TENTANG
KONSELING
Niken Ayulia
Yulia Damayanti
BKPI 6B
DOSEN PEMBIMBING :
Dosi Juliawati,M.Pd.Kons
T.A 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayahNya kita masih diberi keselamatan dan kebahagiaan. Selamat serta salam juga Kami
hanturkan kepada junjungan besar Rasululallah SAW, keluarga, sahabat, dan para
pengikutnya hingga akhir zaman.
Kami sebagai penulis mempunyai harapan besar dari penulisan makalah ini, yang
tidak hanya sebagai tugas mata kuliah saja namun diharapkan dapat memberikan wawasan
mengenai kewirausahaan, dan semoga memberikan manfaat bagi Kami dan pihak lain.
Kami juga menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan dan
kesalahan oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat Kami butuhkan
demi kemajuan kita bersama. Terima kasih juga Kami hanturkan kepada berbagai pihak yang
telah membantu penyusunan makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Akhir kata Kami ucapkan selamat membaca dan semoga kita tidak henti-hentinya
menumbuh kembangkan jiwa dan kompetensi kewirausahaan yang kita miliki.
Hormat kami,
Penulis
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................
B.Rumusan ............................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................
A Defenisi Trauma.................................................................................................................................
C Penyebab Trauma................................................................................................................................
A.Kesimpulan.........................................................................................................................................
B.Saran...................................................................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
Secara etimologi, “Supervisi” diadopsi dari bahasa Inggris yang berarti pengawasan
penilikan, dan pembinaan. Secara terminologi, supervisi adalah bantuan berbentuk
pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah untuk mengembangkan situasi
belajar mengajar yang lebih baik.
Menurut Piet A. Sahertian dalam bukunya yang berjudul Konsep Dasar dan Teknik
Supervisi Pendidikan (2000) merumuskan 2 pengertian supervisi,yaitu (Anggraini, 2017):
Jenkins (2001) menyatakan vahwa supervisi berasal dari bahasa latin,super dan
videre, yang artinya melihat lebih jauh/lebih dalam (overesee).
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa supervisi adalah suatu kegiatan
mengkoordinasi dan membimbing secara berkelanjutan dalam usaha perbaikan
pengajaran. Sedangkan supervisi bimbingan dan konseling menurut Abimanyu(2005:2)
mengemukakan bahwa supervisi bimbingan dan konseling adalah usaha untuk mendorong,
mengkoordinasikan dan menuntun pertumbuhan guru pembimbing secara
berkesinambungan baik secara individual atau kelompokagar lebih memahami dan lebih
dapat bertindak secara efektif dalammelaksanakan layanan bimbingan dan konseling,
sehingga mereka mampumendorong dan menuntun pertumbuhan setiap peserta didik
secara berkesinambungan dan dapat berpartisipasi secara cerdas didalam
kehidupanmasyarakat demokratis. (Amelisa & Suhono, 2018)
Pendapat lain disampaikan oleh Prayitno (2001:24) bahwa supervisi bimbingan dan
konseling adalah kegiatan pengawasan sekolah yang menyelenggarakan kepengawasan
dengan tugas pokok mengadakan penilaiandan pembinaan melalui arahan, bimbingan,
contoh, dan saran kepada guru pembimbing dan tenaga lain dalam bimbingan dan
konseling di sekolah.(Anggraini, 2017)
British Associations for Counselling (BAC) juga mengartikan supervisi bimbingan dan
konseling sebagai suatu proses untuk menjaga standarkonseling yang memadai dan suatu
metode konsultasi dengan horizon yanglebih luas dari seorang praktisi yang
berpengalaman. (Wibowo, 2012)Dari ketiga pendapat yang telah disampaikan, maka dapat
disimpulkan bahwasupervisi bimbingan dan konseling adalah suatu proses
mengkoordinasi ataumembimbing secara continue yang dilakukan oleh konselor dengan
supervisor(kepala sekolah, konselor senior, dll) dalam meningkatkan
mutu/kompetensiyang dimiliki konselor supaya dapat menuntun pertumbuhan peserta
didiksecara maksimal.
1. Prinsip umum
a. Supervisi harus bersifat praktis, dalam arti dapat dikerjakan sesuai dengan situasi
dan kondisi sekolah:
b. Hasil supervisi harus berfungsi sebagai sumber-sumber informasi bagistaf sekolah
untuk mengembangkan proses belajar mengajar bimbingankonseling;c. Supervisi
dilaksanakan dengan mekanisme yang menunjang kurikulumyang berlaku.
2. Prinsip khusus
a Supervisi hendaknya dilaksanakan secara sistematis, objektif, realistis,antisipatif,
konstruktif, kreatif, kooperatif, dan kekeluargaana. Sistematis artinya supervisi
dikembangkan dengan perencanaan yangmatang sesuai dengan sasaran yang
diingiinkan;
b. Objektif artinya supervisi memberiakan masukan sesuai dengan aspek yang
terdapat dalam instrument
c. Realistis artinya supervisi didasarkan atas kenyataan yang sebenarnya,yaitu pada
keadaan hal-hal yang sudah dipahami dan dilakukan oleh parastaf sekolah
d. Antisipatif artinya supervisi diarahkan untuk menghadapi kesulitan yangmungkin
akan terjadi
e. Konstruktif artinya supervisi memberikan saran perbaikan kepada
yangdisupervisikan untuk berkembang sesuai dengan ketentuan atau aturan yang
berlaku
D. Mutu Layanan Bimbingan dan Konseling
2. Layanan Responsif
4. Dukungan sistem
G. Mutu Konselor
Mutu Konselor berkaitan dengan ciri kepribadian konselor yang memiliki sifat
sabar,komunikatif, kompeten, mampu membangun kepercayaan konseli, gesit,terampil
dan memiliki wawasan serta pengalaman yang luas (Prof. Dr. AchmadJuntika Nurihsan,
2014). Selain itu ada persyaratan formal yang harus dimilikikonselor adalah:
1. Pendidikan
2. Pengalaman
3. Kecocokan pribadi Sifat sifat pribadi yang harus dimiliki konselor. Seperti emosi,
kesabaran,keramahan, keseimbangan batin, tidak lekas menarik dari situasi yangrawan, da
cepat tanggap terhadap situasi.H. Mutu Layanan Profesional Bimbingan dan
KonselingMenurut Deni Koswara dan Nani Hartini (dalam Udin Sayefudin Saud,2018,
hlm. 407) “Mutu merupakan suatu ide yang dinamis, berkenaan dengan
3) “Profesi
Scribd
Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan
atau gangguan!
BK atau konselor untuk tumbuh berkembang secara profesional, sosial dan personal.
BAB IIIKesimpulan dan SaranA. KesimpulanBerdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan
bahwa supervisi berperan penting dalam menjaga standarisasi praktik konseling di sekolah.
Penerapan proses spervisi yang serius tentunya dapat mencegah terjadinya praktikkonseling
yang dibawah standar. Karena praktik konseling yang dibawahstandar akan memberikan
dampak negative terhadap kepercayaan masyarakat pada praktik konseling.B.
SaranHendaknya guru BK mulai responsif dengan perkembangan keterampilanteknik
konseling yang ada sekarang dan hendaknya keterampilan konselingsering
diimplementasikan, sehingga konseling tepat sasaran dalam melakukan penanganan.
Selanjutnya diharapkan kepada supervisor bimbingan dankonseling ini agar dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik di sekolahsehingga ha itu daoat membantu para guru BK
untuk dapat lebih terampildalam penguasaan teknik bimbingan dan konseling.
BAB VHasil DiskusiA. Pertanyaan dan Jawaban1. Nuzulul Azizah : Selain mutu konselor
yang ditingkatkan, mutu apalagiyang harus ditingkatkan?Jawab : mutu program yang harus
dilakukan karena, programmerupakan bagian dari proses supervisi. Melihat apakah program
sudah berjalan dan sesuai dengan yang sudahdisusun dan menilai bagaimana program itu
harusdiperbaiki atau lebih ditingkatkan.2. Ridwan Gofur : Siapa saja yang berhak menjadi
supervisor? Kriterianyaapa saja?Jawab : Dalam menjalankan supervisi, yang berhak
menjadisupervisor adalah kepala sekolah, konselor yang lebihsenior, atau orang-orang yang
memiliki jabatan tertentu.3. Lulu I
4. Tiara Iskandar : Hal-hal apa saja yang dikoodinasikan? Dan membimbingdengan cara apa?
Jawab : hal yang dikoordinasikan adalah program layanan yangakan direncanakan bserta
bagaimana proses dan evaluasiyang akan dilakukan, kemudian meninjau seberapa jauh
program sudah dilakukan dan seberapa besar manfaatnya.Layanan yang dilakukan beserta
dukungan sistem yangmenunjang untuk terselenggaranya proses supervisi bimbingan dan
konseling
Daftar Pustaka
Amelisa, M., & Suhono. (2018). Supervisi Bimbingan dan Konseling dalamMeningkatkan
Penguasaan Keterampilan Guru BK.
Tapis, 02
TESIS