Kita telah mendengar istilah tentang klasifikasi, sistematika, botani sistematika dan
taksonomi, terkadang masing-masing istilah ini salingdipertukarkan atau campur-baur
pengertiannya. Sekarang setiap istilahtersebut telah didefinisikan tersendiri sehingga tidak lagi
saling dipertukarkanpengertiannya.
SejarahKlasifikasidanPerkembanganTaksonomiTumbuhan
Davis and Heywood (1963) membagi perkembangan klasifikasi atas dua, yaitu: klasifikasi
sebelum Darwin dan sesudah Darwin. Klasifikasi sebelum Darwin dibedakan lagi atastiga yaitu:
klasifikasi yang didasarkan atas habitus, seksual dan hubungan bentuk morfologi.Klasifikasi
sesudah Darwin dibedakan atas pendekatan filogenik dan alamiah. Selanjutnyamenurut Rifai
(1989), berdasarkan motif, dasar dan cara yang dipakai maka klasifikasi dapatdibagi dua
golongan yaitu klasifikasi empirik dan klasifikasi rasional. Klasifikasi empirik adalahklasifikasi yang
tidak didasarkan pada sifat-sifat yang dimiliki oleh tumbuh-tumbuhan yangdiklasifikasi, contohnya
adalah klasifikasi berdasarkan abjad. Klasifikasi rasional adalah suatuklasifikasi yang betul-betul
mempunyai hubungan langsung dengan tumbuha-tumbuhan, denganmenggunakan sifat-sifat
yang dimiliki tumbuhan itu sebagai dasarnya, klasifikasi inilah yangdigunakan secara ilmiah.
Klasifikasi rasional dibedakan atas lima yaitu: klasifikasi praktis,buatan, fenetik, filogeni dan
alamiah.
2. Klasifikasi buatan
3. Klasifikasi fenetik
- Monocotyledonae
- Dicotyledonae
Sifat-sifat tumbuhan diberinya nilai yang berbeda, misalnya: embrio lebih penting
daribenang sari, benang sari lebih berharga dari nilai mahkota bunga dan seterusnya.Berdasarkan
ini tumbuhan biji digolongkannya menjadi 15 kelas, dipecah menjadi 100bangsa. Sistem ini
diperluas oleh Agustine Pyramus de Candolle (1778-1841), dalam bukuProdromus berisi 60.000
jenis tumbuhan berbiji, 211 suku, urutannya dimulai darigolongan yang mempunyai bagian bunga
yang lepas, banyak dan jelas perbedaannya,misalnya: Magnoliaceae Annonaceae dan lain-lain,
diikuti golongan dengan bungatereduksi.
- Robert Brown (1773-1858) menemukan bahwa biji Gymnospermae terbuka dantidak terlindung
oleh bakal buah sperti pada Angiospermae.
- Holfmeiter (1824-1877) memberi landasan pergiliran keturunan pada lumut, pakudan tumbuhan
berbiji, dikenallah takson-takson Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta dan Spermatophyta.
- Kerjasama George Bentham (1800-1844) dan Joseph Dalton Hooker (1817-1911) menghasilkan
klasifikasi yang terkenal dan banyak digunakan, diungkapkan dalam“Genera Plantarum”. Batasan-
batasan yang digunakan cukup alamiah dan dianggapmencerminkan arah evolusi.
Sejak terbitnya buku “The Origin of Species” dan diterimanya teori evolusi
yangdiungkapkan di dalamnya oleh Charles Darwin (1809-1882) maka sistem klasifikasi
bertujuanuntuk mencerminkan evolusi jenis. Jenis yang ada sekarang tidak lagi dianggap sebagai
ciptaankhusus yang statis, mantap dan tidak berubah-ubah, tetapi merupakan populasi yang
bervariasi,dinamis dan dianggap sebagai keturunan jenis-jenis sebelumnya.Filogeni adalah
perkembangan sejarah garis-garis evolusi dalam suatu golongan makhlukhidup, jadi dapat
diartikan sebagai asal dan evolusi suatu takson. Klasifikasi ini menekankankeeratan hubungan
kekerabatan nenek moyang takson satu dengan yang lainnya. Untukkeperluan klasifikasi ini,
orang mencoba menerka arah kecondongan evolusi ciri morfologi yangada dan menentukan ciri
primitif dan maju, misalnya: pohon lebih primitif dari terna, susunanbunga berfusi lebih maju dan
lain-lain. Dasar-dasar teori evolusi sebenarnya tidakmengakibatkan perubahan klasifikasi luar
biasa karena tidak banyak berbeda dengan Bentham& Hooker, hanya berbeda dalam istilah-
istilah, misalnya kesamaan diganti dengan kekerabatan.
yaitu:
- Cryptogame; dibagi tiga divisi: Thallophyta (Fungi dan Alga), Bryophyta
danPteridophyta
1. Aliran Engler, bunga tumbuhan primitif diserbuki oleh angin, tidak bermahkota danhanya
bertenda bunga. Turunan tumbuhan primitif yang paling sedikit mengalami perubahan
karena evolusi adalah Casuarinaceae, Fagaceae dan Piperaceae. Wettsteinmenganggap
bahwa Monokotillebih maju daripada Dikotil. Sistem Engler ini dipakai olehLawrence dalam
Taxonomy of Vascular Plants.
2. Aliran Ranales, bertolak pada hipotesis bahwa tumbuhan biji primitif bunganyamenyerupai
runjung seperti bunga tusam.
Bunga primitif mempunyai bagian-bagian yang banyak, lengkap dan lepas-lepas
Penyerbukan dilakukan oleh serangga
Magnoliaceae, Annonaceae, Nymphaceae (bangsa Ranales) termasuk tumbuhan primitif.
Dikotil dikelompokkan dalam golongan yang berkayu, perdu dan herba, dapat
kritikankarena dianggap makin mundur ke sistim habitus. Klasifikasi monokotilnya
khususnyaLiliaceae lebih berhasil, misalnya dipakai dalam Flora of Java. Berdasarkan
penelitianlebih lanjut menunjukkan bahwa Ranales memang mempunyai sifat primitif
sehinggaaliran Ranales mungkin lebih mendekati kebenaran.
5. Klasifikasi alamiah
Dikatakan bersifat alamiah bila sistem itu mencerminkan keadaan sebenarnya seperti
dialam, dan serbaguna karena banyak pernyataan kekerabatan yang dimiliki kesatuan-
kesatuannyasehingga banyak memiliki sifat-sifat yang dapat diramalkan. Sistem ini pertama sekali
dicetuskanoleh Michel Adamson (1727-1806), dengan jalan mengikutsertakan, memperhitungkan
danmemperlakukan dengan sama semua sifat yang dimiliki tumbuhan. Tumbuhan yang memiliki
jumlah kesamaan ciri-ciri terbesar dikelompokkan bersama-sama dengan memperhatikan fakta-
fakta evolusi yang sesuai sehingga hasilnya dapat ditafsirkan dengan istilah-istilah filogeni.
Gagasan tersebut baru mendapat pengakuan akhir-akhir ini sebagai akibat pesatnya
perkembangan matematika modern dan teknologi komputer. Baru beberapa golongan saja
yangbisa dilaksanakan dengan sistem ini karena data-data yang ada belum memungkinkan
untukdinamakan pada komputer secara efisien, sehingga masih perlu penelitian mendalam untuk
datalengkap dan menyeluruh. Pemakaian komputer memberi peluang untuk memperoleh
sistemklasifikasi yang akan memenuhi berbagai keinginan dan memberi kepuasan pada semua
pihak.
Tingkatanklasifikasiataupenggolongan
Suatu proses pengaturan tumbuhan dalam suatu tingkat-tingkat kesatuan. Ini dapat
dicapai dengan menyatukan golongan-golongan yang berbeda.Hasil dari proses pengaturan ini
ialah suatu sistem klasifikasi, yang sengajadiciptakan untuk menyatakan hubungan kekerabatan
jenis-jenis makhlukhidup satu sama lain. Pemakaian dan pengertian klasifikasi dalam
praktiksehari-hari sering simpang siur dan seringkali dipakai baik untuk prosespengaturannya
maupun untuk sistem yang dihasilkannya. Penggolongan itu tidak hanya menyangkut soal
penamaan dan penciriansaja, akan tetapi juga berkaitan dengan masalah pencarian dan
penentuanhubungan kekerabatan atau kekeluargaan antara tumbuhan satu denganlainnya.
Setiap individu tumbuhan itu sekaligus dianggap termasuk dalamsejumlah takson yang
jenjang tingkatnya berurutan. Dengan demikian suatukesatuan terbagi atas kesatuan-kesatuan
berikutnya yang lebih rendahtingkatnya dan seterusnya. Setiap individu tumbuhan itu tergolong
dalamkesatuan-kesatuan taksonomi yang masing-masing mempunyai kedudukantertentu dalam
sistem yang terjelma. Takson atau kesatuan taksonomi yangterjelma dalam penggolongan
tumbuhan adalah forma, varitas (varietas), jenis (species), marga (genus), bangsa (ordo), dan
seterusnya. Suatu takson yang merupakan suatu populasi terdiri atas individuindividu dengan
sifat yang sama, sifat-sifat itu mirip dengan sifat semua keturunannya dan menempati suatu
daerah distribusi tertentu pada saat bersamaan disebut suatu jenis (species). Individu-individu
suatu populasi akan berkembang biak, saling kawin
dan bertukar gen, mati atau pindah, terpecah belah atau menggabung dengan populasi lainnya,
namun ciri dasar populasi itu secara keseluruhan tetap tidak berubah.
Takson yang disebut dengan istilah jenis dianggap sebagai unit dasar, demikian
mendasar, sehingga sadar atau tidak, jika kita berbicara tentang “tumbuhan” yang kita maksud
sebenarnya adalah “jenis tumbuhan”. Apabila seseorang bertanya tumbuhan apakah gerangan
ini, sebenarnya yang ia maksud adalah tergolong dalam jenis dengan nama apakah tumbuhan
yang ditanyakan itu. Banyak faktor dan kriteria yang bisa dijadikan dasar untuk mendefinisikan
jenis, sehingga menyebabkan banyak munculnya pendapat tentang batasan atau definisi jenis
itu. Salah satu kriteria jenis berdasarkan morfologi geografi. Konsep ini telahlama dipakai dan
merupakan konsep paling umum hingga sekarang. Menurut konsep ini jenis merupakan populasi
yang terdiri atas individu-individudengan ciri-ciri morfologi yang sama dan dapat dipisahkan dari
jenis-jenislain oleh adanya ketaksinambungan ciri-ciri morfologi yang berkorelasi. Beberapa
jenisdengan persamaan sifat-sifat tertentu membentuk suatutakson yang menurut hirarki diberi
kedudukan dan jenjang yang lebih tinggiyang disebut dengan istilah marga (genus). Setiap
marga diberi nama sepertihalnya setiap jenis. Demikian selanjutnya berturut-turut sejumlah
margadijadikan satu suku (familia), yang masing-masing diberi nama yangberbeda-beda pula.
Beberapa suku dijadikan satu bangsa (ordo), beberapabangsa menjadi kelas (classis) dan divisi
(divisio).
Macam-macamPenggolonganTumbuhan
Dengan semakin banyaknya tumbuhan/tanaman yang tumbuh di muka bumi ini, perlu
dicari suatu cara untuk mempermudah dalam mempelajari dan mengelola tanaman tersebut.
Salah satu cara adalah dengan menggolongkan tanaman yang mempunyai sifat-sifat tertentu
yang sama. Adapun penggolongan tanaman dalam garis besar adalah sebagai berikut:
a. annual crops (Tanaman semusim; tanaman setahun; tanaman “muda”): yaitu tanaman yang
menyelesaikan satu daur (siklus) hidupnya dalam waktu satu musim tanam kemudian tanaman
mati dengan sendirinya atau sengaja dimatikan. Contoh: padi, jagung, kacang tanah, kedelai. Di
daerah temperate yang mempunyai empat musim, dikenal dengan adanya tanaman:
1) winter annual crops: yaitu tanaman yang ditanam pada musim dingin (biasanya berupa
biji), kemudian tumbuh pada musim berikutnya contoh: tanaman Crimson clover
2) summer annual crops: yait u t anaman yang ditanam pada permulaan musim tersebut
dan t umbuh dalam musim yang sama cont oh: t anaman buckwheat
b. biennial crops (tanaman 2 tahun; tanaman 2 musim): yaitu tanaman yang menyelesaikan satu
daur hidupnya memerlukan dua musim tanam.
Musim tanam 1: tanaman tumbuh vegetatif dan menimbun persediaan zat makanan dalam akar
atau umbinya.
Musim tanam 2: tanaman tumbuh generatif (berbunga dan membentu biji). Waktu antara musim
tanam 1 dan 2, tanaman mengalami istrahat, daunnya lurch, sedangkan babgian yang ada di
dalam tanah masih tetap hidup contoh: tanaman iles-iles, bit gula.
c. perrenial crops (tanaman tahunan; tanaman keras; tanaman pohon; tanaman budidaya
gunung) yaitu tanaman yang hidup bertahun-tahun, setelah umur tertentu, setiap tahun tanaman
memberikan hasil (berproduksi) bahkan ada yang menghasilkan dua kali setahun
a. Hydrophyta (hydra: air, phyton: tumbuhan) ialah golongan tumbuhan yang hidupnya banyak
memerlukan air. Contohnya padi
b. Xerophyta (heras: kering, phyton: tumbuhan) ialah golongan tumbuhan yang dapat tahan
hidup di daerah kering seperti daerah gurun. Contoh: katus.
c. Mesophyta (meso: tengah) ialah tumbuhan yang dapat tumbuh dengan baik terhadap kondisi
tanag yang kadar airnya cukup.
3. Berdasarkan kegunaannya
-Tanaman hias
-Tanaman Sayuran
-Tanaman buah-buahan
d. Tanaman sumber vitamin: wortel jeruk, belimbing, dan tanaman sayuran dan buah lainnya.
a. Phanerogamae (Phaneros; tampak jelas, Gamos; alat perkawinan) ialah tumbuhan yang
memiliki alat perkawinannya jelas terlihat atau terbuka. Ini meliputi semua tumbuhan berbunga,
karena dalam bunga terdapat putik dan benang sari sebagai alat kawinnya, sehingga disebut juga
Anthophyta. Tumbuhan ini menghasilkan biji, maka disebut juga Spermatophyta.
SOAL:
Kingdom: Kingdom:
Divisi : Divisi :
Kelas : Kelas :
Ordo : Ordo :
Famili : Famili :
Genus : Anabaena Genus :Spirogyra
Spesies : Spesies :
Kingdom: Kingdom:
Divisi : Divisi :
Kelas : Kelas :
Ordo : Ordo :
Famili : Famili :
Genus : Rhizopus Genus : Parmelia
Spesies : Spesies
Kingdom: Kingdom:
Divisi : Divisi :
Kelas : Kelas :
Ordo : Ordo :
Famili : Famili :
Genus : Polytrichum Genus : Adiantum
Spesies Spesies
BAB III
Sub CP MK:
Indikator:
Bakteri merupakan jenis tumbuhan belah, dan kelompok makhluk hidup bersel tunggal
yang hubungan kekerabatannya dengan makhluk hidup lainnya masih diliputi kegelapan. Mereka
dimasukan dalam golongan jasad renik atau mikroba, mengingat tubuhnya yang amat kecil
sehingga tidak dapat terlihat dengan mata telanjang. Studi tentang bakteri mulai berkembang
setelah ditemukannya mikroskop oleh Anthonie van Leeuwenhoek menjelang berakhirnya abad
ke-17. Bakteri pertama kali dilihat oleh Leeuwenhoek dalam tahun 1683. Sejak itu berkembang
ilmu tentang jasad renik yaitu mikrobiologi, yang dalam abad ke-20 ini telah terpecah-pecah lagi
menjadi mikrobiologi industri dan mikrobiologi tanah. Dan saat ini ilmu yang khusus mempelajari
bakteri dekenal dengan nama bakteriologi.
Tubuh bakteri yang terdiri atas sebuah sel saja itu mempunyai bentuk yang beraneka
ragam. Ada yang berbentuk peluru, bola seperti batang, bengkok seperti koma atau sekrup, ada
yang seperti spiral. Sel bakteri dapat mengalami perubahan bentuk disebut dengan involusi.
Rhizobium radicicola yang normal berbentuk batang, dalam keadaaan tertentu tampak sebagai
batang yang bercabang.
Sumber: https://www.tentorku.com/bentuk-struktur-sel-bakteri-bacteria-eubacteria/
Ukuran tubuh bakteri hanya mencapai beberapa mikron (µ) 1 µ sama dengan 0,001 mm,
paling besar 100 µ hingga hampir terlihat dengan mata bugil, tetapi ada pula yang kurang dari 1
µ yang terkecil kira-kira 0,1 µ yang memerlukan mikroskop elektron untuk dapat menyeldikinya.
Tubuh bakteri berupa sel tunggal mempunyai dinding sel yang jelas. Dinding sel tidak
mengandung selulosa, tetapi tersusun atas hemiselulosa dan senyawa semacam pektin yang
mengandung N dan lebih mendekati dinding sel hewan dari pada dinding sel tumbuhan pada
umumnya. Adanya selulosa dalam dinding selnya hanya merupakan penngecualian. Dinding
tersebut dilapisi selaput serupa gelatin, yang menyebabkan dinding sel itu dalam larutan air
menjadi berlendir. Seperti dinding pada ganggang biru
Isi sel berupa protoplas dengan membran plasma yang dapat diperlihatkan dengan
memplasmolisiskan sel tersebut. Dalam sitoplasmanya terdapat butir-butir diantaranya nukleoida
yang mengandung salah satu zat penyusun inti yaitu asam deoksi-ribo-nukleat (DNA =
deoxyribonucleic acid). Inti tidak memiliki membran inti seperti terdapat dalam sel pada
umumnya. Asam ribo nukleat (RNA = ribonucleic acid) bahan yang di samping DNA ikut
menyusun inti sel dan tersebar dalam plasma.
Plastida belum terdapat demikian pula zat warna kecuali kelompok bakteri belerang
berwarna (Thiorhodaceae), yang plasmanya mempunyai zat warna turunan klorofil, misalnya
bakterioklorofil, bakterio-eritrin, bakterio-virdin. Plasma bakteri mengandung vakuola-vakuola
kecil berisi cadangan makanan yang terdiri atas glikogen, amilosa, lemak, zat putih telur, dan
suatu zat yang mengenai adanya belum tercapai persesuaian pendapat, yaitu volutin.
Sumber: http://gajholler.blogspot.co.id/2013/11/ciri-struktur-dan-bentuk-bakteri-ciri.html
Bakteri pada umumnya bergerak secara pasif. Namun demikian ada berbagai jenis
bakteri yang dalam keadaan tertentu dapat membentuk rambut-rambut plasma yang menembus
keluar dinding dan adanya rambut-rambut plasma ini memungkinkan bakteri bergerak aktif dalam
medium cair. Rambut-rambut plasma ini dinamakan bulu cambuk atau flagel, yang jumlah dan
letaknya pada tubuh berbeda-beda. Pada bakteri dibedakan menjadi:
- Monotrik, jika hanya ada satu bulu cambuk pada salah satu kutubnya.
- Subpolar atau amfitrik, jika ada 2 bulu cambuk masing-masing terletak di bawah
kutubnya.
- Lofotrik, jika ada seberkas bulu-bulu cambuk muncul pada salah satu kutubnya.
- Peritrik, jika bulu cambuk muncul ke segala arah dari sel.
Sumber: http://biologipedia.blogspot.co.id/2010/10/alat-gerak-bakteri.html
Bakteri pada umumnya bersifat heterotrof, sebagai saprofit atau sebagai parasit. Namun,
ada pula beberapa jenis yang mampu mengadakan asimilasi, jadi bersifat autotrof. Berdasarkan
asalnya energi yang digunakan dalam asimilasi, bakteri yang bersifat autotrof itu dibedakan dalam
2 golongan yaitu:
1. Yang bersifat kemoautotrof, bila energi untuk asimilasinya (kemosintesis) diperoleh dari
reaksi-reaksi kimia, misalnya dari proses-proses oksidasi senyawa tertentu. Bakteri nitrit
dengan mengoksidasikan NH3, bakteri nitrat dengan mengoksidadikan HNO2, bakteri
belerang dengan mengoksidasikan senyawa belerang.
2. Yang bersifat fotoautotrof, bila energi untuk asimilasi (fotosintesis) diperoleh dari cahaya
matahari. Seperti pada tumbuhan hijau, bakteri yang dapat mengadakan fotosintesis
adalah bakteri-bakteri yang mempunyai zat warna dari golongan Thiorhodaceae (Bakteri
belerang berzat warna).
Bakteri yang hidup sebagai saprofit menggunakan sisa-sisa tumbuhan atau hewan
sebagai substrat dan sumber kebutuhan hidupnya, substrat tersebut akan mengalami proses
penguraian yang disertai dengan timbulnya energi, proses tersebut dinamakan pembusukan jika
menimbulkan zat-zat berbau tidak sedap. Jika terjadinya pernafasan intramolekular dan adanya
proses penguraian menjadi pembersih sisa-sisa makhluk hidup dinamakan fermentasi.
Dengan demikian bakteri-bakteri saprofit melalui proses penguraian menjadi pembersih sisa-sisa
makhluk hidup.
Dari segi kebutuhannya akan oksigen, bakteri dapat dibedakan dalam dua golongan,
yaitu:
1. Bakteri aerob, bila untuk hidupnya memerlukan oksigen bebas. Bakteri aerob dapat
dibedakan lagi menjadi dua yaitu aerob secara obligat artinya untuk hidupnya mutlak
dibutuhkan adanya oksigen bebas, dan bakteri fakulatif artinya untuk hidupnya tidak
mutlak dibutuhkan adanya oksigen bebas, dapat hidup pula tanpa adanya oksigen bebas.
2. Bakteri anaerob bila dapat hidup tanpa adanya oksigen.
Dalam hubungannya dengan cara hidupnya sebagai parasit dapat digolongkan menjadi
3:
1. Parasit obligat, jika bakteri itu hanya dapat hidup sebagai parasit saja.
2. Parasit fakultatif, bila bakteri dapat hidup baik sebagai parasit maupun sebagai saprofit.
3. Bakteri patogen, yaitu bakteri yang hidup sebagai parasit dan menimbulkan penyakit bagi
inangnya, baik inang yang berupa tumbuhan, hewan, maupun manusia.
Koloni mempunyai bentuk yang berbeda-beda, dan bentuk koloni itu dapat dijadikan
salah satu tanda pengenal jenis bakteri yang bersangkutan, berikut beberapa bentuk koloni
bakteri:
Spora bakteri tidak dapat dipandang sebagai alat reproduksi, akan tetapi suatu badan
untuk mempertahankan diri menghadapi keadaan yang tidak menguntungkan, misalnya
kekeringan, suhu yang tinggi atau amat rendah, zat-zat kimia yang bersifat desinfektan dan lain-
lain. Spora bakteri tertentu dapat bertahan selama 16 jam dalam air mendidih. Bila keadaan
kembali seperti biasa, spora itu tumbuh kembali menjadi sel biasa. Dinding spora dilepaskan,
protoplas tumbuh sampai ukuran bakteri yang normal dan membentuk dinding sel yang baru.
Dari satu spora hanya terbentuk satu sel yang
Tubuh yang kecil dan cara hidup yang beraneka ragam memungkinkan bakteri untuk
hidup dalam bermacam-macam habitat. Bakteri dapat ditemukan dimana-mana dalam tanah,
dalam air, siasa-sisa makhluk hidup, bahkan sebutir debu dalam atmosfer pun mungkin menjadi
substratnya. Satu gram tanah yang subur dapat mengandung beberapa milyar bakteri.
Tubuh yang kecil, cara hidup yang beranekaragam, kecepatan berkembang biak dan
kemampuan untuk mempertahankan diri dalam menghadapi keadaan yang tidak menguntungkan
itu, menyebabkan pula luasnya distribusi bakteri. Di darat, di laut, ngarai, dan pegunungan, di
daerah tropika maupun didaerah iklim dingin terdapat bakteri, sehingga makhluk hidup ini wajar
bila disebut kosmopolit.
Peranan bakteri dalam kehidupan manusia
Dari segi kehidupan manusia, bakteri ada yang menjadi kawan, jadi menguntungkan bagi
manusia, tetapi ada pula yang menjadi lawan, berarti merugikan. Bakteri yang hidup sebagai
saprofit misalnya, berperan sebagai pengurai dan dengan demikian menjadi pembersih atau
setidak-tidaknya mencegah terjadinya akumulasi sisa-sisa bahan organik dari tumbuhan maupun
hewan yang berlebihan. Penggunaan kompos sebagai pupuk merupakan salah satu aspek
pemanfaatan aktivitas bakteri sebagai pengurai. Dalam proses penguraiannya ini, bahan yang
diuraikan mengandung berbagai jenis protein atau senyawa-senyawa yang mengandung N dan
atau S, pengurai itu akan menimbulkan zat-zat (gas) yang berbau tidak enak (bau busuk), sehingg
proses penguraian itu dinamakan pembusukan.
Proses yang ditimbulkan oleh bakteri yang tidak disertai timbulnya bau yang tidak sedap
lazimnya dinamakan fermentasi. Dalam proses yang terkenal dengan nama nitrifikasi, senyawa
amoniak dan asam nitrit yang meracun tanaman, oleh bakteri nitrit dan bakteri nitrat diubah
menjadi asam nitrat yang tidak lagi berbahaya, bahkan diperlukan oleh tanaman. Proses yang
terdiri atas dua tahap itu dapat digambarkan menurut persamaan kimia berikut :
Tahap ini disebut nitratasi dan dilakukan oleh bakteri-bakteri nitrat, misalnya: Nitrobacter
agile dan Nitrobacter winogradskyi.
Demikian pula dengan proses sulfurikasi. Dalam proses ini asam sulfide yang beracun bagi
tanaman, oleh bakteri-bakteri belerang, misalnya Beggiatoa alba, diubah menjadi asam sulfat,
dan dalam bentuk ion sulfat itulah tanaman menyerap belerang yang diperlukan, proses
sulfurikasi dapat digambarkan dengan persamaan di bawah ini :
2 H2S + O2 2 H2O + 2 S + 118 cal.
Senyawa nitrat yang sangat diperlukan tanaman asalnya dari mana? Ternyata, Gas
nitrogen sangat banyak terdapat di atmosfer bumi. kira-kira sampai 78% dari udara di atmosfer,
sedangkan nitrogen di tanah jumlahnya sangat sedikit padahal diperlukan oleh tanaman untuk
nutrisi pertumbuhan dan perkembangan. senyawa nitrat pada tanaman dihasilkan oleh bakteri
nitrifikasi seperti Nitrobacter dan Nitrosomonas yang bersimbiosis dengan tanaman tersebut
melalui proses fiksasi nitrogen. Bakteri nitrifikasi adalah kelompok bakteri yang mampu
menyusun senyawa nitrat dari senyawa amonia yang pada umumnya berlangsung
secara aerob di dalam tanah. Kelompok bakteri ini bersifat kemolitotrof karena menggunakan
senyawa nitrogen inorganik sebagai dalam siklus hidupnya. Metabolisme senyawa nitrogen ini
memerlukan senyawa karbon dioksida sebagai sumber karbonnya yang diikat dalam siklus Calvin.
Pada umumnya, bakteri nitrifikasi bersifat non motil (tidak dapat bergerak) sehingga
cenderung untuk melekat pada permukaan benda yang ada di sekelilingnya. Banyak spesies
bakteri ini memiliki sistem membran internal dimana terdapat enzim kunci dalam proses nitrifikasi.
Enzim tersebut antara lain ammonia monooksigenase (mengoksidasi ammonia menjadi
hidroksilamin) dan nitrit oksireduktase (mengoksidasi nitrit menjadi nitrat). Nitrifikasi secara alami
merupakan hasil proses aktivitas dari dua kelompok organisme, yaitu kelompok bakteri nitratasi
dan nitritasi.
Kingdom : Prokariotae
Divisi : Bacteria
Famili : Nitrobacteraceae
Sumber: https://biologigonz.blogspot.co.id/2009/12/daur-nitrogen.html
Nah selanjutnya mari kita mengenal bakteri Nitrobacter sp. Nitrobacter sp. memiliki sel
berbentuk batang pendek, pleomorfik, seringkali berbentuk pears, Gram negatif, dan non motil.
Habitat bakteri ini tersebar pada tanah, air tawar, dan air laut. Nitrobacter mengoksidasi ion nitrit
menjadi ion nitrat. Proses ini merupakan salah satu proses yang terjadi pada daur nitrogen.
Nitrobacter akan tumbuh optimal pada suhu 280 C dan memiliki pH optimum antara 7,3 dan 7,5
serta akan mati pada suhu 1200F (490 C) atau di bawah 320F (00C). Nitrobacter sp. disebut bakteri
nitrifikasi karena dapat mengubah amonium menjadi nitrit dan selanjutnya mengubah nitrit
menjadi nitrat. Nah pada gambar 2 menunjukkan reaksi proses nitratasi yang dilakukan oleh
bakteri Nitrobacter
Sumber: https://biologigonz.blogspot.co.id/2009/12/daur-nitrogen.html
Nah sekarang kita harus mengetahui siklus nitrogen itu sendiri. Siklus nitrogen pertama
dimulai dari gas nitrogen di atmosfer yang membentuk senyawa Nitrat. nitrat yang semakin
banyak tersebut dapat terbawa ke daratan dengan perantara angin dan hujan . nitrat tersebut
digunakan tumbuhan untuk menghasilkan protein. Setelah tumbuhan menyerap nitrat, tumbuhan
tumbuh kemudian dimakan oleh hewan dan manusia. Sehingga nitrogen yang telah diserap
tanaman tadi pindah ke tubuh konsumen tersebut. Kemudian dari mengkonsumsi tersebut akan
menghasilkan zat sisa berupa feses dan urin. Serta juga ada beberapa makhluk hidup yang mati.
Zat sisa dan makhluk yang mati tersebut akan diuraikan oleh pengurai menjadi amoniak.
Amoniak hasil penguraian tadi akan diubah menjadi nitrat oleh bakteri nitrifikasi.
Kemudian proses berulang dua kali membentuk nitrit. Nitrit tidak dapat diserap tamanan,
sehingga nitrit oleh Nitrobacter sp. diubah menjadi menjadi nitrat sehingga nitrat tersebut dapat
diserap oleh tanaman untuk petumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Dari pertumbuhan yang
baik itu akan menghasilkan tanaman yang menghasilkan hasil panen yang baik.
Salah satu klasifikasi bakteri yang dianut dalam taksonomi adalah sebagai berikut:
Bangsa Pseudomonadales.
Sel-sel berbentuk peluru, batang yang lurus atau bengkok, atau berbentuk spiral, kadang-
kadang bergandeng-gandeng berbentuk rantai. Sel sering mengandung pigmen fotosintetik yang
bewarna lembayung atau hijau. Biasanya dapat bergerak dengan perantaraan flagel yang polar.
- Thiosarcina rosea,
- Thiocapsa floridana,
- Thiodictyon elegans,
- Thiospirillum sanguineum.
- Nitrosomonas europaea,
- Nitrosococcus nitrosus,
- Nitrobacter winogradskyi , dan
- Nitrobacter agile.
- Methanomonas methanica,
- Hydrogenomonas flava,
- Carboxydomonas oligocarbophila.
- Thiobacillus thioparus,
- Thiobacterium cristalliferum,
- Thiospora bipunctata.
Suku Psedomonadaceae, bakteri-bakteri yang heterotrof, jarang sekali autrotof fakultatif,
sel-selnya sering sekali bersifat oksidatif, kadang-kadang fermentative, contoh-contohnya:
- Pseudomonas cocovenenans, menimbulkan racun tempe bongkrek.
- Pseudomonas solanacearum, menimbulkan penyakit layu pada warga suku Solanaceae dan
pada kacang tanah.
- Pseudomonas malvacearum, minimbulkan penyakit pada kapas.
- Pseudomonas denitrificans mereduksi nitrat N 2.
Suku Spirillaceae, meliputi bakteri-bakteri dengan tubuh yang bengkok, berbentuk koma
sampai spiral. dalam suku ini antara lain termasuk :
- Vibro comma (Vibro cholera), penyebab penyakit muntaber.
- Desulfovibrio desulfuricans, yang dapat mereduksi sulfat menjadi sulfide.
- Spirillum minus, Spirillum lipoferum.
BAB III
Sub CP MK:
Indikator:
Bakteri merupakan jenis tumbuhan belah, dan kelompok makhluk hidup bersel tunggal
yang hubungan kekerabatannya dengan makhluk hidup lainnya masih diliputi kegelapan. Mereka
dimasukan dalam golongan jasad renik atau mikroba, mengingat tubuhnya yang amat kecil
sehingga tidak dapat terlihat dengan mata telanjang. Studi tentang bakteri mulai berkembang
setelah ditemukannya mikroskop oleh Anthonie van Leeuwenhoek menjelang berakhirnya abad
ke-17. Bakteri pertama kali dilihat oleh Leeuwenhoek dalam tahun 1683. Sejak itu berkembang
ilmu tentang jasad renik yaitu mikrobiologi, yang dalam abad ke-20 ini telah terpecah-pecah lagi
menjadi mikrobiologi industri dan mikrobiologi tanah. Dan saat ini ilmu yang khusus mempelajari
bakteri dekenal dengan nama bakteriologi.
Tubuh bakteri yang terdiri atas sebuah sel saja itu mempunyai bentuk yang beraneka
ragam. Ada yang berbentuk peluru, bola seperti batang, bengkok seperti koma atau sekrup, ada
yang seperti spiral. Sel bakteri dapat mengalami perubahan bentuk disebut dengan involusi.
Rhizobium radicicola yang normal berbentuk batang, dalam keadaaan tertentu tampak sebagai
batang yang bercabang.
Sumber: https://www.tentorku.com/bentuk-struktur-sel-bakteri-bacteria-eubacteria/
Ukuran tubuh bakteri hanya mencapai beberapa mikron (µ) 1 µ sama dengan 0,001 mm,
paling besar 100 µ hingga hampir terlihat dengan mata bugil, tetapi ada pula yang kurang dari 1
µ yang terkecil kira-kira 0,1 µ yang memerlukan mikroskop elektron untuk dapat menyeldikinya.
Tubuh bakteri berupa sel tunggal mempunyai dinding sel yang jelas. Dinding sel tidak
mengandung selulosa, tetapi tersusun atas hemiselulosa dan senyawa semacam pektin yang
mengandung N dan lebih mendekati dinding sel hewan dari pada dinding sel tumbuhan pada
umumnya. Adanya selulosa dalam dinding selnya hanya merupakan penngecualian. Dinding
tersebut dilapisi selaput serupa gelatin, yang menyebabkan dinding sel itu dalam larutan air
menjadi berlendir. Seperti dinding pada ganggang biru
Isi sel berupa protoplas dengan membran plasma yang dapat diperlihatkan dengan
memplasmolisiskan sel tersebut. Dalam sitoplasmanya terdapat butir-butir diantaranya nukleoida
yang mengandung salah satu zat penyusun inti yaitu asam deoksi-ribo-nukleat (DNA =
deoxyribonucleic acid). Inti tidak memiliki membran inti seperti terdapat dalam sel pada
umumnya. Asam ribo nukleat (RNA = ribonucleic acid) bahan yang di samping DNA ikut
menyusun inti sel dan tersebar dalam plasma.
Plastida belum terdapat demikian pula zat warna kecuali kelompok bakteri belerang
berwarna (Thiorhodaceae), yang plasmanya mempunyai zat warna turunan klorofil, misalnya
bakterioklorofil, bakterio-eritrin, bakterio-virdin. Plasma bakteri mengandung vakuola-vakuola
kecil berisi cadangan makanan yang terdiri atas glikogen, amilosa, lemak, zat putih telur, dan
suatu zat yang mengenai adanya belum tercapai persesuaian pendapat, yaitu volutin.
Sumber: http://gajholler.blogspot.co.id/2013/11/ciri-struktur-dan-bentuk-bakteri-ciri.html
Bakteri pada umumnya bergerak secara pasif. Namun demikian ada berbagai jenis
bakteri yang dalam keadaan tertentu dapat membentuk rambut-rambut plasma yang menembus
keluar dinding dan adanya rambut-rambut plasma ini memungkinkan bakteri bergerak aktif dalam
medium cair. Rambut-rambut plasma ini dinamakan bulu cambuk atau flagel, yang jumlah dan
letaknya pada tubuh berbeda-beda. Pada bakteri dibedakan menjadi:
- Monotrik, jika hanya ada satu bulu cambuk pada salah satu kutubnya.
- Subpolar atau amfitrik, jika ada 2 bulu cambuk masing-masing terletak di bawah
kutubnya.
- Lofotrik, jika ada seberkas bulu-bulu cambuk muncul pada salah satu kutubnya.
- Peritrik, jika bulu cambuk muncul ke segala arah dari sel.
Sumber: http://biologipedia.blogspot.co.id/2010/10/alat-gerak-bakteri.html
Bakteri pada umumnya bersifat heterotrof, sebagai saprofit atau sebagai parasit. Namun,
ada pula beberapa jenis yang mampu mengadakan asimilasi, jadi bersifat autotrof. Berdasarkan
asalnya energi yang digunakan dalam asimilasi, bakteri yang bersifat autotrof itu dibedakan dalam
2 golongan yaitu:
3. Yang bersifat kemoautotrof, bila energi untuk asimilasinya (kemosintesis) diperoleh dari
reaksi-reaksi kimia, misalnya dari proses-proses oksidasi senyawa tertentu. Bakteri nitrit
dengan mengoksidasikan NH3, bakteri nitrat dengan mengoksidadikan HNO2, bakteri
belerang dengan mengoksidasikan senyawa belerang.
4. Yang bersifat fotoautotrof, bila energi untuk asimilasi (fotosintesis) diperoleh dari cahaya
matahari. Seperti pada tumbuhan hijau, bakteri yang dapat mengadakan fotosintesis
adalah bakteri-bakteri yang mempunyai zat warna dari golongan Thiorhodaceae (Bakteri
belerang berzat warna).
Bakteri yang hidup sebagai saprofit menggunakan sisa-sisa tumbuhan atau hewan
sebagai substrat dan sumber kebutuhan hidupnya, substrat tersebut akan mengalami proses
penguraian yang disertai dengan timbulnya energi, proses tersebut dinamakan pembusukan jika
menimbulkan zat-zat berbau tidak sedap. Jika terjadinya pernafasan intramolekular dan adanya
proses penguraian menjadi pembersih sisa-sisa makhluk hidup dinamakan fermentasi.
Dengan demikian bakteri-bakteri saprofit melalui proses penguraian menjadi pembersih sisa-sisa
makhluk hidup.
Dari segi kebutuhannya akan oksigen, bakteri dapat dibedakan dalam dua golongan,
yaitu:
3. Bakteri aerob, bila untuk hidupnya memerlukan oksigen bebas. Bakteri aerob dapat
dibedakan lagi menjadi dua yaitu aerob secara obligat artinya untuk hidupnya mutlak
dibutuhkan adanya oksigen bebas, dan bakteri fakulatif artinya untuk hidupnya tidak
mutlak dibutuhkan adanya oksigen bebas, dapat hidup pula tanpa adanya oksigen bebas.
4. Bakteri anaerob bila dapat hidup tanpa adanya oksigen.
Dalam hubungannya dengan cara hidupnya sebagai parasit dapat digolongkan menjadi
3:
4. Parasit obligat, jika bakteri itu hanya dapat hidup sebagai parasit saja.
5. Parasit fakultatif, bila bakteri dapat hidup baik sebagai parasit maupun sebagai saprofit.
6. Bakteri patogen, yaitu bakteri yang hidup sebagai parasit dan menimbulkan penyakit bagi
inangnya, baik inang yang berupa tumbuhan, hewan, maupun manusia.
Koloni mempunyai bentuk yang berbeda-beda, dan bentuk koloni itu dapat dijadikan
salah satu tanda pengenal jenis bakteri yang bersangkutan, berikut beberapa bentuk koloni
bakteri:
Spora bakteri tidak dapat dipandang sebagai alat reproduksi, akan tetapi suatu badan
untuk mempertahankan diri menghadapi keadaan yang tidak menguntungkan, misalnya
kekeringan, suhu yang tinggi atau amat rendah, zat-zat kimia yang bersifat desinfektan dan lain-
lain. Spora bakteri tertentu dapat bertahan selama 16 jam dalam air mendidih. Bila keadaan
kembali seperti biasa, spora itu tumbuh kembali menjadi sel biasa. Dinding spora dilepaskan,
protoplas tumbuh sampai ukuran bakteri yang normal dan membentuk dinding sel yang baru.
Dari satu spora hanya terbentuk satu sel yang
Tubuh yang kecil dan cara hidup yang beraneka ragam memungkinkan bakteri untuk
hidup dalam bermacam-macam habitat. Bakteri dapat ditemukan dimana-mana dalam tanah,
dalam air, siasa-sisa makhluk hidup, bahkan sebutir debu dalam atmosfer pun mungkin menjadi
substratnya. Satu gram tanah yang subur dapat mengandung beberapa milyar bakteri.
Tubuh yang kecil, cara hidup yang beranekaragam, kecepatan berkembang biak dan
kemampuan untuk mempertahankan diri dalam menghadapi keadaan yang tidak menguntungkan
itu, menyebabkan pula luasnya distribusi bakteri. Di darat, di laut, ngarai, dan pegunungan, di
daerah tropika maupun didaerah iklim dingin terdapat bakteri, sehingga makhluk hidup ini wajar
bila disebut kosmopolit.
Peranan bakteri dalam kehidupan manusia
Dari segi kehidupan manusia, bakteri ada yang menjadi kawan, jadi menguntungkan bagi
manusia, tetapi ada pula yang menjadi lawan, berarti merugikan. Bakteri yang hidup sebagai
saprofit misalnya, berperan sebagai pengurai dan dengan demikian menjadi pembersih atau
setidak-tidaknya mencegah terjadinya akumulasi sisa-sisa bahan organik dari tumbuhan maupun
hewan yang berlebihan. Penggunaan kompos sebagai pupuk merupakan salah satu aspek
pemanfaatan aktivitas bakteri sebagai pengurai. Dalam proses penguraiannya ini, bahan yang
diuraikan mengandung berbagai jenis protein atau senyawa-senyawa yang mengandung N dan
atau S, pengurai itu akan menimbulkan zat-zat (gas) yang berbau tidak enak (bau busuk), sehingg
proses penguraian itu dinamakan pembusukan.
Proses yang ditimbulkan oleh bakteri yang tidak disertai timbulnya bau yang tidak sedap
lazimnya dinamakan fermentasi. Dalam proses yang terkenal dengan nama nitrifikasi, senyawa
amoniak dan asam nitrit yang meracun tanaman, oleh bakteri nitrit dan bakteri nitrat diubah
menjadi asam nitrat yang tidak lagi berbahaya, bahkan diperlukan oleh tanaman. Proses yang
terdiri atas dua tahap itu dapat digambarkan menurut persamaan kimia berikut :
Tahap ini disebut nitratasi dan dilakukan oleh bakteri-bakteri nitrat, misalnya: Nitrobacter
agile dan Nitrobacter winogradskyi.
Demikian pula dengan proses sulfurikasi. Dalam proses ini asam sulfide yang beracun bagi
tanaman, oleh bakteri-bakteri belerang, misalnya Beggiatoa alba, diubah menjadi asam sulfat,
dan dalam bentuk ion sulfat itulah tanaman menyerap belerang yang diperlukan, proses
sulfurikasi dapat digambarkan dengan persamaan di bawah ini :
2 H2S + O2 2 H2O + 2 S + 118 cal.
Senyawa nitrat yang sangat diperlukan tanaman asalnya dari mana? Ternyata, Gas
nitrogen sangat banyak terdapat di atmosfer bumi. kira-kira sampai 78% dari udara di atmosfer,
sedangkan nitrogen di tanah jumlahnya sangat sedikit padahal diperlukan oleh tanaman untuk
nutrisi pertumbuhan dan perkembangan. senyawa nitrat pada tanaman dihasilkan oleh bakteri
nitrifikasi seperti Nitrobacter dan Nitrosomonas yang bersimbiosis dengan tanaman tersebut
melalui proses fiksasi nitrogen. Bakteri nitrifikasi adalah kelompok bakteri yang mampu
menyusun senyawa nitrat dari senyawa amonia yang pada umumnya berlangsung
secara aerob di dalam tanah. Kelompok bakteri ini bersifat kemolitotrof karena menggunakan
senyawa nitrogen inorganik sebagai dalam siklus hidupnya. Metabolisme senyawa nitrogen ini
memerlukan senyawa karbon dioksida sebagai sumber karbonnya yang diikat dalam siklus Calvin.
Pada umumnya, bakteri nitrifikasi bersifat non motil (tidak dapat bergerak) sehingga
cenderung untuk melekat pada permukaan benda yang ada di sekelilingnya. Banyak spesies
bakteri ini memiliki sistem membran internal dimana terdapat enzim kunci dalam proses nitrifikasi.
Enzim tersebut antara lain ammonia monooksigenase (mengoksidasi ammonia menjadi
hidroksilamin) dan nitrit oksireduktase (mengoksidasi nitrit menjadi nitrat). Nitrifikasi secara alami
merupakan hasil proses aktivitas dari dua kelompok organisme, yaitu kelompok bakteri nitratasi
dan nitritasi.
Kingdom : Prokariotae
Divisi : Bacteria
Famili : Nitrobacteraceae
Sumber: https://biologigonz.blogspot.co.id/2009/12/daur-nitrogen.html
Nah selanjutnya mari kita mengenal bakteri Nitrobacter sp. Nitrobacter sp. memiliki sel
berbentuk batang pendek, pleomorfik, seringkali berbentuk pears, Gram negatif, dan non motil.
Habitat bakteri ini tersebar pada tanah, air tawar, dan air laut. Nitrobacter mengoksidasi ion nitrit
menjadi ion nitrat. Proses ini merupakan salah satu proses yang terjadi pada daur nitrogen.
Nitrobacter akan tumbuh optimal pada suhu 280 C dan memiliki pH optimum antara 7,3 dan 7,5
serta akan mati pada suhu 1200F (490 C) atau di bawah 320F (00C). Nitrobacter sp. disebut bakteri
nitrifikasi karena dapat mengubah amonium menjadi nitrit dan selanjutnya mengubah nitrit
menjadi nitrat. Nah pada gambar 2 menunjukkan reaksi proses nitratasi yang dilakukan oleh
bakteri Nitrobacter
Sumber: https://biologigonz.blogspot.co.id/2009/12/daur-nitrogen.html
Nah sekarang kita harus mengetahui siklus nitrogen itu sendiri. Siklus nitrogen pertama
dimulai dari gas nitrogen di atmosfer yang membentuk senyawa Nitrat. nitrat yang semakin
banyak tersebut dapat terbawa ke daratan dengan perantara angin dan hujan . nitrat tersebut
digunakan tumbuhan untuk menghasilkan protein. Setelah tumbuhan menyerap nitrat, tumbuhan
tumbuh kemudian dimakan oleh hewan dan manusia. Sehingga nitrogen yang telah diserap
tanaman tadi pindah ke tubuh konsumen tersebut. Kemudian dari mengkonsumsi tersebut akan
menghasilkan zat sisa berupa feses dan urin. Serta juga ada beberapa makhluk hidup yang mati.
Zat sisa dan makhluk yang mati tersebut akan diuraikan oleh pengurai menjadi amoniak.
Amoniak hasil penguraian tadi akan diubah menjadi nitrat oleh bakteri nitrifikasi.
Kemudian proses berulang dua kali membentuk nitrit. Nitrit tidak dapat diserap tamanan,
sehingga nitrit oleh Nitrobacter sp. diubah menjadi menjadi nitrat sehingga nitrat tersebut dapat
diserap oleh tanaman untuk petumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Dari pertumbuhan yang
baik itu akan menghasilkan tanaman yang menghasilkan hasil panen yang baik.
Salah satu klasifikasi bakteri yang dianut dalam taksonomi adalah sebagai berikut:
Bangsa Pseudomonadales.
Sel-sel berbentuk peluru, batang yang lurus atau bengkok, atau berbentuk spiral, kadang-
kadang bergandeng-gandeng berbentuk rantai. Sel sering mengandung pigmen fotosintetik yang
bewarna lembayung atau hijau. Biasanya dapat bergerak dengan perantaraan flagel yang polar.
- Thiosarcina rosea,
- Thiocapsa floridana,
- Thiodictyon elegans,
- Thiospirillum sanguineum.
- Nitrosomonas europaea,
- Nitrosococcus nitrosus,
- Nitrobacter winogradskyi , dan
- Nitrobacter agile.
- Methanomonas methanica,
- Hydrogenomonas flava,
- Carboxydomonas oligocarbophila.
- Thiobacillus thioparus,
- Thiobacterium cristalliferum,
- Thiospora bipunctata.
Suku Psedomonadaceae, bakteri-bakteri yang heterotrof, jarang sekali autrotof fakultatif,
sel-selnya sering sekali bersifat oksidatif, kadang-kadang fermentative, contoh-contohnya:
- Pseudomonas cocovenenans, menimbulkan racun tempe bongkrek.
- Pseudomonas solanacearum, menimbulkan penyakit layu pada warga suku Solanaceae dan
pada kacang tanah.
- Pseudomonas malvacearum, minimbulkan penyakit pada kapas.
- Pseudomonas denitrificans mereduksi nitrat N 2.
Suku Spirillaceae, meliputi bakteri-bakteri dengan tubuh yang bengkok, berbentuk koma
sampai spiral. dalam suku ini antara lain termasuk :
- Vibro comma (Vibro cholera), penyebab penyakit muntaber.
- Desulfovibrio desulfuricans, yang dapat mereduksi sulfat menjadi sulfide.
- Spirillum minus, Spirillum lipoferum.
BAB III
Sub CP MK:
Indikator:
Bakteri merupakan jenis tumbuhan belah, dan kelompok makhluk hidup bersel tunggal
yang hubungan kekerabatannya dengan makhluk hidup lainnya masih diliputi kegelapan. Mereka
dimasukan dalam golongan jasad renik atau mikroba, mengingat tubuhnya yang amat kecil
sehingga tidak dapat terlihat dengan mata telanjang. Studi tentang bakteri mulai berkembang
setelah ditemukannya mikroskop oleh Anthonie van Leeuwenhoek menjelang berakhirnya abad
ke-17. Bakteri pertama kali dilihat oleh Leeuwenhoek dalam tahun 1683. Sejak itu berkembang
ilmu tentang jasad renik yaitu mikrobiologi, yang dalam abad ke-20 ini telah terpecah-pecah lagi
menjadi mikrobiologi industri dan mikrobiologi tanah. Dan saat ini ilmu yang khusus mempelajari
bakteri dekenal dengan nama bakteriologi.
Tubuh bakteri yang terdiri atas sebuah sel saja itu mempunyai bentuk yang beraneka
ragam. Ada yang berbentuk peluru, bola seperti batang, bengkok seperti koma atau sekrup, ada
yang seperti spiral. Sel bakteri dapat mengalami perubahan bentuk disebut dengan involusi.
Rhizobium radicicola yang normal berbentuk batang, dalam keadaaan tertentu tampak sebagai
batang yang bercabang.
Sumber: https://www.tentorku.com/bentuk-struktur-sel-bakteri-bacteria-eubacteria/
Ukuran tubuh bakteri hanya mencapai beberapa mikron (µ) 1 µ sama dengan 0,001 mm,
paling besar 100 µ hingga hampir terlihat dengan mata bugil, tetapi ada pula yang kurang dari 1
µ yang terkecil kira-kira 0,1 µ yang memerlukan mikroskop elektron untuk dapat menyeldikinya.
Tubuh bakteri berupa sel tunggal mempunyai dinding sel yang jelas. Dinding sel tidak
mengandung selulosa, tetapi tersusun atas hemiselulosa dan senyawa semacam pektin yang
mengandung N dan lebih mendekati dinding sel hewan dari pada dinding sel tumbuhan pada
umumnya. Adanya selulosa dalam dinding selnya hanya merupakan penngecualian. Dinding
tersebut dilapisi selaput serupa gelatin, yang menyebabkan dinding sel itu dalam larutan air
menjadi berlendir. Seperti dinding pada ganggang biru
Isi sel berupa protoplas dengan membran plasma yang dapat diperlihatkan dengan
memplasmolisiskan sel tersebut. Dalam sitoplasmanya terdapat butir-butir diantaranya nukleoida
yang mengandung salah satu zat penyusun inti yaitu asam deoksi-ribo-nukleat (DNA =
deoxyribonucleic acid). Inti tidak memiliki membran inti seperti terdapat dalam sel pada
umumnya. Asam ribo nukleat (RNA = ribonucleic acid) bahan yang di samping DNA ikut
menyusun inti sel dan tersebar dalam plasma.
Plastida belum terdapat demikian pula zat warna kecuali kelompok bakteri belerang
berwarna (Thiorhodaceae), yang plasmanya mempunyai zat warna turunan klorofil, misalnya
bakterioklorofil, bakterio-eritrin, bakterio-virdin. Plasma bakteri mengandung vakuola-vakuola
kecil berisi cadangan makanan yang terdiri atas glikogen, amilosa, lemak, zat putih telur, dan
suatu zat yang mengenai adanya belum tercapai persesuaian pendapat, yaitu volutin.
Sumber: http://gajholler.blogspot.co.id/2013/11/ciri-struktur-dan-bentuk-bakteri-ciri.html
Bakteri pada umumnya bergerak secara pasif. Namun demikian ada berbagai jenis
bakteri yang dalam keadaan tertentu dapat membentuk rambut-rambut plasma yang menembus
keluar dinding dan adanya rambut-rambut plasma ini memungkinkan bakteri bergerak aktif dalam
medium cair. Rambut-rambut plasma ini dinamakan bulu cambuk atau flagel, yang jumlah dan
letaknya pada tubuh berbeda-beda. Pada bakteri dibedakan menjadi:
- Monotrik, jika hanya ada satu bulu cambuk pada salah satu kutubnya.
- Subpolar atau amfitrik, jika ada 2 bulu cambuk masing-masing terletak di bawah
kutubnya.
- Lofotrik, jika ada seberkas bulu-bulu cambuk muncul pada salah satu kutubnya.
- Peritrik, jika bulu cambuk muncul ke segala arah dari sel.
Sumber: http://biologipedia.blogspot.co.id/2010/10/alat-gerak-bakteri.html
Bakteri pada umumnya bersifat heterotrof, sebagai saprofit atau sebagai parasit. Namun,
ada pula beberapa jenis yang mampu mengadakan asimilasi, jadi bersifat autotrof. Berdasarkan
asalnya energi yang digunakan dalam asimilasi, bakteri yang bersifat autotrof itu dibedakan dalam
2 golongan yaitu:
5. Yang bersifat kemoautotrof, bila energi untuk asimilasinya (kemosintesis) diperoleh dari
reaksi-reaksi kimia, misalnya dari proses-proses oksidasi senyawa tertentu. Bakteri nitrit
dengan mengoksidasikan NH3, bakteri nitrat dengan mengoksidadikan HNO2, bakteri
belerang dengan mengoksidasikan senyawa belerang.
6. Yang bersifat fotoautotrof, bila energi untuk asimilasi (fotosintesis) diperoleh dari cahaya
matahari. Seperti pada tumbuhan hijau, bakteri yang dapat mengadakan fotosintesis
adalah bakteri-bakteri yang mempunyai zat warna dari golongan Thiorhodaceae (Bakteri
belerang berzat warna).
Bakteri yang hidup sebagai saprofit menggunakan sisa-sisa tumbuhan atau hewan
sebagai substrat dan sumber kebutuhan hidupnya, substrat tersebut akan mengalami proses
penguraian yang disertai dengan timbulnya energi, proses tersebut dinamakan pembusukan jika
menimbulkan zat-zat berbau tidak sedap. Jika terjadinya pernafasan intramolekular dan adanya
proses penguraian menjadi pembersih sisa-sisa makhluk hidup dinamakan fermentasi.
Dengan demikian bakteri-bakteri saprofit melalui proses penguraian menjadi pembersih sisa-sisa
makhluk hidup.
Dari segi kebutuhannya akan oksigen, bakteri dapat dibedakan dalam dua golongan,
yaitu:
5. Bakteri aerob, bila untuk hidupnya memerlukan oksigen bebas. Bakteri aerob dapat
dibedakan lagi menjadi dua yaitu aerob secara obligat artinya untuk hidupnya mutlak
dibutuhkan adanya oksigen bebas, dan bakteri fakulatif artinya untuk hidupnya tidak
mutlak dibutuhkan adanya oksigen bebas, dapat hidup pula tanpa adanya oksigen bebas.
6. Bakteri anaerob bila dapat hidup tanpa adanya oksigen.
Dalam hubungannya dengan cara hidupnya sebagai parasit dapat digolongkan menjadi
3:
7. Parasit obligat, jika bakteri itu hanya dapat hidup sebagai parasit saja.
8. Parasit fakultatif, bila bakteri dapat hidup baik sebagai parasit maupun sebagai saprofit.
9. Bakteri patogen, yaitu bakteri yang hidup sebagai parasit dan menimbulkan penyakit bagi
inangnya, baik inang yang berupa tumbuhan, hewan, maupun manusia.
Koloni mempunyai bentuk yang berbeda-beda, dan bentuk koloni itu dapat dijadikan
salah satu tanda pengenal jenis bakteri yang bersangkutan, berikut beberapa bentuk koloni
bakteri:
Spora bakteri tidak dapat dipandang sebagai alat reproduksi, akan tetapi suatu badan
untuk mempertahankan diri menghadapi keadaan yang tidak menguntungkan, misalnya
kekeringan, suhu yang tinggi atau amat rendah, zat-zat kimia yang bersifat desinfektan dan lain-
lain. Spora bakteri tertentu dapat bertahan selama 16 jam dalam air mendidih. Bila keadaan
kembali seperti biasa, spora itu tumbuh kembali menjadi sel biasa. Dinding spora dilepaskan,
protoplas tumbuh sampai ukuran bakteri yang normal dan membentuk dinding sel yang baru.
Dari satu spora hanya terbentuk satu sel yang
Tubuh yang kecil dan cara hidup yang beraneka ragam memungkinkan bakteri untuk
hidup dalam bermacam-macam habitat. Bakteri dapat ditemukan dimana-mana dalam tanah,
dalam air, siasa-sisa makhluk hidup, bahkan sebutir debu dalam atmosfer pun mungkin menjadi
substratnya. Satu gram tanah yang subur dapat mengandung beberapa milyar bakteri.
Tubuh yang kecil, cara hidup yang beranekaragam, kecepatan berkembang biak dan
kemampuan untuk mempertahankan diri dalam menghadapi keadaan yang tidak menguntungkan
itu, menyebabkan pula luasnya distribusi bakteri. Di darat, di laut, ngarai, dan pegunungan, di
daerah tropika maupun didaerah iklim dingin terdapat bakteri, sehingga makhluk hidup ini wajar
bila disebut kosmopolit.
Peranan bakteri dalam kehidupan manusia
Dari segi kehidupan manusia, bakteri ada yang menjadi kawan, jadi menguntungkan bagi
manusia, tetapi ada pula yang menjadi lawan, berarti merugikan. Bakteri yang hidup sebagai
saprofit misalnya, berperan sebagai pengurai dan dengan demikian menjadi pembersih atau
setidak-tidaknya mencegah terjadinya akumulasi sisa-sisa bahan organik dari tumbuhan maupun
hewan yang berlebihan. Penggunaan kompos sebagai pupuk merupakan salah satu aspek
pemanfaatan aktivitas bakteri sebagai pengurai. Dalam proses penguraiannya ini, bahan yang
diuraikan mengandung berbagai jenis protein atau senyawa-senyawa yang mengandung N dan
atau S, pengurai itu akan menimbulkan zat-zat (gas) yang berbau tidak enak (bau busuk), sehingg
proses penguraian itu dinamakan pembusukan.
Proses yang ditimbulkan oleh bakteri yang tidak disertai timbulnya bau yang tidak sedap
lazimnya dinamakan fermentasi. Dalam proses yang terkenal dengan nama nitrifikasi, senyawa
amoniak dan asam nitrit yang meracun tanaman, oleh bakteri nitrit dan bakteri nitrat diubah
menjadi asam nitrat yang tidak lagi berbahaya, bahkan diperlukan oleh tanaman. Proses yang
terdiri atas dua tahap itu dapat digambarkan menurut persamaan kimia berikut :
Tahap ini disebut nitratasi dan dilakukan oleh bakteri-bakteri nitrat, misalnya: Nitrobacter
agile dan Nitrobacter winogradskyi.
Demikian pula dengan proses sulfurikasi. Dalam proses ini asam sulfide yang beracun bagi
tanaman, oleh bakteri-bakteri belerang, misalnya Beggiatoa alba, diubah menjadi asam sulfat,
dan dalam bentuk ion sulfat itulah tanaman menyerap belerang yang diperlukan, proses
sulfurikasi dapat digambarkan dengan persamaan di bawah ini :
2 H2S + O2 2 H2O + 2 S + 118 cal.
Senyawa nitrat yang sangat diperlukan tanaman asalnya dari mana? Ternyata, Gas
nitrogen sangat banyak terdapat di atmosfer bumi. kira-kira sampai 78% dari udara di atmosfer,
sedangkan nitrogen di tanah jumlahnya sangat sedikit padahal diperlukan oleh tanaman untuk
nutrisi pertumbuhan dan perkembangan. senyawa nitrat pada tanaman dihasilkan oleh bakteri
nitrifikasi seperti Nitrobacter dan Nitrosomonas yang bersimbiosis dengan tanaman tersebut
melalui proses fiksasi nitrogen. Bakteri nitrifikasi adalah kelompok bakteri yang mampu
menyusun senyawa nitrat dari senyawa amonia yang pada umumnya berlangsung
secara aerob di dalam tanah. Kelompok bakteri ini bersifat kemolitotrof karena menggunakan
senyawa nitrogen inorganik sebagai dalam siklus hidupnya. Metabolisme senyawa nitrogen ini
memerlukan senyawa karbon dioksida sebagai sumber karbonnya yang diikat dalam siklus Calvin.
Pada umumnya, bakteri nitrifikasi bersifat non motil (tidak dapat bergerak) sehingga
cenderung untuk melekat pada permukaan benda yang ada di sekelilingnya. Banyak spesies
bakteri ini memiliki sistem membran internal dimana terdapat enzim kunci dalam proses nitrifikasi.
Enzim tersebut antara lain ammonia monooksigenase (mengoksidasi ammonia menjadi
hidroksilamin) dan nitrit oksireduktase (mengoksidasi nitrit menjadi nitrat). Nitrifikasi secara alami
merupakan hasil proses aktivitas dari dua kelompok organisme, yaitu kelompok bakteri nitratasi
dan nitritasi.
Kingdom : Prokariotae
Divisi : Bacteria
Famili : Nitrobacteraceae
Sumber: https://biologigonz.blogspot.co.id/2009/12/daur-nitrogen.html
Nah selanjutnya mari kita mengenal bakteri Nitrobacter sp. Nitrobacter sp. memiliki sel
berbentuk batang pendek, pleomorfik, seringkali berbentuk pears, Gram negatif, dan non motil.
Habitat bakteri ini tersebar pada tanah, air tawar, dan air laut. Nitrobacter mengoksidasi ion nitrit
menjadi ion nitrat. Proses ini merupakan salah satu proses yang terjadi pada daur nitrogen.
Nitrobacter akan tumbuh optimal pada suhu 280 C dan memiliki pH optimum antara 7,3 dan 7,5
serta akan mati pada suhu 1200F (490 C) atau di bawah 320F (00C). Nitrobacter sp. disebut bakteri
nitrifikasi karena dapat mengubah amonium menjadi nitrit dan selanjutnya mengubah nitrit
menjadi nitrat. Nah pada gambar 2 menunjukkan reaksi proses nitratasi yang dilakukan oleh
bakteri Nitrobacter
Sumber: https://biologigonz.blogspot.co.id/2009/12/daur-nitrogen.html
Nah sekarang kita harus mengetahui siklus nitrogen itu sendiri. Siklus nitrogen pertama
dimulai dari gas nitrogen di atmosfer yang membentuk senyawa Nitrat. nitrat yang semakin
banyak tersebut dapat terbawa ke daratan dengan perantara angin dan hujan . nitrat tersebut
digunakan tumbuhan untuk menghasilkan protein. Setelah tumbuhan menyerap nitrat, tumbuhan
tumbuh kemudian dimakan oleh hewan dan manusia. Sehingga nitrogen yang telah diserap
tanaman tadi pindah ke tubuh konsumen tersebut. Kemudian dari mengkonsumsi tersebut akan
menghasilkan zat sisa berupa feses dan urin. Serta juga ada beberapa makhluk hidup yang mati.
Zat sisa dan makhluk yang mati tersebut akan diuraikan oleh pengurai menjadi amoniak.
Amoniak hasil penguraian tadi akan diubah menjadi nitrat oleh bakteri nitrifikasi.
Kemudian proses berulang dua kali membentuk nitrit. Nitrit tidak dapat diserap tamanan,
sehingga nitrit oleh Nitrobacter sp. diubah menjadi menjadi nitrat sehingga nitrat tersebut dapat
diserap oleh tanaman untuk petumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Dari pertumbuhan yang
baik itu akan menghasilkan tanaman yang menghasilkan hasil panen yang baik.
Salah satu klasifikasi bakteri yang dianut dalam taksonomi adalah sebagai berikut:
Bangsa Pseudomonadales.
Sel-sel berbentuk peluru, batang yang lurus atau bengkok, atau berbentuk spiral, kadang-
kadang bergandeng-gandeng berbentuk rantai. Sel sering mengandung pigmen fotosintetik yang
bewarna lembayung atau hijau. Biasanya dapat bergerak dengan perantaraan flagel yang polar.
- Thiosarcina rosea,
- Thiocapsa floridana,
- Thiodictyon elegans,
- Thiospirillum sanguineum.
- Nitrosomonas europaea,
- Nitrosococcus nitrosus,
- Nitrobacter winogradskyi , dan
- Nitrobacter agile.
- Methanomonas methanica,
- Hydrogenomonas flava,
- Carboxydomonas oligocarbophila.
- Thiobacillus thioparus,
- Thiobacterium cristalliferum,
- Thiospora bipunctata.
Suku Psedomonadaceae, bakteri-bakteri yang heterotrof, jarang sekali autrotof fakultatif,
sel-selnya sering sekali bersifat oksidatif, kadang-kadang fermentative, contoh-contohnya:
- Pseudomonas cocovenenans, menimbulkan racun tempe bongkrek.
- Pseudomonas solanacearum, menimbulkan penyakit layu pada warga suku Solanaceae dan
pada kacang tanah.
- Pseudomonas malvacearum, minimbulkan penyakit pada kapas.
- Pseudomonas denitrificans mereduksi nitrat N 2.
Suku Spirillaceae, meliputi bakteri-bakteri dengan tubuh yang bengkok, berbentuk koma
sampai spiral. dalam suku ini antara lain termasuk :
- Vibro comma (Vibro cholera), penyebab penyakit muntaber.
- Desulfovibrio desulfuricans, yang dapat mereduksi sulfat menjadi sulfide.
- Spirillum minus, Spirillum lipoferum.