Anda di halaman 1dari 20

PENILAIAN, PENGUKURAN, DAN EVALUASI

Dosen Pengampu : Fatik Lutviana Anggraini M.Pd.

Disusun Oleh :

1. Afdolus Saifullah (202191260003)


2. Ahmad Baihaqi (202191260004)
3. Ainy Nur Lathifah (202191260014)
4. Arrohma Dwi Farah Sita (202191260016)
5. Cicha Maylenia (202191260018)
6. Nadila Aprilia (202191260031)
7. Sadatul millah wulandari (202191260036)
8. Umiyanti (202191260040)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
AT- TAQWA BONDOWOSO
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul “Penilaian,
Pengukuran, Dan Evaluasi” dengan tepat waktu. Sholawat dan salam semoga senantiasa
terlimpahkan kepada panutan kita nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-
sahabatnya dan kita semua selaku umatnya.

Makalah ini tidak akan selesai tepat waktu tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
kami menyampaikan terimakasih kepada dosen pembimbing yaitu Fatik Lutfiana Anggraini
dan juga semua pihak yang turut membantu pembuatan makalah ini yang tidak bisa kami
sebutkan satu persatu.
Tak ada tanding yang tak retak demikian pula, tak ada karya yang mengharapkan kritik dan saran
dari pembahas untuk kemajuan makalah ini di masa mendatang. Akhir kata, diharapkan makalah
ini dapat membuka wawasan mengenai Penilaian, Pengukuran, Dan Evaluasi. Sehingga
pengetahuan kita tentang Penilaian, Pengukuran, Dan Evaluasi semakin bertambah.

Bondowoso, 29 Oktober 2023

Mahasiswa PGMI
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

BAB I...............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...........................................................................................................................4

A. Latar Belakang......................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................5

C. Tujuan...................................................................................................................................5

BAB II.............................................................................................................................................6

PEMBAHASAN..............................................................................................................................6

A. Pengertian pengukuran.........................................................................................................6

B. Pengertian penilaian..............................................................................................................6

C. pengertian evaluasi.............................................................................................................10

D. Contoh pengkuruan.............................................................................................................11

E. Contoh penilaian.................................................................................................................11

F. Contoh evaluasi..................................................................................................................16

G. Perbedaan antara pengukuran, penilaian, dan evaluasi......................................................16

H. Persamaan pengukuran, penilaian, evaluasi.......................................................................17

BAB III..........................................................................................................................................18

PENUTUP.....................................................................................................................................18

A. Kesimpulan.........................................................................................................................18

B. Saran...................................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Memang tidak semua orang menyadari bahwa setiap saat kita selalu melakukan pekerjaan
evaluasi. Dalam beberapa kegiatan sehari-hari, kita jelas-jelas mengadakan pengukuran dan
penilaian. Hal ini dapat dilihat mulai dari berpakaian, setelah berpakaian kemudian
dihadapkan ke kaca apakah penampilannya sudah baik atau belum.
Dari kalimat tersebut kita sudah menemui tiga buah istilah yaitu: evaluasi, pengukuran, dan
penilaian. Sementara orang cenderung lebih mengartikan ketiga kata tersebut sebagai suatu
pengertian yang sama sehingga dalam pemakaiannya tergantung dari kata mana yang siap
diucapkannya.Dalam setiap pembelajaran, pendidik harus berusaha mengetahui hasil dari
proses pembelajaran yang ia lakukan. Hasil yang dimaksud adalah baik atau tidak baik,
bermanfaat, atau tidak bermanfaat, dan lain-lain. Apabila pembelajaran yang dilakukannya
mencapai hasil yang baik, pendidik tentu dapat dikatakan berhasil dalam proses pembelajaran
dan demikian sebaliknya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang
telah dicapai oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi. Evaluasi yang
dilakukan oleh pendidik ini dapat berupa evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran.
Pengukuran, penilaian dan evaluasi merupakan masing-masing yang memiliki makna
berbeda tetapi saling berkaitan satu sama lain. Seorang pendidik setidanya mampu memahami
atau membedakan satu sama lain agar dapat menerapkannya sesuai dengan kegunaannya
masing-masing. secara tidak langsung mungkin pendidik seringkali melakukan sebuah
evaluasi pembeljaran dengan melibatkan prinsip pengukuran dan penilaian.
Pengukuran, penilaian dan evauasi merupakan serangkain kegiatan yang berurutan dan
didalam prakteknya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kegiatan evaluasi diidentikan
dengan menilai sebelum melakaukan penilaian terlebih pendidik melakukan serangkaian
kegiatan pengukuran.
Dalam makalah ini penulis akan membahas tentangpengukuran, penilaian dan evaluasi.
Yang didalamnya akan menjelaskan tentang pengertian dari pengukuran, penilaian dan
evaluasi, juga memberikan contoh dari pengukuran, penilaian, dan evaluasi itu sendiri. Tidak
lupa juga dengan perbedaan dan persamaan dari pengukuran, penilaian, dan evaluasi Semoga
makalah ini dapat membantu pembaca untuk memahami materi mengenai pengukuran,
penilaian dan evaluasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pengukuran?
2. Apa Pengertian dari penilaian?
3. Apa pengertian dari evaluasi?
4. Bagaimana contoh dari pengkuruan?
5. Bagaimana contoh dari penilaian?
6. Bagaimana contoh dari evaluasi?
7. Bagaimana perbedaan antara pengukuran, penilaian, dan evaluasi
8. Bagaimana persamaan pengukuran, penilaian, evaluasi

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari pengukuran.
2. Mengetahui pengertian dari penilaian.
3. Mengetahui pengertian dari evaluasi.
4. Mengetahui contoh pengkuruan.
5. Mengetahui contoh penilaian.
6. Mengetahui contoh evaluasi.
7. Mengetahui perbedaan antara pengukuran, penilaian, dan evaluasi.
8. Mengetahui persamaan pengukuran, penilaian, evaluasi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian pengukuran
Pengukuran adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mengidentifikasi besar kecilnya
obyek atau gejala (Hadi, 1995). Pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara; 1)
menggunakan alat-alat yang standar, 2) menggunakan alat-alat yang tidak standar. Suryabrata
(1984) mendefinisikan secara sederhana bahwa pengukuran terdiri atas aturan-aturan untuk
mengenakan bilangan-bilangan kepada sesuatu obyek untuk mempresentasikan kuantitas
atribut pada obyek tersebut.
Cronbach yang dikutip oleh Mehren (1973) mendefinisikan pengukuran sebagai suatu
prosedur yang sistematis untuk mengamati perilaku seseorang dan menggambarkannya
dengan bantuan skala numerik atau sistem pengkategorian. Hamalik (1989), menyatakan
bahwa kualitas dan kuantitas hasil pengukuran itu banyak bergantung pada jenis dan mutu alat
ukur yang digunakan. Menurut Umar (1991) pengukuran adalah suatu kegiatan untuk
mendapatkan informasi data secara kuantitatif. Hasil dari pengukuran dapat berupa
informasiinformasi atau data yang dinyatakan dalam bentuk angka ataupun uraian yang sangat
berguna dalam pengambilan keputusan, oleh karena itu mutu informasi haruslah akurat.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pengukuran adalah suatu
prosedur yang sistematis untuk memperoleh informasi data kuantitatif baik data yang
dinyatakan dalam bentuk angka maupun uraian yang akurat, relevan, dan dapat dipercaya
terhadap atribut yang diukur dengan alat ukur yang baik dan prosedur pengukuran yang jelas
dan benar.

B. Pengertian penilaian
Asesmen atau penilaian adalah proses pengumpulan informasi yang digunakan untuk
menggambil keputusan terkait kebijakan pendidikan, mutu program pendidikan, mutu
kurikulum, mutu pengajaran, atau sejauh mana pengetahuan yang telah diperoleh seorang
siswa tentang bahan ajar yang telah diajarkan kepadanya. Dalam hubungan dengan
pengukuran, secara praktis penilaian didefinisikan sebagai penafsiran hasil pengukuran dan
penentuan pencapaian hasil belajar. Sementara itu baik Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan, maupun Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian
Pendidikan mendefinisikan penilaian sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
Sesuai dengan jenis tes yang dinilai hasilnya, apakah tes acuan norma (TAN), atau tes
acuan kriteria (TAK) dikenal ada penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan kriteria
(PAK). Dimulai dari Kurikulum CBerbasis Kompetensi (KBK) tahun 2004 sampai kurikulum
2013 sistem penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK). Secara formal
hal ini dinyatakan sebagai salah satu prinsip penilaian menurut Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan sebagai
berikut.
a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang
diukur.
b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi oleh objektifitas penilaian.
c. Adil, berarti penilaian tidak mengguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat
status social ekonomi, dan gender.
d. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tidak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan
dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
f. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua
aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai untuk
memantau perkembangan peserta didik.
g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti
langkah-langkah baku.
h. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi
yang ditetapkan.
i. Akuntable, berarti penilaian dapat dipertanggung jawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya.
Berikut beberapa tujuan penilaian, yaitu:
a) Menilai kemampuan individual melalui pemberian tugas tertentu.
Setelah selesai pembelajaran dengan pemberian tugas tertentu atau melalui suatu tes
atau kegiatan non-tes, guru mengetahui kemampuan individual siswa dalam menyerap
materi bahan ajar yang telah disampaikan. Dalam hubungan ini sesuai kaidah penilaian
acuan kriteria, tidak ada siswa yang tidak mampu menguasai pembelajaran, hanya waktu
yang diperlukan oleh siswa untuk menguasai bahan ajar yang berbeda-beda, ada yang amat
cepat, ada yang cepat, ada yang rata-rata, ada yang lambat.
b) Menentukan kebutuhan pembelajaran.
Melalui asesmen, dapat diketahui mana bahan ajar yang sudah dikuasai maupun yang
belum dikuasai oleh siswa. Bahan-bahan ajar perlu ditata kembali, bahan yang belum
dikuasai harus disampaikan ulang dalam suatu pengajaran remedial, sedangkan siswa yang
sudah menguasai bahan ajar dapat diberi bahan pengayaan atau mendapatkan kesempatan
aselerasi.
c) Membantu dan mendorong siswa untuk belajar.
Dengan mengetahui kelemahannya, tiap siswa akan mengfokuskan diri untuk
mempelajari bahan-bahan yang belum dikuasainya, mengkaji ulang, berlatih ulang,
memper kaya sumber-sumber pengetahuan dan sebagainya sehingga yang lemah dapat
diperkuat. Bahan-bahan yang telah dikuasai dapat diperkokoh dengan mempelajari ulang
dan memperkayanya.
d) Membantu dan mendorong guru untuk mengajar secara lebih baik.
Dengan mengetahui masih banyak siswanya yang belum memiliki kompetensi seperti
yang diharapkan, guru akan mencoba memperbaiki metode mengajarnya, memperbaiki
pemilihan materi pembelajarannya, serta melakukan penjadwalan ulang terhadap rencana
pembelajarannya.
e) Menentukan strategi pembelajaran.
Dengan mengtahui kelemahan siswa pada saat implementasi strategi pembelajaran
tertentu , guru dapat memilih dan menentukan strategi pembelajaran yang lebih sesuai dengan
karakteristik bahan ajar yang akan disampaikannya.
f) Membuktikan akuntabilitas lembaga
Asesmen merupakan pertanggungjawaban lembaga untuk dipakai sebagai bahan
pelaporan kepada pihak-pihak yang berhak, baik itu siswa sendiri, orang tua siswa, kepala
sekolah, pengawas, dan dinas pendidikan.
g) Meningkatkan kualitas pendididkan.
Bahan-bahan laporan yang bermula dari kegiatan asesmen dari sejumlah sekolah kepada
dinas pendidikan dapat dipergunakan sebagai bahan untuk memperbaiki kualitas
pendidikan dalam lingkup dinas pendidikan setempat, bahan-bahan laporan yang berasal
dari asesmen oleh setiap guru kelas kepada kepala sekolah dapat dipergunakan sebagai
bahan memperbaiki kualitas pendidikan di setiap sekolah.
Sistem penilaian yang diberlakukan melalui Kurikulum 2004 yang berlanjut sampai
Kurikulum 2013 adalah sistem penilaian berkelanjutan (continuous assessment system).
Ciri-ciri dari sistem penilian berkelanjutan antara lain:
1) Mengukur semua kompetensi dasar
2) Ujian atau tes dapat dilakukan pada satu atau lebih kompetensi dasar
3) Hasil ujian ditindaklanjuti melalui program remedial (bagi yang belum menguasai
KKM) atau program pengayaan maupun aselerasi bagi yang sudah mencapai KKM.
4) Ujian mencakup aspek kognitif, psikomotor, maupun afektif.
5) Aspek afektif diukur melalui pengamatan dan kuesioner atau cara non-tes laiannya.
6) Aspek psikomotor diukur melalui tes kinerja atau tas perbuatan
Prinsip dari penilaian pada umumnya adalah sebagai berikut.
a. Keeping track, yaitu harus mampu menelusuri dan melacak kemajuan siswa sesuai
dengan rancana pembelajaran yang telah ditetapkan.
b. Checking up, yaitu harus mampu mengecek ketercapaian kemampuan peserta didik
dalam proses pembelajaran.
c. Finding out, yaitu penilaian harus mampu mencari dan menemukan serta mendeteksi
kesalahan-kesalahan yang menyebabkan terjadinya kelemahan dalam proses
pembelajaran.
d. Summing up, yaitu penilaian harus mampumenyimpulkan apakah peserta didik telah
mencapai kompetensi yang ditetapkan atau belum (Santoso, 2004)
Penilaian yang baik harus megacu pada tujuan dan fungsi penilaian, misalnya pemberian
umpan balik, pemberian informasi kepada siswa tentang tingkat keberhasilan belajarnya,
memberikan laporan kepada orang tua. Berkenaan dengan itu, pemilihan alat dan jenis
penilaian harus didasari rumusan tujuan pembelajaran. Alat penilaian yang dipilih hendaknya
mampu mendorong kemampuan penalaran dan kreatifitas siswa. Misalnya jangan hanya
berupa tes pilihan saja namun juga direrapkan tes uraian, tes kinerja, hasil karya siswa,
proyek, dan portofolio.
Penilaian harus mengacu kepada prinsip diferensiasi, yaitu memberkan peluang kepada
siswa untuk menunjukan apa yang diketahui, yang dipahami, dan apa yang mampu dilakukan.
Penilaian tidak boleh bersifat diskriminatif, yaitu memilih-milih mana siswa yang berhasil
dan mana yang gagal dalam menerima pembelajaran.

C. pengertian evaluasi

Evaluasi menurut kumano (2001) merupakan penilaian terhadap data yang dikumpulkan
melalui kegiatan asesmen. Sementara itu menurut calongesi (1995) evaluasi adalah suatu
keputusan tentang nilai berdasarkan hasil pengukuran. Sejalan dengan pengertian tersebut,
Zainur dan Nasution (2001) menyatakan bahwa evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu
proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui
pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai terhadap kualitas
sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses merencanakan,
memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif –
alternatif keputusan. Dengan demikian, evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis
untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan – tujuan pengajaran
telah dicapai oleh siswa. ( Purwanto,2002).
Cronbach (,Haris, 1985) menyatakan bahwa evaluasi merupakan pemeriksaan yang
sistematis terhadap segala peristiwa yang terjadi sebagai akibat dilaksanakan nya suatu
program. Sementara itu Arikunto (2003) mengungkapkan bahwa evaluasi adalah serangkaian
kegiatan Yang ditujukan untuk mengukur keberhasilan program pendidikan. Tayibanafis
(2000) dalam hal ini lebih meninjau pengertian evaluasi program dalam konteks tujuan yaitu
sebagai proses menilai sampai sejauh mana tujuan pendidikan dapat tercapai.
Berdasarkan tujuannya, terdapat pengertian evaluasi Sumantif dan evaluasi formatif.
Evaluasi formatif dinyatakan sebagai upaya untuk memperoleh feedback perbaikan program,
sementara itu evaluasi Sumatif merupakan upaya menilai manfaat program dan mengambil
keputusa, (Lehman, 1990).

D. Contoh pengkuruan

E. Contoh penilaian
1. Penilaian Sikap (afektif)
merupakan penilaian ditujukan untuk mengetahui kecenderungan perilaku spiritual dan
sosial peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam maupun di luar kelas sebagai
hasil pendidikan. Contoh penilaian sikap dapat dinilai melalui teknik observasi (mengamati
peserta didik baik dikelas maupun dirumah), penilaian diri (peserta didik menilai sendiri dan
mencari tahu tentang kemampuannya), dan penilaian teman (saling menilai antar teman
tentang sikap atau kepribadiannya). Contoh lainnya:
a) laporan diri oleh siswa yang biasanya dilakukan dengan pengisian angket anonim.
b) pengamatan sistematis oleh guru terhadap afektif siswa dan perlu lembar pengamatan.
Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah afektif
kemampuan yang diukur adalah:
1) Menerima (memperhatikan), meliputi kepekaan terhadap kondisi, gejala, kesadaran,
kerelaan, mengarahkan perhatian
2) Merespon, meliputi merespon secara diam-diam, bersedia merespon, merasa puas dalam
merespon, mematuhi peraturan.
3) Menghargai, meliputi menerima suatu nilai, mengutamakan suatu nilai, komitmen
terhadap nilai
4) Mengorganisasi, meliputi mengkonseptualisasikan nilai, memahami hubungan abstrak,
mengorganisasi sistem suatu nilai.
Penilaian sikap adalah metode penilaian yang digunakan untuk mengukur perilaku, nilai,
dan sikap siswa terhadap berbagai aspek pembelajaran dan kehidupan sehari-hari. Ini
bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan sikap positif, etika, dan karakter yang
baik. Berikut ini adalah beberapa contoh penilaian sikap:
a. Penilaian Observasional : Guru dapat mengamati siswa selama aktivitas di kelas atau
kegiatan ekstrakurikuler dan mencatat sikap mereka. Contoh sikap yang dapat diamati
termasuk kerja sama, kejujuran, ketekunan, dan tanggung jawab.
b. Penilaian Diri : Siswa dapat diminta untuk mengevaluasi diri mereka sendiri terkait
dengan sikap-sikap tertentu. Mereka dapat menggunakan rubrik atau pertanyaan khusus
untuk menggambarkan bagaimana mereka merasa tentang sikap mereka.
c. Portofolio Sikap : Siswa dapat membuat portofolio yang berisi bukti fisik atau tertulis
tentang sikap mereka. Ini bisa mencakup esai, catatan reflektif, atau contoh konkret dari
tindakan yang mencerminkan sikap positif.
d. Wawancara : Guru atau pembimbing dapat melakukan wawancara dengan siswa untuk
mendiskusikan sikap mereka terhadap pelajaran atau situasi tertentu. Ini bisa membantu
memahami perspektif dan perasaan siswa.
e. Evaluasi Peer (rekan sebaya) : Siswa dapat memberikan umpan balik satu sama lain
terkait dengan sikap dan perilaku di kelas. Ini dapat melibatkan proses penilaian sebaya
yang dipandu oleh guru.
f. Diskusi Kelas : Guru dapat memulai diskusi kelas tentang sikap tertentu, dan siswa
dapat berpartisipasi dengan memberikan pandangan, pendapat, dan contoh konkret dari
pengalaman mereka sendiri.
g. Penugasan Tertulis : Siswa dapat diminta untuk menulis esai, cerita, atau surat yang
mencerminkan pengalaman mereka dalam menghadapi situasi yang memerlukan sikap
positif, seperti kesederhanaan, empati, atau kerja sama.
h. Proyek Kolaboratif : Proyek-proyek yang melibatkan kerja sama tim dan tanggung
jawab bersama dapat digunakan untuk menilai sikap seperti kerja sama, komunikasi,
dan pengambilan inisiatif.
i. Partisipasi Aktif : Guru dapat menilai partisipasi siswa dalam kelas, pertanyaan yang
diajukan, dan kontribusi mereka dalam diskusi.
j. Evaluasi Proses Belajar : Selain hasil akhir, proses belajar juga dapat dinilai. Siswa
dapat dinilai berdasarkan bagaimana mereka mengatasi kesalahan, menerima umpan
balik, dan beradaptasi dengan tantangan.
k. Penilaian Sikap dalam Proyek Karakter : Beberapa sekolah menerapkan program
pendidikan karakter yang berfokus pada pengembangan sikap positif. Dalam konteks
ini, penilaian sikap seringkali menjadi bagian penting dari evaluasi siswa.
Penilaian sikap membantu mendidik siswa tidak hanya dalam hal pengetahuan akademik
tetapi juga dalam mengembangkan karakter dan etika yang baik. Hal ini penting untuk
menciptakan lingkungan belajar yang seimbang dan mendukung perkembangan holistik
siswa.
2. Penilaian Pengetahuan (kognitif)
Merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur proses dan
hasil pencapaian kompetensi peserta didik yang berupa kombinasi penguasaan proses kognitif
(kecakapan berpikir) mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan
mengkreasi dengan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif. Contoh
penilaian pengetahuan peserta didik dapat dinilai dengan teknik tes tertulis (berupa ujian), tes
lisan, penugasan atau portofolio (perkembangan peserta didik dalam pembelajaran). Contoh
lainnya:
a) Tes atau pertanyaan lisan di kelas
b) Pilihan ganda
c) Uraian obyektif
d) Uraian non obyektif atau uraian bebas
e) Jawaban atau isian singkat,
f) Menjodohkan
g) Portopolio
Penilaian pengetahuan, atau penilaian kognitif, digunakan untuk mengukur pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran dan konsep-konsep tertentu. Berikut adalah beberapa contoh
penilaian pengetahuan yang efektif:
a. Ujian Tertulis: Ujian ini mencakup berbagai jenis pertanyaan, seperti pilihan ganda,
isian singkat, dan esai, yang mengukur pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
b. Kuis Singkat: Kuis singkat dapat digunakan sebagai penilaian formatif atau sumatif
untuk mengukur pemahaman siswa terhadap konsep atau informasi yang baru saja
diajarkan.
c. Tugas atau Proyek Penulisan : Siswa diminta untuk menulis esai atau laporan tentang
topik tertentu. Ini memerlukan pemahaman mendalam dan kemampuan berkomunikasi.
d. Penilaian Berdasarkan Solusi Masalah : Siswa dapat diuji dengan memberikan masalah
atau tugas yang memerlukan pemecahan masalah atau penerapan konsep tertentu dalam
situasi praktis.
e. Tes Pilihan Ganda : Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur pemahaman
siswa terhadap informasi faktual atau konsep-konsep tertentu.
f. Tes Perbandingan dan Kontrast : Siswa diminta untuk membandingkan dan
mengkontraskan dua atau lebih konsep, topik, atau objek untuk menunjukkan
pemahaman mereka terhadap persamaan dan perbedaan.
g. Tes Analisis Literatur : Dalam mata pelajaran bahasa atau sastra, siswa dapat diuji
dengan menganalisis puisi, cerpen, atau karya sastra lainnya untuk mengidentifikasi
tema, karakterisasi, dan konflik.
h. Penggambaran Diagram atau Grafik : Siswa dapat diminta untuk menggambar diagram,
grafik, atau peta konsep untuk menggambarkan hubungan antara konsep-konsep atau
elemen-elemen dalam materi pelajaran.
i. Tes Terstruktur : Tes ini mencakup pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan
pemahaman mendalam dan pemecahan masalah, seperti kasus studi, pertanyaan terbuka,
atau pertanyaan dengan lebih dari satu langkah.
j. Presentasi atau Pameran : Siswa dapat diminta untuk membuat presentasi atau pameran
untuk menjelaskan atau mengajarkan konsep tertentu kepada teman-teman mereka. Ini
menguji pemahaman mereka dan kemampuan berkomunikasi.
k. Proyek Penelitian : Siswa dapat diberi tugas untuk melakukan penelitian lebih
mendalam tentang topik tertentu dan kemudian menyajikannya dalam laporan atau
presentasi.
l. Portofolio Kognitif : Siswa dapat membuat portofolio yang berisi bukti kognitif mereka,
seperti tugas-tugas tertulis, proyek, atau hasil ujian, yang mencerminkan pemahaman
mereka terhadap berbagai konsep.
Penting untuk memilih jenis penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, kurikulum,
dan tingkat perkembangan siswa. Selain itu, penilaian kognitif yang efektif juga
mempertimbangkan cara memberikan umpan balik konstruktif kepada siswa agar mereka
dapat terus meningkatkan pemahaman mereka.
3. Penilaian Keterampilan (psikomotorik)
Merupakan penilaian yang dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam
menerapkan pengetahuan untuk melakukan tugas tertentu di berbagai macam konteks
keterampilan, sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi (IPK). Contoh penilaian
keterampilan peserta didik dapat dinilai dengan teknik kinerja (bekerja sama dengan teman),
proyek (peserta didik menghasilkan suatu produk) atau portofolio. Contoh lainnya:
a) Kemampuan menggunakan alat dan sikap kerja
b) Kemampuan menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urut-urutan pengerjaan
c) Kecepatan mengerjakan tugas
d) Kemampuan membaca gambar dan atau simbol
e) Keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan atau ukuran yang telah ditentukan.
Penilaian keterampilan, atau penilaian psikomotorik, digunakan untuk mengukur
kemampuan fisik dan praktis siswa dalam menguasai keterampilan tertentu. Berikut adalah
beberapa contoh penilaian keterampilan yang efektif:
a. Demonstrasi Langsung : Guru meminta siswa untuk menunjukkan keterampilan fisik
atau praktis di depan kelas. Misalnya, dalam pelajaran seni, siswa dapat diminta untuk
menggambar suatu objek.
b. Evaluasi Produk : Guru menilai produk akhir yang dihasilkan oleh siswa setelah mereka
menerapkan keterampilan tertentu. Contohnya adalah menilai hasil karya seni, proyek
ilmiah, atau hasil kerajinan tangan.
c. Ujian Keterampilan : Siswa diuji dalam situasi yang mensimulasikan penggunaan
keterampilan. Ini dapat mencakup penggunaan peralatan, alat, atau teknologi tertentu.
Misalnya, ujian mengemudi adalah bentuk penilaian keterampilan yang umum.
d. Evaluasi Proyek atau Tugas Praktis : Siswa diberi tugas untuk menyelesaikan proyek
atau tugas yang mengharuskan mereka menerapkan keterampilan tertentu. Contoh
proyek ini dapat melibatkan konstruksi, pengukuran, pemrograman komputer, atau
tugas praktis lainnya.
e. Penilaian Pertunjukan : Siswa dapat diminta untuk melakukan pertunjukan atau
demonstrasi dalam berbagai bidang seperti seni panggung, olahraga, atau seni bela diri.
Penilaian ini mencakup kemampuan fisik, koordinasi, dan eksekusi.
f. Simulasi : Siswa berpartisipasi dalam situasi simulasi yang menuntut mereka untuk
menerapkan keterampilan tertentu. Misalnya, dalam pelajaran sejarah, siswa dapat
berperan dalam simulasi peristiwa sejarah.
g. Portofolio Keterampilan : Siswa dapat membuat portofolio yang berisi bukti
keterampilan mereka, seperti foto, video, atau dokumentasi yang mencerminkan
perkembangan keterampilan mereka.
h. Evaluasi Kinerja : Guru atau penilai dapat mengamati siswa saat mereka menjalankan
keterampilan tertentu, seperti memasak, menggambar, atau melakukan eksperimen
ilmiah.
i. Evaluasi Kerja Tim: Siswa dapat dinilai berdasarkan bagaimana mereka berpartisipasi
dalam proyek kelompok atau tim, termasuk kemampuan mereka untuk berkolaborasi
dan berkontribusi dalam pencapaian tujuan bersama.
j. Tes Praktis : Siswa diuji melalui tugas praktis yang menunjukkan kemampuan mereka
dalam mengoperasikan peralatan atau melakukan tugas tertentu dengan benar.
k. Penilaian Kompetensi dalam Profesi atau Keahlian : Untuk siswa yang mengikuti
pendidikan vokasional atau kejuruan, penilaian keterampilan dapat mencakup ujian
sertifikasi yang mengukur kompetensi dalam bidang tertentu.
l. Penilaian keterampilan merupakan komponen penting dalam pendidikan, terutama
untuk mempersiapkan siswa dengan keterampilan praktis yang mereka butuhkan dalam
kehidupan sehari-hari dan di tempat kerja. Penting juga untuk memberikan umpan balik
yang konstruktif kepada siswa agar mereka dapat terus meningkatkan keterampilan
mereka.

F. Contoh evaluasi
Proses evaluasi dapat dilakukan di mana saja, misalnya pada pembelajaran. Contoh
evaluasi pembelajaran adalah tes sumatif dan formatif. Evaluasi pembelajaran adalah suatu
proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi dalam menilai keputusan
yang dibuat untuk merancang suatu sistem pembelajaran.
G. Perbedaan antara pengukuran, penilaian, dan evaluasi
Perbedaan antara evaluasi dengan penilaian adalah terletak pada scope (ruang lingkup) dan
pelaksananya. Ruang lingkup penilaian lebih sempit dan biasanya hanya terbatas pada salah
satu komponen atau aspek saja, seperti prestasi belajar peserta didik. Pelaksanaan penilaian
biasanya dilaksanakan pada konteks internal, yakni orang-orang yang menjadi bagian atau
terlibat dalam sistem pembelajaran yang bersangkutan. Misalnya, guru menilai prestasi
belajar peserta didik, supervisisor menilai kenerja guru dan sebagainya.
Ruang lingkup evaluasi lebih luas mencakup semua komponen dalam suatu sistem (sistem
pendidikan, sistem kurikulum, sistem pembelajaran) dan dapat dilakukan tidak hanya pihak
internal (evaluasi internal ) tetapi juga pihak eksternal (evaluasi eksternal ), seperti konsultan
mengevaluasi suatu program. Evaluasi dan penilaian lebih bersifat komprehensif yang
meliputi pengukuran, sedangkan tes merupakan salah satu alat (instrumen) pengukuran.
Pengukuran lebih membatasi kepada gambaran yang bersifat kuantitatif (angka-angka)
tentang kemajuan belajar peserta didik (learning progres), sedangkan evaluasi dan penilaian
lebih bersifat kualitatif.
Di samping itu, evaluasi dan penilaian pada hakikatnya merupakan suatu proses membuat
keputusan tentang nilai suatu objek. Keputusan penilaian (value judgemen ) tidak hanya
didasarkan kepada hasil pengukuran (quantitativ description), tetapi dapat pula didasarkan
kepada hasil pengamatan dan wawancara (quqlitatif description)

H. Persamaan pengukuran, penilaian, evaluasi


Persamaannya adalah antara Pengukuran, penilaian dan evaluasi semuanya memiliki kaitan
dengan aktivitas menilai atau menentukan nilai sesuatu. Selain itu, antara Pengukuran,
penilaian dan evaluasi semuanya menggunakan alat untuk mengumpulkan datanya.
Penilaian adalah bagian yang sangat penting dari pengukuran. Penilaian dan pengukuran
merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Pengukuran menyediakan sarana yang dapat
digunakan untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dan berkaitan dengan angka,
setelah melakukan pengukuran maka proses penilaian atau asesment dilakukan yang
memfokuskan kepada proses pembelajaran peserta didik. Sedangkan evaluasi adalah proses
memberikan nilai dari data yang telah dikumpulkan melalui penilaian dan pengukuran.
Melalui evaluasi kita dapat mengetahui mengenai hasil penilaian dan pengukuran,
misalnya apakah peserta didik mengalami kemajuan yang berarti, apakah suatu program tetap
harus dilanjutkan atau tidak, bagaimana pemahaman siswa terhadap materi belajar.
Kesimpulannya setelah melakukan pengukuran kemudian penilaian dan yang terakhir
melakukan evaluasi. Sehingga disimpulkan bahwa ketiganya saling berkaitan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengukuran merupakan kegiatan penentuan angka bagi suatu objek secara sistematik.
Penentuan angka ini merupakan usaha untuk menggambarkan karakteriistik suatu objek.
Pengukuran bersifat kuantitatif. Sedangkan penilaian merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik dan tidak baik. Penilaian
bersifat kualitatif. Penilaian dalam pendidikan dilakukan untuk menelusuri apakah proses
pebelajaran telah berlangsug sesuai dengan yang direncanakan atau tidak, tepat untuk
mencari informasi apakah terdapat kekuangan pada peserta didik selama pembelajaran.
Evaluasi merupaka kegiatan yang membandingkan anatara hasil implementasi dengan
kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Dari evaluasi
kemudian akan teredia informasi mengenai sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai
sehingga bisa diketahui bila terdapat selisih antara standar yang telah ditetapkan dengan hasil
yang dicapai.
Dalam pengukuran, penilaian dan evaluasi saling berkesinambungan yang mana
pengukuran, penilaian, dan evaluasi bersifat hirarkis. Pengukuran membandingkan hasil
pengamatan dengan kriteria tertentu. Penilaian menjelaskan dan menafsirkan hasil
pengukuran, sedangkan evaluasi adalah penetapan niilai atau implikasi sesuatu seperti hasil
belajar.

B. Saran
Demikian makalah ini kami susun. Terima kasih kepada para pembaca yang telah
meluangkan waktu untuk membaca hasil makalah kami, tentunya dalam pembuatan makalah
ini terdapat banyak kekurangan atas terbatasnya pengetahuan dan resensi yang kami dapatkan
untuk hasil makalah ini. Harapan kami dengan adanya tulisan ini dapat menjadikan kita lebih
menyadari betapa luasnya ilmu pengetahuan yang ada di alam semesta ini, agar kita tidak
menjadi seseorang yang fakir dalam mencari ilmu. Serta dengan harapan dapat bermanfaat
dan bisa dipahami oleh para pembaca. Khususnya dari Dosen Fatik Lufviah Anggraini M.Pd.
yang telah membimbing kami. Apabila ada kekurangan dalam penyusunan laporan ini, kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Afdhalilahi.Com.2020. Ranah Penilaian Kognitif, Afektif, Dan Psikomotor. News And


Education Portal.

Makbul, M. 2020. Deskripsi Penggukuran, Penilaian Dan Evaluasi. PPS UIN Alauddin
Makassar.

Novarini, Indah, DKK. 2015. Makalah penilaian. Universitas PGRI Semarang.

Penulis Kumparan. Maret 2023. Contoh Evaluasi Pembelajaran Lengkap Dengan


Pembahasanannya. Berita Terkini.

Wulan, A. R. (2007). Pengertian Dan Esensi Konsep Evaluasi, Asesmen, Tes, Dan
Pengukuran. Jurnal, FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.

Zainul & Nasution. 2001. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Dirjen Dikti.

Anda mungkin juga menyukai