DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1. Azzahra Siregar (4203151042)
2. Miranda Nihdatul Zahwa (4203351011)
3. Vanya ulfia putri (4203251004)
4. Antonius Teguh Mamana Tarigan (4203151014)
5. Jessica Destaria Tambunan (4203151049)
6. Yolanda Agatha (4203151040)
7. Putri Andini Pohan (4201151013)
8. Putri lasmida marpaung (4203351020)
9. Shalomita siregar (4203351030)
10.Tresia Febriani br Malau (4203351003)
Bersifat Multiseluler atau Tumbuhan yang memiliki banyak sel. Bersifat Autrotrof
atau Kindom ini dapat membuat makanannya sendiri.
Bersifat Eukariotik.
Tumbuhan memiliki dinding sel yang terbentuk dari Selulosa.
Hidupnya bisa di darata atau di daerah perairan.
kingdom ini memperoleh bahan makanan dengan cara fotosintesis yang dibantu oleh
sinar matahari.
Tumbuhan dapat bereproduksi dengan 2 cara yaitu secara Seksual atau melalui Putik
dan BenangSari dan dengan cara Aseksual atau Cangkok, Tunas, Setek, dan lain
sebagainya.
1
sistem penggolongannya berdasarkan jumlah posisi pengaturan dan panjang benang sari
selanjutnya kelas dibagi menjadi berapa bangsa berdasarkan sifat putih bunganya
pengelompokan tumbuhan berdasarkan sistem kami menghasilkan sistem klasifikasi yang
kaku tidak alami yang disebabkan ciri morfologi lainnya penggunaan sistem klasifikasi
berdasarkan fungsinya dalam memudahkan pendeterminasian tumbuhan.
b. Klasifikasi Fonetik
Sistem klasifikasi ciptaan linneus menyebabkan timbulnya fase baru dalam sejarah
botani sistematika. dalam periode ini lahir sistem klasifikasi fenetik, yang didasarkan pada
kekerabatan sistem kekerabatan ditunjukkan oleh banyaknya persamaan bentuk yang terlibat.
Dalam klasifikasi genetik pertama disusun oleh Antoine Laurent de Jussieu (1748-
1836), membagi dunia tumbuhan atas 3 golongan besar, yaitu :
Sifat-sifat tumbuhan diberi nilai berbeda, misalnya dikatakan bahwa embrio lebih
penting dari benang sari selanjutnya benang sari lebih berharga untuk taksonomi daripada
nilai mahkota bunga atau daun dan seterusnya. berdasarkan ini tumbuhan biji digolongkan
menjadi lima kelas dan selanjutnya dipecah-pecah menjadi 100 “bangsa alamiah” atau
“ordinus naturales”. Bangsa alamiah dilengkapi dengan batasan nama dan pertelaan yang
jelas. Beberapa suku besar dan penting dikenal di antaranya gramineae, palmae, liliceae,
rosaceae, euphorbiaceae. dan lainnya berasal dari bangsa alamiah ciptaan de jussieu.
Kemudian Agustine pyramus de candolle (1778-1841) memperbaiki serta memperluas
ciptaan dari deduksi dengan berisi pertelaan dari 60.000 tumbuhan berbiji yang dikenal.
sistem ini mengenal 211 suku dengan pengaturan suku dimulai dari golongan tumbuhan yang
bagian bunganya lepas. Perbedaannya banyak dan jelas, seperti suku cempakacempakaan
Magnoliaceae, kenanga-kenangaan Annonaceae dan lainnya, diikuti oleh golongan bunga-
bungaan dan diakhiri dengan suku bunganya tereduksi.
2
Angiospermae. Berkat hasil penelitian embriologi tersebut ternyata memberi landasan tentang
pergiliran turunan pada lumut, paku dan tumbuhan berbiji, sehingga dikenal taksonnya.
c. Klasifikasi Filogeni
Filogenik adalah perkembangan sejarah garis-garis arah evolusi dalam suatu golongan
makhluk hidup dan dapat diartikan sebagai asal evolusi suatu takson klasifikasi filogenik atau
kadang-kadang disebut klasifikasi filogenetik menekankan keratan hubungan kekerabatan
nenek moyang takson-takson satu sama lainnya untuk keperluan penyusunan klasifikasi
filogenik orang mencoba menerka arah kecenderungan evolusi ciri-ciri morfologi yang ada
dalam menentukan ciri mana yang dianggap primitif dan yang harus diangkat maju atau
diturunkan pada hakekatnya kecenderungan evolusi ciri-ciri morfologi itu menyangkut tiga
proses masing-masing reduksi atau pengurangan fungsi and dan perubahan simetri karena itu
diantara asas-asas atau Dita Dita yang disusun oleh orang ditentukan misalnya bahwa pohon
dan tumbuhan tahunan bersifat primitif dibanding dengan sempurna serta tumbuhan semusim
bunga dianggap maju sebenarnya jika bagian berfungsi misalnya benang sarinya bertukar dan
sisi miringnya tetap dan seterusnya tidak ada yang menyebabkan adanya pendapat bahwa
arah keuntungan itu malah sebaliknya maka bunga yang primitif malah diartikan sebagai
bunga yang maju kesulitan lain timbul karena kita yang dianggap primitif sering terdapat
bersama-sama dengan ciri lain yang bersifat maju. seperti sudah dibicarakan di atas dasar
utama klasifikasi fenetik ialah kesamaan ciri-ciri morfologi secara menyeluruh kelemahan
dasar ini ialah adanya kenyataan bahwa ciri-ciri yang sama dapat terjadi karena analogi atau
kesamaan susunan yang terjadi karena kesamaan fungsi bukan karena homologi atau
kesamaan susunan dan posisi yang terjadi karena berasal dari embrio organ atau autogenic
sama. harus diakui bahwa tumbuh-tumbuhan sulit dan dengan cepat menentukan jalan
3
konvergen persamaan yang terjadi antara dua garis evolusi takson-takson yang berkerabat
misalnya terjadinya Polonia pada suku anggrek-anggrekan orchidaceae dan biduri-bidurian
Asclepiadaceae Eichler mengelompokan dunia tumbuh-tumbuhan yang alat
perkembangbiakannya tersembunyi. Golongan bear ini terdiri atas tiga devisi, yaitu
Thallophyta (fungi dan alga dengan terakhirnya dibagi lagi dalam kelas-kelas Cyanophyceae,
Chlorophyceae, Phaeophyceae dan Rhodephyceae Bryophyta (dengan kelas-kelas musci
untuk lumut daun dan hepaticae untuk lumut hati) dan Pterodophyta( tersusun atas kelas-
kelas Equssetinae Lycopodinae, Tilicineae).
a. Morfologi
Data morfologi hingga sekarang masih tetap dipakai karena mudah diamati dan
praktis digunakan untuk kunci determinasi. Sifat yang mantap pada data morfologi adalah
organ reproduksi, organ pencernaan, bentuk paruh atau bentuk gigi.
Banyak ciri-ciri morfologi yang penting ternyata diabaikan, baik dari sifat vegetatif
maupun sifat generative, disebabkan oleh :
4
Banyak sifat-sifat demikian hanya dapat dilihat di lapangan. Sebagian besar tumbuhan
berbunga dapat segera diidentifikasi dengan mudah karena adanya ciri-ciri vegetatif ini.
a. Perawakan (habitus)
c. Daun (Folium)
b. Embriologi
c. Anatomi
5
yang cukup mencolok dari bentuk, jumlah jaringan epidermis dan jaringan palisade. Kedua
jenis tersebut dipisahkan, sehingga muncul nama Lansium domesticum dan Lansium dacco.
d. Sitologi
Sitologi adalah ilmu tentang seluk beluk sel. Meskipun istilah sitologi menyangkut
semua aspek sel, namun bila dikaitkan dengan taksonomi, pembahasan difokuskan pada
kromosom dan berbagai atributnya. Berbagai data kromosom yang digunakan untuk tujuan
taksonomi, yaitu: jumlah, ukuran dan bentuk, perilaku pada waktu meiosis: diambil kariotipe
(keadaan kromosom pada tingkat metaphase dalam proses mitosis), meliputi ukuran panjang
kromosom, letak sentromer, ada tidaknya satelit.
Jumlah kromosom sebagai suatu ciri taksonomis yang merupakan salah satu ciri yang
paling konstan yang dapat digunakan diantara ciri-ciri lain-nya. Semua individu dalam suatu
jenis biasanya mempunyai jumlah kromosom yang sama, walaupun ada kekecualian. Jika ada
dua tumbuhan yang memiliki persamaan secara morfologi dan anatomi, sedangkan ada
semacam keyakinan dari penelitian bahwa keduanya merupakan jenis yang berbeda, maka
secara sitologi kita dapat memeriksa bagaimana struktur dan jumlah kromosom keduanya.
Jika ternyata memiliki kondisi yang berbeda, maka peluang untuk memisahkan kedua jenis
tersebut cukup terbuka. Sebagai contoh dalam penelitian ubi jalar Ipomoea batatas (l.) Lamk.
dikenal ada istilah poliploidi, dimana jumlah kromosom 2n selalu berbeda-beda. Ubi jalar
yang memiliki kromosom 2n = 2x kelihatannya memiliki rasa yang sangat pahit, akan tetapi
memiliki ketahanan terhadap virus Cylas. Sedang kerabat dekatnya yang dari Tarutung
(Sumatera Utara) berwarna jingga memiliki kromosom 2n = 6 x dan rasanya manis. Di Jawa
barat kultivar ini banyak digunakan sebagai campuran untuk rujak.
e. Fisiologi
f. Penyebaran geografis
Berdasarkan letak lintang dan bujur, tumbuhan masih memperlihatkan adaptasi yang
berbeda. Tumbuhan yang ditemukan di kawasan daerah tropik, jarang ditemukan di kawasan
sub-trofik maupun di daerah kutub. Bunga tulip (Liliodendron tulifera) hanya ditemukan di
negeri Belanda. Bunga sakura hanya ditemukan di Jepang, kapas dan gandum tumbuh dengan
baik di kawasan subtropika. Nama jenis banyak diambil dari nama negara, wilayah daerah, di
antaranya: Mangga Mangifera indica (Indica = India); Teh Camelia sinensis (Sinensis,
Chinensis + China). Kemiri Aleurites moluccana (Moluccana = Moluccas = Maluku),
Diospyros celebica (Celebica = Celebes = Sulawesi). Salak Sidimpuan Salacca sumatrana
(Sumatrana = Sumatera); Salacca borneensis (Borneo = Kalimantan). Pinanga javana,
Sambucus javanicus (Java = Jawa), Calamus karoensis (Karo = Sumatera Utara).
a. Morfologi
Morfologi tumbuhan merupakan ilmu penting bagi botani sistematika sebab banyak
peristilahan dan ciri tumbuhan yang dipelajari dalam morfologi tumbuhan digunakan untuk
mempertelakan suatu jenis tumbuhan. Tanpa morfologi tidak mungkin taksonomi tumbuhan
dapat berkembang dengan baik. Semua peristilahan yag digunakan dalam Botani sistematika
selalu menggunakan peristilahan morfologi, misalnya foetida (sangat berbau), edulis (dapat
dimakan), caulifolia (bunga dapat tumbuh di di batang), grandifolia (daun besar) dan lain
sebagainya.
b. Paleobotani
Paleobotani atau palaebotani (dari bahasa Yunani paleon berati tua dan botany yang
berarti ilmu tentang tumbuhan) adalah cabang dari paleontologi yang khusus mempelajari
tentang tumbuhan pada masa lampau. Dasar pengetahuan sistematik tumbuhan sangat
7
diperlukan dalam menentukan hubungan kekerabatan antara fosil tumbuhan dengan
tumbuhan yang masih hidup di masa kini dan dalam upaya rekonstruksi sejarah evolusi dunia
tumbuhan.
c. Anatomi
Anatomi juga mempunyai peran di dalam taksonomi, filogeni dan ontogeni. Pada
dunia tumbuhan sering kali ada dua tumbuhan yang persis sama secara morfologi, sehingga
memiliki nama ilmiah yang sama.
d. Embriologi
Individu dalam marga dan suku dapat dicirikan dengan tipe embrionya, tanda ini
dapat dipakai untuk menentukan pembatasan takson serta kekerabatan alami. Data-data
embriologis yang digabungkan dengan ciri-ciri anatomis dan morfologis dapat digunakan
dalam membuat klasifikasi yang lebih baik.
e. Palinologi
Palinologi adalah studi tentang serbuk sari dan spora. Serbuk sari menjadi sumber
taksonomi yang penting. Variasi yang diperlihatkan serbuk sari antara lain adalah jumlah dan
letak alur dan lubang di permukaannya, bentuk ukiran eksin (lapisan luar serbuk sari) serta
bentuk umum dan ukurannya. Serbuk sari bisa khas untuk jenis, marga atau suku
f. Mikrobiologi
Dari segi mikrobiologi, dunia mikroba dikelompokkan menjadi dua kelompok besar
berdasarkan ada tidaknya inti, baik yang sudah terdiferensiasi ataupun yang belum.
g. Sitologi
8
bahwa keduanya merupakan jenis yang berbeda, maka secara sitologi dapat diperiksa
bagaimana struktur dan jumlah kromosom keduanya. Jika ternyata berbeda, maka peluang
untuk memisahkan keduanya pun cukup terbuka.
h. Fitokimia
Dengan mengetahui kandungan kimia dari suatu jenis tumbuhan, maka manfaat jenis
tersebut dalam kehidupan dapat dimaksimalkan, sehingga upaya dalam pembudidayaan juga
dilakukan secara maksimal.
i. Fisiologi
Tumbuhan yang tergolong dalam satu jenis dianggapa menunjukkan sifat fisiologis
yang sama. Tumbuhan yang menunjukkan sifat morfologi yang sama memungkinkan sifat
fisiologinya berbeda. Ilmu taksonomi mempunyai beberapa tugas yaitu:
9
Daftar Pustaka
Anonim.2010.Hubungan Taksonomi Dengan Ilmu Morfologi Dan Anatomi. Diakses
pada hari jumat, 19 september 2014.
Aththorick, T.A dan siregar, E.S.2006.Buku Ajar Taksonomi Tumbuhan. Medan
FMIPA Universitas Sumatra utara.
Hasairin ashar.2010. Taksonomi Tumbuhan Berbiji.Bandung. Citapustaka Media
Perintis.
Tjitrosoepomo,gembong.2001.Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta. Universitas Gajah
Mada.
10