Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tumbuhan paku (Pteridophyta) merupakan salah satu jenis tumbuhan
yang memiliki keanekaragaman yang tinggi dengan penyebaran yang luas.
Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi
dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui hampir 10.000
(diperkirakan 3000 di antaranya tumbuh di Indonesia), sebagian besar tumbuh di
daerah tropika basah yang lembab.
Tumbuhan paku juga disebut sebagai tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta)
karena memiliki pembuluh pengangkut. Tumbuhan ini cenderung tidak tahan
dengan kondisi air yang terbatas, mungkin mengikuti perilaku moyangnya di
zaman Karbon, yang juga dikenal sebagai masa keemasan tumbuhan paku
karena merajai hutan-hutan di bumi. Serasah hutan tumbuhan pada zaman ini
yang memfosil sekarang ditambang orang sebagai batu bara. Salah satu anggota
dari Pteridophyta ialah kelas Lycopodiinae ( paku kawat atau paku rambat ).
Merupakan tumbuhan liar di pinggir-pinggir jalan, semak belukar atau di hutan-
hutan,sering memanjat di pohon. Tumbuh dari dataran rendah sampai
pegunungan dari ketinggian 100 m sampai 2.000 m di atas permukaan laut.
Tumbuhan paku (Pteridophyta) merupakan salah satu golongan
tumbuhan yang hampir dapat dijumpai pada setiap wilayah di Indonesia.
Tumbuhan paku dikelompokkan dalam satu divisi yang jenis-jenisnya telah jelas
mempunyai kormus dan dapat dibedakan dalam tiga bagian pokok yaitu akar,
batang, dan daun. Bagi manusia, tumbuhan paku telah banyak dimanfaatkan
antara lain sebagai tanaman hias, sayuran dan bahan obatobatan. Namun secara
tidak langsung, kehadiran tumbuhan paku turut memberikan manfaat dalam
memelihara ekosistem hutan antara lain dalam pembentukan tanah, pengamanan
tanah terhadap erosi, serta membantu proses pelapukan serasah hutan.

(Diah Irawati Dwi Arini dan dan Julianus Kinho) http://www.fordamof.org/files/


KERAGAMAN_JENIS_TUMBUHAN_PAKU_(PTERIDOPHYTA).pdf

1
B. Rumusan masalah
1. Deskripsikan ciri-ciri morfologi dan anatomi dari tumbuhan paku
(Pteridophyta)?
2. Jelaskan klasifikasi dari tumbuhan paku (pteridophyta)?
3. Jelasakan perbedaan setiap ordo tumbuhan paku (pteridophyta)?

C. Tujuan
1. Mendeskripsikan ciri-ciri morfologi dan anatomi dari tumbuhan paku
(Pteridophyta)?
2. Menjelaskan klasifikasi dari tumbuhan paku (pteridophyta)?
3. Menjelasakan perbedaan setiap ordo tumbuhan paku (pteridophyta)?

D. Manfaat
Penyusunan makalah ini dapat memberikan manfaat yaitu agar kita dapat
mengetahui Sejarah Klasifikasi Tumbuhan dan Konsep-Konsep Dalam
Taksonomi, serta Morfologi dan Perbedaan pada Ordo Psilophytales, Psilotales,
Lycopodiales dan Selaginellales.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Klasifikasi Tumbuhan
Klasifikasi bertujuan untuk mencari keseragaman dan keanekaragaman.
Besarnya keanaekaragaman yang diperlihatkan oleh suatu populasi, pasti
ditemukan warga populasi yang memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu.
Kesamaan-kesamaan tersebut yang dijadikan daras dalam dalam mengadakan
klasifikasi. Dengan demikian warga atau takson mempunyai kesamaan sifat.
Takson yang warganya menunjukan kesamaan sifat yang banyak tentu
merupakan takson yang lebih kecil dari pada takson yang warganya menunjukan
kesamaan yang lebih sedikit. Dengan demikian tumbuhan dapat disusun takson-
takson yang paling besar ke yang paling kecil.
Berikut urutan takson dari yang terbesar ke yang terkecil yaitu:

Dunia = regnum Marga = genus


Anak dunia = subregnum Anak marga = sub genus
Divisi = divisio Seksi = sectio
Anak divis = subdivisio Anak seksi = subsectio
Kelas =classis Seri = series
Anak kelas = subclassis Anak seri = subseries
Bangsa = ordo Jenis = species
Anak bangsa = subordo Anak jenis = subspecies
Suku = familia Varitas = varietas
Anak suku = subfamilia Anak varitas = subvsrietas
Rumpun = tribus Bentuk = forma
Anak rumpun = subtribus Anak bentuk = subforma
Individu = individuum

Tjitrosoepomo, G. (2013).

B. Sejarah Klasifikasi Tumbuhan


Perbedaan dasar yang dugunakan dalam mngadakan klasifikasi
tumbuhan tentu saja memberikan hasil klasifikasi yang berbeda-beda dari
masa ke masa. Pengelompokan tumbuhan hanya didasarkan atas kesamaan
ciri-ciri yang langsung ada kaitannnya dengan kehidupan manusia,
misalnnya manfaatnya yang menghasilkan kelompok tumbuhan penghasil

3
bahan pangan, pemghasil bahan sandang, penghasil bahan obat, dan
seterusnya.
Berdasarkan ciri-ciri lain yang muda dilihat langsung, misalnya
Perawakan (Habitus). Tumbuhan yang tinggi besar dan berumur panjang
dikelompokan menjadi suatu golongan yang disebut Pohon (Arbor), yang
lebih kecil disebut Semak (Frutex) dan yang kecil-kecil berumur pendek
disebut Terna (Herba).
Dari garis besarnya, perkembangan sistem klasifikasi dari masa kemasa
adalah sebagai berikut:
1. Periode tertua
Dimana dalam periode ini secara belum dikenal adanya sistem klasifikasi
yang diakui,karena jenis tumbuhan merupakan penghasil bahan pangan,
bahan sandang dan bahan obat yang berati bahwa mereka telah menerapkan
klasifikasi tetapi dalam sistem klasifikasi yang didasarkan atas manfaat
tumbuhan, sehingga tidak salah kiranya periode ini dinamakan periode
sistem manfaat.
2. Periode sistem Habitus
Dari kira-kira abad ke-4 sebelum masehi sampai abad ke-17.
Sistem klasifikasi yang diusulkan bangsa yunani dengan Theophrastes
sebagai pelopor juga diikuti oleh kaum Herlabis serta ahli-ahli botani dan
nama ini terus dipakai sampai lebih 10 abad. Pengklasisfikasian tumbuhan
terutama Perawakan (Habitus), yang golongan utama disebut dengan nama
pohon, perdu, semak, tumbuhan memanjat dan terna. Theophrastes juga
mengelompokan tumbuhan menurut umur yaitu: Tumbuhan berumur pendek
(anual), tumbuhan berumur 2 tahun (bienial), serta tumbuhan berumur
panjang (perenial). Theophrastes juga yang mengemukakan bunga lengkap
dan tidak lengkap.
3. Periode Sistem Numerik
Dalam periode ini sistem klasifikasi tmbuhan ditandai dengan sifat sistem
yang murni. Seak zaman Aristoteles sampai masa itu mengambil kekerabtan
antara tumbuhan.
Tokoh yang paling menonjol dalam periode ini yaitu;
K. LINNE (CAROLUS LINNAEUS)
Adapun golongan yang diciptakan Linnaeus seperti nama-nama Monandria
(benang sari tunggal), Diandria (berbenang sari 2), Triandria (Berbenang sari

4
3) dan seterusnya. Itulah sebanyak sistem klasifikasi tumbuhan ciptaan
Linnaeus ini dikenal pula sebagai sistem Numerik.
4. Periode sistem klasifikasi yang didasarkan atas kesamaan bentuk atau sistem
alam, dari abad ke-18 sampai pertengahan abad ke-19.
Menjelang berakhirnya abad ke-18 mulailah terjadi perubahan dalam
pengklasifikasian tumbuhan dengan sistem baru yaituSistem Alam dalam
arti golongan golongan yang terbentuk merupakan unit-unit wajar
(Natural). Jadi dalam periode ini, digunakan nama Sistem alam (Natural
system).
Dari periode ini tokoh-tokoh yang terkemukakan antara lain adalah:
a. M. ADANSON (1727-1806). Ia adalah seorang ahli ilmu tumbuhan
berkembang diprancis. Ia termasuk orang yang pertama mengadakan
ekslorasi tumbuhan di daerah Tropika. Dalam bukunya Familles des
Plantes ia telah membedakan dan mendeskripsikan unit-unit sebagai
bangsa (Ordo) dan Suku (Famili).
b. A.L. de JUSSIEU (1748-1779).
Menurut beliau susunan lasifikasi yaitu sebagai berikut:
1. Acotyledon, terdiri atas 1 kelas dengan 6 suku Fungi, Algae
Hepaticae, Musci, Filices, Najades.
2. Dicotylidoneae terbagi dalam:
a. Monoclinae dibagi 3 golongan yaitu Apetalae (3 kelas dan 11
suku), Monopetalae (4 kelas dan 25 suku), Polypetalae (3 kelas
dan 37 suku).
b. Diclinae terdiri atas 1 kelas dan 5 suku.

5. Periode sistem Filogenetik, dari pertengahan abad ke-9 hingga sekarang.


Teori evolusi, teori desendes atau teori keturunan seperti yang diciptakan
Darwin. Sistem klasifikasi dalamperiode ini menentukan urut-urutan
golongan dalam sejarah dan menunjukan jauh dekatnya hubungan
kekerabatan antara golongan yang satu dengan yang lain. Jadi dari
penjelasan diatas lahirlah nama Sistem Filogenetik. Kemudian muncul
sistem klasifikasi yang berbeda-beda.
Di antara para ahli Taksonomi tumbuhan yang namanya pantas
diketengahkan dalam kaitannyadengansistem ini adalah sebagai berikut:
a. ADOLPH ENGLER (184-1930)
Adalah ahli taksonomi tumbuhan berkebangsaan Jerman yang sangat
mahsur. Ia merupakan guru besar penulis karya dalam taksonomi yang
sngat penting antara lain Die Naturlichen Planzenreich (menerapkan

5
seluruh alam tumbuhan dari Algae sampai Spermatophyta), Die
Vegetation der Erde.
Sistem Engler membagi alam tumbuhan dalam sejumlah Afdeling.
Engler berpendapat bahwa tumbuhan dengan bungayang diklamideik
(mempunyai kelopak dan Mahkota) lebih maju dari tumbuhan dengan
bunga yang monoklamideik (hanya mempunyai kelopak atau mahkota
saja).
b. CHARLES E. BESSEY(1845-1915)
Ia berpendapat bahwa asas-asas evolusi mengubah istlah cohor
menjadi bangsa (Ordo), dan ordes menjadi suku (familia).
Sistem Bessy untuk Angiospermae ia menyebutkan hanya tingkat
bangsa.
Tjitrosoepomo, G. (2013).

C. Pengertian Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

Tumbuhan paku (Pteridophyta) berasal dari kata Yunani yaitu Pteron


artinya bulu, dan phyton artinya tumbuhan. Tumbuhan paku (Pteridophyta)
merupakan kelompok Plantae yang tubuhnya sudah berbentuk kormus atau
sudah memiliki bagian akar, batang, dan daun sejati. Meskipun masih ada
beberapa kelompok paku yang struktur tubuhnya belum lengkap.

http://www.e-jurnal.com/2014/03/klasifikasi-tumbuhan-paku.html

D. Morfologi Pteridophyta
Tumbuhan paku (Pteridophyta) merupakan organisme multiseluler dan
eukariotik. Umumnya sudah memiliki akar, daun, dan batang yang jelas
(kormophyta).
Ciri-ciri Pteridophyta:
1. Akar berupa:
a. Rhizoid: pada generasi gametofit
b. Akar serabut: pada gerasi saprofit
c. Struktur anatomi akar:
Pada bagian ujung di lindungi oleh kaliptra

6
Di belakang kaliptra terdapat titik tumbuh akar berbentuk
bidang empat yang aktifitasnya keluar membentuk
kaliptra sedangkan kedalam membentuk sel-sel akar
Pada slender pusat terdapat fasisi (berkas pembuluh
angkut) bertipe konsentris (xilem dikelilingi floem)
2. Batang :
a. Prothalium pada generasi gametofit
b. Batang sejati pada generasi sporofit
c. Struktur atanomi batang:
Epidemis: mempunyai jaringan pengakut yang terdiri dari
atas sel-sel skelenkim
Korteks:banyak mengandung lubang(ruang antar sel)
Silender pusat: terdiri dari xilem dan floem yang
membentuk berkas pengangkut bertipe konsentris
3. Daun :
Daun terdeferensiasi sehingga berdasarkan ukurannya dibedakan
menjadi dua yaitu:
a. Daun mikkrofil: Ukuran kecil, hanya setebal selapis sel dan
membentuk rambut
b. Daun makkrofil: ukuran besar dan tipis, sudah memiliki bagian-
bagian daun seperti tulang daun,tangkai daun, mesofis dan
epidermis
Berdasarkan fungsinya, di bedakan menjadi dua yaitu:
a. Daun tropofil: untuk fotosintesis
b. Daun sporofil: penghasil spora
Spora berkumpul di sporangium bisa terdapat pada
strobilus. Setiap sporangium di kelilingi oleh sederetan sel
yang membentuk bangunan seperti cincin yang disebut
annulus yang berfungsi sebagai mengatur pengeluaran
spora.
Spora berkumpul dalam yang di sebut sorus. Sorus yang
masih muda dilindungi oleh selaput sel yang sebut
indisium.

Sporo
fil

7
Tropo
fil

Spo

Gambar: selaput sel (insidium) dan daun tropofil dan sporofil

https://muntul.files.wordpress.com/2012/02/paku.pdf

E. Reproduksi
Reproduksi tumbuhan paku terbagi dalam 2 (dua) fase yaitu: fase
vegetatif dan generatif. Reproduksi tumbuhan paku secara vegetatif dengan
rhizoma dan membentuk spora. Secara generatif dengan pembentukan
gamet. Tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan ( metagenesis) yaitu
pergiliran keturunan antara generasi sporofit (penghasil spora) dengan
generasi gametofit (penghasil gamet) proses metagenesis tumbuhan paku
sebagai berikut:

a. Fase sporofit
Spora di hasilkan dari kotak spora yang di sebut sporangium
Sporangium berkumpul dalam satu badan yang disebut dengan
sorus yang terdapat daun sporofit
Spora keluar dari sporangium dan bila jatuh di tempat yang cocok
akan terjadi pembuahan dan berbentuk zigot
Zigot akan berkembang menjadi sporofit dan berkembang
menjadi sporofit dewasa.

b. Fase gametofit
Pada generasi gametofit, protarium membentuk anteridium
sebagai alat kelamin jantan dan menghasilkan spermatozoa
sedangkan arkegonium sebagai alat kelamin betina yang
menghasilkan ovum.

8
Hasil peleburan antara sperma dan ovum menghasilkan zigot
yang kemudian tumbuh menjadi tumbuhan paku baru memiliki
akar, batang dan daun.

Siklus reproduksi tumbuhan paku :

Gambar : Fase Gametofit dan Sporofit

Berdasarkan jenis-jenis spora yang dihasilkan, dikenal tumbuhan paku


homospora, paku peralihan, dan paku heterospora.

1. Paku homospora
Merupakan jenis paku yang hanya menghasilkan spora jantan atau
spora betina saja. Contohnya adalah Lycopodium atau paku kawat.

9
Gambar : Spora pada Lycopodium (paku kawat)

Daur Hidup Paku Homospora :

2. Paku peralihan
Merupakan jenis paku yang dapat menghasilkan dua macam spora,
yaitu spora jantan dan spora betina. Namun, spora-spora yang
dihasilkan tersebut memiliki bentuk dan ukuran yang sama.
Contohnya adalah Equisetum debile.

10
Gambar : Spora pada Equisetum debile
Daur Hidup Paku Peralihan :

3. Paku Heterospora
Merupakan jenis paku yang dapat menghasilkan spora dengan jenis
dan ukuran yang berbeda, yaitu spora jantan dan spora betina. Spora
jantan memiliki ukuran yang lebih kecil, atau biasa disebut sebagai
mikrospora dan spora betina memiliki ukuran yang lebih besar, atau
biasa disebut sebagai makrospora. Contohnya adalah Marsilea
crenata (semanggi) dan Selaginella widenowii.

Gambar : Spora pada Selaginella widenowii

11
https://gominan.files.wordpress.com/2010/10/handout-materi-
kuliah taksonomi-tumbuhan-tingkat-rendah-hmbp.pdf

F. Klasifikasi Pteridophyta

Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies


Psilophtinae - -Asteroxylaceae - Asteroxylon -Asteroxylon mackei
(paku purba) Psilophytales -Rhyniaceae - Rhynia -Rhynia major,
-Pseudo - Taeniocrada
sporochnaseae Pseudosporoc deeheniana
hnus -Pseudosporochnus
-Psilotales - psilotaceae -Psilotum krejcii
(paku -Psilotum nudum
telanjang)
Lycopodiinae Lycopodiales -Lycopodineae - Lycopodium -Lycopodium Cernuum
P
(paku kawat/ - -salginellaceae - Salaginella -L. Clavatum
T
paku rambat) Selaginellales -lepidodendraceae - -Salaginella caudata
E
(paku rane/ -isoetaceae Lepidocarpon -S. Plana,S. Wildonowii
R
- Isoetes -Lepidocarpon
I paku lumut)
D - lomaxi,L. Westalium
O -Isoetes lacustris,i.
Lepidodendra
P Duvieri,l.echinasporum
les
H -Isoetales
Y Equisetinae Equisetaceae -Equisetum
T ( paku ekor -Equisetales - -Equisetum
A - debile,E.ramossisimun
kuda) Sphenopyllum
Sphenophylll -Sphenopyllum
ales cuneifolium,S.dawsoni,
S.fertile

12
Filicinae -O. Vulgatum
(tumbuhan - -ophioglossaceae - Ophioglos Botrichium lunarium
pakis) Ophioglossal -marattia ceae sum
- es - botrichiu -H.zeylanica
-Maratliades m -C.aesculiffolia
Eusporongiat
- Helmintho -A.avecta
ae(paku M.fraxinea
tanah) stachys
-Christensenia
- Chrisense
aesculifolia
nia
-Lygodium circinatum
-schizaeaceae - Angiopter
-Gleichenia linearis
-Gleicheniaceae is -Hymenophillum
-cyatheaceae - Marattia
austrolle
- -davalliceae -Dafalla
leptosporangi -aspleniaceae
trichomannoisdes
atae -Alsopilla glauca
-Aspidium filixmas
-Asplenium nidus

http://pengertianmenurutahli.blogspot.co.id/2013/03/kelas-lycopodinae-paku-
rambat-atau-paku.html.

Perbedaan Kelas Pteridophyta (Psilophtinae dan Lycopodiinae)

Kelas Psilophtinae Kelas Lycopodiinae


Variabel
Daun Mikrofil, ada juga
Tidak berdaun atau
yang tersusun rapat
berdaun mikrofil
menurut garis spiral
Batang Bercabang
Bercabang menggarpu
menggarpu
Akar Tidak berakar/akar
Serabut
berupa rizoid
Spora Homospora dan
Homospora
Heterospora
Habitus Terna atau semak Terna

13
Contoh

Lycopodium
Psilotum nudum
annotinum

1. Kelas Psilophitinae (Paku purba)


Psilophytinae mencakup tumbuhan paku yang masih primitif, paku purba
meliputi jenis-enis paku yang sebagian bersar telah punah. Jenis-jenis sekarang
yang masih ada hanya beberapa seperti pada Ordo Psilotales yang masih bisa
ditemukan, dan lazimnya dianggap sebagai relik suatu golongan tumbuhan yang
semula meliputi jenis-jenis yang lebih banyak. Warga paku purba merupakan paku
telanjang (tidak berdaun) atau mempunyai daun-daun kecil (mikrofil) yang belum
terdiferensiasi. Ada diantaranya yang belum mempunyai akar. Paku purba bersifat
homospora.
1. Ordo Psilophytales (paku telanjang)
Termasuk tumbuhan darat yang tertua, tumbuhan ini telah ditemukan
didalam lapisan-lapisan bumi yang amat tua. Ciri-ciri umum tumbuhan ini
adalah memiliki bentuk yang sederhana, masih belum berdaun dan berakar,
batang telah mempunyai berkas pengangkut, bercabang-cabang menggarpu
dengan sporangium diujung-ujung batangnya. Ordo Psilophytales terdiri dari
tiga famili yaitu:
a. Famili Rhynaceae
Merupakan tumbuhan terna mencapai tingggi kira-kira 1,5 M, batang
dalam tanah, membentuk cabang-cabang menggarpu. Tidak berdaun, tidak
memiliki akar sejati tetapi akarnya hanya berupa rhizoid.

Klasifikasi Rhynia major


Kingdom : Plantae
Devisio : Pteridophyta
Kelas : Psilophtinae
Ordo : Psilophytales
Famili : Rhyniaceae
Genus : Rhynia
Spesies : Rhynia major

14
b. Famili Asteroxylaceae
Ciri-ciri dapat mencapai tinggi 1 m, pada batangnya terdapat penonjolan-
penonjolan yang disebut mikrofil. Beberapa jenis menunjukkan
percabangan berkas pengangkut sampai pada pangkal mikrofil.

Klasifikasi Asteroxylon mackei


Kingdom : Plantae
Devisio : Pteridophyta
Kelas : Psilophtinae
Ordo : Psilophytales
Famili : Asteroxylaceae
Genus : Asteroxylon
Spesies : Asteroxylon mackei

(Eni Nuraieni) http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/197606052001122-ENI_


NURAENI/BAHAN_AJAR/PTERIDOPHYTA.pdf

c. Famili Pseudosporochnaceae
Ciri-ciri memiliki percabanagan menggarpu, sporangium terdapat pada
ujung percabangan, percabangan yang melebar yang tidak fertil berguna
untuk asimilasi.

Klasifikasi Pseudosporochnaceae
Kingdom : Plantae
Devisio : Pteridophyta
Kelas : Psilophtinae
Ordo : Psilophytales
Famili : Pseudosporochnaceae
Genus : Pseudosporochnus
Spesies : Pseudosporochnus krejcii

2. Ordo Psilotales
Berupa terna kecil, rendah, belum memiliki akar (hanya rizoid), bercabang
menggarpu, mikrofil seperti sisik-sisik pada batang. Protalium telah ada, hanya
berukuran beberapa sentimeter saja. Terdapat didaerah jawa.

Klasifikasi Psilotum nudum


Kingdom : Plantae
Devisio : Pteridophyta
Kelas : Psilophtinae
Ordo : Psilotales

15
Famili : psilotaceae
Genus : Psilotum
Spesies : Psilotum nudum

2. Kelas Lycopodiinae (Paku kawat)


Kelas Lycopodiinae memiliki ciri batang dan akar-akarnya bercabang-
cabang dan menggarpu. Daunnya kecil-kecil (mikrofil) tidak bertangkai, selalu
bertulang satu saja, dan ada beberapa bangsa yang daun-daunnya memiliki
lidah-lidah (ligula). Daun-daun tersusun menurut garis spiral, sporofilnya
berbeda dengan tropofilnya. Tiap-tiap sporofil mempunyai satu sporangonium
yang besar pada bagian bawah sisi atas daun. Lycopodinae adalah keturunan
dari Psilophytinae, hal ini dibuktikan oleh adanya mikrofil. Lapisan dalam
dinding sporangium disebut dengan tapetum, pada waktu spora menjadi masak
dan tidak terlarut. Embrio oleh suspensor didesak kedalam jaringan protalium
kecuali pada Isoetes. Lycopodinae di dalam zaman Karbon telah berkembang
lebiah luas dari pada zaman sekarang, bahkan ada yang telah berkembang
menjadi tumbuhan berbiji, yaitu Lepidospermae. Mungkin karena tidak
sempurnanya alat-alat penyerap dan pengangkut air, maka tumbuhan yang telah
berupa pohon itu kemudian punah menjelang akhir zaman Palaeozoikum, karena
iklim dibumi ini bertambah kering. Paku kawat dan paku rane yang berupa terna
itulah yang dapat bertahan sampai sekarang. Lycopodiinae dibedakan menjadi 4
ordo yaitu, Lycopodiales, Selaginellales, Lepidedondrales dan Isoitales.

1. Ordo Lycopodiales
Bangsa ini terdiri kurang lebih atas 200 jenis tumbuhan yang hampir
semua tergolong dalam suku Lycopodiaceae dari marga Lycopodium.
Lycopodium itu kebanyakan berupa terna kecil yang sering sekali dipakai untuk
pembuatan buket bersama dengan bunga. Batang mempunyai berkas pengangkut
yang masih sederhana, tumbuh tegak atau berbaring dengan cabang-cabang yang
menjulang ke atas. Daun-daun berambut, berbentuk garis atau jarum, yang
dianggap homolog dengan mikrofil Psilophytinae dan hanya memiliki satu
tulang yang tidak bercabang. Akar biasanya bercabang-cabang mengarpu.
Bagian-bagian batang yang berdiri tegak,di atas bagian yang agak jarang daun-
daunnya, mempunyai rangkaian sporofil. Sporofil berbentuk segitiga sama sisi,

16
mempunyai sporangium yang agak pipih, berbentuk ginjal, menghasilkan
isospora.
Letak sporangium pada sisi atas daun dekat dengan pangkalnya. Dinding
sporangium terdiri atas beberapa lapis sel. Sporangium membuka dengan dua
katup menurut suatu retak yang telah tampak dari susunan anatomi sel-selnya.
Sesudah 6 atau7 tahun spora itu baru berkecambah, menghasilkanbadan yang
terdiri dari 5 sel, yang semula mendapat makanan dari cadangan di dalam spora.
Sesudah mengalami waktu istirahat, baru badan itu berkembang terus, jika
dalam sel-selnya yang sebelah bawah dimasuki hifa cendawan yang berkelakuan
sebagai mikoriza.Jadi untuk perkembangan prolatalium harus ad simbiosis
dengan mikoriza.
Protalium hidup di dalam tanah, berbentuk seperti umbi kecil, keputih-
putihan dan bersifat saprofit. Baru sesudah 12-15 tahun, alat-alat kelaminnya
menjadi masak, sehingga umur protalium itu dapat sampai 20 tahun. Jika
protalium muncul di atas tanah,lalu membentuk kloroplas dan warnanya menjadi
hijau. Protalium itu berumah satu,alat-alat kelaminnya terdapat pada bagian
apikal. Anetridium terbenam dalam jaringan protalium dan terdiri atas banyak
sel. Tiap sel anteridium ( selain dindingnya) menghasilkan spermatozoid
berbentuk jorong, masing-masing mempunyai dua bulu cambuk. Zigot mula-
mula dengan suatu dinding dasar yang melintang membelah menjadi dua sel.
Yang bawah mula-mula membagi diri menjadi 4 kuadran kemudian menjadi
oktan dan selanjutnya menjadi enmbrionya,sedang sel-sel yang atas yang
menghadapleher arkegonium menjadi pendukung embrioatau suspensor. Jadi
embrio itu tidak menghadap kearah leher arkegonium. Letak embrio yang
demikian itu disebut endoskopik. Di daerah tropika banyak pula terdapat warga
Lycopodium, di antaranya ada yang hidup sebagai epifit, misalnya L.
nummularifolium.

Klasifikasi Lycopodium annotinum


Kingdom : Plantae
Devisio : Pteridophyta
Kelas : Lycopodiinae
Ordo : Lycopodiales
Famili : Lycopodiaceae
Genus : Lycopodium
Spesies : Lycopodium annotinum

17
Klasifikasi Lycopodium cernuum
Kingdom : Plantae
Devisio : Pteridophyta
Kelas : Lycopodiinae
Ordo : Lycopodiales
Famili : Lycopodiaceae
Genus : Lycopodium
Spesies : Lycopodium cernuum

2. Ordo Selaginellales
Habitus memperlihatkan persamaan dengan Lycopodinae. Sebagian
mempunyai batang berbaring dan sebagian tegak, bercabang-cabang menggarpu
anisotom, tidak memperlihatkan pertumbuhan menebal sekunder. Ada yang
tumbuhnya membentuk rumpun, ada yang memanjat dan tunasnya dapat
mencapai panjang sampai beberapa meter. Pada batang terdapat beberapa daun-
daun kecil yang tersusun dalam 4 baris. Cabang-cabang sering kali mempunyai
susunan dorsiventral. Dari 4 baris daun itu yang dua baris terdiri atas daun-daun
yang lebih besar dan tersusun kesamping, yang dua baris lagi terdiri atas daun-
daun yang lebih kecil terdapat pada sisi atas cabang-cabang yang menghadap
kemuka. Akar-akar yang keluar dari bagianbagian batang yang tidak berdaun
yang dinamakan pendukung akar. Pada bagian bawah sisi atas daun terdapat
suatu sisik yang dinamakan lidah-lidah (ligula). Lidah-lidah tersebut merupakan
alat penghisap air (misalnya tetes air hujan), dan sering kali dengan perantaraa
suatu trakeida mempunyai hubungan dengan berkas-berkas pembuluh
pengangkutan.
Selaginella bersifat heterospora, protakliumnya sangat kecil, jadi telah
mengalami reduksi yang jauh. Rangkaian sporofil terminal,merupakan suatu
bulir tunggal atau bercabang, biasanya radial, jarang sekali desiventral.
Sporangium itu menghasilkan mikro dan makrospora, akan tetapi keduaduanya
ditemukan dalam satu rangkaian sporofil. Dalam makrosporangium sel-sel induk
spora yang terbentuk semua mati, kecuali satu yang akhirnya dengan
pembelahan reduksi menghasilkan 4 spora yang dindingnya penjol-penjol.
Mikrosporangium pipih, di dalamnya banyak terkandung mikrospora. Dinding

18
sporangium terdiri atas 3 lapis sel, yang paling dalam merupakan tapetum yang
berguna untuk memberi makanan kepada spora. Dinding sel-sel tapetum tidak
terlarut. Sporangium membuka dengan suatu mekanisme kohesi, dan
membukanya sporangium spora terlempar keluar. Spora selagi masih berada
dalam sporangium telah memulai perkembangannya untuk membentuk
protalium. Mula-mula spora membelah menjadi suatu sel kecil berbentuk lensa
dan satu sel yang lebih besar. Sel yang lebih besar berturut-turut mengadakan
pembelahan, sehingga menghasilkan 8 sel dinding yang steril, dan 2 atau 4 sel
yang di pusat. Sel kecil berbentuk lensa bersifat vegetatif dan dinamakan sel
rizoid. Sel-sel yang merupakan dinding anteridium lalu terlarut dindingnya
menjadi suatu lapisan lendir yang di dalamnya terdapat spermatozoid. Seluruh
protalim jantan sampai stadium itu tetap berada dalam kulit mikrospora, tetapi
akhirnya kulit itu pecah, sel-sel anteridium menjadi bebas, dan keluarlah
spermatozoid berbentuk gada yang sedikit bengkok.
Inti spora membelah secar bebas menjadi banyak,yang lalu tersebar dal plasma
pada bagian atas spora. Baru kemudian mulai terbentuk dinding-dinding sel
yang meluas kebawah, sehingga akhirnya seluruh spora terisi dengan sel-sel
protalium. Akhirnya dinding makrospora pecah,dan protalium yang terdiri atas
sel-sel kecil dan tidak berwarna tersebut keluar dan membentuk 3 rizoid pad 3
tempat. Setelah satu atau beberapa arkegonium dibuahi,mulailah perkembangan
embrio yang biasanya bersifat endoskopis. Untuk membebaskan diri dari
protalium, embroi yang endoskopik itu membelok seperti pada Lycopodium.
Bangsa ini hanya terdiri atas satu suku Selaginellaceae, dan satu marga
Selaginella. Di Indonesia antara lain kita dapati Selaginella caudata, S. plana, S.
wildenowii.
Sebagian berbatang tegak, tapi juga ada yang batang mendatar, tidak
mengalami pertumbuhan sekunder. Daun ada dua macam, mikrofil dan makrofil,
belum mengalami diferensiasi membentuk jaringan pagar dan jaringan spons.
Akar tumbuh dari bagian batang yang tidak berdaun. Bersifat heterospor,
protalium telah mereduksi, berukuran sangat kecil.

Klasifikasi Selaginella willdenowii


Kingdom : Plantae
Devisio : Pteridophyta
Kelas : Lycopodiinae

19
Ordo : Selaginellales
Famili : Salginellaceae
Genus : Selaginella
Spesies : Selaginella willdenowii

Klasifikasi Selaginella caudata


Kingdom : Plantae
Devisio : Pteridophyta
Kelas : Lycopodiinae
Ordo : Selaginellales
Famili : Salginellaceae
Genus : Selaginella
Spesies : Selaginella caudata

Perbedaan Ordo Psilophytales, Psilotales, Lycopodiales dan Selaginellales

Psilophytales Psilotales Lycopodiales Selaginellales

F Tidak berdaun Daun Mikrofil Daun Mikrofil Daun makrofil


o (Berdaun tungggal, (Berdaun tunggal, (daun
l berupa sisik sangat berupa garis atau majemuk
i
kecil) jarum) menyirip)
u _
m

20
C Simpodial Menggarpu/dikoto Monopodial Monopodial
a m
u
l
i
s

R Belum memiliki Hanya berupa rizoid Akar rizoid Akar rizoid


a
akar
d
i
k

S Homospora Homospora Homosprora Heterospora


p

21
o
r
a

H Terna kecil Terna atau semak Terna kecil Terna kecil


a dan semak
b
i
t
u
s

C
o
n
t
o
h

Rhynia major Psilotum nudum Lycopodium Selaginella


annotinum willdenowii

BAB III
PENUTUP

22
Kesimpulan
Tumbuhan paku (Pteridophyta) merupakan kelompok Plantae
yang tubuhnya sudah berbentuk kormus atau sudah memiliki bagian akar,
batang, dan daun sejati. Namun ada beberapa paku purba yang belum
memiliki akar dan daun seperti pada Ordo Psilotales.
Tumbuhan paku (Pteridophyta) terdiri dari beberapa kelas yaitu Psilophtinae
(paku purba), Lycopodiinae (paku kawat/ paku rambat), Equisetinae (paku
ekor kuda), Filicinae(tumbuhan pakis), Eusporongiatae(paku tanah),
Leptosporangiatae. Setiap kelasnya terdiri beberapa Ordo masing-masing.
Kelas Psilophtinae (paku purba) terdiri dari Ordo Psilotales. Kelas
Lycopodiinae (paku kawat/ paku rambat) terdiri dari Ordo Lycopodiales,
Selaginellales (paku rane/ paku lumut), Lepidodendrales, Isoetales. Kelas
Equisetinae (paku ekor kuda) terdiri dari Ordo equisetales dan
Sphenophylllales. Sedangkan kelas Filicinae (tumbuhan pakis) terdiri dari
Ordo Ophioglossales, Maratliades.

23

Anda mungkin juga menyukai