Anda di halaman 1dari 15

Mata Kuliah Manajemen Lab

LAPORAN HASIL OBSERVASI


TUMBUHAN COCOR BEBEK

Kelompok IV:
Hardianti S. (1916042003)

Deviani L. (1916042023)

Nurul Fuada (1916040019)

Mutia Ulfa (1916041025)

Annisa Rahma Annabawi (1916040009)

Yusmi Indriani Bisa (1916042001)

KELAS REGULER A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUANALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
DAFTAR ISI

BAB I ............................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 3
A. Latar Belakang ................................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah............................................................................................ 4
C. Tujuan ............................................................................................................... 4
D. Identifikasi Variabel ........................................................................................ 4
BAB II .......................................................................................................................... 5
KAJIAN PUSTAKA ................................................................................................... 5
BAB III ......................................................................................................................... 8
METODE PENELITIAN ........................................................................................... 8
A. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................................ 8
B. Alat dan Bahan ................................................................................................. 8
C. Prosedur Kerja ................................................................................................. 8
D. Pengumpulan Data ........................................................................................... 9
BAB IV ....................................................................................................................... 10
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 10
A. Hasil Pengamatan .......................................................................................... 10
B. Pembahasan .................................................................................................... 10
BAB V......................................................................................................................... 12
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 12
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 12
B. Saran ............................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 13
LAMPIRAN ............................................................................................................... 14

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Energi merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan. Energi yang
dimanfaatkan oleh tumbuhan, hewan dan manusia pada dasarnya bersumber dari
energi matahari. Segala bentuk kehidupan, proses kehidupan, dan aktifitas hidup
memerlukan energi. Tidak ada kehidupan yang dapat bebas dari energi. Jumlah energi
yang dimanfaatkan untuk menjalankan aspek kehidupan itu hampir seratus persen
besumber dari energi radiasi matahari. Energi matahari yang tertangkap oleh
tumbuhan digunakan untuk kegiatan fotosintesis dan kebutuhan lainnya.
Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan
makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Kekurangan cahaya matahari akan
mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya
tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat perkembangan
berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan
tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna
pucat (tidak hijau). Semua ini terjadi dikarenakan tidak adanya cahaya sehingga dapat
memaksimalkan fungsi auksin untuk penunjang sel – sel tumbuhan sebaliknya,
tumbuhan yang tumbuh ditempat terang menyebabkan tumbuhan – tumbuhan tumbuh
lebih lambat dengan kondisi relative pendek, daun berkembang, lebih lebar, lebih
hijau, tampak lebih segar dan batang kecambah lebih kokoh.
Dari semua radiasi matahari yang dipancarkan, hanya panjang gelombang
tertentu yang dapat dimanfaatkan tumbuhan untuk proses fototsintesis, yaitu panjang
gelombang yang berada pada kisaran cahaya tampak (400-760 mμ). Cahaya tampak
terbagi atas cahaya merah ( 626-760 mμ), hijau ( 490-574mμ), biru (435-490 mμ)
dan violet (400-435 mμ). Masing-masing jenis cahaya berbeda pengaruhnya terhadap
fotosintesis. Hal ini terkait pada sifat pigmen penangkap cahaya yang bekerja dalam

3
fotosintesis. Pigmen yang terdapat pada membran grana menyerap cahaya yang
memiliki panjang gelombang tertentu. Pigmen yang berbeda menyerap cahaya pada
panjang gelombang yang berbeda. Kloroplas mengandung beberapa pigmen,
misalnya klorofil a menyerap cahaya biru-violet dan merah, klorofil b yang
menyerap cahaya biru dan orange serta memantulkan cahaya kuning hijau. Klorofil a
berperan langsung dalam reaksi terang sedangkan klorofil b tidak secara langsung
berperan dalam reaksi terang. Keberadaan pigmen merupakan dasar pada setiap
respon dan sebagian besar pigmen tumbuhan nampak berwarna hijau karena
sebagian besar pigmen tumbuhan tersebut mengabsorbsi cahaya hijau. Karena
peranan yang mendasar dari fotosintesis didalam metabolisme tumbuhan, cahaya
merupakan satu dari faktor-faktor lingkungan uang terpenting untuk dikaji.

B. Rumusan Masalah
Apakah semakin tinggi intensitas cahaya semakin tebal daun tanaman?

C. Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh tinggi intensitas cahaya terhadap ketebalan daun
tanaman.

D. Identifikasi Variabel
1. Variabel manipulasi: Daya lampu (watt)
2. Variabel respon : Tebal daun
3. Variabel kontrol : Jenis tanamanan (tanaman cocor bebek), media tanam
rockwool

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Tanaman merupakan organisme hidup yang sangat istimewa. Tanaman


dilengkapi dengan klorofil untuk melakukan proses fotosintesis. Dimana tanaman
akan menghasilkan bunga, buah dan biji untuk disumbangkan pada organisme lain.
Kegiatan fotosintesis tidak dapat dilakukan oleh makhluk lain seperti manusia dan
hewan. Melalui proses inilah yang dapat dihasilkan karbohidrat yang sangat
dibutuhkan oleh seluruh organisme sebagai bahan hidup karena keistimewaan
tersebut maka tanaman juga sebagai organisme yang bersifat autotropis yaitu
organisme yang mampu menyintesis bahan makan di dalam tubuhnya sendiri
(Ariffin,2020)

Daun merupakan salah satu bagian penting dari tanaman karena memiliki
klorofil, yaitu tempat terjadinya proses pembentukan makanan (karbohidrat/gula) dari
CO, dengan energi matahari, atau lebih dikenal dengan proses fotosintesis. Makanan
ini dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya. Proses fotosintesis ini juga
menghasilkan gas 0, yang berguna bagi makhluk hidup lainnya. Fungsi lain dari
daun adalah untuk melakukan transpirasi, yaitu proses penguapan udara melalui
mulut daun (stomata) yang selanjutnya akan memfasilitasi proses penyerapan air dan
hara dari tanah. (Ratnasari, 2008)

Cahaya kasat mata dari cahaya Matahari yang diterima di permukaan bumi
merupakan sumber energi bagi kehidupan. Cahaya ini memiliki fungsi utama dalam
fotosintesis serta berperan dalam berbagai proses fisiologis, pembentukan khlorofil,
kegiatan stomata, dan transpirasi. Cahaya Matahari juga memiliki efek stimulasi
terhadap diferensiasi jaringan dan organ pohon. Karena itu pohon-pohon hanya dapat
tumbuh normal jika menerima cahaya Matahari penuh di alam (Nurkin, 2019)

Faktor penting yang juga dibutuhkan tanaman adalah cahaya, dalam hal ini
adalah cahaya matahari. Cahaya matahari dibutuhkan tanaman sebagai sumber energi

5
untuk melakukan proses fotosintesis. Kebutuhan tanaman akan berbeda-beda
tergantung jenis tanamannya. Terdapat beberapa tanaman yang toleran terhadap
cahaya matahari langsung dan ada pula tanaman yang tidak terlalu toleran terhadap
cahaya matahari langsung sehingga membutuhkan jenis naungan. Namun, melalui
teknik budi daya tertentu, tanaman yang membutuhkan intensitas cahaya tinggi dapat
menjadi toleran terhadap tempat yang teduh (berpenaung). Beberapa jenis tanaman
juga memiliki kemampuan untuk beradaptasi pada intensitas cahaya tinggi maupun
terbatas.Peletakkan tanaman harus memperhatikan kebutuhan tanaman akan cahaya.
Tanaman yang menyukai cahaya matahari sebaiknya diletakkan di lokasi yang
terpapar cahaya matahari sehingga dapat tumbuh secara optimal. Sementara itu,
tanaman yang tidak terlalu menyukai cahaya matahari langsung sebaiknya diletakkan
di lokasi yang teduh atau memiliki naungan, misalnya di bawah pohon, di bawah
naungan paranet, atau di teras rumah. (Ratnasari, 2008).

Tanaman yang ditanam pada kondisi intensitas cahaya yang tinggi akan
memiliki perbedaan secara anatomis dibandingkan dengan tanaman yang ternaung.
Perbedaan utama meliputi ukuran daun, ketebalan daun, bentuk, jumlah susunan
daun, dan ukuran perakaran. Daun-daun yang dihasilkan pada kondisi lingkungan
yang bercahaya tinggi ukuran daunnya menjadi lebih kecil dibandingkan dengan daun
tanaman yang ternaung. Ketebalan daun juga sangat berhubungan erat dengan
intensitas cahaya. Daun dari tanaman yang ditanam pada kondisi intensitas tinggi
memiliki ketebalan sampai dua kali lebih tebal dibandingkan dengan tanaman yang
berada di bawah naungan. (Ariffin, 2020).

cahaya Intensitas cahaya mengedalikan pertumbuhan pohon melalui


pengaruhnya terhadap fotosintetis, stomata, dan khlorofil Intensitas cahaya juga
berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi sintesis, ukuran daun dan struktur daun dan
batang karena memengaruhi dan diferensiasi sel. dapat dilihat bahwa fotosintesis
mulai terjadi pada waktu intensitas cahaya yang sangat rendah kemudian meningkat
seiring dengan meningkatnya intensitas mencapai suatu keadaan vang optimal, Juga
terlihat bahwa sebagian hasil yang digunakan dalam respirasi dan bahwa hanya

6
perimbangan yang umumnya digambarkan sebagai foto yang terlihat dalam bentuk
riap berat kering atau yang dapat diukur pada pertumbuhan pohon. Sementara itu
meningkat dengan naiknya intensitas cahaya, respirasi hanya bervariasi kecil dalam
keadaan demikian. Karena itu dalam intensitas cahaya yang sangat rendah,
kebutuhan respirasi dapat lebih tinggi dari pasokan karbohidrat yang berasal dari hasil
fotosintesis sehingga tanaman menderita. Intensitas cahaya pada saat respirasi dan
fotosintesis mencapai tingkat yang sama dengan titik yang sesuai. pertumbuhan
hanya mungkin terjadi apabila intensitas cahaya melebihi atau melebihi titik
kompensasi untuk memungkinkan hasil yang memenuhi kebutuhan respirasi.
Intensitas cahaya yang rendah mengakibatkan terjadinya pertumbuhan yang lambat.
Meskipun tidak sampai pada intensitas cahaya penuh diperlukan untuk mencapai
tujuan maksimum, namun cahaya Matahari penuh diperlukan bagi pertumbuhan
pohon sebagaimana dapat dilihat pada gambar tersebut. Spesies pohon yang bersifat
intoleran memerlukan tingkat intensitas cahaya matahari yang lebih tinggi untuk
mulai melangsungkan proses fotosintesis dibandingkan dengan spesies pohon toleran
(Nurkin, 2019).

Tanaman yang tumbuh di bawah kondisi lingkungan yang memiliki cahaya


tinggi secara anatomis akan berbeda dengan tanaman yang ternaungi. Perbedaan
yang terjadi meliputi perbedaan ukuran daun, ketebalan daun, bentuk daun, batang,
dan ukuran akar. Tanaman yang tumbuh pada kondisi cahaya tinggi, maka ukuran
daun yang diproduksi oleh tanaman akan berukuran lebih kecil-kecil dibandingkan
dengan ukuran daun pada tanaman yang ternaung. Ketebalan daun juga berhubungan
erat dengan intensitas cahaya. Daun-daun pada tanaman yang tumbuh dan
berkembang pada tanaman yang memperoleh intensitas cahaya tinggi akan
menambah daun dua kali lipat lebih tebal dibandingkan dengan ketebalan daun pada
tanaman yang ternaung. Penambahan ketebalan daun tanaman yang dihasilkan dari
proses penebalan lapisan epidermis dan pemanjangan sel mesofil. Dinding sel
tanaman yang tumbuhnya pada cahaya penuh juga akan lebih tebal daripada dinding
sel tanaman yang ternaungternaung (Ariffin, 2020).

7
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Hari/Tanggal : Sabtu-Selasa / 19-22 Februari 2022
Tempat : Rumah Praktikan

B. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Lampu (3 buah)
b. Gunting (1 buah)
c. Cutter (1 buah)
d. Lakban (1 rol)
e. Kardus (3 buah)
f. Mikrometer Sekrup (1 buah)
g. Alat tulis (1 buah)
2. Bahan
a. Tanaman
b. Media tanam

C. Prosedur Kerja
1. Pembuatan Media
a. Siapkan seluruh alat dan bahan
b. Lubangi salah satu sisi kardus menggunakan cutter dan gunting sebagai
tempat lampu
c. Rekatkan kardus dan lampu menggunakan lakban
d. Masukkan tanaman yang ingin diobservasi lalu tutup
e. Nyalakan lampu hingga waktu yang ditentukan
f. Ulangi untuk dua kardus lainnya dengan daya lampu yang berbeda
2. Pengambilan Data

8
a. Siapkan tanaman yang akan diobservasi
b. Pilih daun mana yang ingin diamati
c. Mulai ukur ketebalan daun menggunakan mikrometer sekrup
d. Catat hasil pengukuran
e. Masukkan kembali ke dalam kardus yang diterangi lampu
f. Ambil data setiap satu hari sekali
g. Lakukan pengambilan data terhadaap tanaman yang lain dengan daya
lampu yang berbeda

D. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam laporan penelitian ini yaitu dengan cara
mengukur ketebalan pertumbuhan daun tanaman. Ketebalan daun tanaman
diukur sebelum dimasukkan ke dalam media yang diterangi lampu. Setelah sehari
lakukan kembali pengukuran pada tanaman yang telah diterangi lampu.
Begitupula untuk tanaman lainnya. Pengambilan data dilakukan sehari sekali
selama 3 hari berturut-turut setelah tanaman diterangi lampu.

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Ketebalan (mm)
Daya Lampu (watt)
Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3
4 1, 37 1,57 1,88
12 1,55 1,72 1,80
14,5 1,54 1,69 1,78

B. Pembahasan
Berdasarkan data hasil pengamatan di atas dapat dilihat bahwa ketebalan
daun yang diperoleh pada setiap daya lampu mempunyai pertambahan ketebalan
berbeda-beda. Pada tanaman cocor bebek dengan daya lampu 4 watt di hari
pertama ketebalannya sebesar 1,37mm. Kemudian hari ke-2 bertambah menjadi
1,57 mm dan hari ke-3 menjadi 1,88 mm. Pada tanaman cocor bebek dengan daya
lampu 12 watt, di hari pertama ketebalannya sebesar 1,55 mm. Kemudian pada
hari ke-2 sebesar 1,72 mm dan pada hari ke-3 sebesar 1,80 mm. Pada tanaman
cocor bebek dengan daya lampu 14,5 watt di hari pertama ketebalannya sebesar
1,54 mm. Kemudian dihari ke-2 sebesar 1,69 mm dan hari ke-3 sebesar 1,78 mm.
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa dari ketiga daya lampu
yang digunakan, tanaman cocor bebek dengan daya lampu 4 watt lebih cepat
mengalami pertambahan ketebalan dibandingkan tanaman dengan daya lampu 12
watt dan 14,5 watt. Hal ini dikarenakan cahaya yang berlebih akan
mengakibatkan klorofil sedikit dan hasil fotosintesis akan rendah. Seperti halnya
yang dijelaskan pada teori, menurut (Mukhlis, 2011) menyatakan bahwa
pemilihan daya lampu untuk tanaman juga sangat penting. Daya lampu yang
besar akan mengeluarkan panas atau cahaya yang tinggi dan dapat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman. Tanaman yang mendapatkan cahaya berlebih akan

10
mengakibatkan klorofil sedikit dan hasil fotosintesis akan rendah, hal yang sama
juga terjadi jika tanaman kekurangan cahaya lampu.
Intensitas cahaya yang terlalu rendah akan menghasilkan produk
fotosintesis yang tidak maksimal, sedangkan intensitas cahaya yang terlalu tinggi
akan berpengaruh terhadap aktivitas sel-sel stomata daun dalam mengurangi
transpirasi sehingga mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman
(Kurniyati, et al, 2010). Sehingga dapat diketahui bahwa pemberian daya lampu
yang dianjurkan yaitu pemberian daya lampu 4 watt karena tidak menyebabkan
panas yang dapat merusak tanaman serta pertambahan ketebalan daunnya akan
cepat.

11
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan maka kita dapat
menarik kesimpulan bahwa tinggi intensitas cahaya mempengaruhi pertumbuhan
tanaman seperti pada ketebalan daun yang telah diamati. Hal tersebut dilihat dari
hasil percobaan dengan menggunakan tiga daya lampu, tanaman cocor bebek
dengan daya lampu 4 watt lebih cepat mengalami pertambahan ketebalan
dibandingkan tanaman dengan daya lampu 12 watt dan 14,5 watt. Intensitas
cahaya yang terlalu rendah akan menghasilkan produk fotosintesis yang tidak
maksimal, sedangkan intensitas cahaya yang terlalu tinggi akan berpengaruh
terhadap aktivitas sel-sel stomata daun dalam mengurangi transpirasi sehingga
mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman. Sehingga pemberian
intensitas cahaya yang di anjurkan tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi
pula seperti dengan pemberian daya lampu 4 watt tersebut tidak menyebabkan
panas yang dapat merusak tanaman serta pertambahan ketebalan daunnya akan
cepat.

B. Saran
Pada percobaan selanjutnya disarankan kepada peneliti untuk lebih teliti
dalam menggunakan micrometer sekrup agar hasil pengukuran ketebalan daun
lebih akurat. Dan sebaiknya dilakukan pengamatan dengan waktu yang lebih lama
lagi agar memperoleh data lebih banyak.

12
DAFTAR PUSTAKA

Arifin., Sisca, F., & Adin, N. 2020. Strategi Manipulasi Agroekosistem. Malang: UB

Press.

Ratnasari, J. 2008. Galeri Tanaman Hias Daun. Jakarta: Penebar Swadaya.

Nurkin, B. 2019. Buku Ajar Silvikultur. Makassar: Fakultas Kehutanan Universitas

Negeri Makassar.

13
LAMPIRAN
DOKUMENTASI

A. Pembuatan Media

B. Pengukuran ketebalan daun


1. Daya Lampu 4 watt

(Hari ke-1) (Hari ke-2) (Hari ke-3)

14
2. Daya Lampu 12 watt

(Hari ke-1) (Hari ke-2) (Hari ke-3)

3. Daya Lampu 14,5 watt

(Hari ke-1) (Hari ke-2) (Hari ke-3)

Foto Tanaman setelah hari ke-3

15

Anda mungkin juga menyukai