Anda di halaman 1dari 30

PAPER

M.K FISIOLOGI HEWAN


‘’SISTEM RESPIRASI’’

Oleh :
FRANGKLIN BARAPA
17 507 121

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena oleh
pertolongan-Nya sehingga tugas bisa diselesaikan dengan baik. Tentunya untuk dapat
berhasil dalam suatu hal diperlukan kerja keras dan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar
sesuatu yang jika di rencanakan dapat berjalan dan terlaksana dengan baik.

Tujuan dari penyusunan tugas ini adalah hendak memenuhi tugas mata kuliah
Fisiologi Hewan tentang Sistem Respirasi telah diberikan guru pembimbing.

Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih dan mengharapkan kritik dan saran yang
dapat membangun laporan ini demi penyempurnaan dan perbaikan tugas ini selanjutnya.

Tondano, 13 Mei 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.......................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH…...............................................................................................1

C. TUJUAN............................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

I. RESPIRASI.........................................................................................................3
II. RESPIRASI PADA HEWAN IVERTEBRATA................................................4
III. RESPIRASI PADA HEWAN VERTEBRATA ...............................................14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................................................25

REFERENSI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Semua makhluk hidup pasti melakukan pernapasan atau respirasi. Pernapasan


merupakan rangkaian proses sejak pengambilan gas atau udara, penggunaannya untuk
memecah zat, pengeluaran gas sisa pemecahan zat, serta pemanfaatan energi yang
dihasilkannya, yang berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup.

Pengambilan gas dari lingkungannya berbeda-beda untuk setiap jenis makhluk


hidup. Secara garis besarnya pengambilan gas oleh makhluk hidup dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu secara tidak langsung dan secara langsung. Pernapasan secara tidak
langsung terjadi pada hewan yang belum mempunyai alat pernapasan khusus. Sedangkan
pernapasan secara langsung terjadi pada hewan yang telah mempunyai alat pernapasan
khusus.

Terdapat berbagai jenis hewan. Ada yang satu sel dan ada yang banyak sel. Ada
yang telah memiliki sistem organ tubuh dan ada pula yang belum memiliki sistem organ
tubuh. Oleh sebab itu, sistem pernapasannya pun amat bervariasi. Hewan bersel satu
(uniseluler), belum memiliki sistem organ, pernapasannya terjadi secara langsung dari
udara bebas langsung berdisfusi ke dalam sel tubuhnya. Hewan bersel banyak (multiseluler)
yang tubuhnya cukup besar, umumnya pernapasannya tidak tidak langsung, sehingga
pertukaran udaranya ke dan dari sel perlu bantuan alat pernapasan. Pada hewan besar
umumnya bentuk alat pernapasannya berupa permukaan tubuh, trakea, insang, dan paru-
paru.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja alat-alat pernapasan pada hewan?
2. Bagaimana bentuk dan transportasi pernapasan hewan?
3. Bagaimana mekanisme pernapasan pada masing-masing jenis hewan?
C. TUJUAN
1. Mengetahui alat pernapasan pada berbagai jenis hewan.
2. Memahami bentuk dan transportasi pernapasan hewan.
3. Mampu menjelaskan mekanisme pernapasan pada berbagai jenis hewan.

BAB II

PEMBAHASAN
I. RESPIRASI

Pernapasan (Respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar


yang,mengandung (oksigen) serta menghembuskan udara yang banyak memngandung
karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Pengisapan udara ini disebut
inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi              
1. Inpirasi
Inspirasi terjadi ketika tekanan alveoli dibawah tekanan atmosfir. Otot yang paling
penting dalam inspirasi adalah diafragma, bentuknya melengkung dan melekat pada iga
paling bawah dan oto interkosta eksterna. ketika diafragma berkontraksi bentuknya menjadi
datar dan menekan dibawahnya yaitu pada isi abdomen dan mengangkat iga. Keadaan ini
menyebabkan pembesaran rongga toraks dan paru-paru.meningkatnya ukuran dada
menurunkan tekan intrapleura sehinggah paru-paru menjadi mengembang.
mengembangnya paru-paru berakibat pada penurunan tekanan alveolus sehingga udara
bergerak menurut gradien tekanan dari atmosfir kedalam paru-paru. Hal ini berlangsung
terus sampai tekanan menjadi sama dengan tekanan atmosfer, demikian seterusnya.
2. Ekspirasi
Ekspirasi merupakan proses pasif, tidak ada kontraksi otot-otot aktif. Pada akhirnya
inspirasi otot-otot respirasi relaks, membiarkan elastisitas paru dan rongga dada untuk
mengisi volume paru.ekspirasi terjadi ketika tekanan alveolus lebih tinggi dari tekanan
atmosfir. Relaksasi diafragma dan otot interkosta eskterna mengakibatkan recoil elastic
dinding dada dan paru sehingga terjadi tekanan alveolus dan menurunkan volune paru,
dengan demikian udara bergerak dari paru-paru keatmosfer.
System respirasi berperan dalam menjamin ketersediaan oksigen untuk
kelangsungan metabolisme sel-sel tubuh dan pertukaran gas. Melalaui peran system
respirasi oksigen di ambil dari atmosfir, di transport masuk ke paru-paru dan terjadi
pertukaran gas oksigen dengan karbondioksida di alveoli, selanjutnya oksigen akan di
difusi masuk kafiler darah untuk di manfaatkan oleh sel dalam proses metabolisme.
II. PERNAPASAN PADA INVERTEBRATA
A. HEWAN UNISELULER

Gambar 1. Hewan Bersel satu

Pada hewan uniseluler, misalnya amoeba dan paramecium, seluruh aktivitas


hidupnya, termasuk pernapasan, dilakukan oleh sel itu sendiri. Proses pertukaran oksigen
dan karbondioksida berlangsung amat sederhana melalui seluruh permukaan tubuhnya.

Oksigen dari lingkungannya berdisfusi langsung menembus membran menuju ke


sitoplasma. Difusi dan gerakan sitoplasma akan mengantarkan oksigen menuju ke
mitokondria. Di dalam mitokondria, oksigen digunakan untuk memecah senyawa organik,
sehingga dihasilkan energi dan zat sisa berupa air dan karbondioksida. Karbondioksida dan
oksigen bergerak dengan arah yang berlawanan. Oksigen bergerak secara difusi dari
membran menuju ke mitokondria, sedangkan karbondioksida bergerak dari mitokondria
di dalam sitoplasma menuju membran terus ke udara bebas.

Persediaan oksigen bagi hewan yang hidup didarat adalah udara bebas, sedangkan
bagi hewan yang hidup di air adalah oksigen yang larut dalam air. Oksigen tersebut di alam
merupakan hasil sampingan dari proses fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan hijau.

Hewan bersel satu belum memiliki sistem organ, pernapasannya terjadi secara
langsung dari udara bebas langsung berdifusi ke dalam tubuhnya. Di dalam mitokondria
O2 digunakan untuk memecah senyawa organik, sehingga dihasilkan energi dan zat sisa
berupa air dan CO2. CO2 dan O2 bergerak dengan arah yang berlawanan. O2 bergerak secara
difusi dari membran menuju ke mitokondria, sedangkan CO2 bergerak dari mitokondria di
dalam sitoplasma menuju membran terus ke udara bebas.

B. PERNAPASAN PADA PORIFERA

Mekanisme Pernapasan :

Air beroksigen masuk ke tubuh melalui pori-pori -> oksigen dalam air masuk
melalui koanosit secara difusi dibawa ke mitokondria -> oksigen dipakai mengurai
senyawa organik -> menghasilkan karbon dioksida -> karbon dioksida larut dalam air -> air
dibawa menuju membran -> keluar dari membran menuju spongosol -> digerakkan sel
flagellum koanosit -> keluar melalui oskulum

Porifera bernapas dengan cara memasukkan air melalui pori-pori (ostium) yang
terdapat pada seluruh permukaan tubuhnya, masuk ke dalam rongga spongocoel. Proses
pernapasan selanjutnya dilakukan oleh sel leher (koanosit), yaitu sel yang berbatasan
langsung dengan rongga spongocoe. Aliran air yang masuk melalui ostium menuju rongga
spongocoel membawa oksigen sekaligus zat-zat makanan. Pengikatan O2 dan pelepasan
CO2 dilakukan oleh sel leher (koanosit). Selain melakukan fungsi pernapasan, sel leher
sekaligus melakukan proses pencernaan dan sirkulasi zat makanan. Selanjutnya, air keluar
melalui oskulum.

C. PERNAPASAN PADA GASTROPODA

Gastropoda merupakan kelas Mollusca yang terbesar dan populer. Ada sekitar
50.000 jenis/spesies Gastropoda yang masih hidup dan 15.000 jenis yang telah menjadi
fosil. Karena banyaknya jenis Gastropoda, maka hewan ini mudah ditemukan. Kelas
gastropoda memiliki keanekaragaman habitat yang sangat luas. Gastropoda umumnya
hidup di laut tetapi ada sebagian yang hidup di darat. Beberapa jenis juga bisa ditemukan di
danau, sungai, selokan kecil, muara, intertidal yang berbatu atau berpasir, laut, bahkan di
gurun pasir juga ada. Nama Gastropoda berasal dari bahasa Latin gaster yang berarti perut
dan podos yang berarti kaki, jadi, gastropoda berarti kelompok hewan invertebra, bertubuh
lunak, yang berjalan dengan perut sebagai alat gerak atau kakinya.

Alat respirasi Gastropoda berupa insang bagi yang hidup di air dan paru - paru
pulmonum bagi yang hidup di darat. Di samping itu, kadang-kadang rongga mantel juga
dapat melakukan fungsi respirasi. Pulmonum merupakan jalinan antara pembuluh-
pembuluh darah yang berhubungan langsung dengan jantung. Letak insang dan paru – paru
dapat dilihat pada gambar 1 dan gambar 2.

Gambar 1. Letak insang pada siput air


Gambar 2. Letak paru – paru (no. 9) pada bekicot

Mekanisme Pernapasan :

oksigen dari luar -> masuk ke tubuh -> melalui paru-paru (moluska darat) / insang
(moluska air) -> menuju ke jantung -> melalui aorta -> menyebar ke hemosoel

Hewan bertubuh lunak (Mollusca) yang hidup di air, seperti siput, cumi-cumi, dan kerang
(Bivalvia) bernapas menggunakan insang. Aliran air masuk ke dalam insang dan terjadi
pertukaran udara dalam lamela insang. Mollusca yang hidup di darat, seperti siput darat
(bekicot) bernapas menggunakan paru-paru.

D. PERNAPASAN PADA ECHIMODERMATA

Teripang merupakan hewan yang digolongkan dalam filum Ecihinodermata


Hewan jenis ini kulit durinya halus, sehingga sekilas tidak tampak sebagai jenis
Echinodermata. Tubuhnya seperti mentimun dan disebut mentimun laut atau disebut juga
teripang.Teripang atau holothurians (Holorhurioidea, Echinodermata) merupakan salah
satu kelompok biota laut yang spesifik dan mudah dikenal.

Menurut Johnson et al., (1977), teripang memiliki dua macam sistem pernafasan,
yaitu pernafasan berbentuk saluran yang bercabang-cabang seperti pohon sehingga dikenal
dengan nama pohon pernapasan (respiratory tree) yang berfungsi menghisap oksigen dan
menyalurkan ke darah, dan pernapasan berbentuk kaki tabung (teube feet) yang terletak di
dinding tubuh berfungsi mengisap oksigen yang terlarut dalam air.

Pangkal pohon pernafasan terletak pada bagian anterior. Kloaka berjumlah 2 buah,
masing-masing memanjang ke anterior di sebelah kiri dan kanan saluran pencernaan.Tiap
pembuluh besar mempunyai banyak percabangan dan diujungnya terdapat kantung-kantung
kecil.Kloaka dan pohon pernafasan memompa air masuk dan keluar dari pembuluh-
pembuluh tersebut.Cabang-cabang pohon pernafasan sebelah kiri becampur dengan sinus
darah.Dengan demikian oksigen dari kantong-kantong kecil disalurkan ke cairan rongga
tubuh dan selanjutnya ke sinus darah.

Gambar. Letak pohon pernapasan (respiratory tree) dan kaki tabung (teube feet) pada
teripang

E. PERNAPASAN PADA ANNELIDA

Cacing tanah adalah salah satu jenis hewan yang hidup di dalam tanah. Hanya
dalam kondisi tertentu saja dia keluar dari dalam tanah, seperti jika bumi terlalu panas,
banjir, atau tanah tempat tinggalnya terkena polusi. Cacing tanah tidak mempunyai alat
respirasi khusus seperti makhluk hidup lain. Cara bernafas pada cacing adalah melalui
kulitnya yang tipis. Meski tipis, kulit cacing terdiri dari banyak pembuluh darah. Melaui
pembuluh-pembuluh kapiler darah itulah difusi oksigen dan karbon dioksida terjadi.
Gambar . Pembuluh - pembuluh kapiler darah (berwarna merah)

Gambar. Proses difusi oksigen dan karbon dioksida pada kulit cacing.

Mekanisme Respirasi :

Oksigen dari lingkungan berdifusi -> masuk ke kapiler darah pada kulit -> oksigen diikat
hemoglobin -> darah diedarkan ke seluruh tubuh -> menghasilkan karbon dioksida ->
karbon dioksida berdifusi keluar melalui kulit

Cacing menggunakan permukaan tubuhnya untuk bernapas. Hewan ini


memanfaatkan permukaan kulitnya untuk bernapas. Oleh karena itu, kulit cacing tanah
selalu basah untuk memudahkan terjadinya pertukaran udara. Di bawah permukaan
kulitnya yang basah tersebut, ternyata terdapat kapiler-kapiler darah. Melalui kapiler ini,
oksigen berdifusi masuk ke dalam kulit, lalu ditangkap dan diedarkan oleh sistem peredaran
darah. Sebaliknya, karbon dioksida yang terkandung dalam darah dilepaskan dan berdifusi
keluar tubuh. Sebagian besar Vermes bernapas menggunakan permukaan tubuhnya,
misalnya anggota filum Platyhelminthes yaitu Planaria dan anggota filum Annelida yaitu
cacing tanah (Pheretima sp.). Namun, pada beberapa Annelida bernapas dengan insang,
misalnya Annelida yang hidup di air yaitu Polychaeta (golongan cacing berambut banyak)
ini bernapas menggunakan sepasang porapodia yang berubah menjadi insang.

F. PERNAPASAN PADA SERANGGA

Serangga mempunyai sistem pernapasan yang disebut sistem trakea. Oksigen yang
dibutuhkan oleh sel-sel tubuh untuk oksidasi tidak diedarkan oleh darah tetapi diedarkan
oleh trakea yang bercabang-cabang ke seluruh tubuh. Cabang kecil trakea yang menembus
jaringan tubuh disebut trakeolus. Masuknya udara untuk pernapasan tidak melalui mulut
melainkan melalui stigma (spirakel).

Alat pernapasan pada hewan berkaki berbuku-buku, khususnya pada serangga


adalah berupa pembuluh trakea. Udara masuk dan keluar melalui lubang kecil yang disebut
spirakel atau stigma yang terdapat di kanan tubuhnya. Dari stigma udara terus masuk ke
pembuluh trakea memanjang dan sebagian ke kantong hawa. Trakea memanjang ini
selanjutnya bercabang-cabang menjadi saluran hawa yang halus yang masuk ke jaringan
tubuh. Oleh sebab itu, pada sistem trakea ini pengangkutan oksigen dan karbondioksida
tidak memerlukan bantuan sistem transportasi, khususnya darah.

Zat kimia yang dikeluarkan sel-sel tubuh umumnya kekurangan oksigen. Oleh sebab itu,
pembuluh trakea bercabang-cabang hingga bagian tubuh yang demikian ini. Pada serangga
yang bertubuh besar, mengeluarkan gas sisa pernapasan ke trakea karena pengaruh
kontraksi otot-otot tubuh yang bergerak secara teratur.

Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga
dan arthropoda lainnya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di
kerangka luar (eksoskeleton) yang disebut spirakel. Spirakel berbentuk pembuluh silindris
yang berlapis zat kitin, dan terletak berpasangan pada setiap segmen tubuh. Spirakel
mempunyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga membuka dan menutupnya spirakel
terjadi secara teratur. Pada umumnya spirakel terbuka selama serangga terbang, dan
tertutup saat serangga beristirahat
Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menuju
pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi menjadi
cabang halus yang disebut trakeolus  sehingga dapat mencapai seluruh jaringan dan alat
tubuh bagian dalam. Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel yang
disebut trakeoblas. Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan sel-sel tubuh. Trakeolus
ini mempunyai fungsi yang sama dengan kapiler pada sistem pengangkutan (transportasi)
pada vertebrata.

Mekanisme pernapasan pada serangga, misalnya belalang, adalah sebagai berikut:

1. Jika otot perut belalang berkontraksi maka trakea menyempit sehingga udara kaya
CO2 keluar. Sebaliknya, jika otot perut belalang berelaksasi maka trakea kembali
pada volume semula sehingga tekanan udara menjadi lebih kecil dibandingkan
tekanan di luar sebagai akibatnya udara di luar yang kaya O2 masuk ke trakea.
2. Sistem trakea berfungsi mengangkut O2 dan mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan
sebaliknya mengangkut CO2 hasil respirasi untuk dikeluarkan dari tubuh. Dengan
demikian, darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan
bukan untuk mengangkut gas pernapasan.
3. Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah berdifusi
kejaringan. Pada serangga air seperti jentik nyamuk udara diperoleh dengan
menjulurkan tabung pernapasan ke permukaan air untuk mengambil udara
4. Serangga air tertentu mempunyai gelembung udara sehingga dapat menyelam di air
dalam waktu lama. Misalnya, kepik Notonecta sp. mempunyai gelembung udara di
organ yang menyerupai rambut pada permukaan ventral. Selama
menyelam, O2 dalam gelembung dipindahkan melalui sistem trakea ke sel-sel
pernapasan.
5. Selain itu, ada pula serangga yang mempunyai insang trakea yang berfungsi
menyerap udara dari air, atau pengambilan udara melalui cabang-cabang halus
serupa insang. Selanjutnya dari cabang halus ini oksigen diedarkan melalui
pembuluh trakea.

Sistem pernapasannya berupa sistem pernapasan trakea. Alat pernapasan serangga


adalah pembuluh trakea. Pembuluh trakea merupakan pembuluh udara yang memanjang
dan bercabang-cabang menjadi halus (trakeolus) sehingga dapat mencapai seluruh jaringan
tubuh. Udara keluar masuk melalui lubang kecil yang disebut spirakel yang terdapat pada
setiap sisi ruas tubuh serangga.

G. PERNAPASAN PADA KALAJENGKING DAN LABA-LABA

Kalajengking dan laba-laba besar (Arachnida) memiliki alat pernapasan berupa paru-


paru buku (Arachnida hidup di darat) atau insang buku (Arachnida hidup di air). Udara
keluar masuk melalui spirakel yang disebabkan oleh gerakan otot yang teratur.
Hewan yang tergolong arachnida biasanya akan bernapas menggunakan alat
pernapasan yang biasa disebut paru-paru buku jika sedang hidup di darat, dan juga insang
buku jika sedang hidup di air. Hewan yang termasuk ke dalam golongan arachnida
merupakan laba-laba dan juga kalajengking.

Bagaimana arachnida melakukan sistem respirasi?

 Masing-masing paru-paru buku yang dimiliki oleh arachnida ini memiliki sejenis
lembaran-lembaran tipis yang tersusun sejajar dan biasa disebut juga lamela. Selain itu,
paru-paru buku pada arachnida juga memiliki spirakel yang merupakan tempat keluar
masuknya udara dari luar dan dalam tubuh arachnida.
 Keluar masuknya udara pada arachnida dipengaruhi oleh gerakan otot seperti halnya
yang terjadi pada proses inspirasi dan ekspirasi hewan mamalia yang menggunakan paru-
paru karena sistem pernapasan dengan menggunakan paru-paru buku dan juga insang buku
prosesnya akan sama dengan proses pernapasan pada mamalia karena memang baik paru-
paru buku dan insang buku memiliki fungsi yang identik dengan paru-paru.

H. PERNAPASAN PADA CRUSTACEA

Hewan yang tergolong ke dalam kelompok crustacea ini merupakan hewan yang
bernapas dengan menggunakan insang, sama dengan ikan. Hewan yang termasuk ke dalam
crustacea merupakan udang, lobster, dan juga kepiting.

Bagaimana crustacea melakukan sistem respirasi?


Pada umumnya, insang yang terdapat pada crustacea ini terletak pada kamar-kamar
insang yang terletak diantara branchiostegit atau yang biasa disebut sebagai pelindung
insang dan juga dinding badan.

Pada insang yang terdapat pada hewan crustacea, biasanya juga terdapat suatu
pembuluh darah dengan membran yang tipis.Nah, pembuluh darah dengan membran yang
tipis ini akan sangat bermanfaat untuk pertikaran gas secara difusi, dimana proses
pemasukan oksigen dari udara luar ke darah dan juga pengeluaran karbondioksida dari
darah ke udara luar dapat berjalan secara cepat dan juga efisien.
III. PERNAPASAN PADA HEWAN VERTEBRATA
A. PERNAPASAN PADA IKAN

Ikan merupakan hewan akuatik, artinya hewan yang hidup dalam air. Hewan yang
menyesuaikan diri dengan lingkungan air umumnya bernafas dengan insang ada yang
insangnya dilengkapi tutup, misalnya ikan bertulang sejati (osteichthyes), dan ada pula
insangnya tidak bertutup insang, misalnya pada ikan bertulang rawan (chondrichthyes) di
samping itu, adapula kelompok ikan paru-paru, yang bernafas dengan gelembung udara
atau pulmosis.

Ikan  bernapas dengan empat pasang insang yang terdapat pada sisi kiri dan kanan
kepala. Insang yang ditutup oleh tutup insng (operkulum). Proses pernapasan pada ikan
adalah dengan cara membuka dan menutup mulut secara bergantian dengan membuka dan
menutupnya tutup insang. Pada waktu mulut membuka, air masuk ke dalam rongga mulut
sedangkan tutup insang menutup. Oksigen yang terlarut dalam air masuk berdifusi ke
dalam pembuluh kapiler darah yang terdapat dalam insang. Dan pada waktu menutup, tutup
insang membuka dan air dari rongga mulut keluar melalui insang. Bersamaan dengan
keluarnya air melalui insang, karbondioksida dikeluarkan. Pertukaran oksigen dan
karbondioksida terjadi pada lembaran insang.
Pada ikan-ikan yang hidup di perairan yang berlumpur, misalnya ikan lele, terdapat
lipatan-lipatan pada insang yang disebut labirin. Ikan-ikan tertentu juga mempunyai
gelembung napas yang berfungsi sebagi tempat menyimpan cadangan udara.

a. Pernapasan pada Ikan Bertulang Sejati

Insang ikan mas terdiri atas lengkung insang, rigi-rigi, dan lembar insang. Lengkung
insang tersusun atas tulang rawan berwarna putih. Pada lengkung insang ini tumbuh
pasangan rigi-rigi yang berguna untuk menyaring air pernapasan yang melalui insang.

Lembaran insang tersusun atas lembaran lunak, berbentuk sisir, dan berwarna
merah, karena mempunyai banyak pembuluh kapiler darah yang merupakan cabang dari
arteri. Pada lembaran insang inilah pertukaran karbondioksida dan oksigen berlangsung.

Umumnya jumlah insang pada tiap-tiap sisi adalah 5-7 baris. Insang tersebut
membentuk baris-baris yang saling berhubungan pada lengkung insangnya. Di antara baris
insang dipisahkan oleh celah insang. Insang–insang ikan emas tersimpan dalam rongga
insang yang terlindung oleh tutup insang. Mekanisme pernapasan ikan bertulang sejati
meliputi dua tahap yakni fase Inspirasi dan Ekspirasi.

 Fase Inspirasi atau pengambilan udara / pemasukan udara dari air kedalam insang.
Mekanisme inspirasi adalah sebagai berikut. Celah mulut tetap tertutup. Bila tutup
insang bergerak kesamping dan selaput tutup insang tetap menempel pada tubuh
maka rongga mulut bertambah besar, tekanan udaranya berkurang, atau lebih
menjadi kecil dari tekanan udara luar. Bila celah mulut membuka maka air atau
udara akan masuk kerongga mulut.
 Fase Ekspirasi atau pengeluaran karbondioksida dan gas-gas lain dari insang ke air.
Setelah air masuk ke dalam rongga mulut, celah mulut menutup, tutup insang
bergerak mendekati sumbu tubuh atau kembali ke posisi semula, selaput insang
membuka sehingga air keluar melalui celahtersebut. Pada saat air keluar
bersentuhan dengan lembaran insang saat itulah oksigen berdifusi kedalam kapiler
darah, sedangkan karbondioksida berdifusi dari darah ke dalam air. Jadi, pertukaran
karbondioksida dan oksigen terjadi pada fase ekspirasi.
b. Pernapasan Pada Ikan Bertulang Rawan

Contoh ikan bertulang rawan antara lain: hiu, ikan ini insangnya tidak mempunyai
tutup insang, sehingga mekanisme pernapasannya berbeda dengan ikan bertulang sejati.

Masuk dan keluarnya udara dari rongga mulut disebabkan oleh perubahan tekanan
pada rongga mulut, yang ditimbulkan oleh perubahan volume rongga mulut. Perubahan
volume ini terjadi karena gerakan naik turun dari otot dasar mulut. Bila dasar mulut
bergerak kebawah, volume gerak mulut bertambah, tekanannya lebih kecil dari tekanan air
disekitarnya maka air mengalir kerongga mulut melalui celah mulut, sehingga terjadilah
inspirasi (pengambilan) udara dari lingkungannya ke rongga mulut. Bila dasar mulut
bergerak ke atas volume rongga mulut mengecil, tekanannya naik, celah mulut tertutup,
sehingga air mengalir keluar melalui celah insang. Dengan demikian, terjadilah ekspirasi
(pengeluaran) karbondioksida. Pada saat inilah terjadi pertukaran oksigen dan
karbondioksida.

c. Pernapasan Pada Ikan Paru-paru (Dipnoi)

Ikan paru-paru mempunyai pernapasan yang menyerupai amphibi. Disamping insang,


ikan paru-paru mempunyai satu atau sepasang gelembung udara, yang dapat digunakan
untuk membantu pernapasan, disebut pulmosis. Gelembung ini dikelilingi banyak
pembuluh darah. Pulmosis dihubungkan dengan kerongkongan oleh duktus pneumatikus.
Saluran ini merupakan jalan masuk dan keluarnya udara dari mulut kegelembung dan
sebaliknya, sekaligus memungkinkan terjadinya difusi darah atau kapiler darah.

Ikan paru-paru hidup di rawa-rawa dan disungai. Bila airnya kering dan insangnya
tidak berfungsi, dia masih mampu bertahan hidup karena bernafas menggunakan
gelembung udaranya. Berdasarkan pernyataan ini maka dapat disimpulkan bahwa ikan
paru-paru merupakan makhluk peralihan dari ikan ke amphibian. Kita mengenal 3 jenis
ikan paru-paru, yaitu: ikan paru-paru Queensland (Australia), ikan paru-paru Afrika, dan
Amerika Selatan.

Ikan mas bernapas dengan insang yang terdapat pada sisi kiri dan kanan kepala.
Masing-masing mempunyai empat buah insang yang ditutup oleh tutup insang
(operkulum). Proses pernapasan pada ikan adalah dengan cara membuka dan menutup
mulut secara bergantian dengan membuka dan menutup tutup insang. Pada waktu mulut
membuka, air masuk ke dalam rongga mulut sedangkan tutup insang menutup. Oksigen
yang terlarut dalam air masuk berdifusi ke dalam pembuluh kapiler darah yang terdapat
dalam insang. Dan pada waktu menutup, tutup insang membuka dan air dari rongga mulut
keluar melalui insang. Bersamaan dengan keluarnya air melalui insang, karbondioksida
dikeluarkan. Pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi pada lembaran insang.

Organ pernapasan pada ikan adalah:

 Insang dengan bentuk lembaran-lembaran merah muda dengan jumlah 5 - 7 lembar. 


 Setiap lembar terdiri atas sepasang filamen.
 Pada permukaan filamen terdapat struktur yang letaknya saling sejajar yang disebut
lamela.
 Setiap lamela mengandung banyak pembuluh darah yang memungkinkan oksigen
berdifusi masuk dan karbondioksida keluar dari insang.

Pernapasan dilakukan melalui 2 tahap, yaitu:

 Inspirasi (tahap pengambilan oksigen) O2 dimasukkan ke dalam insang melalui


rongga mulut. 
 Ekspirasi (tahap pelepasan karbondioksida)  CO2 dikeluarkan melalui celah insang.
Melalui celah ini air akan menyentuh lembar-lembar insang sehingga terjadilah
pertukaran gas, ketika darah melepaskan CO2 dan mengikat O2 dari air. 

Beberapa ikan, misalnya ikan mas, memiliki gelembung sebagai alat bantu
pernapasan. Alat ini membantu pernapasan ikan dalam memperoleh dan menyimpan O 2.
Selain untuk menyimpan udara, gelembung renang berperan sebagai alat hidrostatik, yaitu
alat untuk mengetahui tekanan tempat ikan berenang.

B. PERNAPASAN PADA AMPHIBI

Katak dalam daur hidupnya mengalami metamorfosis atau perubahan bentuk. Pada
waktu muda berupa berudu dan setelah dewasa hidup di darat. Pada saat itu berudu
bernafas dengan insang. Mula-mula berudu bernapas dengan insang luar yang terdapat di
bagian belakang kepala. Insang tersebut selalu bergetar yang mengakibatkan air di sekitar
insang selalu berganti. Oksigen yang terlarut dalam air berdifusi di dalam pembuluh kapiler
darah yang terdapat dalam insang. Setelah kira-kira berumur kurang lebih 12 hari, insang
luar diganti dengan insang dalam. Selanjutnya insang dalam ini akan berkembang menjadi
paru-paru sedangkan insang luarnya berkembang menjadi bagian dari kulit.

Setelah beberapa waktu insang luar ini akan berubah menjadi insang dalam dengan
cara terbentuknya lipatan kulit dari arah depan ke belakang sehingga menutupi insang luar.
Katak dewasa hidup di darat, pernapasannya dengan paru-paru. Selain dengan paru-paru,
oksigen dapat berdifusi dalam rongga mulut yaitu melalui selaput rongga mulut dan juga
melalui kulit.

Katak merupakan vertebrata yang dalam perkembangan hidupnya mengalami


metamorfosis saat baru menetas dari telur hingga usia tertentu katak muda berupa berudu,
hidup di air seperti ikan. Setelah mengalami metamorfosis dan menjadi katak sebagian
waktu hidupnya di darat. Hanya pada waktu tertentu saja katak menuju ke air. Perubahan
struktur tubuh dari brudu ke katak, juga diikuti perubahan alat pernapasannya, yaitu dari
insang ke kulit, selaput rongga mulut, dan paru-paru.

Seluruh alat pernapasan ini tipis, lembab, dan kaya kapiler darah, sehingga efektif
untuk, pertukaran karbondioksida dan oksigen. Amphibia merupakan vertebrata pertama
yang bernafas dengan paru-paru.

Pernapasan dengan kulit berlangsung efektif baik di darat maupun di air. Kulit katak
tipis, lembab, dan kaya kapiler darah, yaitu cabang dari pembuluh nadi paru-paru
kulit/arteria pulmokutanea yang mengangkut darah kotor atau kaya karbondioksida.
Di dalam kapiler kulit, darah membebaskan karbondioksida ke udara bebas dan mengikat
oksigen dari udara bebas. Selanjutnya oksigen akan diangkut oleh darah vena
pulmokutanea ke jantung untuk diedarkan oleh darah ke seluruh jaringan tubuh yang
memerlukan.

Paru-paru katak berupa sepasang kantung tipis dan elastis. Permukaan dalam
dindingnya mempunyai banyak lipatan sehingga memperluas permukaan. Dinding kantung
yang tipis ini banyak dikelilingi kapiler darah sehingga paru-paru katak berwarna
kemerahan. Paru-paru katak berhubungan dengan bronkus, selanjutnya dengan perantaraan
celah tekak atau glottis dihubungkan dengan rongga mulut.

Seperti halnya mekanisme pernapasan ikan, pernapasan pada katak juga meliputi
inspirasi dan ekspirasi, yang berlangsung dalam keadaan mulut tertutup. Mekanisme
tersebut diatur oleh otot pernapasan, yang meliputi submandibularis, sternohioideus,
geniohioideus dan otot perut.

Mekanisme pernapasan pada katak selengkapnya sebagai berikut:

 Fase Inspirasi

Fase Inspirasi, yaitu masuknya udara bebas melalui celah hidup (koane) ke rongga


mulut terus ke paru-paru. Bila otot bawah rahang bawah (submandibularis) mengendur, dan
otot sternohioideus berkontraksi maka volume rongga mulut membesar. Selanjutnya udara
dari luar akan masuk ke rongga mulut melalui koane kemudian koane tertutup dilanjutkan
otot bawah rahang bawang dan otot geniohioideus berkontraksi. Akibatnya rongga mulut
mengecil, tekanan darah rongga mulut meningkat, sehingga udara dari rongga mulut masuk
ke mulut melalui celah pangkal tenggorok (glottis). Dalam paru-paru oksigen berdifusi
ke darah kapiler, sedangkan karbondioksida darah kapiler alveolus berdifusi keluar.

 Fase Ekspirasi

Setelah terjadi pertukaran gas di dalam paru-paru, otot bawah rahang bawah
berelaksasi, otot sternohioideus dan otot perut berkontraksi, sehingga rongga mulut
membesar, sementara isi perut menekan paru-paru, sehingga udara dari paru-paru masuk
kerongga mulut. Selanjutnya otot bawah rahang bawah dan geniohioideus berkontraksi,
sehingga rongga mulut mengecil, sedangkan tekanannya meningkat. Sementara itu celah
pangkal tenggorok atau glottis tertutup, sehingga udara akan keluar melalui koane.

C. PERNAPASAN PADA AVES

Burung merupakan vertebrata yang benar-benar telah menyesuaikan diri dengan


lingkungan darat. Hal ini ditunjukkan dengan alat pernapasannya yang berupa paru-paru,
kakinya bercakar, permukaannya tubuhnya kering tidak licin oleh lendir.
Susunan alat pernapasan burung terdiri atas organ berikut:

a. Dua pasang lubang hidung, lubang hidung luar terdapat pada pangkal paruh sebelah
atas, sedangkan sepasang lubang hidung dalam terdapat pada langit-langit rongga
mulut.
b. Celah tekak yang terdapat pada dasar hulu kerongkongan atau faring yang
menghubungkan dengan rongga mulut dan trakea.
c. Trakea atau batang tenggorok. Organ ini berbentuk pipa yang disokong oleh cincin
tulang rawan. Di bagian belakang bercabang menjadi 2 masing-masing bronkus
kanan dan kiri. Tempat percabangan ini dikenal dengan bifurkasi trakea. Di dalam
percabangan batang tenggorok terdapat alat suara disebut siring. Di dalam siring
terdapat lipatan-lipatan selaput yang apabila bergetar akan menimbulkan suara.
Getaran selaput ini bergantung pada besar kecilnya ruang siring. Bergetarnya
selaput siring diatur oleh otot-otot yang berguna untuk menimbulkan suara, yaitu
otot sternotrakealis dan otot siringialis. Otot sternotrakealis menghubungkan
sternum {tulang dada}dengan trakea, sedangkan otot siringialis menghubungkan
siring dengan dinding sebelah dalam trakea.
d. Sepasang paru-paru, berwarna merah muda yang terdapat di dalam rongga dada.
Paru-paru burung dibungkus oleh selaput paru-paru/pleura. Paru-paru burung yang
ukurannya relatif kecil ini dihubungkan dengan kantung-kantung hawa atau pundit-
pundi hawa atau sakus pneumatikus yang terdapat di antara alat-alat dalam.
Kantung hawa yang besar terdapat di pangkal leher rongga dada di antara tulang
korakoid, di ketiak, dan rongga udara tubuh. Di samping berhubungan dengan paru-
paru kantung hawa juga berhubungan dengan tulang-tulang panjang seperti tulang
sayap atas dan tulang paha.

Kantung hawa berfungsi untuk:

a. Membantu pernapasan terutama pada waktu terbang.


b. Membantu memperbesar ruang siring sehingga memperkeras ruang suara.
c. Mencegah hilangnya panas badan secara berlebihan.
d. Mengatur berat jenis tubuh pada saat burung terbang.
Cara Pengambilan Udara Pada Burung

Pada umumnya burung mempunyai dua kebiasaan, yaitu terbang dan tidak terbang
atau hinggap pada suatu tempat. Kebiasaan ini berpengaruh pula terhadap cara
pernapasannya.

Pernapasan Pada Waktu Hinggap atau Istirahat

Seperti halnya pada vertebrata sebelumnya, aliran udara pada system pernapasan
terjadi karena perubahan volume dan tekanan pada ruangan paru-paru, rongga dada, dan
rongga perut. Hubungan tulang rusuk dan tulang belakang tidak mati, sehingga tulang rusuk
dapat digerakkan sedikit ke depan atau ke bawah. Bila tulang rusuk bergerak ke depan,
rongga dada bertambah besar volumenya, sebaliknya tekanannya mengecil, sehingga paru-
paru dapat mengembang. Akibatnya udara akan masuk melalui saluran pernapasan. Saat
inilah sebagian oksigen masuk ke paru-paru dan berdifusi ke dalam darah kapiler, dan
sebagian masuk kedalam kantung-kantung udara. Pada saat tulang rusuk kembali ke posisi
semula, rongga dada mengecil, ruangan paru-paru tertekan sehingga mengecil dan tekanan
udaranya meningkat. Pada saat ini udara dalam alveolus keluar disertai udara dalam
kantung-kantung hawa juga keluar melalui alveolus paru-paru. Pada saat melalui alveolus
oksigennya dapat diikat oleh darah kapiler alveolus. Dengan demikian, difusi oksigen dapat
berlangsung baik pada saat inspirasi maupun ekspirasi.

Pernapasan Burung Waktu Terbang

Pada saat terbang, burung tidak dapat menggerakkan tulang rusuknya, kemuka
ataupun keposisi semula. Dengan demikian, perubahan volume maupun tekanan rongga
dada tidak mungkin terjadi. Inspirasi dan ekspirasi tidak dapat dilakukan oleh paru-paru.
Oleh sebab itu pada saat burung terbang, yang berperan penting dalam pernapasan adalah
pundi-pundi hawanya. Inspirasi dan ekspirasinya dilakukan secara bergantian oleh pundi-
pundi hawa antar tulang korakoid dan pundi hawa bawah ketiak.
Pada saat sayap diangkat, pundi hawa antar tulang korakoid terjepit, sedangkan pundi hawa
ketiak mengembang, sehingga udara masuk ke pundi hawa ketiak, terjadilah inspirasi.
Sebaliknya pada saat sayap diturunkan, pundi hawa ketiak terjepit, sedangkan pundi hawa
antar tulang korakoi mengembang, sehingga terjadilah ekspirasi. Dengan cara inilah
pergantian udara dalam paru-paru saat terbang terjadi.

D. PERNAPASAN PADA REPTIL

Reptil bernapas dengan paru-paru, udara masuk dari lubang hidung ke trakea,
selanjutnya menuju paru-paru. Darah mengikat O 2 dan melepaskan CO2. Karbondioksida
dan uap air dikeluarkan dari paru-paru. Oksigen diedarkan ke seluruh jaringan tubuh.

Paru-paru reptilia berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk. Paru-
paru reptilia lebih sederhana, hanya dengan beberapa lipatan dinding yang berfungsi
memperbesar permukaan pertukaran gas. Pada reptilia pertukaran gas tidak efektif.

Pada kadal, kura-kura, dan buaya paru-paru lebih kompleks, dengan beberapa
belahanbelahan yang membuat paru-parunya bertekstur seperti spon. Paru-paru pada
beberapa jenis kadal misalnya bunglon Afrika mempunyai pundi-pundi hawa cadangan
yang memungkinkan hewan tersebut melayang di udara. Paru-paru reptil berada dalam
rongga dada yang dilindungi tulang rusuk. Paru-paru dengan beberapa lipatan dinding
untuk memperbesar permukaan pertukaran gas

E. PERNAPASAN PADA MAMALIA

Mamalia bernapas menggunakan paru-paru. Gas O 2 masuk ke dalam tubuh melalui


lubang hidung – faring – laring – trakea – bronkus – paru-paru. Kemudia gas O2 dari paru-
paru diangkut darah ke jantung. Dari jantung, gas O 2 diedarkan ke seluruh jaringan tubuh
oleh darah. Dari jaringan tubuh gas O2 diangkut menuju ke jantung – paru-paru dan keluar
melalui organ-organ yang sama pula.

Pada hakikatnya pernapasan pada mamalia sama dengan pernapasan pada manusia,
sebab manusia termasuk mamalia. Dalam praktik di laboratorium biasanya mamalia
diwakili marmot, kelinci, atau mencit.

Secara umum alat pernapasan marmot terdiri atas lubang hidung luar, rongga
hidung, lubang hidung dalam, rongga mulut, tekak, rongga tekak, tenggorokan, bronkus,
dan paru-paru. Pada tekak terdapat jakun atau laring yang didalamnya terdapat alat suara.
Laring tersusun atas tulang rawan. Trakea bercabang menjadi dua bronkus. Selanjutnya
di dalam setiap gelambir paru-paru percabangan terus berlangsung. Saluran pernapasan ini
berakhir sebagai saluran hawa buntu atau alveolus. Setiap alveolus dikelilingi oleh kapiler
darah. Adanya alveolus akan memperluas permukaan daerah penyerapan oksigen dan
pelepasan karbondioksida.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Pernapasan (Respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar


yang,mengandung (oksigen) serta menghembuskan udara yang banyak memngandung
karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Pengisapan udara ini disebut
inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi

Sistem pernapasan bekerja untuk memasukkan dan mengeluarkan udara ke dalam


dan keluar tubuh. Udara yang dimasukkan ke dalam tubuh adalah oksigen, sedangkan yang
dikeluarkan adalah karbon dioksida. Sistem pernapasan berfungsi untuk memasok oksigen
ke sel-sel tubuh. Oksigen digunakan oleh sel tubuh untuk membakar sari-sari makanan
supaya dihasilkan tenaga. Tenaga berguna untuk melakukan segala aktivitas hidup. Udara
yang dihasilkan dari proses pembentukan energi ini adalah karbon dioksida.

Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang satu dengan hewan yang
lain, ada yang berupa paru-paru, insang, kulit, trakea, dan paru-paru buku, bahkan ada
beberapa organism yang belum mempunyai alat khusus sehingga oksigen berdifusi
langsung dari lingkungan ke dalam tubuh.

REFERENSI

Isnaeni, wiwi. 2006. FISIOLOGI HEWAN. Yogyakarta: Kanisius

Soewolo, dkk. 1999. FISIOLOGI HEWAN. Um press: Malang

Sumarjito, 2006. PANDUAN BELAJAR BIOLOGI. Primagama: yogyakarta

Widodo,nur.2002. Fisiologi Hewan.umm press:malang

Anda mungkin juga menyukai