunga pada musim panas apabila panjang siang
meningkat sehingga empat belas jam atau lebih, dan rumput reja berbunga pada musim gugur
apabila panjang siangnya berkurang hingga empat belas jam atau kurang. (Rumput reja harus
menjadi matang sebelum dapat berbunga,sebab itulah tumbuhan ini tidak berbunga pada
musim bunga walaupun panjang siangnya kurang daripada empat belas jam).

Pada tahun 1938, K. C. Hammer dan J. Bonner memulai eksperimen dengan panjang
siang dan malam buatan yang tidak perlu sama dengan suatu normal, yaitu siang dua puluh
empat jam. Mereka kemudian berpendapat bahwa cocklebur yang merupaka tumbuhan
pendek siang akan berbunga pada waktu gelapnya berterusan selama delapan setengah jam,
tanpa memperkirakan panjang waktu siang.Selanjutnya, jika waktu gelap ini diganggu untuk
seketika oleh pancaran cahaya, maka pohon cocklebur tidak akan berbunga. ( Mengganggu
panjang waktu penyinaran dengan kegelapan tidak memiliki arti ). Keputusan yang sama juga
telah diperoleh bagi tumbuhan panjang siang.

Tumbuhan tersebut memerlukan suatu waktu gelap yang lebih pendek daripada suatu
panjanggenting tanpa memperhitungkan panjang waktu pencahayaan. Walau bagaimanapun,
jika suatu malam yang lebih panjang dari panjang genting diganggu oleh suatu pancaran
cahaya yang sekejap, maka tumbuhan siang panjang akan berbunga. Dengan demikian,
dapatlah dibuat kesimpulan bahwa panjang waktu gelap yang mengakibatkan pembungaan,
bukannya panjangwaktu pencahayaan. Dalam keadaan alami, jelaslah siang yang lebih pendek
senantiasa berfungsi dengan malam yang lebih panjang, dan begitulah sebaliknya.

1. letak Vernalisasi
Bukti-bukti bahwa rangsanagan dingin dihasilkan di dalam meristem atau kuncup dan
bukan didalam daun diperoleh dari empat fenomena, yaitu:
1) Biji yang telah mengalami imbibisi mudah divernalisasi
2) Pengenaan suhu dingin hanya pada daun, akar, atau batang tidak efektif.
3) .Biji yang sedang berkembang pada tanaman induk dapat dan seringkali sudah
tervernalisasi apabila tepat pada waktu suhu dingin berlangsung sebelum biji menjadi
kering.
4) Tanaman yang ditanam dari kuncup liar suatu daun yang sudah tervernalisasi telah
tergalakkan untuk berbunga.

2. Hilangnya Vernalisasi
Vernalisasi pada biji dapat dinolkan dengan pengenaan kondisi yang parah, seperti
kekeringan atau temperatur tinggi (30-35̊C) selama periode beberapa hari. Pada percobaan
yang dilakukan oleh Lysenko di Uni soviet, mengenai biji serealia musim dingin yang
divernalisasi dan dipertahankan biji dalam keadaan kering menyebabkan proses devernalisasi
(penghilangan vernalisasi). Percobaan yang dilakukan Lysenko itu tidak berlaku di mana saja,
mungkin karena telah tersedia kultivar tipe musim semi yang teradaptasi.Vernalisasi pada
rumput-rumputan tahunan tertentu, ternyata lebih kompleks, selaindingin, juga diperlukan
beberapa fotoperiode pendek.  Contohnya pada rumputorchard,penggalakan pembungaan
terjadi secara alamiah, dan diperlukan suhu ingin untuk menggalakkan pembungaan pada
sepesies-sepesies tersebut .

3. Interaksi Vernalisasi dengan faktor lain


Chailakhyan menyatakan bahwa hanya tumbuhan di daerah temperatur yang mengalami
musim dingin, dapat kita harapkan memerlukan vernalisasi, dan ini adalah tumbuhan hari
panjang (LPD). Tumbuhan hari pendek biasanya berada di daerah subtropis.Ada sebuah
interaksi yang ganjil pada Petkus rye (secale cereale), kebutuhan akan vernalisasi dapat
digantikan dengan perlakuan hari pendek (short day), tetapi apabila tanaman ini telah
memperoleh vernalisasi, dia memerlukan induksi hari panjang untuk pembungaannya. Sama
halnya denganHyoscyamus nigermemerlukan vernalisasi apabila dalam tahap roset dan
perbungaan akan terjadi hanya pada hari panjang.

4. Organ Penerima Rangsangan Vernalisasi


Organ tumbuhan yang dapat menerima rangsangan vernalisasi sangat bervariasi yaitu
biji, akar, embrio, pucuk batang. Apabila daun tumbuhan yang memerlukan vernalisasi
mendapat perlakuan dingin, sedangkan bagian pucuk batangnya dihangatkan, maka tumbuhan
tidak akan berbunga (tidak terjadi vernalisasi).Vernalisasi merupakan suatu proses yang
kompleks yang terdiri dari beberapa proses. PadaSecale cereale, vernalisasi pada tanaman ini
terjadi di dalam biji dan semua jaringan yang dihasilkannya berasal dari meristem yang
tervernalisasi. Pada Chrysantheum, vernalisasi hanya dapat terjadi pada meristemnya.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Vernalisasi merupakan induksi pendinginan yang diperlukan oleh tumbuhan sebelum
mulai perbungaan. Vernalisasi pada bijidapat dinolkan dengan pengenaan kondisi yang parah,
seperti kekeringan atau temperatur tinggi (30-35C).  Apabila daun tumbuhan yang
memerlukan vernalisasi mendapat perlakuan dingin, sedangkan bagian pucuk batangnya
dihangatkan, maka tumbuhan tidak akan berbunga (tidak terjadi vernalisasi). Zat yang
bertanggung jawab dalam meneruskan rangsangan vernalisasi disebut vernalin, yaitu suatu
hormon hipotesis karena sampai saat ini belum pernah diisolasi. Disamping itu vernalisasi
merupakan proses kimia yang tidak biasa, karena terjadi reaksi yang cepat pada suhu dingin.
DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Fauziyah. 2011.Panduan TeoriFisiologi Tumbuhan. Medan:

FMIPA UnimedSalisbury, Frank and Rose.1987.FisiologiTumbuhan. Bandung: ITB


PressSasmitamihardja, Dardjat. 1996. Fisisologi Tumbuhan. Bandung: FMIPA-ITBSilvia
S.Mader. 1995.Biologi, Evolusi, Keanekaragaman dan Lingkungan. Malaysia:

Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia.Wilknis. Meldcom B. 1969.Fisiologi Tanaman. Jakarta:


Bina Aksara

Anda mungkin juga menyukai