Anda di halaman 1dari 16

SERTIFIKASI GURU DAN UJI KOMPETENSI GURU

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah
Profesi Keguruan

Dosen Pengampu : Ibnu Raash Aleslami, M.Pd

OLEH KELOMPOK 11 :
Kelas/Semester : PMM-4/IV

Helfira Br Sagala (0305202133)


Tharisa Amalia Lubis (0305203064)
Nurul Annisa (0305203068)

PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

1
TA : 2021/2022

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih dan lagi maha penyayang.
Kami panjatkan puji dan syukur atas kehadiran-Nya, yang telah melimpahkan kesehatan
dan hidayah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa pula shalawat
dan salam kita hadiahkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari zaman kegelapan hingga zaman terang benderang. Sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “SERTIFIKASI GURU DAN UJI
KOMPETENSI GURU ” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak
Ibnu Raash Aleslami, M.Pd pada mata kuliah Profesi Keguruan. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ibnu Raash Aleslami, M.Pd Selaku
dosen pengampu yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata kuliah yang ditekuni.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.Penulis
menyadari, makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Medan, 1 Juni 2022

Kelompok 11

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Sertifikasi Guru ......................................................................................6
2.2 Dasar Hukum Sertifikasi Guru .................................................................................7
2.3 Prinsip Sertifikasi Guru.............................................................................................8
2.4 Syarat Sertifikasi Guru..............................................................................................9
2.5 Pengertian Uji Kompetensi Guru.............................................................................10
2.6 Manfaat Uji Kompetensi Guru.................................................................................10
2.7 Makna Dan Prinsip Uji Kompetensi Guru...............................................................11
2.8 Kompetensi Yang Diuji Dalam Uji Kompetensi Guru............................................12
BAB III PENUTUP ...........................................................................................................13
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................13
3.2 Saran ......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dunia pendidikan tidak pernah lepas dari yang namanya guru. Sertifikasi guru
merupakan terobosan dunia pendidikan dalam meningkatkan kualitas guru, sehingga ke
depan semua guru harus memiliki sertifikasi sebagai lisendi sebagai ijin mengajar.
Dengan demikian upaya profesioanalisme guru akan menjadi kenyataan sehingga tidak
semua orang dapat menjadi guru, dan tidak pula banyak orang menjadikan pekerjaan ini
sebagai batu loncatan. Hal ini merupakan konsekuensi logis dari Undang- Undang
Sisdiknas, Standar Pendidikan Nasional ( SNP ) serta Undang-undang Guru dan Dosen (
UUGD ), yang di realisasikan dalam berbagai peraturan pemerintah ( PP ), termasuk PP
tentang guru.

Sertifikasi guru merupakan sebuah terobosan dalam dunia pendidikan untuk


meningkatkan kualitas dan profesionalitas seorang guru, sehingga ke depan semua guru
harus memiliki sertifikat sebagai lisensi atau ijin mengajar. Dengan demikian, upaya
pembentukan guru yang profesional di Indonesia segera menjadi kenyataan dan
diharapkan tidak semua orang dapat menjadi guru dan tidak semua orang menjadikan
profesi guru sebagai batu loncatan untuk memperoleh pekerjaan seperti yang terjadi
belakangan ini. fenomena yang terkait dengan sertifikasi guru adalah guru sebagai
tenaga pendidik yang sering disebut sebagai agent of learning (agen pembelajaran)
menjadi sosok yang cenderung certificate-oriented bukan program-oriental.

Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional. Undang-Undang Nomor 14


Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mendefinisikan bahwa profesional adalah
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan
kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi
standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Sebagai tenaga

4
profesional, guru dituntut untuk selalu mengembangkan diri sejalan dengan kemajuan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

Kondisi dan situasi yang ada menjadi sebab masing-masing guru memiliki perbedaan
dalam penguasaan kompetensi yang disyaratkan. Untuk mengetahui kondisi penguasaan
kompetensi seorang guru harus dilakukan pemetaan kompetensi guru melalui uji
kompetensi guru. Uji kompetensi guru (UKG) dimaksudkan untuk mengetahui peta
penguasaan guru pada kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Peta
penguasaan kompetensi guru tersebut akan digunakan sebagai dasar pertimbangan
dalam pemberian program pembinaan dan pengembangan profesi guru. Output UKG
difokuskan pada identifikasi kelemahan guru dalam penguasaan kompetensi pedagogik
dan profesional.

1.2. Rumusan Masalah

 Apa yang dimaksud dengan Sertifikasi Guru?


 Apa dasar hukum pelaksanaan Sertifikasi Guru?
 Apa saja prinsip Sertifikasi Guru?
 Apa saja persyaratan untuk Sertifikasi Guru?
 Apa saja manfaat UKG ?
 Apa saja makna dari prinsip UKG?
 Apa saja kompetensi yang diuji dalam UKG?

1.3. Tujuan Penulisan

 Mengetahui yang dimaksud dengan sertifikasi guru


 Mengetahui dasar hukum pelaksanaan sertifikasi guru
 Mengetahui saja prinsip sertifikasi guru
 Mengetahui saja persyaratan untuk sertifikasi guru
 Mengetahui manfaat UKG
 Mengetahui makna dari prinsip UKG
 Mengetahui kompetensi yang diuji dalam UKG

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sertifikasi dan Hakikat Sertifikasi Guru


Sertifikasi adalah suatu penetapan yang diberikan oleh suatu organisasi profesional
terhadap seseorang untuk menunjukkan bahwa orang tersebut mampu untuk melakukan
suatu pekerjaan atau tugas spesifik. Sedangkan, sertifikasi menurut KBBI adalah
penyertifikatan

Menurut kelompok kami, sertifikasi adalah sesuatu yang diberikan pada organisasi
kepada anggota organisasi yang melakukan suatu tugas dengan baik.

Menurut Syafarrudin (2008:33), Sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu proses
pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan
pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi
yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Sedangkan Menurut Martinis Yamin,
sertifikasi adalah pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen atau bukti formal
sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga
profesional[6].

Menurut kelompok kami, sertifikasi guru adalah suatu proses pemberian pengakuan
kepada guru yang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan
pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang
diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi.

Guru yang telah memenuhi standar profesional guru akan diberikan sertifikat
pendidik. Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan
praktik pendidikan yang berkualitas. Jadi, sertifikat pendidik adalah sebuah sertifikat
yang ditandatangani oleh perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi sebagai bukti
formal pengakuan profesionalitas guru yang diberikan kepada guru sebagai tenaga
profesional.

6
Sertifikasi profesi guru adalah proses untuk memberikan sertifikat kepada guru yang
telah memenuhi standar kualifikasi dan standar kompetensi. Sertifikasi dilakukan oleh
perguruan tinggi penyelenggara pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan
ditetapkan oleh pemerintah. Kegiatan sertifikasi profesi guru meliputi peningkatan
kualifikasi dan uji kompetensi. Uji kompetensi dilakukan melalui tes tertulis untuk
menguji kompetensi professional dan pedagogik dan penilaian kinerja untuk menguji
kompetensi sosial dan kepribadian.

Sertifikasi guru dilakukan sebagai upaya peningkatan mutu guru dibarengi dengan
peningkatan kesejahteraan guru sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu
pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan. Bentuk
peningkatan kesejahteraan guru berupa tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok
bagi guru yang memilki sertifikasi pendidik.

Pada hakikatnya sertifikasi merupakan suatu usaha pemerintah untuk meningkatkan


kualitas pendidikan Indonesia dengan meningkatkan kualitas guru serta
kesejahteraannya. Untuk meningkatkan kualitas guru dengan karakteristik yang dinilai
kompeten maka salah satu caranya adalah dengan sertifikasi.

2.2. Dasar Hukum Sertifikasi Guru


Dasar hukum pelaksanaan sertifikasi guru:

1. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.


2. Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2005 tentang Standar
Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik.
5. Fatwa/Pendapat Hukum Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
No.I.UM.01.02-253.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 tentang
Sertifikasi bagi Guru Dalam Jabatan.

7
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Sertifikasi bagi Guru Dalam Jabatan melalui jalur pendidikan.
8. Pedoman Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan untuk Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan, Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota.

2.3. Prinsip Sertifikasi Guru


Dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akun tabel.
1. Objektif yaitu mengacu kepada proses perolehan sertifikat pendidik yang
impartial, tidak diskriminatif, dan memenuhi standar pendidikan nasional.
Transparan yaitu mengacu kepada proses sertifikasi yang memberikan peluang
kepada para pemangku kepentingan pendidikan untuk memperoleh akses
informasi tentang proses dan hasil sertifikasi. Akun tabel merupakan proses
sertifikasi yang dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan
pendidikan secara administratif, finansial, dan akademik.
2. Berujung pada peningkatan mutu pendidikan nasional melalui peningkatan guru
dan kesejahteraan guru.
3. Sertifikasi guru merupakan upaya Pemerintah dalam meningkatkan mutu guru
yang disertai dengan peningkatan kesejahteraan guru. Guru yang telah lulus uji
sertifikasi guru akan diberi tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok
sebagai bentuk upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan guru.
Tunjangan tersebut berlaku, baik bagi guru yang berstatus pegawai negeri sipil
(PNS) maupun bagi guru yang berstatus non pegawai negeri sipil (non
PNS/swasta). Dengan peningkatan mutu dan kesejahteraan guru maka
diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di
Indonesia secara berkelanjutan.
4. Dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan.
5. Program sertifikasi pendidik dilaksanakan dalam rangka memenuhi amanat
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

8
6. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
7. Dilaksanakan secara terencana dan sistematis.
8. Agar pelaksanaan program sertifikasi dapat berjalan dengan efektif dan efesien
harus direncanakan secara matang dan sistematis. Sertifikasi mengacu pada
kompetensi guru dan standar kompetensi guru. Kompetensi guru mencakup
empat kompetensi pokok yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
profesional, sedangkan standar kompetensi guru mencakup kompetensi inti guru
yang kemudian dikembangkan menjadi kompetensi guru TK/RA, guru kelas
SD/MI, dan guru mata pelajaran. Untuk memberikan sertifikat pendidik kepada
guru, perlu dilakukan uji kompetensi melalui penilaian portofolio.
9. Jumlah peserta sertifikasi guru ditetapkan oleh pemerintah.
10. Untuk alasan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan sertifikasi guru serta
penjaminan kualitas hasil sertifikasi, jumlah peserta pendidikan profesi dan uji
kompetensi setiap tahunnya ditetapkan oleh pemerintah. Berdasarkan jumlah
yang ditetapkan pemerintah tersebut, maka disusunlah kuota guru peserta
sertifikasi untuk masing-masing Provinsi dan Kabupaten/Kota. Penyusunan dan
penetapan kuota tersebut didasarkan atas jumlah data individu guru per
Kabupaten/ Kota yang masuk di pusat data Direktorat Jenderal Peningkatan
Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

2.4. Syarat Sertifikasi Guru

Persyaratan ujian sertifikasi dibedakan menjadi dua, yaitu persyaratan akademik


dan non akademik.
Adapun persyaratan akademik adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru TK/RA , kualifikasi akademik minimum D4/S1, latar belakang


pendidikan tinggi di bidang PAUD, Sarjana Kependidikan lainnya, dan Sarjana
Psikologi.
2. Bagi guru SD/MI kualifikasi akademik minimum D4/S1 latar belakang
pendidikan tinggi di bidang pendidikan SD/MI, kependidikan lain, atau
psikologi.

9
3. Bagi guru SMP/MTs dan SMA/MA/SMK, kualifikasi akademik minimal D4/S1
latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai dengan
mata pelajaran yang diajarkan.
4. Bagi guru yang memiliki prestasi istimewa dalam bidang akademik, dapat
diusulkan mengikuti ujian sertifikasi berdasarkan rekomendasi dari kepala
sekolah, dewan guru, dan diketahui serta disahkan oleh kepala cabang dinas dan
kepala dinas pendidikan.

Persyaratan non akademik untuk ujian sertifikasi dapat didentifikasi sebagai berikut:

 Umur guru maksimal 56 tahun pada saat mengikuti ujian sertifikasi.


 Prioritas keikutsertaan dalam ujian sertifikasi bagi guru didasarkan pada jabatan
fungsional, masa kerja, dan pangkat/golongan.
 Bagi guru yang memiliki prestasi istimewa dalam non akademik, dapat
diusulkan mengikuti ujian sertifikasi berdasarkan rekomendasi dari kepala
sekolah, dewan guru, dan diketahui serta disahkan oleh kepala cabang dinas dan
kepala dinas pendidikan.
 Jumlah guru yang dapat mengikuti ujian sertifikasi di tiap wilayah ditentukan
oleh Ditjen PMPTK berdasarkan prioritas kebutuhan

2.5. Pengertian Uji Kompetensi Guru

UKG merupakan tindak lanjut dari program sertifikasi guru, yang pada mulanya
sertifikasi guru menggunakan portofolio. UKG dilaksanakan terutama untuk memantau
jalannya fungsi profesi guru karena setiap profesi menuntut kemampuan untuk membuat
keputusan dan kebijaksanaan yang tepat. Dan, UKG diperlukan guna mendapatkan guru
yang dapat bekerja secara profesional berbasis kompetensi yang memadai sesuai amanat
undang-undang tentang sistem pendidikan nasional (Sisdiknas) dan standar nasional
pendidikan (SNP).

Sebenarnya UKG dilaksanakan bukan sekadar menguji keterampilan tertentu yang


harus dimiliki guru, akan tetapi lebih dari itu, yakni untuk dapat mengembangkan dan
mendemonstrasikan kompetensi utuh dari seorang guru. Kompetensi utuh yang

10
mencakup penggabungan dan penerapan suatu keterampilan, sikap dan pengetahuan
yang saling bertautan.

2.6. Manfaat UKG

1. Secara teoritis maupun praktis, pelaksanaan UKG memiliki berbagai manfaat,


diantaranya dapat dijadikan sebagai:
2. Sarana untuk memetakan kompetensi dan kinerja guru. Data hasil UKG
kemudian akan digunakan untuk mengelompokkan guru dan akan dijadikan
sebagai masukan untuk tindak lanjut pembinaan dan pengembangan kompetensi
guru;
3. Sarana untuk mengelompokkan guru; Pengelompokkan guru akan dilakukan
sesuai dengan tingkat pencapaian kompetensinya masing-masing;
4. Sarana pembinaan guru. Pembinaan guru dimungkinkan lebih efektif karena
didapat dari data awal yang akurat;
5. Sarana pemberdayaan guru. Seperti halnya pembinaan guru, pemberdayaan guru
pun dimungkinkan lebih efektif dari data yang akurat;
6. Acuan dalam pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum akan lebih
jelas dan terfokus karena dilakukan berdasarkan data pencapaian;
7. Alat untuk mendorong kegiatan dan hasil belajar. Fokus pembenahan kegiatan
belajar mengajar oleh guru akan dapat dilakukan berdasarkan data yang didapat;
8. Alat seleksi penerimaan guru baru. Tidak hanya guru yang sudah lebih dahulu
mengabdi, tetapi juga calon guru atau guru baru harus memiliki standar yang
sama

2.7. Makna dan Prinsip UKG

Pengertian kompetensi yang dimaksud dalam hal ini, diantaranya menurut Broke and
Stone (2005), mendefinisikan Kompetensi Guru sebagai “descriptive of qualitative
nature of teacher behavior appears to be entirely meaningful”. Dengan demikian,
kompetensi dalam pengertiannya secara utuh, merupakan perpaduan dari pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak.

11
Dengan pengertian tersebut, maka konsep kompetensi mengandung aspek atau ranah:
(1) pengetahuan [knowledge], (2) pemahaman [understanding], (3) kemampuan [skill],
(4) nilai [value], (5) sikap [attitude] dan (6) minat [interest].

Adapun prinsip-prinsip dalam pelaksanaan UKG (Kemdiknas, 2010) adalah:


Komprehensif; Terbuka; Kooperatif; Bertahap; Mutakhir.

2.8. Kompetensi yang Diuji dalam UKG

Seiring dengan penjabaran dari Asian Institute for Teacher Education (2009:19),
maka kompetensi yang diujikan pada UKG adalah:

1. Kompetensi pribadi. Kompetensi ini meliputi: simpati, empati, wibawa,


tanggung jawab, terbuka dan dapat menilai diri sendiri. Pemahaman guru dalam
bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan budaya nasional
Indonesia, menunjukkan pribadi yang dewasa, bertanggung jawab, etos kerja
yang tinggi dan dapat dijadikan sebagai teladan;
2. Kompetensi profesional. Kompetensi profesional diantaranya meliputi
kemampuan penguasaan landasan kependidikan, bahan ajar, pengelolaan
pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, pemahaman yang baik terhadap
peserta didik serta prinsip-prinsip layanan pendidikan yang baik;
3. Kompetensi pedagogi. Kompetensi Paedagogik atau kompetensi guru tentang
ilmu kependidikan. Diantara kompetensi yang diuji adalah tentang kemampuan
guru dalam mengenal karakteristik anak didik, menguasai teori belajar dan
prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, pengembangan kurikulum,
kegiatan pembelajaran yang mendidik, memahami dan mengembangkan potensi
Komunikasi dengan peserta didik, Penilaian dan evaluasi.
4. Kompetensi sosial Kompetensi sosial yang harus dimiliki guru dalam hal ini,
secara umum mencakup kemampuan guru dalam melakukan interaksi sosial atau
interaksi dengan orang lain, baik dengan siswa, teman sejawat, atasan, maupun
masyarakat. Termasuk dalam kompetensi sosial ini adalah status guru sebagai
pendidik di mata masyarakat dan tanggung jawab sosialnya di mata masyarakat.

12
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Sertifikasi guru dilakukan sebagai upaya peningkatan mutu guru dibarengi dengan
peningkatan kesejahteraan guru. Bentuk peningkatan kesejahteraan guru berupa
tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok bagi guru yang memilki sertifikasi
pendidik. Sertifikasi guru berprinsip pada pelaksanaan yang objektif, transparan
akuntabel, terencana, sistematis, sesuai peraturan dan perundang-undangan, dan
berujung pada peningkatan guru dan kesejahteraan guru. Sertifikasi guru bertujuan
untuk meningkatkan mutu dan menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas
sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan
meningkatkan kompetensi peserta agar mencapai kompetensi yang ditentukan.
Persyaratan ujian sertifikasi dibedakan menjadi dua, yaitu persyaratan akademik dan
non akademik.

Uraian dan penjelasan tentang UKG di bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai
berikut:

1) Prosedur yang digunakan oleh pemerintah untuk memberikan jaminan tertulis bahwa
seseorang telah memenuhi persyaratan kompetensi guru yang ditetapkan adalah dengan

13
UKG. 2) Indikator perangkat instrumen sertifikasi dan UKG dikembangkan
berdasarkan keempat standar kompetensi guru (penguasaan isi, pemahaman peserta
didik, pembelajaran yang mendidik, dan kepribadian) . 3) Melalui UKG diharapkan
diperoleh gambaran dan pemetaan terhadap kompetensi dan kinerja guru sebagai dasar
untuk melakukan pembinaan agar guru dan ketenagaan pendidikan lainnya dapat
memenuhi standar pelayanan minimal (SPM). 4)Sertifikat ini sebagai bukti pengakuan
atas kompetensi guru atau calon guru yang memenuhi standar untuk melakukan
pekerjaan profesional pada jenis dan jenjang pendidikan tertentu.5) Pendidikan dan
Latihan Profesi Guru (PLPG) menjadi salah satu alternatif untuk menyiapkan guru-guru
profesional yang dilakukan bagi guru-guru yang sudah menempuh dan lulus UKG.

3.2. SARAN

Sertifikasi guru dalam proses pelaksanaannya sudah sangat baik untuk meningkatkan
kualitas guru pendidik di Indonesia. Dalam pelaksanaannya juga sudah cukup baik. tapi,
ada beberapa hal yang harus digaris bawahi mengenai sertifikasi guru yang terdapat
pada daerah jauh diluar kota atau perbatasan. Banyak guru yang belum memiliki
sertifikasi, sehingga tujuan dari meningkatkan pendidikan bagi Indonesia belum bekerja
secara menyeluruh. Apalagi kita ketahui bahwa untuk mengikuti sertifikasi diperlukan
beberapa persyaratan yang dalam kenyataannya guru di daerah perbatasan masih kurang
dalam syarat namun dibutuhkan disana.

beberapa hal yang sebaiknya dilaksanakan oleh uji kompetensi guru:

1.Kepada guru, diharapkan sebagai memahami benar tentang UKG dan segala hal yang
berkaitan dengannya, terutama tentang sistem penilaiannya. Sehingga akan menjadi
acuan untuk meningkatkan kualitas dan profesinalismenya sebagai guru, serta
mendapatkan hak-hak apresiasi oleh pihak sekolah dan pemerintah.

14
2. Kepada penyelenggara pendidikan, seperti kepala sekolah atau yayasan pendidikan,
memahami acuan proses pelaksanaan dan penilaian UKG, sehingga dapat dengan benar
dan tepat dalam melakukan langkah praktis dan strategis untuk implementasinya.

3.Kepada penentu kebijakan, dapat dengan tepat, bijak dan simultan dalam
melaksanakan UKG serta melakukan evaluasi secara rutin dan berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

Bakar, Yunus Abu, dkk. 2009 . Profesi Keguruan. Jakarta : Gramedia


Maisah, Martinis Yamin. 2010. Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta : Gaung Persada.
Mulyasa. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : Remaja
Rosdakarya.

http://siskaajma.blogspot.com/2016/02/makalah-program-sertifikasi-guru.html

http://math070017.blogspot.com/2012/01/makalah-guru.html

http://arifin-kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/03/makalah-sertifikasiguru.html

Anonim. (2012). UKG Uji Kompetensi Guru Online 2015. Diambil dari
http://www.katailmu.com/2012/07/ukg-uji-kompetensi-guru-online.html, pada 20
Desember 2014.
Anonim. (2013). Hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) Hanya 4,25. Diambil dari
http://www.tribunnews.com/regional/2013/06/04/hasil-uji-kompetensi-guruukg-hanya-
425, pada 20 Desember 2014.

15
Mulyasa, E. (2013.a). Uji Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya.
--------------. (2013.b). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya.

16

Anda mungkin juga menyukai