PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tumbuhan paku (Pteridophyta) merupakan salah satu jenis tumbuhan
yang memiliki keanekaragaman yang tinggi dengan penyebaran yang luas.
Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi
dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui hampir 10.000
(diperkirakan 3000 di antaranya tumbuh di Indonesia), sebagian besar tumbuh di
daerah tropika basah yang lembab.
Tumbuhan paku juga disebut sebagai tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta)
karena memiliki pembuluh pengangkut. Tumbuhan ini cenderung tidak tahan
dengan kondisi air yang terbatas, mungkin mengikuti perilaku moyangnya di
zaman Karbon, yang juga dikenal sebagai masa keemasan tumbuhan paku
karena merajai hutan-hutan di bumi. Serasah hutan tumbuhan pada zaman ini
yang memfosil sekarang ditambang orang sebagai batu bara. Salah satu anggota
dari Pteridophyta ialah kelas Lycopodiinae ( paku kawat atau paku rambat ).
Merupakan tumbuhan liar di pinggir-pinggir jalan, semak belukar atau di hutan-
hutan,sering memanjat di pohon. Tumbuh dari dataran rendah sampai
pegunungan dari ketinggian 100 m sampai 2.000 m di atas permukaan laut.
Tumbuhan paku (Pteridophyta) merupakan salah satu golongan
tumbuhan yang hampir dapat dijumpai pada setiap wilayah di Indonesia.
Tumbuhan paku dikelompokkan dalam satu divisi yang jenis-jenisnya telah jelas
mempunyai kormus dan dapat dibedakan dalam tiga bagian pokok yaitu akar,
batang, dan daun. Bagi manusia, tumbuhan paku telah banyak dimanfaatkan
antara lain sebagai tanaman hias, sayuran dan bahan obatobatan. Namun secara
tidak langsung, kehadiran tumbuhan paku turut memberikan manfaat dalam
memelihara ekosistem hutan antara lain dalam pembentukan tanah, pengamanan
tanah terhadap erosi, serta membantu proses pelapukan serasah hutan.
1
B. Rumusan masalah
1. Deskripsikan ciri-ciri morfologi dan anatomi dari tumbuhan paku
(Pteridophyta)?
2. Jelaskan klasifikasi dari tumbuhan paku (pteridophyta)?
3. Jelasakan perbedaan setiap ordo tumbuhan paku (pteridophyta)?
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan ciri-ciri morfologi dan anatomi dari tumbuhan paku
(Pteridophyta)?
2. Menjelaskan klasifikasi dari tumbuhan paku (pteridophyta)?
3. Menjelasakan perbedaan setiap ordo tumbuhan paku (pteridophyta)?
D. Manfaat
Penyusunan makalah ini dapat memberikan manfaat yaitu agar kita dapat
mengetahui Sejarah Klasifikasi Tumbuhan dan Konsep-Konsep Dalam
Taksonomi, serta Morfologi dan Perbedaan pada Ordo Psilophytales, Psilotales,
Lycopodiales dan Selaginellales.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Klasifikasi Tumbuhan
Klasifikasi bertujuan untuk mencari keseragaman dan keanekaragaman.
Besarnya keanaekaragaman yang diperlihatkan oleh suatu populasi, pasti
ditemukan warga populasi yang memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu.
Kesamaan-kesamaan tersebut yang dijadikan daras dalam dalam mengadakan
klasifikasi. Dengan demikian warga atau takson mempunyai kesamaan sifat.
Takson yang warganya menunjukan kesamaan sifat yang banyak tentu
merupakan takson yang lebih kecil dari pada takson yang warganya menunjukan
kesamaan yang lebih sedikit. Dengan demikian tumbuhan dapat disusun takson-
takson yang paling besar ke yang paling kecil.
Berikut urutan takson dari yang terbesar ke yang terkecil yaitu:
Tjitrosoepomo, G. (2013).
3
bahan pangan, pemghasil bahan sandang, penghasil bahan obat, dan
seterusnya.
Berdasarkan ciri-ciri lain yang muda dilihat langsung, misalnya
Perawakan (Habitus). Tumbuhan yang tinggi besar dan berumur panjang
dikelompokan menjadi suatu golongan yang disebut Pohon (Arbor), yang
lebih kecil disebut Semak (Frutex) dan yang kecil-kecil berumur pendek
disebut Terna (Herba).
Dari garis besarnya, perkembangan sistem klasifikasi dari masa kemasa
adalah sebagai berikut:
1. Periode tertua
Dimana dalam periode ini secara belum dikenal adanya sistem klasifikasi
yang diakui,karena jenis tumbuhan merupakan penghasil bahan pangan,
bahan sandang dan bahan obat yang berati bahwa mereka telah menerapkan
klasifikasi tetapi dalam sistem klasifikasi yang didasarkan atas manfaat
tumbuhan, sehingga tidak salah kiranya periode ini dinamakan periode
sistem manfaat.
2. Periode sistem Habitus
Dari kira-kira abad ke-4 sebelum masehi sampai abad ke-17.
Sistem klasifikasi yang diusulkan bangsa yunani dengan Theophrastes
sebagai pelopor juga diikuti oleh kaum Herlabis serta ahli-ahli botani dan
nama ini terus dipakai sampai lebih 10 abad. Pengklasisfikasian tumbuhan
terutama Perawakan (Habitus), yang golongan utama disebut dengan nama
pohon, perdu, semak, tumbuhan memanjat dan terna. Theophrastes juga
mengelompokan tumbuhan menurut umur yaitu: Tumbuhan berumur pendek
(anual), tumbuhan berumur 2 tahun (bienial), serta tumbuhan berumur
panjang (perenial). Theophrastes juga yang mengemukakan bunga lengkap
dan tidak lengkap.
3. Periode Sistem Numerik
Dalam periode ini sistem klasifikasi tmbuhan ditandai dengan sifat sistem
yang murni. Seak zaman Aristoteles sampai masa itu mengambil kekerabtan
antara tumbuhan.
Tokoh yang paling menonjol dalam periode ini yaitu;
K. LINNE (CAROLUS LINNAEUS)
Adapun golongan yang diciptakan Linnaeus seperti nama-nama Monandria
(benang sari tunggal), Diandria (berbenang sari 2), Triandria (Berbenang sari
4
3) dan seterusnya. Itulah sebanyak sistem klasifikasi tumbuhan ciptaan
Linnaeus ini dikenal pula sebagai sistem Numerik.
4. Periode sistem klasifikasi yang didasarkan atas kesamaan bentuk atau sistem
alam, dari abad ke-18 sampai pertengahan abad ke-19.
Menjelang berakhirnya abad ke-18 mulailah terjadi perubahan dalam
pengklasifikasian tumbuhan dengan sistem baru yaituSistem Alam dalam
arti golongan golongan yang terbentuk merupakan unit-unit wajar
(Natural). Jadi dalam periode ini, digunakan nama Sistem alam (Natural
system).
Dari periode ini tokoh-tokoh yang terkemukakan antara lain adalah:
a. M. ADANSON (1727-1806). Ia adalah seorang ahli ilmu tumbuhan
berkembang diprancis. Ia termasuk orang yang pertama mengadakan
ekslorasi tumbuhan di daerah Tropika. Dalam bukunya Familles des
Plantes ia telah membedakan dan mendeskripsikan unit-unit sebagai
bangsa (Ordo) dan Suku (Famili).
b. A.L. de JUSSIEU (1748-1779).
Menurut beliau susunan lasifikasi yaitu sebagai berikut:
1. Acotyledon, terdiri atas 1 kelas dengan 6 suku Fungi, Algae
Hepaticae, Musci, Filices, Najades.
2. Dicotylidoneae terbagi dalam:
a. Monoclinae dibagi 3 golongan yaitu Apetalae (3 kelas dan 11
suku), Monopetalae (4 kelas dan 25 suku), Polypetalae (3 kelas
dan 37 suku).
b. Diclinae terdiri atas 1 kelas dan 5 suku.
5
seluruh alam tumbuhan dari Algae sampai Spermatophyta), Die
Vegetation der Erde.
Sistem Engler membagi alam tumbuhan dalam sejumlah Afdeling.
Engler berpendapat bahwa tumbuhan dengan bungayang diklamideik
(mempunyai kelopak dan Mahkota) lebih maju dari tumbuhan dengan
bunga yang monoklamideik (hanya mempunyai kelopak atau mahkota
saja).
b. CHARLES E. BESSEY(1845-1915)
Ia berpendapat bahwa asas-asas evolusi mengubah istlah cohor
menjadi bangsa (Ordo), dan ordes menjadi suku (familia).
Sistem Bessy untuk Angiospermae ia menyebutkan hanya tingkat
bangsa.
Tjitrosoepomo, G. (2013).
http://www.e-jurnal.com/2014/03/klasifikasi-tumbuhan-paku.html
D. Morfologi Pteridophyta
Tumbuhan paku (Pteridophyta) merupakan organisme multiseluler dan
eukariotik. Umumnya sudah memiliki akar, daun, dan batang yang jelas
(kormophyta).
Ciri-ciri Pteridophyta:
1. Akar berupa:
a. Rhizoid: pada generasi gametofit
b. Akar serabut: pada gerasi saprofit
c. Struktur anatomi akar:
Pada bagian ujung di lindungi oleh kaliptra
6
Di belakang kaliptra terdapat titik tumbuh akar berbentuk
bidang empat yang aktifitasnya keluar membentuk
kaliptra sedangkan kedalam membentuk sel-sel akar
Pada slender pusat terdapat fasisi (berkas pembuluh
angkut) bertipe konsentris (xilem dikelilingi floem)
2. Batang :
a. Prothalium pada generasi gametofit
b. Batang sejati pada generasi sporofit
c. Struktur atanomi batang:
Epidemis: mempunyai jaringan pengakut yang terdiri dari
atas sel-sel skelenkim
Korteks:banyak mengandung lubang(ruang antar sel)
Silender pusat: terdiri dari xilem dan floem yang
membentuk berkas pengangkut bertipe konsentris
3. Daun :
Daun terdeferensiasi sehingga berdasarkan ukurannya dibedakan
menjadi dua yaitu:
a. Daun mikkrofil: Ukuran kecil, hanya setebal selapis sel dan
membentuk rambut
b. Daun makkrofil: ukuran besar dan tipis, sudah memiliki bagian-
bagian daun seperti tulang daun,tangkai daun, mesofis dan
epidermis
Berdasarkan fungsinya, di bedakan menjadi dua yaitu:
a. Daun tropofil: untuk fotosintesis
b. Daun sporofil: penghasil spora
Spora berkumpul di sporangium bisa terdapat pada
strobilus. Setiap sporangium di kelilingi oleh sederetan sel
yang membentuk bangunan seperti cincin yang disebut
annulus yang berfungsi sebagai mengatur pengeluaran
spora.
Spora berkumpul dalam yang di sebut sorus. Sorus yang
masih muda dilindungi oleh selaput sel yang sebut
indisium.
Sporo
fil
7
Tropo
fil
Spo
https://muntul.files.wordpress.com/2012/02/paku.pdf
E. Reproduksi
Reproduksi tumbuhan paku terbagi dalam 2 (dua) fase yaitu: fase
vegetatif dan generatif. Reproduksi tumbuhan paku secara vegetatif dengan
rhizoma dan membentuk spora. Secara generatif dengan pembentukan
gamet. Tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan ( metagenesis) yaitu
pergiliran keturunan antara generasi sporofit (penghasil spora) dengan
generasi gametofit (penghasil gamet) proses metagenesis tumbuhan paku
sebagai berikut:
a. Fase sporofit
Spora di hasilkan dari kotak spora yang di sebut sporangium
Sporangium berkumpul dalam satu badan yang disebut dengan
sorus yang terdapat daun sporofit
Spora keluar dari sporangium dan bila jatuh di tempat yang cocok
akan terjadi pembuahan dan berbentuk zigot
Zigot akan berkembang menjadi sporofit dan berkembang
menjadi sporofit dewasa.
b. Fase gametofit
Pada generasi gametofit, protarium membentuk anteridium
sebagai alat kelamin jantan dan menghasilkan spermatozoa
sedangkan arkegonium sebagai alat kelamin betina yang
menghasilkan ovum.
8
Hasil peleburan antara sperma dan ovum menghasilkan zigot
yang kemudian tumbuh menjadi tumbuhan paku baru memiliki
akar, batang dan daun.
1. Paku homospora
Merupakan jenis paku yang hanya menghasilkan spora jantan atau
spora betina saja. Contohnya adalah Lycopodium atau paku kawat.
9
Gambar : Spora pada Lycopodium (paku kawat)
2. Paku peralihan
Merupakan jenis paku yang dapat menghasilkan dua macam spora,
yaitu spora jantan dan spora betina. Namun, spora-spora yang
dihasilkan tersebut memiliki bentuk dan ukuran yang sama.
Contohnya adalah Equisetum debile.
10
Gambar : Spora pada Equisetum debile
Daur Hidup Paku Peralihan :
3. Paku Heterospora
Merupakan jenis paku yang dapat menghasilkan spora dengan jenis
dan ukuran yang berbeda, yaitu spora jantan dan spora betina. Spora
jantan memiliki ukuran yang lebih kecil, atau biasa disebut sebagai
mikrospora dan spora betina memiliki ukuran yang lebih besar, atau
biasa disebut sebagai makrospora. Contohnya adalah Marsilea
crenata (semanggi) dan Selaginella widenowii.
11
https://gominan.files.wordpress.com/2010/10/handout-materi-
kuliah taksonomi-tumbuhan-tingkat-rendah-hmbp.pdf
F. Klasifikasi Pteridophyta
12
Filicinae -O. Vulgatum
(tumbuhan - -ophioglossaceae - Ophioglos Botrichium lunarium
pakis) Ophioglossal -marattia ceae sum
- es - botrichiu -H.zeylanica
-Maratliades m -C.aesculiffolia
Eusporongiat
- Helmintho -A.avecta
ae(paku M.fraxinea
tanah) stachys
-Christensenia
- Chrisense
aesculifolia
nia
-Lygodium circinatum
-schizaeaceae - Angiopter
-Gleichenia linearis
-Gleicheniaceae is -Hymenophillum
-cyatheaceae - Marattia
austrolle
- -davalliceae -Dafalla
leptosporangi -aspleniaceae
trichomannoisdes
atae -Alsopilla glauca
-Aspidium filixmas
-Asplenium nidus
http://pengertianmenurutahli.blogspot.co.id/2013/03/kelas-lycopodinae-paku-
rambat-atau-paku.html.
13
Contoh
Lycopodium
Psilotum nudum
annotinum
14
b. Famili Asteroxylaceae
Ciri-ciri dapat mencapai tinggi 1 m, pada batangnya terdapat penonjolan-
penonjolan yang disebut mikrofil. Beberapa jenis menunjukkan
percabangan berkas pengangkut sampai pada pangkal mikrofil.
c. Famili Pseudosporochnaceae
Ciri-ciri memiliki percabanagan menggarpu, sporangium terdapat pada
ujung percabangan, percabangan yang melebar yang tidak fertil berguna
untuk asimilasi.
Klasifikasi Pseudosporochnaceae
Kingdom : Plantae
Devisio : Pteridophyta
Kelas : Psilophtinae
Ordo : Psilophytales
Famili : Pseudosporochnaceae
Genus : Pseudosporochnus
Spesies : Pseudosporochnus krejcii
2. Ordo Psilotales
Berupa terna kecil, rendah, belum memiliki akar (hanya rizoid), bercabang
menggarpu, mikrofil seperti sisik-sisik pada batang. Protalium telah ada, hanya
berukuran beberapa sentimeter saja. Terdapat didaerah jawa.
15
Famili : psilotaceae
Genus : Psilotum
Spesies : Psilotum nudum
1. Ordo Lycopodiales
Bangsa ini terdiri kurang lebih atas 200 jenis tumbuhan yang hampir
semua tergolong dalam suku Lycopodiaceae dari marga Lycopodium.
Lycopodium itu kebanyakan berupa terna kecil yang sering sekali dipakai untuk
pembuatan buket bersama dengan bunga. Batang mempunyai berkas pengangkut
yang masih sederhana, tumbuh tegak atau berbaring dengan cabang-cabang yang
menjulang ke atas. Daun-daun berambut, berbentuk garis atau jarum, yang
dianggap homolog dengan mikrofil Psilophytinae dan hanya memiliki satu
tulang yang tidak bercabang. Akar biasanya bercabang-cabang mengarpu.
Bagian-bagian batang yang berdiri tegak,di atas bagian yang agak jarang daun-
daunnya, mempunyai rangkaian sporofil. Sporofil berbentuk segitiga sama sisi,
16
mempunyai sporangium yang agak pipih, berbentuk ginjal, menghasilkan
isospora.
Letak sporangium pada sisi atas daun dekat dengan pangkalnya. Dinding
sporangium terdiri atas beberapa lapis sel. Sporangium membuka dengan dua
katup menurut suatu retak yang telah tampak dari susunan anatomi sel-selnya.
Sesudah 6 atau7 tahun spora itu baru berkecambah, menghasilkanbadan yang
terdiri dari 5 sel, yang semula mendapat makanan dari cadangan di dalam spora.
Sesudah mengalami waktu istirahat, baru badan itu berkembang terus, jika
dalam sel-selnya yang sebelah bawah dimasuki hifa cendawan yang berkelakuan
sebagai mikoriza.Jadi untuk perkembangan prolatalium harus ad simbiosis
dengan mikoriza.
Protalium hidup di dalam tanah, berbentuk seperti umbi kecil, keputih-
putihan dan bersifat saprofit. Baru sesudah 12-15 tahun, alat-alat kelaminnya
menjadi masak, sehingga umur protalium itu dapat sampai 20 tahun. Jika
protalium muncul di atas tanah,lalu membentuk kloroplas dan warnanya menjadi
hijau. Protalium itu berumah satu,alat-alat kelaminnya terdapat pada bagian
apikal. Anetridium terbenam dalam jaringan protalium dan terdiri atas banyak
sel. Tiap sel anteridium ( selain dindingnya) menghasilkan spermatozoid
berbentuk jorong, masing-masing mempunyai dua bulu cambuk. Zigot mula-
mula dengan suatu dinding dasar yang melintang membelah menjadi dua sel.
Yang bawah mula-mula membagi diri menjadi 4 kuadran kemudian menjadi
oktan dan selanjutnya menjadi enmbrionya,sedang sel-sel yang atas yang
menghadapleher arkegonium menjadi pendukung embrioatau suspensor. Jadi
embrio itu tidak menghadap kearah leher arkegonium. Letak embrio yang
demikian itu disebut endoskopik. Di daerah tropika banyak pula terdapat warga
Lycopodium, di antaranya ada yang hidup sebagai epifit, misalnya L.
nummularifolium.
17
Klasifikasi Lycopodium cernuum
Kingdom : Plantae
Devisio : Pteridophyta
Kelas : Lycopodiinae
Ordo : Lycopodiales
Famili : Lycopodiaceae
Genus : Lycopodium
Spesies : Lycopodium cernuum
2. Ordo Selaginellales
Habitus memperlihatkan persamaan dengan Lycopodinae. Sebagian
mempunyai batang berbaring dan sebagian tegak, bercabang-cabang menggarpu
anisotom, tidak memperlihatkan pertumbuhan menebal sekunder. Ada yang
tumbuhnya membentuk rumpun, ada yang memanjat dan tunasnya dapat
mencapai panjang sampai beberapa meter. Pada batang terdapat beberapa daun-
daun kecil yang tersusun dalam 4 baris. Cabang-cabang sering kali mempunyai
susunan dorsiventral. Dari 4 baris daun itu yang dua baris terdiri atas daun-daun
yang lebih besar dan tersusun kesamping, yang dua baris lagi terdiri atas daun-
daun yang lebih kecil terdapat pada sisi atas cabang-cabang yang menghadap
kemuka. Akar-akar yang keluar dari bagianbagian batang yang tidak berdaun
yang dinamakan pendukung akar. Pada bagian bawah sisi atas daun terdapat
suatu sisik yang dinamakan lidah-lidah (ligula). Lidah-lidah tersebut merupakan
alat penghisap air (misalnya tetes air hujan), dan sering kali dengan perantaraa
suatu trakeida mempunyai hubungan dengan berkas-berkas pembuluh
pengangkutan.
Selaginella bersifat heterospora, protakliumnya sangat kecil, jadi telah
mengalami reduksi yang jauh. Rangkaian sporofil terminal,merupakan suatu
bulir tunggal atau bercabang, biasanya radial, jarang sekali desiventral.
Sporangium itu menghasilkan mikro dan makrospora, akan tetapi keduaduanya
ditemukan dalam satu rangkaian sporofil. Dalam makrosporangium sel-sel induk
spora yang terbentuk semua mati, kecuali satu yang akhirnya dengan
pembelahan reduksi menghasilkan 4 spora yang dindingnya penjol-penjol.
Mikrosporangium pipih, di dalamnya banyak terkandung mikrospora. Dinding
18
sporangium terdiri atas 3 lapis sel, yang paling dalam merupakan tapetum yang
berguna untuk memberi makanan kepada spora. Dinding sel-sel tapetum tidak
terlarut. Sporangium membuka dengan suatu mekanisme kohesi, dan
membukanya sporangium spora terlempar keluar. Spora selagi masih berada
dalam sporangium telah memulai perkembangannya untuk membentuk
protalium. Mula-mula spora membelah menjadi suatu sel kecil berbentuk lensa
dan satu sel yang lebih besar. Sel yang lebih besar berturut-turut mengadakan
pembelahan, sehingga menghasilkan 8 sel dinding yang steril, dan 2 atau 4 sel
yang di pusat. Sel kecil berbentuk lensa bersifat vegetatif dan dinamakan sel
rizoid. Sel-sel yang merupakan dinding anteridium lalu terlarut dindingnya
menjadi suatu lapisan lendir yang di dalamnya terdapat spermatozoid. Seluruh
protalim jantan sampai stadium itu tetap berada dalam kulit mikrospora, tetapi
akhirnya kulit itu pecah, sel-sel anteridium menjadi bebas, dan keluarlah
spermatozoid berbentuk gada yang sedikit bengkok.
Inti spora membelah secar bebas menjadi banyak,yang lalu tersebar dal plasma
pada bagian atas spora. Baru kemudian mulai terbentuk dinding-dinding sel
yang meluas kebawah, sehingga akhirnya seluruh spora terisi dengan sel-sel
protalium. Akhirnya dinding makrospora pecah,dan protalium yang terdiri atas
sel-sel kecil dan tidak berwarna tersebut keluar dan membentuk 3 rizoid pad 3
tempat. Setelah satu atau beberapa arkegonium dibuahi,mulailah perkembangan
embrio yang biasanya bersifat endoskopis. Untuk membebaskan diri dari
protalium, embroi yang endoskopik itu membelok seperti pada Lycopodium.
Bangsa ini hanya terdiri atas satu suku Selaginellaceae, dan satu marga
Selaginella. Di Indonesia antara lain kita dapati Selaginella caudata, S. plana, S.
wildenowii.
Sebagian berbatang tegak, tapi juga ada yang batang mendatar, tidak
mengalami pertumbuhan sekunder. Daun ada dua macam, mikrofil dan makrofil,
belum mengalami diferensiasi membentuk jaringan pagar dan jaringan spons.
Akar tumbuh dari bagian batang yang tidak berdaun. Bersifat heterospor,
protalium telah mereduksi, berukuran sangat kecil.
19
Ordo : Selaginellales
Famili : Salginellaceae
Genus : Selaginella
Spesies : Selaginella willdenowii
20
C Simpodial Menggarpu/dikoto Monopodial Monopodial
a m
u
l
i
s
21
o
r
a
C
o
n
t
o
h
BAB III
PENUTUP
22
Kesimpulan
Tumbuhan paku (Pteridophyta) merupakan kelompok Plantae
yang tubuhnya sudah berbentuk kormus atau sudah memiliki bagian akar,
batang, dan daun sejati. Namun ada beberapa paku purba yang belum
memiliki akar dan daun seperti pada Ordo Psilotales.
Tumbuhan paku (Pteridophyta) terdiri dari beberapa kelas yaitu Psilophtinae
(paku purba), Lycopodiinae (paku kawat/ paku rambat), Equisetinae (paku
ekor kuda), Filicinae(tumbuhan pakis), Eusporongiatae(paku tanah),
Leptosporangiatae. Setiap kelasnya terdiri beberapa Ordo masing-masing.
Kelas Psilophtinae (paku purba) terdiri dari Ordo Psilotales. Kelas
Lycopodiinae (paku kawat/ paku rambat) terdiri dari Ordo Lycopodiales,
Selaginellales (paku rane/ paku lumut), Lepidodendrales, Isoetales. Kelas
Equisetinae (paku ekor kuda) terdiri dari Ordo equisetales dan
Sphenophylllales. Sedangkan kelas Filicinae (tumbuhan pakis) terdiri dari
Ordo Ophioglossales, Maratliades.
23