Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BESERTA METODE PROBLEM


SOLVING UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA SMA N 1 ERIS

BIDANG KEGIATAN :

PKM-P/PENELITIAN

Diusulkan Oleh :

FRANGKLIN BARAPA 17 507 121, Angkatan 2017 (Ketua Kelompok)

SYEREN ESTHER MANGARE 18 507 050, Angkatan 2018 (Anggota )

KHAFIFA INTAN SULASMI TATULUS 18 507 136, Angkatan 2018 (Anggota)

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

2019

PENGESAHAN PROPOSAL PKM – PENELITIAN


1. Judul Kegiatan : PENERAPAN PEMBELAJARAN
KOOPERATIF BESERTA METODE PROBLEM SOLVING UNTUK
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA SMA N 1 ERIS
2. Bidang Kegiatan : PKM-P/Penelitian
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Frangklin Barapa
b. NIM : 17 507 121
c. Jurusan : Pendikan Biologi
d. Fakultas : Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam
e. Institut : Universitas Negeri Manado
f. Alamat Rumah dan No. HP : Kel. Kendis Lingk. V. Jln. Papakelan
g. Email : Lynnbee96@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 3 Orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Drs. Jeffry O. Raturandang, M.Pd
b. NIDN : 19581012 198303 1 007
6. Biaya Kegiatan Total :
a. Kemenristekdikti : Rp.8.000.000,-
b. Sumber Lain (sebutkan ....) : Rp.0,-
7. Jangka Waktu Pelaksanaan: 3 Bulan

Tondano, ..................... 2019


Menyetujui, Ketua Pelaksana
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan FMIPA

(............................................)
NIM. ....................................
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping

(............................................)
NIDN. ..................................

DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan utama bagi setiap individu (manusia)


karena pendidikan memegeang peranan penting dalam pembentukan baik dan
buruknya seseorang dan dalam peningkatan dan pengembangan potensi sumber daya
manusia (SDM) yang berkualitas. Dalam peningkatan potensi SDM dan kualitas
pendidikan berbagai upaya telah dilakukan, untuk itu dibutuhkan suatu proses
pembelajaran yang dapat membentuk karakter dan melahirkan individu yang
kompeten.

Pembelajaran biologi yang yang berlangsung saat ini menuntut siswa untuk
melakukan aktifitas berpikir dengan penanaman konsep menganmbil masalah yang
berhubungan dengan materi yang dia jarkan (Mulyasa, 2008).

Dalam mewujudkan pembelajaran biologi yang dapat meningkatkan hasil belajar,


siswa diharapkan mampu untuk mengembangkan pemahaman dan sikap nya sesuai
dengan kehidupan nyata di masyarakat , sehingga dengan bekerja bersama-sama di
antara sesame anggota kelompok sehingga meningkatkan motivasi produktivitas dan
perolehan belajar dan juga siswa diharapkan mampu meningkatkan kemampuan
baik dalam bentuk kognitif, afektif maupun psikomotorik.

Namun dari kenyataan yang ada proses pembelajaran biologi di nilai belum
maksimal dengan terdapat beberapa kendala / masalah diantaranya proses
pembelajaran terkesan kaku dan pasif. Jumlah dan juga siswa pada umunya kurang
mengajukan pertanyaan atau rendahnya keaktifan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar.

Berdasarkan temuan diatas (kenyataan di lapangan) jika kondisi ini dibiarkan dan
tidak mendapatkan perhatian khusus maka akan menimbulkan dampak buruk yaitu
terjadinya pembelajaran biologi yang kurang maksimal sehingga hasil belajar tidak
meningkat secara optimal dan juga rendahnya pemahaman siswa pada materi
terntentu.

Salah satu langkah yang dapat dilakukan penerapan pembelajaran kooperatif


beserta metode problem solving. Rendahnya keaktifan dan sikap kooperartif peserta
didik tidak lepas dari pemilihan dan penggunaan model dan metode yang diterapkan.
Beberapa alasan yang kuat yang mendukung penggunaan model pembelajaran
kooperatif dan metode problem solving dalam proses pembelajaran di SMA N 1 Eris
yaitu mengembangkan interaksi social untuk menghindari ketersinggungan /
kesalahpahaman sebagai latihan hidup di masyarakat , mengajarkan keterampilan
kerjasama / kolaborasi antar sesame dan juga penerimaan terhadap keragaman.
Sedangkan untuk metode problem solving diantaranya adalah mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, mengembangkan pengambilan keputusan secara objektif
terhadap pemecahan masalah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka permasalahan yang
akan dibahas dalam program ini adalah :

 Apakah terdapat peningkatan hasil belajar maupun minat belajar siswa SMA N 1
Eris terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif beserta metode
problem solving?

C. Tujuan

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi guna


mengetahui, menjawab dan menjelaskan tentang pengaruh Penerapan pembelajaran
kooperatif beserta metode problem solving. Tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:

 Untuk mengetahui tingkat keberhasilan penerapan model pembelajaran


kooperatif beserta penggunaan metode problem solving dalam meningkatkan
hasil belajar maupun minat belajar siswa SMA N 1 Eris

D. Manfaat

1. Bagi penulis
 Digunakan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang didapatkan di
pendidikan perkuliahan.
 Menambah wawasan berpikir tentang pengaruh model pembelajaran
kooperatif beserta metode problem solving dalam pembelajaran serta
upaya solusinya.
2. Bagi sekolah
 Dapat dijadikan pertimbangan bagi para guru dalam menentukan model
maupun metode pembelajaran yang efisien dan efektif.
 Memberikan sumbangsih terhadap keberlanjutan proses belajar mengajar
yang optimal.
3. Bagi pihak lain
Menambah pengetahuan dan sebagai bahan referensi dan acuan bagi
peningkatan kualitas pendidikan.

E. Luaran yang diharapkan

Adapun luaran yang diharapkan dari Program Kreatifitas Mahasiswa di bidang


Penelitian ini adalah sebuah model pembelajran dan metode yang mempunyai daya
efisien dan efektifitas dalam mempengaruhi tingkat kesuksesan hasil dan minat
belajar siswa.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajara Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan
paham konstruktivisme (Isjoni, 2009:14). Pembelajaran kooperatif merupakan
strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat
kemampuannya berbeda. Pembelajaran kooperatif menurut Etin Solihatin (2007: 4)
adalah suatu perilaku bersama dalam membantu diantara sesama dalam struktur kerja
sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana
keberhasilan kerja dipengaruhi oleh setiap anggota kelompok.

Menurut Roger, dkk (Miftahul Huda, 2011:29) pembelajaran kooperatif


merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip
bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial
diantara kelompok-kelompok pembelajaran yang didalamnya setiap pembelajar
bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan
pembelajaran anggota-anggotanya yang lain. Dalam pembelajaran kooperatif ini
mempunyai tujuan tidak hanya meningkatkan kegiatan proses pembelajaran melalui
kerja kelompok tetapi juga meningkatkan aktivitas sosial.

Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis
kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau
diarahkan oleh guru (Agus Suprijono, 2009:54). Berdasarkan hal itu pembelajaran
kooperatif secara umum dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru
menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan
informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah.

Menurut Sunal dan Haas (Isjoni & Mohd. Arif Ismail, 2008) bahwa model
pembelajaran kooperatif adalah suatu pendekatan atau serangkaian strategi yang khas
dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama
berlangsungnya proses pembelajaran.

Definisi lain menurut Parker (Miftahul Huda, 2011: 29) kelompok kecil
kooperatif sebagai suasana pembelajaran di mana para siswa saling berinteraksi
dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas akademik demi mencapai
tujuan bersama. Siswa harus aktif dalam proses pembelajaran baik secara individu
maupun kelompok. Pembelajaran kooperatif akan berhasil dengan tercapainya
tujuan. Siswa dapat belajar dengan senang dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Berdasarkan berbagai pendapat tentang definisi pembelajaran kooperatif, dapat


diambil kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara atau
serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberikan dorongan kepada
peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran. Dengan model
pembelajaran kooperatif dapat diterapkan untuk memotivasi siswa lebih aktif dalam
pembelajaran. Oleh sebab itu, pembelajaran kooperatif sangat baik untuk
dilaksanakan karena siswa dapat bekerja sama dan saling tolong menolong mengatasi
tugas yang dihadapi.

1. Unsur Pembelajaran Kooperatif

Roger dan David Johnson (Anita Lie, 2005:31) berpendapat bahwa untuk
mencapai hasil yang maksimal, lima unsur gotong royong harus diterapkan, sebagai
berikut:

a. Saling ketergantungan positif

Perasaan antar kelompok siswa untuk membantu setiap orang dalam


kelompok. Kegagalan dan keberhasilan kelompok merupakan tanggung
jawab setiap anggota kelompok oleh karena itu sesama anggota kelompok
harus merasa terikat dan saling tergantung positif. Cara untuk membangun
saling ketergantungan positif yaitu dengan memberi tugas kepada siswa yang
saling mendukung dan saling berhubungan, saling melengkapi, dan saling
terkait dengan siswa lain dalam kelompok (Agus Suprijono, 2009:59).

b. Tanggung jawab perseorangan

Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk menguasai materi


pelajaran karena keberhasilan belajar kelompok ditentukan dari seberapa
besar sumbangan hasil belajar secara perseorangan. Agus Suprijono
(2009:59) menyatakan, tujuan pembelajaran kooperatif adalah membentuk
semua anggota kelompok menjadi pribadi yang kuat. Tanggung jawab
perseorangan adalah kunci untuk menjamin semua anggota yang diperkuat
oleh kegiatan belajar bersama.
c. Tatap muka

Interaksi yang terjadi melalui diskusi akan memberikan keuntungan bagi


semua anggota kelompok karena memanfaatkan kelebihan dan mengisi
kekurangan masing-masing anggota kelompok. Pertemuan langsung semua
anggota kelompok dan melakukan kegiatan bersama dapat meningkatkan
kerja sama antar anggota kelompok.

d. Komunikasi antar anggota

Keterampilan berkomunikasi antar anggota kelompok sangat penting karena


dalam setiap tatap muka terjadi diskusi dalam kelompok. Tanpa adanya
keterampilan berkomunikasi tujuan pembelajaran dalam kelompok tidak akan
tercapai. Keterampilan komunikasi antar kelompok dapat digunakan untuk
saling memotivasi dalam memperoleh keberhasilan bersama.

e. Evaluasi proses kelompok

Keberhasilan belajar dalam kelompok ditentukan oleh proses kerja kelompok.


Untuk mengetahui keberhasilan proses kerja kelompok dilakukan melalui
evaluasi proses kelompok. Melalui proses kelompok dapat diidentifikasi dari
urutan atau tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan dari anggota kelompok
(Agus Suprijono, 2009:61). Hal itu dapat digunakan untuk mengetahui
anggota kelompok yang sangat membantu dan anggota yang tidak membantu
dalam mencapai tujuan kelompok.

Thompson, et al (Isjoni, 2009:17) mengemukakan, pembelajaran kooperatif


turut menambahkan unsur-unsur interaksi sosial pada pembelajaran. Unsur-
unsur dasar dalam pembelajarn kooperatif menurut Lungdren (Isjoni,
2009:16-17) sebagai berikut:

1) Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang
bersama”.

2) Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta didik
lain dalam kelompoknya, selain itu tanggung jawab terhadap diri sendiri
dalam mempelajari materi yang dihadapi.
3) Para siswa harus berpandangan bahwa mereka memiliki tujuan yang sama.

4) Para siswa membagi tugas dan berbagai tanggung jawab diantara para
anggota kelompok.

5) Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut
berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.

6) Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh


keterampilan bekerja sama selama belajar.

7) Setiap siswa akan dimintai mempertanggungjawabkan secara individual


materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Berdasarkan berbagai pendapat tentang unsur-unsur pembelajaran kooperatif,


dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif menambahkan unsur-
unsur interaksi sosial pada pembelajaran. Pembelajaran kooperatif dalam praktiknya
harus memuat hubungan sosial untuk mencapai tujuan bersama. Anggota kelompok
harus memiliki kemampuan untuk berinteraksi, bekerja sama, dan bertanggung jawab
dalam mencapai tujuan yang sama. Setiap siswa mempunyai tanggung jawab secara
individu dan kelompok dalam evaluasi atau penghargaan. Melalui pembelajaran
kooperatif yang mencakup unsur-unsur sosial, siswa dapat memperoleh keterampilan
bekerja sama selama belajar.

B. Metode Problem Solving (Pemecahan masalah)

Metode problem solving adalah suatu metode bcrpikir dan memecahkan masalah.
Dalam hal ini siswa dihadapkan pada suatu masalah, kemudian diminta untuk
memecahkannya. Dalam 'bahasa perencanaan', masalah adalah perbedaan antara
kondisi yang ada (objektif) dengan kondisi yang diharapkan.

Problem solving adalah suatu proses belajar mengajar yang berupa penghilangan
perbedaan atau ketidaksesuaian yang terjadi antara hasil yang di peroleh dengan yang
diinginkan, (Pranata, 2005 : 3). Sejalan dengan pendapat tersebut Prawiro (1986 : 36)
mengatakan bahwa problem solving adalah metode mengajar dengan jalan
menghadapkan siswa pada suatu masalah yang harus dipecahkan oleh siswa sendiri
dengan mengarahkan segala kemampuan yang ada pada diri siswa tersebut.
Langkah-langkah Pembelajaran Problem Solving

Menurut Polya (2002 : 27) memberi empat langkah pokok cara pemecahan
masalah, yaitu :

1. memahami masalahnya,

Masing-masing siswa mengerjakan lathan yang berbeda denga teman


sebelahnya.

2. menyusun rencana penyelesaian,

Pada tahap ini siswa diarahkan untuk dapat mengidentifikasi masalah,


kemudian mencari cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut.

3. melaksanakan rencana penyelesaian itu

Langkah yang ketiga, siswa dapat menyelesaikan masalah dengan melihat


contoh atau dari buku, dan bertanya pada guru.

4. memeriksa kembali penyelesaian yang telah dilaksanaka

Terakhir siswa mengulang kembali atau memeriksa jawabab yang telah


dikerjakan, kemudian siswa bersama guru dapat menyimpulkan dan dapat
mempresentasikan di depan kelas.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam metode problem solving


menurut Abdul Majid. 2009.142-143 adalah sebagai berikut :

1. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari
siswa sesuai dengan taraf kemampuannya.

2. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan


masalah tersebut. Misalnya dengan jalan membaca buku-buku, meneliti,
bertanya, berdikusi, dan lain-lain.

3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban itu


tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh.
4. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa
harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa
jawaban tersebut itu betul-betul cocok

5. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir


tentang jawaban dari masalah tadi.

Ciri-Ciri Pembelajaran Problem Solving

Ciri-ciri pembelajaran problem solving menurut Tjadimojo (2001 : 3) yaitu :

1. Metode problem solving merupakan rangkaian pembelajaran artinya dalam


implementasi problem solving ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan
siswa

2. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah, metode ini


menempatkan sebagai dari proses pembelajaran,

3. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berfikir


secara ilmiah.

Kelebihan dan Kekurangan metode pembelajaran Problem Solving

Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut Polya


(2002 : 30) metode problem solving memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain
adalah:

Kelebihan metode problem solving antara lain adalah:

1. Dapat membuat siswa menjadi lebih menghayati kehidupan sehari-hari,

2. Dapat melatih dan membiasakan para siswa untuk


menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil,

3. Dapat mengembangkan kemampuan berfikir siswa secara kreatif,

4. Siswa sudah mulai dilatih untuk memecahkan masalahnya.

Kekurangan metode problem solving antara lain adalah:

1. Memerlukan cukup banyak waktu,


2. Melibatkan lebih banyak orang.

3. Dapat mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan


menerima informasi dari guru,

4. Dapat diterapkan secara langsung yaitu untuk memecahkan masalah.

Berdasarkan pernyataan beberapa teori tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa


problem solving adalah prose belajar mengajar yaitu dengan menghadapkan siswa
pada masalah yang harus dipecahkan sendiri sesuai dengan kemampuan yang ada
pada diri siswa tersebut, dan dengan memberi latihan yang diberikan pada waktu
belajar matematika yang bersifat latihan dan masalah yang menghendaki siswa untuk
menggunakan sintesa atau analisa agar siswa memiliki pengetahuan, keterampilan,
dan pemahaman.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metodologi penelitian merupakan syarat mutlak di dalam suatu penelitian ilmiah.


Berbobot atau tidaknya suatu penelitian tergantung pada pertanggung jawaban
metodologi penelitiannya. Penggunaan metodologi penelitian harus tepat dan
mengarah pada tujuan serta dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Kualitatif, yaitu
suatu metode dalam meneliti sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu
sistem pemikiran, fenomena / gejala-gejala kehidupan.

B. Tempat dan Waktu


Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Eris yang beralamat di Jl.
Touliang Oki Jaga 8, Kec. Eris Kab. Minahasa. Penelitian ini dilakukan pada hari
Rabu, 23 Oktober 2019 pukul 11.30 – selesai.
C. Sumber Data
Sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah guru – guru di SMA Negeri 1
Eris.
D. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu

a. Observasi / Survey

Observasi / Survey merupakan kegiatan pengamatan dengan menggunakan


pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh
informasi yang diperlukan. Observasi dapat digunakan untuk merekam berbagai
fenomena yang terjadi ( situasi , kondisi ), dan untuk mempelajari perilaku manusia ,
proses kerja , kegiatan , gejala-gejala alam dengan lebih efektif & bersifat factual.

b. Wawancara

Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab
langsung kepada narasumber. Narasumbernya adalah beberapa guru di SMA N 1 Eris
yang dapat memberikan banyak imformasi yang kami butuhkan.

c. Studi Literature

Mencari informasi dari buku, jurnal, paper, artikel dan Internet guna
mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang apa yang akan kita teliti, sehingga
dapat dijadikan pembanding dari hasil penelitian kita.Selain itu studi literature juga
dapat membantu mempertajam / memperjelas perumusan masalah dan tujuan
penelitiannya

d. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode untuk mencari data mengenai hal–hal yang
dapat dijadikan sebagai bukti otentik .

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data mengenai hal hal yang
variable yang berupa catatan tertulis dapat di pertanggung jawabkan sebagai alat
bukti yang resmi. Dokumen tersebut dapat berupa hal-hal atau variable yang berupa
catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan
sebagainya. Dokumentasi merupakan salah satu alat pengumpul data tertulis yang
dapat peneliti melalui dokumen-dokumen atau arsip-arsip yang di perlukan peneliti.
Data tertulis sangatlah di butuhkan untuk menjadikan peneliti ini menjadi lengkap
dan valid.

Foto merupakan salah satu sumber informasi yang bias dijadikan data dalam
penelitian ini. Ada dua kategori foto dalam penelitian kualitatif, yaitu foto yangdi
hasilkan orang dan foto yang di hasilkan oleh peneltiti sendiri. Studi dokumentasi
pada penelitian ini di peroleh dari catatan mengenai penerapan pembelajaran
koopertif beserta metode problem solving di SMA N 1 Eris.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif ini dilakukan selama peneliti
berada di lapangan dan setelah pencarian data di lapangan. Analisis yang
dilakukan oleh peneliti di lapangan adalah sebagai berikut:

a. Setelah dilakukan pengumpulan data, disusun dalam catatan lapangan.


Semua catatan lapangan dibaca, dipahami, kemudian dibuat ringkasannya.

b. Semua catatan lapangan yang dibuat selama pengumpulan data dianalisis


lebih lanjut secara intensif.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam menganalisis data


setelah peneliti mengadakan pencarian data di lapangan adalah sebagai berikut:
1. Mengecek nama dan kelengkapan identitas pengisi

2. Mengecek kelengkapan data

3. Mengecek macam isian data

4. Tabulasi data

5. Penyimpulan data.

BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A. Biaya Kegiatan
Tabel 1. Biaya kegiatan yang dibutuhkan
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

1 Peralatan penunjang ....................

a. Sewa Komputer
b. Sewa Kamera

2 Bahan habis pakai, ....................

a. Literatur
b. Paket Internet
c. Tinta Printer

3 Perjalanan ....................

a. Transportasi
b. Konsumsi

4 Lain-lain: ....................

a. Biaya pembuatan laporan


b. Biaya publikasi jurnal

Jumlah

B. Jadwal Kegiatan

Tabel 2. Jadwal Kegiatan yang akan dilakukan.


Progress Penelitian
No Jenis Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan Proposal
2 Penyiapan Literatur
3 Pelaksanaan kegiatan
4 Pengolahan data
5 Penyusuna laporan akhir
6 Publikasi

DAFTAR PUSTAKA

Anni,C.T, dan Rifa’i,A., 2012. Psikologi pendidikan . Semarang : Pusat


pengembangan MKU/MKDK-LP3 UNNES

Djamarah, Bahri Syaiful dan Zain, Aswan, 2010. Strategi Belajar Mengajar .
Jakarta:Rineka Cipta.

Hamdani, 2010. Strategi belajar mengajar , Bandung : Pustaka Setia


Isjoni. 2011. Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung:
ALFABETA

Moleong, Lexy J,2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Penerbit PT


Remaja

Saptono,sigit ,2003 . Strategi Belajar Mengajar, Semarang : Unnes Press

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.


Jakarta: Prestasi Pustaka

W. James Popham. Eva L. Bakar, Bagaimana Mengajar Sebagai Sistematis,


Yokyakarta, Cet. IV, 1992.

LAMPIRAN

Biodata Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Frangklin Barapa


b. Tempat, Tanggal Lahir : Tondano, 19 mei 2000
c. NIM : 17 507 121
d. Jurusan : Pendidikan Biologi
e. Universitas/Institut/ : Universitas Negeri Manado
f. Alamat Rumah : Kel. Kendis Lingk. V jln. Papakelan
g. Email/No. HP : Lynnbee96@gmail.com

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian
hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima resikonya.

Hormat saya:

Frangklin Barapa

LAMPIRAN

Biodata Dosen Pembimbing

a. Nama Lengkap : Drs. Jeffry O. Raturandang, M.Pd


b. Tempat, Tanggal Lahir : Langowan, 12 Oktober 1958
c. NIP : 19581012 198303 1 007
d. Jurusan : Pendidikan Biologi
e. Universitas/Institut : Universitas Negeri Manado
f. Pangkat/Golongan : Penata Tingkat I / III d
g. Jabatan Fungsional : Lektor

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian
hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima resikonya.

Mengetahui

Drs. Jeffry O. Raturandang, M.Pd


19581012 198303 1 007

Anda mungkin juga menyukai