Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

M.K METODE PENELITIAN PENDIDIKAN


‘’PENELITIAN DAN PEMGEMBANGAN’’

Oleh :
FRANGKLIN BARAPA
17 507 121

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena oleh
pertolongan-Nya sehingga makalah bisa diselesaikan dengan baik. Tentunya untuk dapat
berhasil dalam suatu hal diperlukan kerja keras dan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar
sesuatu yang jika di rencanakan dapat berjalan dan terlaksana dengan baik.

Makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dari beberapa pihak yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk membantu. Untuk itu kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat diselesaikan
sesuai dengan waktunya.

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah hendak memenuhi tugas mata kuliah
Metode Penelitian Pendidikan tentang Penelitian dan Pengembangan yang telah diberikan
guru pembimbing. Sebelumnya kami menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan, untuk itu kami meminta maaf.

Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih dan mengharapkan kritik dan saran yang
dapat membangun laporan kami demi penyempurnaan dan perbaikan makalah ini
selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Tondano, 18 Mei 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.......................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH…...............................................................................................2

C. TUJUAN............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. HAKIKAT PENELITIAN PENGEMBNGAN..........................................................3


B. TUJUAN PENELITIAN PENGEMBANGAN..........................................................4
C. KARAKTERISTIK PENELITIAN PENGEMBANGAN.........................................6
D. MODEL PENELITIAN PENGEMBANGAN...........................................................7
E. TEKNIK PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN........19
F. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PENELITIAN PENGEMBANGAN.........22

BAB III PENUTUP

A.KESIMPULAN................................................................................................................24

B. SARAN............................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu pengetahuan selalu berkembang dan mengalami kemajuan yang sangat pesat,
sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum
memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat
meningkat jika ditunjang dengan sistem peningkatan mutu pendidikan. yang bertujuan
menghasilkan siswa yang berpikir kritis, kreatif, dan produktif.

Ada banyak upaya yang dapat dilakukan oleh setiap insan pendidikan untuk
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Salah satu upaya adalah dengan melakukan
kegiatan penelitian, Penelitian adalah suatu proses mencari tahu sesuatu secara sistematis
dalam waktu tertentu dengan menggunakan metode ilmiah. Agar penelitian dapat
berlangsung secara lancar, maka peneliti harus membuat rancangan penelitiannya,
khususnya penilitian pendidikan. Melalui penelitian, masalah-masalah dalam pendidikan
dapat "tertangkap" kemudian ditemukan solusinya. Hal-hal baru yang lebih inovatif dalam
pendidikan dapat pula dikembangkan dan diaplikasikan dari sebuah penelitian. Salah
satunya penelitian yang efektif untuk hal tersebut, yaitu dengan penelitian
pengembangan/research and development (R&D), dijelaskan oleh Borg & Gall (1983)
Strategi untuk mengembangkan sebuah produk pendidikan, disebut sebagai penelitian
(reseach) dan pengembangan (development).

Dari sini, penulis akan mencoba mangkaji tentang penelitian pengembangan (R&D)
dalam dunia pendidikan dan diharapkan dari pengkajian dan pengembangan akan
memberikan kontribusi dalam upaya pencapaian tujuan penelitian dan pengembangan bagi
seorang peneliti, yaitu untuk mendapatkan suatu reformasi atau perubahan yang terjadi
dalam kurun waktu tertentu. Sebagai dasar yang melatarbelakangi ,maka dibuatlah makalah
ini dengan tema “Penelitian dan Pengembangan/Research and Development’’
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa hakikat dari penelitian pengembangan?
2. Apa tujuan penelitian pengembangan?
3. Bagaimana karakteristik penelitian pengembangan?
4. Apa saja model penelitian pengembangan?
5. Apa saja kelebbihan dan kekurangan dari penelitian pengembangan?
6. Bagaimnana Teknik penyusuna laporan pennelitian pengembangan?
C. TUJUAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk memenuhi kelengkapan tugas mata kuliah metodologi penelitian manajemen


pendidikan
2. Memberikan informasi tentang penelitian pengembangan dalam dunia pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. HAKIKAT PENELITIAN PENGEMBANGAN
Menurut Gay (1990) Penelitian Pengembangan adalah suatu usaha untuk
mengembangkan suatu produk yang efektif untuk digunakan sekolah, dan bukan untuk
menguji teori. Sedangkan Borg and Gall (1983:772) mendefinisikan penelitian
pengembangan sebagai berikut:

Educational Research and development (R & D) is a process used to develop and


validate educational products. The steps of this process are usually referred to as the R & D
cycle, which consists of studying research findings pertinent to the product to be developed,
developing the products based on these findings, field testing it in the setting where it will
be used eventually, and revising it to correct the deficiencies found in the filed-testing
stage. In more rigorous programs of R&D, this cycle is repeated until the field-test data
indicate that the product meets its behaviorally defined objectives.

Penelitian Pendidikan dan pengembangan (R & D) adalah proses yang digunakan


untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Langkah-langkah dari proses
ini biasanya disebut sebagai siklus R & D, yang terdiri dari mempelajari temuan penelitian
yang berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk
berdasarkan temuan ini, bidang pengujian dalam pengaturan di mana ia akan digunakan
akhirnya , dan merevisinya untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan dalam tahap
mengajukan pengujian. Dalam program yang lebih ketat dari R & D, siklus ini diulang
sampai bidang-data uji menunjukkan bahwa produk tersebut memenuhi tujuan perilaku
didefinisikan.

Seals dan Richey (1994) mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai suatu


pengkajian sistematik terhadap pendesainan, pengembangan dan evaluasi program, proses
dan produk pembelajaran yang harus memenuhi kriteria validitas, kepraktisan, dan
efektifitas. Sedangkan Plomp (1999) menambahkan kriteria “dapat menunjukkan nilai
tambah” selain ketiga kriteria tersebut.
Van den Akker dan Plomp (1993) mendeskripsikan penelitian pengembangan
berdasarkan dua tujuan yakni

 Pengembangan prototipe produk


 Perumusan saran-saran metodologis untuk pendesainan dan evaluasi prototipe
produk tersebut

Sedangkan Richey dan Nelson (1996) membedakan penelitian pengembangan atas


dua tipe sebagai berikut.

 Tipe pertama difokuskan pada pendesaianan dan evaluasi atas produk atau program
tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran tentang proses pengembangan
serta mempelajari kondisi yang mendukung bagi implementasi program tersebut.
 Tipe kedua dipusatkan pada pengkajian terhadap program pengembangan yang
dilakukan sebelumnya. Tujuan tipe kedua ini adalah untuk memperoleh gambaran
tentang prosedur pendesainan dan evaluasi yang efektif.

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian


pengembangan adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan
memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan. Produk yang dihasilkan
antara lain: bahan pelatihan untuk guru, materi belajar, media, soal, dan sistem pengelolaan
dalam pembelajaran.

B. TUJUAN PENELITIAN PENGEMBANGAN

Pada tujuan penelitian pengembangan biasanya berisi dua informasi, yaitu (1)
masalah yang akan dipecahkan dan (2) spesifikasi pembelajaran, model, soal, atau
perangkat yang akan dihasilkan untuk memecahkan masalah tersebut. Selama dua aspek ini
terkandung dalam sebuah rumusan masalah penelitian pengembangan, maka rumusan
masalah tersebut sudah benar. Dapat dikatakan bahwa tujuan Penelitian Pengembangan
adalah menginformasikan proses pengambilan keputusan sepanjang pengembangan dari
suatu produk menjadi berkembang dan kemampuan pengembang untuk menciptakan
berbagai hal dari jenis ini pada situasi kedepan.
Menurut Akker (1999) tujuan penelitian pengembangan khusus dalam bidang
pendidikandibedakan berdasarkan aspek pengembangan, yakni bagian kurikulum, teknologi
dan media, pelajaran dan instuksi, dan pendidikan guru didaktis. Berikut ini penjelasannya :

1. Pada bagian kurikulum

Tujuannya adalah menginformasikan proses pengambilan keputusan sepanjang


pengembangan suatu produk/program untuk meningkatkan suatu program/produk menjadi
berkembang dan kemampuan pengembang untuk menciptakan berbagai hal dari jenis ini
pada situasi ke depan.

2. Pada bagian teknologi dan media

Tujuannya adalah untuk menigkatkan proses rancangan instruksional,


pengembangan, dan evaluasi yang didasarkan pada situasi pemecahan masalah spesifik
yang lain atau prosedur pemeriksaan yang digeneralisasi.

3. Pada bagian pelajaran dan instruksi

Tujuannya adalah untuk pengembangan dalam dalam perancangan lingkungan


pembelajaran, perumusan kurikulum, dan penaksiran keberhasilan dari pengamatan dan
pembelajaran, serta secara serempak mengusahakan untuk berperan untuk pemahaman
fundamental ilmiah.

4. Pada bagian pendidikan guru dan didaktis

Tujuannya adalah untuk memberikan kontribusi pembelajaran keprofesionalan para


guru dan atau menyempurnakan perubahan dalam suatu pengaturan spesifik bidang
pendidikan. Pada bagian didaktis, tujuannya untuk menjadikan penelitian pengembangan
sebagai suatu hal interaktif, proses yang melingkar pada penelitian dan pengembangan
dimana gagasan teoritis dari perancang memberi pengembangan produk yang diuji di dalam
kelas yang ditentukan, mendorong secepatnya ke arah teoritis dan empiris dengan
menemukan produk, proses pembelajaran dari pengembang dan teori instruksional.
C. KARAKTERISTIK PENELITIAN PENGEMBANGAN
Menurut Wayan (2009) ada 4 karateristik penelitian pengembangan antara lain :

a. Studying research findings, Masalah yang ingin dipecahkan adalah masalah nyata
yang berkaitan dengan upaya inovatif atau penerapan teknologi dalam pembelajaran
sebagai pertanggung jawaban profesional dan komitmennya terhadap pemerolehan
kualitas pembelajaran.
b. Developing the product, Pengembangan model, pendekatan dan metode
pembelajaran serta media belajar yang menunjang keefektifan pencapaian
kompetensi siswa.
c. Field testing, Proses pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji
ahli, dan uji coba lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga produk yang
dihasilkan bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Proses
pengembangan, validasi, dan uji coba lapangan tersebut seyogyanya dideskripsikan
secara jelas, sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara akademik.
d. Revising, Proses pengembangan model, pendekatan, modul, metode, dan media
pembelajaran perlu didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secara sistematis
sesuai dengan kaidah penelitian yang mencerminkan originalitas.

Sedangkan motif penelitian pengembangan seperti dikemukankan Akker (1999)


antara lain :

a. Motif dasarnya bahwa penelitian kebanyakan dilakukan bersifat tradisional, seperti


eksperimen, survey, analisis korelasi yang fokusnya pada analsis deskriptif yang
tidak memberikan hasil yang berguna untuk desain dan pengembangan dalam
pendidikan.
b. Keadaan yang sangat kompleks dari banyknya perubahan kebijakan di dalam dunia
pendidikan, sehingga diperlukan pendekatan penelitian yang lebih evolusioner
(interaktif dan siklis).
c. Penelitian bidang pendidikan secara umum kebanyakan mengarah pada reputasi
yang ragu-ragu dikarenakan relevasi ketiadaan bukti.
D. MODEL PENELITIAN PENGEMBANGAN
Model pengembangan diartikan sebagai proses desain konseptual dalam upaya
peningkatan fungsi dari model yang telah ada sebelumnya, melalui penambahan komponen
pembelajaran yang dianggap dapat meningkatkan kualitas pencapaian tujuan (Sugiarta,
2007:). Berikut akan diuraikan model-model pengembangan diantaranya:

1. R&D Menurut Kemp

Menurut Kemp dalam Trianto (2007) Pengembangan perangkat merupakan suatu


lingkaran yang kontinum. Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan
aktivitas revisi. Pengembangan perangkat ini dimulai dari titik manapun sesuai di dalam
siklus tersebut. Pengembangan perangkat model Kemp memberi kesempatan kepada para
pengembang untuk dapat memulai dari komponen manapun. Namun karena kurikulum
yang berlaku secara nasional di Indonesia dan berorientasi pada tujuan, maka seyogyanya
proses pengembangan itu dimulai dari tujuan.

Model pengembangan sistem pembelajaran ini memuat pengembangan perangkat


pembelajaran. Terdapat sepuluh unsur rencana perancangan pembelajaran. Kesepuluh unsur
tersebut adalah:

a. Identifikasi masalah pembelajaran, tujuan dari tahapan ini adalah mengidentifikasi


antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di
lapangan baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik maupun
strategi yang digunakan guru.
b. Analisis Siswa, analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan
karateristik siswa yang meliputi ciri, kemampuan dan pengalaan baik individu
maupun kelompok.
c. Analisis Tugas, analisis ini adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu
pengajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi, dan analisis prosedural
yang digunakan untuk memudahkan pemahaman dan penguasaan tentang tugas-
tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk Rencana
Program Pembelajaran (RPP) dan lembar kegiatan siswa (LKS)
d. Merumuskan Indikator, Analisis ini berfungsi sebagai (a) alat untuk mendesain
kegiatan pembelajaran, (b) kerangka kerja dalam merencanakan mengevaluasi hasil
belajar siswa, dan (c) panduan siswa dalam belajar.
e. Penyusunan Instrumen Evaluasi, Bertujuan untuk menilai hasil belajar, kriteria
penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan patokan, hal ini dimaksudkan
untuk mengukur ketuntasan pencapaian kompetensi dasar yang telah dirumuskan.
f. Strategi Pembelajaran, Pada tahap ini pemilihan strategi belajar mengajar yang
sesuai dengan tujuan. Kegiatan ini meliputi: pemilihan model, pendekatan, metode,
pemilihan format, yang dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
g. Pemilihan media atau sumber belajar, Keberhasilan pembelajaran sangat tergantung
pada penggunaan sumber pembelajaran atau media yang dipilih, jika sumber-
sumber pembelajaran dipilih dan disiapkan dengan hati-hati, maka dapat memenuhi
tujuan pembelajaran.
h. Merinci pelayanan penunjang yang diperlukan untuk mengembangkan dan
melaksanakan dan melaksanakan semua kegiatan dan untuk memperoleh atau
membuat bahan.
i. Menyiapkan evaluasi hasil belajar dan hasil program
j. Melakukan kegiatan revisi perangkat pembelajaran, setiap langkah rancangan
pembelajaran selalu dihubungkan dengan revisi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat.

2. R & D Versi Dick and Carey

Perancangan pengajaran menurut sistem pendekatan model Dick & Cerey,


yang dikembangkan oleh Walter Dick & Lou Carey dalam Trianto (2007). Model
pengembangan ini ada kemiripan dengan model yang dikembangkan Kemp, tetapi
ditambah dengan komponen melaksanakan analisis pembelajaran, terdapat beberapa
komponen yang akan dilewati di dalam proses pengembangan dan perencanaan
tersebut.

Dari model di atas dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Identifikasi tujuan (Identity Instruyctional Goals).

Tahap awal model ini adalah menentukan apa yang diinginkan agar siswa dapat
melakukannya ketika mereka telah menyelesaikan program pengajaran. Definisi tujuan
pengajaran mungkin mengacu pada kurikulum tertentu atau mungkin juga berasal dari
daftar tujuan sebagai hasil need assessment, atau dari pengalaman praktek dengan kesulitan
belajar siswa di dalam kelas.

b. Melakukan analisis instruksional (Conducting a goal Analysis).

Setelah mengidentifikasi tujuan pembelajaran, maka akan ditentukan apa tipe


belajar yang dibutuhkan siswa. Tujuan yang dianalisis untuk mengidentifikasi keterampilan
yang lebih khusus lagi yang harus dipelajari. Analisis ini akan menghasilkan carta atau
diagram tentang keterampilan-keterampilan/ konsep dan menunjukkan keterkaitan antara
keterampilan konsep tersebut.

c. Mengidentifikasi tingkah laku awal / karakteristik siswa (Identity Entry Behaviours,


Characteristic)

Ketika melakukan analisis terhadap keterampilan-keterampilan yang perlu


dilatihkan dan tahapan prosedur yang perlu dilewati, juga harus dipertimbangkan
keterampilan apa yang telah dimiliki siswa saat mulai mengikuti pengajaran. Yang penting
juga untuk diidentifikasi adalah karakteristik khusus siswa yang mungkin ada hubungannya
dengan rancangan aktivitas-aktivitas pengajaran

d. Merumuskan tujuan kinerja (Write Performance Objectives)

Berdasarkan analisis instruksional dan pernyataan tentang tingkah laku awal siswa,
selanjutnya akan dirumuskan pernyataan khusus tentang apa yang harus dilakukan siswa
setelah menyelesaikan pembelajaran.
e. Pengembangan tes acuan patokan (developing criterian-referenced test items).

Pengembangan Tes Acuan Patokan didasarkan pada tujuan yang telah dirumuskan,
pengebangan butir assesmen untuk mengukur kemampuan siswa seperti yang diperkirakan
dalam tujuan

f. Pengembangan strategi pengajaran (Develop instructional strategy).

Informasi dari lima tahap sebelumnya, maka selanjutnya akan mengidentifikasi yang
akan digunakan untuk mencapai tujuan akhir. Strategi akan meliputi aktivitas
preinstruksional, penyampaian informasi, praktek dan balikan, testing, yang dilakukan
lewat aktivitas.

g. Pengembangan atau memilih pengajaran (Develop and select instructional


materials).

Tahap ini akan digunakan strategi pengajaran untuk menghasilkan pengajaran yang
meliputi petunjuk untuk siswa, bahan pelajaran, tes dan panduan guru.

h. Merancang dan melaksanakan evaluasi formatif (Design and conduct formative


evaluation).

Evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang akan digunakan untuk


mengidentifikasi bagaimana meningkatkan pengajaran.

i. Menulis perangkat (design and conduct summative evaluation).

Hasil-hasil pada tahap di atas dijadikan dasar untuk menulis perangkat yang
dibutuhkan. Hasil perangkat selanjutnya divalidasi dan diujicobakan di kelas/
diimplementasikan di kelas.

j. Revisi pengajaran (instructional revitions).

Tahap ini mengulangi siklus pengembangan perangkat pengajaran. Data dari


evaluasi sumatif yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya diringkas dan dianalisis serta
diinterpretasikan untuk diidentifikasi kesulitan yang dialami oleh siswa dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
3. Versi Borg and Gall

Menurut Borg and Gall (1989), yang dimaksud dengan model penelitian dan
pengembangan adalah “a process used develop and validate educational product”. Kadang-
kadang penelitian ini juga disebut ”research based development”, yang muncul sebagai
strategi dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Selain untuk
mengembangkan dan memvalidasi hasil-hasil pendidikan, Research and Development juga
bertujuan untuk menemukan pengetahuan-pengetahuan baru melalui ‘basic research’, atau
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan khusus tentang masalah-masalah yang bersifat
praktis melalui ‘applied research’, yang digunakan untuk meningkatkan praktik-praktik
pendidikan. Dalam penelitian ini Research and Development dimanfaatkan untuk
menghasilkan model pelatihan keterampilan sebagai upaya pemberdayaan, sehingga
kemampuan masyarakat petani dalam berusaha dapat berkembang.

Borg dan Gall (1989) dalam Arifin (2011) mengembangkan langkah-langkah yang
lebih terperinci kemudian disusunnya dalam sepuluh langkah, yaitu “research and
information collecting, planning, develop preliminary form of product, preliminary field
testing, main product revision, main field testing, operational product revision, operational
field testing, final product revision, dissemination and implementation”.

Langkah 1: Research and Information Collecting

Dalam langkah ini, peneliti melakukan studi pendahuluan atau studi eksplorataif
untuk mengkaji, menyelidiki dan mengumpulkan informasi. Langkah ini meliputi keiatan-
kegiatan seperti : analisis kebutuhan, kajian pustaka, observasi awal di kelas, identifikasi
permasalahan yang dijumpai dalam pembelajaran, dan juga menghimpun data tentang
faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran. Untuk melakukan analisis
kebutuhan ada beberapa criteria yang harus diperhatikan, yaitu (a) produk yang akan
dikembangkan betul-betul merupakan produk penting dan bermanfaat bagi pendidikan, (b)
produk tersebut sangat memungkinkan untuk dikembangkan, (c) tersedianya SDM yang
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang akan mengembangkan produk
tersebut, dan (d) tersedianya waktu yang cukup untuk mengembangkan produk tersebut.

Dalam studi literatur, peneliti melakukan kajian tehadap produk yang akan
dikembangkan, baik secara perspektif teori maupun temuan riset dan informasi lain
berkaitan dengan pengembangan produk yang direncanakan. Selain itu, peneliti juga
melakukan riset skala kecil. Hal ini penting karena banyak pengembang mempunyai
pertanyaan yang tidak bisa dijawab dengan hanya mengacu pada hasil temuan penelitian
atau buku-buku teks lainnya. Oleh karenanya, pengembang perlu melakukan kajian terbatas
untuk mengetahui beberapa hal tentang produk yang akan dikembangkan.

Langkah 2 : Planning

Peneliti membuat rencana desain pengembangan produk. Aspek-aspek penting


dalam rencana tersebut meliputi produk tentang apa, tujuan dan manfaatnya apa, siap
pengguna produknya, mengapa produk tersebut dianggap penting, dimana lokasi untuk
mengembangkan produk, dan bagaimana proses pengembangannya. Dalam proses
pengembangan ini harus digambarkan pula langkah-langkah pengembangan produk awal,
bagaimana teknis pelaksanaa uji-coba terbatas, revisi, uji-coba ynag lebih luas, revisi
produk akhir, diseminasi dan pelaksanaan.

Langkah 3 : Develop Preliminary Form of Product

Pada langkah ini, peneliti mulai mengembangkan bentuk produk awal (draft) yang
bersifat sementara (hipotesis). Dikatakan sementara bukan berarti produk tersebut dibuat
“asal-asalan”. Produknya tetap dibuat yang sebenarnya, lengkap, dan sebaik mungkin,
seperti kelengkapan komponen-komponen program, petunjuk pelaksanaan (juklak),
petunjuk teknis (juknis), contoh-contoh soal atau latihan, media pembelajaran yang akan
digunakan, dan system penilaian. Misalnya, produk yang akan dikembangkan adalah
modul, maka peneliti harus membuat modul yang sebenarnya, lengkap dan utuh, mulai dari
petunjuk pengerjaan modul sampai dengan umpan balik sudah harus tersedia, termasuk
perangkat penunjang lainnya. Peneliti juga harus berkolaborasi dengan para ahli yang
relevan dengan produk tersebut. Sebelum dilaksanakan uji-coba terbatas, peneliti harus
menilai kembali dengan para ahli tentang produk yang telah dibuat, seperti ahli mata
pelajaran atau bidang studi, ahli kurikulum dan pembelajaran, ahli multimedia, dan ahli
evaluasi.

Langkah 4 : Preliminary Field Testing

Di sini, peneliti melakukan uji-coba terbatas mengenai produk awal di lapangan


yang melibatkan antara dua atau tiga sekolah dengan subyek antara 10 – 15 orang. Selama
uji-coba berlangsung, peneliti dapat melakukan observasi terhadap kegiatan subyek (guru)
dalam melaksanakan produk tersebut. Setelah selesai uji-coba, kemudian peneliti
melakukan wawancara atau diskusi dengan subyek. Peneliti juga dapat memberikan angket
kepada subjek. Tujuan penggunaan instrumen ini adalah untuk menghimpun informasi dari
subjek sebagai bahan pnyempumaan, baik terhadap produk maupun persiapan dan
penampilan guru itu sendiri pada pertemuan berikutnya. Hal ini dianggap penting karena
uji-coba terbatas ini harus dilakukan berulang sampai subjek betul-betul dapat mengunakan
produk tersebut dengan baik.

Langkah Ke-5 : Main Product Revision

Melakukan revisi tahap pertama, yaitu perbaikan dan penyempurnaan terhadap


produk utama, berdasarkan hasil uji-coba tebatas, termasuk hasil diskusi, observasi,
wawancara, dan angket.

Langkah Ke-6 : Main Field Testing

Melakukan uji-coba produk dalam skala yang lebih luas. Perkiraan sekolah yang
terlibat antara lima sampai dengan sepuluh sekolah serta subjek antara 30 sampai
dengan 100 orang. Dikatakan perkiraan karena jumlah dan karakteristik populasi sangat
beragam. Dalam uji- coba ini, sampel harus dipilih secara representatif, sehingga
produk tereebut dapat terlaku secara umum. Langkah-langkah uji-coba lebih luas ini
sama dengan langkah-langkah uji-coba terbatas, seperti subjek mempelajari produk dan
menampilkannya, peneliti melakukan observasi, diskusi, wawancara, dan penyebaran
angket, semua hasil tes yang diperoleh sebelum dan sesudah proses pembelajaran harus
dikumpulkan untuk dibandingkan dengan kelompok pembanding.
Langkah Ke-7 : Operational Product Revision

Melakukan revisi tahap kedua, yaitu memperbaiki dan menyempurnakan produk


berdasarkan masukan dan saran-saran hasil uji-coba lapangan yang lebih luas.

Langkah Ke-8 : Operational Field Testing

Melakukan uji pelaksanaan lapangan dengan melibatkan antara 10-30 sekolah


dan antara 40-200 subjek. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan
angket. Jika peneliti tidak ingin mengetahui dampak penggunaan produk, maka tidak
perlu ada kelompok kontrol, seperti proyek pelatihan yang dilakukan oleh Borg dan
Gall, sebaliknya, jika peneliti ingin mengetahui dampak dari penggunaan produk, maka
perlu dibentuk dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,
sehingga nanti bisa dilakukan uji perbedaan dengan t-test.

Misalnya, kelompok uji-coba lebih luas melibatkan 20 orang guru atau 20 kelas
dari 10 sekolah. Setiap sekolah terdiri atas tiga kategori, yaitu baik, sedang, dan kurang,
baik dari pusat kota maupun dari pinggiran. Jumlah kelompok eksperimen sama dengan
jumlah kelompok uji-coba lebih luas. Kelompok kontrol jumlah kategorinya sama
dengan kelompok eksperimen. Di samping pertimbangan kategori dan lokasi pemilihan
kelompok kontrol juga didasarkan atas kesamaan statusnya sebagai guru SD, latar
belakang dan pengalaman guru, sarana dan fasilitas pembelajaran yang dimiliki.
Berdasarkan pertimbangan pemilihan tersebut, maka masing-masing pasangan
kelompok dinilai sama atau setara sehingga memenuhi syarat sebagai berpasangan atau
matching. Dengan demikian, model desain eksperimen yang digunakan termasuk “the
matching only pretest-posttest control group design.”

Langkah Ke-9: Final Product Revision

Melakukan revisi terhadap produk akhir, berdasarkan saran dan masukan dalam
uji pelaksanaan lapangan.

Langkah Ke-10: Dissemination and Implementation


Pada langkah terakhir ini, peneliti mendesiminasikan (menyebarluaskan) produk
untuk disosialisasikan kepada seluruh subjek (kabupaten/kota atau provinsi atau juga
nasional) melalui pertemuan dan jurnal ilmiah, bekerja sama dengan penerbit jika
sosialisasi produk tersebut bersifat komersial, dan memantau distribusi dan kontrol
mutu (quality control). Setelah didesiminasikan, maka setiap sekolah dapat
melaksanakan produk di tempatnya masing-masing

Jika kesepuluh langkah penelitian pengembangan ini diikuti dengan benar,


dapat menghasilkan sebuah produk pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan,
yang siap dioperasikan atau digunakan di sekolah-sekolah.

4. Versi 4D

Metode pengembangan (Development Research) dengan menggunakan pendekatan


pengembangan model 4D (four-D model). Adapun tahapan model pengembangan meliputi
tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (develop)
dan tahap ujicoba (disseminate). Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini baru sampai
pada tahap pengembangan (develop).

Secara garis besar keempat tahap tersebut sebagai berikut (Trianto, 2007):

a. Tahap Pendefinisian (define).

Tujuan tahap ini adalah menentapkan dan mendefinisikan syarat-syarat


pembelajaran di awali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan
perangkatnya. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok, yaitu: (a) Analisis ujung depan, (b)
Analisis siswa, (c) Analisis tugas. (d) Analisis konsep, dan (e) Perumusan tujuan
pembelajaran.

b. Tahap Perencanaan (Design ).

Tujuan tahap ini adalah menyiapkan prototipe perangkat pembelajaran. Tahap ini
terdiri dari empat langkah yaitu, (a) Penyusunan tes acuan patokan, merupakan langkah
awal yang menghubungkan antara tahap define dan tahap design. Tes ini merupakan suatu
alat mengukur terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa setelah kegiatan belajar
mengajar, (b) Pemilihan media yang sesuai tujuan, untuk menyampaikan materi pelajaran,
(c) Pemilihan format. Di dalam pemilihan format ini misalnya dapat dilakukan dengan
mengkaji format-format perangkat yang sudah ada dan yang dikembangkan di negara-
negara yang lebih maju.

c. Tahap Pengembangan (Develop).

Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah
direvisi berdasarkan masukan dari pakar. Tahap ini meliputi: (a) validasi perangkat oleh
para pakar diikuti dengan revisi, (b) simulasi yaitu kegiatan mengoperasionalkan rencana
pengajaran, dan (c) uji coba terbatas dengan siswa yang sesungguhnya. Hasil tahap (b) dan
(c) digunakan sebagai dasar revisi. Langkah berikutnya adalah uji coba lebih lanjut dengan
siswa yang sesuai dengan kelas sesungguhnya.

d. Tahap penyebaran (Disseminate).

Pada tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan
pada skala yang lebih luas misalnya di kelas lain, di sekolah lain, oleh guru yang lain.
Tujuan lain adalah untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat di dalam KBM.

5. Versi ADDIE

Munir (2010:240) menggunakan lima tahapan pengembangan multimedia yaitu


tahap analisis, desain, pengembangan, implementasi dan penilaian. Model pengembangan
tersebut dikenal dengan model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement- Evaluate).
ADDIE muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda.Salah
satu fungsinya ADIDE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan
infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu
sendiri.

Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan yakni :

a. Analysis (analisa)
b. Design (disain / perancangan)
c. Development (pengembangan)
d. Implementation (implementasi/eksekusi)
e. Evaluation (evaluasi/ umpan balik)

Langkah 1: Analisis

Munir (2008) menyatakan bahwa “Pada tahap ini ditetapkan tujuan pengembangan
software baik bagi pelajar, guru dan maupun lingkungan”. Analisis dilakukan untuk
mengetahui apa tujuan dikembangkannya multimedia (simulasi) ini dan untuk siapa
multimedia ini digunakan.Tahap analisis juga merupakan suatu proses mendefinisikan apa
yang akan dipelajari oleh peserta belajar, yaitu melakukan needs assessment (analisis
kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task
analysis). Oleh karena itu, output yang akan kita hasilkan adalah berupa karakteristik atau
profile calon peserta belajar, identifikasi kesenjangan, identifikasi kebutuhan dan analisis
tugas yang rinci didasarkan atas kebutuhan.

a. Analisis Kinerja

Analisis Kinerja dilakukan untuk mengetahui dan mengklarifikasi apakah masalah kinerja
yang dihadapi memerlukan solusi berupa penyelenggaraan program pembelajaran atau
perbaikan manajemen.

Contoh :

a) Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan menyebabkan rendahnya kinerja individu


dalam organisasi atau perusahaan, hal ini diperlukan solusi berupa penyelenggaraan
program pembelajaran.
b) Rendahnya motivasi berprestasi, kejenuhan, atau kebosanan dalam bekerja
memerlukan solusi perbaikan kualitas manajemen.Misalnya pemberian insentif
terhadap prestasi kerja, rotasi dan promosi, serta penyediaan fasilitas kerja yang
memadai.
b. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan merupakan langkah yang diperlukan untuk menentukan


kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh siswa untuk
meningkatkan kinerja atau prestasi belajar. Hal ini dapat dilakukan apabila program
pembelajaran dianggap sebagai solusi dari masalah pembelajaran yang sedang dihadapi.

Langkah 2: Desain

Tahap ini dikenal juga dengan istilah membuat rancangan (blueprint). Ibarat
bangunan, maka sebelum dibangun gambar rancang bangun (blue-print) diatas kertas harus
ada terlebih dahulu. Apa yang kita lakukan dalam tahap desain ini? Tahap yang dilakukan
meliputi ini penentuan unsur-unsur yang perlu dimuatkan dalam software yang akan
dikembangkan sesuai dengan desain pembelajaran yaitu aspek model ID (desain
instruksional) dan aspek isi pengajaran yang akan dilakukan Munir (2010:242). Dalam hal
ini ada banyak pilihan kombinasi metode dan media yang dapat kita pilih dan tentukan
yang paling relevan. Disamping itu, pertimbangkan pula sumber-sumber pendukung lain,
semisal sumber belajar yang relevan, lingkungan belajar yang seperti apa seharusnya, dan
lainlain. Semua itu tertuang dalam sautu dokumen bernama blue-print yang jelas dan rinci.

Langkah 3: Pengembangan

Pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print alias desain tadi menjadi


kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa multimedia
pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan. Atau diperlukan modul
cetak, maka modul tersebut perlu dikembangkan. Begitu pula halnya dengan lingkungan
belajar lain yang akan mendukung proses pembelajaran semuanya harus disiapkan dalam
tahap ini. Satu langkah penting dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum
diimplementasikan. Tahap uji coba ini memang merupakan bagian dari salah satu langkah
ADDIE, yaitu evaluasi. Lebih tepatnya evaluasi formatif, karena hasilnya digunakan untuk
memperbaiki sistem pembelajaran yang sedang kita kembangkan.

Langkah 4: Implementasi

Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran yang


sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan diinstal atau diset
sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan. Misal,
jika memerlukan software tertentu maka software tersebut harus sudah diinstal. Jika
penataan lingkungan harus tertentu, maka lingkungan atau seting tertentu tersebut juga
harus ditata. Barulah diimplementasikan sesuai skenario atau desain awal.

Langkah 5: Evaluasi

Evaluasi adalah proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang sedang
dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Sebenarnya tahap evaluasi bisa
terjadi pada setiap empat tahap di atas. Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap diatas
itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi. Misal, pada
tahap rancangan, mungkin kita memerlukan salah satu bentuk evaluasi formatif misalnya
review ahli untuk memberikan input terhadap rancangan yang sedang kita buat. Pada tahap
pengembangan, mungkin perlu uji coba dari produk yang kita kembangkan atau mungkin
perlu evaluasi kelompok kecil dan lain-lain.

E. TEKNIK PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN PENGEMBANGAN

Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah


metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan produk atau menyempurnakan
produk. Produk tersebut dapat berbentuk benda atau perangkat keras, seperti buku, modul,
alat bantu pembelajaran di kelas atau di laboratorium atau juga terangkat lunak (Software)
seperti program komputer, modul pembelajaran dan lain-lain. Dalam pelaksanaan
penelitian dan pengembangan, ada beberapa metode yang digunakan, yaitu metode
deskriptif, evaluatif, dan eksperimental. Variasi metode inilah yang mendasari substansi
proposal yang harus disusun.

Secara umum, garis besar isi usulan penelitian dan pengembangan dapat disusun
dengan sistematika sebagai terikut:

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Hasil Penelitian

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori

B. Kerangka Berpikir

C. Produk yang Akan Dihasilkan

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

B. Desain dan Prosedur Penelitian

C. Populasi dan Sampel

D. Instrumen Penelitian

E. Analisis Data

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

PERINCIAN BIAYA PENELITIAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN BIODATA

Berikut ini akan dijelaskan unsur-unsur yang terdapat pada setiap poin laporan :

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini terisi minimal empat poin, yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, dan manfaat hasil penelitian. Latar belakang masalah harus
menggambarkan pentingnya produk itu dihasilkan, analisis potensi yang ada, kebutuhan
dan permasalahan yang membutuhkan pemecahan menggunakan produk tertentu. Potensi
adalah sesuatu yang bila didayagunakan akan memterikan nilai tambah. Pada bagian ini
dijelaskan potensi produk apa yang akan diteliti dan kemungkinan masalah yang akan
timbul jika potensi tersebut tidak dikembangkan. Setelah menguraikan latar belakang
masalah, kemudian merumuskan masalah. Rumusan masalah dibuat telah mengumpulkan
infomasi dan dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah mencakup
pertanyaan tentang kondisi yang menuntut dikembangkannya suatu serta produk yang ingin
dihasilkan.

Berdasarkan rumusan masalah, kemudian merumuskan tujuan penelitian. Secara


umum tujuan penelitian adalah untuk menemukan atau mengembangkan sesuatu produk
baru yang bermanfaat. Sedangkan secara khusus, tujuan penelitian disesuaikan dengan
rumusan masalah. Di sini dijelaskan hasil akhir apa yang ingin dicapai telah penelitian dan
pengembangan ini selesai dilakukan. Pada akhir bab ini dikemukakan manfaat hasil
penelitian, yaitu manfaat apa yang bisa didapatkan dari produk yang diteliti atau
dikembangkan dalam penelitian ini. Manfaat di sini terutama yang berhubungan dengan
pemecahan masalah yang dihadapi dalam penelitian yang dilakukan. Manfaat lain yang
perlu dikemukakan adalah manfaat yang diperoleh bagi lembaga sebagai penyelenggara
kegiatan penelitian atau pihak-pihak yang dapat memanfaatkan produk yang dihasilkan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Deskripsi teori berisikan uraian tentang konsep dan teori yang digunakan sebagai
landasan dalam mengembangkan produk, terutama berkaitan dengan spesifikasi produk
yang akan dikembangkan. Dalam bab ini dikemukakan juga mengenai kerangka beipikir
yang menggambarkan alur kerja dari penelitian yang akan dilakukan. Kerangka berpikir
dikemukakan dengan maksud untuk menyusun reka pemecahan masalah melalui
pengembangan produk yang akan dihasilkan. Selanjutnya, dijelaskan mengenai desain
produk yang ingin dihasilkan dan spesifikasi awal produk tersebut. Produk yang dihasilkan
bisa berbentuk Software maupun hardware. Dalam dunia pendidikan produk yang
dihasilkan bisa berupa sistem pengelolaan pendidikan, prosedur atau model pembelajaran,
media dan evaluasi pembelajaran, dan lain-lain.

BAB III: METODE PENELITIAN


Pada bagian ini dijelaskan metode yang digunakan, desain dan langkah-langkah
penelitian dan pengembangan yang dilakukan, seperti studi pendahuluan, pengembangan
produk, pengujian produk, dan diseminasi. Dalam studi pendahuluan dijelaskan semua
kegiatan yang dilaksanakan untuk mendapatkan Iandasan teoretis dan Iandasan empirik
pengembangan produk. Desain pengembangan produk dijelaskan dengan mengemukakan
langkah-langkah pengembangan produk awal, kemudian proses uji-coba yang dilakukan
untuk menyempurnakan produk. Dari proses tersebut diharapkan diperoleh produk yang
sudah disempurnakan. Tahap selanjutnya, dijelaskan proses pengujian untuk mengetahui
efektivitas produk dalam memecahkan masalah.

Pada bagian ini perlu juga dijelaskan lokasi atau tempat setiap tahapan proses
penelitian dilaksanakan dan berapa lama penelitian direncanakan. Selanjutnya, kemukakan
populasi yang menjadi sasaran pada tahap penelitian pendahuluan, sampel penelitian dan
teknik sampling yang digunakan. Sebutkan juga subjek yang dilibatkan selama
pengembangan produk dan pengujian produk. Untuk mengumpulkan data, jelaskan teknik
pengumpulan data dan instrumen penelitian yang digunakan pada setiap tahapan studi.
Mengingat studi dilakukan dalam beberapa tahap, maka data dan instrumen yang digunakan
lebih bervariasi dibandingkan dengan jenis penelitian lain. Pada bagian akhir bab, jelaskan
teknik analisis data, langkah-langkah analisis dan rumus-rumus statistik yang akan
digunakan dalam setiap tahapan penelitian. Besar kemungkinan pada setiap tahapan
penelitian menggunakan teknik analisis yang berbeda

F. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN


Kelebihan :

a. Pendekatan R & D mampu menghasilkan suatu produk/model yang memiliki nilai


validasi tinggi, karena produk tersebut dihasilkan melalui serangkaian uji coba di
lapangan dan divalidasi oleh ahli.
b. Pendekatan R & D merupakan penghubung antara penelitian yang bersifat teoritis
dengan penelitian yang bersifat praktis.
c. Metode penelitian yang ada dalam R & D cukup komprehensif, mulai dari metode
deskriptif, evaluatif, dan eksperimen.
d. Mendorong proses inovasi produk/model yang tiada henti sehingga diharapkan akan
selalu ditemukan produk/model yang selalu actual dengan tuntutan kekinian.
e. Mampu mengatassi kebutuhan nyata dan mendesak (real needs in the here-and-now)
melalui pengembangan solusi atas suatu masalah sembari menghasilkan pengetahuan
yang bisa digunakan di masa mendatang.

Kekurangan:

a. Pada prinsipnya memerlukan waktu yang relative panjang, karena prosedur yang
harus ditempuh relatif kompleks.
b. Tidak bisa digeneralisasikan secara utuh, karena penelitian R & D ditujukan untuk
pemecahan masalah “here and now”, dan dibuat berdasar sampel (spesifik), bukan
populasi.
c. Penelitian R & D memerlukan sumber dana dan sumber daya yang cukup besar.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Terdapat banyak definisi dari penelitian dan pengembangan / research and
development (R&D) dari beberapa ahli. Dari pendapat para ahli tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa penelitian dan pengembangan (R&D) adalah metode penelitian yang
bertujuan untuk menghasilkan produk-produk tertentu serta menguji validitas dan
keefektifan produk tersebut dalam penerapannya.

Tujuan penelitian pengembangan khusus dalam bidang pendidikan dibedakan


berdasarkan aspek pengembangan, yakni bagian kurikulum, teknologi dan media, pelajaran
dan instuksi, dan pendidikan guru didaktis.

Terdapat beberapa versi model penelitian dan pengembangan menurut para ahli,
misalnya model penelitian dan pengembangan versi kemp,dick and carey, borg and gall,
4D, ADDIE, dll.

Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, ada beberapa metode yang


digunakan, yaitu metode deskriptif, evaluatif, dan eksperimental. Variasi metode inilah
yang mendasari substansi proposal yang harus disusun. Laporan yang dibuat harus selalu
dilampiri dengan produk yang dihasilkan beserta spesifikasi dan penjelasannya.

Seperti halnya metode yang lainnya, metode penelitian dan pengembangan juga
memiliki kelebihan dan kekurangan. Pendekatan R&D mampu menghasilkan produk/model
yang memiliki nilai validasi tinggi dan menemukan produk/model yang selalu actual
dengan tuntutan zaman sehingga menghasilkan pengetahuan yang bisa digunakan di masa
mendatang. Akan tetapi pada prinsipnya R&D memerlukan waktu yang relative panjang
serta memerlukan sumber dana dan daya yang cukup besar. Juga tidak bisa
digeneralisasikan seraca utuh.
B. SARAN

Setelah menyusun kesimpulan kami melanjutkan untuk merumuskan saran-saran


sebagai berikut :

a. Perlu dilakukannya kelanjutan mengenai pemahaman penelitian perkembangan dan


penelitian .
b. Peneliti memahami segal model peelitian dan pengembangan yang akan dijadikan
landasan untuk menyelesaikan penelitiannya sehingga akan tersusun dan terarah.
c. Bagi guru diharapkan dapat menggunakan metode penelitian r & d dan dapat
menciptakan atau mengembangkan suatu produk yang dapat mempermudah siswa
mencapai hasil belajar yang memuaskan.
d. Bagi para peneliti yang akan melakukan penelitian Sosialisasi produk media
pembelajaran juga diperlukan. Harapannya dapat membantu peran guru dalam
proses pembelajaran dan dapat diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan yang
nantinya dapat dikembangkan lebih baik, lebih kreatif dan lebih inovatif.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2014. Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Borg and Gall (1983). Educational Research, An Introduction. New York and London.
Longman Inc.
Gay, L.R. (1991). Educational Evaluation and Measurement: Com-petencies for Analysis
and Application.Second edition. New York: Macmillan Publishing Compan.
Santyasa, I Wayan. 2009. Metode Penelitian Pengembangan dan Teori
Pengembangan Modul. Makalah disajikan dalam Pelatihan Bagi Para Guru TK, SD, SMP,
SMA, dan SMK, Bali 12-14 Januari 2009. Universitas Pendidikan Ganesha: Singaraja.
Sugiarta, Awandi Nopyan. (2007). Pengembangan Model Pengelolaan Program
Pembelajaran Kolaboratif Untuk Kemandirian Anak Jalanan Di Rumah Singgah (Studi
Terfokus di Rumah Singgak Kota Bekasi). Desertasi tidak diterbitkan. Bandung: PPS
UPI
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfa Beta
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Jakarta: Alfhabeta
Sujadi, 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka cipta.
Sukmadinata, Nana Syaodih, 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Soenarto, 2008. Penelitian Pengembangan Research & Development (R&D) Sebagai
Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Makalah disajikan dalam Sarahsehan
Metodologi Penelitian, di Program PascaSarjana UNY,
Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Thiagarajan, S., Semmel, D. S & Semmel, M. I. 1974. Instructional Development for
Training Teachers of Expectional Children. Minneapolis, Minnesota: Leadership Training
Institute/Special Education, University of Minnesota.
Walter Dick, Lou Carey. 2001. The Systemic Design of Instruction. United State: Addison-
Wesley Educational Publishers Inc
Wina Sanjaya. 2013. Perencanaan dan Designe Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group

Anda mungkin juga menyukai