Oleh :
FRANGKLIN BARAPA
17 507 121
JURUSAN BIOLOGI
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena oleh
pertolongan-Nya sehingga makalah bisa diselesaikan dengan baik. Tentunya untuk dapat
berhasil dalam suatu hal diperlukan kerja keras dan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar
sesuatu yang jika di rencanakan dapat berjalan dan terlaksana dengan baik.
Makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dari beberapa pihak yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk membantu. Untuk itu kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat diselesaikan
sesuai dengan waktunya.
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah hendak memenuhi tugas mata kuliah
Metode Penelitian Pendidikan tentang Penelitian dan Pengembangan yang telah diberikan
guru pembimbing. Sebelumnya kami menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan, untuk itu kami meminta maaf.
Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih dan mengharapkan kritik dan saran yang
dapat membangun laporan kami demi penyempurnaan dan perbaikan makalah ini
selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi seluruh pembaca.
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH…...............................................................................................2
C. TUJUAN............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A.KESIMPULAN................................................................................................................24
B. SARAN............................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu pengetahuan selalu berkembang dan mengalami kemajuan yang sangat pesat,
sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum
memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat
meningkat jika ditunjang dengan sistem peningkatan mutu pendidikan. yang bertujuan
menghasilkan siswa yang berpikir kritis, kreatif, dan produktif.
Ada banyak upaya yang dapat dilakukan oleh setiap insan pendidikan untuk
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Salah satu upaya adalah dengan melakukan
kegiatan penelitian, Penelitian adalah suatu proses mencari tahu sesuatu secara sistematis
dalam waktu tertentu dengan menggunakan metode ilmiah. Agar penelitian dapat
berlangsung secara lancar, maka peneliti harus membuat rancangan penelitiannya,
khususnya penilitian pendidikan. Melalui penelitian, masalah-masalah dalam pendidikan
dapat "tertangkap" kemudian ditemukan solusinya. Hal-hal baru yang lebih inovatif dalam
pendidikan dapat pula dikembangkan dan diaplikasikan dari sebuah penelitian. Salah
satunya penelitian yang efektif untuk hal tersebut, yaitu dengan penelitian
pengembangan/research and development (R&D), dijelaskan oleh Borg & Gall (1983)
Strategi untuk mengembangkan sebuah produk pendidikan, disebut sebagai penelitian
(reseach) dan pengembangan (development).
Dari sini, penulis akan mencoba mangkaji tentang penelitian pengembangan (R&D)
dalam dunia pendidikan dan diharapkan dari pengkajian dan pengembangan akan
memberikan kontribusi dalam upaya pencapaian tujuan penelitian dan pengembangan bagi
seorang peneliti, yaitu untuk mendapatkan suatu reformasi atau perubahan yang terjadi
dalam kurun waktu tertentu. Sebagai dasar yang melatarbelakangi ,maka dibuatlah makalah
ini dengan tema “Penelitian dan Pengembangan/Research and Development’’
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa hakikat dari penelitian pengembangan?
2. Apa tujuan penelitian pengembangan?
3. Bagaimana karakteristik penelitian pengembangan?
4. Apa saja model penelitian pengembangan?
5. Apa saja kelebbihan dan kekurangan dari penelitian pengembangan?
6. Bagaimnana Teknik penyusuna laporan pennelitian pengembangan?
C. TUJUAN
Tipe pertama difokuskan pada pendesaianan dan evaluasi atas produk atau program
tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran tentang proses pengembangan
serta mempelajari kondisi yang mendukung bagi implementasi program tersebut.
Tipe kedua dipusatkan pada pengkajian terhadap program pengembangan yang
dilakukan sebelumnya. Tujuan tipe kedua ini adalah untuk memperoleh gambaran
tentang prosedur pendesainan dan evaluasi yang efektif.
Pada tujuan penelitian pengembangan biasanya berisi dua informasi, yaitu (1)
masalah yang akan dipecahkan dan (2) spesifikasi pembelajaran, model, soal, atau
perangkat yang akan dihasilkan untuk memecahkan masalah tersebut. Selama dua aspek ini
terkandung dalam sebuah rumusan masalah penelitian pengembangan, maka rumusan
masalah tersebut sudah benar. Dapat dikatakan bahwa tujuan Penelitian Pengembangan
adalah menginformasikan proses pengambilan keputusan sepanjang pengembangan dari
suatu produk menjadi berkembang dan kemampuan pengembang untuk menciptakan
berbagai hal dari jenis ini pada situasi kedepan.
Menurut Akker (1999) tujuan penelitian pengembangan khusus dalam bidang
pendidikandibedakan berdasarkan aspek pengembangan, yakni bagian kurikulum, teknologi
dan media, pelajaran dan instuksi, dan pendidikan guru didaktis. Berikut ini penjelasannya :
a. Studying research findings, Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata
yang berkaitan dengan upaya inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran
sebagai pertanggung jawaban profesional dan komitmennya terhadap pemerolehan
kualitas pembelajaran.
b. Developing the product, Pengembangan model, pendekatan dan metode
pembelajaran serta media belajar yang menunjang keefektifan pencapaian
kompetensi siswa.
c. Field testing, Proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji
ahli, dan uji coba lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga produk yang
dihasilkan bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Proses
pengembangan, validasi, dan uji coba lapangan tersebut seyogyanya dideskripsikan
secara jelas, sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara akademik.
d. Revising, Proses pengembangan model, pendekatan, modul, metode, dan media
pembelajaran perlu didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secara sistematis
sesuai dengan kaidah penelitian yang mencerminkan originalitas.
Tahap awal model ini adalah menentukan apa yang diinginkan agar siswa dapat
melakukannya ketika mereka telah menyelesaikan program pengajaran. Definisi tujuan
pengajaran mungkin mengacu pada kurikulum tertentu atau mungkin juga berasal dari
daftar tujuan sebagai hasil need assessment, atau dari pengalaman praktek dengan kesulitan
belajar siswa di dalam kelas.
Berdasarkan analisis instruksional dan pernyataan tentang tingkah laku awal siswa,
selanjutnya akan dirumuskan pernyataan khusus tentang apa yang harus dilakukan siswa
setelah menyelesaikan pembelajaran.
e. Pengembangan tes acuan patokan (developing criterian-referenced test items).
Pengembangan Tes Acuan Patokan didasarkan pada tujuan yang telah dirumuskan,
pengebangan butir assesmen untuk mengukur kemampuan siswa seperti yang diperkirakan
dalam tujuan
Informasi dari lima tahap sebelumnya, maka selanjutnya akan mengidentifikasi yang
akan digunakan untuk mencapai tujuan akhir. Strategi akan meliputi aktivitas
preinstruksional, penyampaian informasi, praktek dan balikan, testing, yang dilakukan
lewat aktivitas.
Tahap ini akan digunakan strategi pengajaran untuk menghasilkan pengajaran yang
meliputi petunjuk untuk siswa, bahan pelajaran, tes dan panduan guru.
Hasil-hasil pada tahap di atas dijadikan dasar untuk menulis perangkat yang
dibutuhkan. Hasil perangkat selanjutnya divalidasi dan diujicobakan di kelas/
diimplementasikan di kelas.
Menurut Borg and Gall (1989), yang dimaksud dengan model penelitian dan
pengembangan adalah “a process used develop and validate educational product”. Kadang-
kadang penelitian ini juga disebut ”research based development”, yang muncul sebagai
strategi dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Selain untuk
mengembangkan dan memvalidasi hasil-hasil pendidikan, Research and Development juga
bertujuan untuk menemukan pengetahuan-pengetahuan baru melalui ‘basic research’, atau
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan khusus tentang masalah-masalah yang bersifat
praktis melalui ‘applied research’, yang digunakan untuk meningkatkan praktik-praktik
pendidikan. Dalam penelitian ini Research and Development dimanfaatkan untuk
menghasilkan model pelatihan keterampilan sebagai upaya pemberdayaan, sehingga
kemampuan masyarakat petani dalam berusaha dapat berkembang.
Borg dan Gall (1989) dalam Arifin (2011) mengembangkan langkah-langkah yang
lebih terperinci kemudian disusunnya dalam sepuluh langkah, yaitu “research and
information collecting, planning, develop preliminary form of product, preliminary field
testing, main product revision, main field testing, operational product revision, operational
field testing, final product revision, dissemination and implementation”.
Dalam langkah ini, peneliti melakukan studi pendahuluan atau studi eksplorataif
untuk mengkaji, menyelidiki dan mengumpulkan informasi. Langkah ini meliputi keiatan-
kegiatan seperti : analisis kebutuhan, kajian pustaka, observasi awal di kelas, identifikasi
permasalahan yang dijumpai dalam pembelajaran, dan juga menghimpun data tentang
faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran. Untuk melakukan analisis
kebutuhan ada beberapa criteria yang harus diperhatikan, yaitu (a) produk yang akan
dikembangkan betul-betul merupakan produk penting dan bermanfaat bagi pendidikan, (b)
produk tersebut sangat memungkinkan untuk dikembangkan, (c) tersedianya SDM yang
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang akan mengembangkan produk
tersebut, dan (d) tersedianya waktu yang cukup untuk mengembangkan produk tersebut.
Dalam studi literatur, peneliti melakukan kajian tehadap produk yang akan
dikembangkan, baik secara perspektif teori maupun temuan riset dan informasi lain
berkaitan dengan pengembangan produk yang direncanakan. Selain itu, peneliti juga
melakukan riset skala kecil. Hal ini penting karena banyak pengembang mempunyai
pertanyaan yang tidak bisa dijawab dengan hanya mengacu pada hasil temuan penelitian
atau buku-buku teks lainnya. Oleh karenanya, pengembang perlu melakukan kajian terbatas
untuk mengetahui beberapa hal tentang produk yang akan dikembangkan.
Langkah 2 : Planning
Pada langkah ini, peneliti mulai mengembangkan bentuk produk awal (draft) yang
bersifat sementara (hipotesis). Dikatakan sementara bukan berarti produk tersebut dibuat
“asal-asalan”. Produknya tetap dibuat yang sebenarnya, lengkap, dan sebaik mungkin,
seperti kelengkapan komponen-komponen program, petunjuk pelaksanaan (juklak),
petunjuk teknis (juknis), contoh-contoh soal atau latihan, media pembelajaran yang akan
digunakan, dan system penilaian. Misalnya, produk yang akan dikembangkan adalah
modul, maka peneliti harus membuat modul yang sebenarnya, lengkap dan utuh, mulai dari
petunjuk pengerjaan modul sampai dengan umpan balik sudah harus tersedia, termasuk
perangkat penunjang lainnya. Peneliti juga harus berkolaborasi dengan para ahli yang
relevan dengan produk tersebut. Sebelum dilaksanakan uji-coba terbatas, peneliti harus
menilai kembali dengan para ahli tentang produk yang telah dibuat, seperti ahli mata
pelajaran atau bidang studi, ahli kurikulum dan pembelajaran, ahli multimedia, dan ahli
evaluasi.
Melakukan uji-coba produk dalam skala yang lebih luas. Perkiraan sekolah yang
terlibat antara lima sampai dengan sepuluh sekolah serta subjek antara 30 sampai
dengan 100 orang. Dikatakan perkiraan karena jumlah dan karakteristik populasi sangat
beragam. Dalam uji- coba ini, sampel harus dipilih secara representatif, sehingga
produk tereebut dapat terlaku secara umum. Langkah-langkah uji-coba lebih luas ini
sama dengan langkah-langkah uji-coba terbatas, seperti subjek mempelajari produk dan
menampilkannya, peneliti melakukan observasi, diskusi, wawancara, dan penyebaran
angket, semua hasil tes yang diperoleh sebelum dan sesudah proses pembelajaran harus
dikumpulkan untuk dibandingkan dengan kelompok pembanding.
Langkah Ke-7 : Operational Product Revision
Misalnya, kelompok uji-coba lebih luas melibatkan 20 orang guru atau 20 kelas
dari 10 sekolah. Setiap sekolah terdiri atas tiga kategori, yaitu baik, sedang, dan kurang,
baik dari pusat kota maupun dari pinggiran. Jumlah kelompok eksperimen sama dengan
jumlah kelompok uji-coba lebih luas. Kelompok kontrol jumlah kategorinya sama
dengan kelompok eksperimen. Di samping pertimbangan kategori dan lokasi pemilihan
kelompok kontrol juga didasarkan atas kesamaan statusnya sebagai guru SD, latar
belakang dan pengalaman guru, sarana dan fasilitas pembelajaran yang dimiliki.
Berdasarkan pertimbangan pemilihan tersebut, maka masing-masing pasangan
kelompok dinilai sama atau setara sehingga memenuhi syarat sebagai berpasangan atau
matching. Dengan demikian, model desain eksperimen yang digunakan termasuk “the
matching only pretest-posttest control group design.”
Melakukan revisi terhadap produk akhir, berdasarkan saran dan masukan dalam
uji pelaksanaan lapangan.
4. Versi 4D
Secara garis besar keempat tahap tersebut sebagai berikut (Trianto, 2007):
Tujuan tahap ini adalah menyiapkan prototipe perangkat pembelajaran. Tahap ini
terdiri dari empat langkah yaitu, (a) Penyusunan tes acuan patokan, merupakan langkah
awal yang menghubungkan antara tahap define dan tahap design. Tes ini merupakan suatu
alat mengukur terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa setelah kegiatan belajar
mengajar, (b) Pemilihan media yang sesuai tujuan, untuk menyampaikan materi pelajaran,
(c) Pemilihan format. Di dalam pemilihan format ini misalnya dapat dilakukan dengan
mengkaji format-format perangkat yang sudah ada dan yang dikembangkan di negara-
negara yang lebih maju.
Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah
direvisi berdasarkan masukan dari pakar. Tahap ini meliputi: (a) validasi perangkat oleh
para pakar diikuti dengan revisi, (b) simulasi yaitu kegiatan mengoperasionalkan rencana
pengajaran, dan (c) uji coba terbatas dengan siswa yang sesungguhnya. Hasil tahap (b) dan
(c) digunakan sebagai dasar revisi. Langkah berikutnya adalah uji coba lebih lanjut dengan
siswa yang sesuai dengan kelas sesungguhnya.
Pada tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan
pada skala yang lebih luas misalnya di kelas lain, di sekolah lain, oleh guru yang lain.
Tujuan lain adalah untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat di dalam KBM.
5. Versi ADDIE
a. Analysis (analisa)
b. Design (disain / perancangan)
c. Development (pengembangan)
d. Implementation (implementasi/eksekusi)
e. Evaluation (evaluasi/ umpan balik)
Langkah 1: Analisis
Munir (2008) menyatakan bahwa “Pada tahap ini ditetapkan tujuan pengembangan
software baik bagi pelajar, guru dan maupun lingkungan”. Analisis dilakukan untuk
mengetahui apa tujuan dikembangkannya multimedia (simulasi) ini dan untuk siapa
multimedia ini digunakan.Tahap analisis juga merupakan suatu proses mendefinisikan apa
yang akan dipelajari oleh peserta belajar, yaitu melakukan needs assessment (analisis
kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task
analysis). Oleh karena itu, output yang akan kita hasilkan adalah berupa karakteristik atau
profile calon peserta belajar, identifikasi kesenjangan, identifikasi kebutuhan dan analisis
tugas yang rinci didasarkan atas kebutuhan.
a. Analisis Kinerja
Analisis Kinerja dilakukan untuk mengetahui dan mengklarifikasi apakah masalah kinerja
yang dihadapi memerlukan solusi berupa penyelenggaraan program pembelajaran atau
perbaikan manajemen.
Contoh :
Langkah 2: Desain
Tahap ini dikenal juga dengan istilah membuat rancangan (blueprint). Ibarat
bangunan, maka sebelum dibangun gambar rancang bangun (blue-print) diatas kertas harus
ada terlebih dahulu. Apa yang kita lakukan dalam tahap desain ini? Tahap yang dilakukan
meliputi ini penentuan unsur-unsur yang perlu dimuatkan dalam software yang akan
dikembangkan sesuai dengan desain pembelajaran yaitu aspek model ID (desain
instruksional) dan aspek isi pengajaran yang akan dilakukan Munir (2010:242). Dalam hal
ini ada banyak pilihan kombinasi metode dan media yang dapat kita pilih dan tentukan
yang paling relevan. Disamping itu, pertimbangkan pula sumber-sumber pendukung lain,
semisal sumber belajar yang relevan, lingkungan belajar yang seperti apa seharusnya, dan
lainlain. Semua itu tertuang dalam sautu dokumen bernama blue-print yang jelas dan rinci.
Langkah 3: Pengembangan
Langkah 4: Implementasi
Langkah 5: Evaluasi
Evaluasi adalah proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang sedang
dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Sebenarnya tahap evaluasi bisa
terjadi pada setiap empat tahap di atas. Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap diatas
itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi. Misal, pada
tahap rancangan, mungkin kita memerlukan salah satu bentuk evaluasi formatif misalnya
review ahli untuk memberikan input terhadap rancangan yang sedang kita buat. Pada tahap
pengembangan, mungkin perlu uji coba dari produk yang kita kembangkan atau mungkin
perlu evaluasi kelompok kecil dan lain-lain.
Secara umum, garis besar isi usulan penelitian dan pengembangan dapat disusun
dengan sistematika sebagai terikut:
BAB I : PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Hasil Penelitian
A. Deskripsi Teori
B. Kerangka Berpikir
A. Metode Penelitian
D. Instrumen Penelitian
E. Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN BIODATA
Berikut ini akan dijelaskan unsur-unsur yang terdapat pada setiap poin laporan :
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini terisi minimal empat poin, yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, dan manfaat hasil penelitian. Latar belakang masalah harus
menggambarkan pentingnya produk itu dihasilkan, analisis potensi yang ada, kebutuhan
dan permasalahan yang membutuhkan pemecahan menggunakan produk tertentu. Potensi
adalah sesuatu yang bila didayagunakan akan memterikan nilai tambah. Pada bagian ini
dijelaskan potensi produk apa yang akan diteliti dan kemungkinan masalah yang akan
timbul jika potensi tersebut tidak dikembangkan. Setelah menguraikan latar belakang
masalah, kemudian merumuskan masalah. Rumusan masalah dibuat telah mengumpulkan
infomasi dan dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah mencakup
pertanyaan tentang kondisi yang menuntut dikembangkannya suatu serta produk yang ingin
dihasilkan.
Deskripsi teori berisikan uraian tentang konsep dan teori yang digunakan sebagai
landasan dalam mengembangkan produk, terutama berkaitan dengan spesifikasi produk
yang akan dikembangkan. Dalam bab ini dikemukakan juga mengenai kerangka beipikir
yang menggambarkan alur kerja dari penelitian yang akan dilakukan. Kerangka berpikir
dikemukakan dengan maksud untuk menyusun reka pemecahan masalah melalui
pengembangan produk yang akan dihasilkan. Selanjutnya, dijelaskan mengenai desain
produk yang ingin dihasilkan dan spesifikasi awal produk tersebut. Produk yang dihasilkan
bisa berbentuk Software maupun hardware. Dalam dunia pendidikan produk yang
dihasilkan bisa berupa sistem pengelolaan pendidikan, prosedur atau model pembelajaran,
media dan evaluasi pembelajaran, dan lain-lain.
Pada bagian ini perlu juga dijelaskan lokasi atau tempat setiap tahapan proses
penelitian dilaksanakan dan berapa lama penelitian direncanakan. Selanjutnya, kemukakan
populasi yang menjadi sasaran pada tahap penelitian pendahuluan, sampel penelitian dan
teknik sampling yang digunakan. Sebutkan juga subjek yang dilibatkan selama
pengembangan produk dan pengujian produk. Untuk mengumpulkan data, jelaskan teknik
pengumpulan data dan instrumen penelitian yang digunakan pada setiap tahapan studi.
Mengingat studi dilakukan dalam beberapa tahap, maka data dan instrumen yang digunakan
lebih bervariasi dibandingkan dengan jenis penelitian lain. Pada bagian akhir bab, jelaskan
teknik analisis data, langkah-langkah analisis dan rumus-rumus statistik yang akan
digunakan dalam setiap tahapan penelitian. Besar kemungkinan pada setiap tahapan
penelitian menggunakan teknik analisis yang berbeda
Kekurangan:
a. Pada prinsipnya memerlukan waktu yang relative panjang, karena prosedur yang
harus ditempuh relatif kompleks.
b. Tidak bisa digeneralisasikan secara utuh, karena penelitian R & D ditujukan untuk
pemecahan masalah “here and now”, dan dibuat berdasar sampel (spesifik), bukan
populasi.
c. Penelitian R & D memerlukan sumber dana dan sumber daya yang cukup besar.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Terdapat banyak definisi dari penelitian dan pengembangan / research and
development (R&D) dari beberapa ahli. Dari pendapat para ahli tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa penelitian dan pengembangan (R&D) adalah metode penelitian yang
bertujuan untuk menghasilkan produk-produk tertentu serta menguji validitas dan
keefektifan produk tersebut dalam penerapannya.
Terdapat beberapa versi model penelitian dan pengembangan menurut para ahli,
misalnya model penelitian dan pengembangan versi kemp,dick and carey, borg and gall,
4D, ADDIE, dll.
Seperti halnya metode yang lainnya, metode penelitian dan pengembangan juga
memiliki kelebihan dan kekurangan. Pendekatan R&D mampu menghasilkan produk/model
yang memiliki nilai validasi tinggi dan menemukan produk/model yang selalu actual
dengan tuntutan zaman sehingga menghasilkan pengetahuan yang bisa digunakan di masa
mendatang. Akan tetapi pada prinsipnya R&D memerlukan waktu yang relative panjang
serta memerlukan sumber dana dan daya yang cukup besar. Juga tidak bisa
digeneralisasikan seraca utuh.
B. SARAN