Anda di halaman 1dari 17

Tugas Makalah Pengantar Pendidikan

SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN

Oleh:
KELOMPOK VII

DHITALIA RAMADHANI (A1J121092)


FEBRI (A1J121094)
WA ODE FITRI HANDAYANI (A1J121028)
WA ODE TRI DESTI FARIU (A1J121030)

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “SERTIFIKASI
GURU dan DOSEN”.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini, oleh
karena itu kami mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
memperbaiki makalah ini di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat terutama bagi penulis dan bagi
pembaca pada umumnya. Akhirnya kepada Allah jugalah semuanya kita kembalikan.

Kendari,13 Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................
C. Tujuan ....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sertifikasi..............................................................................
B. Manfaat Dan Tujuan Sertifikasi..............................................................
C. Peran sertifikasi guru...............................................................................
D. Sertifikasi guru dan permasalahanya......................................................
BAB 4 PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................
B. Saran........................................................................................................
Daftar pustaka.....................................................................................................
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fenomena rendahnya daya saing bangsa Indonesia di pasar global pada era
persaingan kualitas menunjukkan bahwa pendidikan belum mampu menghasilkan
sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Rendahnya daya
saing bangsa ditunjukkan oleh indeks pengembangan manusia Indonesia yang
beradapada peringkat 124 , jauh berada di bawah peringkat negara tetangga Malaysia
yang beradapada peringkat 61 dan Singapore berada padaperingkat 26 (Human
Development Report 2013).
Daya saing yang rendah dalam mendapatkan pekerjaan di pasar kerja nasional
dan global diindikasikan oleh tingkat pengangguran yang masih tingg.Daya saing
yang rendah suatu bangsa dapa tdisebabkan karena rendahnya mutu pendidikan dari
bangsa tersebut, sehingga keluaran (output) pendidikan kurang mampu memenangkan
persaingan di dunia kerja dan dunia usaha.Keluaran pendidikan yang kurang berdaya
saingdapat disebabkan karena kurang optimalnyakapasitas satuan-satuan pendidikan
dalam mentranformasikan peserta didik untuk memperoleh nilai tambah.
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin pesat dalam berbagai aspek kehidupan telah membawa dampak terhadap
pola pikir masyarakat akan pentingnya kualitas sumber daya manusia. Pendidikan
sebagai salah satu aspek yang memberikan kontribusi besar dalam menghasilkan
manusia yang berkualitas dan memiliki peranan penting dalam mengembangkan
sumber daya manusia yang diperlukan bagi pembangunan di semua kehidupan
bangsa. Mengingat demikian pentingnya pendidikan dalam menciptakan sumber daya
manusia yang berkualitas dan professional, salah satu sumber daya manusia ( SDM )
dalam pendidikan adalah guru. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang di
lakukan untuk meningkatkan kualitas.pendidikan tidak akan memberikan sumbangan
yang signifikan tanpa di dukung oleh guru yang professional. Karena profesionalisme
guru sebagiannya dikaitkan dengan persoalan mutu pendidikan yang bahwa guru
merupakan salah satu factor dominan yang mempengaruhi belajar siswa. Karena
alasan inilah maka pemerintah selalu berupaya keras untuk meningkatkan mutu guru
mulai dari peningkatan kualifikasi guru sampai kepada standardisasi profesionalisme
guru melalui program sertifikasi guru.
Seharusnya guru – guru yang telah melaksanakan sertifikasi diharapkan bisa
menjadi guru yang profesional, bisa mengajar dengan baik, bisa mengembangkan
ilmu pengetahuan yang dimilikinya, dapat menjunjung tinggi profesi guru sehingga
profesi guru akan lebih dihargai dan tidak di remehkan lagi. Dan dapat memperbaiki
kinerja mereka dalam pembelajaran di sekolah dimana guru tersebut mengajar. Yang
menjadi sorotan masyarakat sekarang adalah masih banyaknya guru – guru yang di
anggap tidak professional dan tidak memperbaiki kinerjanya dalam melaksanakan
tugasnya sebagai pendidik yang jelas – jelas telah melakukan sertifikasi. Karena
percuma sekali jika pemerintah telah banyak mengeluarkan dana untuk program
sertifikasi akan tetapi hasilnya nihil belaka.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makala ini adalah sebagai berikut.


1. Apa itu sertifikasi guru dan dosen?
2. Apa tujuan dan manfaat dari sertifikasi?
3. Bagaimana peran sertifikasi terhadap mutu pendidikan?
4. Apa yang menjadi kendala atau hambatan yang dihadapi dari program
sertifikasi?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut.


1. Dapat menetahui definisi dari sertifikasi guru dan dosen
2. Dapat mengetahui dampak sertifikasi guru terhadap peningkatan kualitas
pembelajaran di kelas
3. dapat mengetahui peran sertifikasi terhadap mutu pendidikan
4. Dapat mengetahui hal hal yang menjadi kendala atau hambatan yang dihadapi
dari program sertifikasi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sertifikasi

Peningkatan kualitas guru adalah isu penting dalam pembangunan pendidikan


di Indonesia. Ujungnya adalah uji sertifikasi guru. Sertifikasi guru adalah proses
pemberian sertifikat pendidik kepada guru. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru
yang telah memenuhi standar profesional guru. Guru profesional merupakan syarat
mutlak untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas. Sertifikat pendidik adalah
sebuah sertifikat yang ditandatangani oleh perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi
sebagai bukti formal pengakuan profesionalitas guru.
Sertifikat guru diberikan kepada guru yang memang dinilai layak sebagai
tenaga profesional. Di dalam UndangUndang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, istilah yang digunakan adalah sertifikat pendidik. Pengertian pendidik dalam
hal ini adalah guru dan dosen.Proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru disebut
sertifikasi guru, dan untuk dosen disebut sertifikasi dosen.
Sertifikat ini dapat diperoleh setelah lulus uji kompetensiyang
diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau lembaga
sertifikasi.Bagi seorang guru, pemenuhan persyaratan kualifikasi akademik minimal
S1/D4 dibuktikan dengan ijasah dan persyaratan relevansi mengacu pada jenjang
pendidikan dan mata pelajaran yang dibina. Pemenuhan persyaratan penguasaan
kompetensi sebagai agen pembelajaran yang meliputi kompotensi kepribadian,
kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial dibuktikan
dengan sertifikat pendidk. Sertifikt pendidik diberikan kepada guru yang lulus uji
kompetensi guru.
Sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan mutu guru dibarengi dengan
peningkatan kesejahteraan guru, sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu
pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan. Bentuk
peningkatan kesejahteraan guru berupa tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok
bagi guru yang memiliki sertifikat pendidik. Tunjangan tersebut berlaku, baik bagi
guru yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) maupun bagi guru yang berstatus
non-pegawai negeri sipil (swasta).
Untuk memperoleh sertifikasi pendidik tidak semudah membalikkan telapan
tangan, dan perlu kerja keras para guru. Sertifikasi pendidik akan dapat diperoleh
bilamana guru dengan sungguh-sungguh belajar dan tentunya sertifikasi pendidik,
akan didapat oleh guru-guru yang berkualitas dan selama ini sudah menunjukan
kinerja baik, dan memilih profesi guru merupakan pilihan nuraninya. Tak kalah
pentingnya, adalah guru-guru yang mau belajar dan belajar, selalu mengikuti berbagai
diklat-diklat, serta menyadari bahwa ilmu yang selama ini yang dimiliki terasa masih
kurang.
Sertifikasi pendidik harus dimiliki oleh setiap guru, dan untuk
memperolehnya tentunya memerlukan berbagai persiapan, baik mental maupun
ilmunya, dan bukan sesuatu yang ditakuti. Akan tetapi bila kita sudah mempersiapkan
diri belajar dan terus belajar, maka sertifikasi pendidik akan dapat kita peroleh, dan
bila sudah kita miliki, maka tentunya akan dapat secara perlahan tapi pasti merubah
kesejahteraan guru.

B. Manfaat dan Tujuan Sertifikasi

Maksud sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada


guru. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar
profesional guru. Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan
sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas. Sedangkan sertifikat pendidik adalah
sebuah sertifikat yang ditandatangani oleh perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi
sebagai bukti formal pengakuan profesionalitas guru yang diberikan kepada guru
sebagai tenaga profesional. Dalam Undang-undang Guru dan Dosen legalitas yang
diperoleh dari uji kompetensi disebut sertifikat pendidik. Pendidik yang dimaksud
disini adalah guru dan dosen. Proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru disebut
sertifikasi guru dan untuk dosen disebut sertifikasi dosen.

Pelaksanaan suatu kegiatan besar secara nasional seperti sertifikasi guru ini,
tentunya mempunyai tujuan dan manfaat bagi guru. Sertifikasi guru bertujuan untuk :
a. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen
pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
b. Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan.
c. Meningkatkan martabat guru.
d. Meningkatkan profesionalitas guru.

Dengan kata lain tujuan sertifikasi untuk meningkatkan mutu dan menentukan
kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Adapun manfaat yang nantinya akan dirasakan setelah sertifikasi guru
dilaksanakan dapat dirinci sebagai berikut :
a. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat
merusak citra profesi guru.
b. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas
dan tidak profesional.
c. Menjadi wahana penjaminan mutu bagi LPTK, dan kontrol mutu dan jumlah
guru bagi pengguna layanan pendidikan.
d. Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan (LPTK) dari keinginan internal
dan tekanan eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang
berlaku.
e. Meningkatkan kesejahteraan guru dengan adanya tunjangan profesi.
Peranan sertifikasi untuk guru/dosen adalah supaya lebih memahami hak dan
kewajibannya dalam serpti yang tercantum dalam UU No.14/2005 pasal 14 ayat 1
antara lain :
a. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan
kesejahteraan social;
b. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja;
c. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan
intelektual;
d. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi;
e. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk
menunjang kelancaran tugas keprofesionalan;
f. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan
kelulusan, penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan
kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan;
g. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas;
h. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi;
i. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam menentukan kebijakan pendidikan;
j. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi
akademik dan kompetensi
k. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.

C. Peran Sertifikasi Guru


Beberapa hasil penelitian menun jukkan bahwa guru berkualitas dengan salah
sa tu indikator bersertifikasi dan yang memiliki latar belakang pendidikan sesuai
dengan yang diajarkannya di kelas berhubungan dengan prestasi peserta didik (Heine,
2006, Rice, 2003). Tingginya prestasi peserta didik dimungkinkan karena proses
pembelajaran yang diselenggarakan guru cukup baik sehingga peserta didik dapat
mencapai hasil bela jar yang baik pula. Châu (1996) berpendapat bahwa tingkat
kompetensi guru merupakan salah satu faktor yang memengaruhi kualitas
pembelajaran. Penelitian yang dilakukan Châu di Madhya Pradesh, India,
menemukan bahwa kekurangan penguasaan materi mata pelajaran yang diajarkan
karena guru tidak memiliki pendidikan profesi, akan berdampak pada proses
pembelajaran dan pada prestasi peserta didik. Permasalahan yang sama juga terjadi di
negara-negara lain.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa guru
yang berkualitas, bagi guru di Indonesia adalah guru yang bersertifikasi, yang
dipandang akan mampu menyelenggarakan proses pembelajaran yang berkualitas
sehingga menghasilkan peserta didik yang berprestasi baik. Karena itu, kualitas guru
harus ditingkatkan secara terus-menerus, sejak masa pendidikan persiapan menjadi
guru, masa prajabatan, sampai selama menjabat menjadi guru. Konsep pendidikan,
belajar dan mutu proses pembelajaran.
Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Usaha sadar yang terencana tersebut terutama harus terfokus pada siswa atau
peserta didik yang sedang belajar. Semua guru harus fokus pada siswa: seberapa jauh
siswa sudah belajar, seberapa jauh apa yang sudah dipelajarinya itu mampu mereka
terapkan dalam bersikap dan bekerja, dan bagaimana prestasi mereka dalam kerangka
daya saing secara umum.
Era globalisasi yang dimulai pada abad XXI ini dapat dipandang sebagai era
persaingan kualitas. Kenyataan ini membawa berbagai konsekuensi baru pada
berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. Konsekuensi baru itu antara lain
adanya tuntutan terhadap lembaga pendidikan (termasuk pendidikan dasar dan
menengah serta pendidikan tinggi) untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas
dalam arti mampu bersaing, mampu memenuhi kebutuhan untuk menapaki level
pendidikan yang lebih tinggi, dan mampu memenuhi tuntutan pasar kerja
(Siswandari, 2007). Lulusan yang berkualitas sebagaimana dimaksud sudah dapat
dipastikan merupakan produk dari proses pembelajaran yang baik, yang oleh disebut
sebagai pembelajaran yang efektif, efisien dan menarik.
Selanjutnya dijelaskan bahwa untuk mewujudkan proses pembelajaran yang
baik sebagaimana dimaksud, maka seorang guru wajib merancang proses
pembelajarannya secara sistematik dan sistemik. Sistemik merujuk kepada suatu
upaya untuk melakukan tindakan secara terarah, langkah demi langkah dalam rangka
mencapai tu juan yang sudah digariskan, sedangkan sistematik merupakan cara
pandang yang menganggap sebuah sistem sebagai suatu ke satuan yang utuh dengan
komponenkomponennya. Itulah yang seharusnya dilakukan semua guru, terutama
guru yang sudah bersertifikasi, dalam rangka menghasilkan lulusan yang cerdas
komprehensif dan berdaya saing tinggi. Negara manapun yang ingin maju wajib
menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas di mana pendidikan berkualitas ini
merupakan kristalisasi dari prose s pembelajaran yang berkualitas seperti yang
dijelaskan di atas. Hanya melalui pembelajaran yang berkualitas ini saja pemerintah
Indonesia baru boleh berpengharapan menghasilkan generasi yang tangguh lahir batin
dan mampu bersaing dengan lulusan negara manapun.

D. Sertifikasi Guru dan Permasalahannya

Pemerintah berupaya mewujudkan kecerdasan bangsa sejak awal


kemerdekaan dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang
pendidikan, kesehatan, dan ekonomi dalam rangka memenuhi hak-hak sosial ekonomi
masyarakat.1 Respon pemerintah di bidang pendidikan ditunjukkan dengan
pemberian tunjangan profesi sekaligus peningkatan kompetensi guru melalui program
sertifikasi.
Terjadi permasalahan yang melibatkan guru bersertifikasi yang ditunjukkan
dengan fakta berbagai kasus di media masa yang menjelaskan bahwa guru
bersertifikasi bekerja hanya sekedar ingin melaksanakan kewajiban, tuntutan jam
mengajarnya saja, tanpa mengutamakan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan.
Padahal menurut Asril (2011) keberadaan guru yang berkualitas merupakan syarat
mutlak hadirnya sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas.
Suarman dan Syahza menyimpulkan bahwa guru yang bersertifikasi
kemampuan pedagogiknya maupun kemampuan profesionalnya sebagai guru tidak
berbeda secara statistik dengan guru yang belum tersertifikasi. Artinya cara guru
mengajar maupun persiapan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar (PBM)
belum berbeda nyata.
Berbeda dengan hasil penelitian Murwati yang menyimpulkan bahwa ada
pengaruh sertifikasi profesi terhadap motivasi kerja guru dan terhadap kinerja guru.4
Padahal menurut Mulyasa (2007) Sertifikasi guru merupakan proses uji kompetensi
bagi calon guru atau guru yang ingin memperoleh pengakuan dan atau meningkatkan
kompetensi sesuai profesi yang dipilihnya. Representasi pemenuhan standar
kompetensi yang telah ditetapkan dalam sertifikasi guru adalah sertifikat kompetensi
pendidik. Sertifikat ini sebagai bukti pengakuan atas kompetensi guru atau calon guru
yang memenuhi standar untuk melakukan pekerjaan profesi guru pada jenis dan
jenjang pendidikan tertentu. Dengan kata lain sertifikasi guru dapat memberikan
kebutuhan peningkatan kompetensi profesional. Oleh karena itu, proses sertifikasi
dipandang sebagai bagian esensial dalam upaya memperoleh sertifikat kompetensi
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Guru ideal adalah yang memiliki empat kompetensi guru yang telah
ditetapkan di UU terkait pendidikan, yang diupayakan pemerintah melalui berbagai
program, demi kemajuan pendidikan di Indonesia. Namun berdasarkan berbagai
penelitian yang ada, muncul fakta yang berlawanan terkait ada atau tidaknya
peningkatan kompetensi guru yang memiliki sertifikat pendidik.
Rendahnya profesionalitas guru akan mengakibatkan rendahnya mutu
pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu melalui PLPG9 diupayakan terjadinya
peningkatan kompetensinya. Namun guru-guru bersertifikasi ini memiliki kendala
dalam mengembangkan keprofesiannya karena rendahnya motivasi berprestasi,
keterbatasan waktu, pengetahuan yang kurang dan persepsi terhadap peraturan
pemerintah yang belum tegas.Permasalahan tersebut dapat menyebabkan proses
pembelajaran terhadap peserta didik tidak efektif.
Peningkatan kualitas, kompetensi, dan profesionalisme guru masih harus
ditingkatkan karena hingga saat ini tidak terdapat hubungan linier antara peningkatan
kualifikasi dan sertifikasi profesi pendidik terhadap hasil belajar siswa. Salah satu
faktor penting dalam penilaian kinerja guru adalah tingkat rata- rata ketidakhadiran
guru yang pada tahun 2013 mencapai 10% (Studi ACDP (Analytical Capacity
Development Program)), disamping itu sekolah di mana angka ketidakhadiran guru
tinggi, tingkat ketidakhadiran murid juga tergolong tinggi.
Saat ini kondisi bangsa mengalami berbagai permasalahan seperti korupsi,
pergaulan bebas dan berbagai kerusakan moral lainnya. Ditambah lagi banyak
kelompok masyarakat yang benar-benar berada di bawah garis kelayakan
menyelenggarakan pendidikan dan persekolahan. Terhadap hal ini memang harus
ditangani langsung oleh pemerintah.12 Selain itu menurut Soedijarto (2000)
pendidikan Nasional yang selama ini dilaksanakan masih kurang bermakna
dipandang dari sudut tumbuh dan berkembangnya kemampuan, watak, sikap, dan
perilaku manusia Indonesia seperti yang dicita-citakan.
Guru hendaknya menjadi suri teladan bagi peserta didik agar menjadi generasi
masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu peran guru dan tenaga pendidikan akan
lebih ditujukan kepada meningkatnya kualitas sikap mereka dalam hal kepribadian,
kesolehan dan moral sosial. Hal itu dilakukan dengan tetap melakukan upaya
peningkatan mutu, kompetensi, dan profesionalisme guru.Untuk mendorong
tercapainya seluruh Sasaran Strategis pemerintah maka salah satu arah kebijakan dan
strategi yang diperlukan adalah meningkatkan peran guru.
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru.


Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar professional.
Sertifikasi guru bertujuan untuk menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan
tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan
nasional,meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan,meningkatkan martabat
guru dan meningkatkan profesionalitas guru.Guru yang bersertifikasi,dipandang akan
mampu menyelenggarakan proses pembelajaran yang berkualitas sehingga
menghasilkan peserta didik yang berprestasi baik.

2. Saran
Semoga dengan makalah ini kita semua lebih mengetahui dan memahami
tentang “Sertifikasi Guru”. Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa
masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kami juga
membutuhkan saran yang membangun, dengan itulah saya bisa belajar membuat
makalah dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Latiana, L. 2015. Peran Sertifikasi Guru Dalam Meningkatkan Profesionalisme


Pendidik. https://drive.google.com/file/d/19hl__KZn-
AUhoRLQUvnwBGUorDha1dAK/view?usp=drivesdk.
Salma. 2016. Profesionalisme Guru Pascasertifikasi. Jurnal Equilibrium Pendidikan
Sosiologi. Vol. IV No. 2.
https://drive.google.com/file/d/19vm_qmsiKwRJ0D70MwFtC_uNxsonx_TC/
view?usp=drivesdk.
Siahaan, S dan Rr. Martiningsih. 2008. Seputar Sertifikasi Guru. Jurnal Teknodik.
Vol. XII No. 1.
https://drive.google.com/file/d/19o37guDwKt_eHiYjwUEwIzfdsC9e2G4L/view?
usp=drivesdk.
Siswandari dan Susilaningsih. 2013. Dampak Sertifikasi Guru Terhadap Peningkatan
Kualitas Pembelajaran Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan,
Vol. 19, No. 4. https://drive.google.com/file/d/18fA7e7A-
EngwZ6lEOUKLPuwVNGmLbiR4/view?usp=drivesdk.
Sumaryanto, TF. 2014. Kajian Pelaksanaan Sertifikasi Guru Dalam Jabatan.
https://drive.google.com/file/d/19Ucee3lVS1LFNfmlL3C0wyslqOBALGWL/
view?usp=drivesdk.
Tusriyanto. 2014. Sertifikasi Guru Sebagai Upaya Menciptakan Mutu Pendidikan.
Jurnal Tarbawiyah. Vol. 11 (1).
https://drive.google.com/file/d/19o37guDwKt_eHiYjwUEwIzfdsC9e2G4L/
view?usp=drivesdk.

Anda mungkin juga menyukai