Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
i
DAFTAR ISI
Cover ........................................................................................................................i
Daftar Isi .................................................................................................................ii
Kata Pengantar .......................................................................................................iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
C. Tujuan .........................................................................................................2
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Fotoperiodisme ........................................................................ 3
B. Jam Biologis .............................................................................................. 3
C. Jenis Tumbuhan Berdasarkan Fotoperiodisme .......................................... 5
D. Peran Fitokrom dalam Fotoperiodisme .................................................... 7
E. Induksi Fotoperiodisme ............................................................................ 11
III. PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 13
B. Saran ......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuhan tidak bisa berbunga terlalu cepat sebelum organ-organ penunjang
lainnya siap, misalnya akar dan daun lengkap. Sebaliknya tumbuhan tidak
dapat berbunga dengan lambat, sehingga buahnya tidak sempurna misalnya
datangnya musim dingin. Kejadian tersebut penting artinya bagi tumbuhan
yang hidup di daerah 4 musim, sehingga mereka harus benar-benar dapat
memanfaatkan saat yang tepat untuk melakukan perkembangaannya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan fotoperiodisme?
2. Bagaimana jam biologis pada fotoperiodisme?
3. Apa jenis tumbuhan berdasarkan fotoperiodisme?
4. Bagaimana peran fitokrom dalam fotoperiodisme?
5. Bagaimana induksi fotoperiodisme?
2
C. Tujuan
Adapun tujuan yang terdapat pada makalah ini yaitu:
1. Mengetahui pengertian fotoperiodisme
2. Mengetahui jam biologis pada fotoperiodisme
3. Mengetahui jenis tumbuhan berdasarkan fotoperiodisme
4. Megetahui peranan fitokrom dalam fotoperiodisme
5. Mengetahui proses induksi fotoperiodisme
3
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Fotoperiodisme
Fotoperioda yaitu rasio relatif mengenai lamanya penyinaran pada siang hari
dan malam. Sedangkan fotoperiodisme yaitu respon fisiologis suatu
tumbuhan terhadap fotoperioda. Istilah fotoperodisme digunakan untuk
fenomena dimana fase perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh lama
penyinaran yang diterima oleh tumbuhan tesebut. Beberapa jenis tumbuhan
perkembangannya sangat dipengaruhi oleh lamanya penyinaran, terutama
dengan kapan tumbuhan tersebut akan memasuki fase generatifnya, misalnya
pembungaan.
B. Jam Biologis
Jam biologi adalah fluktuasi periodik dalam biologi organisme yang sesuai
untuk menanggapi terjadinya perubahan secara periodik. Telah dijelaskan
bahwa perubahan fitokrom dapat mengontrol jam biologi tumbuhan. Jam
biologi akan memonitor fotoperiode supaya sinkron dengan panjang hari
yang aktual. Tanaman memiliki jam biologi tertentu, siklus biologi tumbuhan
selama 24 jam disebut dengan ritme circadian (Runkle, 2008). Penelitian
4
Dalam membahas irama biologi yang difokuskan pada irama sirkadian lebih
mudah menggunakan istilah yang digunakan dalam sistem osilasi fisik.
Osilasi adalah peristiwa yang teratur secara berirama terjadi pada tumbuhan,
seperti pada niktinasti contohnya adalah membuka dan menutupnya bunga,
bangun dan tidur daun, kecepatan pertumbuhan, kecepatan proses
metabolisme dan lain-lain. Sifat khas dari proses yang berirama ini adalah
akan terus berjalan dalam lingkungan artifisial, yang fluktuasi ritmiknya
(cahaya dan suhu) dihilangkan. Kejadian tersebut menunjukkan bahwa porses
berirama yang intrinsik atau berosilasi ini terjadi dan dikontrol dari dalam
tumbuhan.
Irama sirkardian dibagi menjadi dua bentuk, yaitu: 1) Free running (berjalan
bebas), periodenya tidak tetap sehingga perangsangan atau mulainya siklus
osilasi tidak tetap; 2) Entrained (dapat diatur kembali), mencoba menuju pada
5
siklus 24 jam, terjadi penyesuaian kembali setiap hari (reset) pada siang atau
malam hari. Penyesuaian kembali dilakukan untuk melaksanakan osilasi pada
periode yang sama, yang disebut "rephrase" (Hasnunidah, 2016).
awal musim panas sebagai masa dengan panjang hari yang lebih panjang.
Tumbuhan hari panjang akan berbunga jika terkena penyinaran lebih dari
12 jam sehari. Contoh tanaman hari panjang yaitu Pimpernel (Anagalis
arvensis), Lolium temulentum, Mustar putih (Sinapsis alba), dan Bayam
(Spinacia oleracea) (Hasnunidah, 2016).
Panjang hari disini bukan panjang hari secara mutlak, tetapi panjang hari
kritis. Tumbuhan hari panjang (LDP) mungkin memiliki panjang hari kritis
lebih pendek dari tumbuhan hari pendek (SDP). Dinyatakan bahwa tumbuhan
hari panjang akan berbunga apabila memperoleh induksi penyinaran yang
sama atau lebih dari panjang hari kritisnya dan sebaliknya tumbuhan hari
pendek akan berbunga, apabila memperoleh penyinaran sama atau lebih
pendek dari panjang hari kritisnya.
7
Gambar 2. Pengaruh dapat balik dari cahaya merah dan merah jauh
Pada gambar nomor (1) menunjukkan efek pembentukan bunga pada tanaman
hari pendek dan hari panjang yang menerima kilatan cahaya selama periode
gelap kritisnya. Huruf R merupakan singkatan dari cahaya merah yang
memiliki panjang gelombang (λ) = 660 nm yang diketahui sebagai panjang
gelombang yang paling efektif untuk penginterupsian periode gelap. Gambar
nomor (2-4) menunjukkan pengaruh kilatan cahaya merah jauh (far red/FR)
dengan (λ) = 730 nm dalam mempengaruhi pembentukan bunga.
Pada gambar nomor (2) terlihat bahwa pengaruh cahaya merah (R) dapat
ditiadakan dengan pemberian secara berurutan cahaya merah jauh (FR).
Gambar nomor (3) dan (4) menunjukkan tidaklah penting berapa banyak
jumlah kilatan cahaya diberikan, tetapi hanya kilatan cahaya terakhirlah yang
akan mempengaruhi respon pembungaan terhadap panjang hari, urutan
pemberian: R-FR-R (Gambar nomor 3) memberikan hasil yang sama dengan
R saja dengan Gambar nomor (1) dan urutan pemberian: R-FR-R-FR
(Gambar nomor 4) menghasilkan pengaruh yang sama dengan R-FR (Gambar
2), karena kilatan cahaya terakhirlah yang menentukan respon biji. Dengan
kata lain, efek cahaya merah dan cahaya merah jauh bersifat dapat balik.
10
Setiap hari perubahan bentuk dari Pfr menjadi Pr terjadi pada waktu gelap.
Pada saat matahari terbit fitokrom berubah dari bentuk Pr menjadi Pfr.
Perubahan bentuk fitokrom ini ialah yang mengontrol jam biologi tumbuhan
untuk dapat mengukur waktu antara permulaan perubahan Pfr menjadi Pr
pada saat matahari tenggelam dan perubahan Pr menjadi Pfr pada saat
matahari terbit.
E. Induksi Fotoperiodisme
Induksi fotoperiodisme sangat penting dalam perbungaan atau lebih tepat
disebut induksi panjang malam kritisnya. Respon tumbuhan terhadap induksi
fotoperioda sangat bervariasi, ada tumbuhan untuk perbungaannya cukup
memperoleh induksi dari fotoperioda satu kali saja, tetapi tumbuhan lain
memerlukan induksi lebih dari satu kali. Xanthium strumarium untuk
perbungaannya memerlukan 8 x induksi fotoperioda yang harus berjalan terus
menerus. Apabila Tumbuhan ini sebelum memperoleh induksi lengkap,
mendapat gangguan atau terputus induksi fotoperiodanya, maka Tumbuhan
itu tidak akan berbunga. Kekurangan induksi fotoperioda tidak dapat
ditambahkan demikian saja, karena efek fotoperioda yang telah diterima
sebelumnya akan menjadi hilang. Untuk memperoleh induksi lengkap,
Tumbuhan tersebut harus mengulangnya dari awal kembali.
III. PENUTUP
14
A. Kesimpulan
Fotoperodisme adalah respon tumbuhan terhadap lamanya penyinaran atau
panjang pendeknya hari yang dapat merangsang pembungaan. Berdasarkan
panjang hari, tumbuhan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
Tumbuhan hari pendek, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran
kurang dari 12 jam sehari. Tumbuhan hari panjang, tumbuhan yang berbunga
jika terkena penyinaran lebih dari 12 jam (14-16 jam) sehari. Tumbuhan hari
netral, tumbuhan yang tidak responsif terhadap panjang hari untuk
pembungaannya.
B. Saran
Penulisan makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan oleh karena
itu kritik dan saran oleh pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan dalam
penulisan selanjutnya.
15
DAFTAR PUSTAKA