Anda di halaman 1dari 18

Pengukuran dan Penilaian

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah sistem evaluasi pai


Dosen Pengampu : Nusrotun Sa'idah, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

1. Ahmad Amin Wahyudi (201310004514)


2. Maulana Muhammad Akbar (201310004536)
3. Qori'ah Pulung Sari (201310004528)
4. Day Suryani Khalimah (201310004530)

UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ JEPARA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 2022

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb

1
Puji syukur kepada Allah yang telah melimpahkan rahmat dan taufiqnya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengukuran dan Penilaian’’. dan tak juga
kami mengucapkan terima kasih kepada

1. Ibu Nusrotun Sa'idah, S.Pd., M.Pd selaku dosen mata kuliah evaluasi PAI

2. Dan teman teman kelas 4PAIA3

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik maupun saran dari pembaca. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
memberi manfaat bagi kita semua.

Wasaalamu’alaikum Wr. Wb

Jepara, 13 Maret 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................5

PENDAHULUAN.....................................................................................................................5

A. Latar Belakang................................................................................................................5

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................6

C. Tujuan Pembahasan.......................................................................................................6

BAB II.....................................................................................................................................57

PEMBAHASAN.......................................................................................................................7

A. Pengertian Evaluasi (Pengukuran, Penilaian dan Asesment)..............................7

B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran..................................................................8

C. Prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajaran

D. Etika Evaluasi Pembelajaran

BAB III....................................................................................................................................12

PENUTUP...............................................................................................................................12

Kesimpulan.........................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berhasil atau tidaknya pendidikan Islam dalam mencapai tujuannya dapat dilihat setelah
dilakukan evaluasi terhadap luaran yang dihasilkannya.

Abdul Mujib dkk mengungkapkan, bahwa untuk mengetahui pencapaian tujuan


pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan oleh peserta didik diperoleh melalui
evaluasi. Dengan kata lain, penilaian atau evaluasi digunakan sebagai alat untuk menentukan
suatu tujuan pendidikan dicapai atau tidak. Atau untuk melihat sejauhmana hasil belajar
siswa sudah mencapai tujuannya.

Pada hakikatnya, belajar adalah suatu aktivitas yang bertujuan untuk mengubah tingkah
laku (behavioral change) pada diri peserta didik. Perubahan tingkah laku tersebut tentunya
harus berdasarkan usaha dari peserta didik. Seorang guru hanya sebagai fasilitator dan
motivator untuk mendukung perubahan peserta didik.

Tidak bisa kita pungkiri bahwa tujuan utama dari kegiatan belajar mengajar di dalam kelas
adalah agar siswa dapat menguasai bahan-bahan belajar sesuai dengan tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya.[9] Untuk mencapai hal tersebut, tentunya seorang guru harus
melakukan berbagai usaha mulai dari menyusun rencana pembelajaran, menentukan strategi
yang sesuai dengan materi yang diajarkan, pemilihian media yang sesuai sampai pelaksanaan
evaluasi pembelajaran dan umpan balik.

Jika seorang guru merasa bertanggung jawab terhadap penyempurnaan pembelajaran


yang berlangsung, maka seorang guru diharuskan untuk melakukan evaluasi terhadap media
yang digunakannya. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dari
media yang telah digunakan sehingga seorang dapat mengetahui perubahan-perubahan apa
yang seharusnya dilakukan agar proses pembelajaran dapat berlangsung lebih efektif. Untuk
itu, diperlukan suatu alat ukur atau barometer yang dapat mengungkapkan prestasi belajar
siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

4
Dalam makalah ini, penulis akan membahas secara sederhana apa saja fungsi-fungsi
evaluasi pendidikan Islam, tujuan evaluasi, prinsip evaluasi dan etika evaluasi pendidikan
Islam serta kegunaan evaluasi pendidikan Islam. Ketiga hal tersebut akan penulis bahas pada
pembahasan selanjutnya.

B. Rumusan Masalah
Jika melihat latar belakang dari pembahasan materi dalam makalah ini adalah:
a. Apa pengertian pengukuran, asesmen, dan penilaian?
b. Apa fungsi dan tujuan evaluasi?
c. Apa prinsip evaluasi?
d. Apa etika evaluasi?

C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari pembahasan materi dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
a. Supaya kita mengetahui bagaimana pengukuran, Asesment, dan penilaian dalam
evaluasi pembelajaran PAI.
b. Supaya kita bisa mengetahui fungsi dan tujuan dari evaluasi pembelajaran.
c. Sebagai pengetahuan mengenai prinsip evaluasi dalam pembelajaran PAI.
d. Digunakan sebagai etika Evaluasi dalam pembelajaran.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi (Pengukuran, Asesment, dan Penilaian)

Istilah evaluasi pembelajaran sering disamaartikan dengan ujian.Meskipun saling


berkaitan, akan tetapi tidak mencakup keseluruhan makna yang sebenarnya. Ujian ulangan
harian yang dilakukan guru di kelas atau bahkan ujian akhir sekolah sekalipun, belum dapat
menggambarkan esensi evaluasi pembelajaran, terutama bila dikaitkan dengan penerapan
kurikulum 2013. Sebab, evaluasi pembelajaran pada dasarnya bukan hanya menilai hasil
belajar, tetapi juga proses-proses yang dilalui 1pendidik dan peserta didik dalam keseluruhan
proses pembelajaran.

Istilah tes, pengukuran (measurement), penilaian (assesment) dan evaluasi sering


disalahartikan dan disalahgunakan dalam praktik evaluasi. Secara konsepsional istilah-istilah
tersebut sebenarnya berbeda satu sama lain, meskipun mempunyai keterkaitan yang sangat
erat.

Tes adalah pemberian suatu tugas atau rangkaian tugas dalam bentuk soal atau
perintah/suruhan lain yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Hasil pelaksanaan tugas
tersebut digunakan untuk menarik kesimpulan-kesimpulan tertentu terhadap peserta didik.

Pengukuran (measurement) adalah suatu proses untuk menentukan kuantitas daripada


sesuatu. Sesuatu itu bisa berarti peserta didik, starategi pembelajaran, sarana prasana sekolah
dan sebagainya. Untuk melakukan pengukuran tentu dibutuhkan alat ukur. Dalam bidang
pendidikan, psikologi, maupun variabel-variabel sosial lainnya, kegiatan pengukuran
biasanya menggunakan tes sebagai alat ukur.

Sedangkan penilaian (assesment) adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis
dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar
peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan
pertimbangan tertentu (Arifin, 2013:4). Jika dilihat dalam konteks yang lebih luas, keputusan
tersebut dapat menyangkut keputusan tentang peserta didik (seperti nilai yang akan

1
Drs. Asrul, M.Si, Rusydi Ananda, M.Pd, Dra. Rosnita, MA, Evaluasi Pembelajaran : Hal. 1-5

6
diberikan), keputusan tentang kurikulum dan program atau juga keputusan tentang kebijakan
pendidikan.

Selanjutnya, istilah evaluasi telah diartikan para ahli dengan cara berbeda meskipun
maknanya relatif sama. Guba dan Lincoln (1985:35), misalnya, mengemukakan definisi
evaluasi sebagai “a process for describingan evaluand and judging its merit and worth”.
Sedangkan Gilbert Sax(1980:18) berpendapat bahwa “evaluation is a process through which
a value judgement or decision is made from a variety of observations and from the
background and training of the evaluator”.2

Dalam buku Measurement and Evaluation in Education and Psychology ditulis William A.
Mohrens (1984:10) istilah tes, measurement, evaluation dan assesment dijelaskan sebagai
berikut:3

1. Tes, adalah istilah yang paling sempit pengertiannya dari keempat istilah lainnya, yaitu
membuat dan mengajukan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab. Sebagai hasil
jawabannya diperoleh sebuah ukuran (nilai angka) dari seseorang.

2. Measurement, pengertiannya menjadi lebih luas, yakni dengan menggunakan observasi


skala rating atau alat lain yang membuat kita dapat memperoleh informasi dalam bentuk
kuantitas. Juga berarti pengukuran dengan berdasarkan pada skor yang diperoleh.

3. Evaluasi, adalah proses penggambaran danpenyempurnaan informasi yang berguna untuk


menetapkan alternatif. Evaluasi bisa mencakup arti tes dan measurement dan bisa juga berarti
di luar keduanya. Hasil Evaluasi bisa memberi keputusan yang professional. Seseorang dapat
mengevaluasi baik dengan data kuantitatif maupun kualitatif.

4. Assesment, bisa digunakan untuk memberikan diagnosa terhadap problema seseorang.


Dalam pengertian ia adalah sinonim dengan evaluasi. Namun yang perlu ditekankan disini
bahwa yang dapat dinilai atau dievaluasi adalah karakter dari seseorang, termasuk
kemampuan akademik, kejujuran, kemampuan untuk mengejar dan sebagainya.

Kita juga sebenarnya hampir setiap hari melakukan pengukuran, yakni membandingkan
benda-benda yang ada dengan ukuran tertentu, setelah itu kita menilai, menentukan pilihan
mana benda yang paling memenuhi ukuran itulah yang kita ambil. Dua langkah kegiatannya

2
E.G. Guba, and Y.S. Lincoln, Effective Evaluation : Hal.35

3
Willeiam A. Mohrens, dkk, Measurement and Evaluation in Education and Psychology, Hal.10

7
dilalui sebelum mengambil barang untuk kita, itulah yang disebut mengadakan evaluasi yakni
mengukur dan menilai. Kita tidak dapat mengadakan penilaian sebelum kita mengadakan
pengukuran.

- Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran


bersifat kuantitatif.

- Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap suatu dengan ukuran baik buruk.
Penilaian bersifat Kualitatif.

- Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah di atas. Yakni mengukur dan menilai.
(Suharsimi:2002:2-3)4

Sejalan dengan pengertian evaluasi yang disebutkan di atas, Arifin (2013:5)


mengemukakan bahwa pada hakikatnya evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan
berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) daripada sesuatu, berdasarkan
pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka mengambil suatu keputusan.

Berdasarkan pengertian tersebut, Arifin selanjutnya menjelaskan beberapa hal tentang


evaluasi, bahwa:

1. Evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil (produk). Hasil yang diperoleh dari
kegiatan evaluasi adalah gambaran kualitas daripada sesuatu, baik yang menyangkut tentang
nilai atau arti. Sedangkan kegiatan untuk sampai kepada pemberian nilai dan arti itu adalah
evaluasi. Gambaran kualitas yang dimaksud merupakan konsekuensi logis dari proses
evaluasi yang dilakukan. Proses tersebut tentu dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan,
dalam arti terencana, sesuai dengan prosedur dan aturan, dan terus menerus.

2. Tujuan evaluasi adalah untuk menentukan kualitas daripada sesuatu, terutama yang
berkenaan dengan nilai dan arti.

3. Dalam proses evaluasi harus ada pemberian pertimbangan (judgement). Pemberian


pertimbangan ini pada dasarnya merupakan konsep dasar evaluasi. Melalui pertimbangan
inilah ditentukan nilai dan arti (worth and merit) dari sesuatu yang sedang dievaluasi. Tanpa
pemberian pertimbangan, suatu kegiatan bukanlah termasuk kategori kegiatan evaluasi.

4
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan : Hal.2-3

8
4. Pemberian pertimbangan tentang nilai dan arti haruslah berdasarkan kriteria tertentu.
Tanpa kriteria yang jelas, pertimbangan nilai dan arti yang diberikan bukanlah suatu proses
yang dapat diklasifikasikan sebagai evaluasi. Kriteria ini penting dibuat oleh evaluator
dengan pertimbangan (a) hasil evaluasi dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah (b)
evaluator lebih percaya diri (c) menghindari adanya unsur subjektifitas (d) memungkinkan
hasil evaluasi akan sama sekalipun dilakukan pada waktu dan orang yang berbeda, dan (e)
memberikan kemudahan bagi evaluator dalam melakukan penafsiran hasil evaluasi.

Secara skematis hubungan tes, pengukuran (measurement), penilaian (assesment) dan


evaluasi dapat digambarkan sebagai berikut:

9
Gambar 1. Hubungan Tes, Pengukuran, Penilaiandan dan Evaluasi

B. Tujuan Dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran

Secara umum tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan dan
efisiensi sistem pembelajaran secara luas. Sistem pembelajaran dimaksud meliputi: tujuan,
materi, metode, media, sumber belajar, lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri.
Selain itu, evaluasi pembelajaran juga ditujukan untuk menilai efektifitas strategi
pembelajaran, menilai dan meningkatkan efektifitas program kurikulum, menilai dan
meningkatkan efektifitas pembelajaran, membantu belajar peserta didik, mengidentifikasi

10
kekuatan dan kelemahan peserta didik, serta untuk menyediakan data yang membantu dalam
membuat keputusan.

Chittenden (1994) secara simpel mengklasifikasikan tujuan penilaian (assessment


purpose) adalah untuk (1). keeping track, (2). checkingup, (3). finding-out, and (4). summing-
up. Keempat tujuan tersebut oleh Arifin (2013:15) diuraikan sebagai bertikut:

1. Keeping track, yaitu untuk menelusuri dan melacak proses belajar peserta didik sesuai
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah ditetapkan. Untuk itu, guru harus
mengumpulkan data dan informasi dalam kurun waktu tertentu melalui berbagai jenis dan
teknik penilaian untuk memperoleh gambaran tentang pencapaian kemajuan belajar peserta
didik.

2. Checking-up, yaitu untuk mengecek ketercapaian kemampuan peserta didik dalam proses
pembelajaran dan kekurangan-kekurangan peserta didik selama mengikuti proses
pembelajaran. Dengan kata lain, guru perlu melakukan penilaian untuk mengetahui bagian
mana dari materi yang sudah dikuasai peserta didik dan bagian mana dari materi yang belum
dikuasai.

3. Finding-out, yaitu untuk mencari, menemukan dan mendeteksi kekurangan kesalahan atau
kelemahan peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga guru dapat dengan cepat
mencari alternatif solusinya.

4. Summing-up, yaitu untuk menyimpulkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap


kompetensi yang telah ditetapkan. Hasil penyimpulan ini dapat digunakan guru untuk
menyusun laporan kemajuanbelajar ke berbagai pihak yang berkepentingan.

Dengan mengetahui makna penilaian ditinjau dari berbagai segi dalam sistem
pendidikan, maka dengan cara lain dapat dikatakan bahwa tujuan atau fungsi penilaian ada
beberapa hal:

1. Penilaian berfungsi selektif.

Dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi atau
penilaian terhadap peserta didiknya. Penilaian itu sendiri mempunyai beberapa tujuan, antar
lain :

a. Untuk memilih peserta didik yang dapat diterima di sekolah tertentu.

11
b. Untuk memilih peserta didik yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya.

c. Untuk memilih peserta didik yang seharusnya mendapat beapeserta didik.

d. Untuk memilih peserta didik yang sudah berhak meninggalkan sekolah, dan sebagainya.

2. Penilaian berfungsi diagnotik.

Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi persyaratan, maka dengan
melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan peserta didik. Disamping itu diketahui
pula sebab-sebab kelemahan itu. Jadi dengan mengadakan penilaian, sebenarnya guru
mengadakan diagnosa kepada peserta didik tentang kebaikan dan kelemahannya. Dengan
diketahui sebab-sebab kelemahan ini, maka akan lebih mudah dicari untuk cara
mengatasinya.

3. Penilaian berfungsi sebagai penempatan.

Sistem baru yang kini banyak dipopulerkan di negara Barat, adalah sistem belajar sendiri.
Belajar sendiri dapat dilakukan dengan cara mempelajari sebuah paket belajar, baik itu
berbentuk modul maupun paket belajar yang lain. Sebagai alasan dari timbulnya sistem ini
adalah adanya pengakuan yang besar terhadap kemampuan individual.

Setiap peserta didik sejak lahirnya telah membawa bakat sendiri sendiri sehingga pelajaran
akan lebih efektif apabila disesuaikan dengan pembawaan yang ada. Akan tetapi disebabkan
karena keterbatasan sarana dan tenaga, pendidikan, yang bersifat individual kadang-kadang
sukar sekali dilaksanakan. Pendidikan yang bersifat melayani perbedaan kemampuan, adalah
pengajaran secara kelompok. Untuk dapat menentukan dengan pasti dikelompok mana
seorang peserta didik harus ditempatkan, digunakan suatu penilaian. Sekelompok peserta
didik yang mempunyai hasil penilaian sama, akan berada dalam kelompok yang sama dalam
belajar.

4. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan.

Fungsi dari penilaian dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil
diterapkan. Telah disinggung pada bagian sebelum ini, keberhasilan program ditentukan oleh
beberapa faktor yaitu: guru, metode/strategi pembelajaran, media pembelajaran, kurikulum,
sarana dan sistem administrasi.

12
C. Prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran

Menurut Anas Sudijono dalam evaluasi pembelajaran, ada prinsip-prinsip dasar yang
harus diperhatikan:5

1. Prinsip keseluruhan atau kekomprehensifan. Dengan prinsip ini, evaluasi belajar dapat
terlaksana dengan baik apabila evaluasi tersebut dilaksanakan secara bulat, utuh, dan
menyeluruh. Dengan kata lain, evaluasi pembelajaran harus mencakup berbagai aspek yang
dapat menggambarkan perkembangan atau perubahan tingkah laku pada diri siswa sebagai
makhluk hidup dan bukan benda mati. Jadi, dalam hal evaluasi hasil belajar itu mencakup
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang melekat pada masing-masing siswa

5
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, hal: 31-33

13
2. Prinsip kesinambungan atau kontinuitas. Pada prinsipnya, evaluasi hasil belajar adalah
evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan secara teratur dan sambung-menyambung dari waktu
ke waktu. Dengan cara ini, evaluator akan memperoleh informasi yang dapat memberikan
gambaran mengenai kemajuan atau perkembangan peserta didik, sejak awal mengikuti
program pembelajaran sampai pada saat mereka mengembangkan program pembelajaran atau
pendidikan yang mereka tempuh.

3. Prinsip objektivitas. hasil evaluasi pembelajaran ini menjadi evaluasi yang sesuai dengan
harapan jika memenuhi unsur-unsur objektivitas penilaian atau terlepas dari penilaian yang
akan mengarahkan kepada kesalahan dalam melakukan penilaian akan tingkat keahlian dan
keahlian yang dicapai oleh anak didik. Karena itu, evaluator harus bertindak wajar dan
proporsional serta memenuhi kondisi yang sewajarnya dan senyatanya dengan tidak
mencampuri berbagai kepentingan tertentu yang bersifat subjektif.

Dalam pandangan yang lain, prinsip evaluasi dalam proses pembelajaran ini adalah sebagai
berikut:

1. Harus bersifat terpadu;

2. Menganut cara belajar siswa aktif;

3. Menganut asas kontinuitas;

4. Harus koheren dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya;

5. Bersifat komprehensif atau menyeluruh dan tidak setengah-setengah;

6. Tidak membedakan atau bertindak diskriminatif atau tidak objektif;

7. Harus memiliki unsur-unsur pedagogis.6

Dalam pandangan yang hampir sama, Zainal Arifin menyatakan bahwa prinsip-prinsip
evaluasi pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Kontinuitas. Dalam hal ini, evaluasi tidak boleh dilakukan secara insidental karena
pembelajaran itu sendiri adalah suatu proses yang berkelanjutan. Karena itu, evaluasi harus
dilakukan secara berkelanjutan. Hasil evaluasi yang lalu dijadikan tolok ukur sehingga dapat
dihasilkan ambaran yang jelas tentang kemajuan dan perkembangan anak didik. Karena pada

6
Slameto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hal:16

14
dasarnya, perkembangan dan kemajuan anak didik itu tidak bisa dilihat hanya dari hasilnya
saja, tapi juga dari proses dan dimensi inputnya.

2. Komprehensif. Dalam hal ini, pada saat melakukan evaluasi terhadap anak didik, maka
seluruh aspek kepribadian anak didik harus dievaluasi, yang mencakup aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik.

3. Adil dan objektif. Dalam melakukan evaluasi, guru atau evaluator harus adil dan objektif
dalam memberikan penilaian. Semua anak didik harus diperlakukan secara adil tanpa
pandang bulu terkait dengan penilaian terhadap kemampuan dan kemajuan yang mereka raih.
Karena itu, sikap like and dislike harus dijauhkan dalam melakukan evaluasi ini, karena yang
dipertaruhkan adalah masa depan anak didik itu sendiri.

4. Kooperatif. Dalam evaluasi, guru harus bekerja sama dengan semua pihak, seperti
orangtua, sesama guru, kepala sekolah, termasuk dengan anak didik, dan bahkan dengan
masyarakat di lingkungan sekolah. Hal ini bertujuan agar semua pihak bisa merasa puas
dalam proses evaluasi tersebut dan ada penghargaan terhadap semua pihak yang terlibat.

5. Praktis. Evaluasi bersifat praktis berarti evaluasi itu mudah digunakan baik oleh guru itu
sendiri yang menyusun evaluasi pembelajarannya maupun orang lain yang menggunakan alat
evaluasi tersebut.7

Dalam praktiknya, prinsip evaluasi pembelajaran ini harus memenuhi kaidah sebagai berikut:

1. Evaluasi harus masih berada dalam ruang lingkup atau kisi-kisi kerja tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.

2. Evaluasi harus dilaksanakan secara komprehensif.

3. Evaluasi harus dilakukan dalam proses yang kooperatif antara guru dan peserta

4. Evaluasi pelaksanaan dalam proses yang berkelanjutan atau mengandung prinsip


kontinuitas.

5. Evaluasi harus peduli dan mempertimbangkan nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan
baik di sekolah, keluarga, dan juga di masyarakat.

7
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran,hlm. 31

15
Dengan kaidah-kaidah di atas, diharapkan bahwa evaluasi pembelajaran itu bisa
memenuhi ekspektasi dari berbagai pihak yang menjadi pemangku kepentingan pendidikan,
sehingga tujuan besar dari pembelajaran dan pendidikan itu sendiri dapat dicapai sesuai
dengan harapan. Karena itu, dalam evaluasi pembelajaran ini harus melibatkan unsur
sekolah, orangtua, lingkungan dan masyarakat secara luas, sehingga akan ada keselarasan dan
keselarasan tujuan dan harapan yang dapat memberikan efek positif bagi kemajuan dan
prospek masa depan anak didik itu sendiri.8

D. Etika Evaluasi

Etika dengan evaluasi pembelajaran Etika bersumber dari nilai-nilai. Nilai-nilai berhubungan
dengan persepsi, pandangan, dan keyakinan evaluator dengan pihak-pihak lainnya tentang
hal-hal yang dianggap baik atau buruk, berharga atau tidak berharga, berguna atau tidak
berguna, bermanfaat atau tidak bermanfaat. Etika berkaitan juga dengan perilaku yang
dianggap baik dan buruk melalui pemikiran atau akal sehat manusia pada umumnya,
khususnya evaluator. Pemikiran tentang perilaku baik atau buruk dihubungkan dengan
pertimbangan akal yang penuh tanggungjawab terhadap dampak perilaku tersebut.
Singkatnya, seorang evaluator yang beretika itu senantiasa mempertimbangkan dengan penuh
tanggungjawab terhadap perbuatan yang akan dilakukan dengan terlebih dahulu
mempertimbangkan segi baik dan buruk perbuatan tersebut bagi orang lain, masyarakat, dan
bagi dirinya sendiri, serta bagi lingkungan pada umumnya.

Dalam etika evaluasi pembelajaran, nilai-nilai yang dimaksud adalah sesuatu yanh baik,
berharga, bermanfaat, berguna bagi kehidupan evaluator, dalam interaksinya dengan pihak-
pihak pemesan evaluasi, pelaksana program, unsure-unsur yang di evalausi,pengguna hasil
evaluasi. Serta lingkungannya. Nilai-nilai akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan
keragaman factor-faktor yang mempengaruhi kehidupan manusia. factor-faktor tersebut
adalah agama yang diyakini, moral yang berkembang dalam budaya, perlakuan pendidikan,
pesan-pesan dalam media masa, situasi lingkungan, dan sebagainya. Dihubungkan dengan
evaluasi program, etika mencakup prinsip-prinsip dalam perbuatan baikn perorangan ataupu
kelompok dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai kegiatan serta hasil evaluasi
pembelajaran.

8
Haryanto, Evaluasi Pembelajaran (Konsep dan Manajemen), hlm. 87

16
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

 Dengan penerapan kurikulum 2013. Sebab, evaluasi pembelajaran pada dasarnya


bukan hanya menilai hasil belajar, tetapi juga proses-proses yang dilalui pendidik dan
peserta didik dalam keseluruhan proses pembelajaran.
 Secara umum tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan dan
efisiensi sistem pembelajaran secara luas. Sistem pembelajaran dimaksud meliputi:
tujuan, materi, metode, media, sumber belajar, lingkungan maupun sistem penilaian
itu sendiri. Selain itu, evaluasi pembelajaran juga ditujukan untuk menilai efektifitas
strategi pembelajaran, menilai dan meningkatkan efektifitas program kurikulum,
menilai dan meningkatkan efektifitas pembelajaran, membantu belajar peserta didik,
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan peserta didik, serta untuk menyediakan
data yang membantu dalam membuat keputusan.
 Bahwa evaluasi pembelajaran itu bisa memenuhi ekspektasi dari berbagai pihak yang
menjadi pemangku kepentingan pendidikan, sehingga tujuan besar dari pembelajaran
dan pendidikan itu sendiri dapat dicapai sesuai dengan harapan. Karena itu, dalam
evaluasi pembelajaran ini harus melibatkan unsur sekolah, orangtua, lingkungan dan
masyarakat secara luas, sehingga akan ada keselarasan dan keselarasan tujuan dan
harapan yang dapat memberikan efek positif bagi kemajuan dan prospek masa depan
anak didik itu sendiri.
 Etika mencakup prinsip-prinsip dalam perbuatan baikn perorangan ataupu kelompok
dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai kegiatan serta hasil evaluasi
pembelajaran.

17
DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004.

Drs. Asrul, M.Si, Rusydi Ananda, M.Pd, Dra. Rosnita, MA, Evaluasi Pembelajaran, Citapustaka
Media, 2014.

E.G. Guba, and Y.S. Lincoln, Effective Evaluation, San Francisco: JosseyBass Pub, 1985.

G. Sax, Principles of Educational and Psychological Measurement and Evaluation, Belmont


California: Wads Worth Pub.Co, 1980.

Haryanto, Evaluasi Pembelajaran (Konsep dan Manajemen), Yogjakarta : UNY Press, 2020.

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2005.

Willeiam A. Mohrens, dkk, Measurement and Evaluation in Education and Psychology, New
York: Rinchart and Wionston, 1984.

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2013.

18

Anda mungkin juga menyukai